• Tidak ada hasil yang ditemukan

S GEO 1106024 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S GEO 1106024 Chapter1"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Hafid Munjinadir, 2015

ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lahan telah menjadi faktor penting dalam kelangsungan hidup manusia,

karena segala kebutuhan hidup manusia bersumber dari lahan.Lahan juga

berfungsi sebagai tempat beraktivitasnya manusia di seluruh dunia. Lahan

dimanfaatkan untuk berbagai macam kegiatan mulai dari pertanian, pemukiman,

industri, ekonomi, pertambangan dan sebaginya. Menurut Rafi’i (1982, hlm 9

dalam Jupri) lahan merupakan permukaan daratan dengan kekayaan benda-benda

padat, cair dan bahkan benda gas. Lahan memiliki pengertian lain yang hampir

sama dengan pendapat sebelumnya bahwa pengertian lahan adalah:

“Suatu daerah dipermukaan bumi dengan sifat-sifat tertentu yang meliputi biosfer, atmosfer, tanah, lapisan geologi, hidrologi, populasi tanaman dan hewan serta hasil kegiatan manusia masa lalu dan sekarang, sampai pada tingkat tertentu dengan sifat-sifat tersebut mempunyai pengaruh yang berarti terhadap fungsi lahan oleh manusia pada masa sekarang dan masa yang akan datang. (FAO dalam Sitorus, 2004).”

Kesimpulan dari beberapa pendapat ahli di atas bahwa lahan merupakan

lingkungan fisik di muka bumi yang meliputi biosfer, atmosfer, tanah, lapisan

geologi, hidrologi dan populasi tanaman dan hewan yang dapat dimanfaatkan oleh

manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Jenis penggunaan lahan dibagi atas dua yaitu, lahan pertanian dan

pertanian. Lahan pertanian meliputi sawah dan perkebunan, dan lahan

non-pertanian meliputi industri, pemukiman, perkantoran, dan lain-lain. Seiring

dengan berjalannya waktu maka penduduk di bumi ini semakin bertambah, dan

secara otomatis kebutuhan lahan untuk memenuhi kebutuhan manusia akan

bertambah pula. Namun disisi lain, lahan tidak akan bertambah, lahan akan tetap

dari segi luasnya.

Manusia memanfaatkan lahan sesuai dengan kebutuhanya, misalnya

manusia membutuhkan bahan makanan untuk dikonsumsi, maka manusia akan

membuka lahan dan menanami tanaman budidaya untuk menghasilkan makanan.

(2)

Hafid Munjinadir, 2015

ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

sebagainya, maka manusia akan memanfaatkan lahannya untuk pemukiman agar

mereka terlindungi. Pemanfaatan lahan sangat dinamis sesuai dengan kebutuhan

manusia di sektiranya, sehingga akan terjadi perubahan lahan di setiap waktunya

menyesuaikan dengan kebutuhan manusia pada saat itu.

Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terluas di dunia,

Indonesia juga biasa di sebut Negara maritime yang memiliki pulau-pulau dan

kekayaan laut yang luas pula. Selain itu, Indonesia biasa disebut Negara agraris,

karena banyaknya penggunaan lahan pertanian. Berbagai macam penggunaan

lahan ada di Indonesia, dan dari situ dapat dilihat bahwa Indonesia memiliki tanah

yang subur yang lahanya bisa digunakan untuk apapun oleh bangsanya. Namun

jika tidak dikelola dengan baik maka akan terjadi masalah lingkungan dan sosial,

misalnya ketidak teraturan penggunaan lahan yang berakibat bencana alam

maupun bencana sosial. Oleh karena itu lahan perlu diarahkan untuk

dimanfaatkan untuk kegiatan yang paling sesuai dengan sifat fisiknya

sertadikelola agar mampu menampung kegiatan masyarakat yang terus

berkembang.

Kota Bandung merupakan salah satu kota besar yang ada di Indonesia.

Merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat sekaligus menjadi ibu

kotaprovinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan

merupakan kota terbesar ketiga setelah Jakarta dan Surabaya menurut jumlah

penduduk. Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk

morfologi wilayahnya bagaikan sebuah mangkok raksasa, secara geografis kota

ini terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, serta berada pada ketinggian

±768 m di atas permukaan laut, dengan titik tertinggi di berada di sebelah utara

dengan ketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut dan sebelah selatan

merupakan kawasan rendah dengan ketinggian 675 meter di atas permukaan laut.

Keadaan geologis dan tanah yang ada di kota Bandung dan sekitarnya

terbentuk pada zaman kwartier dan mempunyai lapisan tanah alluvial hasil

letusan Gunung Tangkuban Parahu. Jenis material di bagian utara umumnya

merupakan jenis andosol begitu juga pada kawasan dibagian tengah dan barat,

sedangkan kawasan dibagian selatan serta timur terdiri atas sebaran jenis alluvial

(3)

Hafid Munjinadir, 2015

ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembab dan sejuk, dengan suhu rata-rata

23.5 °C, curah hujan rata-rata 200.4 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 21.3 hari

per bulan.

Tabel 1.1Penggunaan Lahan Kota Bandung Tahun 2011

No. Jenis Penggunaan Luas (Ha) Persentase (%)

1 Sawah 1.354 8,09

7 Sementara tidak diusahakan 185 1,10

8 Lainnya 363 2,20

Jumlah 16.731 100,00

Sumber : BPS Kota Bandung 2014

Umumnya kota merupakan suatu wilayah yang berpenduduk relatif besar

dan sebagai tempat pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan

ekonomi diluar kegiatan pertanian. Seperti yang dikemukakan oleh Maryani dan

Waluya (2008, hlm 25) bahwa kota dapat dipandang sebagai suatu wilayah di

permukaan bumi yang sebagian besar arealnya terdiri atas benda-benda hasil

rekayasa manusia serta tempat pemusatan penduduk yang tinggi dengan mata

pencaharian diluar sektor pertanian. Namun dalam perekembanganya, Kota

Bandung saat ini masih memiliki banyak lahan pertanian sawah yang aktif.

Menurut BPS Kota Bandung Tahun 2014, Kota Bandung masih memiliki 1.354

Ha atau 8,09% dari luas area Kota Bandung. Luas lahan tersebut tergolong luas

jika dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya.

Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Elly

Wasliah (dalam jabartoday.com, tanggal 5 Oktober 2014) lahan sawah di Kota

Bandung masih yang terluas dibanding kota-kota lainnya di Jawa Barat, seperti

(4)

Hafid Munjinadir, 2015

ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Dari data di atas dapat dilihat Kota Cimahi, sebagai kota penyangga

memiliki luas lahan pertanian sawah 276 Ha atau sekitar 7% dari luas wilayah

Kota Cimahi. Kota Sukabumi sebagai kota yang dekat dengan daerah penghasil

beras terbesar yaitu Kabupaten Cianjur, hanya memiliki luas lahan pertanian

sebesar 321 Ha atau sekitar 7% dari luas wilayah Kota Sukabumi. Kota Depok

pada tahun 2012 hanya memiliki 517 Ha atau sekitar 3% dari luas wilayah Kota

Depok. Dari data-data tersebut bisa terlihat bahwa Kota Bandung masih memiliki

luas lahan pertanian sawah yang relatif besar dibandingkan dengan kota-kota

tersebut.

Bertitik tolak dari uraian dan permasalahan yang sudah disampaikan di atas maka penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul “EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG”

B.

Identifikasi

Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang telah diuraikan oleh

penulis, maka dari itu penulismelakukan identifikasi terhadap masalah tersebut

yang akan dikaji pada penelitian ini. Identifikasimasalah ini disusun untuk

menjadi acuan kerja dalam penelitian. Adapun identifikasi masalah sebagai

berikut :

1. Kota Bandung merupakan salah satu kota besar dengan luas lahan sawah

terbesar di seluruh Jawa Barat. Sampai saat ini Kota Bandung masih memiliki

lahan sawah seluas 8,09% dari total luas wilayah Kota Bandung, dan luas

lahan sawah kota-kota di Jawa Barat berada di bawah Kota Bandung.

2. Petani Kota Bandung masih mempertahankan lahan sawahnya untuk

dijadikan lapangan pekerjaannya meskipun alih fungsi lahan pertanian sawah

ke pemukiman semakin marak dan masih banyak lapangan pekerjaan di luar

sektor petnainan Kota Bandung.

C.

RumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dikemukakan di atas maka

(5)

Hafid Munjinadir, 2015

ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1. Analisis faktor-faktor yang eksistensi lahan pertanian sawah di Kota

Bandung?

2. Bagaimana kondisi sosial ekonomi petani di Kota Bandung?

D.

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi eksistensi lahan pertanian

sawah di Kota Bandung.

2. Mengidentifikasi kondisi sosial ekonomi petani di Kota Bandung.

E.

Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti sebagai pengetahuan tambahan mengenai eksistensi lahan

pertanian sawah di Kota Bandung.

2. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi pemerintah Kota Bandung

dalam mengatur regulasi penggunaan lahan di Kota Bandung.

3. Sebagai sumber data bagi peneliti lain yang dapat dipertanggung jawabkan

kebenaranya.

F. Struktur Organisasi Skripsi

1. BAB 1 PENDAHULUAN

Bab 1 menguraikan mengenai latar belakang, identifikasi masalah, rumusan

masaah, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

2. BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

Bab 2 menguraikan tentang teori yang terkait dengan permasalahan yang

dibahas dalam hal ini mengenai pengertian eksistensi pertanian, pengertian

pertanian, bentuk-bentuk pertanian, lahan pertanian sawah dan lahan

pertanian sawah di kota.

3. BAB 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 menjelaskan mengenai tahapan yang harus dilakukan dalam proses

(6)

Hafid Munjinadir, 2015

ANALISIS EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data dan

instrumen penelitian.

4. BAB 4 PEMBAHASAN

Bab 4 membahas mengenai rumusan masalah yang telah disusun pada bab 1

dengan landasan teori pada bab 2 dan teknik analisis dan pengumpulan data

pada bab 3, sehingga pada bab ini akan menjawab pertanyaan yang ada pada

penelirian ini yaitu mengenai eksistensi pertanian sawah di Kota Bandung.

5. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab 5 berupa penyajian dan pemaknaan peneliti terhadap hasil dari analisis

penelitian dan pemberian saran dari hasil penelitian dan utnuk penelitian

(7)

Hafid Munjinadir, 2015

Gambar

Tabel 1.1Penggunaan Lahan Kota Bandung Tahun 2011

Referensi

Dokumen terkait

Tubektomi (Metode Operasi Wanita/ MOW) adalah metode kontrasepsi mantap yang bersifat sukarela bagi seorang wanita bila tidak ingin hamil lagi dengan cara mengoklusi tuba

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pendekatan dan media yang diteliti telah membantu mahasiswa dalam meningkatkan keterampilan menulis teks jurnalistik jenis

Komisi Bidang Media dan Penerbitan Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta/ Sholeh UG menyampaikan bahwa adanya payung hukum yang menaungi klaim tersebut akan memperkuat posisi

mendapatkan data, dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 3) metode penelitian adalah suatu cara atau teknis yang.. dilakukan dalam proses penelitian. Dari kedua pendapat

jagung/merupakan bahan dasar pembuatan bunga kering yang makin diminati//Omzet penjualan bunga kering di jalan malioboro terus meningkat//terbukti tidak hanya masyarakat yogyakarta

penulis ucapkan satu per satu yang telah membantu menyelesaikan

Keputusan hakim yang menyatakan seseorang bersalah atas perbuatan pidana yang dimaksud dalam pasal 13, menentukan pula perintah terhadap yang bersalah untuk

posisi fitur pada wajah seperti mata, hidung, dan mulut sehingga peran dari blok pre- processing cukup vital dalam sistem pengenalan wajah yang telah dibuat,