Nita Nitiya Intan Tanbrin, 2015
PENGARUH INTERVENSI DINI BERSUMBER DAYA KELUARGA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK TANGAN ANAK CEREBRAL PALSY USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dan peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan motorik tangan pada subjek S.S.A setelah dilaksanakan intervensi dini bersumberdaya keluarga pada aspek memegang benda dengan tangan kanan dan kiri serta mengangkat benda dengan tangan kanan dan kiri.
Penelitian Single Subject Research (SSR) ini menjawab rumusan penelitian yang diajukan karena terjadi peningkatan terhadap subjek penelitian dalam mean level. Adapun hasil dari penelitian ini adalah persentase mean level untuk kemampuan subjek S.S.A dalam memegang benda menggunakan tangan kanan mengalami peningkatan dari fase baseline 73,2% dan fase intervensi adalah 85,4%. Untuk kemampuan memegang benda dengan tangan kiri terjadi peningkatan dari fase baseline yaitu 69,6% dan fase intervensi yaitu 82%. Untuk kemampuan mengangkat benda menggunakan tangan kanan terjadi peningkatan dari fase baseline yaitu 68% dan fase intervensi yaitu 82,2%. Sedangkan untuk aspek mengangkat benda dengan tangan kiri terjadi peningkatan dari fase baseline yaitu 63,2% dan fase intervensi sebesar 75,2%.
Pada dasarnya untuk melakukan kegiatan motorik tangan ini dibutuhkan kekuatan otot dan kemampuan motorik halus anak seperti menggenggam dan memegang, setelah latihan yang diberikan kepada anak dapat dilakukan oleh orang tua hal ini semakin mempermudah orang tua untuk memberikan latihan tanpa kebingungan bagaimana mengurus anaknya karena adanya rencana pelaksanaan program yang disesuaikan dengan kebutuhan anak dan keluarga. Hal ini pun sangat memotivasi orang tua dan anak untuk terus berusaha bersama-sama mengejar ketertinggalan dalam aspek perkembangan motorik tangan anak.
94
Nita Nitiya Intan Tanbrin, 2015
PENGARUH INTERVENSI DINI BERSUMBER DAYA KELUARGA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK TANGAN ANAK CEREBRAL PALSY USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dijalani dengan adanya diskusi antara peneliti sebagai guru pendidikan khusus dan orang tua mengenai bagaimana keadaan anaknya dan bagaimana memberikan intervensi kepada anaknya. Pelatihan yang diberikan kepada orang tua untuk melakukan intervensi kepada anaknya selama 3 minggu dan fokus kepada pemberian intervensi motorik tangan anak. Dari tahapan penanganan langsung yang diberikan guru pendidikan khusus kepada anak, lalu pengalih-tanganan kepada orang tua, dan orang tua melakukan secara mandiri, setelah itu barulah fase intervensi dijalani kepada anak untuk melihat kemampuan orang tua saat memiliki kemampuan memberikan intervensi anak pada peningkatan kemampuan motorik tangan anak.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan pula bahwa orang tua memiliki kemampuan untuk memberikan intervensi kepada anaknya melalui bimbingan yang dilakukan tenaga pendidikan khusus akan memberikan dampak positif pada peningkatan kemampuan motorik tangan anak cerebral palsy usia dini.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti memberikan rekomendasi kepada berbagai pihak yang dipandang perlu menindaklanjuti hasil penelitian melalui pelaksanaan intervensi dini bersumberdaya keluarga ini. Adapun rekomendasi dari peneliti, yaitu:
1. Rekomendasi bagi orang tua
Pelaksanaan intervensi dini bersumberdaya keluarga ini dapat dilakukan secara berkelanjutan dan dapat dicoba dengan menggunakan benda benda lain untuk memberikan latihan kepada anaknya. Selain itu orang tua pun dapat melakukan konsultasi dengan para ahli jika mengalami kesulitan.
2. Rekomendasi bagi tenaga guru pendidikan khusus
95
Nita Nitiya Intan Tanbrin, 2015
PENGARUH INTERVENSI DINI BERSUMBER DAYA KELUARGA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK TANGAN ANAK CEREBRAL PALSY USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
orang tua terkadang sulit mendapatkan informasi tentang apa yang dialami oleh anaknya dan minimnya pengalaman orang tua karena mereka tidak disiapkan untuk menjadi orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus.
3. Rekomendasi bagi lembaga terkait
Saat anak usia dini biasanya anak masih berada pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ataupun Klinik tumbuh kembang anak saat orang tua tau anaknya memiliki masalah. Lembaga terkait dalam penanganan permasalahan dapat dilakukan komunikasi antara lembaga tersebut dengan orang tua dan guru pendidikan khusus, sehingga perkembangan anak akan semakin terlihat optimal dan dapat membantu satu sama lain dalam mengejar ketertinggalan perkembangan anak. Alat komunikasi ini bisa berupa buku penghubung yang memudahkan untuk menceritakan dan menjelaskan bagaimana keadaan anak pada setiap intervensi atau bimbingan yang diberikan orang tua, guru pendamping khusus, dan lembaga lain yang terkait.
4. Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya