• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS ALGORITMA BLOCPLAN TERHADAP EFISIENSI KERJA PEGAWAI UIN SUNAN AMPEL SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS ALGORITMA BLOCPLAN TERHADAP EFISIENSI KERJA PEGAWAI UIN SUNAN AMPEL SURABAYA."

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS ALGORITMA BLOCPLAN TERHADAP EFISIENSI KERJA

PEGAWAI UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

Lilik Zainiyah NIM. C04212022

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Jurusan Ekonomi dan Bisnis Islam

Prodi Ekonomi Syariah

Surabaya

(2)

i

ANALISIS ALGORITMA BLOCPLAN TERHADAP EFISIENSI KERJA

PEGAWAI UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

SKRIPSI Diajukan kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu

Ilmu Ekonomi Syariah

Oleh : Lilik Zainiyah NIM. C04212022

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Program Studi Ekonomi Syariah Surabaya

(3)
(4)
(5)
(6)

v ABSTRAK

UIN Sunan Ampel Surabaya merupakan lembaga pendidikan yang berada pada luas tanas sebesar 8 hektar. Saat ini UIN Sunan Ampel berada pada kondisi pembangunan gedung-gedung baru untuk sarana dan prasaran mahasiswa, namun mempunyai kendala yakni belum adanya perencanaan akan tata ruang administrasi secara keilmuan teori untuk efisiensi kerja pegawai. Penelitian ini menggunakan sampel Rektorat, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab bagaimana kondisi tata letak ruang administrasi di UIN Sunan Ampel, bagaimana analisa efisiensi kerja pegawai dan bagaimana rancangan tata letak ruang administrasi dengan menggunakan software Blocplan. Data sumber untuk software ini adalah

Activity Relation Chart (ARC), dan penghitungan total luas area stasiun kerja yang dibutuhkan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Prosedur pengumpulan data dilakukan melalui survei pendahuluan, studi kepustakaan, studi lapangan yang terdiri atas wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Hasil kondisi UIN Sunan Ampel belum efisien berdasarkan analisis azas-azas tata letak ruang yang baik dan analisis Blocplan. Secara azas-azas-azas-azas tata ruang yang baik, hanya Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang sudah menerapkannya. Analisa algoritma Blocplan, didapatkan 20 tata letak dan dipilih tata letak terbaik di setiap sampelnya sehingga tata letak yang baru memiliki luas bangunan dan hubungan keterkaitan aktivitas serta alasan hubungan menghasilkan efisiensi dan pengelompokkan pada pekerjaan yang sejenis.

(7)

ABSTRAK

UIN Sunan Ampel Surabaya is the education institute with area 8 ha. The condition UIN Sunan Ampel today is new builds the contruction for facility the new students, but UIN Sunan Ampel have a problem on planning the building because they haven’t planning on layout for administration spaces based on theory to purpose efficients. In this research use the sampel Rektorat, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. The purpose on this research is to explain how the layout condition administration spaces UIN Sunan Ampel, how efficient analysis on the work of employee, and how the plan layout in administration spaces if use the software Blocplan. Central data the software needs are Activity Relation Chart (ARC), and wide area work station needed.

This Research use the kualitatif description. The Procedur of collect data is survei on pra research, study on literature, study on field like interview, observation, dan documentation.

The result this research is condition of UIN Sunan Ampel efficient not yet based on analysis of good office layout principle and Blocplan analysis, except Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Blocplan analysis will get 20 layout for opsi and can choosed the best layout for each sampel. The best layout will be have the good on wide of space and best on the relation activity and the reason relation for efficient and organize the same works.

(8)

viii DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ...……… i

PERNYATAAN KEASLIAN ………... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ………. iii

PENGESAHAN ……….……… iv

ABSTRAK ………..………... v

KATA PENGANTAR …………..……… vi

DAFTAR ISI ………..………..………. viii

DAFTAR TABEL ………..………..………. xi

DAFTAR GAMBAR ………..……… xii

DAFTAR TRANSLITERASI ………..………. xv

BAB I PENDAHULUAN ………... 1

A. Latar Belakang Masalah ..………... 1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah... 8

C. Rumusan Masalah ………….………. 9

D. Kajian Pustaka ………... 10

E. Tujuan Penelitian ……….….……….. 14

F. Kegunaan Hasil Penelitian …….……… 15

G. Definisi Operasional …...………... 15

H. Metode Penelitian ………….……… 17

(9)

BAB II MANAJEMEN OPERASIONAL KANTOR………

24

A. Tata Letak Ruang ……… 26

B. Jenis-Jenis Tata Ruang Kantor... 28

C. Azas-Azas Pokok Tata Ruang Kantor …... 31

D. Penyusunan Perabot Kantor……... 32

E. Alur Kerja……….………….………... 35

F. Efisiensi Kerja ………... 37

G. Perancangan Tata Letak Fasilitas.………. 41

BAB III DATA PENELITIAN TATA LETAK RUANG ADMINISTRASI UIN SUNAN AMPEL SURABAYA ……….. 48 A. Sejarah Umum dan Perkembangannya... 48

B. Visi dan Misi UIN Sunan Ampel Surabaya………. 51

C.Struktur Organisasi ………... 52

D. Tata Letak UIN Sunan Ampel Surabaya... 59

E. Aliran Kerja……….………... 66

F. Data Masalah Ruang UIN Sunan Ampel Surabaya……… 68

BAB IV ANALISIS DATA ……… 80

A. Kondisi Tata Letak RuangAdministrasi di UIN Sunan Ampel Surabaya ………. 80

B. Analisis Efisiensi Kerja Pegawai di UIN Sunan Ampel

Surabaya ……….

82

C. Tata Letak Ruang Administrasi di UIN Sunan Ampel Surabaya

Menggunakan Analisis Blocplan …………...

(10)

x

BAB V PENUTUP ……… 117

A. Kesimpulan……….. …………... 117

B. Saran……… 121

DAFTAR PUSTAKA ………...

LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Alasan Hubungan Antar Stasiun Kerja…………... 92

4.2 Total Kebutuhan Ruang Rektorat... 95

4.3 Layout Score Rektorat……… 96

4.4 Total Kebutuhan Ruang Fakultas Tarbiyah dan Keguruaan ……… 103 4.5 Layout Score Fakultas Tarbiyah dan Keguruaan ……….... 104

4.6 Total Kebutuhan Ruang Fakultas Dakwah dan Komunikasi ……… 109

4.7 Layout Score Fakultas Dakwah dan Komunikasi ………... 110

4.8 Total Kebutuhan Ruang FEBI dan FISIP …………... 113

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Alur Kerja ………... 36

2.2 Contoh ARC dan Alasan Kedekatan………...……….…. 43

2.3 Tampilan Muka Blocplan SS for Windows 1.6………...……. 44

2.4 Contoh Tata Letak yang Dihasilkan Blocplan………...……... 45

3.1 Struktur Organisasi Rektorat UIN Sunan Ampel Surabaya……… 53

3.2 Struktur Organisasi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan……... 56

3.3 Struktur Organisasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi………... 57

3.4 Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik……… 58

3.5 Denah UIN Sunan Ampel Surabaya……….………..……… 60

3.6 Denah Gedung Rektorat Lantai 1………...………... 61

3.7 Denah Gedung Rektorat Lantai 2……….. 62

3.8 Denah Gedung Fakultas Tarbiyah dan Keguruan………...……….. 63

3.9 Denah Gedung Fakultas Dakwah dan Komunikasi………...…... 64

3.10 Denah Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik………..……… 65

3.11 Aliran Kerja Rektorat………...………. 67

3.12 Aliran Kerja Fakultas Dakwah dan Komunikasi………...…... 68

3.13 Aliran Kerja dalam Pengurusan Surat Masuk di Rektorat…………... 71

(13)

3.15 Aliran Kerja dalam Pengurusan Surat Masuk di Fakultas Dakwah dan

Komunikasi………...……... 76

3.16 Aliran Kerja dalam Pengurusan Surat Masuk di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ………. 78

4.1 Peta Keterkaitan Aktifitas Antar Ruangan dan Alasan Hubungan Kerja

Pada Gedung Rektorat………...……… 93

4.2 Tata Letak Hasil Blocplan pada Rektorat………...…………... 97

4.3 Tata Letak Hasil Blocplan pada Rektorat………... 98

4.4 Layout Usulan Rektorat dengan Gedung Baru Untuk Bagian Akademik,

Kemahasiswaan dan Kerjasama…... 99

4.5 Layout Usulan Rektorat dengan Gedung Baru Untuk Kepala Biro

AUPKK dan Kepala Biro AAKK………... 100

4.6 Layout Usulan Rektorat dengan Gedung Baru Untuk Bagian Umum,

Perencanaan, Keuangan, dan Kepegawaian………... 101

4.7 Peta Keterkaitan Aktifitas Antar Ruangan dan Alasan Hubungan Kerja di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan……... 102

4.8 Tata Letak Hasil Blocplan pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan…...…… 105

4.9 Layout Usulan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan……… 106

4.10 Peta Keterkaitan Aktifitas Antar Ruangan dan Alasan Hubungan Kerja di

Fakultas Dakwah dan Komunikasi……… 107

4.11 Tata Letak Hasil Blocplan Fakultas Dakwah dan Komunikasi………… 111

4.12 Peta Keterkaitan Aktifitas Antar Ruangan dan Alasan Hubungan Kerja di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik……… 112

4.13 Tata Letak Hasil Blocplan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik………... 115

4.14 Layout Usulan Hasil Blocplan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik………... 116

(14)

xiv

5.2 Hasil Blocplan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan……… 119

5.3 Hasil Blocplan Fakultas Dakwah dan Komunikasi………... 120

5.4 Hasil Blocplan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik………..…………

(15)

DAFTAR TRANSLITERASI

Di dalam naskah skripsi ini banyak dijumpai nama dan istilah teknis (technical term) yang berasal dari bahasa Arab ditulis dengan huruf Latin. Pedoman transliterasi yang digunakan untuk penulisan tersebut adalah sebagai berikut:

A. Konsonan

No Arab Indonesia Arab Indonesia

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. ا ج د ر س ص ض ’ b t th j h kh d dh r z s sh shot dhot ط ع ف ق ك و ء tho dzo ش gh f q k l m n w h ’ y

Sumber: Kate L.Turabian. A Manual of Writers of Term Papers, Disertations (Chicago and London: The University of Chicago Press, 1987).

B. Vokal

1. Vokal Tunggal (monoftong)

Tandadan

Huruf Arab

Nama Indonesia

ــــــــ

fathah a

ــــــــ

kasrah i

ــــــــ

dammah u
(16)

xvi

2. Vokal Rangkap (diftong)

Tanda dan

Huruf Arab Nama Indonesia Ket.

ْ يــــ

fathah dan ya’ ay a dan y

ْ وـــــ

fathah dan wawu aw a dan w

Contoh : bayna ( نيب )

:mawdu‘ ( ومعوض ) 3. Vokal Panjang (mad)

Tanda dan Huruf Arab

Nama Indonesia Keterangan

اــــ

fathah dan alif a> a dan garis di atas

يـــ

kasrah dan ya’ i> i dan garis di atas

وــــ

dammah dan wawu u> u dan garis di atas

Contoh :al-jama‘ah ( ةعامجلا ) : takhyir ( رييخت )

: yaduru ( رودي )

C. Ta’ Marbutah

Transliterasi untuk ta’ marbutah ada dua :

1. Jika hidup (menjadi mudaf) transliterasinya adalah t. 2. Jika mati atau sukun, transliterasinya adalah h.

Contoh : shari‘at al-Islam (اسااْةعيرشم)

: shari‘ah islamiyah (ْةيماسإْةعيرش)

D. Penulisan Huruf Kapital

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan semakin ketatnya persaingan

perusahaan pada saat ini telah membawa dampak pada perusahaan untuk terus

mengembangkan penetapan strategi keputusan manajemen operasional

perusahaan, baik itu pada desain jasa, pengelolaan kualitas, strategi penetapan

proses, strategi lokasi dan strategi penetapan tata letak (plant layout). Keputusan-keputusan tersebut dilakukan karena adanya dinamika yang terjadi

dari berbagai macam tekanan, globalisasi perdagangan dunia, perpindahan ide,

produk, dan uang dengan kecepatan yang sangat tinggi. Sehingga setiap

perusahaan dituntut untuk dapat menyeimbangkan antara waktu, kinerja, dan

hasil secara efektif dan efisien.

Salah satu upaya agar pekerjaan organisasi dapat berjalan dengan lancar

adalah dengan cara menjalankan setiap aktivitas organisasi dengan

berlandaskan pada efisiensi yakni perbandingan terbaik antara usaha yang

dilakukan dengan hasil yang dicapai. Efisiensi yang berati penghematan yaitu

(18)

2

Efisien dalam konteks pengubahan sumber daya menjadi jasamaka

hasilnya menjadi semakin produktif dan nilai yang ditambahkan pada jasa

yang dihasilkan menjadi lebih tinggi. Mendukung keputusan keefisiensian

didalam lingkup manajemen operasional yaitu dengan strategi tata letak ruang.

Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak menentukan

daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya

serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan dan citra perusahaan1. Tata

letak yang efektif dapat membantu perusahaan mencapai strategi yang

menunjang differensiasi, biaya rendah serta respon cepat dalam pekerjaan.

Desain tata letak ruang perlu dipandang sebagai sesuatu yang dinamis. Hal ini

berarti mempertimbangkan peralatan yang kecil, mudah dipindahkan dan

fleksibilitas sehingga dapat merespon dengan cepat dan mudah terhadap

perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada saat aktivitas perusahaan.

Pengaturan tata ruang kantor yang sesuai azas dapat pula membuat pegawai

menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan dapat membantu terciptanya

suatu proses mekanisme dan mobilitas kerja yang baik pula sehingga efisiensi

kerja dapat terwujud dan tujuan dapat dengan mudah dicapai.

Untuk mencapai desain tata letak yang baik ada beragam pendekatan telah

dikembangakan. Pendekatan tersebut dibagi menjadi enam pendekatan:

1 Jay Heizer dan Barry Render, Manajemen Operasi (Operations Management), Dwianoegrahwati

(19)

3

1. Tata letak dengan posisi tetap, memenuhi persyaratan tata letak untuk

proyek yang besar dan memakan tempat seperti proses pembuatan kapal

laut dan gedung.

2. Tata letak yang berorientasi pada proses, berhubungan dengan produksi

yang bervolume rendah, dan bervariasi tinggi (juga disebut sebagai “job

shop” atau produksi terputus).

3. Tata letak kantor, menempatkan para pekerja, peralatan kantor dan

ruangan/kantor melancarkan aliran informasi.

4. Tata letak ritel, menempatkan rak-rak dan memberikan tanggapan atas

perilaku pelanggan.

5. Tata letak gudang, melihat kelebihan dan kekurangan antara ruangan dan

system penanganan bahan.

6. Tata letak yang berorientasi pada produk, mencari utilisasi karyawan dan

mesin yang paling baik dalam produksi yang kontinu dan berulang.2

Pengaturan tata letak (layout) pada lini kantor juga merupakan aktivitas yang sangat vital dan sering memunculkan berbagai permasalahan. Tata letak

yang baik membutuhkan perhitungan yang akurat, konfigurasi yang tepat,

serta simulasi yang cermat. Tata letak merupakan suatu keputusan penting

yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangaka panjang3.Tata ruang

2 Manahan P Tampubolon, Manajemen operasional (operation management), (Jakarta: Ghalia

Indonesia, 2004), 78.

(20)

4

kantor merupakan penentuan mengenai kebutuhan-kebutuhan ruang dan

tentang penggunaannya secara terinci dari ruangan tersebut untuk menyiapkan

suatu susunan praktis dari faktor-faktor fisik yang diangggap perlu bagi

pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang layak. Menurut

Sedarmayanti4“Tata ruang kantor dapat pula diartikan sebagai pengaturan dan

penyusunan seluruh mesin kantor, alat perlengkapan kantor serta perabot

kantor pada tempat yang tepat, sehingga pegawai dapat bekerja dengan baik,

nyaman, leluasa dan bebas bergerak, guna mencapai efisiensi kerja”.

Efisiensi tata ruang kantor harus dijadikan dasar unuk menciptakan

lingkungan kerja yang selaras antara pekerjaan dan karyawan. Tujuan dari

setiap penataan ruangan adalah mengefisiensikan pengaturan perabot kantor

dan tata letak suatu ruang dalam ruangan yang ada agar terciptanya kinerja

yang baik. Sedarmayanti berpendapat “pengaturan tata ruang kantor yang baik

akan mengakibakan pelaksanaan pekerjaan kantor dapat diatur secara tertib

dan lancar. Dengan demikian komunikasi kerja pegawai akan semakin lancar,

sehingga koordinasi dan pengawasan semakin mudah serta akhirnya dapat

mencapai efisiensi kerja”5.

(21)

5

Seperti firman Allah SWT dalam Surat Al-Isra’ ayat 26-27, yang berbunyi:

اًريِذْبَ ت ْرّذَبُ ت اَو ِليِبّسلا َنْباَو َنِكْسِمْلاَو ُهّقَح ََْرُقْلا اَذ ِتآَو

ًروُفَك ِهّبَرِل ُناَطْيّشلا َناَكَو ِنِطاَيّشلا َناَوْخِإ اوُناَك َنيِرّذَبُمْلا ّنِإ

Artinya:26 Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. 27 Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.6

Ayat diatas memberikan penegasan bahwa kita dilarang untuk

menghambur-hamburkan harta yang kita miliki secara boros atau berlebihan,

Islam mengajarkan kita kesederhanaan dan efisiensi, begitu pula terhadap

efisiensi tata letak ruang. Membelanjakan harta sesuai dengan kebutuhan,

seperlunya dan tidak boleh berlebihan dengan perumpamaan bahwa

orang-orang yang berperilaku boros adalah saudara-saudaranya setan. Setan adalah

makhluk yang Allah swt ciptakan, tetapi ia ingkar kepada Allah swt atau tidak

mau menjalankan yang diperintahkan.

Efisiensi tata letak ruang atau tata letak ruang dapat diatur secara

komputerisasi dengan memasang software atau program pada PC (Personal Computer).Program untuk membuat satu tata letak yang telah ada sampai saat ini antara lain : CRAFT (Computerized Relative Allocation of Facilities Techniques), CORELAP (Computerized Relationship Layout Techniques),

6

Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Tafsirnya (Edisi yang disempurnakan) Jilid 5 (Jakarta: Widya Cahaya, 2011), 464.

(22)

6

COFAD (Computerized Facilities Design), ALDEP (Automated Layout Design Program), BLOCPLAN (Block Layout Overview with Computerized Planning), dan masih banyak yang tidak diperjualbelikan7. BLOCPLAN yang dibuat oleh Donaghey dan Pire pada tahun 1990 memiliki logika yang hampir

sama dengan CRAFT yakni menggunakan tabel kedekatan (relationship chart), perbedaannya BLOCPLAN terdapat konsepcontinuous respresentatif(tata letak yang telah berubah dapat diubah kembali menjadi tata letak yang lebih optimal menurut perancang tata letak). Outputyang dihasilkan BLOCPLAN berupa garis-garis yang terhubung, sehingga membentuk kotak

yang menandakan daerah suatu departemen.

Efisiensi Tata letak ruang dengan menggunakan program BLOCPLAN

dapat diaplikasikan di perkantoran, lembaga pendidikan, pemerintahan, dan

sebagainya. Dalam hal ini peneliti menggunakan objek universitas yakni UIN

Sunan Ampel Surabaya dalam pengaplikasian program BLOCPLAN.

Menurut pra penelitian, UIN Sunan Ampel Surabaya sebagai salah satu

universitas yang telah berdiri sejak 1965 di Kota Surabaya terbagi menjadi

beberapa fakultas dengan pembagian job description yang jelas. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa suatu organisasi/perusahaan yang terdiri dari

beberapa departemen yang berbeda dan beberapa tahapan proses yang berbeda

7 Rika Ampuh Hadiguna, Manajemen Operasi: Pendekatan Sistem Untuk Efisiensi Dan Efektivitas,

(23)

7

menuntut agar proses produksi dalam hal jasa yang dijalankan dapat mencapai

efisiensinya, baik dari segi waktu, ruang maupun biaya. Oleh karenanya

konsep tata letak ruang yang baik juga dibutuhkan, sehingga jika setiap

departemen direncanakan dan disusun dengan optimal, organisasi akan

mampu menekan waktu pekerjaan khususnya pada aktivitas administrasi pada

umumnya dan sekaligus meningkatkan standar pelayanan kepada mahasiswa.

Kondisi kampus UIN Sunan Ampel tahun 2015 saat ini berada pada

posisi untuk menentukan keputusan tata letak ruang di fakultas-fakultas,

mengingat lahan dan bangunan yang ditempati sekarang adalah masih bersifat

sementara dikarenakan UIN Sunan Ampel Surabaya dalam tahap proses

pembangunan gedung baru dan renovasi gedung lama.

Susunan atau tata ruang di fakultas-fakultas sedikit banyak menentukan

keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu pihak manajemen

UIN Sunan Ampel Surabaya membutuhkan studi yang baik atas perencanaan

tata ruang yang baru terlebih dahulu, sehingga di ruang yang baru UIN Sunan

Ampel Surabaya dapat beroperasi secara optimal. Berdasarkan uraian diatas

dan mengingat pentingnya tata letak ruang baru segera dirancang untuk

kebutuhan pelayanan jasa di masa depan inilah, penulis bermaksud melakukan

perancangan ulang tata letak ruang UIN Sunan Ampel untuk gedung yang

baru sehingga terdapat efisiensi kerja pegawai dengan menggunakan aplikasi

(24)

8

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan di latar belakang,

maka dapat diidentifikasikan dan batasan masalah sebagai berikut:

1. Identifikasi Masalah

a. Bagaimana keadaan tata letak ruang administrasi di UIN Sunan Ampel

Surabaya?

b. Bagaimana pemahaman pegawai terhadap tata letak ruang administrasi

di UIN Sunan Ampel Surabaya?

c. Bagaimana bentuk tata letak ruang adminstrasi di UIN Sunan Ampel?

d. Apakan efisiensi sudah terbentuk dengan tata letak ruang administrasi

di UIN Sunan Ampel Surabaya?

e. Apakah tata letak yang ada di UIN Sunan Ampel sudah menggunakan

program komputer yang dapat membantu penyelesaian masalah tata

ruang?

f. Apa Adanya budaya kerja yang diterapkan di UIN Sunan Ampel

Surabaya bahwa ruangan tidak boleh berkelambu menjadi ganguan

(25)

9

2. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas masalah penelitian ini

terfokus pada tata letak ruang administrasi dengan menggunakan program

komputer. Sehingga output yang diharapkan adalah bagaimana program komputer dapat membantu penyelesaian masalah efisiensi kerja tata ruang

administrasi di UIN Sunan Ampel Surabaya.

C. Rumusan Masalah

Melihat dari Identifikasi dan Batasan Masalah diatas, dalam penelitian ini

saya menentukan rumusan sebagaimana berikut:

1. Bagaimana kondisi tata letak ruang administrasi di UIN Sunan Ampel

Surabaya?

2. Bagaimana analisisefisiensi kerja pegawai di UIN Sunan Ampel Surabaya?

3. Bagaimana rancangan tata letak ruang administrasi di UIN Sunan Ampel

(26)

10

D. Kajian Pustaka

Penulis menelusuri kajian pustaka yang memiliki objek penelitian yang

hamper sama dengan objek penelitian ini. Adapun penelitian terdahulu yang

diambil penulis lima diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Ahmad Fajar Ariyanto (2012) yang berjudul “Desain Interior Hotel

Syariah” memaparkan bahwa perancangan desain interior hotel syariah

perlu mempertimbangkan efek efisiensi dan kenyamanan. Dua aspek ini

secara keseluruhan akan mempengaruhi keputusan-keputusan rancangan

sebuah hotel dengan melihat kepentingan konsumen. Hasil penelitian ini

dijelaskan bahwa aspek-aspek dalam perencanaan ruangan adalah salah

satunya program ruang, perencanaan tata letak ruang dilakukan dengan

mempertimbangkan fungsi ruang secara efisien dan produktif dengan pola

kegiatan yang akan diwadahi. Dalam program ruang terdapat pembagian

zona dengan tuntutan karakter dan tuntutan struktural yang berbeda,

seperti zona publik dan zona layanan. Zona publik adalah zona yang

berhubungan langsung dengan publik seperti lobby, restaurant, bar,

meeting room, corridor, kamar dan lain-lain. Zona layanan adalah zona yang aktifitasnya meliputi pelayanan dan pemeliharaan, misalnya dapur,

back office, ruang pertemuan internal, lavatory, gudang dan lain-lain8.

8Ahmad Fajar Ariyanto, “Desain Interior Hotel Syariah”, Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI

(27)

11

Penelitian ini sama-sama di tinjau dari segi syariah namun berbeda objek

penelitian. Jika penelitian ini di tujukan untuk Hotel Syariah sedangkan

penelitian yang dilakukan penulis fokus pada efisiensi ruang administrasi

pada lembaga pendidikan.

2. Iis Mariam dan Ocvisarita Narasis (2014) yang berjudul “ Implementasi

Tata Ruang Kantor Dalam Mewujudkan Produktifitas Kerja Pegawai Pada

PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel)” hasil penelitian menunjukkan

konsep penataan ruang kantor yang dipilih PT Telkomsel adalah konsep

minimalis, kondisi ini diwujudkan dengan pemilihan furniture dan

peralatan kantor yang mengacu pada konsep minimalis serta yang dipilih

dalam desain tata ruang kantor cenderung berwarna : merah, putih, dan

abu-abu yang mencerminkan warna dari logo PT Telkomsel. Selain itu,

terdapat pula prinsip 5R yang di terapkan dalam tata letak kantor yakni :

Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rilek. Serta dalam office layout

mengacu pada empat prinsip yaitu : asas jarak terpendek, asas rangkaian

kerja, asas perubahan susunan tempat kerja dan asas prosedur penataan

ruang kerja dengan dibantu analisis flowchart9. Penelitian ini berbeda

dengan yang penulis lakukan yakni daricara dari pengambilan sudut teori

yang digunakan dalam analisisi. Peneltian ini menggunakan analisisi

dengan teori 5R yang di bantu oleh analisis flowchart.

9Iis Mariam dan Ocvisarita Narasis, “Implementasi Tata Ruang Kantor Dalam Mewujudkan

(28)

12

3. Natta Sanjaya (2011) “Pengaruh Efektifitas Tata Ruang Kantor Terhadap

Kinerja Pegawai di Biro Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daerah

Provinsi Banten” yang memaparkan bahwa tidak ada pengaruh yang dapat

dikatakan signifikan antara efektifitas tata ruang kantor terhadap kinerja

pegawai pada Biro Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daerah Provinsi

Banten. Hasil penelitian ini bahwa Biro Umum dan Perlengkapan

Sekretariat Daerah Provinsi Banten masih belum mampu melaksanakan

efektivitas tata ruang kantor. Misalnya dengan terganggunya mobilitas

pekerjaan dan kenyamanan bekerja para pegawai serta pengawasan yang

intensif yang dilakukan oleh pimpinan yang masih kurang, hal tersebut

disebabkan oleh efektifitas tata ruang kantor yang masih buruk sehingga

berdampak pada penurunan terhadap kinerja pegawai di unit atau bagian

satuan kerja10. Penelitian ini berbeda dari penelitian yang diambil oleh

peneliti karena penelitian ini mengambil dari sisi pengaruh dari efektifitas

untuk pengaturan tata letak ruangan. Sedangkan penelitian yang penulis

lakukan terfokus pada sisi efisiensi tata ruang administrasi terhadap

pegawai UIN Sunan Ampel Surabaya.

4. Maeda Dicky Candra (2015) “Analisis Perancangan Ulang Tata Letak

Fasilitas Menggunakan Algoritma BLOCPLAN pada CV Bayu Mandiri”.

Hasil penelitian ini beberapa stasiun kerja yang ada di CV Bayu Mandiri

10Natta Sanjaya, “Pengaruh Efektifitas Tata Ruang Kantor Terhadap Kinerja Pegawai Di Biro Umum

(29)

13

mutlak harus ditempatkan berdekatan dengan beberapa alasan. Setelah

melalui proses algoritma BLOCPLAN, didapat bentuk tata letak yang baru

dengan luas bangunanan seluas 320,99 meter persegi dan panjang jarak

tempuh material adalah sepanjang 135,70 meter. Hal ini berarti pada tata

letak yang baru, jarak tempuh mesin produksi berkurang sebesar 36,10%.

Berkurangnya jarak tempuh ini mampu meningkatkan kecepatan produksi

dan juga biaya penanganan material yang lebih murah. Tata letak yang

dihasilkan algoritma BLOCPLAN juga lebih mengelompokkan beberapa

departmen pada sisi tertentu, sehingga akan meningkatkan kemudahan

aliran barang, informai serta pengawasan11. Penelitian ini program yang di

jalankan dalam pengaturan tata ruang sama dengan penelitian yang

diambil oleh peneliti, namun terdapat perbedaan dalam pengambilan

macam-macam tata ruang. Jika penelitian ini menggunakan industry

manufaktur atau percetakan sehingga efisiensi yang diukur ialah efisiensi

kerja mesin yang digunakan dalam proses produksi. Penelitian yang

penulisdilakukan yakni menganalisis dengan jenis tata ruang kantor

sedangkan yang diukur ialah kerja pegawai dengan antar ruangan.

5. Niken Nurnovita Sari (2011), “Analisis Penataan Ruang Kantor Tata

Usaha Dalam Mencapai Efisiensi Kerja Pegawai (Studi Kasus di Kantor

Tata Usaha Dekanat FKIP UNS Surakarta Tahun 2010)” dengan hasil

Kantor Tata Usaha Dekanat FKIP UNS belum menerapkan azas-azas

(30)

14

penataan ruangan diantaranya: jarak terpendek dalam penataan ruangan

belum diterapkan, azas rangkaian kerja belum dilibatkan dalam proses

kerjanya, azas penggunaan segenap ruang belum diterapkan karena

penurut pengamatan peneliti masih ditemukan ruangan yang komposisi

atau alokasi ruangnya belum seimbang, serta azas perubahan susunan

tempat kerja belum diterapkan secara maksimal12. Penelitian inisama

dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, perbedaannya dalam

penelitian saudari Niken Nurnovita Sari alat analisisnya tidak

menggunakan BLOCPLAN.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui desain tata letak ruang administrasiUIN Sunan Ampel

Surabaya

2. Mengetahui kondisi ulang tata letak sebagai suatu rekomendasi bagi UIN

Sunan Ampel Surabaya

3. Mengetahui efisiensi kerja pegawai melalui penataan tata letak ruang

administrasi di UIN Sunan Ampel Surabaya.

12Niken Nurnovita Sari, “Analisis Penataan Ruang Kantor Tata Usaha Dalam Mencapai Efisiensi

(31)

15

F. Kegunaan Hasil Penelitian

Harapan penulis atas penelitian ini adalah hasil penelitian ini akan

bermanfaat untuk:

1. Teoritis

Penelitian ini dapat berguna dalam pengembangan dan penerapan

efisiensi kerja pegawai melalui tata ruang administrasi di lembaga

pendidikan.

2. Praktis

a. Operasional Lembaga Pendidikan, bahwa hasil dari penelitian iniakan

menjadi masukan bagi UIN Sunan Ampel Surabaya dalam menata

ruang kerja administrasi untuk mewujudkan efisiensi kerja sebagai

bahan evaluasi atau sekedar menjadi second opinion dari pihak eksternal.

b. Bahwa selain bermanfaat bagi UIN Sunan Ampel Surabaya, hasil

penelitian ini juga akan bermanfaat bagi perusahaan lain, terutama

perusahaan baru, dan juga perusahaan jasa sejenis.

G. Definisi Operasional

Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang penelitian ini penulis

(32)

16

1. Algoritma BLOCPLAN singkatan dari Block Layout Overview with Computerized Planning. Perancangan menggunakan algoritma BLOCPLAN melihat peta keterkaitan hubungan aktivitas atau ARC

(Activity Relationship Chart). Perancangan tata letak menggunakan BLOCPLANmenghasilkan alternatif tataletak departemen yang

masing-masing mempunyai layout score. Tata letak yang diajukan sebagai alternatif saran sebanyak 20 layout, pilih layout score mendekati angka 1 yang berarti nilai kedekatan antar departemen terpenuhi dengan baik.

2. Tata letak ruang yang akan diteliti adalah tata letak ruang administrasi

Rektorat, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik merupakan tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas (Ruang)

guna menunjang kelancaran proses aktivitas, dimana dalam pengaturan

tersebut akan dilakukan pemanfaatan luas area untuk penempatan mesin

atau fasilitas penunjang, penyimpanan baik yang bersifat permanen atau

temporer, personel kerja dan sebagainya13.

3. Efisiensi kerja merupakan komponen input yang digunakan seperti waktu,

ruang, tenaga, dan biaya dapat dihitung penggunaannya dan tidak

berdampak pada pemborosan atau pengeluarannya yang tidak berarti,

13Nunung Nurhasanah dan Bima Prasetya Simawang, “Perbaikan Rancangan Tata Letak Lantai

(33)

17

sehingga sumber daya yang dimiliki oleh organisasi dapat dimanfaatkan

dan dipergunakan sebaik-baiknya.

H. Metode Penelitian

1. Sumber Data

Sumber data merupakan suatu sumber dimana data dapat diperoleh.

Dalam memilih sumber data, peneliti harus benar-benar berpikir mengenai

kemungkinan kelengkapan informasi yang akan dikumpulkan dan juga

validitasnya. Menurut H.B Sutopo “Sumber data penelitian kualitatif dapat

berupa manusia, peristiwa dan tingkah laku, dokumen dan arsip serta

berbagai benda lain”.

a. Data Primer yakni melakukan observasi diUIN Sunan Ampel

Surabaya tentang tata letak fasilitas. Selain itu, sumber data primer

lainnya adalah wawancara. Dalam hal ini subyek peneliti yang

dilakukan kepada para pegawai. Serta di lengkapi dengan adanya

dokumen, yakni merupakan bahan tertulis/benda yang berkaitan

dengan peristiwa atau aktivitas tertentu. Dalam penelitian ini,

dokumen yang digunakan sebagai sumber data antara lain: foto, denah

(34)

18

2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah ruang yang ada di UIN Sunan Ampel

Sunan Ampel dengan ruang bagian yang berhubungan dengan unit

pelayanan mahasiswa atau pegawai semua berada di lantai 1, di lantai 1

juga terdapat kantor Dekan, Wakil Dekan I,II,III dan ruang meeting.

Praktis semua kegiatan terpusat di lantai 1 sehingga lantai 1 menjadi lantai

utama di setiap Fakultasnya yakni di:

a. Rektorat UIN Sunan Ampel Surabaya.

b. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik.

c. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

d. Fakultas Dakwah.dan Komunikasi

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik-teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah:

a. Observasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan

untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan

danpengindraan. Dalam hal ini, peneliti mengamati proses pertukaran

informasi dan mobilisasi pegawai di UIN Sunan Ampel Surabaya.

b. Wawancara, merupakan suatu interaksi yang di dalamnya terdapat

(35)

19

Dakwah dan Komunikasi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

UIN Sunan Ampel Surabaya. Dalam hal ini, penulis membuat daftar

pertanyaan yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Jawaban

atas pertanyaan tersebut digunakan sebagai data utama dalam

mendukung kebenaran-kebenaran data-data yang ada.

c. Analisis Dokumentasi, dilakukan dengan mengumpulkan data dengan

mempelajari dokumen, arsip, dan laporan-laporan yang ada di UIN

Sunan Ampel Surabaya, antara lain berupa struktur organisasi, job description, denah tata ruang kantor, serta dokumen lain yang relevan. 4. Validasi

Pengumpulan data sering kali terjadi perbedaan bahkan pertentangan

antara sumber data terhadap data yang diperoleh. Untuk itu diperlukan

suatu teknik pengabsahan data, dalam penelitian kualitatif data yang

dikumpulkan diolah dan diuji validitasnya melalui trianggulasi. Menurut

Lexy J. Moleong (2001:178) menjelaskan bahwa “trianggulasi adalah

teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain

diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding

terhadap suatu data itu”.

Patton dalam H. B. Sutopo (2002) terdapat empat macam teknik

(36)

20

a. Trianggulasi data, cara ini mengarahkan peneliti agar dalam

mengumpulkan data, peneliti wajib menggunakan beragam sumber

yang tersedia. Artinya, data yang sejenis akan lebih mantap

kebenarannya jika digali dari berbagai sumber yang berbeda.

Trianggulasi data sering disebut trianggulasi sumber.

b. Trianggulasi peneliti, hasil peneliti baik data maupun kesimpulan

mengenai bagian atau keseluruhannya bisa diuji validitasnya dari

beberapa peneliti.

c. Trianggulasi metodologi, jenis trianggulasi ini bisa dilakukan oleh

seorang peneliti dengan mengumpulkan data sejenis tetapi

menggunakan teknik atau metode yang pengumpulan data yang

berbeda. Dengan menggunakan metode yang berbeda untuk satu

informasi yang sama, peneliti dapat menarik kesimpulan atas data

yang digali secara lebih mantap.

d. Trianggulasi teoritis, menggunakan prespektif lebih dari satu teori

dalam membahas permasalahan yang dikaji. Hal ini dikarenakan setiap

pandangan teori selalu memiliki kekhususan cara pandang, maka

dengan menggunakan beberapa prespektif dapat menghasilkan

simpulan yang multidimensi.

Untuk memastikan keabsahan data, dalam penelitian ini menggunakan

(37)

21

mengecek balik dengan SOP (Standart Operasional Prosedur) UIN Sunan

Ampel. Dengan teknik ini data yang diperoleh melalui sember yang satu

bisa lebih teruji kebenarannya bila dibandingkan dengan data sejenis yang

diperoleh dari sumber yang berbeda.

5. Teknik Analisis Data

Data yang telah berhasil dikumpulkan selanjutnya akan dianalisis

secara deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati dengan metode yang telah ditentukan. Tujuan dari

metode ini adalah untuk membuat deskripsi atau gambaran mengenai

objek penelitian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,

sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Analisis yang

dilakukan dengan menggunakan analisis isi (content analysis), yaitu motode ilmiah untuk mengkaji dan menarik kesimpulan atas suatu

fenomena dengan memanfaatkan dan menggunakan dokumen (teks)

sebagai bahan penelitian. Fakta-fakta yang dikumpulkan adalah

dokumentasi-dokumentasi dari observasi (pengamatan) yang dilakukan

oleh penulis serta diikuti dengan wawancara kepada pegawai yang terkait

Analisis isi peneliti mengungkapkan hal-hal yang terdapat pada

dokumen yang didapatkan dari UIN Sunan Ampel Surabaya, yaitu terkait

(38)

22

juga digunakan untuk mengungkapkan tata letak ruang yang lama untuk

bisa diubah ke tata letak ruang baru UIN Sunan Ampel Surabaya.

I. Sistematika penulisan

Sistematika pembahasan ini dipaparkan dengan tujuan untuk

memudahkan penelitian dan pemahaman. Oleh karena itu, dalam penelitian

skripsi ini dibagi dalam beberapa bab, pada tiap-tiap bab terdiri dari beberapa

sub bab, sehingga pembaca dapat memahami dengan mudah. Adapun

sistematika pembahasannya adalah:

Bab pertama adalah pendahuluan. Dalam bab ini terdiri dari latar

belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitaian, kegunaan penelitian, definisi operasional, kajian

pustaka, metodologi penelitian (meliputi data yang dikumpulkan, sumber data,

teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan teknik analisis data)

serta sistematika pembahasan.

Bab kedua adalah landasan teori, yang memuat tentang tata letak ruang

dan analisis BLOCPLAN.

Bab ketiga adalah deskripsi hasil yang meliputi gambaran umum tentang

UIN Sunan Ampel Surabaya, deskripsi tata letak ruang gedung Rektorat,

(39)

23

Ekonomi dan Bisnis Islam dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di

lapangan.

Bab keempat adalah analisis masalah yang diangkat peneliti dalam

penelitian. Adapun bab ini menjelaskan pelaksanaan tata letak ruang kantor

dalam mencapai efisiensi kerja pegawai di Uin Sunan Ampel Surabaya. Bab

ini juga mengemukaan permasalahan yang timbul mengenai layoutkantor dalam mencapai efisiensi kerja pegawai di Uin Sunan Ampel Surabaya.

Analisis ini dilakukan agar menemukan solusi yang tepat dalam

penerapanlayout baruyang sesuai dan baik.

Bab kelima merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dari hasil

penelitian dan saran-saran yang sebaiknya dilakukan Uin Sunan Ampel

Surabaya dalam menerapkan tata letak ruang yang baru dengan analisi

(40)

24 BAB II

MANAJEMEN OPERASIONAL PERKANTORAN

Manajemen operasi merupakan salah satu fungsi utama dari sebuah organisasi

dan secara utuh berhubungan dengan semua fungsi bisnis lainnya. Semua organisasi

memasarkan, membiayai, dan memproduksi. Manajemen operasi merupakan studi

tentang pembuatan keputusan dalam fungsi operasi. Sebagian pengeluaran

perusahaan terletak pada fungsi manajemen operasi, walaupun demikian manajemen

operasi memberikan peluang untuk meningkatkan keuntungan dan pelayanan

terhadap masyarakat.

Lukiastuti dan Prasetya dalam bukunya Manajemen Operasimenjelaskan bahwa

“Suatu proses yang secara berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi

manajemen untuk mengitegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rengka

mencapai tujuanس1. Sedangkan menurut Heizer dan Render dalam bukunya Operation

Management mengemukakan bahwa “Manajemen operasi adalah kegiatan

yangberhubungan dengan penciptaan barang dan jasa melalui adanya pengubahan

input menjadi outputس2.

Disimpulkan dari berbagai pendapat diatas bahwa manajemen operasi merupakan

proses pengolahan secara optimal penggunaan sumber daya secara efektif an efisien

1

(41)

25

untuk menciptakan suatu barang dan jasa sesuai dengan tujuan. Menurut Melnyk3,

manajemen operasional terintegrasi pada 3 komponen utama yang mendukung dalam

proses organisasi, diantaranya:

a. Pelanggan (Customer)

Pelanggan merupakan seseorang yang selalu mengkonsumsi kebutuhan pada sistem manajemen operasional. Pelanggan merupakan orang yang memiliki peran khusus dimana selalu memberikan saran serta pendapat di awal dan di akhir sistem manajemen operasional Saran dan pendapat dapat menjadi sumber informasi bagi manajemen perusahaan. Saat sumber informasi didapatkan dan manajemen mengolahnya akan ada hasil yang akan berguna bagi pelayanan terhadap pelanggan itu sendiri, sehingga pelayanan menjadi lebih efisien dari yang sebelumnya.

b. Proses (Process)

Sebuah proses dalam perusahaan merupakan hubungan dari semua aktifitas yang diperlukan untuk megubah input menjadi output. Proses menggambarkan keseluruhan input, aktifitas perubahan, dan output pada keseluruhan sistem. Hal itu menandakan hal-hal yang dibutuhkan dalam sebuah kegiatan serta menspesifikasikan terhadap apasaja yang perlu diperbaiki. Pada akhirnya seluruh kegiatan pemeriksaan dilakukan untuk memastikan bahwa semua memenuhi standrat kualitas, kuantitas, lead time (pembagian waktu). Proses manajemen operasional dapat melibatkan produksi pada sebuah produk jasa maupun barang. Proses juga menghasilkan informasi, sehingga aka nada hasil untuk pelayanan yang efisiensi dari yang sudah ada.

c. Kapasitas (Capacity)

Saat proses menjelaskan bagaimana sistem manajemen operasional bekerja, kapasitas mendeterminasikan seberapa besar sistem produksi. Untuk kebanyakan orang, kapasitas produk barang mengartikan seberapa besar hasil yang diproduksi perusahaan bahkan membatasi hasil per unit dalam satuan waktu. Produk jasa dalam kapasitasnya mengartikan seberapa cepat pelayanan yang dapat dilakukan oleh pegawai dalam melayani pelanggan.

Manajemen perkantoran menurut Goerge R Terry dalam buku The Liang Gie4

“Perencanaan, pengendalian dan pengorganisasian pekerjaan perkantoran, serta

3

Steven A Melynk, Operation Management, (New York: A Value-Drivent Approach, Irwin Mc Graw Hill,2000), 6.

(42)

26

penggerakan mereka yang melaksanakan agar mencapai tujuan-tujuan yang telah

ditentukan. Sedangkan Millis Geoffrey menjelaskan “Manajemen perkantoran adalah

seni membimbing personel kantor dalam menggunakan sarana yang sesuai dengan

lingkungannya demi mencapai tujuan yang ditetapkanس5.

Dapat disimpulkan, manajemen perkantoran merupakan rangkaian aktivitas

merencanakan, mengorganisasikan (mengatur dan menyusun), mengarahkan

(memberikan arah dan petunjuk), mengawasi, dan mengendalikan (melakukan control)

sampai menyelenggarakan secara tertib sesuai tujuan.

A. Tata Letak Ruang

Menurut Ida Nuraida “Tata ruang kantor adalah pengaturan ruang kantor

beserta alat-alat dan perabot kantor pada luas lantai dan ruangan kantor yang

tersedia untuk memberikan sarana bagi pegawai. Hal ini, memaparkan bahwa

segala bentuk perabot beserta tata letaknya akan sangat berpengaruh terhadap

kinerja seorang karyawanس6.

Menurut The Liang Gie “Tata ruang kantor adalah penentuan mengenai

kebutuhan-kebutuhan ruang dan tentang penggunaan secara terperinci dari

suatu ruang untuk menyiapkan suatu susunan praktis dari factor-faktor fisik

yang dianggap perlu bagi pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang

5

Geoffrey Mills et al, Manajemen Perkantoran Modern, Budiyanto, (Jakarta: Binarupa Aksara, 1991), 45.

(43)

27

layakس7. Sedangkan menurut Sukoco, layout menjelaskan penggunaan ruang

secara efektif serta mampu memberikan kepuasan kepada pegawai terhadap

pekerjaan yang dilakukan, maupun memberikan kesan yang mendalam bagi

pegawai8.

Menurut Hadiguna dan Setiawan 9 “Tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai kumpulan unsur-unsur fisik yag diatur mengikuti aturan atau logika tertentu. Tata letak ruang merupakan bagian perancangan fasilitas yang lebih fokus kepada pengaturan unsur-unsur fisik. Unsur-unsur fisik dapat berupa mesin, peralatan, meja, bangunan, dan sebagainya. Aturan atau logika pengaturan dapat berupa ketetapan fungsi misalnya total jarak atau total biaya perpindahan bahanس.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tata ruang

kantor adalah penyususnan perabot, peralatan dan perlengkapan kantor serta

pengaturan tempat kerja yang disesuaikan dengan ruangan yang bertujuan

untuk mewujudkan efisiensi kerja bagi pegawai. Tata ruang kantor tidak

hanya sebatas tentang penempatan dan penyusunan peralatan dan

perlengkapan kantor saja, tetapi juga menyangkut jumlah peralatan dan

perlengkapan tersebut, jumlah orang yang menempati ruangan, jumlah dan

fungsi ruangan serta biaya yang diperlukan.

7 The Liang Gie, Administrasi Perkantoran Modern, 186.

8 Badri Munir Sukoco, Manajemen Administrasi Perkantoran Modern, (Surabaya: Erlangga, 2009),

189.

(44)

28

Menurut Geoffry Mills, Oliver Standingford dan Robert C Appleby

(ahli perkantoran inggris) menegaskan bahwa berbagai tujuan penyusunan tata

ruang yang baik bagi suatu kantor ialah10 :

a. Persyaratan perundang-undang dipenuhi b. Ruang digunakan sampai manfaat terbesar

c. Pelayanan-pelayanan tersedia sepanjang diperlukan tenaga listrik, telepon, dan lain-lain.

d. Persyaratan kerja yang baik disediakan bagi setiap orang. e. Pengawas dapat melihat para petugas sedang bekerja. f. Komunikasi arus pekerja diperlancar

g. Lalu lintas para pegawai tata usaha diantara meja dan arsip dipisahkan. h. Saling mengganggu diantara para juru tata usaha dihindarkan.

i. Kebebasan diri dan keamanan sangat diperlukan.

B. Jenis-Jenis Tata Ruang Kantor

Secara umum tata ruang kantor memiliki 2 (dua) jenis, yaitu tata ruang

kantor terbuka dan tata ruang kantor tertutup. Kita dapat membedakan dengan

mudah, yaitu tata ruang kantor terbuka biasanya seluruh pegawai dalam

beberapa bagian menempati satu ruangan yang sama dan berbagi tempat

dengan pegawai lainnya. Biasanya terdapat sekatan-sekatan kecil sebagai

pembatas. Sedangkan tata ruang kantor tertutup biasanya masing-masing atau

sekumpulan pegawai dalam satu bagian memiliki ruangan tertutup atau

terpisah yang dipisahkan oleh tembok permanen, biasanya pun letaknya

berjauhan.

Menurut Sedarmayanti pada dasarnya terdapat 4 (empat) macam tata ruang kantor11 :

(45)

29

1. Tata Ruang Tertutup (Private Office)

Suatu tata ruang dikatakan terpisah-pisah atau tertutup apapbila susunan ruang untuk bekerja terbagi-bagi dalam beberapa bagian karena keadaan gedung-gedung yang terdiri atas kamar-kamar maupun karena disengaja dibuat pemisah buatan.

Keuntungan dari pola ini, antara lain: a. Moral pekerja atau staf tetap terjaga.

b. Pekerjaan yang sifatnya rahasia tetap terjaga c. Menghindari ganguan pekerja satu ke yang lain

d. Pimpinan akan lebih tenang dalam mengerjakan tugasnya karena tidak terganggu oleh kegiatan para karyawan.

Kerugian dari tipe ini, antara lain:

a. Pengawasan akan lebih sulit dilakukan karena terhalang oleh penyekat b. Cahaya sulit masuk dan udara sulit beredar sehingga suasana lebih

pengap dan gerah

c. Apabila diperlukan tukar tempat antara bagian satu dengan bagian yang lain sulit dilakukan dan sulit merubah ruangan.

d. Apabila terjadi penambahan pegawai atau alat-alat kantor ataupun perubahan mengenai proses penyelesaian suatu pekerjaan akan sulit menampungnya.

2. Tata Ruang Terbuka (Open Plan Office)

Suasana ini ruang yang dipergunakan untuk ruang bekerja tidak dipisah-pisahkan atau tidak menggunakan penyekat, tetapi semua aktivitasnya dilakukan pada satu ruang besar sehingga semua bekerja tampak mudah diamati dari satu sudut pandang.

Keuntungan dari tipe ini antara lain:

a. Pengawasan lebih mudah dan efektif terhadap segenap pegawai b. Hubungan antar pegawai cepat dan mudah

c. Memperlancar arus pekerjaan dari meja satu ke meja yang lain tanpa orangnya harus mondar-mandir meninggalkan tempat kerja.

d. Cahaya mudah masuk dan udara mudah beredar e. Mudah merubah ruangan

f. Perubahan organisasi menyebabkan perubahan tata ruang dapat dilayani dengan cepat dan luwes

Kekurangan dari tipe ini, antara lain:

a. Dapat merendahkan moral atau staff. Karena cara hidup yang diawasi terus menerus

b. Akan mengurangi keamanan bagi pekerjaan rahasia c. Pekerja akan hilang kepribadian

(46)

30

d. Apabila ada pekerja yang mengobrol dan bermalas-malasan antar teman sekerja dapat menganggu yang lain.

e. Peralatan kantor yang dapat menimbulkan suara gaduh akan mengganggu pekerjaan lainnya yang membutuhkan ketenangan f. Pimpinan lebih terganggu ketenangan kerjanya, jika dibandingkan

dengan ruang tertutup.

3. Tata Ruang Kantor Berhias/Bertaman/Berpanorama (Landscape Offices) Tata ruang kantor berhias adalah ruang kerja yang dihiasi oleh taman, dekorasi, dan lain sebagainya. Bentuk ruang kantor berhias ini bertujuan agar lingkungan ruang kantor seperti pemandangan alam terbuka dan merupakan lingkungan yang nyaman, menyegarkan, serta ekonomis.

Keuntungan tata ruang kantor berhias/bertaman/berpanorama adalah: a. Pegawai akan merasa nyaman dan betah bekerja.

b. Ketegangan syaraf dapat berkurang atau dihindarkan. c. Kebisingan dan kegaduhan dapat dihindarkan.

d. Pekerjaan dapat dilakukan dengan lebih efisien, produktivitas kerja dapat meningkat, sehingga tujuan organisasi mudah tercapai.

Sedangkan kerugian tata ruang kantor berhias/bertaman/berpanorama adalah:

a. Biaya cukup tinggi untuk mengadakan taman dan dekorasi lainnya. b. Biaya pemeliharaan tinggi.

c. Memerlukan tenaga ahli yang tidak mudah dan tidak murah. 4. Tata Ruang Kantor Gabungan (Mixed Offices)

(47)

31

C. Azas-Azas Pokok Tata Ruang Kantor

Menurut Ricard Mutter yang dikutip oleh Sedarmayanti, menjelaskan ada

empat azas atas tata ruang pada suatu kantor12. Azas tersebut diantaranya:

1. Azas Jarak Terpendek

Perubahan tata ruang kantor pada azas ini adalah menata letak meja-meja dengan jarak antar meja tidak terlalu lebar sehingga pergerakan antar karyawan dapat lebih cepat. Jarak antar meja/unit yang jauh akan mengakibatkan perlu beberapa langkah untuk mencapai meja lain.

2. Azas Rangkaian Kerja

Azas penempatan para pegawai dan peralatan menurut urutan pekerjaan menjadikan pekerjaan lebih cepat dan tidak membuat berseliweran pegawai lainnya, karena pengaturan mejanya sudah runtut atau teratur. asas yang menghendaki suatu tata ruang yang baik harus menempatkan para pegawai dan alat-alat unit pelayanan administrasi menurut rangkaian yang sejalan dengan urutan-urutan penyelesaian pekerjaan yang bersangkutan. Suatu pekerjaan harus senantiasa bergerak maju dari permulaan dikerjakan hingga selesai. Tidak boleh ada gerakan mundur ataupun menyilang.

3. Azas Penggunaan Segenap Ruangan

Menurut asas ini, penataan ruangan yang baik adalah penataan yang menggunakan sepenuhnya semua ruang yang ada. Ruang yang dimaksud tidak hanya berupa luas lantai saja (ruang datar) melainkan juga ruang vertikal ke atas maupun ke bawah. Jadi dalam suatu ruangan jangan terdapat ruang yang kosong.

Tidak ada ruangan atau luas ruang yang tidak dimanfaatkan. Jika ada ruangan yang kosong maka dapat diletakkan tanaman, hiasan, aquarium dan lain sebagainya sehingga membuat ruangan semakin nyaman dan asri. 4. Azas Perubahan Susunan Tempat Kerja

Azas ini memungkinkan apabila di kantor ada perkembangan baik pada pekerjaan maupun pegawai, tata ruang dapat diubah dengan mudah dan cepat.

Dalam mendukung suasana kerja yang baik, seperti adanya hiasan, lukisan dan musik yang diputar membuat staf merasa nyaman dan rilek ketika bekerja.

Keempat azas itu semestinya harus saling melengkapi agar tercipnya suasana

ruang kantor yang rapi dan teratur.

(48)

32

D. Penyusunan Perabot Kantor

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik maka harus ditunjang

dengan fasilitas yang disediakan, fasilitas-fasilitas yang cocok memberikan

bantuan yang besar kepada efisiensi kantor. Dengan adanya teknologi yang

digunakan dalam penyelesaian tugas kantor, bukan berarti tenaga manusia

tidak diperlukan lagi. Perusahaan yang modern memiliki fasilitas perkantoran

yang lengkap, sehingga dapat memberikan bantuan kepada karyawan dalam

menyelesaikan pekerjaan dan juga meningkatkan aktivitas kerja serta

kemampuan karyawan.

1. Perabot kantor

Beberapa fasilitas yang harus disediakan dalam kantor adalah perabot

kantor dan mesin kantor. Perabot kantor meliputi meja tulis, kursi, rak,

lemari, serta perabot lainnya. Dianatara perabot kantor yang biasa

mendapatkan perhatian khusus adalah meja tulis dan kursi, karena perabot

tersebut pasti dimiliki oleh setiap kantor. Untuk memilik perabot kantor

yang akan digunakan maka harus memperhatikan beberapa faktor.

Menurut Moekijat yang dikutip oleh Sedarmayanti13, faktor-faktor

yang perlu diperhatikan dalam memilih perabot kantor yakni : a. Harus menghemat ruang lantai

b. Tinggi meja dan kursi harus sepadan

c. Tidak begitu berat, agar mudah dipindah-pindahkan

d. Harus ada ruangan yang cukup dibawah untuk membersihkan

e. Fungsinya harus berhubungan dengan pekerjaan yang akan dilakukan f. Keawetan, perkakas dari logam adalah lebih awer ketimbang perkakas

dari kayu

(49)

33

g. Resiko Kebakaran, perabotan dari logam lebih baik ketimbang perabot dari kayu terhadap bahaya kebakaran.

Pengadaan meja tulis kantor juga harus memperhatikan persyaratan sebagai berikut:

a. Mulai permukaan sampai ke lantai tidak seluruhnya tertutup. Bagian bawahanya mempunyai kaki-kaki yang cukup terbuka, dengan demikian peredaran udara dapat berlangsung dengan lancar dan bagian kaki karyawan tidak terlalu panas. Meja kerja yang terbuka bawahnya memudahkan pembersihan lantai.

b. Permukaan meja tidak perlu berkilauan sehingga menyilaukan mata pegawai yang memakainya. Permukaan meja juga tidak boleh berwarna hitam atau gelap, sebaiknya diberikan warna yang muda atau terang. Pertentangan warna meja yang gelap dengan kertas berwarna putih, mudah melelahkan warna.

c. Luas meja tidak perlu terlampau berlebihan. Permukaan meja yang terlampau luas umumnya tidak seluruhnya dipakai untuk bekerja. Bahkan seringkali digunakan untuk menumpuk berkas-berkas atau benda-benda lainnya yang harus disimpan dalam lemari atau rak sendiri.

Sebagiamana pengadaan meja tulis, maka untuk pengadaan kursi juga harus memperhatikan persyaratan khusus, yaitu :

a. Kursi dapat diatur tinggu rendahnya kerangka terbuat dari baja. b. Kursi harus kokoh, sebaiknya kerangka terbuat dari baja

c. Kursi sebaiknya disesuaikan dengan bentuk badan orang, yaitu bagian yang diduduki menyerupai sadel sehingga berat badan terbagi merata dan pegawai yang duduk merasa enak. Tapi tempat duduk hendaknya berbentuk bulat.

d. Kursi harus mempunyai penyangga belakang, sehingga dapat menunjang punggung pemakainya.

Penyusunan perabot kantor sangat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan

dalam suatu kantor. Penyusunan perabotan yang tidak tertata rapi akan

menyulitkan karyawan dalam beraktifitas, kantor juga tidak akan terlihat

rapid an bersih sehingga kenyamanan dalam bekerja akan sulit didapatkan

(50)

34

Untuk menyusun perabot kantor perusahaan juga harus

memperhatikan azas-azas dalam tata ruang kantor, salah satunya adalah

mempergunakan segenap ruang. Mempergunakan segenap ruang yang ada

bukan berarti ruang kantor diisi penuh dengan alat dan perabot kantor,

tetapi alat dan perabot kantor ditempatkan dengan memperhatikan arus

garis lurus, penerangan, ventilasi, dan arah sumber cahaya, sehingga

pegawai merasa puas dan dapat bekerja dengan baik.

2. Mesin-Mesin Kantor

Selain perencanaan perabot kantor dalam perencanaan manajemen

perkantoran yang efektif, juga harus memperhatikan perencanaan

mesin-mesin kantor. Prosedur dan metode mempengaruhi mesin-mesin yang akan

digunakan dan begitu pula mesin mempengaruhi prosedur dan metode

yang akan diikuti. Dan pertimbangan mengenai orang yang akan

melakukan pekerjaan mempengaruhi mesin dan metode yang akan

digunakan.

Mesin-mesin kantor itu banyak macamnya antara lain : mesin ketik,

computer, stempel tanggal, mesin label, printer, mesin fax, mesin fotocopy

unit, intertelekomunikasi, alat pemotong kertas, dan lain-lain. Walaupun

mesin kantor itu banyak macamnya namun tidak semua harus dimiliki

sebuah kantor. Untuk itu harus diadakan pemilihan untuk menentukan

(51)

35

Menurut Moekijat yang dikutip oleh Sedarmayanti14 dalam memilih mesin-mesin kantor perlu memperhatikan hal-hal berikut, antara lain: a. Mesin yang dipakai harus benar-benar diperlukan

b. Jenis mesin hendaknya praktis

c. Meisn tersebut harus dapat mengurangi biaya pelaksana pekerjaan d. Mesin dapat mempercepat pelaksanaan pekerjaan

e. Mutu mesin harus benar-benar baik

f. Mesin harus dapat mengurangi kesulitan pekerjaan

g. Mesin dapat digunakan untuk bermacam-macam pekerjaan h. Pemeliharaan dapat dilakukan dengan mudah.

E. Alur Kerja

Menurut Kamus Bisnis alur kerja (workflow) adalah serangkaian tugas yang ditetapkan dalam suatu organisasi untuk memproduksi hasil akhir. Alur

kerja dapat diartikan sebagai otomatisasi prosedur ketika dokumen, informasi

atau pekerjaan dilewatkan melalui sejumlah orang menurut aturan tertentu

untuk mencapai suatu tujuan 15 . Alur kerja merupakan sarana yang

memodelkan dan mengimplementasikan proses bisnis.

Alur Kerja ini terdiri dari langkah-langkah aktivitas yang berurutan dan

memiliki aturan-aturan tertentu yang ada di dalamnya sehingga dapat

digunakan untuk mencapai sebuah tujuan yang telah ditetapkan16.

14Ibid.

15

Badri Munir Sukoco, Manajemen Administrasi Perkantoran Modern, (Surabaya: Erlangga, 2007), 41-42.

(52)

36

Gambar 2.1

Alur Kerja

Sumber:Sukoco

Pada gambar satu terdapat alur kerja yang tidak teratur karena supervisor

mengecek langsung semua aplikasi yang ada di analis. Sehingga alur yang terjadi

berabtakan karena semua terpusat pada supervisor. Namun berbeda pada gambar dua

yang semua alur kerjanya sudah terorganisi, karena supervisor bertindak sebagai

pengontrol aplikasi yang tidak bisa. Kesimpulan pada kedua gambar tersebut

terlihat jelas bahwa alur kerja yang kurang optimal para staff mengandalkan

atasannya sedangkan alur kerja yang optimal system kerjanya hanya diawasi

oleh satu pimpinan.

Rasulullah dalam memilih seseorang ketika akan diberi tugas,

melakukannya dengan selektif. Diantaranya dilihat dari segi keahlian,

keutamaan (iman) dan kedalaman ilmunya. Beliau senantiasa mengajak

mereka agar itqon (tekun, rapi dan teliti) dalam bekerja. Pandangan Islam tentang pekerjaan perlu kiranya diperjelas dengan usaha sedalam-dalamnya.

[image:52.612.128.532.127.528.2]
(53)

37

ف ْا ْعا لقو

مْ ْلاو هل سرو ْم ع هّ ي

Artinya: "Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah SWT dan rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu ituذ".17

F. Efisiensi Kerja

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Efisiensi adalah kecepatan cara

dalam menjalankan sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga

dan biaya) kedayagunaan. Kemampuan menjalankan tugas dengan baik dan

tepat (dengan tidak membuang-buang tenaga dan biaya)س18.

ل ْغم ك ي ْل ْ تاو

طْ بْلا َلك ْ ْبتاو ك ع ل ً

ًرْ ْ م ًمْ م ْ ف

ا

Artinya:“Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya (sangat pemurah) nanti kamu menjadi tercela dan menyesal.س 19

Dari ayat di atas, menjelaskan janganlah kamu menjadi orang kikir dan

selalu menolak orang yang meminta serta tidak pernah sekalipun

memberikan sesuatu kepada seseorang.

Menurut The Liang Gie “efisiensi yaitu suatu azas-azas dasar tentang

perbandingan terbaik antara suatu usaha dengan hasilnyaس 20 . Ibnu

Syamsimengatakan “efisiensi diterjemahkan dengan daya gunaس21.

17Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Tafsirnya (Edisi yang disempurnakan) Jilid 4 (Jakarta: Widya Cahaya, 2011), 198.

18

Kamus Besar Bahasa Indonesia Online 2015 versi 1.8 19

Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Tafsirnyaذ, 464

(54)

38

Dari beberapa pendapat dapat diambil kesimpulan bahwa efisiensi adalah

perbandingan terbaik antara usaha yang dilakukan dengan hasil yang dicapai

dengan tidak membuang waktu, biaya, dan tenaga.

Efisiensi kerja menurut Allan H. Morgensen dalam The Liang Gie 22

merumuskan bahwa “penggunaan akal sehat secara teratur untuk menemukan

cara-cara yang lebih mudah dan lebih baik dalam melaksanakan pekerjaanس.

The Liang Gie 23 mengungkapkan bahwa “Efisiensi kerja adalah

perbandingan terbaik antara suatu kerja dengan hasil yang dicapai oleh kerja

itu.

Berdasarkan berapa pendapat tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa

efisiensi kerja adalah keseluruhan aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan untuk

mencapai tujuan dengan perbandingan terbaik antara usaha dan hasil yang

dicapai. The Liang Gie24 meninjau tentang efisiensi kerja dari dua segi, yaitu:

a. Segi Usaha

Suatu kegiatan dapat dikatakan efisiensi kalau sesuatu hasil tertentu tercapai dengan usaha yang sekecil-kecilnya. Ibnu Syamsi25mengatakan bahwa “efisiensi ditinjau dari segi usaha yaitu

hasil minimum yang dikehendaki ditetapkan terlebih dahulu, kemudian pengorbanan maksimalnya (tenaga, pikiran, uang, atau lainnya) juga ditetapkan. Namun jika ternyata pengorbanan lebih sedikit daripada yang ditetapkan, itu termasuk efisien.

Gambar

  Gambar 2.1 Alur Kerja
  Gambar 2.2 Contoh ARC dan Alasan Kedekatan
  Gambar 2.4 Contoh Tata Letak yang Dihasilkan BLOCPLAN
  Gambar 3.1 Struktur Organisasi Rektorat UIN Sunan Ampel Surabaya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan melalui ketiga proses kaderisasi tersebut, PMII di UIN Sunan Ampel Surabaya dapat mencapai sebuah tujuan organisasi yaitu menjadikan kader sebagai insan ulul

Hasil penelitian yang diperoleh adalah: (1) Manajemen operasional Dalam Peningkatan Mutu Produk Pada Pusat Pengembangan Bisnis UIN Sunan Ampel Surabaya terdiri

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan antara Kepuasan Kerja dengan Work Life Balance pada Wanita Karir di UIN Sunan Ampel Surabaya.. Penelitian ini

Konsep ukhuwwah (persaudaraan) dalam PSHT UIN Sunan Ampel Surabaya yaitu ikatan talibatin antara manusia satu dengan manusia lainya yang tidak dapat di pisahkan oleh

Dalam rangka memberikan panduan kepada dosen UIN Sunan Ampel Surabaya untuk mempublikasikan karya ilmiah melalui repository, perlu adanya sebuah panduan khusus

Hasil penelitian yang diperoleh dapat diketahui bahwa waktu tunggu kerja bagi para lulusan Prodi Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya sangat cepat mendapatkan

Hasil analisis menunjukkan gambaran mahasiswa akhir UIN Sunan Ampel Surabaya memiliki minat yang sedang terhadap entrepreneurship.. Dimana hasil uji analisis

UIN Sunan Ampel telah melakukan kerjasama dengan berbagai lembaga donor, departemen, dan penyelenggara pendidikan dalam maupun luar negeri untuk meningkatkan