• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Jilbab Khimar dan implikasinya terhadap perilaku sosial dalam kegiatan belajar PAI pada Mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penggunaan Jilbab Khimar dan implikasinya terhadap perilaku sosial dalam kegiatan belajar PAI pada Mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya"

Copied!
258
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN JILBAB KHIMAR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERILAKU SOSIAL DALAM KEGIATAN BELAJAR PAI PADA

MAHASISWI UIN SUNAN AMPEL SURABAYA SKRIPSI

Oleh:

AQIDATUL IZZA

NIM.D01215006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA MEI 2019

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Aqidatul Izza. D01215006. Penggunaan Jilbab Khimar dan Implikasinya Terhadap Perilaku Sosial Dalam Kegiatan Belajar PAI Pada Mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya. Pembimbing. H. Muhammad Thohir, S.Ag. M.Pd. M. Bahri Musthofa, M.Pd.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penggunaan jilbab khimar yang semakin banyak digunakan oleh mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya khususnya mahasiswi prodi Pendidikan Agama Islam angkatan 2015. Permasalahannya ialah ditakutkan penggunaan jilbab khimar bukan lagi merupakan salah satu simbol ketaatan bagi seorang muslimah terhadap syariat agama, tetapi telah bergeser menjadi simbol gaya hidup berbusana yang modis atau hanya mengikuti tren saja. Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu: (1) Bagaimana

penggunaan Jilbab khimar mahasiswi Prodi Pendidikan Agama Islam UIN Sunan

Ampel Surabaya? (2) Bagaimana perilaku sosial pengguna Jilbab Khimar

mahasiswi Prodi Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Ampel Surabaya? (3)

Bagaimana implikasi penggunaan Jilbab Khimar mahasiswi Prodi Pendidikan

Agama Islam terhadap perilaku sosial dalam kegiatan belajar PAI di UIN Sunan Ampel Surabaya?

Data-data penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara, observasi, angket dan dokumentasi. Berkenaan dengan itu, penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif karenamenggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis, prosentasedan lisan dari orang-orang serta perilaku yang dapat diamati. Kemudian dianalisis menggunakan

Berdasarkan hasil yang diperoleh di lapangan, bahwa informan yang menggunakan jilbab khimar memiliki alasan yang beragam, sehingga diketahui implikasi terhadap perilaku sosialnya dalam mengikuti kegiatan belajar PAI di kelas. Dalam penelitian ini diketahui bahwa informan yang menggunakan jilbab khimar tidak menjamin ia dapat berperilaku dengan baik karena masih ada yang berperilaku menyimpang.

(7)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ……….i

PERNYATAAN KEASLIAN ………...ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ……….iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ………...iv

PERSETUJUAN PUBLIKASI……….v

MOTTO ………vi

ABSTRAK ………...………vii

KATA PENGANTAR ………viii

DAFTAR ISI ………..x

DAFTAR LAMPIRAN ………...xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……….……….……1 B. Rumusan Masalah ……….………9 C. Tujuan Penelitian ………...9 D. Manfaat Penelitian ……….………..10 E. Penelitian Terdahulu ………11

F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian ………..16

G. Definisi Istilah ………...………..20

H. Sistematika Pembahasan ……….22

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TENTANG JILBAB KHIMAR 1. Jilbab Khimar………....24

a. Pengertian Jilbab Khimar ………24

b. Fungsi Jilbab atau Pakaian ………..36

c. Macam dan Jenis Kerudung ………38

d. Kategori Wanita Dalam Berpakaian ………39

(8)

3. Manfaat Menutup Aurat ………58

4. Hikmah Menutup Aurat ……….61

B. KAJIAN TENTANG PERILAKU SOSIAL ……….…64

1. Pengertian Perilaku Sosial ……….…64

2. Aspek-Aspek Perilaku Sosial ……….…...70

3. Jenis-Jenis Perilaku Sosial ……….82

4. Upaya Pembentukan Perilaku Sosial ………...84

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Sosial …….………86

C. KAJIAN TENTANG KEGIATAN BELAJAR PAI ……….93

1. Pengertian Kegiatan Belajar ………..93

2. Prinsip-Prinsip Kegiatan Belajar ………...95

3. Tujuan Kegiatan Belajar ………98

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Belajar …………..99

5. Ruang Lingkup Kegiatan Belajar ………103

6. Kegiatan Belajar PAI ………...105

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penlitian ………...…...112

B. Subjek dan Objek Penelitian …………...………116

C.Tahap-Tahap Penelitian ………..116

D.Sumber dan Jenis Data ………...117

E. Teknik Pengumpulan Data ……….119

F. Teknik Analisis Data ………..131

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian ………...…………..137

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ………..137

a. Sejarah UIN Sunan Ampel Surabaya ……….137

b. Letak Geografis UIN Sunan Ampel Surabaya ………...143

2. Visi, MISI dan Tujuan Prodi PAI ………144

(9)

4. Keadaan Dosen dan Mahasiswa Prodi PAI ……….147

5. Susunan Organisasi Prodi PAI ……….148

6. Sarana dan Prasarana Prodi PAI ……….………..150

B. Hasil Dan Analisis Data ……….151

1. Penggunaan Jilbab Khimar Mahasiswi Prodi PAI UIN Sunan Ampel Surabaya ………...…………151

2. Perilaku Sosial Pengguna Jilbab Khimar Mahasiswi Prodi PAI UIN Sunan Ampel Surabaya ………176

3. Implikasi penggunaan Jilbab Khimar Mahasiswi Prodi PAI Terhadap Perilaku Sosial dalam Kegiatan Belajar PAI di UIN Sunan Ampel Surabaya ………...………189

C. Pembahasan ………....189

1. Penggunaan Jilbab Khimar Mahasiswi Prodi PAI UIN Sunan Ampel Surabaya ………...190

2. Perilaku Sosial Pengguna Jilbab Khimar Mahasiswi Prodi PAI UIN Sunan Ampel Surabaya ………204

3. Implikasi penggunaan Jilbab Khimar Mahasiswi Prodi PAI Terhadap Perilaku Sosial dalam Kegiatan Belajar PAI di UIN Sunan Ampel Surabaya ……….…..236

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……….…...241

B. Saran ……….…….242

(10)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Rasulullah SAW juga mewajibkan seorang perempuan muslimah untuk menutup auratnya (tubuhnya), dan tidak mempertontonkan tubuhnya kecuali wajah dan kedua telapak tangan sesuai dengan perintah Allah SWT.Maka dari itu, perempuan muslimah harus mengutamakan penggunaan pakaian yang dapat menutupi auratnya. Pakaian yang dapat menutup aurat perempuan ialah pakaian yang tidak memperlihatkan lekuk tubuh, tidak

pendek,kain panjang yang di kemudian hari dikenal dengan jilbab2.

Secara umum Jilbab adalah pakaian yang lebar, longgar, dan menutupi

seluruh bagian tubuh3. Pakar Tafsir Al-biqa’i (1406-1408 M)4 menyebut

beberapa pendapat tentang makna jilbab antara lain baju yang longgar atau kerudung penutup kepala wanita, atau pakaian yang menutupi baju dan kerudung yang dipakainya, atau semua pakaian yang menutupi badan wanita. Kalau yang dimaksud dengan jilbab adalah baju, maka ia adalah pakaian yang

menutupi tangan dan kakinya, kalau kerudung maka perintah

mengulurkannya adalah menutup wajah dan lehernya. Kalau maknanya pakaian yang menutupi baju, maka perintah mengulurkannya adalah

2 Unun Roudlotul Jannah, “Agama,Tubuh dan Perempuan”. Jurnal penelitian keagamaan dan sosial-budaya.Vol.4 No.1,2010, h.80.

3 Ratna wijayanti, “Jilbab sebagai etika busana muslimah dalam perspektif Al-qur’an”. Jurnal studi islam. Vol.XII No.2, 2017, h.164.

4 M. Quraish Shihab, Jilbab Pakaian Wanita Muslimah, (Tangerang : Penerbit lentera hati, 2018), h. 81.

(11)

2

membuatnya longgar sehingga menutupi semua badan dan pakaian.Jilbab dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai kerudung lebar yang dipakai muslimah untuk menutupi kepala dan leher hingga dada.

Jilbab di Indonesia sendiri awalnya lebih dikenal dengan sebutan kerudung yaitu kain untuk menutupi kepala, namun masih memperlihatkan leher dan sebagian rambut. Baru pada awal tahun 1980an istilah Jilbab mulai

dikenal, yaitu kerudung yang juga menutup leher dan semua rambut5. Jadi

Seiring dengan perkembangan zaman, arti jilbab mengalami kemunduran dari arti aslinya. Banyak yang mengartikan jilbab hanya sebagai penutup rambut, bukan penutup aurat. karena jilbab menjadi tren pada saat ini. Namun tak mengapa, apapun istilahnya yang penting hakikat dari Jilbab tersebut harus

sesuai yang di syariatkan Allah dan Rasulnya6. Allah telah berfirman dalam

Q.S Al-Ahzab : 59

Artinya:

Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan wanita-wanita (keluarga) orang-orang mukmin, agar mereka mengulurkan atas diri mereka (ke seluruh tubuh mereka) jilbab mereka. Hal itu menjadikan mereka lebih mudah dikenal (sebagai para wanita muslimah

5Safitri Yulikhah, “Jilbab antara kesalehan dan fenomena sosial”. Jurnal ilmu dakwah. Vol.36

No.1, 2016, h.99.

6 Sufyan Bin Fuad Baswedan, Samudera Hikmah Dibalik Jilbab Muslimah, (Jakarta : Pustaka Al-Inabah,2013), h. 38.

(12)

3

yang terhormat dan merdeka) sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah senantiasa Maha Pengampun lagi Maha Penyayang7

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah memerintahkan kepada para wanita muslimah agar mengulurkan jilbabnya sehingga dapat menjaga dirinya dan kehormatanya dari kaum laki-laki

Di Indonesia, proses berjilbab mengalami tahapan-tahapan dan berliku, mulai dari budaya jilbab yang awalnya hanya dikenal oleh kalangan konservatif seperti tokoh agama dan santri saja, kemudian berkembang pada masyarakat umum baik dari kalangan masyarakat terpelajar hingga masyarakat awam. Perkembangan selanjutnya kemudian Jilbab sangat membudaya di kalangan masyarakat umum. Dengan demikian, di seluruh tempat di penjuru Indonesia akan dengan sangat mudah ditemui perempuan berjilbab dari berbagai kelas ekonomi dan sosial dengan berbagai model dan bentuknya. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa berbagai model jilbab dewasa ini sudah menjadi dari gaya hidup modern. Para muslimah sudah tidak ragu mengenakan pakaian dengan warna-warna yang cerah dan model masa kini.

Model berjilbab pada wanita muslim di Indonesia berbeda dengan model berjilbab wanita muslim di negara lain seperti di negara-negara timur tengah. Perbedaan model berjilbab tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti sosial budaya, lingkungan dan pemahaman dalil agama. Perbedaan kebudayaan di setiap Negara telah menciptakan keanekaragaman model

(13)

4

dalam berjilbab, misalnya di Afghanistan model berjilbab wanita cenderung lebih besar dan longgar dengan tambahan burqa. Model berjilbab wanita di Malaysia lebih pada menggunakan tudung labuh (jilbab panjang) dengan pola jahitan tengah. Sedangkan model berjilbab wanita Indonesia cenderung bervariasi. Pada awalnya model berjilbab wanita muslim di Indonesia hanya sebatas jilbab persegi panjang yang menutupi sebagian kepala seperti diselampirkan saja dan dipadu dengan kebaya. Modelnya cenderung monoton dengan warna-warna yang tidak menarik. Dalam perkembangannya, model berjilbab wanita muslim Indonesia mengalami perubahan beriringan dengan

perkembangan zaman8.

Saat ini memang banyak sekali dijumpai mahasiswi UIN Sunan

Ampel Surabaya yang memakai khimar yaitu kain kerudung yang dapat

menutupi kepala, leher hingga sampai ke dada dan sampai kepunggung

belakang9. Dalam Al-Qur’an khimardisebut dengan istilah khumur, adalah

kain yang menutupi kepala, leher dan menjulur hingga menutupi dada wanita dari belakang maupun dari depan (termasuk menutupi tulang selangka). Khimar harus menjulur lurus kebawah dari kepala hingga seluruh dada tertutupi10.

Apapun yang digunakan oleh mahasiswi diharapkan dapat memenuhi syariat islam dan memenuhi persyaratan berikut ini: (1) Dapat menutupi aurat

8 Eko Setiawan, “Fenomena jilbab dalam perspektif sosiologi”. Dialogia. Vol.14 No.1, 2016, h.109-110.

9 Wahyu Fahrul Rizki, “Khimar dan hukum memakainya dalam pemikiran M. Quraish shihab dan

Buya hamka”. Al-Mazahib. Vol.5 No.1, 2017,h.22.

(14)

5

kecuali wajah dan telapak tangan; (2) Longgar atau tidak ketat sehingga tidak membentuk lekukan tubuh; (3) Bukan berfungsi sebagai perhiasan; (4) Kainnya harus tebal (Tidak tipis); (5) Tidak menyerupai pakaian laki-laki; (6) Tidak menyerupai pakaian wanita kafir; (7) Tidak diberi wewangian atau

parfum; (8) Jilbab bukan untuk mencari popularitas (Pakaian kebesaran).11

Allah berfirman dalam Q.S An-Nur : 31

Artinya:

Katakanlah (wahai Nabi Muhammad) kepada wanita- wanita mukminah, “Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka dan janganlah mereka menampakkan hiasan (pakaian, atau bagian tubuh) mereka kecuali yang (biasa) nampak darinya dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung (Khimar) mereka ke dada mereka”12

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah memerintahkan kepada kaum mukminah agar menjaga pandangannya terhadap mukminin yang bukan mahramnya, dan Juga memerintahkan agar menjaga farjinya (kemaluannya)

dari perzinaan dan menutup auratnya dengan khimarhingga tidak terlihat oleh

siapa pun, sehingga hatinya menjadi lebih bersih dan terjaga dari kemaksiatan. Allah memerintahkan kepada mukminah untuk memakai

kerudung (khimar) yang panjang agar dapat menutupi dada dan bagian

11 Burhan Sodiq, Engkau lebih cantik dengan jilbab, (Solo : Samudera, 2006), h. 108-120.

(15)

6

sekitarnya, agar berbeda dengan pakaian wanita jahiliyah. Karena wanita jahiliyah tidak berpakaian seperti itu, bahkan seseorang lewat di hadapan laki-laki dengan membusungkan dadanya tanpa ditutupi oleh sehelai kain pun. Adakalanya pula menampakkan lehernya dan rambutnya serta anting-antingnya sehingga hal ini mendatangkan keinginan dari kaum laki-laki untuk menggodanya, karena mereka terkesima dengan keindahan tubuh dan rambutnya. dan sesungguhnya wanita jahiliyah itu memang sangat buruk.Maka dari itu menutup aurat itu memang sangat penting bagi muslimah untuk menjaga kehormatannya dari kaum laki-laki.

Diakui atau tidak, jilbab ini tidak hanya berbicara soal agama tetapi

bergulir dalam ranah sosial13. Dalam Islam, perilaku sosial merupakan salah

satu unsur dalamkehidupan bermasyarakat. Rasulullah SAW telah banyak memberikan contoh dan teladan yang universal tentang perilaku sosial yang baik seperti tidak adanya perbedaaan antar golongan, maupun saling menjatuhkan dan saling menggunjing, karena sesungguhnya Allah SWT tidak melihat rupa, harta dan derajat seseorang. Allah SWT akan melihat ke dalam

hati umat manusia yang beriman dan bertaqwa. Jilbab dalam Islam dimaknai

sebagai ketaatan untuk berpakaian dengan pakaian yang menutup seluruh tubuh dari ujung kepala sampai ke ujung kaki, sedangkan jilbab dalam dunia fashion dimaknai sebagai gaya hidup yang menunjukkan keanggunan kaum perempuan. Dengan adanya realita tersebut jika melihat kondisi sekarang

perempuan muslimah yang memakai jilbab khimar tidaklah seideal,

(16)

7

seanggun, apa yang digambarkan sebagai musimah taat. Terdapat

perempuan-perempuan yang memakai jilbab khimar namun tingkah lakunya tidak sejalan

dengan tuntunan agama dan budaya masyarakat Islam.

Penelitian ini dilakukan di UIN Sunan Ampel Surabaya karena dapat

dilihat bahwa dalam kurun waktu yang singkat pengguna jilbab khimar di

kalangan mahasiswi prodi Pendidikan Agama Islam mengalami peningkatan. Maka dapat diketaui bahwa peminat penggunaan jilbab khimar semakin banyak. Dari yang awal mulanya menggunakan pakaian yang kurang baik atau kerudung yang masih belum sesuai dengan syariat islam hingga pada saat ini mengalami perubahan dengan menggunakan pakaian dan kerudung

yang sesuai dengan syariat islam atau bisa disebut dengan jilbab dan khimar.

Dengan semakin banyaknya pengguna jilbab khimar di kalangan mahasiswi

prodi Pendidikan Agama Islam, maka penulis ingin mengetahui latar belakang, manfaat, bahkan perilaku dalam kesehariannya ketika sedang mengikuti kegiatan belajar di dalam kelas.Karena pada dasarnya yang ditakutkan ialah pakaian dan kerudung yang baik bukan lagi merupakan salah satu simbol ketaatan bagi seorang muslimah terhadap syariat agama, tetapi telah bergeser menjadi simbol gaya hidup berbusana yang modis atau hanya mengikuti tren saja.

Mahasiswi yang memakai jilbab khimar sangat diharapkan dapat

memiliki perilaku sosial yang baik apalagi dalam mengikuti kegiatan belajar dan tentunya salehah karena pada dasarnya mahasiswi yang memakai jilbab khimar dapat dikatakan sempurna dalam menutup aurat, jika dalam menutup

(17)

8

aurat saja sudah dapat dikatakan baik maka sudah pasti perilakunya pun juga harus baik. Dalam hal ini perilaku sosial juga sangat dibutuhkan dalam kegiatan belajar. Dalam penelitian ini penulis mengkhususkan terhadap

kegiatan belajar PAI. kegiatan belajar PAI ialah suatu usaha yang dikerjakan

secara sungguh-sungguh dalam proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang seperti perubahan pengetahuan, sikap, tingkah laku, keterampilan dan aspek-aspek lainnya yang berasal dari usaha bimbingan atau arahan tertentu dengan tujuan agar pembelajar dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya pribadi muslim yang baik.

Keberhasilan suatu kegiatan belajar bagi pembelajar tidak terlepas dari aktivitas pembelajar selama kegiatan belajar berlangsung. Aktivitas dari masing-masing pembelajar akan memberi kesan tersendiri serta berpengaruh pada cepat dan tidaknya peserta didik dalam menangkap materi yang ada. Hal ini selaras dengan pendapat Bobbi De Porter dalam Quantum Teaching, mengutip pendapat Veron A magnesium yang menyatakan bahwa orang belajar 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar, 70% dari apa yang

dikatakan, dan 90% dari apa yang dikatakan dan dilakukan14. Pada saat

kegiatan belajardi kelas berlangsung dibutuhkan respon yang baik dari pembelajar, baik itu dari perilakunya, interakasinya dan sebagainya.

(18)

9

Pengguna jilbab khimar pada mahasiswi prodi Pendidikan Agama

Islam memiliki berbagai macam kepribadian dan perilaku, tetapi dari sini timbul pernyataan bahwa apakah mahasiswi yang menggunakan Jilbab khimar menjamin ia dapat berperilaku sosial dengan baik pada saat mengikuti

kegiatan belajar di kelas dan apakah jilbab khimar yang di pakai oleh

mahasiswi prodi Pendidikan Agama Islam dapat membentuk akhlak dan perilaku yang akan berdampak positif terhadap kegiatan belajar tersebut.

Maka dari itu penulis mengambil judul “Penggunaan Jilbab Khimar dan

Implikasinya Terhadap Perilaku Sosial Dalam Kegiatan Belajar PAI Pada Mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka

rumusanmasalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penggunaan jilbab khimarmahasiswi Prodi Pendidikan Agama

Islam UIN Sunan Ampel Surabaya?

2. Bagaimana perilaku sosial pengguna jilbabkhimar mahasiswi Prodi

Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Ampel Surabaya?

3. Bagaimana implikasi penggunaan jilbab khimar mahasiswi Prodi

Pendidikan Agama Islam terhadap perilaku sosial dalam kegiatan belajar PAI di UIN Sunan Ampel Surabaya?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

(19)

10

1. Untuk mendeskripsikan penggunaan jilbab khimarmahasiswi Prodi

Pendidikan Agama Islam di UIN Sunan Ampel Surabaya;

2. Untuk mendeskripsikan perilaku sosial pengguna jilbab khimarmahasiswi

Prodi Pendidikan Agama Islam di UIN Sunan Ampel Surabaya;

3. Untuk mendeskripsikan implikasi penggunaan jilbab khimarmahasiswi

Prodi Pendidikan Agama Islam terhadap perilaku sosial dalam kegiatan belajar PAI di UIN Sunan Ampel Surabaya.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis, di antaranya ialah:

1. Secara Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat dalam menambah

pengetahuankhususnya tentang makna jilbab dalam ajaran agama Islam sehingga membentuk akhlak yang baik serta akan berdampak pada perilaku sosialnya dalam kegiatan belajar PAI bagi mahasiswi pada nantinya;

b. Dapat menjadi acuan dalam penelitian-penelitian dikemudian hari

yang berkaitan dengan jilbab khimar agar senantiasa mandapatkan

hasil penelitian yang lebih baik.

2. Secara Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih

informasi bagi pembaca khususnya wanita muslimah melalui perilaku

(20)

11

Islam UIN Sunan Ampel Surabaya dan dampaknya terhadap perilaku sosial dalam kegiatan belajar PAI sehingga dapat diambil pelajaran dan semakin mengetahui pemahaman dalam berjilbab serta batasannya dalam menutup aurat sesuai dengan ajaran agama Islam;

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi dan

pemahaman kepada mahasiswi bahwa selain memakai jilbab yang sesuai dengan syariat agama Islam maka seorang muslimah juga harus memiliki perilaku sosial yang baik sehingga akan berdampak pada kegiatan belajar PAI yang diikutinya.

E. Penelitian Terdahulu

Dalam penyusunan suatu penelitian tidak lepas dengan adanya suatu hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan. Sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dengan penelitian yang disusun oleh penulis. Sepanjang pengetahuan penulis, Sebelum ini ada yang mengkaji objek penelitian tentang jilbab, oleh karena itu penulisan dan penekanan skripsi ini harus berbeda dengan skripsi yang telah dibuat sebelumnya. Penulis akan membahas mengenai “Penggunaan

Jilbab Khimar Dan Implikasinya Terhadap Perilaku Sosial Dalam Kegiatan

Belajar PAI Pada Mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya”. Terdapat 4 (Empat) penelitian yang dijadikan rujukan.

Pertama yaitu “Implementasi nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam pemakaian jilbab dan problematikanya di SMP Antartika Surabaya” oleh Awanda Silvia, mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas

(21)

12

Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, pada tahun 2014. Penelitian ini membahas nilai-nilai pendidikan Agama Islam yang diterapkan pada siswi di SMP Antartika Surabaya dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang mengarahkan pada pembentukan karakter sesuai dengan syariat agama serta masalah-masalah yang dihadapi oleh siswi dalam perihal pemakaian jilbab. Masalahnya ialah terdapat beberapa siswi SMP Antartika Surabaya yang memakai jilbab hanya di sekolah saja dan di luar lingkungan sekolah terkadang masih mau melepas jilbabnya, atau bahkan tidak pernah memakai jilbab dan mengenakan pakaian yang sangat terbuka. Selain itu ada juga siswi yang mengenakan jilbab beberapa waktu saja. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Awanda Silvia yaitu bahwa Pertama, Di SMP Antartika

Surabaya, dari 104 keseluruhan siswi yang beragama Islam, siswi yang memakai jilbab setiap hari masih mencapai 29 siswi, atau jika diprosentasikan

adalah sebesar 30,16%.Kedua, Pemakaian jilbab di SMP Antartika Surabaya

mengalami beberapa kendala. Faktor yang membuat pemakaian jilbab di SMP Antartika Surabaya masih sangat rendah adalah pengetahuan agama

yang minim, baik dari diri siswi dan orang tua siswi.15

Kemudian yaitu skripsi “Fenomena penerapan kewajiban berjilbab dalam tata pergaulan siswi di SMA Al-Islam Krian Sidoarjo”, oleh Rhoro Ajeng Kartikasari, mahasiwi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, pada tahun 2011. Penelitian ini membahas tentang kewajiban yang diterapkan kepada siswi di SMA Al-Islam

15Awanda Silvia, “Implementasi nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam pemakaian jilbab dan

problematikanya di SMP Antartika Surabaya”, Skripsi SarjanaPendidikan, (Surabaya:UIN Sunan Ampel Surabaya, 2014),h.101.

(22)

13

Krian Sidoarjo dan juga mengenai pergaulannya dengan lawan jenis. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rhoro Ajeng Kartikasari bahwa Fenomena penerapan kewajiban berjilbab dalam tata pergaulan siswi di SMA ini juga dapat dilihat dari banyaknya model-model jilbab dan pakaian yang dikenakan siswi-siswi. Ada sebagian yang terlihat syar’i namun ada pula yang memakai seragam ketat agar kelihatan cantik dan seksi. Dan dari pergaulan sisiwi dengan lawan jenis dapat diketahui bahwa memakai jilbab adalah karena mematuhi tata tertib sekolah semata, perilaku dan pergaulan tetap sama

dengan tidak memakai jilbab.16

Selanjutnya yaitu skripsi yang berjudul“Penafsiran Sayyid Quthb

tentang khimar dalam Al-qur’an surat An-nur ayat 31” oleh Sahdah

Dzakiyah, mahasiswi Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, pada tahun 2017. Dalam skrispsi tersebut penulis menjelaskan tentang khimar menurut penafsiran sayyid quthb dalam Al-qur’an surat An-nur ayat 31 dan fenomena-fenomena yang menjamur ke seluruh lapisan terkait dengan masalah jilbab. Dari yang mulai jilbab yang trendy / mengikuti mode, model yang sederhana, hingga mereka yang menggunakan cadar, dan syar’i. Hasil dari penelitian ini yaitu bahwa Khimar menurut Sayyid Quthb adalah kain penutup kepala, leher dan dada untuk menutup godaan-godaan fitnah yang ada padanya. Terdapat juga Fenomena yang terjadi antara lain banyaknya kerudung gaul yang menutup sebagian rambut dan membiarkan terbuka bagian lainnya, busana minimalis yang

16Rhoro Ajeng Kartikasari, “Fenomena penerapan kewajiban berjilbab dalam tata pergaulan siswi

di SMA Al-Islam Krian Sidoarjo”, Skripsi Sarjana Pendidikan, (Surabaya:UIN Sunan Ampel Surabaya,2011),h.82.

(23)

14

mempertontonkan pakaian dalam di balik celana panjangnya, jilbab yang dililitkan pada leher sehingga terbuka bagian dadanya, pakaian ketat yang memperlihatkan setiap lekuk tubuhnya hingga busana yang terbuat dari bahan

transparan.17

Kemudian yaitu skripsi “Perilaku komunikasi muslimah hijab syar’i di desa kemiri kecamatan sidoarjo kabupaten sidoarjo” oleh, Nindy Azizah, mahasiswi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, pada tahun 2016. Dalam skripsi ini penulis menjelaskan tentang hijab syar’i yang merupakan sarana atau media seseorang untuk melakukan komunikasi dengan orang lain. Sebab dalam hijab syar’i tersimpan pesan yang di sampaikan melalui simbol dimana kita menginterpretasikan makna untuk memperoleh konsep diri.Hasil dari penelitian ini yaitu Manusia berinteraksi dengan orang lain berdasarkan motif dengan cara menyampaikan simbol dan memberikan makna atas simbol tersebut. Makna di hasilkan Dari proses komunikasi interpersonal dengan pesan berupa hijab syar’i. Kemudian, individu melakukan proses komunikasi diri atau yang disebut dengan komunikasi intrapersonal dan menghasilkan

suatu makna yang diinterpretasikan melalui busana.18

Dari beberapa penelitian terdahulu telah banyak menjelaskan tentang pentingnya keberadaan jilbab dan dalam penelitian ini juga membahas mengenai jilbab, terdapat perbedaan pengertian jilbab dari penelitian

17Sahdah Dzakiyah, “Penafsiran Sayyid Quthb tentang khimar dalam Al-qur’an surat An-nur ayat

31”, Skripsi Sarjana Ushuluddin, (Surabaya:UIN Sunan Ampel Surabaya,2017), h.65.

18Nindy Azizah, “Perilaku komunikasi muslimah hijab syar’i di desa kemiri kecamatan sidoarjo

kabupaten sidoarjo”, Sarjana Ilmu Komunikasi (Surabaya:UIN Sunan Ampel Surabaya, 2016),h.128.

(24)

15

terdahulu dan penelitian yang dilakukan penulis.Dalam penelitian terdahulu menggunakan makna bahwa jilbab adalah penutup kepala sedangkan dalam penelitian penulis bahwa jilbab adalah pakaian longgar atau diibaratkan dengan gamis atau jubah. Kemudian Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan penelitian terdahulu ialah bahwasanya penulis lebih

mengkhususkan pada obyeknya yaitu jilbab dan khimar sehingga menjadi

busana muslimah yang syar’i. Subjek yang penulis teliti yaitu pada mahasiswi Prodi Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Ampel Surabaya yang memakai

jilbab dan khimar sedangkan pada penelitian terdahulu subjeknya yaitu siswa

yang penelitiannya di lembaga sekolah dan juga di masyarakat. Terdapat juga penelitian terdahulu yang menekankan pada pendapat dan penafsiran tokoh

mengenai jilbab dan khimar serta kajian nya yang terdapat dalam Al-qur’an

sedangkan penulis menekankan pada pendapat mahasiswi pengguna jilbab khimar sehingga jelas sekali perbedaannya.

Tetapi terdapat persamaan mengenai perilaku pada penelitian terdahulu dan penelitian ini, namun penulis disini membatasi bahwa perilaku yang dibahas ialah dalam lingkup kegiatan belajar yang bernilai keagamaan di kelas atau dalam kegiatan belajar PAI dan menfokuskan pada kesehariannya dalam mengikuti proses kegiatan belajartersebut di Prodi Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Ampel Surabaya sedangkan pada penelitian terdahulu membahas perilaku kesehariannya di manapun, baik itu di dalam sekolah maupun diluar sekolah. Jadi penelitian terdahulu dan penelitian yang dilakukan oleh penulis sendiri sangat berbeda dan hasilnya

(25)

16

pun tidak akan sama. Pada penelitian terdahulu terdapat problematikanya dalam menggunakan jilbab sedangkan pada penelitian yang di lakukan

penulis ialah menjelaskan implikasi dari penggunaan jilbab khimar terhadap

perilaku sosial dalam kegiatan belajar PAI.

Terdapat hubungan antara penelitian terdahulu dan penelitian yang dilakukan oleh penulis bahwa penggunaan jilbab dapat berpengaruh terhadap perilaku seseorang tetapi tergantung latar belakang atau faktor pendorong penggunaan jilbab tersebut, apabila dilakukan karena ketaatannya dengan agama maka dapat merubah perilaku seseorang dari yang buruk menjadi baik. Dalam penelitian ini di fokuskan terhadap kegiatan belajar yang diikutinya ketika di dalam kelas sehingga yang terpenting yaitu perilaku sosial nya ketika proseskegiatan belajar yang berhubungan dengan nilai keagamaan atau kegiatan belajar PAI.

F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Dalam skripsi yang direncanakan dengan judul “Penggunaan jilbab khimar dan implikasinya terhadap perilaku sosial dalam kegiatan belajar PAI pada mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya”. Terdapat ruang lingkup dan pembatasan penelitian dalam penelitian ini , yaitu:

1. Ruang Lingkup

Ruang lingkup jilbab khimar yang dimaksudkan dalam penelitian

ini yaitu jilbab secara umum berarti pakaian yang lebar, longgar, dan

menutupi seluruh bagian tubuh sedangkan khimar yaitu kain yang

(26)

17

belakang maupun dari depan (termasuk menutupi tulang selangka). Khimar harus menjulur lurus kebawah dari kepala hingga seluruh dada tertutupi.

Adapun perilaku sosial yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu suatu tindakan perorangan yang merupakan hasil dari hubungan antar individu dengan lingkungannya sehinggaakan menimbulkan suatu tindakan-tindakan atau perbuatan yang berhubungan dengan nilai-nilai sosial. Perilaku sosial disini hanya pada kegiatan belajar yang diikuti dikelas khusunya pada kegiatan belajar PAI.

Kemudian implikasi terhadap kegiatan belajar PAI, sebelumnya yang dimaksud dengan kegiatan belajar PAIdalam penelitian ini yaitu suatu usaha yang dikerjakan secara sungguh-sungguh dalam proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang seperti perubahan pengetahuan, sikap, tingkah laku, keterampilan dan aspek-aspek lainnya yang berasal dari usaha bimbingan atau arahan tertentu dengan tujuan agar pembelajar dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya pribadi muslim yang baik.

Selanjutnya maksud dari implikasi yaitu dampak yang ditimbulkan terhadap perilaku sosial dalam mengikuti kegiatan belajar PAI yang

diikuti oleh mahasiswi pengguna jilbab khimar prodi Pendidikan Agama

Islam UIN Sunan Ampel Surabaya.

(27)

18

Penulismembatasi jilbab khimar yaitu dengan menggunakan makna

bahwa jilbab merupakan pakaian yang lebar, longgar, dan menutupi seluruh bagian tubuh sampai telapak kaki atau bisa diibaratkan seperti

gamis atau jubah kemudian dilengkapi dengan khimar yang digunakan

sebagai kerudung lebar yang menutupi kepala, leher dan menjulur hingga

menutupi dada wanita. Jika penggunaan kerudung atau khimarmenjulur

hingga menutupi tulang selangka maka kerudung tersebut juga tetap

disebut dengan khimar karena pada dasarnya juga menutupi dada

meskipun lebih panjang. Jadi penulis membatasi bahwa jilbab dan khimar

merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi sehingga menjadi busana muslimah yang syar’i sesuai dengan syariat islam.

Kemudian perilaku sosial bagi pengguna jilbab khimar di Prodi

Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Ampel Surabaya ini dibatasi dengan perilaku kesehariannya di dalam kelas pada saat mengikuti proses kegiatan belajar PAI. Dalam hal ini perilaku sosial meliputi Taat dan patuh, Jujur, Sopan santun (Etika berbicara dan Etika bergurau), Peka dan peduli, Ikhtiar atau usaha sehingga dapat aktif dalam kegiatan belajar. Setelah itu akan diketahui perilaku sosial mahasiswi yang memakai jilbab khimar Prodi Pendidikan Agama Islam di UIN Sunan Ampel Surabaya apakah sesuai dengan ajaran agama Islam. Selanjutnya mahasiswi prodi Pendidikan Agama Islam dalam penelitian ini dibatasi hanya mahasiswi angkatan 2015. Penulis membatasi hanya mahasiswi angkatan 2015saja karena beberapa alasan yaitu (1) karena dalam penelitian ini difokuskan

(28)

19

terhadap perilaku sosial, penelitian yang berhubungan dengan perilaku sosial maka akan lebih baik jika yang menilai adalah orang yang dekat dan tau mengenai perilaku kesehariannya dalam kegiatan belajar PAI.

Penulis sudah mengenal informan dan lebih tau kesehariannya dalam mengikuti kegiatan belajar PAI. Karena pada dasarnya penulis merupakan mahasiswi angkatan 2015 ; (2) Selanjutnya alasan kedua yaitu karena mahasiswi prodi Pendidikan Agama Islam angkatan 2015 merupakan angkatan tertua sehingga sudah lama untuk berproses dalam menerima ilmu agama ; (3) Kemudian alasan ketiga yaitu karena angkatan 2015 adalah angkatan tertua maka lebih banyak pengalaman yang di dapatkan selama berada di prodi Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Ampel Surabaya. Maka dari itu dalam penelitian ini penulis hanya akan menfokuskan pada mahasiswi angkatan 2015.

Kemudian yaitu kegiatan belajar PAI dibatasi dengan kegiatan belajar yang bernilai keagamaan atau mata kuliah yang berhubungan dengan keagamaan sehingga bukan mata kuliah umum yang diikuti oleh

pengguna jilbab khimarmahasiswi prodi Pendidikan Agama Islam UIN

Sunan Ampel Surabaya. Karena pada dasarnya di semester 7 yang ada hanyalah mata kuliah keagamaan.

(29)

20

Definisi istilah atau juga disebut definisi operasional menjelaskan istilah-istilah dalam skripsi. Fungsi dari penegasan istilah adalah untuk mempermudah dalam memahami skripsi ini dan agar terhindar dari kesalah pahaman di dalam memahami peristilahan yang ada. Untuk lebih mudah memahami penggunaan istilah dalam penelitian ini, penulis memberikan pengertian dalam beberapa istilah pokok. Istilah-istilahtersebut antara lain sebagai berikut.

1. Jilbab Khimar

Jilbab adalah pakaian yang lebar, longgar, dan menutupi seluruh

bagian tubuh19. Pakar Tafsir Al-biqa’i (1406-1408 M) menyebut

beberapa pendapat tentang makna jilbab antara lain baju yang longgar atau kerudung penutup kepala wanita, atau pakaian yang menutupi baju dan kerudung yang dipakainya, atau semua pakaian yang menutupi badan

wanita20. Sedangkan Dalam Al-Qur’an khimar disebut dengan istilah

khumur, adalah kain yang menutupi kepala, leher dan menjulur hingga menutupi dada wanita dari belakang maupun dari depan (termasuk

menutupi tulang selangka). Khimar harus menjulur lurus kebawah dari

kepala hingga seluruh dada tertutupi21. Jilbab dan khimar memiliki

makna yang berbeda tetapi hakikatnya sama yaitu untuk menutup aurat dan melindungi wanita dari godaan kaum laki-laki. Sehingga hal itu dapat menjaga kehormatan muslimah.

2. Perilaku sosial

19Ratna wijayanti, “Jilbab sebagai etika busana muslimah”…,h.164. 20M. Quraish Shihab, Jilbab Pakaian Wanita Muslimah, h. 81. 21Ratna wijayanti, “Jilbab sebagai etika busana muslimah…,h.155.

(30)

21

Perilaku menurut KBBI adalah suatu tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan sedangkan sosial menurut KBBI adalah sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat, suka memperhatikan kepentingan umum antara lain suka menolong antar sesama, menderma dan sebagainya. Jadi perilaku sosial yaitu suatu tindakan perorangan yang merupakan hasil dari hubungan antar individu dengan lingkungannya sehinggaakan menimbulkan suatu tindakan-tindakan atau perbuatan yang berhubungan dengan nilai-nilai sosial, mulai dari perilaku positif maupun negatif.

3. Kegiatan belajar PAI

Jika dilihat dari aspek sosiologi, kegiatan dapat diartikandengan dorongan atau perilaku dan tujuan yang terorganisasikan atauhal-hal

yang dilakukan oleh manusia.22 Selanjutnya kegiatan belajar PAI ialah

suatu usaha yang dikerjakan secara sungguh-sungguh dalam proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang seperti perubahan pengetahuan, sikap, tingkah laku, keterampilan dan aspek-aspek lainnya yang berasal dari usaha bimbingan atau arahan tertentu dengan tujuan agar pembelajar dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya pribadi muslim yang baik.

H. Sistematika Pembahasan

Dalam penelitian ini penulis membuat laporan dalam bentuk skripsimenjadi lima bab. Masing-masing bab terdiri dari sub bab, dan

(31)

22

sebelummemasuki bab pertama terlebih dahulu peneliti sajikan beberapa bagianpermulaan secara lengkap yang sistematikanya meliputi halaman sampul,halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, motto, halamanpersembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftargambar, daftar lampiran, dan daftar transiliterasi.

Bab Pertama Pendahuluan, yang berisi gambaran secara keseluruhan meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penelitian terdahulu, ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, definisi istilah, dan sistematika pembahasan.

Bab Kedua Kajian Pustaka, yang berisi pembahasan mengenai jilbab khimar yang terdiri dari,pengertian jilbab khimar, Fungsi Jilbab atau pakaian, Macam dan jenis kerudung, Kategori wanita berpakaian, Batasan dalam menutup aurat, Manfaat menutup aurat, Hikmah menutup aurat. Kemudian pembahasan mengenai perilaku sosial yang terdiri dari, pengertian perilaku sosial, aspek-aspek perilaku sosial, jenis-jenis perilaku sosial, upaya pembentukan perilaku sosial dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sosial. Selanjutnya yaitu pembahasan mengenai kegiatan belajar PAI yang terdiri dari, pengertian kegiatan belajar, prinsip-prinsip kegiatan belajar, tujuan kegiatan belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar, ruang lingkup dan kegiatan belajar PAI.

Bab Ketiga Metode Peneltian, bab ini berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian,subjek dan objek penelitian, tahap-tahap penelitian, sumber dan jenis data, teknik pengumpulan data dan analisis data.

(32)

23

Bab Keempat Penyajian dan Analisis Data, berisi tentang deskripsi data umum berupa gambaran umum obyek penelitian yaitu sejarah UIN Sunan Ampel Surabaya, letak geografis, visi-misi, sasaran, keadaan dosen dan mahasiswa, susunan organisasi, sarana prasarana prodi Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Ampel Surabaya, kemudian berisi penyajian data yang berisi tentang hasil wawancara, observasi, angket. Selanjutnya tentang analisis data dari hasil yang telah diperoleh.

Bab Kelima Penutup,merupakan penutup yang diakhiri dengan kesimpulan dan saran.

(33)

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Jilbab Khimar

1. Jilbab Khimar

a. Pengertian Jilbab Khimar

Agama Islam sangat menghormati kedudukan seorang wanita, hal ini dapat terlihat bagaimana Islam memperlakukan kaum Muslimahnya dari segala aspek, termasuk tata cara berpakaian. Hal ini dimaksudkan tidak lain untuk melindungi dan menjaga kehormatan kaum Muslimah. Dan Agama islam juga telah menegaskan pada umatnya bahwa tubuh perempuan merupakan perhiasan yang harus dijaga karena tubuh perempuan merupakan sumber fitnah dari gangguan kaum laki-laki dan memancing hasrat seksual laki-laki.

Tubuh dalam Islam sangat terkait dengan konsep aurat sebagai salah satu solusi untuk memberikan perlindungan terhadap tubuh perempuan. Perlindungan tersebut dilakukan dengan cara memperkenalkan bahwa bagian tubuh yang dianggap aib (aurat) tidak boleh dipertontonkan. Rasulullah SAW juga mewajibkan seorang perempuan muslimah untuk menutup auratnya (tubuhnya), dan tidak mempertontonkan tubuhnya kecuali wajah dan kedua telapak tangan sesuai dengan perintah Allah SWT.Maka dari itu, perempuan muslim harus mengutamakan penggunaan pakaian yang

(34)

25

dapat menutupi auratnya. Pakaian yang dapat menutup aurat perempuan ialah pakaian yang tidak memperlihatkan lekuk tubuh, tidak pendek,kain panjang yang di kemudian hari dikenal dengan jilbab23.

Secara umum jilbab adalah pakaian yang lebar, longgar, dan

menutupi seluruh bagian tubuh24.Jilbab merupakan bentuk jamak

dari jalaabiib yang artinya pakaian yang luas. Artinya adalah

pakaian yang lapang dan dapat menutupi aurat wanita kecuali muka dan telapak tangan hingga pergelangan tangan saja yang ditampakkan. Kemudian jilbab menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah kerudung lebar yang dipakai wanita muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai dada. Jilbab di Indonesia sendiri awalnya lebih dikenal dengan sebutan kerudung yaitu kain untuk menutupi kepala, namun masih memperlihatkan leher dan sebagian rambut. Baru pada awal tahun 1980an istilah jilbab mulai dikenal,

yaitu kerudung yang juga menutup leher dan semua

rambut25Berikut ini adalah beberapa pendapat mengenai jilbab,

diantaranya:

1) Menurut Sufyan bin Fuad Baswedan ada sedikit kerancauan

antara jilbab dalam bahasa Indonesia dan jilbab dalam istilah syar’i (bahasa Arab). Jilbab dalam bahasa Arab

23 Unun Roudlotul Jannah, “Agama,Tubuh dan Perempuan”, h.80. 24 Ratna wijayanti, “Jilbab sebagai etika busana muslimah”…,h.164.

(35)

26

artinya kain lebar yang diselimutkan ke pakaian luar, yang menutupi kepala, punggung dan dada, yang biasanya dipakai ketika wanita keluar dari rumahnya. Ada pula yang mengartikan dengan pakaian luar yang menutupi seluruh tubuh mulai dari kepala hingga telapak kaki sedangkan yang populer di kalangan masyarakat Indonesia ialah identik dengan kerudung. Namun tak mengapa, apapun istilahnya yang penting hakikat dari jilbab tersebut harus

sesuai yang di syariatkan Allah dan Rasulnya;26

2) Pakar Tafsir Al-biqa’i (1406-1408 M) menyebut beberapa

pendapat tentang makna jilbab antara lain baju yang longgar atau kerudung penutup kepala wanita, atau pakaian yang menutupi baju dan kerudung yang dipakainya, atau semua pakaian yang menutupi badan wanita. Kalau yang dimaksud dengan jilbab adalah baju, maka ia adalah pakaian yang menutupi tangan dan kakinya, kalau kerudung maka perintah mengulurkannya adalah menutup wajah dan lehernya. Kalau maknanya pakaian yang menutupi baju, maka perintah mengulurkannya adalah membuatnya

longgar sehingga menutupi semua badan dan pakaian;27

26 Sufyan Bin Fuad Baswedan, Samudera Hikmah Dibalik Jilbab Muslimah, h.38. 27 M. Quraish Shihab, Jilbab Pakaian Wanita Muslimah, h.81.

(36)

27

3) Mulhandy Ibn. Haj, mengatakan bahwa jilbab adalah

pakaian yang lapang dan dapat menutup aurat wanita, kecuali muka dan telapak tangan sampai pergelangan

tangan saja yang ditampakkan;28

4) Fuad Mohd. Fachruddin, mengatakan bahwa jilbab berasal

dari kata jalaba yang berarti menari, maka karena badan

wanita merupakan pandangan dan perhatian umum

hendaklah ditutup;29

5) Imam (2013) dalam Tafsir ayat jilbab kajian terhadap QS

al-Ahzab (33): 59 mengemukakan bahwa jalabib adalah bentuk jamak kata jilbab, yang merupakan bentuk mashdar

dari kata jalbaba, yang berasal dari satu rumpun kata

jalaba, yang berarti menghimpun dan membawa. Ia juga berarti menutupkan sesuatu diatas sesuatu yang lain

sehingga tidak dapat dilihat. Jalabib sendiri dapat menutupi

seluruh anggota badan. Di dunia Arab lebih dikenal dengan jalabiyyah, selain itu juga tajalbaba yang berarti

“membajui.”30

6) Ibnu Abbas dan Qatadah, mengatakan bahwa seorang

wanita harus mengulurkan jilbabnya sampai di atas dahi kemudian mengaitkannya ke hidung. Wanita boleh

28 Mulhandy Ibn, Haj, Enam Puluh Satu Tanya Jawab Tentang Jilbab, (Bandung: Expres Press, 1998),h. 5.

29 Fuad Mohd. Fachruddin, Aurat dan Jilbab dalam Pandangan Mata Islam, (Penerbit Pedoman Ilmu Jaya), h.24.

(37)

28

menampakkan kedua matanya, namun harus menutupi dada

dan sebagian besar wajahnya31

Jadi dari beberapa pendapat mengenai jilbab, dapat di simpulkan bahwa jilbab sebagai pakaian atau kain dimana berfungsi untuk menutup aurat wanita terkecuali muka dan telapak tangan. Jadi jilbab bisa berupa pakaian yang menutupi tubuh ataupun kepala. Adapun mengenai mode busana muslim, tidaklah ada ketentuan yang pasti dari nash al-Qur’an atau al-Hadits, yang mana diserahkan kepada pribadi masing-masing sesuai dengan selera dan seni budaya serta keadaan lingkungan, asalkan memenuhi syarat atau fungsi tertutupnya aurat dapat terpenuhi

secara sempurna.32

Tidak bisa dipungkiri bahwa berbagai model jilbab dewasa ini sudah menjadi dari gaya hidup modern. Para muslimah sudah tidak ragu mengenakan pakaian dengan warna-warna yang cerah dan model masa kini.Seorang muslimah harus bisa memilih bentuk model yang sesuai dengan prinsip Islam, namun memiliki nilai estetika (keindahan) yang tinggi. Karena sebagaimana kita ketahui dalam masalah pakaian, Islam hanya menetapkan batas-batas yang harus ditutupi saja, sedangkan dalam masalah modelnya diperintahkan kepada kita untuk menata dan memperindahnya sesuai dengan selera asalkan tidak terlalu berlebihan dan tetap

31 Abu Hayyan al-Andalusi, Al-Bahr al-Muhith, (Beirut: Dar al-Kutub Ilmiah,1993),h.240. 32 Labib MZ. Wanita dan Jilbab, (Surabaya: Bintang Pelajar, 1998), h. 124

(38)

29

sesuai dengan syariat Islam. umat Islam dituntut untuk

menunjukkan kemampuan intelektual, ketrampilan, dan

keahliannya di bidang busana, supaya pakaian muslimah senantiasa enak disandang dan nyaman dipandang, sehingga kita berkenan mamakainya dengan penuh keimanan dan ketaqwaan.

Pada awalnya model berjilbab wanita muslim di Indonesia hanya sebatas jilbab persegi panjang yang menutupi sebagian kepala seperti diselampirkan saja dan dipadu dengan kebaya. Modelnya cenderung monoton dengan warna-warna yang tidak menarik. Dalam perkembangannya, model berjilbab wanita muslim Indonesia mengalami perubahan beriringan dengan perkembangan zaman33.

Allah berfirman dalam Q.S Al-A’raf : 26

Artinya:

Wahai anak cucu Adam, Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat.34

33 Eko Setiawan, “Fenomena jilbab dalam perspektif sosiologi”, h.109-110.

(39)

30

Pakaian secara fisik dan non fisik memiliki peran penting dalam kehidupan. Secara non fisik, pakaian dapat mempengaruhi perilaku orang yang memakainya. Dengan pakaian yang sopan misalnya, akan mendorong seseorang untuk berperilaku yang baik serta mendatangi tempat-tempat yang terhormat dan begitupun sebaliknya pakaian yang tidak sopan akan mendorong seseorang untuk berperilaku kurang baik dan juga dapat mendatangi tempat-tempat yang kurang baik.

M. Quraish Shihab mengungkapkan bahwa pakaian memang tidak menciptakan santri, tetapi dapat mendorong pemakai untuk berperilaku santri. Begitupun sebaliknya, pakaian bisa mendorong seseorang untuk berperilaku seperti setan tergantung

dari cara dan model pakaiannya35. Jadi pada dasarnya manusia

memiliki kebiasaan untuk menyesuaikan perilaku dirinya dengan pakaian yang ia pakai saat itu. Dasar diwajibkannya wanita berjilbab juga terdapat dalam Q.S Al-Ahzab : 59 yaitu

Artinya:

Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan wanita-wanita (keluarga) orang-orang mukmin, agar mereka mengulurkan atas diri mereka (ke seluruh tubuh

35 Muhammad Walid dan Fitriyatul Ulum, Etika berpakaian bagi perempuan, (Malang : UIN Maliki press, 2012), h.24.

(40)

31

mereka) jilbab mereka. Hal itu menjadikan mereka lebih mudah dikenal (sebagai para wanita muslimah yang terhormat dan merdeka) sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah senantiasa Maha Pengampun lagi Maha Penyayang36

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT telah memberikan perintah kepada nabi Muhammad SAW untuk menjelaskan kepada para istri dan anak-anak perempuannya serta perempuan-perempuan mukminin untuk menggunakan jilbab. Perintahnya seolah-olah memang khusus untuk mereka sebagai penghargaan dan syarat bahwa mereka seharusnya menjadi pelopor ketaatan yang paling dulu mengindahkan ajaran tersebut. Mereka diperintahkan supaya tidak memperlihatkan perhiasan anggota tubuhnya di depan orang lain, sehingga wanita itu wajib menutup

seluruh tubuhnya selain wajah dan kedua telapak tangannya.37

Paparan tersebut memberikan gambaran bahwa seruan menggunakan jilbab sebagaimana disebutkan dalam ayat tersebut dimaksudkan sebagai cara untuk memperlihatkan identitas

perempuan-perempuan merdeka dari perempuan-perempuan

budak. Hal ini dapat dipahami bahwa dalam tradisi arab ketika itu, perempuan-perempuan budak dinilai tidak berharga. Mereka mudah sekali menjadi sasaran pelecehan seksual kaum laki-laki, bahkan status sosial direndahkan dan dihinakan. Berbeda dengan perempuan budak diatas, perempuan merdeka meskipun masih

36Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Keluarga, h.426.

37 Muhammad Said Ramadhan, Kemana Pergi Wanita Mu’minah, (Jakarta: Gema Insani Press, 1992), h.33.

(41)

32

dipandang sebagai makhluk yang tersubordinasi oleh laki-laki,

perlakuan terhadap mereka relatif lebih baik. 38

Para ahli tafsir berbeda pendapat dalam masalah

mengulurkan jilbab yang dimaksudkan Allah dalam ayat tersebut:39

1) Menurut Al-Qurthubi , jilbab adalah pakaian yang menutup

seluruh badan. Ia juga menyebutkan bahwa menurut Al-Hasan, ayat tersebut memerintah kaum wanita untuk menutup separo wajahnya;

2) Azzamakhsyari dalam Alkasysyaf merumuskan jilbab

sebagai pakaian yang lebih besar daripada kerudung, tetapi lebih kecil daripada selendang. Ia dililitkan di kepala perempuan dan membiarkannya terulur ke dadanya;

3) Menurut Al-Jazairi, hendaklah mereka mengulurkan

jilbabnya ke seluruh tubuh mereka artinya mengulurkan jilbab ke wajah mereka sehingga yang tampak dari seorang wanita hanyalah satu matanya yang digunakan untuk melihat jalan jika dia keluar untuk suatu keperluan;

4) Ibnul Jauzi, At-Thabari, Ibnu Katsir, Abu Hayyan, Abu

Su’ud, Al-Jashash, dan Ar-Razi menafsirkan mengulurkan jilbab adalah menutup wajah, badan, dan rambut dari orang-orang asing (non mahram) atau ketika keluar untuk sebuah keperluan.

38 Imam Taufiq, “Tafsir ayat jilbab: kajian terhadap QS Al-Ahzab (33) ayat 59”. Jurnal At-Taqqadum. Vol.5 No.2. 2013. h.339-340.

(42)

33

Dengan demikian, dapat kita ketahui bahwa para ahli tafsir dari dahulu hingga sekarang telah bersepakat bahwa jilbab adalah sebuah kewajiban agama bagi kaum wanita. Mereka bersepakat tentang wajibnya memakai jilbab dan berbeda pendapat tentang mengulurkan jilbab.

Sebagai seorang muslimah, dalam penggunaan jilbab atau pakaian maka juga harus menggunakan kerudung atau dalam

bahasa arab disebut dengan Khimar. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia kerudung yaitu tudung (lampu dsb) atau kain penutup

kepala perempuan. Kata Khimar berasal dari bahasa Arab,

bentuk jamak dari Khumur yang maknanya tutup atau

tudung kepala wanita. Kemudian terdapat beberapa pendapat

mengenai khimar diantaranya:

1) Menurut Imam Ibn Mandzur di dalam kitab Lisan Al-‘Arab

mengatakan “Al-Khimar Li Al-Mar’ah Al-Nashif” (Khimar

bagi perempuan adalah penutup kepala), kain penutup yang digunakan wanita untuk menutup kepala hingga mencapai dada, agar leher dan dadanya tidak nampak;

2) Buya Hamka memaknaiKhimar sebagai selendang

(kudung), yang telah memang tersedia ada di kepala dan ditutupkan ke dada;

3) Muhammad Nashiruddin Al-Albani menyimpulkan bahwa,

(43)

34

disiplin kepakarannya dari kalangan ahli tafsir, ahli hadis, ahli bahasa, hingga bidang-bidang lain, dari yang terdahulu sampai yang terakhir. Seluruhnya mereka sepakat dalam

mendefenisikan Khimar sebagai kerudung;40

4) Dalam Al-Qur’an Khimardisebut dengan istilah Khumur,

adalah kain yang menutupi kepala, leher dan menjulur hingga menutupi dada wanita dari belakang maupun dari

depan (termasuk menutupi tulang selangka). Khimar harus

menjulur lurus kebawah dari kepala hingga seluruh dada tertutupi.41

Allah berfirman dalam Q.S An-Nur : 31

Artinya:

Katakanlah (wahai Nabi Muhammad) kepada wanita- wanita mukminah, “Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka dan janganlah mereka menampakkan hiasan (pakaian, atau bagian tubuh) mereka kecuali yang (biasa) nampak darinya dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung (Khimar) mereka ke dada mereka”42

Ayat tersebut menjelaskan bahwa seorang muslimah

diwajibkan menggunakan khumur. Kata khumur merupakan bentuk

40Wahyu Fahrul Rizki, “Khimar dan hukum memakainya dalam pemikiran”…,h.21-22. 41Ratna wijayanti, “Jilbab sebagai etika busana muslimah”…,h.155.

(44)

35

plural darikhimar yang artinya kerudung.43Allah memerintahkan

kepada kaum mukminah agar menjaga pandangannya terhadap mukminin yang bukan mahramnya, dan Juga memerintahkan agar menjaga farjinya (kemaluannya) dari perzinaan dan menutup

auratnya dengan Khimarhingga tidak terlihat oleh siapa pun,

sehingga hatinya menjadi lebih bersih dan terjaga dari kemaksiatan. Allah memerintahkan kepada mukminah untuk memakai

kerudung (Khimar) yang panjang agar dapat menutupi dada dan

bagian sekitarnya, agar berbeda dengan pakaian wanita jahiliyah.

Jadi dapat disimpulkan bahwa khimaradalah kain kerudung yang

dapat menutupi kepala, leher hingga sampai ke dada dan bahkan sampai kepunggung belakang.Dapat diketahui bahwa adanya

berbagai macam pendapat mengenai jilbab dan khimar.

Penggunaan jilbab dan khimar memang sangat diharuskan bagi

para wanita muslimah. Jilbab dan khimar memiliki makna yang

berbeda tetapi tujuannya sama yaitu untuk menutup aurat perempuan. Dalam penelitian ini penulis membatasi dengan menggunakan makna bahwa jilbab merupakan pakaian yang lebar, longgar, dan menutupi seluruh bagian tubuh dan dapat diibaratkan

bahwa jilbab adalah seperti gamis atau jubah. Kemudian khimar

merupakan kain kerudung yang menutupi kepala, leher dan

(45)

36

menjulur hingga menutupi dada wanita asalkan kerudung tersebut lebar.

Penulis membatasi penggunaan khimar hingga menutupi

dada karena sudah dijelaskan dalam Q.S An-Nur ayat 31 bahwa Allah memerintahkan untuk menutupkan kain kerudung ke dada. Jika penggunaan kerudung menjulur hingga menutupi tulang

selangka maka kerudung tersebut juga tetap disebut dengan khimar

karena pada dasarnya juga menutupi dada meskipun lebih panjang. Jadi jilbab merupakan pakaian yang kemudian dilengkapi dengan khimarsebagai penutup kepala sehingga jilbab dan khimar merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi dan menjadi busana muslimah yang syar’i sesuai dengan syariat islam.

b. Fungsi jilbab atau pakaian

Ada beberapa fungsi jilbab atau pakaian yaitu, dapat diketahui bahwa dari sekian banyak ayat al-Quran yang berbicara tentang pakaian, dapat ditemukan paling tidak ada empat fungsi pakaian. Al-Quran surat al­A’raf (7): 26 menjelaskan dua fungsi pakaian yaitu penutup aurat dan perhiasan. Sebagian ulama bahkan menyatakan bahwa ayat di atas berbicara tentang fungsi ketiga pakaian, yaitu fungsi taqwa, dalam arti pakaian dapat menghindarkan seseorang terjerumus ke dalam bencana dan kesulitan, baik bencana duniawi maupun ukhrawi.Fungsi pakaian selanjutnya diisyaratkan oleh al-Quran surat alAhzab (33): 59

(46)

37

yang menugaskan Nabi SAW agar menyampaikan kepada isteri-isterinya, anak-anak perempuannya, serta wanita-wanita mukmin agar mereka mengulurkan jilbab mereka.

Terlihat dalam al-Quran surat AlAhzab (33): 59 bahwa fungsi pakaian adalah sebagai penunjuk identitas dan pembeda antara seseorang dengan yang lain. Juga untuk menjaga kehormatan seorang muslimah dari gangguan lelaki usil yang hendak menggodanya. Rasul Saw amat menekankan pentingnya penampilan identitas muslim, antara lain melalui pakaian. Jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi jilbab ada 4 yaitu: penutup aurat;

perhiasan; perlindungan dan pembeda identitas.44

Ada beberapa alasan atau latar belakang penggunaan jilbab bagi wanita muslimah di Indonesia diantaranya yaitu:

1) Jilbab atas alasan teologis, yaitu kewajiban Agama, mereka

yang menggunakan jilbab akan memahaminya sebagai kewajiban yang tidak bisa ditinggalkan;

2) Jilbab atas alasan psikologis. Perempuan yang

menggunakan jilbab atas motif ini sudah tidak memandang lagi jilbab sebagai kewajiban agama, tetapi sebagai budaya dan kebiasaan yang apabila ditinggalkan akan membuat hati tidak tenang;

44 Umar Sidiq, “Diskursus makna jilbab dalam surah Al Ahzab 59: Menurut Ibnu Kathir dan M.

(47)

38

3) Jilbab atas alasan modis. Jilbab sebagai produk fashion,

jilbab model ini sebagai jawaban terhadap tantangan dunia model yang sangat akrab dengan perempuan. Namun disisi lain ada nilai-nilai agama yang berusaha dipertahankan dan sebagai merk dagang. Munculnya outlet-outlet dan acara-acara peragaan busana muslimah mampu menghadirkan model jilbab dan busana muslimah yang telah melampaui persoalan agama;

4) Jilbab atas alasan politis. Fenomena ini muncul dari

berbagai kelompok islam yang menggunakan simbol-simbol agama sebagai dagangan politik. Dalam konteks ini, jilbab tidak lagi menjadi persoalan keimanan, kesalehan dan kesadaran pribadi, namun akan dipaksakan ke ruang publik.45

c. Macam dan Jenis Kerudung

Jilbab di Indonesia dikenal dengan kerudung bukan pakaian. Jilbab sudah menjadi salah satu dari daftar pencarian terlaris bagi kaum hawa, apalagi saat-saat ketika akan memasuki bulan Puasa. Zaman sekarang, jilbab ataupun kerudung sudah tidak lagi busana yang cuma dipakai untuk menutupi aurat. Akan tetapi lebih dari itu, perancang fashion memberi perhatian lebih terhadap

(48)

39

model busana yang satu ini. Adapun beberapa macam jeniskhimar

yang beredar di Indonesia khususnya:

1) Bergo;

2) Kerudung rajut mirip seperti pashmina;

3) Kerudung segi empat;

4) Pashmina;

5) Kerudung Syiria;

6) Kerudung lengan;

7) Kerudung jumbo;

8) Kerudung cape.46

Uraian diatas merupakam jenis-jenis kerudung atau khimar yang sedang tren di Indonesia saat ini. Apa pun jenis dan macamnya, yang paling penting adalah tidak menyimpang dari

pengertian khimar itu sendiri, di mana ia berfungsi sebagai penutup

aurat.

d. Kategori Wanita Dalam Berpakaian

Setiap yang diperintahkan oleh Allah Swt. dan Rasul-Nya adalah prinsip dalam Islam. Maka memakai busana muslimah hukumnya wajib atas semua wanita yang beriman. Kedudukan memakai jilbab sama dengan kewajiban-kewajiban yang lain, seperti shalat, puasa, zakat dan lain-lain. Dalam artian bila dilaksanakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan akan

46http://alimustikasari.com/jenis-jenis-kerudung-wanita-terbaru-trend-masa-kini/Diakses 29 Maret

(49)

40

mendapat dosa.47 Pada saat ini dapat dijumpai berbagai kategori

wanita muslimah dalam berpakaian dan berkerudung diantaranya yaitu:

1) Perempuan berkerudung dengan pakaian syar’i

Perempuan berkerudung syar’i ini adalah

perempuan dengan kategori pemakai pakaian longgar, yaitu pakaian yang biasa dipakai oleh muslimah yang biasanya menggunakan kerudung dan pakaian yang berukuran besar dengan ukuran kain kerudung + 1 M dan dibiarkan menjulur sampai ke bagian perut dan punggung bahkan ujungnya bisa mencapai pinggulnya, sehingga kerudung yang digunakannya akan tampak sangat lebar dan besar. Jenis kerudung yang digunakan para muslimah tersebut, ada kalanya yang menggunakan jenis kerudung berupa kain lebar berbentuk segi empat, yang kemudian dilipat menjadi segi tiga dan digunakan bersama sebuah peniti atau jarum di bagian bawah dagu.

Pemakai kerudung longgar dan besar sebagaimana telah disebutkan di atas, biasanya memadukan kerudung dengan jilbab atau pakaian yang terdiri dari pakaian gamis atau jubah yaitu pakaian terusan tanpa potongan dengan ukuran yang sangat longgar serta selalu menggunakan kaos

(50)

41

kaki. Ada juga yang memadukannya dengan pakaian atasan yang sangat longgar sepanjang lutut dan dipadukan dengan rok longgar;

2) Perempuan berkerudung dengan pakaian sedang

Perempuan dengan kategori berkerudung sedang ini adalah muslimah pemakai kerudung yang sedang-sedang saja, tidak terlalu longgar dan tidak pula terlalu minimalis. Umumnya, kerudung dengan ukuran sedang ini sudah banyak tersedia di toko-toko busana, swalayan, pasar, dan tempat lainnya yang sudah siap pakai. Sebagian muslimah memadukannya dengan pakaian gamis atau jubah atau terusan yang tidak terlalu longgar bahkan dapat memperlihatkan lekuk tubuhnya.

Ada pula yang memadukannya dengan pakaian atasan yang beraneka ragam model dan style nya, mulai dari yang longgar sampai pada yang sengaja didesain sesuai dengan lekuk tubuh pemakainya. Panjang pakaian tersebut bervariasi, ada yang panjang sampai lutut, ada pula yang di atas lutut. Biasanya pakaian tersebut dipadukan dengan celana panjang yang longgar dan sebagian yang lain memadukannya dengan rok panjang;

(51)

42

Perempuan dengan kategori ketiga ini adalah perempuan berkerudung dengan pakaian sexy baik dipadukan dengan kerudung sedang atau kerudung minimalis, yaitu kerudung yang dipakai para muslimah yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga terlihat sangat kecil dan dipadukan dengan pakaian yang sangat minimalis pula. pakaian yang dipilih dan dipakai oleh muslimah dengan kategori ini ukurannya cukup kecil dan terkesan sedikit sesak untuk ukuran tubuhnya sehingga akan

mempertontonkan lekuk tubuhnya. 48

2. Batasan dan Syarat Dalam Menutup Aurat

Aurat menurut bahasa adalah sesuatu yang menimbulkan rasa malu, sehingga seseorang terdorong untuk menutupnya. Secara terminologi dalam hukum Islam, aurat adalah bagian badan yang tidak boleh kelihatan menurut syariat Islam. Batas minimal bagian tubuh manusia yang wajib ditutup berdasarkan perintah Allah.Apabila pengertian tentang aurat dikenakan pada tubuh wanita, maka hal itu terkait dengan situasi mana wanita itu berada. Secara umum, situasi itu dapat dibedakan dalam 3 hal, yaitu ketika ia berhadapan dengan Tuhan dalam keadaan shalat, ketika dengan mahramnya dan ketika

berhadapan dengan yang bukan mahramnya49

48Unun Roudlotul Jannah, “Agama,Tubuh dan Perempuan”. h.90-91.

49 Muhammad Sudirman Sesse, “Aurat wanita dan hukum menutupnya menurut hukum islam”. Jurnal Al-Maiyyah. Vol.9 No.2, 2016. h.316.

Gambar

diagram  prosentase  tersebut  maka  dapat  dilihat  dari  seluruh 29%
Diagram 3.2  Ukuran Khimar
Diagram 3.3  Warna Khimar
Diagram 3.4  Warna Pakaian
+3

Referensi

Dokumen terkait

(2) Rata-rata hasil belajar Filsafat Islam mahasiswa prodi PAI alumni non pesantren di FTK UIN Sunan Ampel Surabaya adalah 3,72, (3) tidak terdapat

Anwar Zahid melalui YouTube terhadap pemahaman mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan 2012, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Ampel Surabaya,

Sebagai Mahasiswa yang besar di kota Surabaya, Mahasiswa UIN Sunan Ampel merupakan Dalam penelitian ini Mahasiswa Universitas Islam Negeri Surabaya merupakan sekelompok

Praktik Budaya Akademik Mahasiswa Prodi Manajemen Pendidikan Islam Praktik budaya akademik mahasiswa Prodi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan

Setelah melakukan proses Terapi Menulis untuk meningkatkan self confidence seorang mahasiswi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, maka konselor meyakini

UIN Sunan Ampel Surabaya Press merupakan salah satu produk dari Pusat Pengembangan Bisnis UIN Sunan Ampel Surabaya yang bergerak pada bidang percetakan. Dalam

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2015 LPTK UIN SUNAN AMPEL SURABAYA..

b Pihak sponsor akan diberikan stan dan posisi yang strategis pada saat acara Olimpiade Matematika berlangsung di UIN Sunan Ampel Surabaya. c Produk dan keunggulan