Nurhani Ramadhani, 2015
PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK) DAN NON PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA PADA BANK YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia sebagai negara berkembang terus mengusahakan perbaikan
ekonomi demi menghadapi persaingan global yang erat ditengah kehidupan
masyarakat saat ini. Aspek perekonomian dianggap sebagai tulang punggung atau
urat nadi dari keberfungsian suatu tatanan negara yang mendukung kesejahteraan
masyarakatnya. Perbankan merupakan salah satu sektor pendukung kegiatan
perekonomian dalam mencapai tujuan pembangunan nasional untuk mewujudkan
masyarakat Indonesia yang sejahtera. Bank sebagai lembaga keuangan memiliki
peranan yang sangat penting sebagai perantara keuangan antara pihak yang
kelebihan dana dengan pihak yang memerlukan dana.
Menurut Kasmir (2008:2) secara sederhana bank diartikan sebagai “Lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta
memberikan jasa-jasa bank lainnya”. Kemudian menurut UU RI No. 10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan bank adalah: “Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana dari masyarakat
dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Sedangkan menurut SAK No. 31 Tahun 2009 (revisi tahun 2000), “Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (Financial Intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang
memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran”.
Melihat dari definisi-definisi yang telah dikemukakan diatas maka dapat
disimpulkan bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki fungsi utama
dalam menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali pada
Nurhani Ramadhani, 2015
PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK) DAN NON PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA PADA BANK YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam perekonomian sebagai perantara keuangan antara pihak yang bersangkutan
untuk memperlancar lalu lintas pembayaran. Bank dalam prakteknya memiliki
berbagai macam produk jasa ataupun produk bukan jasa yang ditawarkan kepada
masyarakat (nasabah), guna untuk mempermudah transaksi dalam berbisnis
ataupun kegiatan lain yang dapat dilakukan oleh nasabah dan dapat dibantu oleh
pihak bank.
Bank sebagai lembaga yang bertugas memberi jasa-jasa keuangan dalam
lalu lintas pembayaran, memberikan berbagai fasilitas yang dapat digunakan oleh
masyarakat untuk menunjang kegiatan lalu lintas pembayaran seperti kliring,
inkaso, LC dan sebagainya. Fasilitas yang dimiliki bank salah satunya yaitu
fasilitas kredit, fasilitas ini dilakukan oleh bank dengan cara menyalurkan kredit
kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Fasilitas kredit ini merupakan
fasilitas yang sering digunakan oleh masyarakat.
Menurut Dendawijaya (2009:49) mengatakan bahwa “Dana-dana yang
dihimpun dari masyarakat dapat mencapai 80%-90% dari seluruh dana yang
dikelola oleh bank dan kegiatan perkreditan mencapai 70%-80% dari total aktiva
bank”. Adapun menurut Siamat (2005:349) “Salah satu alasan terkonsentrasinya
usaha bank dalam penyaluran kredit adalah sumber utama bank berasal dari
masyarakat sehingga secara moral mereka harus menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit”. Dari pernyataan tersebut kegiatan utama bank berfokus pada kegiatan perkreditan sebagai timbal balik dari bank kepada
masyarakat yang telah memberikan dana sehingga kegiatan operasional bank
dapat berjalan lancar. Bila memperhatikan neraca bank akan terlihat bahwa sisi
aktiva didominasi oleh besarnya kredit yang diberikan. Serta pada laporan rugi
laba, pendapatan terbesar yaitu pendapatan bunga yang didominasi oleh
penyaluran kredit. Berikut ini merupakan laporan keuangan yang telah diaudit
mengenai pendapatan bank dalam kegiatan operasionalnya sebagai penyalur
kredit dan pendapatan yang diperoleh bank atas kegiatan lainnya pada perusahaan
Nurhani Ramadhani, 2015
PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK) DAN NON PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA PADA BANK YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 1.1
Jumlah Pendapatan Fee Base Income Dan Pendapatan Atas Penyaluran Kredit Pada Bank Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2013
(dalam jutaan rupiah)
No Nama Perusahaan Fee Based
Income
Pendapatan Atas Kredit Yang Diberikan
1 PT. Bank Artha Graha Internasional Tbk 84.450 1.803.138
2 PT. Bank Argoniaga Tbk 50.691 384.128
3 PT. Bank Bukopn Tbk 785.676 4.873.071
4 PT. Bank Bumi Arta Tbk 17.417 356.544
5 PT. Bank ICB Bumiputera Tbk 79.077 634.913
6 PT. Bank Capital Indonesia Tbk 18.385 547.977
7 PT. Bank CIMB Niaga 2.619.810 15.488.792
8 PT. Bank Danamon Tbk 5.155.638 13.580.921
9 PT. Bank Ekonomi Raharja Tbk 1.289.099 2.045.697
10 PT. Bank Himpunan Saudara Tbk 48.478 981.553
11 PT. Bank Internasional Indonesia Tbk 2.277.660 8.784.629
12 PT. Bank Mayapada Tbk 106.105 2.132.090
13 PT. Bank Mega Tbk 903.647 3.650.334
14 PT. Bank OCBC NISP Tbk 879.030 5.260.818
15 PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk 53.360 835.352
16 PT. Bank of India Indonesia Tbk 29.517 154.403
17 PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa
Barat & Banten Tbk 457.258 6.757.566
18 PT. Bank Permata Tbk 226.132 9.733.737
19 PT. Bank Pundi Indonesia Tbk 111.112 1.558.012
20 PT. Bank QNB Kesawan Tbk 155.870 464.432
21 PT. Bank Sinarmas Tbk 1.101.590 1.220.272
22 PT. Bank Tabungan Pensiunan Naional
Tbk 400.394 10.320.438
23 PT. Bank Victoria Internasional Tbk 106.499 1.160.748
24 PT. Bank Windu Kentjana International
Tbk 32.315 592.144
Nurhani Ramadhani, 2015
PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK) DAN NON PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA PADA BANK YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
26 PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk 8.348.459 52.117.514
27 PT. Bank Tabungan Negara Tbk 763.983 9.605.046
28 PT. Bank Mandiri Tbk 14.686.637 38.195.089
(Sumber: Data Laporan Keuangan Masing-Masing Bank Yang Telah Diolah)
Pada tabel 1.1 dapat kita lihat perbandingan jumlah pendapatan operasional
lainnya (Fee Base Income) dengan pendapatan bunga atas penyaluran kredit yang
diberikan oleh masing-masing bank. Mengingat fungsi utama bank adalah sebagai
fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dan menyalurkan dana tersebut
kepada masyarakat yang membutuhkan, hal tersebut dapat terlihat jelas pada
tabel 1.1 bahwa bank yang terdaftar di BEI masih menggunakan fungsi
intermediasinya sebagai penyalur kredit. Hal ini dapat dilihat bahwa jumlah
pendapatan atas kredit yang diberikan lebih besar dari fee base income. Ini artinya
bank masih mempertahankan kegiatannya dalam menyalurkan kredit, karena
pendapatan terbesar bank berasal dari fasilitas kredit yang diberikan
kemasyarakat. Sehingga penyaluran kredit masih mendominasi pendapatan bank, hal ini didukung oleh pendapat Kasmir (2008:71) bahwa “besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan bank, jika bank tidak mampu
menyalurkan kredit sementara dana yang terhimpun dari simpanan banyak maka
akan menyebabkan bank itu rugi”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ketika bank tidak
mampu menyalurkan kredit sementara dana yang dihimpun banyak, maka bank
tersebut akan rugi karena bank harus memberikan imbalan (bunga) kepada
masyarakat yang menyimpan dananya kepada bank. Berikut ini merupakan
laporan keuangan yang telah diaudit mengenai penyaluran kredit pada perusahaan
Nurhani Ramadhani, 2015
PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK) DAN NON PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA PADA BANK YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 1.2
Jumlah Penyaluran Kredit Bank Yang Telah Go Public Di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2013
Internasional Tbk 15.212.135 15.431.270 1,42 88,87
2 PT. Bank Argoniaga Tbk 2.531.073 3.698.592 31,56 89,77
3 PT. Bank Bukopin Tbk 45.530.740 48.461.043 6,04 86,81
4 PT. Bank Bumi Arta Tbk 2.240.960 2.827.421 20,74 83,96
5 PT. Bank ICB
Bumiputera Tbk 5.149.078 5.516.240 6,65 80,71
6 PT. Bank Capital
Indonesia Tbk 2.831.518 3.743.319 24,35 63,37
7 PT. Bank CIMB Niaga 140.776.159 149.691.501 5,95 91,42
8 PT. Bank Danamon Tbk 93.180.861 105.780.641 11,91 96.90
9 PT. Bank Ekonomi
Raharja Tbk 17.077.297 21.274.361 19,73 84,06
10 PT. Bank Himpunan
Saudara Tbk 5.260.844 6.199.381 15,13 91,14
11 PT. Bank Internasional
Indonesia Tbk 76.087.918 95.469.670 20,3 89,02
12 PT. Bank Mayapada Tbk 12.216.246 17.683.637 30,91 85,48
13 PT. Bank Mega Tbk 26.986.195 30.172.864 10,56 57,61
14 PT. Bank OCBC NISP
Tbk 52.732.012 63.759.436 17,29 92,49
Nurhani Ramadhani, 2015
PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK) DAN NON PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA PADA BANK YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Parahyangan Tbk
16 PT. Bank of India
Indonesia Tbk 1.838.287 2.569.317 28,45 93,76
17
PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Tbk
35.374.390 45.308.580 21,93 92,05
18 PT. Bank Permata Tbk 95.055.504 119.771.487 20,64 90
19 PT. Bank Pundi Indonesia
Tbk 5.654.001 6.788.775 16,72 88,47
20 PT. Bank QNB Kesawan
Tbk 3.183.541 8.208.543 61,21 113,3
21 PT. Bank Sinarmas Tbk 10.386.084 10.966.071 5,29 79,35
22 PT. Bank Tabungan
Pensiunan Nasional Tbk 38.844.096 46.105.437 15,75 88,33
23 PT. Bank Victoria
Internasional Tbk 7.823.868 11.308.619 30,82 74,73
24 PT. Bank Windu Kentjana
International Tbk 4.525.245 5.483.875 17,48 83,45
25 PT. Bank Negara
Indonesia Tbk 200.742.305 250.637.843 19,9 85,87
26 PT. Bank Rakyat
Indonesia Tbk 350.758.262 434.316.466 19,24 87,48
27 PT. Bank Tabungan
Negara Tbk 75.410.705 92.386.308 18,37 96,03
28 PT. Bank Mandiri Tbk 384.581.706 467.170.448 17,68 91,78
(Sumber: Data Laporan Keuangan Masing-Masing Bank Yang Telah Diolah)
Pada tabel 1.2 ini menggambarkan jumlah penyaluran kredit, kenaikan
penyaluran kredit serta persentase jumlah penyaluran kredit dari dana pihak ketiga
(LDR). Pada kolom jumlah penyaluran kredit dapat kita lihat bahwa ditahun 2013
bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) relatif meningkat,
peningkatan jumlah penyaluran kredit tersebut berbeda tiap masing-masing bank,
hal tersebut dapat dilihat pada kolom tingkat penyaluran kredit. target penyaluran
kredit pada tahun 2013 oleh Bank Indonesia (BI) diprediksi akan tumbuh
berkisaran 15-20 persen. Dalam tabel tersebut masih terdapat bank yang belum
bisa memenuhi target yang telah diprediksi oleh Bank Indonesia. Dari 28 bank
Nurhani Ramadhani, 2015
PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK) DAN NON PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA PADA BANK YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mencapai target. Jika bank dibiarkan tidak dapat memenuhi target dalam
penyaluran kreditnya, maka kemungkinan pendapatan bank pun akan berkurang
dan tidak dapat mencapai target pendapatannya. Pada umumnya tingkat
penyaluran kredit terlalu tinggi pun tidak baik karena dapat menyimpan risiko
kredit yang tinggi setra akan menghambat likuiditas karena terlalu banyak dana
yang beredar sehingga dana tersebut tidak dapat bergulir dengan baik.
Selain itu Bank Indonesia juga memberikan pembatasan jumlah kredit yang
disalurkan secara keseluruhan melalui penetapan rasio/perbandingan antara
jumlah kredit yang diberikan terhadap jumlah simpanan dana pihak ketiga yang
berhasil dihimpun oleh bank yang bersangkutan. Perbandingan tersebut, biasa
dikenal dengan Loan To Deposit Ratio (LDR). Menurut ketentuan bank indonesia
dalam Peraturan Bank Indonesia No. 15/15/PBI/2013 bahwa batas bawah LDR
sebesar 78% dan batas atas LDR sebesar 92%. Pada tabel 1.2 masih terdapat
beberapa bank yang belum memenuhi ketentuan Bank Indonesia, hal tersebut
ditandai dengan warna merah yang artinya bank tersebut belum bisa mencapai
batas minimum dalam menyalurkan kreditnya. Selain itu masih terdapat bank
yang melebihi batas maksimum penyaluran kredit dengan ditandai warna kuning.
Bank yang belum bisa mencapai batas minimum LDR maka bank tersebut akan
dikenakan denda sebesar 0,1% dari dana pihak ketiga yang diserahkan kepada
Bank Indonesia, sedangkan untuk bank yang melebihi batas maksimum LDR
bank tersebut harus menambah Giro Wajib Minimum ke Bank Indonesia sebesar
0,2% dari dana pihak ketiga. Giro wajib minimum adalah jumlah dana minimum
yang wajib dipelihara oleh bank yang besarnya ditetapkan oleh bank indonesia
sebesar persentase tertentu dari DPK.
Apabila bank dalam menyalurkan kreditnya dibiarkan tidak dapat
memenuhi batas bawah LDR maka akan berpengaruh pula pada tingkat kesehatan
bank dan pendapatan bank. karena dana yang dihimpun dari masyarakat tidak
dapat disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit, sehingga
Nurhani Ramadhani, 2015
PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK) DAN NON PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA PADA BANK YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dibayar kepada masyarakat oleh bank. Jika bank dalam menyalurkan kreditnya
melebihi batas maksimum LDR, maka akan menyimpan risiko kredit yang besar.
Adapun ketentuan batas maksimum pemberian kredit (BMPK) yang
terdapat pada Undang-undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan dan diperbaiki
disempurnakan kembali dengan paket tanggal 29 Mei 1993 bahwa:
Seluruh portofolio penyediaan dana kepada satu pihak terkait dengan bank ditetapkan paling tinggi 10% dari modal bank, penyedian dana kepada satu peminjam yang bukan merupakan pihak terkait ditetapkan paling tinggi 20% dari modal bank, sedangkan penyediaan dana kepada suatu kelompok peminjam yang bukan merupakan pihak terkait ditetapkan paling tinggi 25% dari modal bank.
Bank Indonesia meminta perbankan untuk menekan kredit bertujuan agar dapat
menekan resiko kredit macet dan untuk meminimalisir beban perbankan tersebut.
B. Identifikasi Masalah
Bank merupakan lembaga keuangan yang terpenting dalam perekonomian
suatu negara, mengingat peran bank sebagai lembaga intermediasi yang
mempertemukan antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang
membutuhkan dana yang diharapkan dapat membantu pemerintah dalam
menggerakan sektor rill sehingga akan membuka peluang investasi dan dapat
meningatkan kesejahteran rakyat. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya salah
satu kegiatan bank yang ditujukan untuk membantu kebutuhan dana masyarakat
adalah dengan menyalurkan kredit.
Kredit merupakan salah satu aktiva produktif pada bank yang mendominasi
sisi aktiva neraca keuangan, sedangkan dalam sisi pendapatan kredit
menghasilkan bunga serta provisi sebagai sumber pendapatan terbesar yang
diperoleh oleh bank dibandingkan jasa keuangan lain yang ditawarkan, hal
tersebut dapat terlihat pada tabel 1.1. Berdasarkan hal tersebut maka bank
diharapkan dapat meningkatkan dan menjaga kreditnya karena semakin besar
kegiatan bank dalam menyalurkan kredit, maka peluang bank untuk
Nurhani Ramadhani, 2015
PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK) DAN NON PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA PADA BANK YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bank yang telah go public di Bursa efek indonesia relatif meningkat, namun
peningkatan tersebut masih terdapat beberapa bank yang belum memenuhi target
yang telah ditentukan oleh bank indonesia. Hal ini akan berpengaruh pula pada
target pendapatan bank dan masih terdapat bank yang belum memenuhi ketentuan
BI dalam menyalurkan kredit. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
penyaluran kredit yang telah dikemukakan oleh Warjiyo (2004:17) sebagai
berikut:
Perilaku penawaran atau penyaluran kredit perbankan dipengaruhi oleh suku bunga, persepsi bank terhadap prospek usaha debitur dan faktor lain seperti karakteristik internal bank yang meliputi dana pihak ketiga, permodalan yang dapat diukur dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio) dan jumlah kredit bermasalah (Non Performing Loan).
Dari beberapa faktor di atas, dana pihak ketiga merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi penyaluran kredit. hal tersebut serupa dengan yang
dikemukakan oleh Pandia (2012:9) bahwa:
Sumber dana dari pihak ketiga adalah dana yang berasal dari masyarakat yang dihimpun dalam bentuk giro (Demand Deposit), tabungan (Saving Deposit), deposito (Time Deposit) dana ini bisa mencapai 80% sampai 90% dari totalitas dana yang dikelola oleh bank sebagai dana pengkreditannya.
Dana pihak ketiga merupakan sumber dana terbesar bagi bank untuk membiayai
aktivitas atau kegiatan bank sehari-hari serta usaha bank untuk melakukan
aktivitas penyaluran kredit, sehingga semakin besar pertumbuhan dana pihak
ketiga dapat menambah besarnya jumlah kredit yang disalurkan. Hal ini sejalan
dengan yang dikemukakan oleh Pandia (2012:1) bahwa:
Semakin besar bank dapat menghimpun dana dari masyarakat, akan semakin besar kemungkinan bank tersebut dapat memberikan kredit dan ini berarti semakin besar kemungkinan bank tersebut memperoleh pendapatan (interest income), sebaliknya semakin kecil dana yang didapat dihimpun semakin kecil pula kredit yang diberikan, maka semakin kecil pula pendapat bank.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa dengan adanya dana pihak
ketiga yang cukup besar maka dapat meningkatkan penyaluran kredit yang akan
Nurhani Ramadhani, 2015
PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK) DAN NON PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA PADA BANK YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Faktor lain yang dianggap mempengaruhi penyaluran kredit adalah Non
Performing Loan (NPL). Pemberikan kredit yang maksimal akan sangat baik bagi
bank terutama dalam peran bank menyalurkan kredit bagi masyarakat. Pemberian
kredit harus prudent sebab kredit yang disalurkan tersebut akan menyimpan risiko
kredit. Dengan adanya peraturan tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit
(BMPK) diharapkan dapat mengurangi risiko kredit yang dialami oleh bank-bank
di Indonesia. Adapun risiko kredit yang sering terjadi dalam dunia perbankan
adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan (counterparty) untuk
memenuhi kebutuhannya dalam melakukan pembayaran atau kredit bermasalah
yang sering disebut Non Performing Loan (NPL). Standar Akuntansi Keuangan
No.31 (revisi 2000) yang menyebutkan bahwa:
Kredit non performing pada umumnya merupakan kredit yang pembayaran angsuran pokok/atau bunganya telah lewat sembilan puluh hari atau lebih setelah jatuh tempo atau kredit yang pembayarannya secara tepat waktu sangat diragukan.
Non Performing Loan (NPL) juga merupakan faktor internal yang
digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank mewakili kualitas aset bank.
karena masalah yang bersumber dari kredit bank dituntut untuk berhati-hati dalam
memberikan kredit kepada debitur. Dengan kredit bermasalah yang tinggi maka
bank enggan untuk menyalurkan kredit karena bank harus membentuk cadangan
penghapusan yang cukup besar, sehingga dapat mengurangi jumlah kredit yang
diberikan oleh suatu bank. hal ini didukung oleh pendapat Meydianawati
(2006:138) bahwa “Kredit bermasalah dapat menimbulkan keengganan bank
untuk menyalurkan kredit karena harus membentuk cadangan penghapusan yang besar”. Dengan membentuk cadangan penghapusan yang besar selain dapat mengurangi kredit yang diberikan oleh suatu bank, modal bank pun akan ikut
terkikis.
Adapun pendapat yang dikemukakan oleh Taswan (2010:452) “ kualitas
Nurhani Ramadhani, 2015
PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK) DAN NON PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA PADA BANK YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kualitas kredit bank akan memiliki anggapan bahwa apabila tetap melakukan
penyaluran kredit di saat kualitas kredit yang buruk akan dapat menambah risiko
kredit yang berupa gagal bayar, sehingga bank akan enggan dalam melakukan
penyaluran kredit. Adapun dampak yang lebih luas menurut Taswan (2010:452) mengatakan “ketika kredit bermasalah tak dapat ditagih lagi, berarti terjadi penghentian dana bergulir, penghentian ini jelas mengganggu pengembangan
usaha, menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatnya pengangguran dan menurunnya pendapatan masyarakat”. Bukti empiris juga dikemukan oleh
Hamidah Daniyah (2013) menyatakan bahwa “Non Performing Loan berpengaruh
negatif terhadap penyaluran kredit”.
Berdasarkan pemaparan faktor-faktor yang mempengaruhi penyaluran
kredit di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK) DAN NON PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA BANK YANG GO PUBLIC DI BEI”.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat ditarik rumusan
masalah dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Bank yang Go Public
di BEI.
2. Bagaimana gambaran Non Performing Loan (NPL) pada Bank yang Go
Public di BEI.
3. Bagaimana gambaran Penyaluran Kredit pada Bank yang Go Public di BEI.
4. Bagaimana pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Penyaluran Kredit
pada Bank yang Go Public di BEI.
5. Bagaimana pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap Penyaluran
Nurhani Ramadhani, 2015
PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK) DAN NON PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA PADA BANK YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Dana Pihak
Ketiga (DPK) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap Penyaluran kredit pada
Bank yang Go Public di BEI. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Menggambarkan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Bank yang Go Public di
BEI.
2. Menggambarkan Non Performing Loan (NPL) pada Bank yang Go Public
di BEI.
3. Menggambarkan Penyaluran Kredit pada Bank yang Go Public di BEI.
4. Mengverifikasi pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Penyaluran
Kredit pada Bank yang Go Public di BEI.
5. Mengverifikasi pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap Penyaluran
Kredit pada Bank yang Go Public di BEI.
E. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan di bidang perbankan,
khususnya mengenai perkreditan bank dan mengetahui serta mendalami
mengenai pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Non Performing Loan
(NPL) terhadap Penyaluran Kredit pada Bank yang Go Public di BEI.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi perbankan dalam hal ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi
Nurhani Ramadhani, 2015
PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK) DAN NON PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA PADA BANK YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Sebagai informasi dan pertimbangan bagi pihak kreditur, investor, dan
manajemen perbankan agar dapat memberikan keputusan dalam
pemberian kredit. Demi kemajuan dan prestasi perusahaan yang akan