EDISI II/TAHUN 2014
7
EDISI II/TAHUN 2014
7
Undang Pelayanan Publik danUndang-Undang Aparatur Sipil Negara (ASN) serta peraturan pelaksanaannya. Menelisik sejarah lahirnya, tuntutan Reformasi Birokrasi mengawali runtuhnya Rezim Orde Baru dengan berbagai kritik atas Penyelenggaraan Pemerintahannya. Pemerintah dituntut memperbaiki diri, menyempurnakan tata kelola pemerintahan menjadi bersih dan baik (good and clean governance). Untuk mewujudkannya, Pelaksanaan Reformasi Birokrasi menjadi
sebuah keniscayaan bagi setiap penyelenggara negara, guna menghadirkan sosok pemerintahan yang efektif dan eisien, bersih dan melayani. “Karena kesadaran ini, Agenda Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola kembali ditetapkan menjadi Prioritas Utama dari 11 Prioritas Pembangunan Nasional dalam Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II,” demikain kata Lebu Raya. “Tanpa terasa, saat ini, kita akan mengakhiri gelombang ke dua pelaksanaan Reformasi Birokrasi untuk Periode 2010-2014. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi gelombang ke dua saya pandang lebih Sistematis, karena tidak saja bersifat Nasional tetapi juga bersifat Instansional. Untuk mewujudkan visi reformasi birokrasi berkelas dunia tahun 2025,
pelaksanaan Reformasi Birokrasi telah sangat tegas menekankan pencapaian tiga sasaran utama yaitu : Terwujudnya Pemerintahan
yang Bersih, Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik kepada masyarakat; serta Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi,” lanjut Lebu Raya.
Dalam sesi pembukaan yang dimulai pukul 09.00 Wita itu, Siprianus Kelen selaku Ketua Panitia menyebutkan jika maksud dari pelaksanaan kegiatan Forkompanda ini adalah untuk membangun persepsi dan pemahaman yang sama antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota terkait pelaksanaan Program Pemberdayaan Aparatur Negara (PAN) di daerah. Dengan
demikian, akan didapatkan kesamaan langkah dan tindak, untuk mendorong terlaksananya berbagai kebijakan PAN di
Daerah. Secara khusus, Kepala Biro Organisasi yang baru melaksanakan tugas sejak Januari 2014 itu menyebutkan jika fokus materi kali ini adalah pada aspek Pelayanan Publik dan SdM Aparatur. Suksesnya acara ini juga tak lepas dari dukungan AIPD NTT, yang memang secara khusus terlibat aktif memfasilitasi berbagai Kegiatan Biro Organisasi Setda Provinsi NTT, sejak Tahun 2013 lalu. Beberapa catatan penting ketika itu antara lain adalah masuknya NTT sebagai Provinsi dengan Standar Pelayanan Minimal yang berada dalam Zona Hijau (predikat baik). Predikat Baik untuk penyusunan dan penerapan SPM oleh Kementerian Dalam Negeri pada Tahun 2013 itu merupakan hasul kegigihan pengelola ketika itu. Pengelola membayarnya
Suasana Peserta Forkompanda Provinsi NTT 2014, Aston Hotel, Kupang (13/10).
Sekretaris Daerah Provinsi NTT, Fransiskus Salem ketika turut menghadiri Acara Forkompanda Provinsi NTT 2014.