• Tidak ada hasil yang ditemukan

S GEO 1104318 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S GEO 1104318 Chapter3"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel

1. Lokasi

Lokasi Penelitian berada di Kawasan Perkotaan Cianjur yang terdiri dari 6

Kelurahan dan 14 Desa yang tersebar di 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Cianjur,

Kecamatan Karangtengah dan Kecamatan Cilaku. Secara Geografis terletak pada

107, 080 – 107,180 BT dan 6,77o – 6,86o LS dengan batas wilayah sebagai

berikut :

a. Sebelah Utara : Kecamatan Mande

b. Sebelah Selatan : Kecamatan Warungkondang dan Cilaku

c. Sebelah Timur : Kecamatan Karangtengah dan Cilaku

d. Sebelah Selatan : Kecamatan Cugenang

Bentang alam Kawasan Perkotaan Cianjur merupakan wilayah yang datar

sampai dengan bergelombang di utara dan terletak di ketinggian 300 sd 650 meter

diatas permukaan laut.

2. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini terdiri atas :

 Populasi wilayah yaitu seluruh Kawasan Perkotaan Cianjur yang memiliki

luas wilayah sebesar 59,06 km 2

 Populasi Manusia dalam penelitian ini yaitu seluruh penduduk yang bertempat tinggal di Kawasan Perkotaan Cianjur yang berjumlah 72.714

Kepala Keluarga atau 269.257 jiwa.

b. Sampel

Penelitian ini menggunakan penarikan sampel secara acak berstrata

(stratified area random sampling), sampel yang diambil dalam penelitian ini

(2)

 Sampel wilayah administratif, adapun yang menjadi sampel wilayah dalam

penelitian ini adalah sampel desa / kelurahan berdasarkan jumlah

penduduk yang dibagi kedalam jumlah penduduk rendah, sedang dan

tinggi, adapun pembagian sampelnya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Sampel Penelitian

5 Kel. Bojongherang 15648

6 Kel. Pamoyanan 15275

14 Limbangansari 9219

15 Sukamaju 8443

Rendah Babakankaret

16 Babakankaret 8537

17 Sukamanah 8355

18 Sindanglaka 8136

19 Rancagoong 7893

20 Sukamulya 4944

Sumber : Hasil Penelitian, 2015

 Sampel penduduk, adapun yang menjadi sampel penduduk dalam penelitian

ini adalah penduduk yang bertempat tinggal di ketiga desa yang dijadikan

sampel wilayah. penduduk yang dijadikan sebagai responden tersebut

diperoleh berdasarkan rumus Dixon dan B. Leach dalam Tika (1997, hlm.

35) dengan rumus sebagai berikut :

(3)

n : Jumlah Sampel

Z : Convidence level, nilai convidence level 95% adalah

1,96%

V : Variabel, yang diperoleh dengan rumus

Dimana :

P : Presentase karakteristik sampel yang dianggap benar

C : Convidence limit / batas kepercayaan (%) dalam

penelitian ini diambil 10%

Dimana :

n’ : Jumlah sampel yang sudah dikoreksi (dibetulkan) n : Jumlah sampel yang dihitung berdasarkan rumus (1)

N : Jumlah populasi (Kepala Keluarga/KK)

x100

= 27,00

V =

= 44,39

= [8,7044]2

(4)

Dibulatkan menjadi 73, maka jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini

adalah sebanyak 73 sampel (responden). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam

perhitungan berikut ini :

 Kelurahan Pamoyanan , memiliki 3817 KK maka : 3817 / 7978 x 73 = 34,9

Maka sampel dari Kelurahan Pamoyanan adalah 35 KK

 Desa Limbangansari, memiliki 2080 KK maka :

2080 / 7978 x 73 = 19,03

Maka sampel dari Desa Limbangansari adalah 19 KK  Desa Babakankaret, memiliki 2081 KK maka :

2081 / 7978 x 73 = 19,04

(5)
(6)

B. Metode dan Pendekatan Penelitian

1. Metode Penelitian

Menurut Arikunto (1988, hlm. 46) metode penelitian adalah cara yang

dgunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, data yang

dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

kuantitatif yaitu metode yang memiliki ciri lebih mengarahkan pada

pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan

mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadangkala dibubuhi oleh

interpretasi atau analisis, fokus penelitiannya adalah memberikan gambaran

keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti.

2. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan salah satu pemdekatan geografi yaitu

pendekatan kompleks wilayah dimana pendekatan ini merupakan kombinasi

antara pendekatan keruangan dan pendekatan ekologi, pada pendekatan ini

wilayah penelitian dilakukan dengan pendekatan melalui konsep arela

differentiation, yaitu suatu anggapan bahwa interaksi wilayah akan berkembang

karena suatu wilayah berbeda dengan wilayah yang lain.

Pendekatan ini membahas mengenai ketersediaan dan pemanfaatan

infrastruktur di Perkotaan Cianjur yang dianalisis berdasarkan perbedaan jumlah

penduduk.

C. Definisi Operasional

Judul Penelitian ini adalah “ Hubungan Perkembangan Wilayah Perkotaan dengan Kebutuhan Infrastruktur di Kabupaten Cianjur.” Kesalahan penafsiran judul dapat menimbulkan kesimpulan lain dari penelitian. Maka, penulis perlu

memberikan batasan dalam definisi operasional sebagai berikut :

1. Ketersediaan Infrastruktur

Ketersediaan Infrastruktur adalah jumlah infrastruktur yang tersedia dalam

suatu wilayah berdasarkan Keputusan Kementrian Pemukiman dan Prasarana

Wilayah No. 534 / KPTS / M / 2001 yang terdiri dari utilitas umum, prasarana

(7)

2. Pemanfaatan Infrastruktur

Pemanfaatan ( Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah cara, hal, hasil kerja

dalam memanfaatkan sesuatu yang berguna. Dalam penelitian ini pemanfaatan

infrastruktur dapat didefinisikan sebagai cara penduduk dalam memanfaatkan

infrastruktur yang tersedia di suatu wilayah.

3. Perkotaan

Kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan

dan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perkotaan, pemusatan dan

distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi

(UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang).

Kawasan Perkotaan Cianjur adalah kawasan perkotaan yang merupakan

bagian dari Pusat Kegiatan Wilayah Kabupaten Cianjur yang meliputi seluruh

Kecamatan Cianjur, sebagian Kecamatan Cilaku dan sebagian Kecamatan

Karangtengah.

D. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas merupakan Perkembangan Wilayah dan Variabel

terikat yang merupakan Kebutuhan Infrastruktur.

Tabel 3.2 Variabel Penelitian

VARIABEL

Ketersediaan Infrastuktur Pemanfaatan Infrastruktur

Jumlah Penduduk Pemanfaatan Sarana Air bersih

Luas Wilayah Pemanfaatan Sarana Jalan

Jumlah Ketersediaan Sarana Utilitas Umum Pemanfaatan Sarana Drainase

Jumlah Ketersediaan Prasarana Lingkungan Pemanfaatan Sarana Persampahan

Jumlah Ketersediaan Sarana Lingkungan Pemanfaatan Sarana Niaga

Pemanfaatan Sarana Kesehatan

Pemanfaatan Sarana Ruang Terbuka Hijau

(8)

Sumber : Hasil Penelitian, 2015

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang akurat dan aktual dalam penelitian maka

digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut.

1. Observasi Lapangan

Menurut Akbar dan Usman (2009, hlm.52) “Observasi ialah pengamatan dan pencatatan secara pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap

gejala-gejala yang diteliti. Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data

apabila sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan secara sistematis, serta

dapat dikontrol keandalan (rebilitas) dan kesahihannya. Observasi lapangan yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui secara langsung kondisi

lokasi lapangan terutama terkait dengan variabel perkembangan wilayah

perkotaan dengan indikator perkembangan fisik yaitu perluasan perkotaan yang

diindikasikan dengan perubahan penggunaan lahan dari pertanian menjadi

pemukiman.

2. Dokumentasi

Menurut Fathoni (2006, hlm.112) studi dokumentasi adalah teknik

pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi

responden. Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan pengkajian

terhadap dokumen yang tersedia.

Dalam penelitian ini data dokumentasi yang dibutuhkan antara lain :

a. Peta penggunaan lahan Perkotaan Cianjur dari BAPPEDA Kabupaten

Cianjur.

b. Data Monografi Desa dan Kelurahan yang terdapat di Perkotaan Cianjur

yang bersumber dari BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Cianjur.

c. Data ketersediaan infrastruktur dari Dinas dan instansi terkait (BPS,

PDAM, Distarkim Kabupaten Cianjur).

(9)

Studi literatur dimaksudkan untuk mencari teori–teori tentang

perkembangan wilayah perkotaan dan kebutuhan infrastruktur berbagai sumber

baik dari internet, buku, artikel, karya tulis dan lain – lain.

4. Angket

Pengumpulan data penelitian menggunakan kuesioner dikemukakan oleh

Sugiyono (2009, hlm. 142) :

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.

.

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data berupa pertanyaan-pertanyaan

yang berkaitan dengan pemanfaatan infarstuktur di lokasi penelitian, . Lembar

pertanyaan secara tertulis diberikan kepada responden yaitu sampel penduduk di

lokasi penelitian dengan jumlah 73 KK.

F. Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Persiapan

Tahap persiapan dilakukan dengan cara mempersiapkan data yang diperlukan

untuk penelitian seperti menyiapkan instrument penelitian dan pedoman

observasi.

2. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk

menghadirkan data-data yang telah terhimpun khususnya data dari BAPPEDA

dan data monografi desa dsn kelurahan yang ada di Kawasan Perkotaan Cianjur.

(10)

Survey Lapangan dilakukan untuk menyesuaikan data yang telah diperoleh

dan diolah dari BPS dengan keadaaan yang sesungguhnya di lapangan terkait

dengan perkembangan wilayah perkotaan dan kebutuhan infrastruktur di

kabupaten Cianjur.

G. Alat Pengumpul Data

Adapun alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Peta RBI Lembar Cianjur dan Cugenang Tahun 1999 . Peta ini digunakan

untuk menganalisis perkembangan perkotaan Cianjur terkait dengan

perluasan kota dan perubahan penggunaan lahan, yang di Overlay dengan

peta penggunaan lahan yang bersumber dari BAPPEDA tahun 2010.

2. Alat tulis, untuk mencatat hasil penelitian lapangan.

3. Pedoman wawancara, sebagai acuan untuk melakukan kegiatan wawancara

dengan objek penelitian terkait dengan perkembangan wilayah non fisik

(perkembangan penduduk), dan kebutuhan infrastruktur penduduk.

4. Kamera digunakan untuk mendokumentasikan berbagai objek hasil kegiatan

di lapangan.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan sebuah alat yang digunakan untuk untuk

mengumpulkan data atau informasi yang bermanfaat untuk menjawab

permasalahan penelitian. Instrumen sebagai alat pada waktu penelitian yang

menggunakan suatu metode. Dalam penelitian terdapat variabel terikat yaitu

perkembangan wilayah dan variabel terikat yaitu kebutuhan infrastruktur adapun

(11)

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Ketersediaan Infrastruktur

Variabel Indikator Bentuk Instrumen Responden

KE

Ketersedian Air Bersih PDAM dan BPS

Ketersediaan Fasilitas Pemadam BPBD Kab. Cianjur

Prasarana Lingkungan -

Panjang Jalan (km) Dinas Binamarga

Panjang Drainase (km) Distarkim

Unit Tempat Pembuangan Sampah DKP

Sarana Lingkungan -

Pasar (Unit) BPS Kabupaten

Sekolah Dasar (Unit) BPS Kabupaten

SMP sederajat (Unit) BPS Kabupaten

SLTA sederajat (Unit) BPS Kabupaten

Puskesmas (Unit) BPS Kabupaten

Kantor Pos (Unit) BPS Kabupaten

Taman Lingkungan (Unit) BPS Kabupaten

Masjid (Unit) BPS Kabupaten

Sumber : Hasil Penelitian, 2012

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Pemanfaatan Infrastruktur

Variabel Indikator Bentuk Instrumen Responden

PEM

(12)

Sumber : Hasil Penelitian, 2015

I. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Setelah data yang diperlukan terkumpul, maka dilakukan pengolahan data

sebagai berikut :

a. Tahap Persiapan atau Mengoleksi Data

Proses ini dilakukan dengan cara mengecek kelengkapan data melalui

instrumen penelitian yang telah disusun.

b. Mengedit Data (Editing)

Proses ini dilakukan dengan cara penelitian kembali data yang telah

terkumpul untuk menilai kembali apakah data yang telah terkumpul dari lapangan

sudah cukup baik, lengkap, dan relevan untuk diolah lebih lanjut.

c. Pengkodean (Coding)

Proses/tahapan pengkodean (coding) merupakan langkah untuk

menyederhanakan/mengklasifikasikan jawaban responden dengan memberikan

kode tertentu sesuai dengan indikator-indikator dalam pertanyaan penelitian untuk

selanjutnya dilakukan penghitungan frekuensi.

d. Skoring

Pada tahap ini dilakukan penentuan skor atas setiap jawaban dari responden

untuk kemudian disusunlah klasifikasi berdasarkan tingkat kebutuhan

infrastruktur di setiap wilayah penelitian.

e. Entry

Pada tahap ini dilakukanlah pemasukan data kedalam kolom-kolom pada

Microsoft Excel 2013.

f. Tabulasi Data (Tabulating)

Tabulasi data dilakukan dengan cara menginput data dalam bentuk tabel-tabel

agar mudah untuk dianalisis.

g. Interpretasi Data

Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap data atau informasi yang didapat

dari para responden ataupun fenomena/gejala yang ada di lapangan berdasarkan

(13)

2. Analisis Data

a. Analisis Deskriptif

Tujuan dari teknik ini adalah mendeskripsikan gejala yang tampak di lokasi

penelitian dengan menganalisis data yang berasal dari literature dan hasil

observasi lapangan.

b. Analisis Persentase, dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

P : Besarnya persen (%) hasil penelitian

f : Frekuensi jawaban

n : Jumlah responden

Kriteria penilaian skor yang digunakan berdasarkan pada kriteria menurut

Suharto (2003, hlm. 181) sebagai berikut

Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Skor Persentase

Persentase Kriteria

Sumber : Suharto (2003, hlm. 181)

c. Analisis Skalogram

Analisis Skalogram adalah analisis yang ditemukan oleh Gultzman yang

bisa digunakan untuk menentukan tingkat perkembangan suatu wilayah. Dalam

(14)

infrastruktur. Adapun langkah analisis skalogram dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

 Menghitung jumlah ketersediaan infrastruktur pada sampel wilayah tahun

2000 dan 2012.

 Menghitung indeks ketersediaan dengan rumus :

Keterangan :

a = nilai perkembangan suatu wilayah

b = nilai perkembangan wilayah terbesar

100 = indeks terbesar

 Menentukan tingkat ketersediaan dengan rumus sebagai berikut :

(Nilai Indeks Maks. – Nilai Indeks Min.) / Jumlah Kategori

Dalam penelitian ini menggunakan 3 kategori untuk menentukan tingkat

ketersediaan infrastruktur di wilayah sampel penelitian yaitu ketersediaan tinggi,

(15)

J. Alur Penelitian

(16)

Gambar

Tabel 3.1 Sampel Penelitian
Tabel 3.2 Variabel Penelitian
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Pemanfaatan Infrastruktur
Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Skor Persentase

Referensi

Dokumen terkait

citra atau keragaman produk yang lebih baik. 2) Di dalam industri skala ekonomi strategi perusahaan diarahkan. untuk memperoleh pangsa pasar dan mengakumulasi

Program PAUD menyampaikan laporan hasil penilaian kepada orangtua peserta didik dengan frekuensi pelaporan:. Setiap minggu Ya

Menentukan varietas kacang tanah yang tepat untuk ditumpangsarikan dengan jagung Sukmaraga pada lahan kering masam (Ultisol) spesifik lokasi di Provinsi

Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), Return on Total Assets (ROA), dan Return on Equity

Sistem struktur yang akan digunakan untuk bangunan, tower dan penyangga wahana waterpark adalah pondasi tiang pancang.. Sistem struktur vertikal menggunakan struktur

Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran gerak dasar lempar cakram dengan penerapan media modifikasi alat batu piring seng yang dilakukan di kelas V SDN 2 Ciwaringin

Modifikasi alat pemukul untuk meningkatkan gerak dasar memukul bola dalam permainan kasti pada siswa kelas IV SDN.. Karedok Kecamatan Jatigede Kabupaten

Karya tulis ilmiah ini berjudul Perbandingan Beratnya Lesi Arteri Koroner Pasien Pasca Acute Coronary Syndrome dengan Faktor Resiko Diabetes Melitus dan Non-Diabetes Melitus di