• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CERAMAH KH. ANWAR ZAHID MELALUI YOUTUBE TERHADAP PEMAHAMAN MAHASISWA KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM, FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI, UIN SUNAN AMPEL SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH CERAMAH KH. ANWAR ZAHID MELALUI YOUTUBE TERHADAP PEMAHAMAN MAHASISWA KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM, FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI, UIN SUNAN AMPEL SURABAYA."

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Azka Azkiyatul Khilmiyah, NIM. B01212004, 2016. Pengaruh Ceramah KH. Anwar Zahid melalui YouTube terhadap pemahaman mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh ceramah KH. Anwar Zahid melalui YouTube terhadap pemahaman mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan 2012, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Ampel Surabaya. Selain itu penelitian ini untuk mengetahui besar pengaruh ceramah KH. Anwar Zahid melalui YouTube terhadap pemahaman mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan 2012, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif karena informasi atau data diwujudkan dalam bentuk angka dan analisis. Dilihat dari jenis permasalahnnya merupakan penelitian eksperimental yakni suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan 2012 yang berjumlah 68 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan observasi. Uji validitas dilakukan dengan mencari

koefisian reprodusibilitas dan koefisian skalabilitas yang didapat dari tabel skala guttman. Uji reliabilitas menggunakan rumus kuder richardson-20. Untuk mengetahui pengaruh ceramah KH. Anwar Zahid melalui YouTube terhadap pemahaman mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan 2012, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Ampel Surabaya, digunakan rumus chi kuadrat dengan tingkat signifikasi dari db sebesar 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh ceramah KH. Anwar Zahid melalui YouTube terhadap pemahaman mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan 2012, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Ampel Surabaya. Berdasarkan hasil yang diperoleh untuk variabel ceramah KH. Anwar Zahid melalui YouTube tergolong dalam kategori sangat baik, dan untuk variabel pemahaman mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan 2012 tergolong dalam kategori sangat baik. Pola hubungan antar variabel berbentuk linier.

Penelitian ini hanya meneliti pengaruh ceramah KH. Anwar Zahid melalui YouTube terhadap pemahaman mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan 2012 tentang taubat dan penyakit manusia modern sebagai materi ceramah. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan bisa meneliti dengan jangkuan lebih luas lagi tentang pengaruh ceramah KH. Anwar Zahid melalui YouTube terhadap perilaku keagamaan mahasiswa.

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Hipotesis ... 10

E. Manfaat Penelitian ... 10

F. Definisi Operasional ... 11

G. Sistematika Pembahasan ... 12

BAB II : KERANGKA TEORITIK A. Kajian Pustaka Tentang Ceramah Melalui YouTube ... 14

1. Pengertian Ceramah ... 14

2. Jenis Ceramah ... 14

a. Ceramah Umum ... 15

b. Ceramah Khusus ... 15

3. Komponen-komponen Ceramah ... 15

4. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Ceramah ... 22

5. Tujuan Ceramah ... 27

6. Ceramah Melalui Media YouTube ... 27

7. Pengertian pemahaman ... 32

8. Pemahaman Tentang Taubat dan Beberapa Penyakit Hati Sebagai Materi Ceramah ... 32

B. Kajian Teoritik ... 34

C. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 40

BAB III : METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 44

B. Populasi dan Sampel ... 46

C. Instrumen Penelitian ... 47

1. Uji Validitas ... 47

2. Uji Reabilitas ... 54

D. Tehnik Sampling ... 60

E. Variabel dan Indikator Penelitian ... 60

(7)

G. Tehnik Analaisis Data ... 62

BAB IV : PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Obyek Penelitian ... 66

B. Penyajian Data ... 67

C. Pengujian Hipotesis ... 84

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 85

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 87

B. Saran ... 87 DAFTAR PUSTAKA

(8)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Di era modern, manusia dipermudah dalam melakukan berbagai hal.

Kesibukan yang dimiliki oleh setiap orang membuat mereka mencari sesuatu

dengan cara yang instan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di

era global sekarang ini memberikan kontribusi yang sangat berarti terhadap

perubahan pola hidup dan kehidupan manusia. Salah satu kemudahan yang

diciptakan adalah berinteraksi melalui internet. Semakin berkembangnya internet,

interaksi dapat dilakukan tanpa harus berada dalam ruang dan waktu yang

bersamaan.

Menurut Anthony Giddens, dengan datangnya modernitas, ruang semakin

terpecah dari tempatnya.1 Dapat dilihat bahwa manusia menciptakan interaksi

baru tanpa harus bertemu secara fisik, yang salah satunya dilakukan melalui

internet khususnya media sosial. Media sosial memudahkan user untuk membuat

konten dan aplikasi. User dapat berinteraksi dan bertukar wawasan dengan user

lain. Media sosial juga bisa disebut sebagai media yang bebas namun harus

bertanggung jawab. Manusia bisa saling membagi ide, bekerjasama, menciptakan

kreasi, berfikir, berdebat, menemukan orang yang bisa menjadi teman baik,

menemukan pasangan, dan membangun sebuah komunitas. Pada umumnya

media sosial mempunyai dampak positif dan negatif , di antara dampak positifnya:

Menambah wawasan dan pengetahuan, mempermudah komunikasi jarak jauh,

memperluas jaringan pertemanan. Dengan menggunakan jejaring sosial, kita bisa

1

(9)

berkomunikasi dengan siapa saja, bahkan orang yang belum kita kenal sekalipun

dari berbagai penjuru dunia.

Kelebihan ini bisa kita manfaatkan untuk bertukar pikiran, saling

mengenal budaya dan ciri khas masing-masing daerah, dan lain sebagainya.

Dampak negatif di antaranya: orang yang terjebak dalam media sosial memiliki

resiko lebih tinggi untuk mengabaikan orang-orang di sekitarnya, mereka lebih

memilih menghabiskan waktu untuk berinteraksi di dunia maya. Baik maupun

buruk, penggunaannya tergantung manusia yang menggunakannya. Oleh sebab itu

kita dituntut untuk lebih bijaksana lagi.

Orang-orang mulai cenderung bergantung pada teknologi, alangkah

baiknya jika teknologi tersebut menjadi salah satu sarana untuk berdakwah. Kita

yang memiliki kemampuan agama dengan baik dapat menyebarluaskannya

dengan cara mengunggah video ceramah kita di YouTube.com, sehingga kita

dapat mengajak kepada kebajikan dan mencegah dari hal-hal yang mungkar.

Lewat media ini kita bisa mengamalkan pesan secara benar dan tepat sesuai

kondisi zamannya.                                             

“Dan ingatlah tatkala TuhanMu berkata kepada para Malaikat:’Sesungguhnya

Aku akan menjadikan seorang khalifah di muka bumi . Mereka bekata:’Mengapa Engkau hendak menjadikan (Khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih

dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan

berfirman:”Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui ”.2 (QS:

Al-Baqoroh (2): 30)

2

(10)

Dari ayat tersebut terlihat bahwa manusia diberi kekuasaan untuk

mengolah dan memakmurkan alam ini dalam rangka beribadah kepada Allah,

sehingga akan membedakannya dengan mahluk lain dalam kedudukan dan

tanggung jawab. Konsekuensi dari kedudukan dan tanggung jawab tersebut,

manusia akan diminta pertanggungjawaban atas segala perbuatan yang

dilakukannya di muka bumi ini.

Dalam pelaksanaannya, tugas dakwah ini mirip dengan tugas

kerasulan Nabi Muhammad SAW yang berusaha menyebarkan ajaran Islam

kepada seluruh umat manusia secara universal, dan membawa misi dakwah

untuk memperingatkan dan memanggil manusia ke jalan yang benar.

                                  

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-Mu dengan hikmahdan pelajaran yang

baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya TuhanMu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”3 (QS: An-nahl (16): 125).

Dakwah Islam merupakan sebuah aktifitas komunikasi, sehingga

keberhasilan dakwah tergantung pada beberapa komponen yang

mempengaruhinya, yakni da‟i sebagai orang yang menyampaikan pesan

(komunikator), mad‟u sebagai orang yang menerima pesan (komunikan),

materi dakwah sebagai pesan yang akan disampaikan, media dakwah

sebagai sarana yang akan dijadikan saluran dakwah, metode dakwah sebagai cara

3

(11)

yang digunakan untuk berdakwah. Adanya keharmonisan antar unsur

tersebut diharapkan tujuan dakwah bisa tercapai secara maksimal.

Pada Akhir-akhir ini banyak sekali bermunculan da'i-da'i dengan

menggunakan berbagai macam metode dakwah, sebetulnya tujuan mereka sama

yaitu menyebarkan agama islam, serta berbuat amar ma'ruf dan nahi mungkar.

Dakwah yang baik bukanlah dakwah yang bersifat menggurui, betapa pun

misalnya disampaikan oleh seseorang dengan kualifikasi yang cukup memiliki

bobot.4Seorang da‟i atau muballigh dalam menentukan strategi dakwahnya sangat

memerlukan pengetahuan dan kecakapan di bidang metodologi.5 Melaksanakan dakwah di tengah masyarakat tidak cukup dengan retorika dan kefasihan

mengucapkan berbagai dalil agama. Dakwah akan lebih efektif dan maksimal jika

da‟i memilki kesatuan ucapan dan tindakan. Maksudnya, sesuatu yang di ucapkan

sesuai dengan tindakannya sehingga masyarakat akan mengikutinya.

Melihat perkembangan zaman yang semakin pesat dewasa ini,

komponen-komponen dakwah tersebut juga dituntut mengikuti perkembangan yang berjalan

di era modern supaya aktifitas dakwah lebih bisa diterima oleh masyarakat

sebagai satu elemen tersendiri bagi proses modernisasi. Istilah itu sering kita

dengar sebagai dakwah kontemporer, yakni dakwah dengan mengikuti

perkembangan zaman, salah satunya dengan berdakwah melalui media YouTube.

Chard Hurly, Steve Chen, dan Jawed Karim menggagas keinginannya

untuk mengenalkan cara berbagi video dengan website yang tersedia.6 Mereka melihat kemudahan untuk membagikan video melalui web. Kehadiran YouTube

4

Hamdan Daulay, Dakwah Di Tengah Persoalan Budaya dan Politik, (Yogyakarta: Lesfi, 2001), h.4.

5

Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, tt), h. 99.

6

(12)

dapat memudahkan pengguna mengunggah, menonton, dan berbagi video. Karena

kesibukan setiap individu, maka mereka cenderung melihat sisi praktis dan

efektif. Penggunaan video sebagai media pendidikan dan pengorganisasian

masyarakat semakin berkembang pada dasawarsa 1980an, banyak kalangan

akademis kemudian menjadikannya sasaran kajian dan penelitian mereka.7

Dakwah memanfaatkan teknologi yang sesuai dan tepat guna. Maksudnya

adalah bahwa masukan teknologi dalam pengertian “perangkat lunak” maupun

“perangkat keras” yang ditawarkan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat,

terjangkau oleh pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki masyarakat dan

sekaligus mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan. 8Dari sini dapat dipetik suatu pelajaran bahwa pelaksanaan dakwah harus senantiasa mempertimbangkan

situasi dan kondisi setempat. Apabila belum memungkinkan dilakukan dakwah

secara terbuka dan pengikut masih minoritas, maka pendekatan personal perlu

ditempuh dan manakala situasi dan kondisi sudah berubah, perlu dipakai

pendekatan-pendekatan lain yang lebih cocok.9

Kegiatan dakwah akan berjalan secara efektif dan efisien jika dilakukan

dengan menggunakan cara-cara yang strategis dan tepat dalam menyampaikan

ajaran-ajaran Allah SWT. Salah satu aspek yang bisa ditinjau adalah dari segi

sarana dan prasarana dalam hal ini adalah media dakwah, karena dakwah

merupakan kegiatan yang bersifat universal yang menjangkau semua segi

kehidupan manusia, maka dalam penyampaiaannya juga harus dapat menyentuh

7

Yoga, Atmaja, dkk, Video Kumintas, (Yogyakarta: InsistPers & Kawanusa, 2007), h. 147

8

Muhammad Sulthon, Desain Ilmu Dakwah Cetakan I, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 36.

9

(13)

semua lapisan atau tingkatan baik dari budaya, sosial, ekonomi, pendidikan dan

kemajuan teknologi.

Seiring dengan kemajuan teknologi, cara berdakwah pun sekarang

mengalami perkembangan. Dakwah tidak lagi dilakukan secara sederhana, tetapi

mulai memanfaatkan kemajuan teknologi. Dakwah melalui YouTube merupakan

cara terbaru dalam syiar Islam, dan tentunya akan memudahkan para da‟i dalam

merangkul audiens. Penggunaan media YouTube sebagai media dakwah

merupakan peluang dan tantangan untuk mengembangkan dan memperluas

cakrawala dakwah. Kesempatan yang dimaksud ialah bagaimana orang-orang

yang peduli terhadap kemampuan dakwah maupun memanfaatkan media tersebut

sebagai sarana dan media dakwah untuk menunjang proses dakwah.

KH. Anwar Zahid terlahir di Patoman desa Simorejo kec. Kanor

kab.Bojonegoro. Selain penceramah, ia juga pengasuh pondok pesantren

Attarbiyah Al-Islamiyah Assyafi‟iyah. Isi ceramahnya banyak diunggah di situs

YouTube.com sehingga ceramahnya dapat didengar dan dilihat kapan saja. Tidak

sekedar pengetahuan agama yang kita dapat, tetapi juga guyonan segar.

Keunikan dari KH. Anwar Zahid KH. Anwar Zahid adalah gaya bicaranya

yang sangat lucu, dan sesuai dengan kehidupan sehari – hari, sehingga mad‟u

mudah mencerna isi pengajian yang di sampaikan. kyai ini sanggup menembus

dunia ceramah sehingga tidak sedikit fansnya kecanduan untuk mendengarkan

ceramahnya. Ceramah beliau sanggup merangkul berbagai lapisan masyarakat

dari anak-anak sampai orang tua. Namun bukan berarti pengajiannya tidak

mengandung unsur tuntunan Islam karena kebanyakan banyolan, akan tetapi isi

(14)

bahasa-bahasa yang terkesan tidak menggurui. Masyarakat banyak yang suka

gaya bicaranya, penuh dengan celetukan seperti” Qulhu wae lek, kesuwen!!!”

Di antara beberapa video ceramah yang diunggah dalam media YouTube

adalah: ceramah dengan tema harta, tahta, wanita, pada tahun 2014 di daerah

Purwodadi tayang hingga 278.468 kali, ceramah tema perangi tabiat maksiat

Januari 2015 mencapai 430.500 orang yang memutar videonya, Mei 2015

ceramah di korea selatan tayang 443.272 kali,dan masih banyak ceramah lainnya

yang telah diunggah di YouTube.

Sejauh ini, penelitian tentang ceramah KH. Anwar Zahid masih belum

pernah diteliti, maka penulis mengambil judul: Pengaruh Ceramah KH. Anwar

Zahid Melalui Media YouTube Terhadap Pemahaman Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Ampel Surabaya.

B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Di dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi hal yang biasa kita

menggunakan media, baik cetak maupun elektronik untuk memberikan

informasi yang dibutuhkan. Aktivitas mahasiswa tidak lepas dari

pemanfaatan dan penggunaan media komunikasi seperti cyber/internet

(YouTube) yang secara langsung dapat memenuhi kebutuhannya, terutama

pada mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya Fakultas Dakwah dan

(15)

Oleh karena itu, sangatlah penting bagi peneliti dalam membatasi

masalah untuk membuat pembaca mudah memahaminya. Dalam skripsi

ini peneliti hanya memfokuskan pada :

1. Ceramah KH. Anwar Zahid melalui media YouTube untuk mengatasi

permasalahan manusia di zaman modern. Materi ceramah yang

disampaikan adalah taubat, dan penyakit manusia modern. Karena

kesibukan yang dimiliki setiap individu mengakibatkan tuntutan bagi para

da‟i untuk mampu memberikan pesan dakwah atau nasihat yang tepat dan

sesuai dengan keadaan masyarakat. Dengan dakwah melalui media

YouTube ini, mahasiswa dapat memilih materi yang sesuai dengan

kebutuhannya, serta dapat mengaksesnya tanpa dibatasi waktu.

2. Pemahaman mahasiswa komunikasi dan penyiaran islam (KPI)

angkatan 2012 UIN Sunan Ampel Surabaya. pemahaman mengacu kepada

kemampuan memahami makna materi. Pemahaman disini hanya dibatasi

terhadap pemahaman kognisi mahasiswa, yakni bertambahnya wawasan

dan keyakinan mereka terkait dengan taubat dan penyakit manusia modern

yakni dengkin serta ujub atau kagum dengan diri sendiri.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka pokok

permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan menjadi :

1. Apakah ceramah KH. Anwar Zahid melalui media YouTube

berpengaruh terhadap pemahaman mahasiswa komunikasi penyiaran

(16)

2. Seberapa besar pengaruh ceramah KH. Anwar Zahid melalui media

YouTube terhadap pemahaman mahasiswa komunikasi penyiaran

islam (KPI) angkatan 2012 UIN Sunan Ampel Surabaya?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pemahaman mahasiswa komunikasi penyiaran islam

(KPI) angkatan 2012 UIN Sunan Ampel Surabaya terhadap ceramah

KH. Anwar Zahid melalui media YouTube.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh ceramah KH. Anwar Zahid

melalui media YouTube terhadap pemahaman mahasiswa komunikasi

penyiaran islam (KPI) angkatan 2012 UIN Sunan Ampel Surabaya.

D. Hipotesis

Hipotesa penelitian dapat diartikan jawaban sementara atau kesimpulan

yang diambil untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian.10 Maka penulis akan mengemukakan hipotesa sebagai berikut :

1. Hipotesa alternatif (H1) adalah ada pengaruh ceramah KH. Anwar Zahid

melalui media YouTube berpengaruh terhadap pemahaman mahasiswa

komunikasi penyiaran islam (KPI) angkatan 2012 UIN Sunan Ampel Surabaya.

2. Hipotesa nihil (Ho) adalah tidak ada pengaruh ceramah KH. Anwar Zahid

melalui media YouTube berpengaruh terhadap pemahaman mahasiswa

komunikasi penyiaran islam (KPI) angkatan 2012 UIN Sunan Ampel Surabaya.

E. Manfaat Penelitian

10

(17)

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Aspek teoritis

Manfaat secara teoritis di antaranya:

a. Manfaat teoritis bagi akademis: Menjadi penambah kajian dibidang

komunikasi penyiaran islam dan sebagai bahan pertimbangan dalam

rangka meningkatkan mutu berdakwah yang baik melalui YouTube.

b. Manfaat teoritis bagi KPI: Menjadi bahan pertimbangan dalam

melakukan kegiatan di media sosial, serta memberikan sumbangsih

terhadap dunia pendidikan khususnya lembaga KPI.

c. Manfaat teoritis bagi peneliti: Memperluas wawasan peneliti serta dapat

mengetahui cara melakukan ceramah yang baik melalui jejaring sosial

YouTube.

2. Aspek Praktis: dapat menambah ilmu dan memperluas wawasan tentang seberapa besar pemahaman mahasiswa komunikasi penyiaran islam (KPI)

angkatan 2012 UIN Sunan Ampel Surabaya terhadap ceramah KH. Anwar

Zahid melalui media YouTube.

F. Definisi Operasional

1. Ceramah: Pidato yang disampaikan oleh da‟i dengan tujuan untuk

memberikan nasihat, penyegaran, ataupun wawasan kepada audien.

2. Pemahaman: Usman (2002: 35) melibatkan pemahaman sebagai

bagian dari domain kognitif hasil belajar. Ia menjelaskan bahwa

pemahaman mengacu kepada kemampuan memahami makna materi.

(18)

cara memahami. Pemahaman dapat diartikan menguasai sesuatu

dengan fikiran. Karena itu mendengarkan ceramah berarti harus

mengerti makna atau maksud materi yang disampaikan oleh da‟i.

Sehingga audien dapat memahami pesan yang terkandung serta dapat

menambah keyakinannya tentang isi dari ceramah tersebut. Hal ini

sangat penting bagi audien. Memahami maksud, menangkap makna,

menambah wawasan serta keyakinan adalah tujuan dari ceramah yang

disampaikan. Pemahaman ini dibatasi pada materi ceramah taubat dan

beberapa penyakit hati diantaranya dengki dan kagum terhadap diri

sendiri.

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan skripsi ini terdiri dari lima bab,

masing-masing bab dijabarkan dalam sub-sub pembahasan, adapun sistematika

pembahasannya adalah sebagai berikut :

adalah pendahuluan meliputi latar belakang yang menjelaskan

alasan peneliti tentang pentingnya mengangkat judul pengaruh ceramah

KH. Anwar Zahid melalui media YouTube terhadap pemahaman

mahasiswa KPI UIN Sunan Ampel Surabaya untuk diteliti, batasan

masalah penelitian untuk mengetahui fokus subjek yang akan diteliti yakni

KPI angkatan 2012, rumusan masalah, tujuan penelitian tentang pengaruh

ceramah KH. Anwar Zahid melalui media YouTube terhadap pemahaman

mahasiswa KPI UIN Sunan Ampel Surabaya, manfaat penelitian bagi

(19)

dugaan sementara yang diambil peneliti dari rumusan masalah, serta

sistematika pembahasan.

Bab kedua adalah pengertian tentang ceramah yang meliputi

pengertian ceramah, jenis ceramah, tujuan ceramah, pengertian media

sosial, jenis media sosial, manfaat media sosial, pengertian YouTube,

fungsi media YouTube, kelebihan dan kekurangan YouTube, faktor yang

mempengaruhi pemilihan media YouTube, pengertian tentang

pemahaman, konsep pemahaman, istilah dalam pemahaman, faktor-faktor

yang mempengaruhi pemahaman mahasiswa terhadap ceramah KH.

Anwar Zahid, serta kajian teoritik.

Bab ketiga adalah metode penelitian yang meliputi jenis

pendekatan dalam meneliti pengaruh ceramah KH. Anwar Zahid melalui

media YouTube terhadap pemahaman mahasiswa KPI UIN Sunan Ampel

Surabaya, obyek penelitian, rancangan penelitian, populasi dan sampel,

variabel dan indikator variabel, instrumen penelitian, tehnik pengumpulan

data, dan tehnik analisis data.

Bab keempat adalah penyajian data dan analisis data yang meliputi

penyajian data tentang gambaran umum obyek penelitian yakni ceramah

KH. Anwar Zahid melalui media YouTube, penyajian data tentang

ceramah melalui media YouTube dan penyajian data tentang pemahaman

mahasiswa, analisis data tentang ceramah KH. Anwar Zahid melalui

media YouTube terhadap pemahaman mahasiswa, serta pembahasan.

Bab kelima adalah penutup yang berisi kesimpulan mengenai hasil

(20)

pemahaman mahasiswa KPI UIN Sunan Ampel Surabaya, serta

saran-saran untuk pengembangan penggunaan media YouTube sebagai media

(21)

BAB II

KERANGKA TEORITIK

A. Kajian Pustaka Tentang Ceramah Melalui YouTube 1. Pengertian Ceramah

Ceramah merupakan kelompok berbicara satu arah, pembicara

menyampaikan gagasannya kepada pihak lain dan tidak memerlukan reaksi

berupa tanggapan atau respons.1 Ceramah adalah suatu tehnik yang banyak di warnai oleh ciri karakteristik bicara oleh seorang da‟i atau muballigh pada

suatu aktivitas dakwah. Ceramah dapat pula bersifat kampanye, berpidato

(rhetorika), khutbah, sambutan, mengajar dan sebagainya.2

Metode ceramah atau muhadlarah atau pidato ini telah dipakai oleh

semua Rasul Allah dalam menyampaikan ajaran Allah.3Sampai sekarang pun masih merupakan metode yang paling sering digunakan oleh para pendakwah

sekalipun alat komunikasi modern telah tersedia. Ceramah merupakan tabligh

dengan perkataan yakni secara lisan.4 Adapun teknik perkataan disampaikan dengan cara-cara yang bervariasi, di antaranya: melalui pertemuan-pertemuan

umum, media tulis, media elektronik, media sosial dan lain sebagainya.

2. Jenis Ceramah a. Ceramah Umum

1

Balqis Khayyirah, Cara Pintar Berbicara Cerdas Di Depan Publik Cetakan II, (Jogjakarta: DIVA press, 2014), h.49

2

Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, ( Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h. 104

3

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 359

4

(22)

Ceramah adalah pesan yang bertujuan memberikan nasehat dan

petunjuk-petunjuk sementara ada audiens yang bertindak sebagai

pendengar. Disebut umum karena keseluruhan isi ceramah untuk siapa

saja, khalayak ramai, serta masyarakat secara luas. Jadi ceramah umum

adalah pidato yang bertujuan untuk memberikan nasehat kepada khalayak

umum atau masyarakat luas. Di dalam ceramah umum tidak ada

batasan-batasan apapun baik dari audiens yang tua maupun muda, materinya juga

tidak ditentukan sesuai dengan acara.5

b.Ceramah Khusus

Khusus adalah tersendiri, istimewa, tidak akan ada yang lain, jadi

ceramah khusus itu sendiri berarti ceramah yang bertujuan untuk

memberikan nasehat-nasehat kepada audien atau khalayak tertentu dan

juga bersifat khusus baik itu materi maupun yang lainnya. Sedangkan

dalam ceramah khusus banyak batasan-batasan yang dibuat mulai dari

audiens yang sesuai dengan yang diinginkan dan materi juga yang

menyesuaikan dengan keadaan.

3. Komponen-komponen Ceramah a. Da’i

Seorang da‟i harus mengetahui keberagaman audiens. Seorang da‟i

ibarat seorang dokter yang harus mampu mendiagnosis penyakit dan

5

(23)

mengobati pasien. Ia tidak cukup untuk memberitahu obat pasien,

tetapi juga harus mengetahui cara pengobatannya.

Para da‟i berinisiatif untuk menyampaikan pesan dakwahnya,

maka dari kacamata komunikasi, para da‟i tersebut merupakan

komunikator dalam kegiatan dakwah. Menurut Ali Hasjmy (1974:115)

terdapat kriteria dan persyaratan tertentu.6 Kriteria dan persyaratan

yang dimaksud adalah ayat 55 surat An-Nur:

                                                                     

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang

beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi., sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah di rihai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahKu dengan tidak mempersekutukan sesuatu apapaun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik”.7( QS: An-Nur (24): 55)

Maksud ayat tersebut, kaum muslimin dapat diangkat sebagai

khalifah dibumi ini apabila memenuhi syarat sebagai berikut:8

6

Kustadi Suhandang, Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h.19

7

Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV J-ART, 2005) 8

(24)

a. Mereka harus benar-benar beriman kepada Allah

b. Mereka harus mengerjakan amal saleh dalam arti

seluas-luasnya

c. Mereka harus menyembah hanya kepada Allah

d. Sama sekali mereka tidak boleh mempersekutukan Allah

dengan siapa dan dengan barang apapun.

Manusia mempunyai kewajiban untuk berdakwah sesuai

dengan kadar kemampuan akalnya. Oleh karena itu Allah SWT

memberikan amanah kepada pribadi muslim untuk menjadi

pemimpin. Sebagaimana firman Allah dalam yang tersirat pada

ayat 73 surat al-Anbiya‟ dan ayat 24 surat as-sajadah.9

                             

“Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin

-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada

Kamilah mereka selalu menyembah”.10

(QS: Al-Anbiya‟ (21): 73)

                 

“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpi

n-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami”.11 (QS: As-Sajadah (32): 24)

9

Ibid, h.20

10

Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV J-ART, 2005) 11

(25)

Kedua ayat tersebut menegaskan tentang kepemimpinan

Islam. Allah menyatakan bahwa kalangan orang-orang yang

beriman akan mengangkat para pemimpin, yang dalam memimpin

umat harus berpedoman pada perintah atau ajaran Allah. Oleh

karena itu, para da‟i harus berpengetahuan yang mendalam tentang

Islam, dan menjadi sosok yang penuh dengan kesadaran, kesabaran

dalam menegakkan kebenaran serta mempunyai kemauan. Hal

terpenting bagi seorang da‟i adalah harus memandang kehidupan

dengan mata bernyala dan pandangan bersih, sehingga apabila

melihat penyelewengan dalam masyarakat, dengan tegas berteriak

meluruskannya.12

b. Audien

Audien merupakan pendengar, penonton atau penerima

nasehat. Audiens terdiri dari bermacam-macam kelompok yang

berbeda, mulai dari segi intelektualitas, status ekonomi, status sosial,

pendidikan, jenis kelamin, dan lain sebagainya. Audien merupakan

sasaran dakwah baik secara individu, kelompok, baik yang beragama

islam maupun tidak. Muhammad Abduh membagi audien menjadi tiga

golongan, yaitu:13

1. Golongan cerdik cendekiawan yang cinta kebenaran dan dapat

berpikir secara kritis, cepat menangkap persoalan.

12

Kustadi Suhandang, Ilmu Dakwah ..., h.21 13

(26)

2. Golongan Awam, yaitu kebanyakan orang yang belum dapat

berpikir secara kritis dan mendalam, belum dapat menangkap

pengertian-pengertian yang tinggi.

3. Golongan yang berbeda dengan golongan di atas adalah mereka

yang senang membahas sesuatu, tetapi hanya dalam batas tertentu,

tidak sanggup mendalami benar.

Sedangkan dalam buku “Types of communication” berdasarkan

jenis khalayaknya sifat audience dapat dikelompokkan menjadi:14

1. Khalayak tak sadar: Kadang-kadang komunikan tidak menyadari

adanya masalah atau tidak tahu pengambilan keputusan.

2. Khalayak apatis, tipikal komunikan adalah tahu masalah, akan

tetapi mereka acuh tak acuh saja.

3. Khalayak yang tertarik, tapi ragu. Komunikan sadar akan adanya

masalah, tahu bahwa akan mengambil keputusan, tetapi mereka

masih meragukan keyakinan terhadap apa yang harus mereka ikuti

atau sebuah tindakan yang harus mereka jalani.

4. Khalayak yang bermusuhan. Komunikan sadar bahwa ada problem

atau masalah yang harus di atasi, tetapi mereka menentang usulan

dari komunikan.

c. Materi Dakwah

Materi dakwah adalah agama Islam.15 Materi dalam kegiatan dakwah meliputi akidah, ibadah, muamalah, dan akhlak yang diajarkan

14

(27)

Allah dalam al-Qur‟an melalui Rasul-Nya. Ajaran tersebut tidak hanya

berupa teori, akan tetapi juga perbuatan para da‟i sehingga audiens

akan menganggap bahwa da‟i tersebut patut untuk dicontoh.

                              

"Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu

kerjakan”. (As Shaff:2-3)16

Lisan merupakan nikmat Allah yang sangat besar pengaruhnya.

Kecil bentuknya tapi peran dan akibatnya sangat besar. Seperti pisau,

bisa bermanfaat jika bisa menggunakan dengan baik tetapi sebaliknya

bisa membahayakan bila salah dalam menggunakannya. Seseorang

bisa mulia dan juga bisa hina dan dibenci karenanya. Dengan lisan bisa

beribadah atau sebaliknya bisa juga maksiat. Sebagai orang yang

beriman, kita harus mampu menyelaraskan antara ucapan dan

perbuatan. Jangan hanya pandai berbicara, tetapi harus berusaha

melakukan apa yang diucapkannya.

Dapat kita ambil pelajaran bahwa orang yang mengatakan atau

menyuruh sesuatu kepada orang lain, hendaknya dia sendiri yang

pertama memberi contoh. Meskipun demikian, bukan berarti kita tidak

boleh menyampaikan kebenaran jika belum mampu melakukannya,

kita bisa menyampaikan dan belajar untuk melakukannya.

15

Sa‟id Al-Qahthani, Menjadi Da’i yang Sukses, (Jakarta: Qisthi Press, 2005), h.81 16

(28)

d. Media Dakwah

Media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan materi

ceramah kepada audiens. Berdakwah pada zaman sekarang tidak hanya

dilakukan oleh para mubaligh di masjid, tetapi bisa dilakukan dengan

banyak cara dengan menggunakan media dakwah seperti televisi,

koran, majalah, buku, lagu dan internet.

Ada beberapa metode dan strategi pengembangan media dan

metode dakwah berdasarkan prinsip berikut:17

a. Pengembangan metode bil lisan dan bil amal sesuai dengan

tantangan dan kebutuhan.

b. Mempertimbangkan metode dan media sesuai dengan tantangan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

c. Memilih metode dan media yang relevan, baik mimbar, panggung,

media cetak, atau elektronik (radio, televisi, komputer, dan

internet).

d. Mengembangkan media atau metode kultural dan struktural, yakni

pranata sosial, seni, karya budaya, dan wisata alam.

e. Mempertimbangkan struktur sosial dalam tingkatan kadar

intelektual, yakni khawas, awam, dan yang menentang.

f. Mempertimbangkan struktur dan tingkatan masyarakat dari segi

kawasan, geografis, demografis, sosiologis, antropologis, politis,

dan ekonomis.

17

(29)

e. Metode Dakwah

Metode terdiri dari kata meta yang berarti melalui, dan hodos

yang berarti jalan, sehingga kata methode dapat diartikan: melalui jalan

atau cara.18 Sedangkan methode dakwah adalah cara-cara yang

dipergunakan oleh seorang da‟i guna menyampaikan materi. Da‟i

harus mempunyai metode yang efektif sehingga ia dapat

menyampaikan dakwahnya secara bijak dan arif.

4. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Ceramah19 a. Menanamkan niat untuk ceramah

Pertama kali yang harus dilakukan seorang da'i dalam

berceramah adalah menanamkan niat untuk mengajak manusia

kepada jalan Allah SWT, karena amal perbuatan tiap seseorang

tergantung pada niat seseorang tersebut. Niat bagi seorang da'i

adalah menjadi pembangkit sekaligus pengobar baginya untuk

selalu tetap semangat dan optimis dalam mengajak kejalan Allah

SWT. Dengan niat berdakwah yang di tanamkan dalam hati, maka

niat tersebut menjadi senjata bagi seorang dai untuk mengusir

syetan yang setiap saat dan waktu selalu mencari kelengahan sang

da'i dengan tipu daya serta bisikan-bisikannya agar ia pesimis

dalam dakwahnya. oleh karenanya niat harus selalu ditanamkan

dalam-dalam oleh seorang da'i agar ia tidak mudah terbujuk oleh

rayuan syetan yang terkutuk.

18

Hamzah Tualeka ZN, Pengantar Ilmu Dakwah,( Surabaya: Alpha, 2005), h.37 19

(30)

b. Dengan tutur kata yang baik20

Seorang da'i dalam mengajak ke jalan Allah hendaklah

dengan perkataan dan tutur kata yang baik, tidak dengan

menggunakan kekerasan, tekanan maupun ancaman, karena islam

tidak lahir dari kekerasan tetapi islam lahir bersifat Rahmatan Lil

Alamiin. Maka hendaklah seorang da'i dalam berceramah selalu

menanamkan sifat Rahmah kepada semua mahluk khususnya orang

yang ia da'wahi, dalam artian melihat semua obyek dengan

pandangan penuh kasih sayang dengan menghilangkan rasa benci,

serta berharap dan khusnudzon mereka mau memeluk islam dan

kembali kejalan Allah SWT. Sebagaimana dakwah yang di lakukan

oleh Rasulullah SAW, beliau berhasil dalam da'wahnya bukan

karena kekuatannya maupun dengan pedangnya, tetapi dengan

akhlak dan tutur katanya yang baik dan bijak. Sebagaimana Allah

berfirman :                                           

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-Mu dengan

hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya TuhanMu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”21

(QS: An-nahl (16): 125)

20

Dhofirul Yahya, Wawancara, Surabaya, 06 Oktober 2015 21

(31)

Oleh karena itu tidak dibenarkan bagi seorang muslim atau

da'i dalam ceramahnya dengan menggunakan kekerasan, tekanan

maupun ancaman karena telah disebutkan dalam Al Qur'an :

                                               

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.22 (QS: Al-baqoroh (2): 256)

Dari sini sungguh jelaslah bahwa islam adalah agama yang

damai dan mengajak pada kedamaian.

c. Dengan raut wajah berseri dan murah senyum23

Dalam menyampaikan ceramah hendaklah bagi seorang da'i

menunjukkan raut wajah berseri dan murah senyum. Sebagaimana

Rasulullah SAW dalam berda'wah, beliau selalu berseri-seri

wajahnya serta murah senyum, sehingga ketika seseorang melihat

atau berhadapan dengan beliau ia langsung simpatik dan terpikat

padanya. Wajah berseri serta murah senyum merupakan bagian

dari senjata untuk memikat massa audien. Disamping itu juga

22

Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV J-ART, 2005) 23

(32)

boleh bagi da'i ketika berceramah didepan publik menangis tetapi

tangisan tersebut murni keluar dari rasa dirinya akibat penghayatan

apa yang ia sampaikan. Sebagaimana dikatakan Habib Jufri, salah

seorang guru besar di Yaman, ketika ada orang bertanya :

Haruskah dalam berdakwah (ceramah) dengan menangis, maka

beliau menjawab : Gholat (salah) besar orang yang berceramah

dengan menangis-nangis, kecuali kalau menangis tersebut murni

keluar dari diri yang ia rasakan akibat dari penghayatan, bukan

diada-adakan dihadapan orang banyak karena Allah selalu melihat

hati seseorang.

d. Gerakan tangan, intonasi serta mimik

Dalam menyampaikan ceramah atau pidato hendaklah

seorang da'i menggerakkan tangannya seperti menunjuk atau

menggenggam, mengangkat atau menurunkan tangan yang fungsi

dari itu adalah memberi isyarat pada audien. Di samping itu da‟i

juga harus memperhatikan intonasi, baik tinggi maupun rendah

sesuai dengan apa yang di sampaikannya. Seperti ketika bercerita

tentang perang berkecamuk maka dengan intonasi tinggi begitu

juga sebaliknya ketika bercerita sedih maka dengan intonasi

tekanan rendah yang menunjukkan rasa sedih begitu juga mimik

yang ia lakukan sesuai dengan alur materi ketika ia sampaikan.

Ketika seorang da'i dapat melakukan itu, maka ia akan

(33)

e. Menjaga kerapian

Dalam berda'wah (ceramah) hendaklah seorang da'i selalu

menjaga kerapian pakaiannya. Pakaian hendaklah bersih serta

rapi.24 Karena dengan pakaian bersih serta rapi seorang da'i lebih terlihat berwibawa daripada berpakian lusuh dan

compang-camping. Begitu juga tiap individu muslim hendaklah ia selau

bersih dan rapi, karena bersih dan rapi adalah bagian dari ibadah

karena Allah itu indah dan senang pada sesuatu yang indah,

lebih-lebih bagi seorang da'i ketika berdakwah.

f. Do'a

Dalam setiap dakwah (ceramah) seorang da'i hendaklah

selalu menyelipkan do'a di dalamnya, karena doa merupakan

management ghoib sebagai pendorong terkabulnya harapan dalam

berdakwah.

5. Tujuan Ceramah

a. Untuk memberikan nasihat dan petunjuk25

b. Mengajak umat manusia kepada jalan yang benar dan

diridhoi Allah SWT

c. Mengajak umat manusia yang sudah memeluk agama islam

untuk selalu meningkatkan taqwanya kepada Allah SWT26

6. Ceramah Melalui Media YouTube

24

Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi ..., h.48 25

Ibid, h.49

26

(34)

Media dalam hal ini bukan sekedar alat untuk menyampaikan,

lebih dari itu media memiliki kekuatan untuk mempengaruhi aspek

kognitif, afektif dan behavior audiens sehingga apa yang diharapkan oleh

da‟i dapat tercapai.27

Agar media ceramah yang dipilih itu tepat dan sesuai dengan

prinsip-prinsip pemilihan, perlu diketahui faktor-faktor lain yang

mempengaruhi pemilihan, antara lain:

a. Objektivitas artinya metode dipilih bukan atas kesenangan atau

kebutuhan da‟i, melainkan keperluan dalam penyampaian ceramah.

b. Sarana Program artinya media yang akan digunakan harus dilihat

kesesuaiannya dengan audiens, baik segi bahasa, cara dan kecepatan

penyajian maupun waktu pengunaannya.

Sekarang ini YouTube sangat populer sekali karena memiliki

banyak sekali manfaat dan kemudahan bagi pengunjungnya. Orang-orang

mulai cenderung bergantung pada teknologi, alangkah baiknya jika

teknologi tersebut menjadi salah satu sarana untuk berdakwah. Kita yang

memiliki kemampuan agama dengan baik dapat menyebarluaskannya

dengan cara mengunggah video ceramah kita di YouTube.

Melihat perkembangan zaman yang semakin pesat dewasa ini,

komponen-komponen dakwah tersebut juga dituntut mengikuti

perkembangan yang berjalan di era modern supaya aktifitas dakwah lebih

27

(35)

bisa diterima oleh masyarakat sebagai satu elemen tersendiri bagi proses

modernisasi.

Kecanggihan teknologi memberikan kemudahan bagi para da‟i

untuk meningkatkan penegakan pilar-pilar Islam yakni kebangkitan dalam

bidang dakwah. Akan tetapi masyarakat cenderung terlena dengan

keberadaan teknologi dan bahkan berupaya menyalahgunakan teknologi.

Hal ini yang kemudian menimbulkan dampak negatif karena masyarakat

tidak dibarengi dengan kontrol moral. Inilah sebuah tantangan berat bagi

seluruh umat islam, khusunya para da‟i yang turut bertanggung jawab atas

moral suatu bangsa.

Para da‟i harus mampu memanfaatkan dan mengembangkan media

sosial dalam rangka amar ma‟ruf nahi munkar. Harus disadari bahwa

masyarakat memang belum mampu menghasilkan teknologi, akan tetapi

mereka hanya menjadi konsumen teknologi. Itu merupakan kelemahan

yang seharusnya menjadi peluang bagi kita untuk lebih kreatif untuk

menggunakan media sosial salah satunya YouTube sebagai sarana untuk

berdakwah.

Dakwah hingga hari ini tidak pernah berhenti, baik dalam bentuk

tabligh, taklim, ceramah atau dalam bentuk semangat pengalaman islam,

baik dalam skala pribadi maupun publik. Bentuk gerakan dakwah

kontemporer sangat beragam. Ada gerakan dakwah yang bersifat personal,

digerakkan oleh tokoh ulama dan da‟i karismatik yang memiliki pengaruh

besar ditengah masyarakatnya.28

28

(36)

Perubahan yang begitu cepat pada masyarakat akan membawa

implikasi yang cukup besar bagi pola pikir, sikap dan kepribadian

masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia yang mempunyai pola pikir

tradisional akan berubah menjadi pola pikir modern yang lebih berpikir

rasional, efisien, dan pragmatis. Demikian pula sikap dan kepribadian

masyarakat Indonesia yang tadinya ramah, berkepribadian menarik, dan

memiliki semangat kekeluargaan akan mengalami perubahan yang cukup

drastis sesuai dengan tuntunan zaman. Dan hal ini tentunya akan banyak

mempengaruhi perkembangan dakwah di Indonesia.29

Dakwah menekankan sistem dalam menjelaskan kebenarannya,

kebaikan, petunjuk ajaran, menganalisi tantangan problematika kebatilan

dengan berbagai pendekatan, metode, dan media agar mad‟u mendapatkan

keselamatan dan kebahagiaan hidup didunia dan akhirat.30

Dakwah sebagai ujung tombak penyebaran nilai-nilai Islam hingga

saat ini mampu mengkolaborasikan diri dengan modernitas. Apa yang

ditawarkan modernitas tidak begitu saja diterima.31 Munculnya teknologi

ini sebenarnya sangat membantu para da‟i untuk menyampaikan nilai-nilai

Al-Qur‟an dengan metode yang sesuai.

Untuk menjawab tantangan zaman tersebut, maka media sosial

meruapakan salah satu jalan bagi da‟i untuk berdakwah sesuai dengan

kondisi masyarakat modern. Media berasal dari bahasa latin: median yang

merupakan bentuk jamak dari medium yang berarti perantara. Secara

29

Abdul Basit, Wacana Dakwah Kontemporer, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), h.31 30

Asep Muhyiddin, Agus Ahmad Safei, Metode Pengembangan..., (Bandung: Pustaka Setia, 2002), h. 32

31

(37)

spesifik media merupakan alat-alat fisik yang digunakan untuk

menyampaikan pesan seperti buku, film, video, kaset, slide, dan

sebagainya. Dengan demikian media ialah bahan atau alat yang digunakan

untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.32

Media internet akan menjadi media yang sangat efektif karena

jangkauan dan macam-macam informasi yang mengalir begitu pesat yang

akan menembus batas ruang dan waktu. Perkembangan jejaring sosial

semakin signifikan seperti facebook, YouTube, dan sebagainya. Oleh

karena itu tidak mengherankan jika dalam perkembangan selanjutnya

media ini menempatkan posisi yang lebih kuat dibandingkan dengan

media yang sudah ada sebelumnya.33

Ceramah adalah pidato yang menggunakan lisan dalam

penyampaiannya. Ceramah merupakan seni berbicara yang banyak

memberi perhatian kepada penyampaian pesan secara lisan dengan suara

berirama dan berintonasi bagus, kata-kata yang indah, gerak tubuh yang

memperkuat pernyataan yang disampaikan. 34Ceramah juga sering disebut

dengan public speaking.

Media YouTube merupakan salah satu media komunikasi yang

memuat video. Video yang sengaja diunggah oleh seseorang untuk

menampilkan hasil kreativitas dan karyanya. Media YouTube memiliki

kelebihan yakni dapat digunakan secara berulang-ulang dan dapat

disimpan sebagai dokumentasi.

32

Ibid, h. 152 33

Wahyu Ilaihi, Komunikasi ..., (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 110 34

(38)

Ceramah melalui media YouTube berarti mengunggah video da‟i

dalam YouTube agar dapat dilihat oleh ribuan masyarakat tanpa kenal

batas-batas wilayah negara dalam waktu sekejab untuk mengakses

kebutuhannya. Media sosial YouTube menjadi instrumen dakwah

kontemporer yang memiliki jangkauan luas untuk menyeru kepada

kebajikan dan mencegah yang munkar.

Maka tidak mustahil apa yang didakwahkan dapat menjelajah dan

menerobos batas-batas bangsa manapun tanpa disadari telah hadir

dihadapan kita hanya dalam hitungan detik ceramah tersebut dapat

menjadi konsumsi umat dibelahan dunia.35

7. Pengertian Pemahaman

Pemahaman individu adalah suatu cara untuk memahami, meniali

atau menaksir karakteristik, potensi, dan masalah-masalah yang ada pada

individu atau sekelompok individu.36

Proses-proses perubahan kognitif memengaruhi apa yang

dipelajari. Yang dimaksud proses-proses kognitif adalah hal-hal yang

dilakukan oleh seseorang secara mental ketika mereka berusaha mengingat

dan menafsirkan sesuatu yang mereka lihat, dengar, dan pelajari.37

8. Pemahaman Tentang Taubat dan Beberapa Penyakit Hati Sebagai Materi Ceramah

a. Pengertian Taubat 35

Wahyu Ilaihi, dkk, Komunikasi ..., (Surabaya: Iain Sunan Ampel Press, 2013), h. 176 36

Susilo Rahardjo, Gudnanto, Pemahaman Individu Teknik Nontes Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana, 2013), h.2

37

(39)

Taubat merupakan kewajiban bagi setiap orang islam yang

berbuat dosa atau maksiat.38 Taubat adalah menyadari, menyesali dan berhenti dari berbagai perbuatan atau perilaku yang menyebabkan

mendapat dosa dari sesuatu yang telah dilakukan. Ketika bertaubat,

seseorang harus meninggalkan sifat dan perilaku yang tidak benar atau

melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah swt, meninggalkan salah

atau dosa dengan disertai rasa penyesalan dan berniat atau berusaha

untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.

b. Syarat-syarat Taubat :39

1. Menyesal terhadap perbuatan dosa yang telah dilakukan.

2. Niat sungguh-sungguh tidak akan mengulangi lagi.

3. Membaca Istighfar dengan lidahnya dan benar minta ampun dalam

hatinya.

c. Beberapa Penyakit Hati

1. Dengki

Dengki adalah sikap seseorang yang merasa tidak senang

mengetahui kenikmatan atau kebahagiaan yang dimilikiorang lain.

Selain itu, dengki juga di artikan sebagai orang yang menginginkan

kenikmatan hilang dari orang lain. Dia belum merasa tenang jika

orang lain belum mengalami kondisi seperti yang diharapkannya.

38

Al- Hafidh, Masrap Suhaemi, Tarjamah Riadhus Shalihin, (Surabaya: Mahkota, 1986), h.17

39

(40)

Akibat dengki, diantaranya:40 Menghilangkan pahala ibadah,

membawa kepada perbuatan maksiat, karena orang yang hasud

tidak akan bebas dari berdusta, mencaci maki terang-terangan atau

dibelakang, masuk neraka.

2. Ujub (Kagum dengan diri sendiri)

Kita merasa bangga atau kagum akan diri kita sendiri. Hal

ini serupa dengan sifat sombong. Kita tahu bahwa semua nikmat

yang kita dapat itu berasal dari Allah. Jika kita mendapat

keberhasilan atau pujian dari orang, janganlah „ujub. Sebaliknya

ucapkan “Alhamdulillah” sebagai bentuk syukur kita.

E. Kajian Teoritik

1. Sejarah Teori Jarum Hipodermik

Teori Peluru ini merupakan konsep awal efek komunikasi massa

yang oleh para pakar komunikasi tahun 1970-an dinamakan

pula Hypodermic Needle Theory (Teori Jarum Hipodermik) maupun teori

jarum suntik. Istilah model hypodermic neadle timbul pada periode ketika

komunikasi massa digunakan secara meluas, baik di Eropa maupun di

Amerika Serikat, yaitu sekitar1930-an dan mencapai puncaknya menjelang

Perang Dunia II. Pada periode ini kehadiran media massa baik media cetak

maupun media elektronik mendatangkan perubahan-perubahan besar di

berbagai masyarakat yang terjangkau oleh all powerfull media massa.41

40

Salim Bahreisy, Dzurrotun Nasihin, ( Surabaya: TB. Balai Buku, 1977), h. 189 41

(41)

Penggunaan media massa secara luas untuk keperluan komunikasi

melahirkan gejala-gejala mass society. Setiap individu tampak seperti

distandarisasikan, diotomatisasikan dan kurang keterikatannya di dalam

hubungannya antarpribadi (interpersonal relations). Terpaan media massa

(mass media exposure) tampak di dalam kecenderungan adanya

homogenitas cara-cara berpakaian, pola-pola pembicaraan, nilai-nilai baru

yang timbul sebagai akibat terpaan media massa, serta timbulnya produksi

masa yang cenderung menunjukan suatu kebudayaan masa.

Pengaruh media sebagai hypodermic injection (jarum suntik)

didukung oleh munculnya kekuatan propaganda Perang Dunia I dan

Perang Dunia II. 42Media massa memanipulasi kekuatan besar. Bukti-bukti

mengenai manipulasi kekuatan besar dari media massa ditunjukkan oleh

peristiwa bersejarah sebagai berikut :

a) Peranan surat-surat kabar Amerika yang berhasil menciptakan pendapat

umum positif ketika perang dengan Spanyol pada 1898. Surat-surat

kabar itu mampu membuat penduduk Amerika membedakan siapa

kawan dan siapa lawan.

b) Berhasilnya propaganda Goebbels dalam periode Perang Dunia II.

c) Pengaruh Madison Avenue atas perilaku konsumen dan dalam

pemungutan suara.

2. Pengertian Teori Jarum Hipodermik

Teori merupakan serangkaian konsep, definisi, dan proposisi yang

saling berkaitan, dan bertujuan untuk memberikan gambaran yang

42

(42)

sitematis tentang suatu fenomena. Teori yang dibuat untuk memperkuat

penelitian ini adalah jarum hipodermik.

Teori ini memiliki banyak istilah lain. Selain dipararelkan dengan

konsepsi respon yang mekanistis, juga diibartakan dengan teori peluru

(Bullet theory) yang memandang pesan-pesan media bagaikan

peluru-peluru senapan yang mampu merobohkan siapa saja yang terkena peluru-peluru.

43

Dari beberapa istilah lain dari teori ini dapat kita tarik satu makna , yakni

penyampaian pesannya hanya satu arah dan juga mempunyai efek yang

sangat kuat terhadap komunikan.

Pada umumnya khalayak dianggap hanya sekumpulan orang yang

homogen dan mudah dipengaruhi. Sehingga, pesan-pesan yang

disampaikan pada mereka akan selalu diterima. Fenomena tersebut

melahirkan teori ilmu komunikasi yang dikenal dengan teori jarum suntik

(Hypodermic Needle Theory). Teori ini menganggap media massa

memiliki kemampuan penuh dalam mempengaruhi seseorang.

Media massa sangat perkasa dengan efek yang langsung pada

masyarakat.44 Khalayak dianggap pasif terhadap pesan media yang disampaikan. Teori ini dikenal juga dengan teori peluru, bila komunikator

dalam hal ini media massa menembakan peluru yakni pesan kepada

khalayak, dengan mudah khalayak menerima pesan yang disampaikan

media.

43

Wiryanto, Pengantar Ilmu ..., h. 81 44

(43)

Anwar Arifin (1996) juga menjelaskan bahwa proses komunikasi

dan dakwah itu secra mekanistis adalah komunikator (da‟i,muballig)

menyampaikan pesan kepada khalayak, melalui media. Dengan demikian

akan timbul umpan balik atau efek dwkah (masuk Islam, menunaikan

ibadah, menunaikan zakat) berupa dukungan atau penolakan atau

ragu-ragu.45

3. Asumsi Teori Jarum Hipodermik

Model Hypodermic Needle tidak melihat adanya

variable-variable antara yang bekerja diantara permulaan stimulus dan respons

akhir yang diberikan oleh mass audiance. Elihu Katz dalam

bukunya, “The Diffusion of New Ideas and Practices” menunjukkan

aspek-aspek yang menarik dari model hypodermic needle ini, yaitu:46

1. Media massa memiliki kekuatan yang luar biasa, sanggup

menginjeksikan secara mendalam ide-ide ke dalam benak orang

yang tidak berdaya.

2. Mass audiance dianggap seperti atom-atom yang terpisah satu

sama lain, tidak saling berhubungan dan hanya berhubungan

dengan media massa. Kalau individu-individu mass audience

berpendapat sama tentang suatu persoalan, hal ini bukan

karena mereka berhubungan atau berkomunikasi satu dengan

yang lain, melainkan karena mereka memperoleh pesan-pesan

yang sama dari suatu media. Model Hypodermic

45

Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer..., (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), h.68 46

(44)

Needle cenderung sangat melebihkan peranan komunikasi

massa dengan media massanya.

Teori Peluru yang dikemukakan Schramm pada tahun 1950-an ini

kemudian dicabut kembali tahun 1970-an, sebab khalayak yang menjadi

sasaran media massa itu tenyata tidak pasif. Pernyataan Schramm ini

didukung oleh Lazarsfeld dan Raymond Bauer. Lazarfeld mengatakan

bahwa jika khalayak diterpa peluru komunikasi, mereka tidak jatuh

terjerembab, karena kadang-kadang peluru itu tidak menembus. Ada

kalanya efek yang timbul berlainan dengan tujuan si penembak. Sering

kali pula sasaran senang untuk ditembak. Sedangkan Bauer menyatakan

bahwa khalayak sasaran tidak pasif. Mereka secara aktif mencari yang

diinginkannya dari media massa, mereka melakukan interpretasi sesuai

dengan kebutuhan mereka.47

Jadi model jarum hipodermik memiliki asumsi bahwa unsur-unsur

komunikasi (komunikator, pesan, dan media) sangat penting dalam

memengaruhi komunikan. Disebut jarum hipodermik karena diibaratkan

pada pesan yang disuntikkan kepada jiwa komunikan. Dalam hal ini,

penyampaian pesan disamakan dengan pemberian obat (melalui suntikan)

ke dalam tubuh komunikan sehingga terjadi perubahan pada diri

komunikan.

Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah ceramah KH.

Anwar Zahid melalui media YouTube. Komunikator dalam penelitian ini

47

(45)

memiliki indikator-indikator berupa kredibilitasnya, serta daya tariknya.

Kredibilitas meliputi keahlian dan kejujuran. Masing-masing diukur

dengan pertanyaan: “Apakah audien menganggap da‟inya mengetahui dan

menguasai kebenaran akan sesuatau yang disampaikannya?”. Keahlian dan

kejujuran da‟i diukur dengan sikapnya yang tidak memihak dalam

menyampaikan pesannya.Sedangkan daya tarik diukur dengan

kesukaannya, serta familiaritas.

Ceramah yang disampaikan dapat diukur dengan variasi linguistik

dalam penyampaiannya, yang meliputi perulangan kata ataupun kalimat,

bisa dimengerti, dan memiliki banyak perbendaharaan kata. Selain itu

dapat diukur dari tema yang disampaikan, apakah tema tersebut sesuai

dengan kebutuhan audien, apakah isi dari ceramah tersebut menaktukan,

memberikan semangat atau harapan, dan lain sebagainya.

Mengenai media dakwah, yakni media YouTube yang digunakan

oleh da‟i. Variabel terikat yang berupa perubahan audien merupakan

akibat dari terjadinya komunikasi dalam bentuk ceramah itu. Perubahan

yang dimaksud adalah perubahan kognitif yang meliputi perubahan

pendapat, penambahan pengetahuan, dan perubahan kepercayaan.

F. Penelitihan Terdahulu yang Relevan

Penelitian terdahulu yang relevan sebagai bahan rujukan dari penelusuran

yang terkait dengan tema yang diteliti, peneliti berusaha untuk mencari referensi

hasil penelitian yang dikaji oleh peneliti terdahulu. Di antaranya telah dilakukan

(46)
[image:46.595.107.538.124.649.2]

Tabel I

Penelitian Terdahulu

NO Judul Tahun Persamaan Perbedaan

1 Pengaruh ceramah KH. Zainuddin MZ melalui kaset terhadap

peningkatan ibadah sholat remaja desa Bulubrangsi Laren Lamongan. 2005, Ronis Ustandiyah, NIM: B01300129

a. Meneliti tentang pemuka agama. b. Metode ceramah yang digunakan tidak langsung face to face.

a. Fokus penelitian ini terhadap peningkatan ibadah sholat remaja desa Bulungbrangsi Laren Lamongan.

b. Ceramah KH. Zainuddin MZ menggunakan media audio, sedangkan ceramah KH. Anwar Zahid menggunakan media audio-visual. 2 Pengaruh model

komunikasi interpersonal kyai terhadap ketaatan santri pada pengurus di pondok pesantren al- ishlah Sendang Agung Paciran Lamongan. 2010, Nur Mauidlotul Masfufah, NIM: B36206004 a. Menyampaikan secara jelas apa yang ingin disampaikan, menciptakan kesan sesuai yang diinginkan atau mempengaruhi orang lain sesuai yang diharapkan sehingga audien dapat

bertambah keyakinan dan pemahamannya.

(47)

3 Pengaruh dakwah lewat media seni hadrah dalam meningkatkan ukhuwwah islamiyah masyarakat desa Cengkok kecamatan Ngronggot kabupaten Nganjuk 1995, Nurul Huda, NIM : 2265

a.Meneliti pengaruh dakwah melalui perantara media dakwah.

a. Penelitian ini menggunakan media tradisional dalam berdakwah yakni lewat media seni hadrah, sedangkan penelitian yang diangkat oleh peneliti yakni menggunakan media sosial

YouTube.

b. Fokus penelitian ini terhadap peningkatan ukhuwwah islamiyah masyarakat desa Cengkok kecamatan Ngronggot kabupaten Nganjuk, sedangkan penelitian yang diangkat peneliti menitikberatkan pada pemahaman mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, prodi KPI angkatan 2012. 4 Metode dakwah

Kyai Muhajir dalam menarik minat pemuda : studi kuantitaif tentang metode ceramah dengan selingan lagu dangdut dalam menarik minat pemuda untuk mengikuti pengajian di Desa karangdayu kec. baureno Kab. Bojonegoro 1996, Imron Nadjik, NIM:119200047 a.Meneliti tentang pemuka agama.

(48)

Surabaya, prodi KPI angkatan 2012. 5

Media online dan kreativitas anak muda (Studi pada pengunggah hijab tutorial di www. YouTube. com)

2013, Anna Rozanah, NIM: B06209073

a. Media YouTube menjadi salah satu kajian penelitian yang digunakan.

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian

Metode penelitian diartikan sebagai suatu cara ilmiah untuk mendapatkan

data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan

sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi

suatu masalah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kuantitatif. Menurut Soeyono penelitian kuantitatif merupakan jenis

penelitian yang didasarkan atas perhitungan presentase, rata-rata, ci kuadrat, dan

perhitungan statistik lainnya.1Jenis penelitian kuantitatif ini berangkat dari sebuah

teori, disimpulkan sementara melalui hipotesis dan dilanjutkan dengan menguji

hipotesis itu untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak

Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan

model-model matematis, teori-teori dan hipotesis yang berkaitan dengan

fenomena sosial yang difokuskan pada ada tidaknya hubungan variabel yang

diteliti. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian

kuantitatif. Jadi apa yang didapat oleh responden akan digunakan untuk seluruh

populasi, karena rencana penelitian yang digunakan yaitu ceramah KH. Anwar

Zahid dengan menggunakan media YouTube sebagai solusi untuk mengetahui

pemahaman mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya, Fakultas Dakwah dan

Komunikasi, prodi komunikasi dan penyiaran islam dengan latar belakang

mahasiswa angkatan 2012 sejumlah 68.

1

(50)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental,

Gambar

Tabel I Penelitian Terdahulu
Tabel II Skor Penilaian
Tabel III  Skala Guttman Variabel X
Tabel IV Skala Guttman Variabel Y
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan melalui ketiga proses kaderisasi tersebut, PMII di UIN Sunan Ampel Surabaya dapat mencapai sebuah tujuan organisasi yaitu menjadikan kader sebagai insan ulul

Perubahan institut menjadi universitas diikuti beberapa penyesuaian dengan “Rencana Induk Pengembangan (RIP) IAIN Sunan Ampel Surabaya tahun 2001-2025” yang

Agama Islam angkatan 2015 UIN Sunan Ampel Surabaya Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada 21 responden mahasiswi prodi Pendidikan Agama Islam pengguna

Kondisi eksisting pengelolaan sampah di UIN Sunan Ampel Surabaya terdiri dari kegiatan pewadahan yang masih menggunakan sistem campuran, kegiatan pengumpulan yang

Dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara Religious Faith dengan Happiness pada Mahasiswa Psikologi UIN Sunan Ampel Surabaya Angkatan 2016. Hasil penelitian

UIN Sunan Ampel Surabaya Press merupakan salah satu produk dari Pusat Pengembangan Bisnis UIN Sunan Ampel Surabaya yang bergerak pada bidang percetakan. Dalam

b Pihak sponsor akan diberikan stan dan posisi yang strategis pada saat acara Olimpiade Matematika berlangsung di UIN Sunan Ampel Surabaya. c Produk dan keunggulan

2/E/KPT/2015 | Volume 07, Nomor 01, Juni 2017 Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri UIN Sunan Ampel Surabaya -