Hafid Munjinadir, 2015
ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB 1
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel 1. Lokasi
Lokasi penelitian berada beberapa wilayah di Kota Bandung yang memiliki sawah. Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk morfologi wilayahnya bagaikan sebuah mangkok raksasa, secara geografis kota ini terletak
di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, serta berada pada ketinggian ±768 m di atas permukaan laut, dengan titik tertinggi di berada di sebelah utara dengan ketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut dan sebelah selatan merupakan kawasan rendah dengan ketinggian 675 meter di atas permukaan laut.
Kota Bandung berada diantara koordinat 06°49’30’’ - 06°58’30”LS dan 107°33 00 BT - 107°36’00’’. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kabupaten Bandung Barat. - Sebelah Selatan : Kabupaten Bandung. - Sebelah Timur : Kabupaten Bandung. - Sebelah Barat : Kabupaten Bandung Barat.
2. Populasi
Menurut Sumaatmadja (1988, hlm 122) populasi adalah keseluruhan gejala(fisik,sosial,ekonomi,budaya,politik), individu (manusia baik perorangan maupun kelompok), kasus (masalah peristiwa tertentu) yang ada pada ruang tertentu. Adapun menurut Arikunto (2010, hlm 173) populasi
adalah keseluruhan subjek penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah populasi wilayah dan
populasi manusia. Populasi penelitian ini terdiri atas :
Hafid Munjinadir, 2015
ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
sendiri masuk merupakan pemekaran Kota Bandung kedalam wilayah Bandung Timur. Kemudian lahan sawah tersempit berada di Kecamatan Batununggal dengan luas 1 Ha atau sekitar 0,20 % dari luas Kecamatan Batununggal yang berada di bagian tengah Kota Bandung. Data pada tabel 3.2 menunjukan luas lahan pertanian per kecamatan di Kota Bandung yang tersebar di 19 kecamatan. Lahan pertanian kemudian di klasifikasikan menjadi 3 kategori yaitu kategori luas, sedang dan sempit dengan perhitungan berikut ini:
�= Max− Min 3 Dimana :
n = nilai selisih
Max = nilai maksimal pada variabel
Min = nilai minimal pada variabel 3 = 3 Kategori
Pengklasifikasian luas, sedang dan sempitnya lahan pertanian di setiap kecamatan yang ditunjukan pada tabel 3.2 tersebut berdasarkan perhitungan yang di sesuaikan dengan luas lahan masing-masing kecamatan, dengan hasil pada tabel 3.1.
Tabel 1.1Klasifikasi Luas Lahan Pertanian
No. Luas (Ha) Klasifikasi
1 0 – 158 Ha Sempit
2 159 – 316 Ha Sedang
3 >317 Ha Luas
Hafid Munjinadir, 2015
ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Tabel 1.2Luas Lahan Pertanian per Kecamatan di Kota Bandung
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dan
perhitungan penulis, 2015.
2) Populasi Manusia
Populasi manusia pada penelitian ini adalah seluruh petani sawah yang ada di Kota Bandung yang tersebar di 19 kecamatan yang ada di Kota Bandung. Perhatikan Tabel 3.3 berikut :
Hafid Munjinadir, 2015
ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Tabel 1.3Jumlah Petani Per Kecamatan di Kota Bandung
No. Kecamatan Jumlah Petani (jiwa)
Sumber :Dari berbagai sumber dan perhitungan penulis, 2015.
3. Sampel
Menurut Sumaatmadja (1988, hlm 112) “sampel adalah merupakan bagian dari populasi (cuplikan, contoh) yang mewakili populasi yang bersangkutan”. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penentuan sampel tidak terpaut pada besarnya jumlah sampel tertentu. Yang penting adalah sampel tersebut haruslah bersifat respresentatif, atau dapat mewakili populasi yang ada. Dalam penelitian ini terdapat dua macam sampel, yaitu sampel manusia dan sampel wilayah. Sampel manusia adalah berupa sebagian petani.
Hafid Munjinadir, 2015
ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Bandung memiliki 30 Kecamatan yang tersebar di seluruh Kota Bandung. Namun dari semua kecamatan, hanya 19 kecamatan yang masih memiliki lahan pertanian sawah dengan luas lahan yang berbeda-beda.Sampel wilayah pada penelitian ini adalah Kecamatan Gedebage untuk mewakili klasifikasi lahan kategori luas dan Kecamatan Buahbatu, Kecamatan Bandung Kulon dan Kecamatan Cidadap untuk mewakili klasifikasi lahan kategori sempit. Sampeldari kategori sempit diambil berdasarkan letak lahan yang dianggap mewakili Kota Bandung. Perhatikan Tabel 3.4 berikut ini :
Tabel 1.4Sampel Wilayah Penelitian
No Kecamatan Luas Wilayah (KM2)
Sumber : Hasil perhitungan penulis, 2015.
2) Sampel Manusia
Penentuan Penetuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Dixon dan B. Leach (Rego, 2012:30) dengan
Z = tingkat kepercayaan (Confindence level) nilai confindence level 95% adalah 1.96
V = Variabilitas dalam persen dihitung dengan rumus : �= �(100− �)
Hafid Munjinadir, 2015
ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
� = Persentasi karakteristik sampel yang dianggap benar, rumus untuk menghitung jumlah p:
� = jumlah petani
Jumlah Pendudukx 100% kecamatan Gedebage :
� = 1543
Kecamatan Bandung Kulon :
Hafid Munjinadir, 2015
ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
C = Batas kepercayaan (Confindence level) dalam persen Maka perhitungan jumlah sample adalah :
� = Z x V C ²
Kecamatan Buah Batu :
� = 1,96 x 15,65
10 ²
� = 3,06751007 ²
� = 9,40
Kecamatan Gede Bage :
� = 1,96 x 23,23
10 ²
� = 4,55465374 ²
� = 20,74
Kecamatan Cibiru :
� = 1,96 x 2,91
10 ²
� = 0,57192686 ²
� = 0,32
Kecamatan Bandung Kulon :
� = 1,96 x 1,94
10 ²
� = 0,38214707 ²
� = 0,14
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa jumlah sampel penduduk dalam penelitian ini sebanyak 9 sampel di Kecamatan Buah Batu, 21 sampel di Kecamatan Gede Bage, 1 sampel di Kecamatan Cibiru 2 dan 1 sampel di Kecamatan Bandung Kulon (dibulatkan). Sehingga total sampel
Hafid Munjinadir, 2015
ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Tabel 1.5 Jumlah Sampel Manusia
No. Kecamatan Sampel
1 Gedebage 21
2 Buahbatu 9
3 Bandung Kulon 1
4 Cibiru 2
Jumlah 33
Sumber : Hasil perhitungan, 2015
B. Metode dan Pendekatan Penelitian 1. Metode Penelitian
Menurut penelitian merupakan satu cara yang dipergunakan dalam pengumpulan dan analisis data, serta menginterpretasikan data yang diperoleh menjadi suatu kesimpulan. Hal ini sejalan dengan pendapat Surakhmad (1990, hlm 131) :
“Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalanya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknik dan alat-alat tertentu. Cara utama itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta situasi penyelidikan”.
Sesuai dengan pendapat di atas, maka dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode yang sesuai dengan tujuan penelitian dan karakteristik masalah
yang diteliti.Oleh karena itu dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang didukung oleh studi kepustakaan, wawacara, pengamatan (observasi).
Hafid Munjinadir, 2015
ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Hafid Munjinadir, 2015
ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Pelaksanaan metode survey pada penelitian ini menggunakan beberapa instrument baik untuk meneliti aspek sosial maupun fisik. Untuk penelitian aspek sosial menggunakan instrument berupa angket maupun format wawancara, sedangkan untuk penelitian fisik instrument yang digunakan berupa format observasi.
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan keruangan (spasial). Pendekatan spasial mnganalisis gejala atau fenomena geografis berdasarkan penyebaranyya dalam ruang. Analisis spasial merupakan pendekatan yang khas dalam geografi, sebab merupakan studi tentang keanekaragaman ruang muka bumi dengan membahas masing-masing aspek keruanganya.
Aspek-aspek ruang muka bumi meliputi faktor lokasi, kondisi alam dan kondisi sosial budaya masyarakat. Dalam mengkaji aspek tersebut, peneliti memperthatikan faktor letak, distribusi (persebaran), interelasi serta interaksi. Karena itu, analisis keruangan dapat dijadikan dasar untuk perencanaan penggunaann lahan tertentu. Pendekatan pada penelitian ini membahas mengenai
faktor fisik dan sosial yang menyebabkan ketersediaan lahan sawah yang saat ini masih ada dan tersebar di Kota Bandung.
C. Definisi Operasional 1. Eksistensi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2002, hlm 357), eksistensi adalah keberadaan,kehadiran yang mengandung unsur bertahan. Sedangkan menurut Abidin (2007, hlm 58) mengemukakan bahwa:
“eksistensi seharusnya dipahami bukan sebagai substansi, mekanisme-mekanisme, pola-pola statis,melainkan sebagai “gerak”, atau “menjadi” sebagai sesuatu yang “mengada”. Konteks eksistensi haruslah berdasarkan pada kenyataan bahwa menyadari ada pada saat ini dalam ruang dan waktu dan melakukan sesuatu kemudian”.
Berdasarkan definisi yang dipaparkan di atas maka dapat disimpulkan bahwa eksistensi adalah proses atau gerak untuk menjadi ada. Dalam bidang pertanian
Hafid Munjinadir, 2015
ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
dimaksud penulis dengan eksistensi disini adalah eksistensi pertanian sawah padi di Kota Bandung.
2. Lahan Pertanian Sawah
Penggunaan lahan dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan non pertanian. Penggunaan lahan pertnaian dibagi menjadi beberapa penggunaan lahan, seperti : sawah irigasi, sawah tadah hujan, perkebunan, tegalan, hutan produksi dan sebagainya. Sedangkan lahan non pertanian seperti : pemukiman, perindustrian, jalan, dan lain-lain.
Pertanian adalah sejenis proses produksi yang khas yang didasarkan atas proses-proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Hal ini dikemukakan oleh mosher dalam Banoewidjojo (1983, hlm 20), dalam pengertian di atas dapat diartikan bahwa pertanian merupakan usaha mengembangbiakan atau menambah hasil produksi dari reproduksi hewan dan tumbuhan.
Salah satu penggunaan lahan yang sudah disebutkan di atas adalah
sawah.Sawah adalah bentuk pertanian lahan basah karena menggunakan banyak air dalam kegiatan pertaniannya dan sawah juga bertujuan untuk ditanami padi, tetapi pada kenyataanya sawah juga dimanfaatkan untuk tanaman palawija
lainnya secara bergiliran. Adapun yang dimaksud penulis dari lahan pertanian sawah padi yang ada di Kota Bandung.
3. Lahan Pertanian di Kota
Hafid Munjinadir, 2015
ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
D. Variabel Penelitian
Arikunto (2002, hlm 104), menyatakan bahwa: “Variabel adalah gejala yang bervariasi, yang menjadi objek penelitian”. Berdasarkan kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam satu penelitian memiliki variabel yang akan menjadi objek suatu penelitian. Untuk variabel pada penelitian ini tertera pada tabel 3.6 berikut :
Tabel 1.6Variabel Penelitian
Sumber : diolah dari berbagai sumber oleh penulis, 2015
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang akurat dan aktual dalam penelitian, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Observasi Lapangan
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara meneliti secara langsung dan mengamati objek di lapangan. Perolehan data primer dari lapangan akan sangat membantu dalam kelengkapan data untuk selanjutnya diolah dan dianalisis oleh penulis untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik. Observasi lapangan secara langsung akan dilakukan untuk mengetahui secara
Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y) 1. Faktor Fisik
a. Aksesibilitas b. Morfologi
c. Hidrologi d. Jenis Tanah
2. Faktor Sosial dan Ekonomi a. Kebijakan Pemerintah b. Status Kepemilikan Tanah c. Tenaga Kerja
d. Pendapatan Petani e. Pengeluaran Petani
Hafid Munjinadir, 2015
ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
langsung kondisi di lapangan terutama yang terkait dengan variabel eksistensi lahan pertanian perkotaan yaitu variabel fisik dan sosial yang diindikasikan menjadi faktor bertahannya lahan pertanian.
2. Penyebaran Angket
Menurut Riduwan (2011, hlm 25) angket/kuisioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang yang bersedia memberikan respon (informan) sesuai dengan permintaan pengguna (peneliti). Kuisioner ini berisikan pertanyaan untuk mengukur variabel respon (persepsi, sikap dan prilaku) dalam bentuk pertannyaan yang telah disusun secara terstruktur. Penggunaan angket dianggap lebih efektif untuk menghimpun data lapangan yang luas dengan waktu yang cukup singkat jika harus dibandingkan dengan teknik pengambilan data yang lainnya.
3. Studi Literatur
Studi literatur dimaksudkan untuk mencari teori-teori tentang eksistensi
lahan pertanian dari berbagai sumber baik dari buku, internet, artikel, karya tulis dan lain-lain.
4. Studi Dokumentasi
Menurut Fathoni (2006, hlm.112) studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi responden. Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan pengkajian terhadap dokumen yang tersedia. Studi dokumentasi dilakukan untuk melengkapi data dalam rangka rangka untuk analisis masalah terkait, berupa catatan, buku, media cetak dengan cara medokumentasikan atau memotret fenomena yang ada.
F. Tahapan Penelitian
Hafid Munjinadir, 2015
ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Tahap persiapan dilakukan dengan cara mempersiapkan data yang diperlukan untuk penelitian seperti mempersiapkan instrumen penelitian dan pedoman observasi.
2. Survey Lapangan dan Pengolahan Data
Survey lapangan dilakukan untuk menyesuaikan data yang diperoleh dari instansi terkait dengan keadaan sesungguhnya.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumetasi yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan menghadirkan data-data yang telah terhimpun khususnya data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dan data lainnya yang mendukung untuk penelitian ini.
G. Alat Pengumpul Data
Adapun alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Peta RBI Lembar Bandung, Ujung Berung, Cimahi dan Lembang tahun 2001.
Peta ini digunakan untuk menganalisis kawasan pertanian di Kota Bandung terkait dengan eksistensi lahan pertanian kota.
2. Alat tulis untuk mencatat hasil penelitian lapangan.
3. Instrumen penelitian berupa pedoman wawancara dan lembar observasi sebagai acuan dalam melakukan kegiatan wawancara dengan objek penelitian terkait dengan eksistensi lahan pertanian.
4. GPS digunakan untuk menentukan lokasi sebaran lahan pertanian responden. 5. Kamera digunakan untuk mendokumentasikan berbagai objek hasil penelitian
di lapangan.
H. Instrumen Penelitian
Hafid Munjinadir, 2015
ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
I. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data yang digunakan digunakan penulis pada penelitian ini berdasarkan dari Pabundi (2005, hlm 91) yaitu :
a. Editing data, data yang terkumpul di baca kembali kemudian diperbaiki jika ada hal-hal yang masih kurang. Data yang akan diolah lebih lanjut adalah data yang cukup baik dan relevan terhadap tujuan penelitian.
b. Coding, pengklasifikasian atau pengelompokan jawaban menurut macamnya
yang bertujuan untuk mempermudah dalam analisis sehingga dapat diketahui apakah data tersebut sudah memenuhi terhadap pertanyaan peneliti.
c. Entry, setelah dilakukan coding maka dilakukan entry data dimana setelah diklasifikasikan data dimasukan ke dalam kolom-kolom yang terdapat pada Ms Excel.
d. Tabulasi, hasil dari coding dan entry , data-data yang sudah terkumpul didalam tabel kemudian dapat menghasilkan angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah masalah dalam berbagai kategori kemudian ditampilkan
dalam bentuk tabel.
2. Analisis Data
Analisis dilakukan setelah selesai mengumpulkan data secara lengkap dari lapangan. Adapun analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Analisis Deskriptif
Hafid Munjinadir, 2015
ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Tabel 1.7Kisi-kisi Instrumen Penelitian
No Variabel Sub
Variabel
Indikator Bentuk
Instrumen
No Item Sasaran Point pertanyaan
1 Faktor Sosial
dan Ekonomi
Karakteistik Petani
-Identitas petani Format
Angket
1A – 1E Petani Nama, umur, pekerjaan pokok, pekerjaan sampingan,
Status
- asal-usul lahan pertanian - luas lahan
- sistem sewa, jika menyewa Tenaga kerja -Sistem tenaga kerja
-Jumlah tenaga kerja
3A – 3C - Pengerjaan sawah
- Jumlah tenaga kerja - Sistem ketenaga kerjaan - Upah tenaga kerja
Modal - Modal usaha tani - Sumber dana
Pengeluaran -Harga bibit -Harga pupuk -Sumber air -Pestisida
-Upah tenaga kerja
4A – 4H - Biaya bibit dalam sekali tanam
- Biaya pupuk dalam sekali tanam
- Biaya pengairan sawah dalam sekali tanam - Biaya pestisida dalam sekali tanam
- Biaya upah untuk karyawan dalam sekali tanam
Pendapatan -RESPONDEN
panen -hasil panen -kualitas padi -waktu panen
5A – 5D - Jumlah panen dalam 1 tahun
- -hasil produksi panen
- Jumlah hasil panen dalam 1 kali panen (ton) - Kualitas padi
Hafid Munjinadir, 2015
ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Sumber : berbagai sumber dan diolah oleh penulis, 2015.
-Harga gabah - Harga beras per ton
2 Faktor Fisik Identitas
Lokasi
- Koordinat
Morfologi -Ketinggian
-Kemiringan Lereng -Jenis batuan
-Tingkat erosi
Hidrologi -Kualitas air -Sumber pengairan -Tingkat kecukupan
Hafid Munjinadir, 2015
ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
b. Skala Likert
Skala Likert menurut Riduwan (2009, hlm 87) digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian ini menggunakan skala likert untuk menganalisis pendapat dan persepsi petani mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi bertahannya lahan pertanian sawah dan keadaan di masa yang akan datang di Kota Bandung.
Pengukuran berdasarkan indikator yang telah diturunkan dari Variabel menggunakan skala 1-5 dengan keterangan yang dihubungkan sesuai jawaban, adapun skala likert pada tabel berikut :
Tabel 1.8Alternatif Jawaban Menggunakan Skala Likert
Indikator
Sumber : Riduwan, 2009
Keterangan dari tabel di atas memiliki masing-masing nilai yang mana dari nilai tersebut akan diakumulasikan dan dilakukan perhitungan. Adapun keterangan nilai dari sekala Likert yang digunakan yaitu :
1) Sangat Baik : (SB) Nilai 5 ditabulasi dan didapat kecenderungan atas jawaban petani tersebut. Angket yang berisikan tabel dengan item faktor eksistensi pertanian yang kemudian
diukur dengan menggunakan skala Likert akan diolah dalam perhitungan yaitu :
Hafid Munjinadir, 2015
ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
F1 = RESPONDEN jawaban responden yang menjawab 1 ( Sangat Tidak Baik)
F2 = RESPONDEN jawaban responden yang menjawab 2 ( Kurang Baik) F3 = RESPONDEN jawaban responden yang menjawab 3 ( Cukup Baik ) F4 = RESPONDEN jawaban responden yang menjawab 4 ( Baik )
F5 = RESPONDEN jawaban responden yang menjawab 5 ( Sangat Baik )
Hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka selanjutnya adalah interpretasi skor yang mencakup hasil dari setiap analisis data yang telah dilakukan dalam analisis dari setiap jawaban responden yang dijadikan sampel penelitian. berikut adalah tabel 3.9 persentase hasil akumulasi skala Likert yang akan digunakan :
Tabel 1.9Kriteria Interpretasi Skor
Angka 0%-20% Sangat lemah
Angka 21%-40% Lemah
Angka 41%-60% Cukup
Angka 61%-80% Kuat
Angka 81%-100% Sangat Kuat
Sumber : Riduwan, 2011
c. Analisis Statistik
Hafid Munjinadir, 2015
ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
100 % = Bilangan konstan
Angka yang dimasukan ke dalam rumus di atas merupakan data yang diperoleh dari hasil jawaban responden atas pertanyaan yang diajukan. Hasil perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan kriteria yang telah ditentukan.
Kriteria penjabaran mengenai nilai persentase yang akan dihasilkan dari penghitungan yaitu menggunakan persentase hasil penelitian yang dikemukakan oleh Effendi dan Manning (dalam Mahardika,2014, hlm 49) yang dapat dilihat pada tabel 3.10.
Tabel 1.10Persentase Hasil Penelitian
Persentase Kriteria
100 % Seluruhnya
75% - 99% Sebagian besar 51% - 74% Lebih dari setengahnya
50% Setengahnya
25% - 49% Kurang dari setengahnya 1% - 24% Sebagian kecil
0% Tidak ada / tidak seorangpun
Hafid Munjinadir, 2015
ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
J. Alur Penelitian
Masalah di Lapangan
KESIMPULAN 1. Analisis Deskriptif
2.Persentase 3. Skala Likert Pengolahan Data dan
Analisis Data
Data Primer - Wawancara - Observasi
Pengumpulan Data Memberi Manfaat kepada
Penulis, Pemerintah, dan wisatawan Tujuan yang Dicapai Rumusan Masalah
Observasi Lapangan Tahap Awal
Hafid Munjinadir, 2015