KOMUNIKASI ORGANISASI PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM
INDONESIA KOMISARIAT UIN SUNAN AMPEL SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)
OLEH :
M. SAMSUD DHUKHA
B36212085
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
ABSTRAK
M. Samsud Dhukha, 2016. Komunikasi Organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia dalam Membentuk Kader Insan Ulul Albab di UIN Sunan Ampel Surabaya. Kata Kunci : Komunikasi Organisasi, PMII, Insan Ulul Albab.
Komunikasi Organisasi menurut Gold Halber yaitu arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain (the flow of message within a network of interdependent relationship). Secara umum, pemaknaan organisasi adalah sekumpulan orang yang memiliki tujuan bersama. Tujuan bersama tersebut yang kemudian memotivasi setiap pelaku organisasi untuk mencapainya. Dalam perkembangannya, setiap organisasi butuh akan adanya proses kaderisasi. Hal ini disebabkan, setiap organisasi butuh akan adanya regenerasi. Dengan demikian, proses kaderisasi wajib hukumnya dilaksanakan oleh setiap organisasi. Begitu pula dengan yang dilaksanakan oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di lingkungan UIN Sunan Ampel Surabaya. PMII di UIN Sunan Ampel Surabaya telah melaksanakan proses kaderisasi dalam upaya untuk regenerasi keberlanjutan organisasi tersebut. Selain hal itu, tujuan organisasi PMII adalah membentuk insan ulul albab. Proses kaderisasi PMII di UIN Sunan Ampel Surabaya memiliki tiga model kaderisasi. Pertama, kaderisasi formal. Dimana didalamnya ada Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA), Pelatihan Kader Dasar (PKD). Kedua, kaderisasi informal, adalah bentuk kaderisasi yang dititik beratkan untuk melibatkan kader dalam setiap aktifitas organisasi. Ketiga, kaderisasi non formal, berupa pelatihan- pelatihan dan atau sekolah- sekolah. Dengan melalui ketiga proses kaderisasi tersebut, PMII di UIN Sunan Ampel Surabaya dapat mencapai sebuah tujuan organisasi yaitu menjadikan kader sebagai insan ulul albab melalui tiga tahap. Pertama, dengan materi kaderisasi. Dalam konteks ini, kader ditempa diranah kognitifnya. Dengan berbagai macam bekal wacana dan pengetahuan yang diberikan, diharapkan kader menjadi kaya akan wawasan. Kedua, dengan proses kaderisasinya. Dalam fase ini, proses penempaan ranah afektif sangat tampak. Dengan dalih proses seleksi alam, kader benar- benar memiliki mental yang tangguh dalam menjalankan proses kehidupan. Ketiga, program kerja kepengurusan. Dalam fase ini, proses penempaan ranah psikomotorik sangat berjalan dengan baik. Dimana kader diolah menjadi seseorang yang profesional dalam bekerja dan bertindak dalam kehidupan sehari- hari. Di ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik kader benar- benar diperhatikan dan digarap secara serius. Kerangka konsep insan ulul albab yang terbagi menjadi 16 sikap yang ada di dalam al- qur’an sudah dapat dilihat dari
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERSETUJUAN PEMBIMBING... i
PERSETUJUAN TIM PENGUJI... ii
PERNYATAAN KEASLIAN... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...... iv
ABSTRAK... v
KATA PENGANTAR... vi
DAFTAR ISI... x
DAFTAR TABEL... xi
DAFTAR BAGAN... xii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Kajian Penelitian Terdahulu ... 7
F. Definisi Konsep ... 9
G. Metode Penelitian ... 11
H. Teknik Pengumpulan Data ... 15
I. Teknik Analisa Data ... 17
J. Pengecekan Keabsahan Data ... 18
K. Sistematika Pembahasan ... 19
BAB II : LANDASAN TEORITIK A. Komunikasi Organisasi (Organizational Comunication) 1. Pengertian Komunikasi ... 21
2. Pengertian Organisasi ... 22
3. Pengertian Komunikasi Organisasi ... 24
4. Bentuk pendekatan dalam komunikasi organisasi ... 29
a. Pendekatan Struktur dan Fungsi ... 29
b. PendekatanHuman relation... 30
c. Pendekatan Kultur atau Budaya ... 31
d. Pendekatan Resolusi Konflik ... 33
5. Dimensi-Dimensi dalam Komunikasi Organisasi ... 40
a. Komunikasi Internal ... 40
b. Komunikasi Eksternal ... 41
B. Konsep Ulul Albab 1. Pengertian Insan Ulul Albab ... 42
2. Ciri-ciri Insan Ulul Albab ... 45
A. Gambaran Organisasi PMII ... 55 a. Latar Belakang Pembentukan PMII ... 55 b. Organisasi- Organisasi Pendahulu dan Proses Dklarasi .. 56 c. Proses Independensi PMII ... 59 d. Makna Filosofis ... 60 e. Kondisi Obyektif Organisasi PMII di UIN Sunan
Ampel Surabaya... 63 B. Komunikasi Organisasi PMII dalam Membentuk Kader
Insan Ulul Albab... 71 1. Proses Komunikasi ... 74 2. Proses Pengkader ... 78
BAB IV : Analisis Komunikasi Organisasi PMII dalam Membentuk Kader
Insan Ulul Albab di Komisariat UIN Sunan Ampel Surabaya
A. Analisis Proses Komunikasi Organisasi PMII di Komisariat UIN Sunan Ampel Surabaya………. 104 B Analisis Komunikasi Organisasi PMII dalam Membentuk Kader
Insan Ulul Albab di Komisariat UIN Sunan Ampel
Surabaya……… 108
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ... 120 B. Saran ... 123
DAFTAR TABEL
[image:9.595.135.481.226.563.2]Tabel 1.1 Jumlah Kader PMII UIN Sunan Ampel Cabang Surabaya
DAFTAR BAGAN
Bagan 1.1 Struktur Organisasi Pengurus Komisariat PMII UIN Sunan Ampel
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melihat Fenomena yang terjadi pada saat ini, sangat tidak mungkin jika
seseorang tidak melakukan interaksi atau berinteraksi dengan sesama. Bahkan
saling berinteraksi bisa disebut sebagai kebutuhan pokok dalam kehidupan.
Begitu juga solidaritas yang harus tetap terjaga di manapun seseorang berada.
Interaksi sosial adalah kunci kehidupan sosial, karena tanpa adanya interaksi
sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama bertemunya orang-perorangan
secara badaniah belaka tidak akan menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu
kelompok sosial. Pergaulan hidup yang seperti itu baru akan terjadi jika yang satu
dengan yang lain saling bekerja sama, saling berbicara, dan melakukan pekerjaan
yang akhirnya mencapai suatu tujuan bersama. Maka dapat dikatakan berinteraksi
adalah dasar proses sosial yang menunjuk pada kehidupan yang dinamis. Tanpa
pengetahuan dasar organisasi sukar untuk mengetahui apa yang sesungguhnya
terjadi dalam suatu organisasi, termasuk proses komunikasi yang ada di
dalamnya.1
Komunikasi dalam sebuah organisasi membantu anggota untuk mencapai
tujuan pribadi. Namun komunikasi yang dilakukan juga diarahkan atau bertujuan
untuk mencapai tujuan organisasi. Komunikasi dalam organisasi merupakan hal
sangat dianjurkan dan penting. Bagaimana tidak, organisasi merupakan
1
2
sekelompok orang yang berkumpul dalam satu wadah untuk mendapatkan
tujuan dan hasil yang sama. Oleh karenanya, suatu organisasi harus memahami
perubahan iklim komunikasi yang terjadi di dalamnya. Karena, Setiap individu
dalam kelompok pasti memiliki pemikiran dan keputusan yang berbeda-beda.
Seperti yang terjadi di kalangan remaja bangsa, terutama pada kalangan
terpelajar seperti para mahasiswa-mahasiswa. Cara berpikir mereka pasti
memiliki perbedaan. Oleh karenanya dibutuhkan kesolidaritasan dalam sebuah
organisasi untuk tetap bisa membangun iklim komunikasi yang kondusif.
Memahami kondisi seseorang butuh wawasan yang tidak sedikit. Salah
satunya yaitu mengetahui iklim komunikasi. Iklim komunikasi yang penuh
persaudaraan mendorong para anggota organisasi berkomunikasi secara terbuka,
rileks, ramah tamah terhadap anggota yang lain.2
Dalam membangun solidaritas, ada banyak hal dasar yang perlu diketahui.
Salah satunya adalah mengetahui iklim komunikasi pada sebuah organisasi. Teori
komunikasi membantu banyak orang memahami suasana komunikasi yang terjadi
di sebuah organisasi tersebut. Ada banyak hal yang dapat membantu seseorang
mengetahui iklim komunikasi. Salah satunya dengan memberikan kepercayaan
terhadap anggota lain. Adanya rasa percaya antar individu secara tidak langsung
menjelaskan bahwa pemikiran mereka tidak terlalu berbeda. Kalaupun ada sedikit
pebedaan pasti bisa terselesaikan. Karena setiap komunikasi yang dilakukan
2
3
didasari dengan rasa percaya. Kepecayaan yang tinggi meminimalisir adanya
kesalahfahaman dalam setiap proses komunikasi.
Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada
peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam
mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk
komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang
dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa
yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi
pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan
suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis
organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan
situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.3
Begitu pula yang terjadi dalam Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus
(ORMEK) bernama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Organisasi
yang memiliki tujuan “Membentuk Kader Insan Ulul Albab” ini juga memiliki
pola dan mekanisme sistem demi mencapai tujuan organisasinya tersebut.
Selain adanya struktur organisasi, PMII juga memiliki sistem kaderisasi
dalam upaya proses regenerasi. Ada tiga pola kaderisasi di PMII yaitu: Kaderisasi
Formal, Kaderisasi InFormal dan Kaderisasi Non Formal. Dalam proses
kaderisasi inilah tercipta pola dan mekanisme komunikasi organisasi. Dengan
demikian, PMII juga akan menerapkan pola komunikasi organisasi baik antara
3
4
struktur dengan anggota, anggota dengan anggota maupun struktur dengan
perorangan atau komunitas di luar organisasi (baca: jejaring organisasi).
Organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, Merupakan wadah
bagi mahasiswa yang ingin berorganisasi di extra kampus. Mahasiswa Islam
Indonesia sebagai salah satu eksponen pembaharu bangsa dan pengemban misi
intelektual berkewajiban dan bertangung jawab mengemban komitmen keislaman
dan keindonesiaan demi meningkatkan harkat dan martabat umat manusia dan
membebaskan bangsa Indonesia dari kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan
baik spritual maupun material dalam segala bentuk.
Dari sini sangat jelas bahwa PMII dalam konteks ini berusaha
mewujudkan kader-kadernya menjadi kader Insan Ulul Albab sebagaimana tujuan
dan usaha-usaha yang telah termaktub dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga PMII (AD/ART PMII). Dalam Anggaran Dasar PMII BAB IV
telah dijelaskan; Pasal 4 tentang Tujuan PMII berbunyi “Terbentuknya pribadi
muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu,
cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen
memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia”.4 Dalam pasal 5 Anggaran
Dasar PMII Tentang Usaha PMII pada ayat (1) dan (2) berbunyi “Menghimpun
dan membina mahasiswa Islam sesuai dengan sifat dan tujuan PMII serta
peraturan perundang-undangan dan paradigma PMII yang berlaku. Melaksanakan
4
5
kegiatan-kegiatan dalam berbagai bidang sesuai dengan asas dan tujuan PMII
serta mewujudkan pribadiinsan Ulul Albab”.5
Sedangkan citra kader insan Ulul Albab di PMII dijelaskan sebagai sosok
pribadi yang selalu haus akan ilmu, dengan senantiasa berdzikir kepada Allah
SWT, berkesadaran historis primodial atas relasi Tuhan-manusia –alam, berjiwa
optimis transedental sebagai kemampuan untuk mengatasi masalah kehidupan,
berpikir dialektis, bersikap kritis dan bertindak transformatif.6
Dalam hal ini yang menjadi pembeda antara PMII dan organisasi lain
yakni dalam proses tujuan organisasi. HMI adalah organisasi islam yang berada
dikalangan mahasiswa. Di dalam AD/ART HMI dijelaskan dalam anggaran dasar
hmi pasal 4 tentang tujuan organisasi, berisikan mission hmi: “terbinannya insan
akademis pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggungjawab atas
terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah swt” disingkat menjadi
kualitas insan cita. Insan akademis, anak hmi harus bersifat ilmiah, kritis, suka
terhadap keilmuaan. Pencipta, itu seperti inovasi untuk kader, pengabdi kader hmi
diharuskan ikhlas dalam proses amal. Bernafaskan islam acuannya terhadap
alquran dan hadis. Tujuan akhir kader bisa menciptakan masyarakat yang adil dan
makmur. sedangkan PMII Dalam Anggaran Dasar PMII BAB IV telah dijelaskan;
Pasal 4 tentang Tujuan PMII berbunyi “Terbentuknya pribadi muslim Indonesia
yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan
5
Ibid.Anggaran Dasar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (AD PMII) BAB IV Pasal 4.
6
6
bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen memperjuangkan
cita-cita kemerdekaan Indonesia”.7Dalam pasal 5 Anggaran Dasar PMII Tentang
Usaha PMII pada ayat (1) dan (2) berbunyi “Menghimpun dan membina
mahasiswa Islam sesuai dengan sifat dan tujuan PMII serta peraturan
perundang-undangan dan paradigma PMII yang berlaku. Melaksanakan kegiatan-kegiatan
dalam berbagai bidang sesuai dengan asas dan tujuan PMII serta mewujudkan
pribadi insan Ulul Albab”.8 Dari sini sudah sangat jelas bahwasannya dalam
konteks tujuan PMII dan organisasi lain yakni HMI, sudah sangat berbeda. maka
dalam hal ini PMII menjadi satu-satunya organisasi yang bertujuan membentuk
kadernya menjadi insan ulul albab.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang ada di atas, kiranya ada rumusan masalah
sebagaimana berikut: Bagaimana proses komunikasi organisasi Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia dalam Membentuk Kader Insan Ulul Albab di UIN
Sunan Ampel Surabaya?
C. Tujuan Penelitian
Dengan adanya beberapa rumusan masalah yang sudah ada di atas, maka
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui proses komunikasi
organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
7
Anggaran Dasar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (AD PMII) BAB IV Pasal 4.
8
7
Dari penelitian ini, diharapkan dapat membawa beberapa manfaat yang
kemudian dapat dikembangkan dikemudian hari. Adapun manfaat penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis penelitian ini adalah untuk menambah khasanah dalam
pembelajaran mengenai Iklim Komunikasi Organisasi Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia dalam Membentuk Kader Insan Ulul Albab di UIN Sunan
Ampel Surabaya dan memberikan sumbangsih terhadap perkembangan Ilmu
Komunikasi terutama berkaitan dengan Komunikasi Organisasi.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian ini diharapkan dapat :
a. Memberikan wacana dan informasi mengenai komunikasi organisasi
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia dan relevansinya dalam upaya
membentuk kader insan ulul albab.
b. Memberikan wacana dan informasi mengenai komunikasi organisasi
pada setiap elemen organisasi agar dapat dengan mudah mencari
referensi terkait dengan pola dan mekanisme system komunikasi
organisasi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi secara efektif
dan efisien.
E. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu
Untuk menghindari duplikasi, peneliti melakukan penelusuran terhadap
8
diperoleh beberapa masalah yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti,
yaitu:
Analisis Komunikasi Organisasi Komunitas Kaskus Regional Yogyakarta.
Penelitian ini dilakukan oleh Yoga Hartanto pada tahun 2012. Tujuan dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui pola komunikasi organisasi, arus pesan
komunikasi organisasi dan hambatan dalam komunikasi organisasi. Hasil
penelitiannya adalah menunjukkan bahwa arus pesan komunikasi organisasi
berjalan dengan baik, secara umum proses komunikasi ke bawah yang dilakukan
leader meningkatkan etos kerja sama dengan bawahannya. Komunikasi formal
maupun non formal dilakukan oleh leader memiliki peran yang besar dalam
menciptakan iklim organisasi yang antara bawahan kepada atasan. Perbedaan
dalam penelitian ini dengan yang peneliti lakukan adalah terletak pada
pembahasan, subyek, obyek dan lokasi penelitian.
Pola Komunikasi Organisasi Dalam Lembaga Kemahasiswaan Studi
Kasusnya Di Senat Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana Periode
2009-2010. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pola komunikasi
senat mahasiswa universitas UKSW salatiga serta distorsi yang mempengaruhi
komunikasi tersebut. Dan hasil penelitiannya adalah senat mahasiswa UKSW
periode 2009-2010 melakukan komunikasi dengan tiga pola yakni komunikasi
vertical, horizontal, dan diagonal. Dan beberapa factor distorsi yang
mempengaruhi komunikasi adalah sikap dan gaya kepemimpinan, perbedaan
9
peneliti lakukan adalah terletak pada pembahasan, subyek, obyek, dan lokasi
penelitian.
F. Definisi Konsep
1. Komunikasi Organisasi:
komunikasi organisasi terdiri dari presepsi-presepsi atas unsur-unsur
tersebut terhadap komunikasi. Pengaruh ini didefinisikan, disepakati,
dikembangkan, dan dikokohkan secara berkesinambungan melalui interaksi
dengan anggota organisasi lainnya. Pengaruh ini menghasilkan pedoman bagi
keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan individu, dan mempengaruhi
pesan-pesan mengenai organisasi.9
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa komunikasi menunjukkan
korelasi dengan pelaksanaan organisasi secara keseluruhan. Penelitian Fred T.
Allen mengungkapkan bahwa karyawan yang memiliki informasi yang lebih
baik akan menjadi karyawan yang baik pula. Definisi Komunikasi Organisasi
Menurut Para Ahli- Organisasi merupakan suatu kesatuan atau perkumpulan
yang terdiri atas orang-orang/bagian-bagian yang di dalamnya terdapat
aktivitas kerja sama berdasakan pola dan aturan-aturan untuk mencapai tujuan
bersama.
2. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia:
9
10
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia adalah organisasi ekstra
kampus yang didirikan pada tanggal 17 April 1960 oleh kalangan mahasiswa
Nahdlatul Ulama’. Organisasi ini kini berkembang sangat pesat dan memiliki
struktur mulai dari tingkat pusat sampai pada tingkat fakultas di
masing-masing kampus di Indonesia. Struktur tertinggi organisasi ini disebut
Pengurus Besar (PB PMII), ditingkat regional ada Pengurus Koordinator
Cabang (PKC PMII), ditingkat kota atau kabupaten adalah Pengurus Cabang
(PC PMII), ditingkat kampus atau perguruan tinggi adalah Pengurus
Komisariat (PK PMII) dan ditingkat fakultas adalah Pengurus Rayon (PR
PMII).
3. Insan Ulul Albab:
Istilah Ulul Albab dapat ditemukan dalam teks al-Qur’an sebanyak 16
kali dibeberapa tempat dan topik yang berbeda, yaitu dalam QS. Al-baqoroh:
179,197, 269; QS. Ali Imran: 7, 190; al-Maidah: 100; yusuf: 111; al ra’d: 19;
Ibrahim: 52; shad: 29,43; al-zumar: 9, 18, 21; al-mu’min: 54 dan al thalaq:
10.Insan Ulul Albab memiliki 5 ciri antara lain (1) kekokohan akidah, (2)
kedalaman spiritual, (3) komitmen terhadap akhlak yang mulia, (4) keluasan
ilmu, dan (5) kematangan profesional. Kelima ciri tersebut berdasarkan hasil
kajian terhadap istilah "Ulul Albab" yang terdapat dalam 16 ayat Al-Qur'an,
ditemukan adanya 16 karakteristik yang dapat dituangkan dalam 5 ciri utama
yakni: (1) selalu sadar akan kehadiran Tuhan pada dirinya dalam segala situasi
11
mengenali alam semesta dengan akal (pikir), sehingga sampai kepada bukti
yang sangat nyata akan keagungan Allah swt dengan segala ciptaannya, (2)
tidak takut kepada siapapun kecuali kepada Allah, serta mampu memisahkan
yang jelek dari yang baik, kemudian dipilih yang baik walaupun harus
sendirian dalam mempertahankan kebaikan itu dan walaupun kejelekan itu
dipertahankan oleh sekian banyak orang, (3) mementingkan kualitas hidup
baik dalam keyakinan, ucapan maupun perbuatan, sabar dan tahan uji
walaupun ditimpa musibah dan diganggu oleh syetan (jin dan manusia), serta
tidak mau membuat onar, keresahan, kerusuhan dan berbuat makar di
masyarakat, (4) bersungguh-sungguh dalam mencari dan menggali ilmu
pengetahuan, dan kritis dalam menerima pendapat, teori atau gagasan dari
mana pun datangnya, serta pandai menimbang-nimbang untuk ditemukan
yang terbaik dan (5) bersedia menyampaikan ilmunya kepada orang lain untuk
memperbaiki masyarakatnya, dan tidak suka duduk berpangku tangan di
laboratorium belaka, serta hanya terbenam dalam buku-buku di perpustakaan,
tetapi justru tampil di hadapan masyarakat, terpanggil hatinya untuk
memecahkan problem yang ada di tengah-tengah masyarakat.
G. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Kualitatif, menurut Bogdan dan
Taylor yang dikutip oleh Lexy J. Moleong mengemukakan metode kualitatif
12
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati.10Penelitian kualitatif menghasilkan secara khusus kekayaan data
yang rinci tentang banyak jumlah orang yang terbatas dan khusus. Tidak
hanya itu, menyediakan kedalaman dan kerincian melalui pengutipan secara
langsung.11Jadi jenis penelitian yang digunakan peniliti adalah deskriptif
kualitatif.
Pendekatan Penelitian bersifat diskripitif dapat diartikan sebagai
prosedur pemecahan masalah yang diselidiki, dengan menggambarkan atau
melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan
fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.12
b. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus
pengumpul data. Instrumen selain manusia dapat digunakan seperti pensil,
kertas tape recorder dan lain sebagainya namun fungsinya terbatas sebagai
pendukung. Oleh karena itu, kehadiran peneliti di lapangan untuk penelitian
ini mutlak diperlukan. Maka sangat tidak mungkin untuk mengadakan
penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada.
c. Obyek Penelitian
10
Lexy J Moleong,Metode Penelitian Kualitatif( Bandung : Remaja Rosdakarya,2002), 3.
11
Michael Quin Patton,Metode Evaluasi Kualitatif, ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2006), 5.
12
13
Obyek dalam penelitian ini adalah pengurus dan kader Organisasi
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat UIN Sunan Ampel
Surabaya. Adapun alasan dipilih lokasi ini adalah karena letak kantor
secretariat organisasi tersebut yang mudah dijangkau. Selain itu, pengurus dan
kader organisasi tersebut sangat kooperatif dan terbuka.
d. Sumber Data Penelitian
Sumber data adalah subyek darimana data diperoleh.13 Sumber data
utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata atau pernyataan-pernyataan
yang disampaikan oleh responden,14 dan tingkah laku yang ditujukan oleh
obyek penelitian.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan dan
memerlukannya. Data primer disebut juga data asli. Dalam penelitian ini
peneliti mendapatkan data primer tentang Iklim Komunikasi Organisasi
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia dalam membentuk Kader Insan
Ulul Albab di UIN Sunan Ampel Surabaya.
13
Suharsini Arikunto,Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek,( Jakarta : Rineka Cipta, 1989 ) ,102.
14
14
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari
sumber-sumber yang telah ada. Data ini biasanya diperoleh dari
perpustakaan atau dari laporan-laporan peneliti terdahulu. Data sekunder
disebut juga data yang tersedia. Data sekunder biasa dikatakan sebagai
data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh peneliti
dari subyek penelitian. Dalam penelitian ini peneliti mendapatkan data
melalui buku-buku, dokumenproses kaderisasi dan pola komunikasi dalam
organisasi.
e. Tahap-tahap Penelitian
Adapun rincian prosedur penelitian yang dilakukan peneliti adalah:
1. Tahap Pra - Penelitian, yang meliputi:
Pra -Penelitian adalah tahap sebelum berada di lapangan, pada
tahap ini dilakukan kegiatan-kegiatan antara lain : mencari permasalahan
penelitian melalui bahan-bahan tertulis, kegiatan-kegiatan ilmiah dan non
ilmiah dan pengamatan atau yang kemudian merumuskan permasalahan
yang bersifat tentatif dalam bentuk konsep awal, berdikusi dengan
orang-orang tertentu yang dianggap memiliki pengetahuan tentang permasalahan
yang ada, menyusun sebuah konsep ide pokok penelitian, berkonsultasi
dengan pembimbing untuk mendapatkan persetujuan, menyusun proposal
penelitian yang lengkap, perbaikan hasil konsultasi, serta menyiapkan
15
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Penelitian adalah tahap yang sesungguhnya. Selama berada
dilapangan, pada tahap penelitian ini dilakukan kegiatan antara lain
menyiapkan bahan – bahan yang diperlukan seperti surat izin penelitian,
perlengkapan alat tulis, instrumen penelitian, dan alat perekam lainnya,
berkonsultasi dengan pihak yang berkepentingan dengan latar penelitian
untuk mendapatkan persetujuan penelitian, mengumpulkan data atau
informasi yang terkait dengan fokus penelitian, berkonsultasi dengan
dosen pembimbing, menganalisis data, membuat draf awal konsep hasil
penelitian.
3. Tahap Pasca Penelitian
Pasca penelitian adalah tahap sesudah kembali dari lapangan, pada
tahap pasca penelitian ini dilakukan kegiatan – kegiatan antara lain:
menyusun konsep laporan penelitian, berkonsultasi dengan dosen
pembimbing, perampungan laporan penelitian, perbaikan hasil konsultasi,
pengurusan kelengkapan persyaratan ujian akhir dan melakukan revisi
seperlunya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pertahapan dalam
penelitian ini adalah bentuk urutan atau berjenjang yakni dimulai pada
tahap pra penelitian, tahap pelaksanaan penelitian, tahap pasca penelitian.
Namun, walaupun demikian sifat dari kegiatan yang dilakukan pada
masing-masing tahapan tersebut tidaklah bersifat ketat, melainkan sesuai
16
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian,
diantaranya yaitu:
1. Observasi
Menurut S. Margono observasi diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan secara sistematik yang tampak pada obyek penelitian.15Metode
ini digunakan untuk mengamati fenomena-fenomena mengenai
manajemen pengembangan kewirausahaan. Observasi yang digunakan
oleh peneliti yaitu observasi berjarak, dimana peneliti melakukan sebuah
pengamatan dari jarak jauh mengenai iklim komunikasi organisasi.
Adapun data–data yang perlu diobservasi yaitu:
a) Data yang berkaitan dengan Komunikasi Organisasi Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat UIN Sunan Ampel
Surabaya.
b) Data yang berkaitan tentang problematika Komunikasi Organisasi
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat UIN Sunan
Ampel Surabaya
2. Wawancara atau Interview
Wawancara merupakan sebuah percakapan antara dua orang atau
lebih, yang pertanyaannya diajukan oleh peneliti kepada subjek atau
15
17
sekelompok subjek penelitian untuk dijawab.16Metode ini digunakan
untuk memperoleh informasi atau data: pola komunikasi organisasi di
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia dalam membentuk Insan Ulul
Albab di UIN Sunan Ampel Surabaya. Sasaran yang akan diinterview atau
diwawancara yaitu :
a) Ketua Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia UIN
Sunan Ampel Suabaya.
b) Kader Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia UIN
Sunan Ampel Suabaya.
3. Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mencari data yang berupa
benda-benda tertulis, buku-buku, majalah, foto, peraturan, catatan harian. Dalam
penelitian ini penggunaan metode dokumentasi dilakukan untuk menggali
informasi tentang profil Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia UIN
Sunan Ampel Surabaya.
I. Teknik Analisa Data
Analisis adalah mengelompokkan, membuat suatu uraian,
memanipulasi serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk dibaca.
Tujuan analisis data adalah untuk menyederhanakan, sehingga mudah
16
18
menafsirkannya. Untuk penelitian ini menggunakan teknik analisis
Nonstatistik yaitu analisis ini tidak dilakukan perhitungan statistik, kegiatan
analisis ini dilakukan dengan membaca data yang telah diolah.17
Pada penelitian ini berwujud kata-kata, kalimat-kalimat, atau
paragraf-paragraf yang ditanyakan dalam bentuk narasi yang bersifat deskriptif, dengan
menggunakan kata-kata. Tujuan dari analisis ini adalah untuk
menggambarkan kejadian, yang faktual dan akurat mengenai fakta-fakta yang
terjadi selama penelitian yang dilakukan di organisasi Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia. Analisa data kualitatif dengan menggunakan metode analisis
yakni:
1. Metode Induktif
Merupakan metode yang membahas masalah khusus menuju ke
arah kesimpulan yang bersifat umum. Seperti yang dikemukakan oleh
Sutrisno Hadi yakni : “berfikir induktif berangkat dari fakta yang konkrit
kemudian ditarik dan digeneralisasikan sesuai dengan sifat umum”.18
2. Metode Deduktif
Merupakan data yang dipergunakan untuk menganalisa data yang
terkumpul dengan jalan menguraikan atau menginterprestasikan hal-hal
17
Hermawan Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian , ( Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 1995) , 88-89.
18
19
yang bersifat umum pada kesimpulan yang bersifat khusus. Merupakan
proses pendekatan yang berangkat dari kebenaran yang bersifat umum
mengenai suatu fenomena (teori) kemudian menggeneralisasi kebenaran
tersebut pada suatu peristiwa atau data tertentu yang mempunyai ciri yang
sama dengan fenomena yang bersangkutan, dengan memakai kaidah
logika tertentu.19
J. Pengecekan Keabsahan Data
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara.
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa
sumber. Sebagai contoh,untuk menguji kredibilitas data tentang iklim
komunikasi organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, maka
pengumpulan data dan pengujian data yang telah diperoleh dilakukan
kepada pengurus dan kader organisasi. Data dari sumber tersebut, tidak
bisa dirata-ratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi
dideskripsikan, dikategorikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda
dan mana spesifik dari tiga sumber data tersebut. Data yang telah
dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan,
19
20
selanjutnya dimintakan kesepakatan (member chcek) dengan tiga sumber
data tersebut.
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda. Misalnya data yang diperoleh dengan wawancara, serta angket
lalu dicek dengan observasi, dokumentasi. Bila dengan empat teknik
pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang
berbeda-beda,maka peneliti melakuan diskusi lebih lanjut kepada sumber data
untuk memastikan data mana yang dianggap benar. Atau mungkin
semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda.
K. Sistematika Pembahasan
Dalam penelitian ini penulis merumuskan sistematika pembahasan agar
mempermudah dalam penulisan dan pembahasan menjadi sistematis. Adapun
sistematika pembahasan ini terdiri dari beberapa bab dan beberapa sub bab,
sebagai berikut:
Bab I : Terdiri dari bab : pendahuluan, dan terdiri dari sub bab : sebagai
berikut: Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan
Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, dan
Sistematika Pembahasan.
Bab II : Terdiri dari: telaah konsep komunikasi organisasi dan konsep insan ulul
21
Bab III : Terdiri dari bab: telaah konsep komunikasi organisasi Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia dalam membentuk Insan Ulul Albab di UIN Sunan
Ampel Surabaya.
Bab IV :Terdiri dari bab: analisis konsep komunikasi organisasi Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia dalam membentuk Insan Ulul Albab di UIN Sunan
Ampel Surabaya.
Bab V : Terdiri dari bab: Penutup, dan terdiri dari sub bab: kesimpulan dan
BAB II
LANDASAN TEORITIK
A. Konsep Komunikasi Organisasi
1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting namun juga
kompleks dalam kehidupan manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh
komunikasi yang dilakukannya dengan manusia lain, baik yang sudah
dikenal maupun yang tidak dikenal sama sekali.1
Istilah komunikasi ataucommunicationberasal dari bahasa latin, yaitu communicatus yang berarti berbagi atau menjadi milik bersama. Kata sifatnya communis yang bermakna umum atau bersama-sama. Dengan demikian komunikasi menurut Lexicographer (ahli kamus bahasa),
menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai
kebersamaan.2
Wilbur Schrarmm (Ashadi, 1987) menyatakan komunikasi sebagai
suatu proses berbagi (sharing process), Schramm menguraikannya
demikian: “komunikasi berasal dari kata-kata (bahasa) Latin communis
yang berarti umum (common) atau bersama. Apabila seseorang
berkomunikasi, sebenarnya seseorang sedang berusaha menumbuhkan
suatu kebersamaan (commonness) dengan seseorang. Yaitu seseorang
1
Morissan,Teori Komunikasi Iindividu Hhingga Massa(Jakarta:Kencana, 2013), 1.
2
22
berusaha berbagi informasi, ide atau sikap. Seperti dalam uraian ini,
misalnya saya sedang berusaha berkomunikasi dengan para pembaca
untuk menyampaikan ide bahwa hakikat sebuah komunikasi sebenarnya
adalah usaha membuat penerima atau pemberi komunikasi memiliki
pengertian (pemahaman) yang sama terhadap pesan tertentu”.3
2. Pengertian Organisasi
Mengenai organisasi, salah satu definisi menyebutkan bahwa
organisasi merupakan satu kumpulan atau sistem individual yang melalui
satu hirarki jenjang dan pembagian kerja, berupa mencapai tujuan yang
ditetapkan.
Organisasi merupakan suatu system, mengkoordinasi aktivitas dan
mencapai tujuan bersamaatu tujuan umum. Dikatakan merupakan suatu
system karena organisasi itu terdiri dari berbagai bagian yang saling
tergantung satu sama lain. Bila satu bagian terganggu maka akan ikut
berpengaruh pada bagian lain.4
Suatu organisasi juga bisa didefenisikan sebagai sebuah kelompok
individu yang diorganisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Jumlah
individu sangat bervariasi dari satu organisasi ke organisasi lainnya. Ada
yang beranggotakan tiga atau empat orang bekerja dengan kontak yang
sangat dekat. Yang lainnya memiliki seribu karyawan tersebar di seluruh
3
Ibid, 4-5.
4
23
dunia. Apa yang paling penting dalam hal ini adalah mereka ini bekerja di
dalam struktur tertentu.5
Di dalam setiap organisasi terdapat struktur formal maupun informal.
Sebagai contoh, di organisasi perguruan tinggi terdapat struktur akademik
formal, dengan rector sebagai pemimpin tertingginya, para dekan pada
tingkat hirarki berikutnya, kedua departemen berikutnya dan para dosen
pada tingkat hirarki berikutnya. Melalui struktur demikian semua kegiatan
universitas dapat dilaksanakan. Tetapi, ada juga struktur informal di dalam
organisasi perguruan tinggi hirarki itu, dan dalam banyak kasus
strukturnya menyilang garis hirarki.6Secara umum, organisasi memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:7
1. Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab;
2. Adanya pusat kekuasaan;
3. Adanya subsitusi sumber daya manusia;
4. Adanya ketergangtungan antaranggota;
5. Adanya koordinasi antarkomponen;
6. Adanya interaksi yang berulang-ulang;
Organisasi dibagi atas dua tipe, yakni:8
5
Ibid, 337.
6
Ibid,337. 7
Ibid,22. 8
24
1. Organisasi yang berorientasi laba (profit oriented organization). Organisasi tipe ini bertujuan memperoleh laba. Laba dipergunakan
untuk membiayai operasi dan pengambangan organisasi. Organisasi
tipe ini sering juga disebut organisai bisnis atau perusahaan. Dalam
organisasi bisnis, pemilik menerima keuntungan ekonomi terbesar.
Contohnya, hotel, restoran, bank, perusahaan asuransi, took, dan lain
sebagainya.
2. Organisasi nirlaba (non-profit oriented organization). Organisasi nirlaba merupakan organisasi yang tidak berorientasi pada laba atau
kegiatan yang dilakukan semata-mata untuk memperoleh laba. Dalam
organisasi ini, pelanggang atau klien menerima keuntungan terbesar.
Contohnya, rumah sakit, lembaga pendidikan, panti asuhan, Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM), dan lain sebagainya.
Tujuan umum sebuah organisasi adalah menghasilkan
pendapatan. Akan tetapi, berbagai tujuan lain yang yang mendukung
harus pula dicapai jika tujuan akhir tersebut ingin dipenuhi. Jadi
misalnya, agar diperoleh pendapatan, organisasi harus
mempertahankan akatan kerja yang efektif. Untuk mencapainya, maka
25
diperoleh jika organisasi memiliki parkir yang luas, menyediakan
bonus, lingkungan kerja yang bersih dan nyaman, dan sebagainya.9
3. Pengertian Komunikasi Organisasi
Dengan landasan konsep komunikasi dan organisasi sebagaimana
yang diuraikan, komunikasi organisasi menurut Gold Halber yaitu arus
pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu
sama lain (the flow of message within a network of interdependent relationship).
Pengertian komunikasi organisasi dalam buku “komunikasi organisasi
strategi meningkatkan kinerja perusahaan ” adalah perilaku
perorganisasian yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam
proses itu bertransaksi dan memberi amkna atas apa yang sedang terjadi.10
Golddhaber (1986) memberikan definisi komunikasi organisasi
sebagai proses penciptaan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan
hubungan yang saling tergantung sama lain untuk mengatasi lingkungan
yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Pengertian tersebut
mengandung beberapa konsep sebagai berikut :
1. Proses
Suatu organisasi adalah suatu sistem yang terbuka dan dinamis
yang secara tidak langsung menciptakan saling tukar menukar
9
Ibid, 337-339.
10
26
informasi satu sama lain. Karena kegiatan yang berulang-ulang dan
tiada hentinya tersebut maka dikatakan sebagai suatu proses.
2. Pesan
Pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang objek, orang,
kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang lain. Pesan
dalam organisasi dapat dilihat menurut beberapa klasifikasi yang
berhubungan dengan bahasa, penerima yang dimaksud, metode difusi,
dan arus tujuan dari pesan. Klasifikasi pesan dalam bahasa dapat
dibedakan menjadi 2 (dua) bagian yaitu verbal dan non verbal, dimana
pesan verbal dalam organisasi berupa: surat, memo, percakapan, dan
pidato. Sedangkan pesan non verbal dalam organisasi bisa berupa:
bahasa gerak tubuh, sentuhan, ekspresi wajah, dan lain-lain.
3. Jaringan
Organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki
posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran
pesan dari orang-orang ini terjadi melewati suatu set jalan kecil yang
dinamakan jaringan komunikasi. Suatu jaringan komunikasi ini
mungkin mencakup hanya dua orang, beberapa orang atau
keseluruhan organisasi. Luas dari jaringan komunikasi ini dipengaruhi
oleh banyak faktor, diantaranya: arah dan arus pesan, isi pesan,
hubungan peranan, dan lain-lain.
27
Hal ini telah menjadi sifat dalam organisasi yang merupakan suatu
sistem yang terbuka. Bila suatu bagian dari organisasi mengalami
gangguan maka akan berpengaruh kepada bagian yang lainnya dan
mungkin juga kepada seluruh sistem organisasi.
5. Hubungan
Karena organisasi merupakan suatu sistem yang terbuka, sistem
kehidupan sosial maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak
pada manusia yang ada dalam organisasi. Oleh karena itu hubungan
manusia dalam organisasi yang memfokuskan kepada tingkah laku
komunikasi dari orang yang terlibat suatu hubunngan perlu dipelajari.
Sikap, skill, dan moral dari seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh hubungan yang bersifat organisasi.
6. Lingkungan
Yang dimaksud lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan
faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan
mengenai individu dalam suatu sistem. Yang termasuk dalam
lingkungan internal adalah personal (karyawan), staf, golongan
fungsional dari organisasi, dan juga komponen lainnya seperti tujuan,
produk, dan lainnya. Organisasi sebagai sistem terbuka harus
berinteraksi dengan lingkungan eksternal seperti: teknologi, ekonomi,
dan faktor sosial. Karena faktor lingkungan berubah-ubah maka
28
dalam lingkungan dengan menciptakan dan melakukan penukaran
pesan baik secara internal maupun eksternal.
7. Ketidakpastian
Ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan
informasi yang diharapkan. Ketidakpastian dalam organisasi juga
disebabkan oleh terjadinya banyak informasi yang diterima daripada
informasi yang sesungguhnya diperlukan untuk menghadapi
lingkungan mereka. Bisa dikatakan ketidakpastian dapt disebabkan
oleh terlalu sedikit informasi yang didapatkan dan juga karen terlalu
banyak informasi yang diterima.
Tujuan komunikasi dalam proses organisasi tidak lain dalam
rangka membentuk saling pengertian (mutual understanding). Melalui
kegiatan komunikasi yang terencana dan substansi isinya terdesain,
minimal terjadi proses penyebarluasan (difusi) dimensi-dimensi
organisasi pada setiap orang.11
Ketidakmengertian (misunderstanding) merupakan sumber
disintegrasi dan konflik, karena ketidakmengertian merupakan
rangsangan (stimulus) yang membangkitkan (prejudice). Berbagai aksi
demo (unjuk rasa) yang dilakukan karyawan atau pegawai bukan
hanya persoalan ketidakpuasan terhadap pendapatan dan reward
11
29
(ganjaran), tetapi lebih banyak bersumber dari ketidakmengertian
mereka terhadap eksistensi organisasinya.12
Dari berbagai definisi yang dikemukakan oleh para ahli mengenai
komunikasi organisasi ini dapat disimpulkan definisi komunikasi
organisasi sebagai berkut:
a. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang
dipengaruhi oleh pihka internal maupun eksternal
b. Komunikasi organisasi meliputi pesan, tujuan, arus komunikasi
dan media komunikasi
c. Komunikasi organisasi meliputi orang yang mempunyai skill,
hubungan dan perasaan yang sama.
4. Bentuk pendekatan dalam komunikasi organisasi
a. Pendekatan Struktrur dan Fungsi
Teori pertama yang memiliki berkaitan dengan pendekatan ini
adalah teori birokrasi yang diperkenalan oleh Max Weber, seorang
teoritis terkenal sepanjang zaman. Ia mendefinisikan organisasi
sebagai sistem dari suatu aktivitas tertentu yang bertujuan dan
berkesinambungan.Inti dari teori Weber mengenai birokrasi adalah
konsep mengenai kekuasaan, wewenang dan legitimasi. Menurut
Weber, kekuasaan adalah kemampuan seseorang dalam setiap
30
hubungan sosial guna mempengaruhi orang lain. Ia juga
mengemukakan adanya tiga jenis kewenangan (otoritas) yaitu:
1) Kewenangan tradisional terjadi ketika perintah atasan dirasakan
sebagi sesuatu yang sudah pantas atau sudah benar menurut ukuran
tradisi.
2) Kewenangan birokratik merupakan bentuk yang paling relevan
dalam birokrasi, karena kekuasan diperoleh dari aturan-aturan
birokrasi yang disepakati oleh seluruh anggota organisasi.
3) Kewenangan karismatik merupakan kekuasaan yang diperoleh
karena karisma dari kepribadian seseorang.
Teori lain yang berhubungan dengan pendekatan struktur dan
fungsi organisasi adalah teori sistem. Menurut Chester Barnard,
organisasi hanya dapat berlangsung melalui kerjasama antarmanusia,
dan bahwa kerjasama adalah sarana di mana kemampuan individu
dipadukan guna ,mencapai tujuan bersama atau tujuan yang lebih
tinggi.Sementara menurut Daniel Katzdan Robert Kahn, sebagai suatu
sistem sosial organisasi memiliki keunikan di dalam kebutuhannya
guna memelihara berbagai masukan untuk menjaga agar berbagai
perilaku manusia di dalam organisasi tersebut tetap terkendali. Itu
artinya, sistem memiliki tujuan-tujuan bersama yang mengharuskan
menomor duakan kebutuhan individu-individu.
31
Pendekatan struktural dan fungsional mengenai organisasi
dianggap hanya menekankan pada produktivitas dan penyelesaian
tugas, sedangkan faktor manusia yang diabaikan. Menurut Chris
Agrys, praktik organisasi yang demikian dipandang tidak manusiawi,
karena penyelesaian suatu pekerjaan telah mengelahkan perkebangan
individu dan keadaan ini berlangsung secara berulang. Ketika
kompetensi teknis dinomorsatukan maka kompetensi antarpribadi
dikurangi. Berdasarkan pemikiran itu maka pendekatan human
realtions ini muncul. Ada beberapa anggapan dasar dari pendekatan
ini:
1) Produktivitas ditentukan oleh norma sosial, bukan psikologis.
2) Seluruh imbalan yang bersifat non ekonomis, sangat penting
dalam memotivasi para karyawan.
3) Karyawan biasanya memberikan suatu reaksi persoalan,
mengutamakan kelompok daripada individu.
4) Kepemimpinan memberikan peranan yang sangat penting dan
mencakup aspek formal dan informal.
5) Komunikasi merupakan proses penting dalam pengambilan
keputusan.
c. Pendekatan Kultur atau Budaya
Dikemukakan oleh Michael Paconowsky dan Nock
32
dalam arti bahwa komunikasi organisasi merupakan pandangan hidup
(way of life) bagi para anggotanya. Menurut Pacanowsky dan Trujillo ada lima bentuk penampilan organisasi, yaitu:
1) Ritual yaitu merupakan bentuk penampilan yang diulang-ulang
secara teratur, suatu aktivitas yang dianggap oleh suatu kelompok
sebagai sesuatu yang sudah biasa dan rutin. Ritual merupakan
bentuk penampilan yang penting karena secara tetap akan
memperbarui pemahaman seseorang mengenai pengalaman
bersama dan memberikan legitimasi terhadap sesuatu yang sedang
difikirkan, rasakan dan dilakukan.
2) Hasrat yaitu bagaimana para karyawan dapat mengubah
pekerjaan-pekerjaan rutin dan membosankan menjadi menarik dan
merangsang minat. Cara yang biasa digunakan adalah dengan
penuturan pengalamanpribadi, rekan sekerja ataupun pengalaman
yang diorganisasi ataupun perusahaan tempat ia bekerja.
3) Sosialitas yaitu bentuk penampilan yang memperkuat suatu
pengertian bersama mengeni kebenaran ataupun norma-norma dan
penggunaan aturan-aturan dalam organisasi, seperti kata susila dan
sopan santun. Aspek lain dari sosialitas adalah “privacy”, yaitu
penampilan sosialitas yang dikomunikasikan dengan penuh
perasaan dan bersifat sangat pribadi seperti pengakuan, memberi
33
4) Politik organisasi yaitu merupakan bentuk penampilan yang
menciptakan dan memperkuat minat terhadap kekuasaan dan
pengaruh, seperti memperlihatkan kakuatan diri, kekuatan untuk
mengadakan proses tawar menawar (bargaining power) dan sebagainya.
5) Enkulturasi yaitu proses mengajarkan budaya kepada para anggota
organisasi. Contoh bentuk penampilan ini adalah “learning
theropes” yang terdiri dari urut-urutan penampilan ketika orang
mengajarkan kepada orang lain tentang bagaimana mengerjakan
sesuatu
d. Pendekatan Resolusi Konflik
Resolusi merupakan keputusan atau kebulatan pendapat yang
berupa permintaan atau tuntutan yang diterapkan oleh rapat atau
musyawarah. Memilih sebuah resolusi konflik yang cocok tergantung
pada beberapa teknik yang digunakan untuk mengurangi konflik antar
kelompok melalui resolusi sebagai berikut13:
1. Superordinat
a. Tujuan Superordinat
Tujuan superordinat adalah tujuan bersama yang dianut oleh
dua unit atau lebih yang memaksakan dan sangat menarik,
13
34
yang tidak dapat dicapai dengan sumber dari unit mana saja
secara terpisah. Tujuan superordinat adalah tujuan yang tidak
akan dicapai tanpa kerja sama dari kelompok-kelompok yang
terlibat.
Dalam resolusi konflik diantara kelompok, teknik tujuan
superordinat melibatkan pengembangan sebuah himpunan
tujuan dan sasaran yang tidak dapat diperoleh tanpa kerja sama
dari kelompok yang terlibat. Kenyataannya, tujuan tidak
dapatdicapai oleh satu kelompok dan menghilangkan semua
tujuan yang lain dari suatu kelompok yang terlibat dalam
konflik.
b. Perluasan Sumber Daya
Menambah sumber daya adalah teknik yang berhasil secara
potensial untuk memecahkan masalah dalam banyak kasus.
Dengan kata lain memperluas sumber daya merupakan suatu
metoda resolusi yang berhasil membuat pihak-pihak yang
berkompromi puas.
c. Pemecahan Masalah Bersama
Pemecahan masalah bersama merupakan pertemuan tatap
muka dari pihak-pihak yang berkonflik dengan maksud
mengidentifikasi masalah dan memecahkan lewat pembahasan
35
konflik dan menyelesaikannya, kelompok-kelompok yang
berkonflik berdebat terbuka mengenai berbagai topik dan
membahas informasi yang relevan sampai keputusan tercapai.
Metode ini efektif, tetapi untuk masalah yang lebih kompleks,
misalnya kelompok yang memiliki sistem nilai yang berbeda,
maka metode ini kurang tepat.
2. Sistem Naik Banding
Penyelesaian konflik/perselisihan dengan cara naik banding dapat
dilihat dalam dua versi, yaitu :
a.Versi pemimpin
Dari versi ini, pemimpin unit yang lebih rendah bila tidak
dapat menyelesaikan konflik antara anggotanya dapat
meneruskan pada pimpinan setingkat lebih tinggi, demikian
seterusnya, naik banding itu sampai pada pucuk pimpinan
tertinggi dilingkungan organisasi tersebut.
b. Versi pihak yang bertikai
Versi ini berarti pihak yang bertikai merasa tidak puas terhadap
penyelesaian dari pimpinan suatu jenjang, dapat meneruskan
masalahnya pada pimpinan jenjang yang lebih tinggi.
36
1) Memberi perlindungan kepada anggota dari pimpinan yang
berprasangka, mudah berubah pikiran karena pengaruh
yang memihak, iri hati atau memusuhi dirinya.
2) Memberikan peluang pada pihak yang mengalami konflik
untuk berhadapan secara jujur pada saat pimpinan
menyelesaikannya.
Sedangkan kelemahannya adalah :
1) Pucuk pimpinan mungkin menolak untuk menyelesaikan
konflik karena merasa tidak menguasai masalah.
2) Pucuk pimpinan tidak memiliki waktu yang cukup untuk
mengumpulkan keterangan dan data sehingga dapat keliru
dalam menyelesaikannya.
3) Pihak yang radikal dalam suatu konflik cenderung dinilai
oleh pucuk pimpinan sebagai sumber kekacauan tanpa
memperhatikan sesuatu yang disampaikan betul atau salah.
4) Anggota organisasi secara sengaja menciptakan agar
kesempatan mengajukan banding dengan maksud
menyudutkan pimpinan unitnya.
5) Kesempatan dalam menyelesaikan konflik cenderung
mengurangi wibawa pimpinan unit.
6) Pihak yang tidak bertanggung jawab senang
37
terjadi konflik, dengan menyatakan ada atasan yang lebih
tinggi tempat menuntut keadilan.
3. Penggantian Variabel Manusia
Menggunakan teknik pengubahan perilaku manusia misalnya,
hubungan manusia untuk mengubah sikap dan perilaku yang
menyebabkan konflik. Cara ini berfokus pada satu atau banyak
sebab konflik dan pada sikap orang yang terlibat, meskipun cara
ini lebih lamban daripada cara yang lain dan mahal, yang pada
akhirnya penggantian variabel manusia dapat mempunyai hasil
jangka panjang yang lebih nyata.
4. Penggantian variabel struktural
Mengubah struktur organisasi formal dan pola struktur interaksi
dari pihak-pihak yang berkonflik lewat desain pekerjaan,
pemindahan, penciptaan posisi koordinasi dan perputaran anggota
kelompok atau mempunyai koordinator, penghubung diantara
orang-orang yang tetap menjaga komunikasi antara yang satu
dengan yang lainnya di dalam kelompok.
5. Membaurkan unit yang berkonflik
Agar salah satu yang berkonflik memperluas batas-batasnya dan
menyerap sumber kejengkelannya. Contoh, sistem sekolah dasar
38
yang kritis terhadap kurikulum untuk turut serta dalam meninjau
kembali dan mengevaluasi program, kebijaksanaan sistem tersebut,
mereka meminta para pengkritik dengan membaurkan mereka ke
dalam sistem tersebut.
6. Perintah kekuasaan
Penggunaan kekuasaan bisa dikatakan paling banyak digunakan
untuk menyelesaikan konflik diantara kelompok, menggunakan
cara ini dengan mudah menyelesaikan masalah yang dilihatnya
pantas dan mengkomunikasikan keinginan-keinginannya kepada
kelompok-kelompok yang terlibat, bawahan biasanya berpegang
pada keputusan atasan. Perintah kekuasaan biasanya bekerja dalam
jangka pendek, tidak memfokuskan pada sebab-sebab konflik
tetapi agak berfokus pada hasilnya.
7. Pelunakan
Suatu teknik yang dikenal sebagai pelunakan, menekankan
kepentingan umum dari kelompok yang berkonflik dan melunakan
perbedaan-perbedaannya. Pemimpin harus menjelaskan pada pihak
yang berkonflik bahwa kerja organisasi akan berada dalam bahaya
jika kelompok tidak saling bekerja sama, maka bila pimpinan tidak
memihak kelompok yang berkonflik akan setuju, paling tidak
membatasi permusuhan. Pelunakan ini juga merupakan
39
8. Penghindaran
Penghindaran dapat diartikan menarik diri atau menekan konflik.
Menghindari konflik bukan merupakan penyelesaian yang efektif
dan tidak juga menghilangkan, tetapi konflik harus dihadapi.
Namun dalam beberapa keadaan penghindaran merupakan
alternatif sementara yang paling baik.
9. Kompromi
Kompromi merupakan cara tradisional untuk menyelesaikan
konflik antar kelompok. Kompromi dapat digunakan secara efektif
ketika bentuk tujuan (misalnya uang) dapat dibagi secara adil. Jika
ini tidak mungkin, salah satu kelompok harus merelakan sesuatu
yang berharga sebagai konsesi. Oleh karena itu sebenarnya tidak
ada pihak yang benar-benar puas menerima hasil kompromi,
dengan demikian berarti kompromi sekedar merupakan pemecahan
konflik yang bersifat sementara.
10. Interaksi yang makin bertambah
Interaksi yang terus menerus akan mengurangi konflik antar unit
kerja, bila dalam setiap unit kerja tersebut terjadi
ketidakharmonisan antara satu pegawai atau karyawan dengan
40
mutasi antara instansi yang sama atau antara satu perusahaan
dengan perusahaan lainnya.
11. Kriteria evaluasi untuk seluruh organisasi dan sistem imbalan
Jika pemisahan evaluasi dan imbalan menciptakan konflik,
pemimpin harus mempertimbangkan ukuran prestasi yang
mengevaluasi dan memberi imbalan kepada unit-unit yang bekerja
sama. Dengan memastikan kendali mutu, auditing, fungsi
kebijaksanaan devaluasi untuk kontribusi pencegahan dalam
menemukan kesalahan akan mengurangi konflik.
5. Dimensi-Dimensi dalam Komunikasi Organisasi
a. Komunikasi Internal
Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian
pesan antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk
kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dengan
bawahan, antara sesama bawahan, dsb. Proses komunikasi internal ini
bisa berujud komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi kelompok.
Juga komunikasi bisa merupakan proses komunikasi primer maupun
sekunder (menggunakan media nirmassa). Komunikasi internal ini
lazim dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari
bawah ke atas. Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan
41
pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk,
informasi-informasi, dll kepada bawahannya. Sedangkan bawahan
memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan,
dansebagainya kepada pimpinan.
2) Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara
sesama seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada
manajer. Pesan dalam komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang
sama di dalam organisasi atau mengalir antarbagian. Komunikasi
lateral ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman,
metode, dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk
menghindari beberapa masalah dan memecahkan yang lainnya,
serta membangun semangat kerja dan kepuasan kerja.
b. Komunikasi Eksternal
Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara
pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada
organisasi besar, komunikasi ini lebih banyak dilakukan oleh kepala
hubungan masyarakat dari pada pimpinan sendiri. Yang dilakukan
sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang ianggap
sangat penting saja. Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara
timbal balik:
1) Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini
42
sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan,
setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui
berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi; press release; artikel surat kabar atau majalah; pidato radio; film dokumenter; brosur;
leaflet; poster; konferensi pers.
2) Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari
khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek
dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.
B. Konsep Ulul Albab
1. Pengertian Insan Ulul Albab
Istilah ulul albab terdiri dari dua kata, yaitu ulul dan albab. Kata uluu atau ulii menurut kamus bahasa Arab berarti “yang mempunyai” atau
“yang mempunyai”. Adapun makna “yang dipunyai” diwakili oleh kata
albab yang merupakan bentuk jamak dari kata lubb– sebuah kata benda yang berarti intisari, isi, atau bagian penting dari sesuatu.14
Imam al- Ghazali15 dalam Ihya’ Ulumuddin, ketika memberikan
penjelasan mengenai makna dari kata lubb yang banyak ditemukan dalam
al-Qur’an, ia membuat perumpamaan dengan menggunakan buah kelapa.
Bahwa hati manusia menurutnya, seperti buah kelapa yang terdiri dari
beberapa bagian. Bagian yang paling luar yang disebut dengan al- Qiys
14
Wassil, Ahmad, Jan, Tafsir Qur’an Ulul Albab, (Bandung: PT Karya Kita. 2009), 2.
15
43
adalah bagian kulit atau sabut kelapa. Sedangkan lapisan yang kedua
setelah al-Qiys yaitu tempurung atau batok kelapa. Dan bagian ketiga adalah daging kelapa yang disebut dengan lubh (inti buah kelapa).
Satu-satunya perangkat dalam diri manusia untuk mencapaima’rifatillah adalah
qolb-nya.16
Kata ulul albab ditemukan dan terulang sebanyak 16 kali dalam
al-Qur’an. Adapun ayat- ayat yang menjelaskan konsep insan ulul albab
termanifestasikan dalam QS. Al- Baqarah ayat 179, 197, 269, QS. Ali
Imron ayat 7 dan 190, QS. Al-Ma’idah ayat 100, QS. Yusuf ayat 111, QS.
Ar-Ra’d ayat 19, QS. Ibrahim ayat 52, QS. Shad ayat 29 dan 43, QS.
Az-Zumar ayat 9, 18, dan 21, QS. Al- Mukmin ayat 54, dan QS. Al- Thalaq
ayat 10.
Dari ayat- ayat yang termaktub di atas, diperoleh temuan bahwa, ulul
albab memiliki 16 karakteristik sebagai berikut:17
1. Orang yang memiliki akalpikiran yang murni dan jernih yang tidak
diselubungi oleh kabut- kabut yang dapat melahirkan kekacauandalam
berfikir. Termasuk didalamnya adalah orang yang mampu
menyelesaikan masalah dengan adil.
16
Al-Ghozali, Ihya’ Ulumuddin, juz IV, ibid, 288.
17
44
2. Orang yang siap dan mampu hidup dalam suasana pluralisme dan
berusaha menghindari interaksi yang dapat menimbulkan disharmoni,
kesalah fahaman dan keretakan hubungan.
3. Orang yang mampu menangkap pelajaran, memilah dan memilih mana
jalan yang benar dan baik serta mana jalan yang salah dan buruk. Dan
mampu menerapkan jalan yang benar dan baik (jalan Allah) serta
menghindar dari jalan yang salah dan buruk (jalan setan).
4. Orang yang giat melakukan kajian dan penelitian sesuai dengan
bidangnya dan berusahamenghindari fitnah dan malapetaka dari proses
dan hasil kajian atau penelitiannya.
5. Orang yang mementingkan kualitas diri disamping kuantitasnya, baik
dalam keyakinan, ucapan maupun perbuatan.
6. Orang yang selalu sadar akan kehadiran Tuhan dalam segala situasi dan
kondisi, baik saat bekerja maupun istirahat, dan berusaha mengenali
Allah dengan kalbu (Dzikir), serta mengenali alam semesta dengan akal
(Pikir), sehingga sampai kepada bukti yang sangat nyata tentang
keesaan dan kekuasaan Allah SWT.
7. Orang yang corncen terhadap kesinambungan pemikiran dan sejarah,
sehingga tidakmau melakukan loncatan sejarah. Dengan kata lain, ia
mau menghargai khazanah intelektual dari para pemikir, cendekiawan,
45
8. Orang yang memiliki ketajaman hati dalam menangkap fenomena yang
dihadapinya.
9. Orang yang mampu dan bersedia mengingatkan orang lain berdasarkan
ajaran dan nilai- nilai ilahi dengan cara yang lebih komunikatif.
10. Orang yang suka merenungkan dan mengkaji ayat- ayat Tuhan baik
yang Tanziliyah (wahyu) maupun yang Kauniyah (alam semesta) dan berusaha menangkap pelajaran darinya.
11. Orang yang sabar dan tahan uji walaupun ditimpa musibah dan
diganggu oleh syaithon.
12. Orang yang mampu membedakan mana yang lebih bermanfaat dan
menguntungkan dan mana pula yang kurang bermanfaat dan
menguntungkan bagi kehidupannya di dunia dan di akherat kelak.
13. Orang yang bersikap terbuka terhadap pendapat, ide, atau teori dari
manapun datangnya, dan ia selalu menyiapkangrand concept or theory atau kriteria yang jelas dibangun dari petunjuk wahyu, kemudian
menjadikannya sebagai piranti dalam mengkritisi pendapat, ide, atau
teori tersebut, selanjutnya berusaha dengan sungguh- sungguh dalam
mengikuti pendapat, ide, atau teori yang terbaik.
14. Orang yang sadar dan peduli terhadap pelestarian lingkungan hidup.
15. Orang yang berusaha mencari petunjuk dan pelajaran dari fenomena
46
16. Orang yang tidak mau berbuat onar, keresahan, dan kerusuhan, serta
berbuat makar di masyarakat.
2. Ciri- ciri Insan Ulul Albab
Insan Ulul Albab memiliki 5 ciri antara lain kekokohan akidah,
kedalaman spiritual, komitmen terhadap akhlak yang mulia, keluasan ilmu,
dan kematangan profesional. Kelima ciri tersebut berdasarkan hasil kajian
terhadap istilah "Ulul Albab"yang terdapat dalam 16 ayat Al-Qur'an.
Ditemukan adanya 16 karakteristik yang dapat dituangkan dalam 5 ciri
utama yakni:
1. Selalu sadar akan kehadiran Tuhan pada dirinya dalam segala situasi
dan kondisi, sambil berusaha mengenali Allah dengan kalbu (zikir)
serta mengenali alam semesta dengan akal (pikir), sehingga sampai
kepada bukti yang sangat nyata akan keagungan Allah swt dengan
segala ciptaannya.
2. Tidak takut kepada siapapun kecuali kepada Allah, serta mampu
memisahkan yang jelek dari yang baik, kemudian dipilih yang baik
walaupun harus sendirian dalam mempertahankan kebaikan itu dan
walaupun kejelekan itu dipertahankan oleh sekian banyak orang.
3. Mementingkan kualitas hidup baik dalam keyakinan, ucapan maupun
perbuatan, sabar dan tahan uji walaupun ditimpa musibah dan diganggu
oleh syetan (jin dan manusia), serta tidak mau membuat onar,
Gambar
Dokumen terkait
Standar watermark yang digunakan untuk file repository UIN Sunan Ampel Surabaya telah disediakan desain templatenya oleh Perpustakaan dalam format A4 maupun A5 yang
Bahwa dalam bimbingan perwalian yang selalu diterapkan oleh dosen wali studi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya adalah
Sebagai Mahasiswa yang besar di kota Surabaya, Mahasiswa UIN Sunan Ampel merupakan Dalam penelitian ini Mahasiswa Universitas Islam Negeri Surabaya merupakan sekelompok
Sound Qur‟anic Healing dalam mereduksi Culture Shock Mahasiswa Baru Fakultas dan Dakwah UIN Sunan Ampel Surabaya, maka dari itu peneliti. melakukan pre-test yang
Hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan menyebutkan bahwa Penerapan Aneka jalur seleksi penerimaan mahasiswa baru di UIN Sunan Ampel Surabaya sudah dilakukan secara
Setelah melaksanakan proses Bimbingan Konseling Islam melalui Teknik Self Management untuk meningkatkan tanggung jawab belajar pada mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya, maka
Kondisi eksisting pengelolaan sampah di UIN Sunan Ampel Surabaya terdiri dari kegiatan pewadahan yang masih menggunakan sistem campuran, kegiatan pengumpulan yang
Dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara Religious Faith dengan Happiness pada Mahasiswa Psikologi UIN Sunan Ampel Surabaya Angkatan 2016. Hasil penelitian