BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Materialalumunium
Alumunium banyak digunakan dalam industri cor seperti pembuatan komponen
otomotif dan komponen yang lainnya, karena alumunium mempunyai banyak sifat yang
menguntungkan, diantaranya alumunium mempunyai ketahanan korosi dan hantaran
listrik yang baik dan sifat-sifat yang baik lainnya sebagai sifat logam. Paduan alumunium
diklasifikasikan dalam berbagai standar oleh berbagai negara. Paduan ini diklasifikasikan
menjadi dua kelompok umum yaitu paduan alumunium tuang/ cor (cast alumunium
alloys) dan paduan tempa (wrought alumunium alloys). Alumunium murni memiliki
temperature lebur 660°C. Tabel 2.1. memperlihatkan properti dari alumunium (ASM
International, 1979).
Tabel 2.1. Sifat fisik dan mekanik dari Alumunium
Sifat Besaran British Satuan Indonesia
Densitas 436,99 lb/ft3. 2,7 g/cm3.
Titik cair 1220oF 660oC
Kekuatan tarik 100000–80000 psi 689,5–5515,8 MPa Titik luluh 5000–68000 psi 34,5–468,8 MPa Modulus elastis 10.6 x 106psi 73,08 x 103MPa
Prosentase muai 14–15 % 14–15 %
Rasio Poisson ( υ ) 0.33 0,33
Tahanan jenis 3 x 10-6 Ω / cm3. 28,2 n Ω .m. Konduktivitas panas 130 Btu / hr/ ft/oF. 237 W/m.K Kapasitas panas (C’) 0.23 Btu/ lb/ oF. 24,2 J/mol.K Kekuatan tarik/densitas 10000–80000 in. 393,7–3149,6 mm
Sumber: ASM International, 1979
2.2. Tanur Krusibel
Tanur yang menggunakan bahan bakar solar sering disebut sebagai tanur krusibel.
Prinsif kerja dari tanur krusibel ini adalah solar yang disemburkan oleh udara dariblower
ruangan dalam tanur yang
dilebur. Dari panas ruang
yang ada dalam pot setel
mencair. Posisi api yang
samping tanur bagian baw
bertabrakan dengan pot ya
G
Dalam gambar 2.1.
a. Krusibel angkat (lift-out
b. Pot tetap (stationary pot
c. Dapur tukik (tilting-pot
Tujuan dari posisi
bawah supaya api yang di
bagian atas tanur, sehingg
tanur. Apabila api yang di
semburan api akan terpe
merata, dan pot yang te
sehingga umur pot jadi lebi
ang didalamnya ada pot sebagai penampung m
ng tungku tersebut akan merambat memanaska
telah mencapai suhu lebur perlahan-lahan mat
ng disemburkan ke dalam tanur tersebut dilet
bawah, hal ini dilakukan agar api yang disembur
yang posisinya ada di tengah tanur.
Sumber: www.goo
Gambar 2.1. Jenis-Jenis Dapur Krusibel
2.1. ditunjukkan 3 jenis dapur krusibel yang bia
-out crucible),
pot),
pot furnance).
posisi peyemburan api yang ditempatkan di posi
g disemburkan bisa berputar dalam tanur denga
ngga panas semburan api tersebut bisa merata di
g disemburkan tersebut menabrak pot yang a
rpecah dan panas yang dihasilkan dalam rua
tertabrak angin secara terus menerus akan t
lebih singkat.
material yang akan
skan pot danmaterial
material dalam akan
diletakan pada bagian
burkan tersebut tidak
google.com/krusibel
biasa digunakan:
posisi samping dan
ngan arah menuju ke
di sekeliling dinding
ada di dalam maka
ruangan tanur tidak
Dalam gambar 2.2
seperti perunggu, kuninga
terbatas hanya bebera
minyak tersebut, ada ya
dengan menggunakan
peralatan yang lebih
menggunakanburner.
Gambar 2.3. D
Dalam gambar 2.3
yang menggunakan bahan
Sumber: www.google.com/krusibel
Gambar 2.2. Contoh Dapur Krusibel
2.2 dapur krusibel digunakan untuk pelebura
kuningan, paduan seng dan alumunium. Kapasita
berapa ratus pound saja. Proses peleburan den
yang menggunakan bahan bakar minyak tanah.
an bahan bakar minyak tanah lebih mudah da
bih sederhana. Proses peleburan yang di
r.
Sumber: www.google.c
r 2.3. Desain Pandangan Samping Dapur Krusibe
2.3 proses peleburan dengan bahan bakar min
han bakar minyak tanah. Proses peleburan den l
buran logam non-besi
sitas dapur umumnya
dengan bahan bakar
ah. Proses peleburan
h dan menggunakan
dilakukan dengan
le.com/krusibel
usibel
minyak tersebut, ada
peleburan menggunakan burne
tanur krusibel dengan m
proses peyemburan api de
adalah perlakukan minyak
mulut burner (nozel) t
dilewatkan pada pipa y
sebelumnya telah menyal
majun.
2.3. Proses Peleburan Dengan
Tanur krusibel da
tembaga, kuningan, alumuni
pengapian yang bisa diha
netral, pengapian reduksi.
.
Gamba
n burner dengan bahan bakar minyak tanah ha
menggunakan bahan bakar solar. Persamaann
pi dengan menggunakan udara bertekanan. Per
yak tanah yang akan dibakar. Minyak tanah yan
tersebut, sebelumnya di panaskan terlebih
yang dibuat berbentuk spiral dan menge
ala atau dengan bantuan pemanasan awal diba
ganBurner
dapat digunakan untuk peleburan logam buka
umunium, dll. Dalam proses peleburan tanur ini
dihasilkan dalam gambar 2.4 yaitu pengapian oksi
duksi.
Sumber: www.google.com/pe
mbar 2.4. Ke Kanan Reduksi Ke Kiri Oksidasi
h hampir sama dengan
annya adalah dalam
Perbedaan prosesnya
yang akan keluar dari
bih dahulu dengan
ngelilingi api yang
dibakar menggunakan
bukan besi mulai dari
ini terdapat tiga jenis
oksidasi, pengapian
m/pembakaran
2.3.1. Pengapian Oksidasi
Pengapian ini terjadi apabila perbandingan antara bahan bakar dan udara
yang dihembuskan tidak sesuai, dimana prosentasi udara yang dihembuskan lebih
besar dibandingkan dengan bahan bakar yang diberikan. Kondisi ini dapat dilihat
dari warna asap api semburan yang keluar dari mulut tanur bagian atas dengan
warna putih. Kondisi tersebut dapat ditanggulangi dengan cara menabahkan
kekurangan bahan bakar atau mengurangi tekanan udara yang disemburkan.
Dalam proses peleburannya pengapian ini merupakan alternatif pilihan, karena
pengapian ini lebih baik daripada pengapian reduksi.
2.3.2. Pengapian Netral
Proses pengapian netral merupakan peroses pengapian yang paling
efisien, dimana perbandingan bahan bakar yang diberikan dan udara yang
disemburkan seimbang. Pengapian netral menghasilkan panas yang tinggi karena
bahan bakar yang diberikan dapat di dibakar dengan batuan O2 dari udara
seimbang. Dengan perbandingan yang seimbang antara bahan bakar dan udara
tersebut maka dalam proses peleburannya tidak terlalu banyak menghasilkan
asap, sehingga polusi yang dihasilkan sedikit. Proses peleburan untuk
menghasilkan pengapian netral sangat sulit untuk dicapai, hal tersebut disebabkan
peralatan yang digunakan untuk pengaturan besar tekanan udara yang diberikan
tidak presisi sehingga sangat sulit untuk mengatur besar tekanan yang
dibutuhkan. Sebagai pilihan pengapian yang bisa dilakukan dengan memilih
pengapian netral yang cenderung oksidasi, dimana pemberian udara pada proses
2.3.3. Pengapian Reduk
Pengapian
apabila terjadi pen
lama karena panas
dalam proses pelebur
lebih besar dibandi
asap api yang dise
pengapian yang pa
yang rendah dan ba
2.4. Bagian Perancangan
pian reduksi merupakan pengapian yang pali
pengapian seperti ini, proses peleburan bisa be
as api yang dihasilkan rendah. Pengapian reduksi
leburan tersebut perbandingan prosentase pembe
ndingkan prosentase udara. Pengapian reduksi
disemburkan yang berwarna hitam. Pengapian r
paling buruk, dimana dari pengapian ini m
n bahan bakar yang diperlukan jadi lebih banyak.
angan terdiri dari komponen komponen t
bekas akan digunakan sebagai badan tungku y
campuran batu tahan api dan semen tahan api,
ang sesuai dengan rancang bangun tungku p
am memilihnya.
Sumber: www.
Gambar 2.5. Drum Bekas
paling buruk, karena
a berlangsung sangat
eduksi terjadi apabila
mberian bahan bakar
duksi dapat dilihat dari
n reduksi merupakan
menghasilkan panas
ak.
n tungku peleburan
gku yang nantinya akan
pi, dalam gambar 2.5.
peleburan menjadi
2.4.2. Krusibel
Krusibel a
digunakan untuk pe
Gam
Dalam ga
pot atau mangkuk
dapat berfungsi se
proses penggunaan
supaya tidak terjadi
demikian komposi
betul diperhatikan.
sedangkan BTMT
yang sedikit (Alum
grafit serpih dan
alumunium cair, jum
harus pula terdapa
silikon harus lebih ke
bel adalah tempat yang berbentuk menyerupai pot
peleburan bahan bukan logam.
Sumber: www.google.com/krusibel
ambar 2.6. Kondisi Krusibel Saat Proses Pelebur
gambar 2.6. krusibel adalah tempat yang berbe
kuk digunakan untuk peleburan bahan bukan log
selain pot pelebur juga sebagai pot penghant
unaan pot ini sebelumnya pot tersebut harus dila
rjadi kontaminasi antara cairan yang dilebur da
posisi, pelapisan, cara penanganan dan bentukn
kan. Bahannya pun hanya terbatas pada BTK
MT dalam hal ini tidak dapat digunakan, karena
lumunium cair sangat korosif terhadap besi). K
dan nodular dalam besi akan menghambat
, jumlah karbon tersebut harus sekitar 3,2%
-dapat kandungan Alumunium sekitar 1,2% - 3%
bih kecil dari 2% dan Phospor dibawah 0,1%.
pot atau mangkuk
el
eburan
berbentuk menyerupai
ogam. Pot besi tuang
hantar panas. Dalam
dilapisi dengan grafit
dangan pot. Namun
uknya harus betul –
TK dan BTBB saja,
na jumlah karbonnya
Karbon yang berupa
bat korosifitas dari
- 3,6%. Dalam besi
- 3%, sementara itu
2.4.3. Rangka
Rangka m
seluruh komponen
rangka mesin yai
penahan seluruh be
tungku beroperasi.
daninstrumentlainn
2.4.4. GasBurner
Gas burne
memanaskan produk
atau propana. Dala
udara untuk menc
pembakaran yan
mencampurkannya
Sumber: www.google.com/k
Gambar 2.7. Krusibel
mesin merupakan tempat bertumpunya se
ponen pada tungku peleburan logam tersebut, seda
yaitu tempat menyatunya seluruh komponen
uh beban dari komponen – komponen yang te
si. Rangka berfungsi untuk menopang tungku
lainnya.
burner adalah sebuah alat untuk menghasi
oduk menggunakan bahan bakar gas seperti
alam gambar 2.8. beberapaburner mempunyai
encampur bahan bakar gas dengan udara unt
yang sempurna. Asetilen biasanya dig
ya dengan oksigen.
om/krusibel
seluruh beban dari
sedangkan cara kerja
ponen dan merupakan
telah terpasang saat
ku peleburan, burner
hasilkan api untuk
ti asetilen, gas alam
yai tempat masuknya
untuk mendapatkan
2.4.5. Liquified Petroleu
LPG mer
Petroleum Gasses
distilasi bertekana
umpan dapat berasa
dari pengolahan m
Hidrokarbon ringa
Sumber: horngmin.c
Gambar 2.8. Horng MinBurner
Tabel 2.2. Spesifikasi Horng MinBurner
Type YC-2
Daya Input ¼ HP
Volt 220 Volt
Ampre 2 Ampere
Cycle 50
Rpm 3000 Rpm
Sumber: horngmin.com
roleum Gasses
erupakan bahan bakar berupa gas yang di
asses) merupakan produk minyak bumi yang dipe
nan tinggi. Dalam gambar 2.9. fraksi yang di
rasal dari beberapa sumber yaitu dari Gas alam
n minyak bumi (Light End). Komponen utama
gan berupa Propana (C3H8) dan Butana (C4H10) min.com
r
m
dicairkan (Liquified
diperoleh dari proses
g digunakan sebagai
am maupun Gas hasil
ma LPG terdiri dari
2.4.6. Semen Tahan Ap
Semen ta
menutup pori-pori
Fire Mortar ini be
tahan api berfung
melalui celah terse
Dalam ga
peleburan, plastera
Sumber: www.google.com/tabungLPG
Gambar 2.9.Liquified Petroleum Gas
pi
n tahan api berfungsi sebagai perekat batu ta
pori diantara batu tahan api. Material yang dise
berbentuk powder halus digunakan pada saat
ungsi sebagai penutup celah antar bata agar pa
rsebut.
Sumber: www.google.com/seme
Gambar 2.10. Semen Tahan Api
gambar 2.10 Fire Mortar atau semen tahan
steran ataupun menambal. Sifatnya basah, tida
u tahan api sekaligus
disebut juga dengan
saat pemasangan batu
r panas tidak keluar
m/semenapi
han api bukan untuk
sebelum terbakar.
batu tahan api yaitu di
2.4.7. Batu Bata Tahan A
Batu bata
api dengan unsura
(pembakaran), dan
menahan suhu tin
rendah untuk men
Boiler, Furnace, Inc
r. Tipe-tipe fire mortar atau semen tahan api ini
aitu dilihat dari tabel 2.3. sebagai berikut:
Tabel 2.3. Tipe-tipeFire Mortar
Sumber: www
an Api
Sumber: www.google.com/batubatamera
Gambar 2.11. Batu Bata Tahan Api
ta tahan api, atau bata tahan api adalahmaterial
unsuralumina dansilica yang digunakan untuk me
an ruang api lainya. Batu bata tahan api dibang
tinggi, tetapi juga harus memiliki kondukti
enghemat energi. Dalam gambar 2.11. banya
, Incinerator, Kiln, Rotary Dryer,dll.
ini sama dengan tipe
ww.google.com/semenapi
merah
erialdari bahan tahan
melapisi tungku, kiln
bangun terutama untuk
konduktivitas termal yang
2.4.8. RegulatorBertekan
Regulator
dari tabung, teka
sehingga regulator
keluar tergantung
pada regulator,
bertekanan diantar
2.4.9. Pressure Gauge
Pressure gauge
(gas atau liquid) da
psi (pound per square
mercury), inHg (inc
gauge yang diguna
ekanan
ator bertekanan, berfungsi sebagai penahan gas
kanan output gas lebih tinggi dari tekanan
ator ini dinamakan regulator bertekanan. Ban
g dari pengaturan tekanan dan besar lubang
, dilihat dari gambar 2.12 yang termasuk
ntaranya adalahregulator LPGuntuk kompor.
Sumber: www.google.com/r
Gambar 2.12.RegulatorBertekanan
ge
gaugeadalah alat yang digunakan untuk mengukur
) dalam tabung tertutup. Satuan dari alat ukur
square inch), psf (pound per square foot), mm
(inch of mercury), bar, atm (atmosphere), N/m2
unakan seperti dalam gambar 2.13.
as bertekanan keluar
an udara (atmosfir)
anyaknya gas yang
g output (debit gas)
suk jenis regulator
.
m/regulatorgas
ngukur tekanan fluida
ukur tekanan ini berupa
mmHg (millimeter of
2.4.10.Thermocouple
Termokope
untuk mendeteksi
berbeda yang diga
electric”.Efek The
fisikawan Estonia
sebuah logam kondukt
menghasilkan teg
persimpangan (junc
Sumber : www.google.com/pressuregau
Gambar 2.13.Pressure Gauge
okopel (Thermocouple) adalah jenis sensor suhu
ksi atau mengukur suhu melalui dua jenis
digabung pada ujungnya sehingga menimbulka
Thermo-electricpada Termokopel ini ditemuka
nia bernamaThoma Johann Seebeckpada Tahun
konduktor yang diberi perbedaan panas sec
tegangan listrik. Perbedaan tegangan listr
unction) ini dinamakan dengan Efek“Seeback”
gauge
suhu yang digunakan
nis logam konduktor
bulkan efek
“Thermo-mukan oleh seorang
Tahun 1821, dimana
secara gradient akan
istrik diantara dua
Dalam ga
yang paling popul
peralatan listrik da
Beberapa kelebiha
responnya yang
operasionalnya yan
respon yang cepat
goncangan/ getaran d
2.4.11.Filter Gas
Fungsi utam
tercampur di dalam
dibersihkan akan me
pengabutan di ruan
gambar 2.15.
gambar 2.14. termokopel merupakan salah satu
populer dan sering digunakan dalam berbagai r
k dan elektronika yang berkaitan dengan suhu
bihan termokopel yang membuatnya menjadi
g cepat terhadap perubahaan suhu dan jug
yang luas yaitu berkisar diantara -200˚C hingg
pat dan rentang suhu yang luas, Termokopel juga
ran dan mudah digunakan.
ama filter bahan bakar adalah menyaring se
m bahan bakar, dalam hal ini adalah gas. Kot
n menyumbat lubanginjection nozzledan sirkula
ang bakar akan terganggu. Filter yang digun
Sumber: www.google.com/thermocou
Gambar 2.15.FilterGas
satu jenis sensor suhu
i rangkaian ataupun
suhu (temperature).
njadi populer adalah
juga rentang suhu
ngga 2000˚C. Selain
l juga tahan terhadap
semua kotoran yang
otoran ini jika tidak
kulasiburnersehingga
unakan seperti pada
2.5. Pengelasan SMAW
SMAW (Shield Metal Arc Welding) adalah proses las busur manual dimana panas
pengelasan dihasilkan oleh busur listrik antara elektroda terumpan berpelindung fluks
dengan benda kerja. Gambar 2.16. memperlihatkan bentuk rangkaian pengelasan
SMAW.
Sumber: www.google.com/laslistrik
Gambar 2.16. Rangkaian Proses Pengelasan SMAW
Bagian ujung elektroda, busur, cairan logam las dan daerah-daerah yang
berdekatan dengan benda kerja, dilindungi dari pengaruh atmosfir oleh gas pelindung
yang terbentuk dari hasil pembakaran lapisan pembungkus elektroda. Perlindungan
tambahan untuk cairan logam las diberikan oleh cairan fluks atau slag yang terbentuk.
Filler metalatau logam tambahan disuplai oleh inti kawat elektroda terumpan, atau pada
elektroda-elektroda tertentu juga berasal dari serbuk besi yang dicampur dengan lapisan
Gamba
termasuk baja kar
nikel, cast iron, dan be
2.5.2. Kelemahan Penge
Meskipun
proses ini mempun
rendah dibandingka
elektroda tetap d
Sumber: www.google
mbar 2.17. Prinsip Dasar Pengelasan SMAW
engelasan SMAW
adalah proses las busur paling sederhana dan
na dan mudah dalam mengangkut peralatan dan
s SMAW ini mempunyai aplikasi luas mulai d
s, dan bahkan untuk pengelasan di bawah laut
n lepas pantai. SMAW bisa dilakukan pada be
sa dijangkau dengan sebatang elektroda. Sambun
mana pandangan mata terbatas masih bisa di
n elektroda.
SMAW digunakan untuk mengelas berbag
karbon dan baja paduan rendah, stainless ste
on, dan beberapa paduan tembaga.
ngelasan SMAW
pun SMAW adalah proses pengelasan dengan
punyai beberapa karakteristik dimana laju pe
ngkan proses pengelasan semi-otomatis atau
p dan pengelasan mesti dihentikan setelah se
ogle.com/laslistrik
dan paling serba guna.
dan perlengkapannya,
i dari refinery piping
ut guna memperbaiki
berbagai posisi atau
mbungan-sambungan
di las dengan cara
bagai macam logam
steel, paduan-paduan
an daya guna tinggi,
u pengisiannya lebih
u otomatis. Panjang
terbakar habis. Punt
untuk mengganti–
dihilangkan dari la
langkah ini mengu
Asap dan
ventilasi memadai
pada kawah las a
endapan logam.
menghasilkan pen
plat hanya dari ara
2.6. Menggerinda
Mesin Gerinda dide
15.000 rpm. Dengan ke
alumunium oksida denga
permukaan logam sehingg
tersebut juga, mesin gerinda
menggunakan batu gerinda
gambar 2.18 dibawah ini.
untung elektroda yang tersisa terbuang, dan w
nti–ganti elektroda. Slag atau terak yang
i lapisan las sebelum lapisan berikutnya dideposi
ngurangi efisiensi pengelasan hingga sekitar 50 %
dan gas yang terbentuk merupakan masalah, se
dai pada pengelasan di dalam ruang tertutup.
s agak terhalang oleh slag pelindung dan asa
. Dibutuhkan juru las yang sangat teram
pengelasan berkualitas radiography apabila m
rah satu sisi.
didesain untuk dapat menghasilkan kecepatan
kecepatan tersebut batu gerinda yang merupa
ngan kekasaran serta kekerasan yang sesuai,
ngga menghasilkan bentuk yang diinginkan.
rinda juga dapat digunakan untuk memotong be
inda yang dikhususkan untuk memotong sepert
ni.
waktu juga terbuang
ng terbentuk harus
depositkan.
50 %.
h, sehingga diperlukan
up. Pandangan mata
asap yang menutupi
rampil untuk dapat
mengelas pipa atau
tan sekitar 11.000 –
erupakan komposisi
suai, dapat menggerus
n. Dengan kecepatan
benda logam dengan
Pada umumnya mesin gerinda tangan digunakan untuk menggerinda atau
memotong logam, tetapi dengan menggunakan batu atau mata yang sesuai kita juga
dapat menggunakan mesin gerinda pada benda kerja lain seperti kayu, beton, keramik,
genteng, bata, batu alam, kaca, dan lain-lain. Tetapi sebelum menggunakan mesin
gerinda tangan untuk benda kerja yang bukan logam, perlu juga dipastikan agar kita
menggunakannya secara benar karena penggunaan mesin gerinda tangan untuk benda
kerja bukan logam umumnya memiliki resiko yang lebih besar.
2.7. Reaksi Pembakaran
Hampir semua proses pembakaran bergantung kepada udara sebagai sumber
utama pembakarannya. Komposisi udara diperkirakan 21% oksigen, per volume per mol
dan sisanya 79% lagi terutama dari nitrogen dengan sejumlah kecil argon, karbon
dioksida dan gas lain-lain. Sejauh menyangkut perhitungan pembakaran, akan dianggap
bahwa udara terdiri dari 21% oksigen dan 79% nitrogen dengan basis volumetrik ataupun
molar. Harga- harga ini, dalam basis gravimetric maupun massa dinyatakan 23.2%
oksigen dan 76.8 % nitrogen. Berat molekul udara adalah 28.97 kg/kg.mol atau 28.97
lbm/lbm.mol.
Apabila temperature pembakaran sangat tinggi, dapat terjadi beberapa reaksi
endotermis yang disebut dissosiasi. Sebagian reaksi jenis ini diperlihatkan sebagai
berikut :
O2 2O
N2 2N
2CO2 2CO + O2
2.8. Perbandingan Udara-Bahan Bakar Teoritis
Perbandingan udara-bahan bakar teoritis atau stoikiometri menunjukkan
dinyatakan dalam bentuk massa udara per massa bahan bakar, dalam bentuk mol udara
per mol bahan bakar ataupun dalam bentuk volume udara per volume bahan bakar.
Biasanya semua harga tersebut diperoleh melalui analisis bahan bakar “as-burned”
(begitu-terbakar).
Perbandingan udara-bahan bakar teoritis, kering,gravimetric(massa)
massa =
, ,
, ,
= kg O yang dibutuhkan dari udara per kg bahan bakar 0.232
Dalam menentukan perbandingan udara-bahan bakar teoritis untuk bahan bakar
gas dan cairan, adalah lebih sederhana menggunakan besaran molar daripada
menggunakan fraksi massa unsur-unsur bahan bakar tersebut. Misalkan besaran Z
ditentukan sebagai jumlah atom suatu unsure dalam mol bahan bakar. Z merupakan
penjumlahan hasil kali fraksi mol senyawa bahan bakar dengan jumlah mol unsure
tertentu dalam senyawa itu.
Perbandingan udara-bahan bakar teoritis, kering, molar =
, ,
, ,
= mol O yang dibutuhkan dari udara per mol bahan bakar 0.21
Prosedur perhitungan dapat diringkas :
, ,
= + 0.25 + 0.5
0.21
Untuk bahan bakar gas, perbandingan udara-bahan bakar molar dan volumetric
adalah sama dan dapat dinyatakan dalam satuan mol udara per mol bahan bakar atau
Perbandingan udara-bahan bakar teoritis, molar, kering yang diperoleh dapat
diubah keperbandingan udara-bahan bakar teoritis, gravitasi, kering dengan mengalikan
dan membagi angka molar dengan molekul udara dan bahan bakar :
, ,
=
28.97
, ,
(Berat molekul)
2.9. Proses Pembakaran Aktual
Lima hal yang diperlukan untuk pembakaran yang baik adalah MATT . MATT
ini adalah singkatan dari : pencampuran murni reaktan (proper mixing) disingkat M,
udara yang cukup A, temperatur (T) yang cukup, waktu (time) yang cukup untuk
berlangsung reaksi (T); dan harus terdapat kerapatan ( ) yang cukup untuk merambatkan
nyala api 1. Karena pencampuran yang baik tidak pernah diperoleh dalam proses
pembakaran aktual, pembakaran baik hanya dapat dijamin dengan menyediakan
kelebihan udara (excess air) bagi proses tersebut.
Ada dua cara untuk menyatakan jumlah udara yang disediakan bagi suatu proses
pembakaran tertentu yaitu koefisien pengenceran (dilution coefficient) dan atau
prosentase kelebihan udara (excess air). Koefisien pengenceran didefinisikan sebagai
perbandingan antara angka perbandingan aktual dan teoritis udara–bahan bakar :
Koe isien pengenceran = DC =
Presentase kelebihan udara didefiniskan dengan persamaan berikut :
Presentase kelebihan udara = ( )
, ( )
Angka perbandingan udara – bahan bakar aktual untuk suatu proses pembakaran
umumnya ditaksir dari pengukuran eksperimental komponen–komponen gas dalam gas
buang.
1
Ada beberapa cara eksperimental untuk menganalisa konsentrasi senyawa –
senyawa gas dalam suatu campuran gas. Diantara sistem tersebut adalah chromotograph
gas dan peralatan orsat.
Chromotograph gas adalah sistem yang sensitif yang dapat dipakai untuk
mendeteksi senyawa – senyawa gas yang berlainan, tetapi unit ini rumit dan sulit
menggunakannya. Peralatan orsat, sebaliknya, relatif sederhana dan merupakan sebuah
penganalisis gas yang kompak dan dapat dibawa–bawa (compact porable gas analyzer),
yang dirancang untuk mengukur konsentrasi beberapa senyawa gas yang ditemukan