• Tidak ada hasil yang ditemukan

04. KEMENRISTEKDIKTI SADJUGA UU NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PATEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "04. KEMENRISTEKDIKTI SADJUGA UU NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PATEN"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

HKI

&

KOMERSIALISASI

Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

SADJUGA

(2)
(3)

Keunggulan Kekayaaan Alam Indonesia

(4)

4

(5)

5

(6)
(7)

Faktor Penentu Daya Saing Global

(8)

Global Competitiveness Index WEF 2016-2017

(9)

9

Pilar Pendidikan Tinggi dan Pelatihan 63,

Sub-pilar Partisipasi Pendidikan Tinggi 82,

Sub-pilar Pendidikan Matematik dan sains 53 Sub-pilar Akses Internet di sekolah 43, Sub-pilar Pengelolaan Pendidikan 49, Sub-pilar Pelatihan Staf 34.

Partisipasi Pendidikan Tinggi, Kualitas Sistem Pendidikan Mmatematik dan Sains di Indonesia masih kurang baik.

(10)

Global Competitiveness Index WEF 2016-2017

Sumber: World Economic Forum, 2016

Ranking Pendidikan Tinggi

(11)

Penduduk Indonesia ke-4 terbesar di dunia, dlm 20 tahun Indonesia memasuki periode bo us de ografi , angka

dependency ratio (indeks perbandingan antara usia tidak produktif dibagi usia produktif) mencapai angka minimal (di bawah 50%). Dlm periode ini terdapat lebih banyak tenaga kerja produktif untuk mendorong peningkatan produktivitas nasional. India punya potensi sama, sementara Rusia dan Je-pang menurun,

Bonus Demografi ini harus dimanfaatkan secara maksimal di saat negara lain menghadapi situasi aging population

Indonesia memiliki "Bonus Demografi"

(12)

Jumlah penduduk Indonesia terbesar ke

4 di dunia.

Dependency ratio menurun

sejak

1970

dan akan mencapai tingkat

terendah

pada

2020

.

Kondisi negara lain mengalami yang

sebaliknya.

Bonus Demografi Indonesia

Kesehatan & Pendidikan

yang baik SDM Unggul Bonus Demografi

Kesehatan &

(13)

13

Pilar Inovasi Ranking 31, Sub-pilar Kapasitas Inovasi ranking 32,

Sub-pilar Belanja Teknologi Tinggi Pemerintah Ranking 12,

Sub-pilar Paten Internasional Ranking 99.

Indonesia cukup inovatif,

tapi

Inovasinya dibeli dari luar.

(14)

Global Competitiveness Index WEF 2016

Sumber: World Economic Forum, 2016

Ranking Perolehan Paten

(15)
(16)

Kekayaan Intelektual (KI) adalah hasil dari olah pikir otak manusia yang dapat menghasilkan suatu suatu proses, produk atau jasa yang berguna bagi manusia.

(17)

Pengelompokan KI

 Berdasar Pemilik:

 Komunal -> Pengetahuan Tradisional, GI

 Individual -> 6 Rezim (M, P, PVT, DI, RD, TLSI)

 Berdasar Sifat Kodifikasi:

 Tacit -> Keahlian yg ada di kepala individu

 Terkodifikasi -> 8 rezim (M, P, PVT, DI, RD, TLSI, GI, HC)

 Berdasar Jenis Terkodifikasi:

 Hak Cipta (Copyrights)

(18)

KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM TRIP’s AGREEMENT*

*Indonesia meratifikasi WTO melalui UU Nomor 7 Tahun 1984, dalam ketentuan tsb diatur aspek perdagang di bidang HKI atau TRIP’s: Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights

COPYRIGHTS AND

RELATED RIGHTS TRADEMARKS GEOGRAPHICAL INDICATIONS

INDUSTRIAL DESIGNS

PATENTS

LAYOUT-DESIGN (TOPOGRAPHIES) OF INTEGRATED CIRCUITS

PROTECTION OF UNDISCLOSED INFROMATION

(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)

 Biasanya yang termasuk dalam lingkup Hak Cipta adalah sastra dan karya artistik, yang didalamnya termasuk tulisan (buku), musik, karya seni, dan karya-karya yang berbasis teknologi (program komputer dan basis data elektronik).

 UU 19/2002 mengatur mengenai Hak Cipta.

 Prinsipnya bahwa Hak Cipta baik didaftar maupun tidak, tetap dilindungi, sehingga pendaftarannya hanya merupakan

pencatatan saja.

 Jangka waktu pelindungannya adalah 70 thn setelah pemilik haknya meninggal dunia.

Hak Cipta

(28)

Hak Cipta

(Copyrights)‏

Musik - lagu

(29)
(30)

1. Merek

2. Indikasi Geografis

3. Desain Industri

4. Desain Tata Letak Sirkit Terpadu

5. Paten

6. Rahasia Dagang

7. Perlindungan Varitas Tanaman (PVT)

Hak Kekayaan Industri

(31)
(32)

02/26/09

(33)
(34)

 Indikasi geografi merupakan suatu indikasi yang menunjukkan daerah asal suatu produk produk.

 Indikasi geografi tercakup dalam Undang-undang Merek.

 Contohnya

 Jeruk Garut

 Ubi Cilembu

 Apel Malang

 Salak Bali

Indikasi Geografis

(35)

Indikasi Geografis

(36)
(37)

 Disain merupakan penampilan dari suatu produk.

 Jangka waktu perlindungan untuk desain industri 10

thn dan tidak dapat diperpanjang.

 Diatur dg UU 31/2000 tentang Desain Industri.

Desain Industri

(38)
(39)
(40)
(41)

 Rahasia dagang merupakan informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi, dan/atau bisnis,

mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik rahasia

dagang.

 Diatur dg UU 30/2000 tt Rahasia Dagang.

 Tidak perlu pendaftaran.

 Contoh :

 Formula parfum.

 Formula minuman Coca Cola

Rahasia Dagang

(42)
(43)

3 hal penting yg hrs diperhatikan:

 Varitas alami, tak ada hak eksklusive

 Varitas buatan hasil rekayasa, ada hak eksklusif

 Didaftarkan di Pusat PVT Deptan Contoh: Padi Ciherang, Tomat Buah, Cabe

(44)
(45)

 Paten merupakan pelindungan terhadap olah pikir manusia yang berkaitan dengan inovasi, invensi, dan teknologi.

 Paten dikelompokkan menjadi paten sederhana dan

patenbiasa, dimana paten biasa akan melindungi invensi atas suatu produk, alat, atau proses yang memenuhi kebaruan, langkah inventif dan dapat diterapkan dalam industri.

 Diatur dg UU 14/2001 tt Perlindungan Paten:

 paten biasa adalah 20 thn

 paten sederhana 10 thn

 masing-masing tidak dapat diperpanjang.

Paten

(46)
(47)

02/26/09

Satu Produk, Banyak KI

Disain Industri

Paten Hak Cipta Tata Letak Sirkit

(48)

Pembajakan oleh Pihak Luar Negeri

 Batik,

 Tari Pendet,

 Wayang,

 Reog oleh luar negeri

Pembajakan oleh pihak Indonesia:

 Perangkat Lunak Komputer

 Film, lagu

 Barang bermerek terkenal: IKEA, Cap Kaki

Tiga

(49)

Kasus HKI

Prof. Shuji Nakamura Nichia Corporation membayar

Kepada Inventor RP 84 M Untuk Paten Laser Biru yang memungkinkan lampu LED berwarna putih.

(50)
(51)

Mengapa RI Mematuhi HKI?

Indonesia Negara Terbuka, Anggota:

WTO

(

World Trade Organization

)

TRIPs

(

Trade Related Aspects of

Intellectual Property Rights

) th 1997

APEC

Ratifikasinya konvensi-konvensi

(52)
(53)
(54)

Permasalahan Publikasi Ilmiah

Publikasi ilmiah

dari Indonesia sangat

(55)

ARTIKEL INDONESIA TERINDEKS SCOPUS

11.632/ 2015 23.414/ 2015

6.280/ 2015

(56)

56 Sumber: http://simlitabmas.dikti.go.id/kinerja

Tren Meningkat Jumlah Publikasi Internasional Perguruan Tinggi

2010 2011 2012 2013 2014 2015

PTS 246 303 590 955 1368 1921

PTN 1395 1748 2518 3505 5097 6177

0

(57)

Fasilitasi Publikasi Ilmiah

Publikasi Internasi

onal

Insentif Artikel Terbit di Jurnal Internasional (100)

Pelatihan

Penulisan Artikel Internasional (400)

Penyelenggaraan Konferensi

Internasional di Indonesia (19)

Mengikuti Konferensi Internasional di LN (225)

Publikasi

(58)
(59)

Permasalahan Jurnal Ilmiah

Jurnal Terindex DOAJ

TERINDEX

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

(60)

Perubahan Paradigma Tatakelola Jurnal Ilmiah

(61)

Paradigma Lama Akreditasi Cetak

Paradigma Baru

(62)

Fasilitasi Jurnal Ilmiah

Langganan basis data e-Jurnal (4)

Sosialisasi, Monitoring, Evaluasi e-Journal

(900)

Jurnal

Nasional

(700) Pelatihan Penggunaan OJS

(269)

Akreditasi Jurnal Ilmiah

(1) Perbaikan Sistem Akreditasi

(63)
(64)

Kekayaaan Intelektual Dunia Didominasi Asia

(65)

PERMASALAHAN PATEN

a. PCT/1 juta penduduk yaitu ranking 106 dari 144.

b. Pendafaran di dirjen HKI

didominasi oleh paten asing. c. HKI yang diaplikasikan belum

dinilai dampak ekonominya.

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Domestik 233 285 283 388 423 500 535 614 678 762 677 Asing 4181 4426 4921 4796 4173 5097 5357 6184 7021 7937 5009

0 Perolehan Paten

(66)

Skema Program Peningkatan Paten

66

PROGRAM PATEN

Penguatan Sentra KI

Pelatihan

Penulisan Draft paten

Pendaftaran Paten: Raih KI Non Per Ti

Uber KI Per Ti

Fasilitasi Konsultasi dgn Pemeriksa Paten

Valuasi Teknologi

15 Teknologi

(20)

(400)

(20) (250)

(100)

(67)
(68)
(69)

UNDANG-UNDANG 13 TAHUN 2016

(20 BAB,173 PASAL)

KETENTUAN UMUM

LINGKUP PERLINDUNGAN PATEN

PERMOHONAN PATEN

PENGUMUMN DAN PEMERIKSAAN SUBSTANTIF

PERSETUJUAN ATAU PENOLAKAN PERMOHONAN

KOMISI BANDING PATEN DAN PERMOHONAN BANDING

PENGALIHAN HAK, LISENSI, DAN PATEN SEBAGAI OBJEK JAMINAN FIDUSIA

(70)

PELAKSANAAN PATEN OLEH PEMERINTAH

PATEN SEDERHANA

DOKUMENTASI DAN PELAYANANINFORMASI PATEN

BIAYA

PENGHAPUSAN PATEN

PENYELESAIAN SENGKETA

PENETAPAN SEMENTARAPENGADILAN VIII.

UNDANG-UNDANG 13 TAHUN 2016

(71)

PENYIDIKAN

PERBUATAN YANG DILARANG

KETENTUAN PIDANA

UNDANG-UNDANG 13 TAHUN 2016

(72)

RINGKASAN PENGATURAN

SUBSTANSI BARU UU 13/2016 tt PATEN

1. Perluasan objek pelindungan Paten Sederhana

(prinsip dasar: pelindungan bersifat teritorial)

 Paten sederhana diberikan untuk setiap Invensi baru atau pengembangan dari produk atau proses yang telah ada, dan dapat diterapkan dalam industri.

(73)

RINGKASAN PENGATURAN

SUBSTANSI BARU UU 13/2016 tt PATEN

2. Publikasi di Perguruan Tinggi atau lembaga ilmiah nasional

Invensi tidak dianggap telah diumumkan jika dalam waktu paling lama 6

(enam) bulan sebelum Tanggal Penerimaan, Invensi telah:

c. diumumkan oleh Inventornya dalam:

1. sidang ilmiah dalam bentuk ujian dan/atau tahap ujian skripsi, tesis, disertasi, atau karya ilmiah lain; dan/atau

2. forum ilmiah lain dalam rangka pembahasan hasil penelitian di lembaga pendidikan atau lembaga penelitian

(74)

RINGKASAN PENGATURAN

SUBSTANSI BARU UU 13/2016 tt PATEN

3. Inventor ASN/PNS: sebagai Pemegang Paten, mendapatkan Imbalan dan Royalti, dan dapat melaksanakan Paten dengan pihak ketiga.

1. Pemegang Paten dalam hubungan dinas adalah instansi pemerintah dan

Inventor, kecuali diperjanjikan lain.

2. Setelah Paten dikomersialkan, Inventor mendapatkan Imbalan.

3. Dalam hal instansi pemerintah sebagai Pemegang Paten tidak dapat melaksanakan Patennya, Inventor atas persetujuan Pemegang Paten

dapat melaksanakan Paten dengan pihak ketiga.

4. Selain Pemegang Paten, Inventor memperoleh Royalti dari pihak ketiga. 5. Ketentuan ini tidak menghapuskan hak Inventor untuk tetap dicantumkan

namanya dalam sertifikat paten.

(75)

RINGKASAN PENGATURAN

SUBSTANSI BARU UU 13/2016 tt PATEN

4. Pengangkatan Expert/Ahli sebagai Pemeriksa Paten

Pasal 53

1) Pemeriksaan substantif dilaksanakan oleh Pemeriksa.

2) Menteri dapat meminta bantuan ahli dan/atau menggunakan fasilitas yang diperlukan dari instansi lain untuk keperluan pemeriksaan substantif.

(76)

RINGKASAN PENGATURAN

SUBSTANSI BARU UU 13/2016 tt PATEN

5. Percepatan/Pengurangan waktu penyelesaian pemeriksaan

substantif

Pasal 57

Paten, paling lama 30 (tiga puluh) bulan terhitung sejak tanggal pengajuan permohonan substantif

Pasal 124 ayat (1)

Paten sederhana, paling lama 12 (dua belas) bulan terhitung sejak Tanggal Penerimaan Permohonan

6. Pengecualian pembayaran biaya tahunan Paten bagi Perguruan

Tinggi dan Litbang Pemerintah,

Pasal 126 ayat (4)

(77)

RINGKASAN PENGATURAN

SUBSTANSI BARU UU 13/2016 tt PATEN

7. Pemanfaatan sistem elektronik Kekayaan Intelektual (e-filing)

Permohonan dapat diajukan baik secara elektronik maupun non- elektronik.

(78)

RINGKASAN PENGATURAN

SUBSTANSI BARU UU 13/2016 tt PATEN

8. Mekanisme Paralel Impor dan Bolar Provision

Pasal 167

Dikecualikan dari ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam Bab XVII dan gugatan perdata atas:

(2) produksi produk farmasi yang dilindungi Paten di

(79)
(80)

Peraturan Menteri Keuangan 72/2014

I. Tarif Imbalan Paten

Tarif Imbalan tertentu tertinggi adalah 40% sampai dengan sebesar Rpl00.000.000,00 (seratus juta rupiah) pertama dan selanjutnya dengan persentase menurun dengan ketentuan sebagai berikut:

FORMULA PENGHITUNGAN IMBALAN ATAS PNBP ROYALTI PATEN

Nilai Sampai 100 jt : 40%

Nilai 100 jt – 500 jt : 30%

Nilai 500 jt – 1 M : 20%

(81)

Contoh Penghitungan Imbalan Atas 1 Paten, 1 Inventor

Paten Z pada Satker Litbang A menghasilkan nilai kumulatif PNBP Royalti pada tahun 20xx sebesar Rpl.250.000.000,-. Persetujuan penggunaan atas PNBP pada Satker Litbang A sebesar

80%. Dasar penghitungan Imbalan sebesar:

DPI = Rpl.250.000.000,- × 80% = Rpl.000.000.000,-

Penghitungan Imbalan:

Lapisan DPI (Rp) Penghitungan DPI (Rp) Nilai DPI (Rp) Tarif Penghitungan

1 2 3 4 5 = 3 × 4

s.d 100.000.000,- 100.000.000,- – 0,00 100.000.000,- 40% 40.000.000,-

Lebih dari

100.000.000,- s.d. 500.000.000,-

500.000.000,- – 100.000.000,-

400.000.000,- 30% 120.000.000,-

Lebih dari

500.000.000,- s.d. 1.000.000.000,-

1.000.000.000,- – 500.000.000,-

500.000.000,- 20% 100.000.000,-

Lebih dari

1.000.000.000,-

1.000.000.000,- – 1.000.000.000,-

0 10% 0

Total l.000.000.000,-

(82)

0 Sirkuit Terpadu

Design

(83)

83

Berhenti karena potensi kesuksesan

ekonominya kecil

Kegagalan

Diperkenalkan ke pasar

Sumber: Bahan Kuliah DR. M Tasrif, ITB, 2013

(84)

84

(85)

Tingkat Keberhasilan Inovasi Rendah

(86)

Kesuksesan Senyawa Calon Obat Hingga Disetujui

Sumber: Hine & Kapeleris, 2006, Innovation And Entrepreneurship In Biotechnology, An International Perspective.

(87)
(88)
(89)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Abbaspour Z, Rostami M, Najjar Sh. The effect of exercise on primary dysmenorrhea. Pengaruh Senam Aerobik Low Impact t erhadap Penurunan Dismenore Primer Pada Mahasiswi Diploma

Pada uji validitas yang dilakukan pada variabel Usability Quality (X1), diketahui bahwa semua nilai r hitung lebih besar dari r Tabel, yang artinya semua item

Penerapan siklus tebang dan limit diameter tebang yang seragam untuk semua kondisi hutan mungkin tidak rasional karena keragaman pertumbuhan dan dinamika tegakan Pendekatan

SC yang diwakili oleh Mohammed bin Hamad Al Thani menjelaskan dalam konferensi pers sesaat setelah FIFA melakukan “inspeksi” ke Qatar, bahwa Pemerintah Qatar sebelum menjadi

Harga diri adalah penilaian individu terhadap hasil yang di capai, dengan cara menganalisis sebe- rapa jauh perilaku individu tersebut sesuai dengan ideal diri (Sunariyo, 2002).

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimana pengaruh Brand Ambassador

Indikator mutu buah yang diamati di antaranya kadar vitamin C, keberadaan kapang serta susut berat buah tomat varietas Servo pasca panen.. Jenis penelitian ini eksperimen

Setelah berlalunya masa taqlid di mana para mujtahid memilih mengikuti para imam mereka tanpa perkembangan dalam ijtihad, yang dalam sebuutan Imam Ghazali mereka