• Tidak ada hasil yang ditemukan

T BP 1303286 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T BP 1303286 Chapter5"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

76

Irlan Wardiansah, 2015

PERBEDAAN DIMENSI NON-KOGNITIF KEMATANGAN KARIR PESERTA DIDIK PADA SEKOLAH YANG MENERAPKAN DAN TIDAK MENERAPKAN PROGRAM PEMINATAN KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa hipotesis pada penelitian ini diterima yaitu terdapatnya perbedaan dimensi non-kognitif kematangan karir peserta didik di SMA Negeri Kota Tasikmalaya tahun pelajaran 2014/2015 ditinjau dari sekolah yang menerapkan program peminatan (Kurikulum 2013) dan sekolah yang tidak menerapkan program peminatan (KTSP). Artinya sekolah yang menerapkan program peminatan (Kurikulum 2013) memiliki pengaruh lebih tinggi terhadap dimensi non-kognitif dibandingkan dengan sekolah yang tidak menerapkan program peminatan (KTSP). Beberapa simpulan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Gambaran umum dimensi non-kognitif kematangan karir peserta didik di sekolah yang menerapkan program peminatan (Kurikulum 2013) mayoritas berada pada kategori tinggi. Artinya peserta didik terlibat dalam aktivitas-aktivitas rencana karir, memiliki keinginan untuk memanfaatkan sumber-sumber informasi karir dan mendapatkan informasi karir dari sumber-sumber-sumber-sumber tersebut, serta realistis (masuk akal/logis) dalam membuat keputusan karir sebab didasari oleh penerimaan dan pemahaman yang baik tentang diri dan pilihan karir, termasuk menerima dan menjalankan dengan optimal keputusan yang dibuatnya.

(2)

77

Irlan Wardiansah, 2015

PERBEDAAN DIMENSI NON-KOGNITIF KEMATANGAN KARIR PESERTA DIDIK PADA SEKOLAH YANG MENERAPKAN DAN TIDAK MENERAPKAN PROGRAM PEMINATAN KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keadaan diri serta pilihan karir, termasuk kurang menerima dan kurang optimal menjalankan keputusan yang dibuatnya.

3. Perbedaan gambaran umum dimensi non-kognitif kematangan karir peserta didik di sekolah yang menerapkan program peminatan (Kurikulum 2013) lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah yang tidak menerapkan program peminatan (KTSP) di SMA Negeri Kota Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2014/2015.

Dengan demikian, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa dimensi non-kognitif kematangan karir peserta didik tidak hanya bergantung pada jenis sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013 ataupun sekolah yang masih menerapkan KTSP tetapi memang harus ditunjang oleh perencanaan karir yang direncanakan lebih awal serta di dukung oleh eksplorasi karir dan realisme keputusan karir yang difahami dengan baik oleh peserta didik.

B. Implikasi

Penelitian yang dilakukan memberikan impikasi bahwa peserta didik pada tahap remaja hendaknya mampu mencapai kematangan karir agar peserta didik mampu merencanakan studi lanjutan dan karir yang sesuai bagi dirinya di masa depan. Terlebih pada Kurikukum 2013, program peminatan merupakan suatu aspek penting dalam pelaksanaan pendidikan. Pelayanan arah peminatan peserta didik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan terintegrasi dalam program pelayanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan, khususnya dalam jenjang pendidikan dasar dan menengah.

(3)

78

Irlan Wardiansah, 2015

PERBEDAAN DIMENSI NON-KOGNITIF KEMATANGAN KARIR PESERTA DIDIK PADA SEKOLAH YANG MENERAPKAN DAN TIDAK MENERAPKAN PROGRAM PEMINATAN KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Rekomendasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan sebagai upaya tindak lanjut dan upaya membantu lembaga dan pihak-pihak yang berkepentingan, maka rekomendasi diberikan sebagai berikut.

1. Peserta didik

Bagi peserta didik hendaknya merencanakan karir sesuai dengan minat dan potensinya dan harus sudah mulai mencari informasi mengenai karir yang akan ditekuninya dimasa depan sehingga dapat mempersiapkan langkah-langkah yang akan ditempuh untuk menjalani pilihan karirnya.

2. Guru Bimbingan dan Konseling

Memfasilitasi peserta didik terkait dengan aspek perencanaan karir, eksplorasi karir, realisme keputusan karir lebih awal dengan harapan peserta didik bisa mencapai pada dimensi non-kognitif kematangan karir yang baik, sehingga tumbuh sikap percaya diri, bertanggung jawab, mengarahkan dan mengembangkan diri, tekun, kreatif, inisiatif, serta ingin melakukan sendiri. Cara sederhana yang bisa dilakukan yaitu dengan memberikan informasi tentang: a. Program peminatan peserta didik dilakukan saat pertama kali masuk sekolah

(bersamaan dengan penerimaan peserta didik baru (PPDB) atau pada awal masuk sekolah setelah dinyatakan diterima (awal masa orientasi studi (MOS)). b. Cara-cara belajar, kegiatan pengembangan minat dan bakat, dan sarana dan

prasaran belajar yang ada di sekolah/madrasah.

c. Karir atau jenis pekerjaan yang perlu dipahami dan/atau yang dapat dijangkau setelah tamat mengikuti pendidikan yang sedang ditempuh.

d. Studi lanjutan setelah tamat pendidikan yang sedang ditempuh. 3. Sekolah

(4)

79

Irlan Wardiansah, 2015

PERBEDAAN DIMENSI NON-KOGNITIF KEMATANGAN KARIR PESERTA DIDIK PADA SEKOLAH YANG MENERAPKAN DAN TIDAK MENERAPKAN PROGRAM PEMINATAN KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Peneliti selanjutnya

Proses dan hasil penelitian ini tidak dapat dipisahkan keterbatasan penulis dalam menyusun dan mengelola kegiatan penelitian ini, oleh sebab itu kepada peneliti selanjutnya di rekomendasikan untuk:

a. Melakukan penelitian kematangan karir peserta didik yang tidak hanya dilihat dari dimensi non-kognitif saja, dapat ditambahkan dimensi kognitif ataupun dimensi keterampilan dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang lebih beragam.

b. Mempertimbangkan faktor-faktor lain yang juga dapat berpengaruh dalam tercapainya kematangan karir, misalnya faktor internal seperti intelegensi, minat, bakat, kepribadian, hasil belajar, dan kelemahan-kelemahan baik fisik maupun psikologis ataupun faktor eksternal lain selain karakteristik sekolah seperti keluarga, gender, tingkat sosial ekonomi dan kultur/budaya.

Referensi

Dokumen terkait

Proses pengadaan dilakukan pada lembaga rantai pasokan, pengadaan sayuran komersial banyak dilakukan oleh para pedagang seperti tengkulak yang harus selalu

Menyusun kubus menyerupai stupa, digunakan untuk , mengenalkan warna mengenalkan jumlah motorik halus konsentrasi Harga Rp.45.000,- Menara Balok Digunakan untuk :

P1= Tampilan aplikasi menarik, P2= Media pembelajaran ini interaktif, P3= Media pembelajaran olahraga bulutangkis ini mudah digunakan, P4= Materi sesuai dengan

Berdasarkan hasil temuan penelitian yang telah dikemukakan pada Bab IV dapat diketahui bahwa dalam mengemban tugas menjadi kepala sekolah pada lembaga pendidikan,

Assalamu’alaikum Wr. Al-hamdulillahirobbil ‘alamin , puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sholawat serta salam selalu

The fact that water is incompressible has literally shape the development of fish of flat or angular shape can be moved in the water with difficulty. And for this reason fish have a

Komponen biaya variabel diantaranya meliputi biaya bibit/benih, biaya pupuk, biaya pestisida dan biaya tenaga kerja. Perhitungan rata-rata biaya variabel dalam usahatani

Pengujian terakhir adalah pengujian robot Hanoman Duta yang mana pada pengujian ini gerakan robot berjalan digabungkan dengan gerakan tarian Hanoman Duta dan