STRATEGI PER
WISATA
UNIVERSI
FAKULTA
PROGR
PERSAINGAN HARGA PASAR DI KA
TA RELIGI SUNAN AMPEL SURABA
SKRIPSI
Oleh: DINA MAULINA
NIM: C04212010
ERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AM
LTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLA
OGRAM STUDI EKONOMI SYARIA
SURABAYA
2016
KAWASAN
BAYA
MPEL
SLAM
STRATEGI PERSAINGAN HARGA PASAR DI KAWASAN
WISATA RELIGI SUNAN AMPEL SURABAYA
SKRIPSI Diajukan Kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu
Ilmu Ekonomi Syariah
Oleh: DINA MAULINA
NIM: C04212010
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Program Studi Ekonomi Syariah Surabaya
Abstrak: Strategi Persaingan Harga Pasar Di Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel Surabaya merupakan penelitian yang bertujuan untuk menetapkan harga. Harga merupakan penentu keberhasilan pedagang dalam memperoleh keuntungan dari produk yang dijual. Skripsi ini adalah hasil penelitian untuk menjawab rumusan masalah bagaimana pedagang Muslim Ampel menentukan harga pasar dan bagaimana strategi persaingan harga pasar di kawasan Wisata Religi Sunan Ampel Surabaya. Metode yang digunakan bersifat penelitian kualitatif untuk memahami fenomena yang terjadi serta dialami oleh objek penelitian. Hasil penelitian yang diperoleh, bahwa persaingan harga yang terjadi di Pasar Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel Surabaya sudah sesuai dengan anjuran etika berbisnis dalam Islam. Terbukti dengan aktivitas-aktivitas yang terjadi di pasar Ampel tidak menyimpang, hampir semua pedagang melakukan persaingan dengan sehat, jujur, terbuka dan adil.
Abstract: Market Price Competition Strategies in Wisata Religi Sunan Ampel Surabaya is a research that aims to set the price. Price is the determinant of the success of traders to capitalize on the sold products. This thesis is the result of research to answer the research question how Ampel traders fix market price and how market price competition strategies in Wisata Religi Sunan Ampel Surabaya. The method used by writer is qualitative research to understand the phenomena that occur as well as experienced by the object of research. The results obtained, that price competition occurs in the Market Region Religious Tourism Sunan Ampel Surabaya are in accordance with the recommendation to business ethics in Islam. Evidenced by the activities going on in the market Ampel not distorted, almost all traders do with healthy competition, honest, open and fair.
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM...i
PERNYATAAN KEASLIAN...ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING...iii
MOTTO...iv
PENGESAHAN...v
ABSTRAK...vi
KATA PENGANTAR...vii
DAFTAR ISI...ix
BAB I PENDAHULUAN...1
A. Latar Belakang Masalah...1
B. Identifikasi Dan Batasan Masalah...5
C. Rumusan Masalah...6
D. Tujuan Penelitian...6
E. Kegunaan Hasil Penelitian...7
F. Kajian Pustaka...7
G. Definisi Operasional...12
H. Metode Penelitian...13
I. Sistematika Pembahasan...18
BAB II PERSAINGAN HARGA DALAM BISNIS ISLAM...20
A. Strategi Persaingan...20
B. Etika Persaingan...25
2. Etika Persaingan Dalam Bisnis...27
C. Mekanisme Pasar...34
D. Persaingan Harga...39
BAB III PENENTUAN HARGA DAN PERSAINGANNYA DI PASAR WISATA RELIGI SUNAN AMPEL SURABAYA...46
A. Gambaran Umum Pasar Wisata Religi Sunan Ampel...46
B. Penentuan Harga Pasar Wisata Religi Sunan Ampel...48
1. Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga...48
C. Strategi Persaingan Harga Pasar...51
BAB IV ANALISISSTRATEGI PERSAINGAN HARGA PASAR DALAM BISNIS ISLAM...54
A. Penentuan Harga Pasar Wisata Religi Sunan Ampel...54
B. Strategi Persaingan Harga...59
BAB V PENUTUP...65
A. Kesimpulan...65
B. Saran...66
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perekonomian seakan menjadi nyawa bagi setiap manusia,
masyarakat, bangsa dan negara. Disadari atau tidak bahwa setiap manusia
di dunia ini tidak akan bisa lepas dari yang namanya dunia perekonomian
karena hal ini merupakan salah satu fitrah manusia dalam menjalani
kehidupannya.1 Salah satu aktivitas perekonomian manusia adalah bisnis.
Islam menganjurkan umatnya untuk berkerja salah satunya dengan
berbisnis.
Perilaku dalam berbisnis tidak luput dari adanya nilai moral.
Rasululllah Muhammad SAW. bersabda di dalam suatu hadis yang artinya
bahwa bekerja mencari rezeki yang halal merupakan kewajiban, setelah
kewajiban ibadah (HR. Ath Thabrani dan Baihaqi).2 Hadis ini kemudian
diperkuat dengan Firman Allah dalam surah al-A’raf ayat 10:
ن ركْشت ام ايلق شياعم ا يف ْمكل انْلعج ضْرأا يف ْمكاّنّكم ْدقل
“Sesungguhnya, Kami menempatkan kalian sekalian di muka bumi
dan Kami memberikan kalian di bumi itu (sumber) penghidupan."3
Pekerjaan yang dilakukan manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya salah satunya ialah dengan berbisnis. Bisnis adalah organisasi
1
Johan Arifin, Etika Bisnis Islami (Semarang: Walisongo Press, 2009), 31.
2Islam Cendikia, “Pengertian Bisnis dalam Ajaran Syariah Islam dan Umum”, dalam http://www.islamcendikia.com, “diakses pada” 12 Agustus 2016.
3
2
yang menyediakan barang atau jasa untuk dijual dengan maksud
mendapatkan keuntungan. Bisnis adalah sebuah aktivitas yang mengarah
pada peningkatan nilai tambah melalui proses penyerahan jasa,
perdagangan atau pengolahan dagang (produksi).4
Bisnis dalam dunia perdagangan merupakan salah satu hal yang
sangat penting dalam kehidupan manusia. Setiap manusia memerlukan
harta dan kekayaan untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan tujuan itulah
manusia berlomba-lomba untuk mengejar harta kekayaan dengan cara
berbisnis. Oleh sebab itu Islam kemudian mewajibkan kepada umatnya
untuk senantiasa bekerja dalam memenuhi segala kebutuhan hidup
mereka.5
Bisnis paling mudah dipahami bila dilihat dari dimensi ekonomi.
Dari sudut pandang ini, bisnis adalah kegiatan produktif dengan tujuan
memperoleh keuntungan. Bisnis merupakan tulang punggung kegiatan
ekonomi, tanpa bisnis tidak ada kegiatan ekonomi.6 Salah satu aktivitas
ekonomi dalam perdagangan adalah pasar. Pasar merupakan fasilitas
publik yang membantu perekonomian suatu daerah. Pasar merupakan
tempat dimana para pedagang dan pembeli bertransaksi. Di sana mereka
bisa menawar harga yang cukup miring daripada belanja di mall-mall.
Pasar menjadi salah satu tempat dimana orang-orang bisa menjual barang,
jasa dan tenaga kerjanya dengan imbalan uang.
4
Muhammad, Etika Bisnis Islami (Yogyakarta: UP AMP YKPN, 2004), 37.
5
Johan Arifin, Etika Bisnis Islam ..., 81.
6
3
Keragaman para pedagang menjadikan perilaku dalam berdagang
dan strategi yang mereka terapkan berbeda-beda, mulai dari cara promosi,
memberikan diskon atau menjual barang-barang dengan harga yang lebih
murah dibanding dengan pedagang yang lain. Harga merupakan elemen
penting dalam strategi pemasaran dan harus senantiasa dilihat dalam
hubungannya dengan strategi pemasaran. Harga berinteraksi dengan
seluruh elemen lainnya dalam bauran pemasaran untuk menentukan
efektivitas dari setiap elemen dan keseluruan elemen.7
Harga merupakan satu-satunya faktor bauran pemasaran yang
memberikan masukan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Dari
sudut pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau ukuran
lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar
memperoleh hak kepemilikan atas penggunaan suatu barang atau jasa.8
Penentuan harga merupkan titik kritis dalam bauran pemasaran jasa
karena harga menentukan pendapatan dari suatu usaha/bisnis. Keputusan
penentuan harga juga sangat signifikan di dalam penentuan nilai/manfaat
yang dapat diberikan kepada pelanggan dan memainkan peranan penting
dalam gambaran kualitas jasa. Strategi penentuan tarif dalam perusahaan
jasa dapat menggunakan penentuan tarif premium pada saat permintaan
tinggi dan tarif diskon pada saat permintaan turun.9 Penentuan harga bisa
didasarkan pada harga pesaing, dimana harga ditetapkan di bawah, di atas,
ataupun sama dengan harga pesaing.
7
Samsul Anam, et al., Manajemen Pemasaran (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2013), 103.
8
Ibid.
9
4
Ada beberapa keputusan yang menyangkut penentuan harga,
termasuk harga tertentu yang diberikan kepada masing-masing produk
atau jasa yang dipasarkan. Perlu ditinjau apa saja yang menjadi tujuan bagi
penjual dalam menetapkan harga produknya. Tujuan-tujuan tersebut
adalah a) meningkatkan penjualan, b) mempertahankan dan memperbaiki
pangsa pasar, c) stabilisasi harga, d) mencapai target pengembalian
investasi, dan e) mencapai laba maksimum. Dalam penetapan harga,
pedagang harus memperhatikan secara mendalam sensitifitas pembeli
terhadap harga. Dalam pasar yang konsumennya peka terhadap harga, saat
suatu pedagang menurunkan harga, maka pesaing juga ikut menurunkan
harganya.
Persaingan harga sering menimbulkan kecemasan yang akhirnya
menimbulkan persaingan yang tidak sehat. Kondisi ini sering dijumpai di
pasar dan menjadi alasan kemunduran kualitas produk dan layanan. Dalam
Islam, bila ingin memenangkan persaingan, harga produk harus
kom-petitif. Dalam hal ini, tidak diperkenankan membanting harga dengan
tujuan menjatuhkan pesaing. Selama berbisnis, seorang muslim senantiasa
sandarkan segala sesuatunya kepada Allah. Segala keadaan dihadapi
dengan sikap positif tanpa meninggalkan hal-hal prinsip yang telah Allah
perintahkan kepadanya. Terbaik di hadapan Allah adalah yang dicapai
dengan cara tetap setia menaati setiap aturan-Nya dalam berbisnis,
sedangkan terbaik di hadapan manusia dengan menjalankan bisnis dengan
5
Dalam observasi awal penulis sedikitnya memperoleh informasi
tentang strategi yang dilakukan oleh beberapa pedagang. Seperti
memberikan harga di bawah harga pasar dan memberikan diskon pada
produk-produk tertentu misalnya: mukena, sarung, baju kokoh, peralatan
umroh dan haji, dll. Dalam hal ini, penulis tertarik untuk membahas
tentang “Strategi Persaingan Harga Pasar di Kawasan Wisata Religi Sunan
Ampel Surabaya”.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat disampaikan identifikasi
dan batasan masalahnya sebagai berikut:
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, ada beberapa
masalah yang teridentifikasi, antara lain:
a. Penentuan harga pasar di pasar kawasan wisata religi Sunan Ampel
Surabaya.
b. Motivasi pedagang dalam penentuan harga pasar di pasar kawasan
wisata religi Sunan Ampel Surabaya.
c. Strategi persaingan harga pasar di pasar kawasan wisata religi
Sunan Ampel Surabaya.
2. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini
6
ini fokus pada pedagang Muslim Ampel dalam menentukan harga
pasar dan strategi persaingan harga pasar di kawasan wisata religi
Sunan Ampel Surabaya.
C. Rumusan Masalah
Berpijak pada latar belakang masalah di atas, ada beberapa
masalah yang akan dikembangkan dan dicari penyelesaiannya, sehingga
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pedagang Muslim Ampel menentukan harga pasar di
kawasan wisata religi Sunan Ampel Surabaya ?
2. Bagaimana strategi persaingan harga pasar di kawasan wisata religi
Sunan Ampel Surabaya ?
D. Tujuan Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai
oleh penulis, yaitu:
1. Untuk mengetahui bagaimana pedagang Muslim Ampel menetapkan
harga pasar di kawasan wisata religi Sunan Ampel Surabaya.
2. Untuk mengetahui strategi persaingan harga pasar di kawasan wisata
7
E. Kegunaan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
diantaranya:
1. Aspek teoretis, untuk mendeskripsikan strategi yang dilakukan
pedagang Muslim Ampel dalam menentukan harga pasar dalam
melakukan persaingan harga.
2. Aspek praktis, untuk menjadi bahan studi komperatif ataupun studi
lanjutan bagi pihak-pihak yang ingin mendalami secara jauh
permasalahan yang berkaitan dengan obyek pembahasan ini.
F. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah deskripsi ringkasan tentang kajian atau
penelitian yang sudah pernah dilakukan terkait masalah yang diteliti,
sehingga terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak
merupakan pengulangan atau duplikasi dari kajian atau penelitian yang
telah ada.10
Penelitian ini berjudul “Strategi Persaingan Harga Pasar di
Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel Surabaya” penelitian ini tidak lepas
dari berbagai penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai pandangan dan
juga referensi serta ascuan dalam penyusunan skripsi ini.
10
8
1. Risma Ulinnuha Hamidah (2012) dalam skripsi yang berjudul “Strategi
Bersaing Pedagang di Pasar Ngunut Tulungagung Ditinjau dari Etika
Bisnis Islami”.11
Analisis hasil penelitian yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif yaitu mendiskripsikan hasil wawancara dengan pedagang
pakaian, sepatu, aksesoris, buah dan jasa menjahit serta data-data
lainnya yang kemudian menganalisisnya dengan teori.
Hasil penelitian ini menjunjukkan kebiasaan mereka tidak
transparan terhadap cacat barang yang mereka perdagangkan, tidak
adil dalam menetapkan harga, kebiasaan mereka berkata bohong dalam
berdagang. Dalam Etika Bisnis Islam tidak transparan, tidak adil dalam
menetapkan harga, dan berbohong disebut perdagangan dengan
penipuan (Tadlis) tidak diperbolehkan karena akan merugikan salah
satu pihak, sedangkan dalam Islam di ajarkan untuk jujur dan adil
terhadap semua pelanggan. Persamaan dengan penelitian ini adalah
strategi bersaing. Adapun perbedaannya adalah dalam produk-produk
yang diteliti, peneliti sebelumnya lebih mengarah pada kebutuhan
sehari-hari yaitu: sembako sedangkan penelitian ini lebih mengarah
pada kebutuhan primer yaitu: mukena, sarung, baju kokoh, dll.
2. Taufiq Hidayat (2007) dalam skripsi yang berjudul “Perspektif Hukum
Islam Terhadap Strategi Dagang yang Diterapkan oleh Pedagang Roti
dan Kue pada Tahun 2007 di Pasar Ngawen Gunungkidul”.12
11Risma Ulinnuha Hamidah, “Strategi Bersaing Pedagang di Pasar Ngunut Tulungagung
: Ditinjau
9
Penelitian ini dilakukan dengan metode interview dan observasi
dan menganalisanya dengan hukum Islam. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa belum sepenuhnya pedagang di Pasar Ngawen
Gunungkidul melaksanakan aturan dan etika yang ada dalam hukum
Islam.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi yang belum
sesuai adalah strategi terhadap distributor dan strategi penetapan harga.
Dan dalam penerapan strateginya belum melaksanakan nilai kejujuran
dan nilai keadilan yang merupakan prinsip dagang yang dilakukan
Rasulullah saw. Persamaan dengan penelitian ini adalah strategi
berdagang. Adapun perbedaannya adalah dalam strategi berdagang,
peneliti sebelumnya lebih mengarah pada roti dan kue, sedangkan
penelitian ini lebih mengarah pada kebutuhan primer yaitu: mukena,
sarung, baju kokoh, dll.
3. Anis Maisaroh (2014) dalam skripsi yang berjudul “Tinjauan Hukum
Islam Terhadap Pelaksanaan Strategi Marketing Pedagang Pasar
Banjarsari Ciamis Jawa Barat”.13
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field reseach).
Sifat penelitian ini adalah deskriptif-analitik, yakni dengan penelitian
ini penyusun mengevaluasi lalu memberikan penilaian terhadap realita
yang ada di lapangan dengan menggunakan pendekatan normatif. 12Taufiq Hidayat, “Perspektif Hukum Islam terhadap Strategi Dagang yang Diterapkan oleh
Pedagang Roti dan Kue pada Tahun 2007 di Pasar Ngawen Gunungkidul” (Skripsi--UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2007).
13Anis Maisaroh, “Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Strategi Marketing Pedagang
10
Hasil penelitian dan analisis hukum yang dilakukan dapat
disimpulkan bahwa pedagang di Pasar Banjarsari Ciamis Jawa Barat
khususnya pedagang sembako belum sepenuhnya melaksanakan aturan
dan etika dalam hukum Islam. Masih ditemukan aksi mencampurkan
barang dengan kualitas bagus dengan kualitas buruk dan juga masih
adanya penimbunan barang dan menaikan harga menjelang Ramadhan
sampai Idul Fitri dengan tujuan memanfaatkan situasi untuk
mendapatkan keuntungan yang besar. Persamaan dengan penelitian ini
adalah strategi bersaing. Adapun perbedaannya adalah dalam
produk-produk yang diteliti, peneliti sebelumnya lebih mengarah pada
kebutuhan sehari-hari yaitu: sembako, sedangkan penelitian ini lebih
mengarah pada kebutuhan primer yaitu: mukena, sarung, baju kokoh,
dll.
4. Nabila Desiana (2012) dalam skripsi yang berjudul “Penerapan
Strategi Bersaing dalam Peningkatan Pangsa Pasar pada PT. XL Mitra
Abadi Utama Makassar”.14
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
perkembangan penjualan yang dicapai oleh perusahaan PT. XL Mitra
Abadi Utama Makassar serta untuk mengetahui penerapan strategi
bersaing dengan menggunakan analisis SWOT (kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman) terhadap peningkatan pangsa pasar.
14Nabila Desiana, “Penerapan Strategi Bersaing dalam Peningkatan
Pangsa Pasar pada PT. XL
11
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa hasil
perhitungan analisis pangsa pasar (market share) dalam pemasaran
provider kartu seluler khususnya pada perusahaan PT. XL Mitra Abadi
Utama Makassar, menunjukkan bahwa pangsa pasar atau market share
untuk setiap tahunnya meningkat. Faktor yang menyebabkan adanya
kenaikan pangsa pasar sebab jumlah penjualan jasa provider kartu
seluler meningkat setiap tahunnya. Sedangkan dari hasil analisis
perhitungan formulasi SWOT yang dilakukan terlihat bahwa
strategi yang dijalankan oleh perusahaan selama ini sehingga dapat
meningkatkan pangsa pasar adalah strategi pertumbuhan agresif.
Dimana dalam penerapan strategi pertumbuhan agresif memiliki
keunggulan jika dibandingkan kelemahan dapat dikatakan positif dan
selain itu peluang lebih besar dari ancaman.
5. Nurul Hidayati (2011) dalam skripsi yang berjudul “Strategi Bisnis
Usaha Mikro Kecil (UMKM) dalam Mengembangkan Usahanya Studi
pada Industri Ikat Tenun di Parengan Kecamatan
Maduran-Lamongan”.15
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah instrumen kecil.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam strategi
produksi dalam bidang kerajinan tenun tidak jauh berbeda yaitu
15
Nurul Hidayati, “Strategi Bisnis Usaha Mikro Kecil (UMKM) dalam Mengembangkan Usahanya Studi pada Industri Ikat Tenun di Parengan Kecamatan Maduran-Lamongan” (Skripsi—UPN
12
differensiasi produk dalam hal bentuk maupun jenisnya. Strategi
keuangan yaitu modal yang digunakan untuk mendirikan usaha adalah
modal sendiri dan pinjaman dari bank, serta pencatatan keungan belum
dilakukan secara sistematis. Strategi sumber daya manusia, usaha
tersebut memperkerjakan hampir semua tenaga kerja yang diperoleh
dari masyarakat sekitar dengan sistem gaji borongan. Strategi
pemasaran, untuk produk kain melalui internet, pameran dan lain-lain.
Persamaan dengan penelitian ini adalah dalam hal strategi. Adapun
perbedaannya, penelitian terdahulu lebih banyak membahas tentang
strategi pemasaran, strategi sumber daya manusia, strategi keuangan.
Sedangkan penelitian ini hanya membahas tentang strategi persaingan
harga.
G. Definisi Operasional
Penelitian ini berjudul “Strategi Persaingan Harga Pasar di Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel Surabaya”. Agar lebih memudahkan
dalam memahami skripsi ini, penelitian ini mendefinisikan beberapa
istilah, antara lain:
1. Strategi persaingan
Strategi persaingan adalah pencarian akan posisi bersaing yang
menguntungkan dalan suatu industri, arena fundamental tempat
persaingan terjadi. Sedangkan menurut Philip Kotler, strategi bersaing
13
pesaing dan yang memberi perusahaan keunggulan bersaing yang
sekuat mungkin. Dari penjelasan tersebut, strategi persaingan adalah
upaya yang dilakukan suatu perusahaan dalam mengambil hati sebuah
pasar (konsumen) dengan memberikan keunggulan-keunggulan
dibanding pesaingnya. Dalam hal ini, pedagang memberikan diskon
kepada konsumen apalagi jika konsumen tersebut sudah menjadi
pelanggan tetap di toko tersebut.
2. Persaingan Harga
Persaingan harga adalah bentuk persaingan antar para pedagang
yang bertujuan untuk menarik minat konsumen dengan menawarkan
harga produk yang rendah dibandingkan dengan pedagang lain. Tetapi
tidak semua pedagang memberikan harga rendah, ada juga yang
memberikan harga pas/harga wajar.
H. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara untuk mendapatkan data
dalam suatu penelitian. Dengan kata lain, dapat dikatakan suatu cara yang
digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Dalam penulisan skripsi ini
guna memperoleh data dan informasi yang objektif dibutuhkan data dan
informasi yang faktual dan relevan.
Sesuai dengan rujukan di atas, maka pendekatan penelitian yang
14
kualitatif. Karena penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif maka
hasil data akan difokuskan berupa pertanyaan secara deskriptif.
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di pasar kawasan wisata religi
Sunan Ampel Surabaya.
2. Data dan Sumber Data
Data yang perlu dihimpun untuk penelitian ini adalah data yang
terkait dengan strategi persaingan harga pasar di kawasan wisata religi
Sunan Ampel Surabaya. Untuk menggali kelengkapan data tersebut,
maka diperlukan sumber-sumber data sebagai berikut:
a. Sumber data primer
Sumber data primer yakni subjek penelitian yang dijadikan
sebagai sumber informasi penelitian dengan menggunakan alat
pengukuran atau pengambilan data secara langsung16 melalui
dokumentasi dan interview (wawancara). Dalam hal ini subjek
penelitian yang dimaksud adalah pedagang muslim ampel.
b. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data kedua sesudah
data primer.17 Sumber data sekunder merupakan data pendukung.
Data ini digunakan untuk mendukung informasi dari data primer
yang diperoleh dari observasi langsung ke lapangan.
16
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2007), 91.
17
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan Kualitatif
15
3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standart
untuk memperoleh data yang diperlukan.18 Dalam pengumpulan data
pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan beberapa metode yaitu:
a. Wawancara (Interview)
Menurut Esterberg dalam Sugiyono, wawancara merupakan
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi atau ide melalui
tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu
topik. Ia juga mengemukakan beberapa wawancara, yaitu
wawancara terstruktur, semistruktur, dan tidak terstruktur.19
Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa wawancara yang
sering disebut dengan interview atau kuesioner lisan adalah sebuah
dialog yang dilakukan oleh wawancara untuk memperoleh
informasi dari pewawancara (interviewer).20 Dalam wawancara ini
peneliti melakukan wawancara dengan pedagang muslim ampel.
b. Observasi
Sutrisno Hadi mengatakan bahwa metode observasi adalah
metode pengumpulan data dengan cara pengamatan dan pencatatan
secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang
diselidiki.21 Sedangkan menurut Arikunto dalam pengertian
18
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian (Yogyakarta: Terras, 2009), 57.
19
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2010), 317.
20
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), 132.
21
16
psikologi observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan
adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap obyek dengan
menggunakan seluruh alat indera. Apa yang dilakukan ini adalah
pengamatan langsung.22
Dalam hal ini penggunaan metode observasi yaitu
mengadakan pengamatan dan pencatatan dalam keadaan yang
sebenarnya. Metode ini dilakukan peneliti untuk mendapatkan
informasi tentang strategi persaingan harga yang dilakukan oleh
pedagang muslim ampel.
c. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan yaitu mengumpulkan data dengan cara
memperoleh dari keputusan di mana penulis mendapatkan
teori-teori dan pendapat ahli serta beberapa buku referensi yang ada
hubungannya dengan penelitian ini.23 Teori tentang strategi,
penetapan harga, persaingan harga.
4. Teknik Pengolahan Data
Setelah semua data terkumpul, baik itu dari penelitian lapangan
maupun penulisan, maka dilakukan analisa data secara kualitatif
sebagai berikut:
a. Editing, yaitu proses pengecekan dan penyesuaian yang diperlukan
untuk menjamin kelengkapan dan kesiapan data penelitian dalam
22
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 133.
23
17
proses analisis.24 Dalam hal ini penulis akan mengambil data yang
akan dianalisis berdasarkan rumusan masalah saja.
b. Organizing, yaitu pengaturan dan penyusunan data yang diperoleh
sedemikian rupa sehingga menghasilkan bahan untuk menyusun
laporan skripsi dengan baik.25 Penulis melakukan pengelompokan
data yang dibutuhkan untuk dianalisis dan menyusun data tersebut
dengan sistematis untuk memudahkan penulis dalam menganalisis
data.
c. Penemuan hasil, yaitu dengan menganalisis data yang telah
diperoleh dari penelitian untuk memperoleh kesimpulan mengenai
kebenaran fakta yang ditemukan, yang akhirnya merupakan
jawaban dari rumusan masalah.26
5. Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan dan Sugiyono, analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat
dipahami, dan temuannya dapat di informasikan kepada orang lain.27
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data
deskriptif kualitatif, yaitu analisis data atau fenomena yang dapat
ditangkap oleh peneliti, dengan menunjukkan bukti-buktinya.28 Tujuan
24
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis: untuk Akuntansi dan Manajemen (Yogyakarta: BPFE, 2002), 167-168.
25
Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), 66.
26
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 246.
27
Ibid., 334.
28
18
dari metode ini adalah untuk membuat deskripsi atau gambaran
mengenai obyek penelitian secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan fenomena yang
diselidiki,29 serta teknik ini digunakan untuk mendeskripsikan data
yang peneliti kumpulkan baik data wawancara, observasi, maupun
dokumentasi. Setelah data terkumpul semua, barulah data tersebut
dianalisis.
I. Sitematika Pembahasan
Penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab yang terbagi dalam
beberapa sub bab, adapun sistematikanya adalah sebagai berikut:
Bab pertama merupakan pendahuluan. Dalam bab ini terdiri dari
latar belakang masalah yang merupakan pemaparan munculnya masalah
yang ada di lapangan, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah,
kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi
operasional, metode penelitian, sistematika pembahasan.
Bab kedua merupakan landasan teori. Pada bab ini penulis
mengulas masalah-masalah yang berhubungan dengan objek penelitian
melalui teori-teori yang relevan. Teori-teori tersebut merupakan teori
strategi persaingan, teori etika persaingan, teori mekanisme pasar dan teori
persaingan harga.
29
19
Bab ketiga merupakan data penelitian. Pada bab ini penulis
mendeskripsikan data yang berkenaan dengan hasil wawancara dan
observasi. Dilakukan dengan jelas dan terang. Deskripsi tersebut meliputi
gambaran umum tentang pasar wisata religi Sunan Ampel Surabaya,
penentuan harga pasar, dan strategi persaingan harga pasar.
Bab keempat merupakan analisis data. Pada bab ini penulis
menganalisis data penelitian yang telah dideskripsikan sebelumnya guna
menjawab masalah penelitian. Strategi persaingan harga yang dilakukan
oleh pedagang Muslim Ampel apakah sudah sesuai dengan etika
persaingan dan dalam etika bisnis Islam.
Bab lima merupakan penutup. Bab terakhir yang berisi kesimpulan
dari hasil penelitian. Serta memberikan saran dengan melihat hasil dari
analisis guna memberikan masukan kepada pedagang muslim yang
BAB II
PERSAINGAN HARGA DALAM BISNIS ISLAM
A. Strategi Persaingan
Menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert, strategi dapat didefinisikan
berdasarkan dua perspektif yang berbeda, yaitu 1) dari perspektif apa yang
suatu organisasi ingin lakukan (intends to do), dan 2) dari perspektif apa
yang organisasi akhirnya lakukan (eventually does). Berdasarkan
perspektif yang pertama, strategi didefinisikan sebagai program untuk
menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan
misinya. Maksudnya, pedagang berperan aktif, sadar dan rasional dalam
merumuskan strategi organisasi.
Sedangkan berdasarkan perspektif yang kedua, strategi
didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respons organisasi terhadap
lingkungannya sepanjang waktu. Definisi ini menjelaskan bahwa setiap
strategi yang dirumuskan tidak semuanya dapat diterapkan. Dalam hal ini
strategi dipahami bukan hanya sebagai “berbagai cara untuk mencapai
tujuan (ways to achieve ends) melainkan mencakup pula penentuan
berbagai tujuan itu sendiri. Strategi dipahami pula sebagai sebuah pola
yang mancakup di dalamnya baik strategi yang direncanakan (intended
strategy and deliberate strategy) maupun strategi yang awalnya tidak
21
dipertimbangkan bahkan dipilih untuk diimplementasikn (realized
strategy).1
Strategi bersaing adalah mengembangkan rencana mengenai
bagaimana bisnis akan bersaing, apa yang seharusnya menjadi tujuannya
dan kebijakan apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.2
Definisi Competitive Marketing Strategy atau strategi bersaing menurut
Porter adalah kombinasi antara akhir (tujuan) yang diperjuangkan oleh
perusahaan dengan alat (kebijaksanaan) dan perusahaan berusaha sampai
kesana.3 Sedangkan menurut Kotler “strategi yang secara kuat
menempatkan perusahaan terhadap pesaing dan yang memberi perusahaan
keunggulan bersaing yang sekuat mungkin”.4 Jadi, pengertian strategi
bersaing adalah bagaimana upaya yang dilaksanakan oleh sebuah
perusahaan dalam memenangkan sebuah pasar yang menjadi pasar
sasaranya dengan cara memberikan keunggulan-keunggulan dalam
bersaing, menganalisis pesaing serta melaksanakan strategi pemasaran
bersaing yang efektif.
Persaingan merupakan kondisi real yang dihadapi setiap orang di
masa sekarang. Kompetisi dan persaingan tersebut bila dihadapi secara
positif atau negatif, bergantung pada sikap dan mental dalam memaknai
persaingan tersebut. Hampir tiada hal yang tanpa kompetisi/persaingan,
1
Ismail Solihin, Manajemen Strategik (Jakarta: Erlangga, 2012), 64.
2
Michael E Porter, Strategi Bersaing Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing (Jakarta: Erlangga, 2001), 35.
3
Ibid., 16.
4
22
seperti halnya kompetisi dalam berprestasi, dunia usaha bahkan dalam
proses belajar. Persaingan merupakan semacam upaya untuk mendukuki
posisi yang lebih tinggi di dalam dunia usaha. Bila jumlah pesaing cukup
banyak dan seimbang, persaingan akan tinggi sekali karena
masing-masing pedagang memiliki sumber daya yang relatif sama. Bila jumlah
pesaing sama tetapi terdapat perbedaan sumber daya, maka terlihat mana
yang akan menjadi market leader, dan pedagang mana yang merupakan
pengikut.5
Dalam dunia bisnis seorang pedagang tampaknya tidak dapat
terpisahkan dari aktivitas persaingan. Dengan kata lain aktivitas bersaing
dalam bisnis antara pedagang satu dengan pedagang yang lain tidak dapat
dihindarkan. Para pedagang harus memahami dalam ajaran Islam
dianjurkan agar para umatnya untuk melakukan perlombaan dalam
mencari kebaikan di segala hal, termasuk diantaranya dalam hal berbisnis.
Oleh karena itu, walaupun sedang mengalami kondisi persaingan,
pedagang muslim bisa berusaha menghadapinya dan tanpa merugikan
orang lain. Islam sebagai sebuah aturan hidup yang khas, telah
memberikan aturan-aturan yang rinci untuk menghindarkan munculnya
permasalahan akibat praktik persaingan yang tidak sehat. Tiga unsur yang
harus dicermati dalam persaingan bisnis adalah:6
5
Jopie Jusuf, Analisis Kredit untuk Account Officer (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008), 260.
6
23
1. Pihak-pihak yang bersaing
Manusia merupakan pelaku bisnis. Bagi seorang muslim, bisnis
yang dilakukan adalah untuk memperoleh dan mengembangkan harta
yang dimilikinya. Harta yang diperolehnya adalah rezeki yang
diberikan Allah SWT. Tugas manusia adalah berusaha sebaik-baiknya
salah satunya dengan jalan bisnis. Tidak ada anggapan rezeki yang
diberikan Allah akan diambil oleh pesaing. Karena Allah telah
mengatur hak masing-masing sesuai usahanya.
2. Segi cara bersaing
Berbisnis adalah bagian dari muamalah, karenanya bisnis tidak
lepas dari hukum-hukum yang mengatur muamalah. Dalam berbisnis
setiap orang akan berhubungan dengan pesaing. Rasulullah saw
memberikan contoh bagaimana bersaing dengan baik. Ketika
berdagang, Rasul tidak pernah melakukan usaha untuk menghancurkan
pesaingnya. Dalam berbisis, harus selalu berupaya memberikan
pelayanan terbaik, namun tidak menghalalkan segala cara.
3. Objek yang dipersaingkan
Beberapa keunggulan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan daya saing adalah:
a. Produk
Produk yang dipersaingkan baik barang dan jasa harus
24
konsumen untuk menghindari penipuan, kualitasnya terjamin dan
bersaing.
b. Harga
Bila ingin memenangkan persaingan, harga produk harus
kompetitif. Dalam hal ini, tidak diperkenankan membanting harga
untuk menjatuhkan pesaing.
c. Tempat
Tempat yang digunakan harus baik, sehat, bersih dan
nyaman, dan harus dihindarkan dari hal-hal yang diharamkan
seperti barang yang dianggap sakti untuk menarik pengunjung.
d. Pelayanan
Pelayanan harus diberikan dengan ramah, tapi tidak boleh
dengan cara yang mendekati maksiat.
Persaingan sangat penting bagi keberhasilan atau kegagalan dalam
perdagangan maupun usaha. Porter menguraikan ada lima faktor
persaingan bisnis yang dapat menentukan kemampuan bersaing:
a. Kekuatan tawar-menawar
b. Kekuatan pemasok
c. Ancaman produk pengganti
d. Ancaman pendatang baru
e. Persaingan kompetitif di antara anggota industri
Tujuan utama yang mendorong kegiatan bisnis adalah laba yang
25
dikeluarkan. Dalam kegiatan bisnis, pedagang harus bisa menghadapi
persaingan usaha yang lazim terjadi dalam dunia bisnis. Ketika pedagang
bersikap kompetitif maka pedagang memiliki sikap siap serta berani
bersaing dengan orang lain. Dalam arti yang positif dan optimis, kompetisi
bisa diarahkan pada kesiapan dan kemampuan untuk mencapai kemajuan
dan kesejahteraan sebagai umat manusia. Kompetisi seperti ini merupakan
motivasi diri sekaligus faktor penggali dan pengembang potensi diri dalam
menghadapi bentuk-bentuk kompetisi, sehingga kompetisi tidak
semata-mata diarahkan untuk mendapatkan kemenangan dan mengalahkan lawan.7
Dengan memahami konsep seperti itu, pedagang tidak menganggap
kompetitor sebagai lawan dalam menjalankan bisnis melainkan sebagai
partner.
B. Etika Persaingan
1. Definisi Etika
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, etika adalah ilmu tentang
apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral (akhlak).8 Kata etika berasal dari kata ethos dalam bahasa
Yunani yang berarti kebiasaan, adat, sikap dan cara berfikir. Menurut
Wiranata, etika senantiasa terkait dengan konsep ideal yang memuat
tatanan etika dalam pergaulan yang melandasi tingkah laku untuk
7Muhammad Saman, “Persaingan Industri PT. PancanataCentralindo Perspektif Etika Bisnis
Islam” (Skripsi--Universits Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2010), 19.
8
26
mewujudkan tata hubungan pergaulan manusia berdasarkan kepada
asas-asas baku, ideal dan penuh harmonisasi bila dilakukan.
Dengan demikian etika merupakan filsafat moral yaitu
pemikiran yang dilandasi oleh rasional, kritis, mendasar, sistematis,
dan normatif. Dalam konteks profesionalisme, etika memberikan
jawaban dan sekaligus pertanggungjawaban tentang ajaran moral, yaitu
bagaimana seorang yang berprofesi harus bersikap, berperilaku, dan
mempertanggungjawabkan perbuatannya. Pokok pangkal etika adalah
perbuatan baik dan benar, oleh karena itu etika adalah filsafat moral,
sebagai bagian dari filsafat.9
Di dalam Islam, Al-Quran menyebutkan bahwa etika dalam
termaal-khuluq (dari kata dasar khalaqa-khuluqun) kemudian lebih
dikenal dengan terma akhlaq yang berarti tabi’at, budi pekerti,
kebiasaan kesatriaan, dan keprawiraan.10 Menurut Ahmad Amin dalam
Fakhri,11 akhlak adalah ilmu yang mejelaskan baik dan buruk,
menerangkan apa yang harusnya dilakukan oleh manusia kepada yang
lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam
perbuatan mereka dan menunjukkan apa yang harus diperbuat. Etika
dalam Islam adalah mengenai norma dan ajaran yang mengatur
hubungan antara individu, masyrakat, kelompok terhadap lingkungan
maupun hubungan kepada Allah.
9
I Gede Wiranata, Etika Bisnis & Hukum Bisnis Sebuah Pemikiran Awal (Bandar Lampung: Penerbit Universitas Lampung, 2010), 8.
10
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al Munawir (Yogyakarta: PP Krapyak, 1984), 393.
11
27
Etika berkaitan erat dengan manusia, yakni upaya untuk
mengatur kehidupan dan perilaku. Berbeda dengan orang barat yang
menggunakan akal sebagai dasar kebenaran untuk mengatur etika
mereka. Sedangkan, Islam meletakkan Al-Quran sebagai dasar
kebenaran. Oleh karena itu, etika dalam ajaran Islam tidak bisa
disamakan dengan pengertian dari ilmuan barat. Etika dalam Islam
tidak hanya tentang manusia dengan manusia melainkan juga dengan
Allah.
2. Etika Persaingan dalam Bisnis
Etika Islam yang telah menyatu kedalam bisnis menciptakan
paradigma bisnis dalam etika. Paradigma bisnis merupakan cara
berfikir dan cara pandang yang dijadikan landasan bisnis sebagai
aktivitas maupun entitas. Paradigma bisnis Islam di bangun dan di
landasi oleh prinsip-prinsip berikut:12
a. Tauhid (Kesatuan/Unity)
Prinsip ini merupakan prinsip pokok dari segala sesuatu,
karena di dalamnya terkandung perpaduan keseluruhan
aspek-aspek kehidupan muslim baik dalam bidang ekonomi, sosial, dan
politik yang menjadi satu (homogeneous whole). Maka Islam
kemudian menawarkan perpaduan antara agama sebagai
perwujudan dari sikap taat hamba kepada Sang Pencipta.
12
28
b. Keseimbangan (Keadilan/Equilibrium)
Prinsip yang kedua ini lebih menggambarkan dimensi
kehidupan pribadi yang bersifat horizontal. Prinsip keseimbangan
yang berisikan ajaran keadilan merupakan salah satu prinsip dasar
yang harus dipegang oleh siapapun.
c. Kehendak Bebas (Free Will)
Konsep Islam memahami bahwa institusi ekonomi seperti
pasar dapat berperan efektif dalam kehidupan perekonomian. Hal
ini berlaku saat terjadi persaingan bebas dapat terjadi secara
efektif, hal ini diumungkinkan terjadi saat tidak ada intervensi bagi
pasar dari pihak manapun, tak terkecuali oleh pemerintah.
Dalam Islam kehendak bebas mempunyai tempat tersendiri,
karena potensi kebebasan itu sudahada sejak manusia dilahirkan di
muka bumi. Namun, perlu ditekankan bahwa kebebasan yang ada
dalam diri manusia bersifat terbatas, sedangkan kebebasan yang
tak terbatas hanya milik Allah semata.
d. Pertanggungjawaban (Responsibility)
Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil
dilakukan oleh manusia karena tidak menuntut adanya
pertanggungjawaban dan akuntabilitas. Untuk memenuhi tuntutan
keadilan dan kesatuan, manusia perlu mempertanggung jawabkan
tindakannya.13 Secara logis, prinsip ini berhubungan erat dengan
13
29
prinsip kehendak bebas. Ia menetapkan batasan mengenai apa yang
bebas dilakukan oleh manusia dengan bertanggungjawab atas
semua yang dilakukan.14
Menurut Sayyid Qutub dalam Beekun, Islam memiliki
prinsip pertanggungjawaban yang seimbangan dalam segala bentuk
dan ruang lingkupnya, antara jiwa dan raga, antara individu dan
keluarga, individu dan sosial antar suatu masyarakat dengan
masyarakat lainnya. Sehingga secara mendasar prinsip
pertanggungjawaban ini akan mengubah perhitungan ekonomi dan
bisnis karena segala sesuatunya harus mengacu pada keadilan.15
e. Kebenaran: Kebajikan dan Kejujuran
Kebenaran dalam konteks ini selain mengandung makna
kebenaran lawan dari kesalahan, mengandung pula unsur yaitu
kebajikan dan kejujuran. Kebenaran adalah nilai kebenaran yang
dianjurkan dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Dalam
konteks bisnis kebenaran dimaksudkan dengan niat, sikap dan
perilaku yang benar yang meliputi proses akad (transaksi), proses
mencari, proses pengembangan maupun dalam proses upaya
meraih atau menetapkan laba.
Kebajikan adalah sikap ihsan (beneviolance) yang
merupakan tindakan yang memberikan keuntungan bagi orang lain.
14
Syed Nawab Naqvi, Etika dan Ilmu Ekonomi: Suatu Sintesis Islami, terj. Husin Arnis (Bandung: Mizan, 1993), 86.
15
30
Adapun kejujuran adalah sikap jujur dalam semua proses bisnis
yang dilakukan tanpa adanya penipuan sedikitpun.16
Dalam semua hubungan, kepercayaan adalah unsur dasar.
Kepercayaan diciptakan dari kejujuran. Kejujuran adalah satu kualitas
yang paling sulit dari karakter untuk dicapai didalam bisnis, keluarga,
atau dimanapun gelanggang tempat orang-orang berminat untuk
melakukan persaingan dengan pihak-pihak lain. Kebanyakan dari
pedagang mempunyai satu misi yang terkait dengan rencana-rencana.
Bisnis yang berhasil dalam masa yang panjang akan cenderung untuk
membangun semua hubungan atas mutu, kejujuran dan kepercayaan.
Dan inilah yang menjadi salah satu kunci sukses Rasulullah dalam
berbisnis.
Dalam dunia bisnis kepercayaan sangat penting artinya. Tanpa
didasari atas rasa saling percaya, maka transaksi bisnis tidak akan bisa
terlaksana. Akan tetapi, dalam dunia bisnis pedagang dilarang untuk
terlalu cepat percaya pada orang lain, karena hal ini rawan terhadap
penipuan. Maka, pedagang dianjurkan sebelumnya untuk melihat track
record pesaingnya. Dalam ajaran Islam, setiap muslim yang ingin
berbisnis maka dianjurkan untuk selalu melakukan persaingan yang
sehat, jujur, terbuka dan adil:17
16
Muhammad dan Lukman, Visi Al-Qur’an, 22.
17Mudharabah, “Etika Persaingan Bisnis dalam Perspektif Islam”,
31
a. Melakukan persaingan yang sehat
Baik itu dalam bentuk tidak diperbolehkan menawar barang
yang sedang ditawar oleh orang lain dengan dipertegas dengan
hadits dibawah ini:
ََالاعَ مِلْس مْلاَِم سايَالَ«ََالااقَ-ملسوَهيلعَهاَىلص-َِهللاَالو سارَناأَاةارْ يار َ ِِاأَْناع
َِهيِخاأَِمْواس
»
Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallambersabda, “Janganlah seorang muslim menawar barang yang ditawar oleh muslim yang lain.” (HR Muslim, no.3886).18
Tidak diperbolehkan membeli barang pedagang yang dari
kampung yang belum tahu harga pasar, dengan dipertegas dengan
hadits dibawah ini:
َ هالَاناذْأايَْناأَلِإَِهيِخاأَِةابْطِخَىالاعَْب طْاََالاوَِهيِخاأَِعْيا بَىالاعَ ل جرلاَِعِبايَال
“Janganlah seseorang menjual di atas jualan saudaranya. Janganlah pula seseorang khitbah (melamar) di atas khitbah saudaranya kecuali jika ia mendapat izin akan hal itu” (HR. Muslim no. 1412).19
18Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia, “Menawar Barang Yang Ditawar Orang Lain”, dalam http://pengusahamuslim.com, “diakses pada” 12 Agustus 2016.
19Rumaysho.com, “Bentuk Jual Beli yang Terlarang”,
32
Hal ini berpedoman pada firman Allah dalam surah
al-Baqarah ayat 188:
َِلااوْماأَْنِمَااقيِرافَاو ل كْأاتِلَِماك ْْاَ اَِإَااَِِاو لْد تاوَِلِطاابْلاِبَْم كانْ يا بَْم كالااوْماأَاو ل كْأاتَ الاو
َ ِسانلاَ
َانو مالْعا تَْم تْ ناأاوَِِْْْْاِب
“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.”20
b. Kejujuran
Dalam melakukan usahanya, seorang pedagang wajib
berlaku jujur. Sebagaian dari makna kejujuran adalah seorang
pedagang senantiasa terbuka dan transparan dalam jual belinya.
Jujur dalam pengertian yang lebih luas yaitu tidak berbohong, tidak
menipu, tidak berkhianat. Ketika pedagang memiliki sifat jujur,
maka orang lain akan menaruh kepercayaan dan tidak perlu terlalu
khawatir untuk melakukan bisnis bersama. Banyak sekali orang
yang berhasil dalam dunia bisnis karena sifat jujur yang mereka
miliki. Seperti dijelaskan dalam surat al-Ahzab ayat 70-71:
ااديِداسَ الْوا قَاو لو قاوَاهللاَاو ق تاَاو نامآَانيِذلاَااه ياأَااي
َاازْوا فَازاافَْداقا فَ هالو ساراوَاهللاَِعِط يَْناماوَ
ۚ
َْم كابو ن ذَْم كالَْرِفْغا ياوَْم كالاامْعاأَْم كالَْحِلْص ي
ااميِظاع
20
33
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar (70) niscaya
Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan
mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar (71)”.21
c. Keterbukaan
Pada zaman sekarang ini, ketika manusia yang satu dengan
manusia yang lain sulit sekali saling percaya, apalagi dalam
masalah yang berkaitan dengan keuangan, maka setiap usaha yang
ingin menjalin kerjasama dituntut untuk terbuka. Terbuka dalam
arti bahwa memiliki laporan keuangan yang jelas atas usaha yang
dimiliki dimana laporan keuangan tersebut bisa diaudit oleh
pihak-pihak terkait. Dan sifat terbuka inilah yang merupakan salah satu
kunci sukses keberhasilan Rasulullah dalam berbisnis menjual
barang-barang dagangan Khadijah.
َنِإ
َ
َاراجتلا
َ
َانو ثاعْ ب ي
َ
َامْوا ي
َ
َِةاماايِقْلا
َ
ااراج ف
َ
َلِإ
َ
َِنام
َ
ىاق تا
َ
َاهللا
َ
َرا باو
َ
َاقاداصاو
“Sesungguhnya para pedagang akan dibangkitkan pada hari kiamat nanti sebagai orang-orang fajir (jahat) kecuali pedagang yang bertakwa pada Allah, berbuat baik dan
berlaku jujur” (HR. Tirmidzi dan Ibnu
Majah, shahih dilihat dari jalur lain).22
d. Keadilan
Salah satu bentuk sederhana dalam berbisnis yang berkaitan
dengan keadilan adalah tidak menambah atau mengurangi berat
21
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya (Bandung: Penerbit Diponegoro, 2008), 427.
22Rumaysho.com, “Berkah dari Kejujuran dalam Bisnis”,
34
timbangan dalam jual-beli. Seperti dijelaskan pada surah An-Nahl
ayat 90:
َِراكْن مْلااوَِءااشْحافْلاَِناعَىاهْ نا ياوَ اِْر قْلاَيِذَِءااتيِإاوَِنااسْحِْْااوَِلْداعْلاِبَ ر مْأايَاهللاَن
09َُانو ركاذاتَْم كلاعالَْم ك ظِعايَِيْغا بْلااو
)
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebijakan, memberi kepada kamu kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”23
Dalam surah lain pun dijelaskan tentang pentingnya keadilan,
terdapat pada surah al-Isra ayat 35:
َاَيِوْأاتَ ناسْحاأاوَنرْ ياخَاكِلٰاذَ
ۚ
َِميِقاتْس مْلاَِسااطْسِقْلاِبَاو نِزاوَْم تْلِكَااذِإَالْياكْلاَاو فْواأاو
“Dan sempurnakanlah takaran ketika kamu menakar dan timbanglah dengan neraca yang benar”.24C. Mekanisme Pasar
Mekanisme pasar (market mechanism) adalah kecenderungan di
pasar bebas sehingga terjadi perubahan harga sampai pasar menjadi
seimbang (equilibrium) yakni sampai jumlah permintaan dan penawaran
sama.25 Menurut Boediono, mekanisme pasar sebagai proses yang berjalan
atas dasar gaya (kekuatan) tarik menarik antara konsumen-konsumen
23
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya (Bandung: Penerbit Diponegoro, 2008), 277.
24
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya (Bandung: Penerbit Diponegoro, 2008), 285.
25
35
(demand) dan produsen-produsen (supply) yang bertemu di pasar.26 Dari
sana terbentuklah suatu harga atas barang di pasar barang dan faktor
produksi di pasar faktor produksi.
Harga yang dibentuk oleh mekanisme pasar bergerak sesuai hukum
permintaan dan penawaran. Jika supply lebih besar dari demand, maka
harga akan cenderung rendah. Begitu pula sebaliknya, jika demand lebih
tinggi sementara supply rendah, maka harga akan mengalami peningkatan.
Mekanisme pasar yang bisa berjalan secara sehat akan dapat membentuk
kondisi yang seimbang antara permintaan dan penawaran, yaitu kondisi di
mana tidak ada kelebihan ataupun kekurangan stock. Sehingga jumlah
barang yang ditawarkan dalam satu periode tertentu sama dengan barang
yang diminta. Pada kondisi inilah harga keseimbangan akan terbentuk.
Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa kenaikan harga di suatu pasar
terhadap suatu barang tidak selalu disebabkan oleh ketidakadilan dari para
pedagang, sebagaimana banyak dipahami orang. Sebab, harga merupakan
hasil dari interaksi hukum permintaan dan penawaran yang terbentuk
karena berbagai faktor yang kompleks. Menurutnya, naik dan turunnya
harga tidak selalu disebabkan oleh adanya ketidakadilan dari beberapa
bagian pelaku transaksi. Terkadang penyebabnya adalah defesiensi dalam
produksi atau penurunan terhadap barang yang diminta, atau tekanan
pasar.27
26
Boediono, Ekonomi Mikro (Yogyakarta: BPFE UGM, 1982), 8.
27
36
Oleh karena itu, jika permintaan terhadap barang-barang tersebut
menaik, sementara ketersediaannya/penawarannya menurun maka harga
akan naik. Sebaliknya, jika ketersediaan barang-barang menaik dan
permintaan terhadapnya menurun, maka harga barang tersebut akan turun
juga. Kelangkaan dan keberlimpahan barang mungkin bukan disebabkan
oleh tindakan sebagian orang, kadang-kadang pula disebabkan oleh
tindakan yang tidak adil, atau juga bukan. Hal ini adalah kehendak Allah
yang telah menciptakan keinginan dalam hati manusia. Di dalam
mekanisme pasar, ada beberapa hal yang dilarang dalam melakukan
kegiatan bisnis, yaitu:
a. Penimbunan barang (Ihtikar)
Penimbunan atas dagangannya dan menantikan mahalnya harga
pada saat itu menjual dengan harga setinggi-tinginya tidak dikendaki
oleh Allah dan Rasul-Nya.28 Larangan penimbunan barang juga sudah
dijelaskan dalam surah Al Humazah ayat 1-9:
َنلْياو
َ
َِل كِل
َ
َ ةازا
َ
َ ةازام ل
َُ
١
يِذلاَ
َ
َاعااَ
َ
لاام
َ
َ ادداعاو
َُ
٢
َ باسْاََ
َ
َناأ
َ
َ هالاام
َ
َ ادالْخاأ
َُ
٣
َاكَ
َ
َناذابْن يال
َ
َِِ
َ
َِةاماط ْْا
َُ
٤
ااماوَ
َ
َاكاارْداأ
َ
اامَ
َاط ْْا
َ ةام
َُ
٥
َ راانَ
َ
َِهللا
َ
َ ةاداقو مْلا
َُ
٦
َِتلاَ
َ
َ عِلطات
َ
ىالاع
َ
َِةادِئْفْا
َُ
٧
ااه نِإَ
َ
َْمِهْيالاع
َ
َنةاداصْؤ م
َُ
٨
ََِِ
َ
َ داماع
َ
َ ةاددا ِ
َُ
٩
َ
“Kecelakaanlah bagi Setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung, Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya, sekali-kali tidak! Sesungguhnya Dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke
28
37
hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.”29
Suatu kegiatan masuk dalam kategori ihtikar jika terdapat tiga
unsur berikut:
1. Mengupayakan adanya kelangkaan barang, baik dengan cara
menimbun stok.
2. Menjual dengan cara yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga
sebelum munculnya kelangkaan.
3. Mengambil keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan
keuntungan normal pada umumnya.30
b. Penentuan harga yang tetap
Tas’ir (penetapan harga) salah satu praktik yang tidak
diperbolehkan dalam syari’at Islam. Pemerintah ataupun yang memilik
otoritas ekonomi tidak memiliki hak dan weweanang untuk
menentukan harga terhadap sebuah komoditas. Kecuali pemerintah
telah menyediakan untuk para pedagang jumlah yang cukup untuk
dijual dengan menggunakan harga yang sudah ditentukan atau
pemerintah melihat adanya kezaliman di dalam sebuah pasar yang
mengakibatkan rusaknya mekanisme pasar yang sehat.31
29
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya (Bandung: Penerbit Diponegoro, 2008), 601.
30
Veithzal Rivai, Islamic Marketing (Jakarta: Granedia Pustaka Utama, 2012), 145.
31
38
c. Riba
Riba merupakan penambahan tanpa adanya ‘iwadh. Allah
mengancam pelaku riba, baik di dunia dan akhirat. Terdapat dalam
surah Ar Ruum ayat 39:
َ ديِر تَ ةااكازَْنِمَْم تْيا تآَااماوَِهللاَادْنِعَو بْرا يَ اَافَِسانلاَِلااوْماأَ َِِاو بْرا يِلَاابِرَْنِمَْم تْيا تآَااماو
َ م َاكِئالو أافَِهللاَاهْجاوَانو
َ
َ:َمورلاَُانو فِعْض مْلا
90
َ
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat
demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan
(pahalanya).”32
Selain itu terdapat penjelasan dalam surah Ali Imran ayat 130
mengenai larangan riba:
َانو حِلْف تَْم كلاعالَاهللاَاو ق تااوَ
ۚ
َاةافاعااض مَاافااعْضاأَاابِرلاَاو ل كْأاتَ الَاو نامآَانيِذلاَااه ياأَااي
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertawakalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.”33
d. Tadlis
Tadilis adalah transaksi yang mengandung suatu hal yang tidak
diketahui salah satu pihak. Setiap transaksi dalam Islam harus
didasarkan pada prinsip kerelaan antara kedua belah pihak (pedagang
32
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya (Bandung: Penerbit Diponegoro, 2008), 408.
33
39
dan pembeli) sehingga tidak ada pihak yang merasa dicurigai atau
ditipu.34
e. Gharar
Secara bahasa, gharar mempunyai arti hal yang tidak diketahui
atau bahaya tertentu. Sedangkan menurut terminologi fiqih, gharar
merupakan hal yang tidak diketahui terhadap akibat satu
perkara/transaksi atau ketidakjelasan antara baik dan buruknya.35 Dan
juga sudah dijelaskan larangan gharar dalam surah Al Maidah ayat 90:
َِنااطْيشلاَِلاماعَْنِمَنسْجِرَ م الْزاْْااوَ بااصناْْااوَ رِسْيامْلااوَ رْماْْاَااِإَاو نامآَانيِذلاَااه ياأَااي
َ
َانو حِلْف تَْم كلاعالَ و بِناتْجااف
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.”36
D. Persaingan Harga
Persaingan dalam kamus manajemen adalah usaha-usaha dari dua
orang/lebih perusahaan yang masing-masing bergiat “memperoleh
pesanan” dengan menawarkan harga/syarat yang paling menguntungkan.
Persaingan ini dapat terdiri dari beberapa pemotongan harga,
iklan/promosi, variasi dan kualitas, kemasan, desain, dan segmentasi
34
Rivai, Islamic Marketing..., 151.
35
Suyanto, Muhammad Business Strategy & Ethics..., 209.
36
40
pasar.37 Persaingan harga sendiri adalah persaingan antar para pedagang
yang bertujuan menarik para konsumen dengan menawarkan suatu produk
dengan harga yang lebih rendah dari para pesaing. Di dalam persaingan
harga perlu adanya penetapan harga untuk menentunkan harga dari suatu
produk.
Harga merupakan satu-satunya elemen dalam bauran pemasaran
yang menghsilkan pendapatan (revenue). Harga juga merupakan elemen
bauran pemasaran yang paling mudah disesuaikan. Selain itu, harga turut
mengkomunikasikan nilai produk terhadap pasar. Pada dasarnya ketika
menetapkan harga, pedagang harus mempertimbangkan beberapa hal
seperti penetapan harga untuk mewujdukan keuntungan, volume penjualan
(permintaan atas berbagai produk beserta sifatnya), persaingan dari
pedagang lain, pandangan masyarakat terhadap suatu produk, serta
kedudukan dalam pasar.38
Penetapan harga pada umumnya merupakan hal yang paling
mendasar di antara program-program pemasaran. Pertama, semua produk
dan jasa mempunyai harga, meskipun seandainya produk atau jasa tersebut
“gratis”. Dalam melaksanakan strategi pemasaran, pedagang harus
memutuskan tentang harga. Sebaliknya, program-program lain (misalnya
pengembangan produk atau promosi penjualan) tidak selalu diperlukan
dalam melaksanakan strategi pemasaran. Kedua, keputusan tentang harga
dapat dan seringkali harus dibuat lebih sering daripada
37
B.N Maribun, Kamus Manajemen (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003), 276.
38
Widiyono dan Mukhaer Pakkanna, Pengantar Bisnis Respon Terhadap Dinamika Global
41
keputusan lainnya. Artinya, keputusan tentang harga dapat dilaksanakan
dengan segera. Ketiga, dari sudut pandang peranggaran (budgeting), harga
merupakan hal yang penting karena keputusan tentang harga mempunyai
dampak terhadap keuntungan.39
Ibnu Taimiyah adalah seorang pelopor dalam penjelasannya
tentang penentuan harga dalam hubungannya dengan penawaran dan
permintaan.40 Naik turunnya harga tidak selalu disebabkan oleh tindakan
tidak adil dari sebagian orang yang terlibat transaksi. Bisa jadi
penyebabnya adalah penawaran yang menurun akibat efisiensi produksi,
penurunan jumlah impor barang-barang yang diminta atau juga tekanan
pasar. Karena itu, jika permintaan terhadap barang meningkat, sedangkan
penawaran menurun, harga tersebut akan naik, begitu pula sebaliknya.41
Besar kecilnya kenaikan harga bergantung pada besarnya perubahan
penawaran dan atau permintaan. Bila seluruh transaksi sudah sesuai
aturan, kenaikan harga yang terjadi merupakan kehendak Allah.42
Sudarsono menyatakan bahwa “Dalam menetapkan harga jual
perlu dipertimbangkan beberapa hal, antara lain: (a) harga pokok jual
barang, (b) harga barang sejenis, (c) daya beli masyarakat, (d) jangka
waktu perputaran modal, (e) peraturan-peraturan dan sebagainya”.
Faktor-faktor tersebut merupakan Faktor-faktor-Faktor-faktor objektif. Artinya pendapatan
pribadi pedagang tidak ikut berperan, atau kalau pun ada hanya kecil
39
Agus Maulana, Strategi dan Program Manajemen Pemasaran (Jakarta: Erlangga, 1994), 218.
40
Adiwarman A Karim, Ekonomi Mikro Islam (Jakarta: Rajawali Press, 2010), 143.
41
Ibid, 144.
42
42
sekali. Faktor-faktor objektif ini kadang kadang tidak cukup kuat untuk
dipakai sebagai dasar penentuan harga, sehingga ada faktor-faktor
pertimbangan subyektif. Dalam melaksanakan penetapan harga,
berdasarkan pendapat Kotler (1996), maka pedagang harus memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:43
a. Kondisi pasar
Dalam hal ini pedagang harus mengenal secara mendalam
kondisi pasar (monopoli atau persaingan bebas atau hal lainnya) yang
akan dimasuki.
b. Harga produk saingan
Dalam menentukan harga sebaiknya kita harus mengenal harga
pesaing yang ada di pasar (price awareness) dan harga yang diberikan
ke konsumen. Biasanya harga yang beredar di pasaran berbeda dengan
harga yang diberikan kepelanggan. Hal ini disebabkan strategi
kompetitor dan aspek lainnya antara kompetitor dengan pelanggannya.
Untuk itu sangat diperlukan riset ke lapangan dalam bentuk riset
kuantitif dan dibantu dengan marketing inteligent.
c. Elasitas permintaan dan besaran permintaan
Elasitas disini adalah untuk mengatahui berapa besar perubahan
permintaan yang disebabkan dengan perubahan harga. Disamp