• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Ahmad dalam peumpasan PKI di Desa GEmpolmanis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan Tahun 1962-1966.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Ahmad dalam peumpasan PKI di Desa GEmpolmanis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan Tahun 1962-1966."

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN AHMAD DALAM PENUMPASAN PKI

DI DESA GEMPOLMANIS KECAMATAN SAMBENG KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 1962-1966

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program Sastra Satu (S-1)

pada Jurusan Sejarah Peradaban Islam (SPI)

Oleh : NURUL ABDAR NIM: A72213142

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Skripsi ini mengkaji tentang Peran Mbah Ahmad dalam Penumpasan PKI di Desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan 1962-1966. Adapun masalah yang akan dibahas pada skripsi ini sebagai berikut: 1). Bagaimana Biografi Mbah Ahmad? 2). Bagaimana Sejarah Gerakan PKI di Desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan tahun 1962-1965? 3). Apa Peran Mbah Ahmad dalam Penumpasan PKI di Desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan?.

Untuk bisa menjawab permasalahan tersebut, penulis menggunakan metode sejarah, metode ini menggunakan empat tahap penelitian yaitu, Heuristik (pengumpulan sumber), Verifikasi (Kritik Sumber), Intepretasi (Penafsiran Sumber, dan Historiografi (Penulisan sejarah). Pendekatan sosiologi dan biografi untuk dapat mendeskripsikan seorang tokoh Mbah Ahmad dalam Penumpasan PKI di Desa Gempol Manis tahun 1962-1965. Adapun teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori Peranan yang meliputi norma-norma yang diungkapkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat yang dikemukakan oleh Soerjono Soekamto.

(7)

ABSTRACT

This thesis examines the role of Mbah Ahmad in PKI Crackdown in Gempol Manis Village Sambeng Sub-district, Lamongan District in 1962-1966. The problem to be discussed in this thesis as follows: 1). How is Mbah Ahmad Biography? 2). How History of the Movement of the PKI in the Village of Gempol Manis Sambeng Sub-district of Lamongan Regency in 1962-1965? 3). What is the Role of Mbah Ahmad in PKI Crackdown in Gempol Manis Village Sambeng Sub-district, Lamongan Regency ?.

To be able to answer the problem, the author uses historical method, this method uses four stages of research that is, Heuristic (source collection), Verification (Source Critique), Interpretation (Interpretation of Resources, and Historiography (Historical Writing) .Sociology and biographical approach to be able to describe A figure of Mbah Ahmad in the PKI Crackdown in Gempol Manis Village in 1962-1965. The theory used in this thesis is the role theory that covers the norms expressed by the position or place of a person in the community proposed by Soerjono Soekamto.

(8)

i

HALAMAN JUDUL ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

TRANSLITERASI ... viii

ABSTRAK KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xii

BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Pendekatan dan Kerangka Teoristik ... 9

F. Penelitian terdahulu ... 11

G. Metode Penelitian ... 14

H. Sistematika Pembahasan... 18

BAB II : BIOGRAFI MBAH AHMAD A. Letak Geografis ... 19

B. Geneologi ... 23

C. Latar Belakang Pendidikan ... 26

(9)

ii

BAB III: GERAKAN PKI DI DESA GEMPOL MANIS KECAMATAN SAMBENG KABUPATEN LAMONGAN 1962-1965

A. Sejarah Gerakan PKI I Desa Gempol Manis Kecamatan

Sambeng Kabupaten Lamongan 1962-1965 ... 36

B. Bentuk-bentuk Ajaran-ajaran PKI di Desa Gempol Manis

1962-1965 ... 56

C. Struktur Kepengurusan Gerakan PKI di Desa Gempol Manis

1962-1965 ... 58

D. Faktor-faktor yang mendukung perkembangan Gerakan PKI

di Desa Gempol Manis ... 59

BAB IV: PERAN MBAH AHMAD DALAM PENUMPASAN PKI DI DESA GEMPOL MANIS 1962-1965

A. Peran Mbah Ahmad dalam Penumpasan PKI di Desa Gempol

Manis 1962-1965 ... 62

B. Faktor pendukung penyebaran Islam di Desa Gempol Manis

1962-1965 ... 64

C. Dampak Positif Pasca Penumpasan PKI I Desa Gempol Manis

1962-1965 ... 70

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan ... 82

B. Saran ... 83

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah merupakan rekontruksi masa lalu yaitu yang sudah

dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan dialami oleh seseorang

sebagai ilmu, selain sejarah yang terikat dengan ilmu sosial lainnya, sejarah

juga terikat penalaran yang berdasarkan pada fakta. Kebenaran sejarah

terletak pada ketersediaan sejarawan untuk meneliti sumber yang objektif.

Sejarah juga harus memberikan informasi setuntas-tuntasnya dan

sebenarnya dengan sejelas-jelasnya sehingga memberikan kecocokan antara

pemahaman sejarawan dengan fakta.1

Awal mula muncul dan berkembangnya Partai Komunis Indonesia

yakni dibawa oleh H.J.F.M. Sneevliet pada tahun 1913. Seorang mantan

anggota Partai Buruh Sosial Demokrat yang telah tibah di pulau jawa dan

menjabat sebagai skretaris serikat dagang perusahaan belanda. Kemudian

setelah itu, ia mendirikan perkumpulan Indische Sociaal Democratische

Vereening (ISDV), bersama dengan Bersama, Brandstander, dan H.W.

Dekker, tujuan didirikannya ISDV adalah menyebarkan faham Marxisme.

Awalnya perkumpulan ini hanya beranggotakan orang-orang belanda saja,

1

(11)

2

kemudian untuk mengembangkan kelompok ini, Snevliet berusaha

mendekati Partai Serikat Islam cabang Semarang yang saat itu dipimpin

oleh Samaun dan Darsono, kedua pemuda tersebut merupakan pemuda

Indonesia yang cerdas, ulung dan pemberani. Usaha untuk mendekati

Samaun dan Darsono berhasil dengan baik. Samaun dan Darsono berhasil

dipengaruhi dan akhirnya masuk ISDV sebagai anggotanya.2

Kemenangan Partai Komunis Indonesia tak luput dari landasan yang

dikobarkan dari aliran Marxisme, bahwa kebebasan Negara-negara jajahan

akan dapat dicapai hanya dengan persatuan buruh. Dengan demikian ISDV

sangat patuh dengan faham Marxisme tersebut. Mendengar penyataan

seperti itu pemuda-pemuda Indonesia yang bergabung dengan ISDV

menjadi sangat revolusioner. Peran samaun dalam ISDV sangat

berpengaruh, pasalnya samaun menggunakan kedudukannya sebagai

komisaris Sarekat Islam cabang Semarang untuk mempengaruhi

pemimpin-pemimpin Sarekat Islam dan berhasil masuk aliran dengan faham Marxisme

1918. Perjuangan Samaun untuk mendesak para pemimpin Sarekat Islam

ditolak mentah-mentah, dan Sarekat Islam telah menetapkan sikap

kooperatifnya, sebagai bukti bahwa duduknya Cokroaminoto sebagai wakil

Sarekat Islam dan Abdul Muis sebagai wakilnya.3

2

Slamet Muljana, Kesadaran Nasional Dari Kolonialisme Sampai Kmerdekaan (Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara, 2008), 168.

3

(12)

Partai Komunis Indonesia (PKI) yang muncul abad ke dua puluh ini

mendasarkan diri pada ideologi komunis yang pada hakekatnya adalah

marxisme- Leninisme. Bagi bangsa Indonesia Marxisme-Leninisme adalah

faham barat yang disebarkan ke Indonesia oleh orang barat. Dan dalam

menjalankan gerakan politiknya selalu berpedoman pada garis komunisme

Internasional (Komintern).4

Menurut sejarah, Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah organisasi

terlarang, karena melakukan penghianatan terhadap bangsa Indonesia

seperti: Peristiwa Madiun 1948 dan G 30 S/PKI tahun 1965, karena dengan

ajaran ideologis yang dianutnya yaitu komunis yang menjadi landasan

pemikiran serta pembenaran kegiatan-kegiatan politiknya. Hal ini dapat

dilihat dalam tap. XXV/MPRS/1966 tentang pembubaran PKI.5

Pada tahun 1955 partai di Indonesia sudah mulai marak diberbagai

daerah, akan tetapi tidak menjadikan suatu pemerintahan. Dan saat itu juga

seakan-akan PKI sudah menyerbu seluruh Indonesia. Pada tahun 1961 PKI

mulai masuk desa, termasuk desa terpencil di Lamongan selatan ini yakni

desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng.6

Dengan adanya keberadaan Partai Komunis Indonesia ini maka

banyak partai-partai lain yang tidak menyukai keberadaannya terkait dengan

4

Alex Dinut,Kewaspadaan Nasional dan Budaya Laten Komunis(Jakarta: PT. Intermasa, 1997), 171.

5

Ibid., 175.

6

(13)

4

landasan partai Komunis itu sendiri. Berbagai partai dan tokoh-tokoh yang

memiliki fungsi masing-masing namun tujuan yang sama yakni

menyingkirkan atau melenyapkan partai Komunis. Diantara tokoh yang

berperan dalam penumpasan PKI di Kota Lamongan lebih tepatnya di Desa

Gempol Manis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan.

Mbah Ahmad adalah seorang tokoh masyarakat yang sangat

berperan penting dalam penumpasan PKI di Desa Gempol Manis

Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan pada tahun 1962 . Mbah

Ahmad atau yang biasa disebut dengan Mbah Lurah lahir di Dusun Waton

Kecamatan Mantup dengan Latar Belakang keluarga yang memiliki jiwa

kepemimpinan dari sang kakek (Marhaban) sebagai penceramah keberbagai

wilayah di Lamongan-Gresik.

Pada tahun 1955 partai di Indonesia sudah mulai marak diberbagai

daerah, akan tetapi tidak menjadikan suatu pemerintahan. Dan saat itu juga

seakan-akan PKI sudah menyerbu seluruh Indonesia. Pada tahun 1961 PKI

sudah masuk desa, termasuk desa terpencil di Lamongan selatan ini yakni

desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng.7 Dengan adanya para PKI yang

selalu memperluas wilayahnya maka dengan demikian Mbah Ahmad dan

kawan-kawan tidak pasrah begitu saja.

7

(14)

Gerakan PKI di Desa Gempol Manis 1962, bertujuan untuk mencari

lebih banyak anggota supaya gerakan PKI ini tetap hidup dan dan

berkembang agar bisa bersaing diranah perpolitikan Indonesia. Desa

Gempol Manis merupakan Desa yang mayoritasnya ialah sebagai seorang

petani sehingga PKI melakukan strateginya dengan mendirikan BTI

(Barisan Tani Indonesia). Dengan janji-janji yang yang diberikan PKI yaitu,

jika masyarakat desa Gempol Manis masuk dalam gerakan PKI maka akan

diberikan tanah, sawah, tegal yang luas serta diangkat jabatannya. Dengan

janji seperti itulah para masyarakat desa Gempol Manis

berbondong-bondong masuk dalam Partai Komunis Indonesia. Sehingga terdapat

sepertiga lebih penduduk Gempol Manis menjadi anggota PKI yaitu 179

dari 1974 warga Gempol Manis, yang akhirnya masuk dalam gerakan PKI.

Mayoritas anggota PKI ialah masyarakat yang tingkat ilmu atau

pengetahuannya rendah (ikut-ikutan), sehingga mudah untuk dipengaruhi.

Mbah Ahmad merupakan orang yang paling berjasa di desa Gempol

Manis. Pada tahun 1962 saat ia menjadi pengurus Nahdhatul Ulama tingkat

desa yang mulai mengajarkan tetang ajaran Islam beraliran Ahlussunnah

Wal Jamaah agar masyarakat Desa Gempol Manis semakin waspada

dengan adanya gerakan PKI yang selalu mengembangkan ajarannya. Selain

itu ia menjadi pemimpin yang pemberani saat melakukan penangkapan

(15)

6

Strategi Mbah ahmad dalam penumpasan PKI ada dua cara yaitu,

pertama, saat adanya PKI ia membentengi masyarakatnya dengan

mengajarkan agama Islam yang beraliran Ahlusssunnah Wal Jamaah, agar

masyarakatnya lebih waspada dan tidak terjerumus masuk dalam gerakan

PKI. kedua, saat 1965, ia sebagai pemimpin saat penangkapan secara

Langsung terhadap orang-orang PKI yang menjadi provokator dan

membahayakan. Kedua, setelah terjadi penangkapan para rekan-rekan dan

para pemuda ingin menangkap semua orang yang masuk gerakan PKI

namun Mbah Ahmad sebagai pengurus ranting saat itu, melarang

penangkapan tersebut. Menurut Mbah Ahmad cukup menangkap orang yang

menjadi ketua saja. Karena semua anggotanya ialah merupakan orang-orang

yang tidak mengerti apa itu PKI dan hanya ikut-ikutan karena terpengaruh

oleh janji-janji yang diberikan oleh PKI dan ia yakin meskipun orang-orang

itu masuk PKI namun suatu saat anak turunya akan mengerti agama yang

sesungguhnya. Dan Mbah Ahmad berharap jika orang tuanya masuk

menjadi anggota PKI akan tetapi kelak anak turunnya bisa masuk Islam..

Langkah selanjutnya setelah penumpasan PKI 1965 Mbah Ahmad

mengembangkan madrasah diniyah bersama rekan-rekannya dan

perkembangan ini menjadi madrsah Ibtidaiyah, dan Madrasah Tsanawiyah.

Hingga saat ini madrasah tersebut masih berdiri kokoh yang diharapkan

(16)

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang

dikemukakan dalam penelitian ini adalah;

1. Bagaimana Biografi Mbah Ahmad?

2. Bagaimana Gerakan PKI di Desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng

Kabupaten Lamongan tahun 1962-1965?

3. Apa Peran Mbah Ahmad dalam Penumpasan PKI di Desa Gempol

Manis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan tahun 1962-1965?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas dapat di capai beberapa tujuan, di

antaranya:

1. Untuk mengetahui biografi Mbah Ahmad dalam penumpasan PKI di

Desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan.

2. Untuk mengetahui Gerakan PKI di Desa Gempol Manis Kecamatan

Sambeng Kabupaten Lamongan pada tahun 1962-1965 di Lamongan.

3. Untuk mengetahui Peran Mbah Ahmad dalam penumpasan PKI dan

dampak setelah penumpasan PKI di Desa Gempol Manis Kecamatan

Sambeng Kabupaten Lamongan.

D. Manfaat Penelitian

(17)

8

a. Penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah khazanah keilmuan

tentang peran Mbah Ahmad dalam penumpasan PKI di desa Gempol

Manis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan.

b. Untuk menjadi bahan teoritis guna kepentingan penulisan karya

ilmiah

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Akademik

Sebagai kajian dan sumber pemikiran bagi Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Sunan Ampel terutama prodi Sejarah dan

Kebudayaan Islam yang merupakan lembaga tertinggi formal dalam

mempersiapkan calon profesional dalam kajian Sejarah dan

Kebudayaan Islam di masyarakat yang akan datang.

b. Bagi Masyarakat

Sebagai tambahan wawasan bagi masyarakat pada umumnya

dan bagi generasi penerus bangsa agar mengetahui sejarah

pemerintahan Islam dan dapat diambil pelajaran untuk diamalkan

(18)

c. Bagi Penulis

Untuk menambah wawasan penelitian tentang peran tokoh

Islam sebagai , yang dapat dijadikan bahan atau pertimbangan bagi

peneliti dan penyusunan karya ilmiah.

E. Pendekatan dan Kerangka Teoristik

Penulisan ini menggunakan pendekatan sosiologis dan pendekatan

biografi. Pendekatan sosiologis digunakan untuk menggambarkan interaksi

social yang terjadi dalam kehidupan antara individu maupun golongan

yang akan menimbulkan suatu dinamika kehidupan . kedinamikaan dan

perubahan social akan bermuara pada terjadinya mobilitas social. Seperti

apa yang telah dilakukan oleh Mbah Ahmad dalam pembubaran PKI di

desa Gempol Manis, perjuangan yang dilakukan Mbah Ahmad

memperlibatkan banyak masyarakat pribumi yang ikut serta dalam

penumpasan PKI dan penyebaran dakwah Islam di Gempol Manis,

sehingga pendekatan sosiologi ini sangat tepat karena melibatkan banyak

masyarakat untuk kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Pendekatan biografi merupakan penelitian yang mempelajari seluk

beluk seorang individu berkaitan dengan pengalaman, sebagaimana yang

diceritakan oleh pelaku sejarah itu sendiri serta sumber-sumber lain yang

relevan, seperti arsip, dokumen,anggota keluarga, kolegannya dan lain lain.

(19)

10

pribadi, proses menjadi serta karakter tokoh. Dalam hal ini, peneliti bisa

lebih dalam memahami karakter, sifat dan watak tokoh agar lebih bisa

maksimal dalam memaparkan hasil penelitian. Pendekatan biografi juga

memudahkan kita untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang latar belakang

seorang tokoh yang diteliti agar mendapatkan hasil yang akurat dan yang

benar.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Weber yaitu, tujuan penggunaan

sosiologi adalah untuk memahami arti subjektif dari kelakuan social, bukan

semata-mata menyelidiki arti objeknya. Dari sini tampaklah bahwa

fungsionalisasi sosiologi mengarahkan pengkajisejarah pada pencarian arti

yang dituju oleh tindakan individual yang berkenaan dengan

peristiwa-peristiwa kolektif sehingga pengetahuan teoritislah yang akan mampu

membimbing sejarawan dalam menemukan motif-motif dari suatu tindakan

atau factor-faktor dari suatu peristiwa. Jadi pendekatan sosiologi digunakan

untuk mengetahui tujuan dari tindakan yang dilakukan oleh Kartosuwiryo

yang diteliti peristiwa yang terjadi.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori peranan.

Teori peranan adalah sebuah sudut pandang dalam sosiologi dan psikologi

social yang menganggap sebagian besar aktivitas harian diperankan oleh

kategori-kategori yang ditetapkan secara social misanyalnya (ibu, manager,

guru). Setiap peran social adalah serangkaian hak, kewajiban, harapan,

(20)

didasarkan pada pengamatan bahwa orang-orang bertindak dengan cara

yang dapat diprediksikan, dan bahwa kelakuan seseorang bergantung pada

konteksnya.

Levinsen mengatakan peranan mencakup tiga hal, diantaranya:8

1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau

tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan

rangkaian peraturan-peraturan yang membeimbing seseorang dalam

kehidupan bermasyarakat.

2. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh

individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting

bagi struktur social masyarakat.

Selanjutnya dikatakan bahwa di dalam peranan terdapat dua macam

harapan. Pertama, harapan-harapan dari masyarakat terhadap pemegang

peran atau kewajiban-kewajiban dari pemegang peran. Kedua, pemegang

peran terhadap masyarakat atau terhadap orang-orang yang berhubungan

dengannya dalam menjalankan perannya atau kewajibannya.

F. Penelitian Terdahulu

Gerakan PKI sudah sangat berkembang seluruh penjuru Indonesia,

tak luput tentang sejarahnya yang berbeda antar daerah satu dengan yang

8

(21)

12

lain. Adapun penelitian terdahulu yang juga membahas tentang topik yang

sama dengan skripsi ini akan tetapi dengan latar belakang yang berbeda,

berikut beberapa penetian yang telah membahas tentang PKI:

1. Atik Kus Setiawati,“Kyai Haji Shidiq Dalam Melawan Pemberontakan

PKI di Desa Kresek Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun Tahun

1948”. Skripsi, IAIN Sunan Ampel Surabaya Fakultas Adab, Surabaya,

2004 Penelitian tersebut lebih memfokuskan tentang cara-cara yang

dilakukan oleh Kyai Haji Ahmad Shidiq dalam melawan pemberontakan

PKI di Madiun tahun 1948.

2. Saudah Warso, Gerakan Ansor Jawa Timur dalam penumpasan

sisa-sisa PKI tahun 1967 di Blitar. Skripsi, IAIN Sunan Ampel Fakultas

Adab, Surabaya, 1996. Penelitian tersebut membahas tentang sejarah

dan perkembangan PKI sampai pemberontakan di Blitar Selatan serta

Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur dalam penumpasan sisa-sisa PKI di

Blitar Selatan.

3. Fauzan, Peran GP Ansor dalam Menjaga keutuhan NKRI (Study

Historis Peran GP Ansor Dalam Perlawanan dan Penumpasan G 30

s/PKI Di Kecamatan Soko Kabupaten Tuban 1967-1968). Skripsi, UIN

Sunan Ampel Fakultas Adab, Surabaya, 2015. Penelitian tersebut lebih

fokus pada sejarah dan perkembangan GP Ansor dan Peran yang

(22)

Peran GP Ansor Dalam Perlawanan dan Penumpasan G 30 s/PKI Di

Kecamatan Soko Kabupaten Tuban 1967-1968).

4. Ahmad Marzuqi, Catatan Sejarah, Sejarah PKI di Desa Latukan

Kecamatan Karanggeneng Kabupaten Lamongan (diposting: 11

Februari 2016). Penilis artikel ini membahas tentang sejarah PKI yang

berada di Desa Latukan Kecamatan Karanggeneng Kabupaten

Lamongan.9

5. Nur Lailatun Nimah, Banser dan Pembantaian Massal di Kecamatan

Karanggeneng Kabupaten Lamongan (Tragedi Bengawan solo dan

Rawa Sebanget 05-15 Oktober 1965). Penulis artikel ini membahas

tentang sejarah tragedi bengawan solo dan rawa sebenget yang menjadi

saksi terjadinya pembantaian Massal di kecamatan Karanggeneng

Kabupaten Lamongan.10

Dari penelitian terdahulu lebih fokus membahas tentang sejarah

terjadinya Gerakan PKI di berbagai Daerah yang masing-masing memiliki

kisah tersendiri dengan berbagai perlawanan dan perjuangan

masing-masing. Sedangkan Penelitian yang saya tulis yaitu tentang “Peran Mbah

9

Ahmad Marzuqi,”Sejarah PKI di Desa Latukan Kecamatan Karanggeneng Kabupaten Lamongan dalamhttp://marzuqicheos.blogspot.co.id/2016/02/sejarah-pki-di-desa-latukan.html?m=i(diposting: 11 Februari 2016).

10

Nur Lailatun nimah, “Banser dan Pembantaian Massal di Kecamatan Karanggeneng Kabupaten Lamongan (Tragedi Bengawan solo dan Rawa Sebanget 05-15 Oktober 1965)”, dalam http://lailahistoria-fibii.web.unair.ac.id/artikel_detail-109946-History%20sentris-PKI%20version.html

(23)

14

Ahmad Dalam Pembubaran PKI di Desa Gempol Manis Kecamatan

Sambeng Kabupaten Lamongan tahun 1962-1965” yang lebih

memfokuskan tentang peran seorang tokoh masyarakat yaitu Mbah Ahmad

dalam pembubaran PKI yang menimbulkan dampak positif setelah

lenyapnya PKI dari Desa Gempol Manis.

G. Metode Penelitian

Dalam penyusunan rencana penelitian, penulis akan dihadapkan

pada tahap pemilihan metode atau teknik pelaksanaan penelitian. Metode

yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode sejarah. Metode

penelitian sejarah secara umum adalah suatu penyelidikan/ penggalian data

yang terkait dengan peristiwa atau permasalahan yang sedang dihadapi

dengan mengaplikasikan metode sebagai pemecahannya sebagai sudut

pandang historis. Data adalah bahan atau keterangan tentang suatu obyek

peneliti yang diperoleh dilokasi penelitian. Definisi data sebenarnya hamper

sama dengan definisi informasi, hanya saja informasi lebih menonjolkan

pelayanan aspek materi hasil peristiwa sejarah.11.

Sebagai bentuk kajian sejarah yang berusaha merekonstruksikan

peristiwa-peristiwa masa lampau, penulis memakai metode sejarah yang

terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

11

(24)

1. Heuristik

Heuristik yaitu teknik mencari dan mengumpulkan

sumber-sumber sejarah atau data yang dipakai oleh penulis adalah:

a. Sumber Primer, yaitu menggunakan data kesaksian dari seorang

saksi yang menyaksikan peristiwa sejarah secara langsung atau

dengan alat mekanis seperti arsip atau foto.12Sebagai sumber utama

dalam penulisan dan sebagai sumber primer penulis menggunakan

hasil wawancara dengan Mbah Ahmad sebagai orang yang berperan

penting dalam pembubaran PKI, beliau sebagai pemimpin bagi

masyarakat desa Gempol Manis. Serta kesaksian dari beberapa

Ustadz yang dahulu direkrut oleh Mbah Ahmad sebagai pengajar di

sekolah Diniyah pertama dalam penyebaran Islam pertama di desa

Gempol Manis, seperti : bapak Ma’ruf dan Bapak Ali. Dan terdapat

data berupa tulisan yaitu berupa sertifikat atau SK (surat keputusan)

Lurah yang dimiliki Mbah Ahmad sebagai bukti bahwa beliau

dahulu memang pernah menjabat sebagi lurah yang mana perintah,

perilaku serta kebijakan-kebijakannya ditaati oleh masyarakat

termasuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang

agama Islam.

b. Sumber Sekunder dalam laporan penelitian ini dibutuhkan data

yang obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam hal ini

12

(25)

16

penulis melakukan penggalian data melalui dua tahap, yaitu pada

tahap pertama penulis melakukan wawancara mendalam dengan

tokoh yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung

dalam sejarah sebagai sumber primer. Sedangkan sumber-sumber

sekunder didapat melalui beberapa literatur ynag digunakan sebagai

sumber pendukung dalam penulisan ini. Dan dalam penelitian ini,

sumber sekunder yang peneliti dapatkan ialah meliputi dokumen

atau SK (surat keputusan) saat Mbah Ahmad menjabat sebagai

lurah yang mampu menumpas PKI dan menyebarkan Islam di desa

Gempol Manis. sumber sekunder lainnya peneliti dapatkan dari

beberapa buku tetang Partai Komunis di Indonesia sekitar tahun

1961 di Surabaya dan sekitarnya.

2. Kritik sumber

Kritik sumber meliputi kritik eksteren dan kritik interen.

Kritik eksteren menyangkut persoalan apakah sumber tersebut

merupakan sumber yang diperlukan. Terkait hal ini kritik eksteren

menjawab tiga pertanyaan. Pertama, menanyakan relevan apa tida,

sesuai dengan obyek yang dikaji apa tidak. Kedua, mengenai asli

tidaknya suatu sumber. Ketiga, menanyakan utuh tidaknya sumber.13

13

(26)

Kritik interen berkaitan dengan persoalan apakah apakah

sumber itu dapat memberikan informasi yang kita butuhkan. Hal

tersebut dapat dibuktikan dengan cara. Penilaian Intrinsik, dalam hal

ini peneliti melihat latar belakang informan yang diwawancara

dengan membuktikan kesaksiannya dapat dipercaya atau tidak.

3. Interpretasi

Interpretasi atau penafsiran terhadap sumber atau data sejarah

seringkali disebut dengan analisis sejarah. Dalam hal ini data yang

terkumpul dibandingkan dengan kemudian disimpulkan agar bisa

dibuat penafsiran terhadap data tersebut sehingga dapat diketahui

hubungan kausalitas dan kesesuaian dengan masalah yang diteliti.

Dan dari hasil wawancara dari Mbah Ahmad dan beberapa

masyarakat atau orang yang hidup dizamannya menghasilkan data

yang singkron atau sama dengan apa yang dipaparkan oleh satu orang

dengan orang lain.

4. Historiografi

Historiografi merupakan tahap terakhir dari metode sejarah,

dimana hisoriografi itu sendiri merupakan usaha untuk

merekonstruksi kejadian masa lampau dengan memaparkan secara

sistematis, terperinci, utuh dan komunikatif. Sejarah dalam penelitian

(27)

18

H. Sistematika pembahasan

Dalam menguraikan isi materi penyajian penelitian ini mempunyai

bagian; Pengantar, Hasil Penelitian, dan Simpulan. Sistematika penulisan

dalam penelitian ini disusun untuk mempermudah pemahaman sehingga

dapat menghasilkan pembahasan yang sistematis.

Bab Pertama, merupakan bab pendahuluan yang didalamnya terdiri

dari latar belakang masalah yang kemudian dilanjutkan dengan ruang

lingkup dan permasalahan, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,

pendekatan dan kerangka teori, penelitian terdahulu, metode penelitian, dan

sistematika pembahasan.

Bab Kedua, merupakan bab yang membahas biografi, latar belakang

pendidikan dan perjalanan karier Mbah Ahmad secara lebih detail.

Bab Ketiga, merupakan bab yang akan membahas tentang gerakan

PKI di desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng kabupaten Lamongan paa

tahun 1965

Bab Keempat, merupakan bab yang akan membahas tentang peran

Mbah Ahmad dalam penumpasan PKIdi Desa Gempol Manis Kecamatan

Sambeng Kabupaten Lamongan dan dampak pasca penumpasan PKI yang

(28)

Bab Kelima, merupakan bab yang akan membahas mengenai

kesimpulan dan saran yang ditulis pada bagian penutup sebagai akhir dari

(29)

BAB II

BIOGRAFI MBAH AHMAD

A. Letak Geografis

Secara geografis Kabupaten Lamongan terletak pada 651’54”-723’06”

Lintang selatan dan 1123’45” Bujur Timur. Kabupaten Lamongan memiliki

luas wilayah kurang lebih 1.812.8 km² atau +3.78% dari luas wilayah provinsi

Jawa Timur, dengan panjang garis pantai sepanjang 47 km, maka luas

perairan laut Kabupaten Lamongan adalah seluas 902,4 km².

Kota Lamongan merupakan kota yang memiliki Desa terbanyak

pertama se Jawa Timur yakni 475 dengan 27 Kecamatan dengan daratan

Kabupaten Lamongan dibelah oleh sungai Bengawan Solo, dan secara garis

besar daratannya dibedakan menjadi 3 karakteristik yaitu;

1. Bagian Tengah Selatan merupakan daratan yang relative agak subur yang

membentang dari Kecamatan Kedungpring, Babat, Sukodadi, Pucuk,

Lamongan, Deket, Tikung, Sugio, Maduran, Sarirejo dan Kembangbahu.

2. Bagian selatan dan utara merupakan pegunungan kapur berbatu dengan

kesuburan sedang, kawasan ini terdiri dari kecamatan Mantup, Sambeng,

(30)

3. Bagian tenah utara merupakan bagian daerah bonorowo yang seringkali

terkena banjir, kawasan ini merupakan Kecamatan Sekaran, Laren,

Karanggeneng, Kalitengah, Turi, Karangbinangun, Glagah.

Dari letak geografis diatas, Kota Lamongan merupakan kota yang

strategis, berada diantara kota-kota lain dan memiliki perairan utara yang

cukup luas. Perairan Utara Pantai Jawa sebagai jalur pembuka bagi

perekonomian Kota Lamongan, karena menjadi basis bisnis antar pulau juga

antar Negara tetangga sejak masa Majapahit.

Kota Lamongan Merupakan suatu wilayah yang mayoritas

penduduknya adalah petani, karena dataran Kota Lamongan yang subur dan

sesuai untuk bercocok tanam dengan beberapa hutan yang rindang di

beberapa kecamatan yang ada di Lamongan seperti Kecamatan Sambeng dan

Kecamatan Ngimbang. Mata pencaharian di Kota Lamongan terbagi menjadi

dua wilayah. Pertama, wilayah utara, penduduk Lamongan yang berada

diwilayah utara lebih dominan bermatapencaharian sebagai petani tambak

(perikanan) seperti Kecamatan Turi, Paciran, Brondong, Kalitengah, Deket

dan lain-lain. Kedua, wilayah selatan yakni penduduk Lamongan yang berada

diwilayah selatan lebih banyak bermatapencaharian sebagai petani, seperti

Kecamatan Tikung, Mantup, Sambeng, Ngimbang Modo.

Kecamatan Sambeng berada di sebelah selatan Kota Lamongan,

kira-kira 50 menit dari Kota Lamongan. Kecamatan ini beriklim tropis dengan

(31)

☎☎

Sambeng kebanyakan dipenuhi dengan hutan-hutan yang rindang. Kecamatan

Sambeng Terdiri dari 22 Desa, 86 Dusun. Kepadatan penduduk 807 jiwa per

km² dari luas wilayah 144,5 km².

Desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan

berada di sebelah selatan alun-alun Kota Lamongan sekitar 22 km. Di Desa

Gempol Manis terdapat seorang tokoh Masyarakat yang pada tahun 1962 ikut

serta dalam membela NKRI dengan menumpas jejak-jejak PKI dan pendiri

pendidikan pertama di wilayah Lamongan selatan ini yaitu Mbah Lurah atau

Mbah Ahmad.

Desa Gempol Manis merupakan salah satu bagian dari Kecamatan

Sambeng Kabupaten Lamongan yang luas daerahnya mencapai 204,79 ha/m².

Jarak tempuh Desa menuju Kecamatan mencapai 7 km dengan kurun waktu

20 menit, sedangkan jarak menuju ke Kabupaten mencapai 26 km dengan

jarak tempuh 1 jam. Keadaan wilayah Desa Gempol Manis terdiri dari lahan

persawahan yang mengandalkan air tadah yang luasnya mencapai 164,26

ha/m2, untuk pemukiman warga seluas 25, 92 ha/ m², untuk pekarangan,

kuburan dan perkantoran seluas 6, 47 ha/ m², sedangkan luas lahan untuk

prasarana umum lainnya mencapai 8, 463 ha/ m².14

Lahan persawahan mayoritas ditanami jagung, kacang kedelai, padi,

dan kangkung, sedangkan lahan pekarangan hanya ditanami mangga dan

pisang, untuk lahan perkebunan warga memilih menanam tebu. Ketiga hasil

14

(32)

panen dari persawahan, pekarangan dan perkebunan dijual melalui tengkulak.

Selain itu, terdapat fasilitas umum desa seperti kas desa yang menggunakan

tanah bengkok seluas 5, 474 ha/m², perkantoran pemerintahan menggunakan

lahan 0, 147 ha/ m², bangunan sekolah menggunakan lahan seluas 0, 489

ha/m² dan jalan yang menghabiskan lahan 2,5 ha/ m².

Desa yang cukup luas tersebut dibatasi oleh beberapa desa

disekitarnya, meliputi:

a. Sebelah utara Desa Sumber Bendo Kecamatan Mantup

b. Sebelah selatan Desa Barurejo Kecamatan Sambeng

c. Sebelah timur Desa Mantup Kecamatan Mantup

d. Sebelah barat Desa Nogojatisari Kecamatan Sambeng.15

Berdasarkan data administrasi dapat diketahui bahwa Desa

Gempolmanis terdiri dari 5 dusun yakni, Gempolnogo, Sidomanis, Banyulegi,

Mindahan dan Bulurejo. Yang dihuni oleh 2305 jiwa yakni terdiri dari 1185

laki-laki dan 1120 perempuan yang mencakup 635 KK. Untuk

memaksimalkan pelayanan terhadap masyarakat, pemerintahan Desa

membagi kedalam 9 Rukun Warga (RW) dengan 18/19 Rukun Tetangga

(RT)16.

15

Data profil Desa Gempolmanis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan.

16

(33)

✞ ✟

B. Geneologi

Ahmad bin Abdur Rohim atau yang biasa dipanggil Mbah Lurah

dengan nama lain (Mbah Ahmad) ialah seorang yang ikut serta dalam

memperjuangkan NKRI dari keganasan PKI di Desa Gempol Manis tahun

1962, ia Lahir di Dusun Waton Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan. ia

adalah seorang tokoh agama yang berpengaruh di masyarakat dalam

penumpasan PKI dan menyebarkan ajaran Islam di Desa Gempol Manis tahun

1962-1965. ia mewarisi jiwa kepemimpinannya dari sang kakek yang

bernama Marhaban yang berasal dari Sedayu Gresik. Sang kakek ialah

seorang pendakwah yang kerap kali berkeliling wilayah Kota Lamogan. Yai

Marhaban sebutan pada masa itu, yaitu sebagai seorang yai yang

menyebarkan agama Islam dengan berdakwah ke berbagai tempat, namun

ruang lingkupnya masih cukup terbatas yakni hanya di daerah Gresik dan

Lamongan saja.

Hingga suatu ketika Yai Marhaban mengaji/ceramah di Kecamatan

Kedungpring dan akhirnya ia bertemu jodohnya di kedungpring, Yai

Marhaban kemudian bertemu dengan Nyai Thahirah dan kemudian mereka

memutuskan untuk menikah lalu menetap di Dusun Waton Kecamatan

Mantup. Pernikahan sang kakek (Marhaban) dan Nyai Thahirah dikaruniai 5

putra dan putra kelima yaitu ibu siti Maria yang dipersunting oleh Abd

(34)

Kemudian Bapak Abd Rohim dan Ibu Siti Maria menikah dikaruniai

putra 6 bersaudara.

1. Sahlan

2. Solaikhan

3. Rohmah

2. Sulaiman

2. Ahmad

3. Musyarokhah

Mbah Ahmad merupakan anak ke lima dari enam bersaudara. Ia kecil

hidup di lingkungan pedesaan, kebiasaan di desa ia sebagai pengembala

kambing. Meskipun terlahir dalam kehidupan yang sederhana Mbah Ahmad

tidak miskin ilmu agama. Sang ayah Abd Rohim, sebagai seorang yang ahli

agama di Dusun Waton dan dipilih oleh masyarakat menjadi seorang

“Moden”. Dalam hal mendidik anaknya ia selalu mengedepankan urusan

agama terlebih dahulu, seperti mengaji, berakhlak dan lain-lain.17

Kemudian Mbah Ahmad menikah dengan Ibu Juwariyah, dan

Pernikahan ini dikaruniai putra dan putri sebanyak 14 anak. Berikut ialah

nama-nama putra-putri Mbah Ahmad: Fatimah, Nafiah, Sumiati, M. Mansyur,

Mahfud, Alm Hanifah, Maksum, Siti Mahmudah, Siti Ma’rifah, Aziz Khoiri,

Abdul Karim, Abdul Majid, Zakariyah, Iswatin

17

(35)

☛6

Dari ke 14 putra-putri beliau kini tumbuh dewasa dan banyak dari

mereka yang menjadi orang-orang yang sukses seperti menjadi kepala Desa,

Guru, Dokter Hewan, TNI, dan lain-lain.

Berikut adalah silsilah keluarga Mbah Ahmad.

Sampai saat ini, Alhamdulillah Mbah ahmad masih diberi kesehatan

oleh Allah SWT diusianya yang ke . Beliau sudah lama mengurangi waktu

untuk meneruskan kepemimpinannya sebagai Lurah, dan memanfaatkan hari

tuanya untuk keluarga. Kini beliau berkumpul bersama anak bungsunya yakni

Iswatin yang berprofesi sebagai guru MTS Al-Hikmah yang dahulu didirikan

oleh sang ayah. Kondisi fisik Mbah Ahmad juga masih sehat wal afiat dan

sehat bugar sehingga masih mampu menjalankan aktifitasnya: seperti

berkebun, bertani. Tidak seperti kebanyak orang tua lainnya yang semakin tua

Marhaban dan Thahirah

Siti Maria Abd Rohim

(36)

semakin banyak penyakitnya, ia sangat menjaga pola hidup yang sehat. Ia

juga masih teringat jelas kondisi dizaman perjuangan. Kerasnya kehidupan,

perjuangan dalam meraih kemerdekaan dan belenggu PKI yang memperalat

masyarakatnya. Usaha menumpas segala bentuk gerakan PKI beserta

ajarannya dan bagaimana susah payahnya memperebutkan sekolahan yang di

pakai paksa oleh orang-orang PKI. susah payahnya saat menjadi pengajar dari

rumah-kerumah, dan mencari pengajar atau guru agama pada waktu itu.18

Setiap wawancara, Mbah Ahmad ingat persis bagaimana kondisi

perjuangan beliau saat itu, Mbah Ahmad seringkali meneteskan air mata. Air

mata bahagia , karena Beliau sangat bersyukur dikehidupan saat ini hidupnya

dan masyarakatnya menjadi jauh lebih baik. Bisa terlepas dari belenggu PKI

dan masyarakat yang sudah semakin maju bukan hanya jiwa sosialnya akan

tetapi maju dalam segi ilmu pengetahuan agama dan akhlaknya.

C. Latar belakang pendidikan

Ahmad lahir pada tanggal 28 Maret 1938, (tahun dan tanggal kelahiran

ini merupakan tanggal lahir yang tertera dalam KTP namun aslinya Ahmad

lebih tua 10 tahun dengan tahun di KTP (1928)). Mbah Ahmad terlahir

dilingkungan pedesaan yang asri, dikelilingi dengan keadaan alam yang subur

nan sejuk. Ia mengenal pendidikan pertamanya dari sang ayah (Abdur

Rohim), karena sang ayah pandai dalam ilmu agama maka ia dididik tentang

18

(37)

✍8

ilmu agama. Seperti membaca Al-Qur’an. Kebiasaannya sejak kecil ialah

mengembala kambing, kira-kira umur 7 tahun ia selalu ikut sang ayah

mengembala kambing, karena dahulu sang ayah memiliki kambing yang

cukup banyak jumlahnya. Meskipun begitu ia selalu dijarkan oleh sang ayah

tentang ilmu-ilmu agama, seperti mengaji, sholat dan lain-lain.

Pada umur 12 tahun, menempuh pendidikan hanya di tingkat Sekolah

Dasar karena pada saat itu pendidikan yang berkelas hanya bias ditempuh oleh

mereka yang memiliki harta yang banyak. Sekolah Dasar saat itu jauh berbeda

dengan Sekolah Dasar yang sekarang yang lebih maju baik dari program

pembelajarannya maupun fasilitasnya. ia seharusnya menempuh pendidikan

Sekolah Dasar selama 6 tahun akan tetapi ia terhalang oleh biaya saat akan

dilaksanakan ujian dan akhirnya hanya menempuh pendidikan 18 bulan, dan

ia pulang .

Di usia 18 tahun Mbah Ahmad ingin mendaftar sebagai siswa baru di

jenjang yang lebih tinggi (Sekolah Menengah Pertama). Akan tetapi ia tidak

bisa melanjutkan pendidikannya karena ditolak oleh pihak sekolah

dikarenakan usianya yang sudah melebihi batas, sekolah tersebut menolak 4

calon siswanya yang merupakan rekan-rekan Mbah Ahmad sendiri. Yakni

yang berasal dari Dusun Waton 2 anak, Dusun Rorombo 1 dan Dusun

Sambilan 1.

Menginjak usia 22 tahun ia mulai merantau ke pondok pesantren di

(38)

diketahui nama pondok tersebut) nama Kyainya ialah, K.H Mudhafir. Pondok

Pesantren tersebut setara seperti Sekolah Menengah Atas atau Madrasah

Aliyah. Bersama dengan saudaranya Ghafur dan Abu Ali yang berasal dari

Desa Tugu Kacamatan Mantup. Beliau di Pondok Pesantren belajar ilmu

Agama dengan sangat baik selama 18 bulan.

Saat belajar di Pondok Pesantren, ia akan ada ujian kelulusan akan

tetapi ia tidak memiliki uang untuk membayar uang ujian tersebut dan

akhirnya ia pulang kerumah. Dirumah ia bertemu dengan Bapak Samsul Hadi

ayah dari Bapak chaoril, () kemudian ia ini ditanya oleh Pak Samsul Hadi

Pak Samsul Hadi : “loh dek Ahmad kok di rumah, katanya mondok di

Gresik?”

Mbah Ahmad : “Nggeh mondok Pak, tapi sekolah lak wonten bondone

to, lah kulo mboten enten bondone kok” (iyah mondok

pak, tapi sekolah ka nada modalnya, dan saya tidak ada

modalnya kok).

Kemudian ia diajak melanjutkan sekolah di Rejoso Jombang, akan

tetapi ia tidak mau. Kemudian ia dimarahi neneknya (Yai Thahirah). “kamu

nanti tidak malu kalau kumpul-kumpul saudara besar kalau kamu menulis

Basmalah saja gk bisa?

Dan akhirnya ia pergi mondok lagi diusinya yang sudah dewasa, ia

termasuk santri yang dekat dengan Yainya dan sering diajak sang Yai pergi ke

(39)

✏ ✑

tersebut sisa waktu yang dimilikinya digunakan untuk bekerja demi

memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Seperti cerita yang dikatakan oleh

Mbah Ahmad,

pas wayahe isuk mbiyen nduk, kiro-kiro jam 08.00 Mbah iki muter-muter goleki lowongan kerjo, aku iki bukaki lawang-lawange pabrik siji-siji. Teros disambut ambek penjagae kun uterus takon nang Mbah iki, Mau apa kamu? (suara banter lan kenceng) Mbah Jawab, maaf tuan saya mau mencari lowongan perkerjaan terus penjaga iku langsung jawab, Gak Ada!!19(Waktu dulu nak, kira-kira jam 08.00 Mbah ini berkeliling-keliling mencari lowongan pekerjaan, saya ini membuka pintu-pintu pabrik satu persatu. Kemudian disambut sama penjaga, kemudian penjaga ini bertanya kepada Mbah, Mau Apa Kamu? (dengan suara yang lantang dan keras) Mbah menjawab, maaf tuan saya mau mencari lowongan pekerjaan terus penjaga itu langsung menjawab, Gak Ada.. !!)

Banyak kepahitan saat ia mencari lowongan pekerjaan, penolakan

bahkan caci makian ia terima demi mendapatkankan perkajaan. Namun ia

tidak putus asa demi mendapat pekerjan, dan akhirnya diterima disalah satu

pabrik yang ada di Gresik. ia diterima menjadi pegawai di sebuah pabrik

sebagai buruh nimba air. Setiap hari ia terus menerus menimba air untuk

keperluan pabrik sarung BHS hingga tangannya lecet dan berdarah Meskipun

bayaran yang tak seberapa tapi ia iklas melakukanya demi bertahan hidup

menjadi nyantri. Setelah bekerja seharian sebagai buruh ia dapat merasakan

pahit dan getirnya kehidupan dan perjuangan hidup yang amat sangat pahit.

Kemudian ia merasa keberatan dengan pekerjaannya sebagai penimba

air dan ia melihat seorang yang bekerja dengan bagian pemutar kain sarung,

19

(40)

lalu ia meminta untuk pindah bagian sebagai pemutar kain. Dan ia bisa pindah

bagian tersebut. Waktu menunjukknan pukul 12.00 yang berarti bahwa waktu

istirahat tiba, saat ia beristrahat makan dan menyempatkan untuk sholat dan

mengaji sampai akhirnya terlambat untuk kembali bekerja dan dimarahi oleh

mandornya.

Mandor:“Kamu niat kerja apa ngaji sih, jam segini baru balik”

Ahmad: “Maaf Tuan saya disini itu untuk bekerja dan mengaji jadi

saya bisa dapat dua-duannya”

Mbah Ahmad belajar di pondok pesantren Gresik, memang tidak

lama, beliau memutuskan untuk mengakhiri masa belajarnya karena sang

kakak kembali ke hadapan ilahi dan akhirnya ia tidak dapat meneruskan

pendidikan pesantrennya dan kembali menjadi pengembala kambing di

desanya. Beliau lebih memilih untuk menemani orang tuanyanya di desa.

D. Perjalanan Karier

Setelah membahas geneologi dan latar belakang pendidikan

keagamaan Mbah Ahmad selanjutnya adalah membahas tentang perjalanan

kariernya yang menjadi orang pertama dan memiliki ketegasan dalam

menegakkan kebenaran serta berjuang memberantas PKI dan menghidupkan

nilai-nilai keislaman di Desa Gempol Manis. Adapun karier-karier beliau

(41)

✔ ✕

1. Sebagai Pengurus Ranting Nahdhatul Ulama

Nahdhatul Ulama adalah organisasi Islam terbesar yang ada di

Indonesia. Organisasi ini didirikan pada tanggal 31 januari 1926 di

Surabaya.20 Sesuasi dengan artinya yaitu kebangkitan para ulama, NU

dibentuk oleh sekelompok ulama terkemuka yang kebanyakan adalah seorang

pemimpin pondok pesantren traisional seperti: Kh. Hasyim Asyari (Tebu

Ireng), Kh. Wahab Chasbullah (Tambak Beras) dan Kh. Bisri Syansuri

(Mamba’ul Ma’arif Denanyar), maka dengan demikian organisasi ini direspon

bagus oleh ulama yang beraliran Ahlus Sunnah Wal Jamaah.

Pada dasarnya organisasi ini muncul atas dasar penyikapan golongan

ulama tradisional (penganut tradisi) kepada Raja Hijaz (Arab) yang

mempunyai niat untuk menghilangkan seluruh traisi yang bertentangan

dengan Al-Qur’an an Hadis. Melalui keinginan Raja Arab untuk membuat

khilafah. NU didirikan berbasis pendidikan agama yang mudah diterima oleh

masyarakat, maka dengan begitu perkembangan NU sungguh sangat pesat.

Pada tahun 1933 keanggotaannya diakui mencapai 40.000 dan pada tahun

1938 menjadi 100.000 dengan jumlah cabang 99 di seluruh Indonesia.

20

Faisal Ismail, Islamic Traditional in Indonesia: A Stuy of the Nahhatul Ulama’s Early History

(42)

dengan jumlah yang signifikan tersebut mengantarkan NU menjadi Ormas

Islam terbesar di Indonesia, bahkan mengalahkan ormas Islam yang terlebih

dahulu yaitu Muhammadiyah (1912).

Pada tahun 1962 Mbah Ahmad ditunjuk sebagai pengurus Ranting NU

di Desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan di usia 35

tahun. Kondisi saat itu Desa Gempol Manis masih dalam polemik tentang

keberadaan PKI yang meresahkan masyarakat Desa Gempol Manis.

Ditunjuknya Mbah Ahmad sebagai pengurus NU karena sikap keberanianya

yang menentang keberadaan PKI di Desa Gempol Manis tersebut. Kemudian

diadakannya musyawarah antara pemuda Ansor dengan Bapak Camat guna

pemilihan pengurus ranting Nahdatul Ulama. Awalnya Mbah Achmad tidak

setuju atas dipilihnya ia menjadi pengurus Nahdhatul Ulama karena Mbah

Ahmad merasa ilmu agama yang dimilikinya belum cukup untung

membimbing satu Desa sebagai pengurus Ranting Nahdhatul Ulama.

Dalam kepemimpinannya Mbah Ahmad sedikit demi sedikit

membentuk program kerjanya dengan cara mengadakan pengajian disetiap

desa yang satu dengan desa yang lain secara bergantian. Mbah Ahmad

menggunakan metode penyebaran Islam secara door to door atau yang

dimaksud adalah mengajakan ajaran agama Islam secara bergantian dari satu

rumah ke rumah yang lainnya. Penyebaran agama Islam seperti ini apat

(43)

✗ ✘

Mbah Ahmad memilih cara itu karena karna beliau yakin bahwa

Masyarakat enggan menghampiri majlis-majlis yang ada di luar desanya.

Apalagi para anggota PKI yang menentang dan tidak sejalan dengan ajaran

agama Islam karena pada waktu itu masyarakat masih enggan dan tiak ada

ketertarikan untuk mengetahui ajaran Islam yang sesungguhnya. Batas

kemampuan dan wawasan masyarakat yang pada zaman itu jauh dari kodrat

hamba terhadap Tuhannya. Apalagi dengan maraknya Partai Komunis

Indonesia yang sudah merajalela sampai ke desa-desa dan meracuni fikiran

Masyarakat dengan janji-jani yang akan diberikan kepada masyarakat yang

bersedia menjadi anggota Partai Komunis Indonesia ini.

2. Sekretaris Desa

Setelah keberhasilan Mbah Ahmad dalam memimpin Masyarakat

Desa Gempol Manis dalam membimbing masyarakatnya untuk kembali ke

ajaran Islam dengan beraliran Nahdhatul Ulama yang sesungguhnya. Maka

beliau diberi tanggung jawab lebih untuk memimpin desa sebagai Sekretaris

Desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng tanggal 29 Juli 1988 saat berusia

50 tahun.

Mbah Ahmad selain memiliki jiwa kepemimpinan, ia juga sebagai

orang terpandang di Desa Gempol Manis pada waktu itu. Karena semenjak ia

menikah dan berpindah ke Desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng

Kabupaten Lamongan beliau sudah dikenal oleh masyarakat luas karena

(44)

Mbah Ahmad dahulu adalah orang yang memiliki kekayaan yang

cukup banyak dibandingkan dengan masyarakat yang lainnya. Ia lebih sering

menjadi tempat curhat dan tempat keluh kesah oleh masyarakat, baik

mengenai ekonomi maupun ilmu pengetahuan. Dahulu ia adalah seorang

pedagang yang menjual bahan makanan seperti: ubi-ubian, beras, palawija dan

lain-lainnya. Dengan berdagangnya ini maka ia yang notabennya sebagai

warga pendatang menjadi lebih dikenal oleh masyarakat karena seringkali

masyarakat berbelanja di tokonya tersebut. Maka keberuntungan yang ia

miliki selain memiliki harta yang cukup juga memiliki pelanggan yang setia

yang nantinya akan mempercayakannya sebagai pemimpin di Desa Gempol

Manis Kecamatan Sambeng sebagai Sekretaris Desa.

Mbah Ahmad dipercaya sebagai Sekretaris Desa karena masyarakat

percaya kepada beliau yang kesehariannya sering memanagemen keuangan

milik pribadinya (dagangannya). Selain itu, ia adalah satu-satunya yang

mampu mengurus segala tentang desa dengan didukung ilmu pengetahuan

agama yang dimilikinya. ia adalah satu-satunya pembuat jalur jalan pertama

yang ada di Desa Gempol Manis hingga saat ini, untuk menuju desa satu ke

desa yang lain. Tujuannya agar biasa menghubungkan masyarakat yang ingin

(45)

✛6

3. Kepala Desa

Pada tahun 16 Januari 1990 Mbah Ahmad diangkat menjadi Kepala

Desa Gempol Manis saat berusia 52 tahun . Dan pada tahun itu Desa Gempol

Manis sudah merupakan desa yang termasuk berkembang karena dengan

menjabatnya Mbah Ahmad menjadi Kepala Desa keadaan masyarakat sudah

semakin maju, dilihat dari perkembangan pendidikan yang didirikan oleh

Mbah Ahmad menjadi tingkat yang lebih tinggi lagi yaitu Madrasah

Tsanawiyah. Dan kehidupan para masyarakat yang semakin guyup rukun.

Selain perubahan dalam hal pendidikan Mbah Ahmad saat menjadi

Kepala Desa Juga merangkap sebagai Ketua KUD (Kantor Unit Desa) dengan

wakil ketua Lasiman. KUD ini bertempat di Kecamatan Sambeng dekat

dengan Pukesmas Kecamatan Sambeng saat ini. Karena melihat bahwa

potensi di Kecamatan Sambeng kebanyakan sebagai petani karena tanahnya

yang subur ia sangat mendukung dan memfasilitasi masyarakatnya dengan

adanya KUD tersebut. Keberadaan KUD tersebut diantaranya memudahkan

para petani untuk membeli obat-obatan pertanian, pupuk, bibit tanaman.

Kemajuannya terbukti dengan terbelinya tiga truk, 1 mobil sedan dan mobil

T.300 dalam 3 periode saat ia menjadi Ketua KUD. Semua fasilitas itu untuk

kemaslahatan masyarakat Kecamatan Sambeng dalam memajukan pertanian

(46)

BAB III

GERAKAN PKI DI DESA GEMPOL MANIS KECAMATAN SAMBENG KABUPATEN LAMONGAN

A. Sejarah PKI di Desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan tahun 1962-1965.

Untuk mengetahui kapan munculnya Gerakan PKI di daerah

Lamongan, maka perlu diketahui tentang sejarah masuknya PKI di Indonesia

terlebih dahulu. Partai Komunis Indonesia adalah partai yang menganut faham

Marxisme, faham ini merekrut dari golongan proletar atau golongan bawah

(buruh). Partai komunis Indonesia merupakan bentuk revolusi 17 Oktober di

Rusia, yang berlandasan bahwa pembebasan negara-negara jajahan dapat

dicapai hanya dengan persatuan para buruh. Dengan adanya landasan itu maka

Snevliet ingin membentuk partai dengan landasan dan tujuan yang sama yakni

faham Marxisme.

Disisi lain, Gerakan Partai Komunis Indonesia adalah Gerakan yang

berfaham Marxisme. Faham Marxisme dicetuskan oleh Karl Marx dalam

teorinya yang disebut dengan teori konflik. Maksudnya adalah Konflik

muncul dalam suatu masyarakat karena perbedaan kelas, yaitu kelas antara

pemilik modal (borjuis) dan kelas pekerjaan/buruh (proletar)21. Marx

21

(47)

38

berpendapat bahwa para pemilik modal memeras para pekerja dengan cara

memperpanjang jam kerja dan upah yang tidak layak, atau yang dikenal

dengan kerja lebih.22 Dengan demikian para pekerja merasa diperas lalu

muncul aksi-aksi perlawanan, dan konflik menjadi keniscayaan yang

memuncak hingga peristiwa revolusi.

Kemudian Tafsiran Lenin tentang ajaran-ajaran Marx ini diklaim

sebagai ajaran Marx murni, menganggap ajaran-ajaran Marx ini adalah ajaran

yang paling benar. Dan ajaran “Marxisme-Leninisme” atau yang dipersingkat

dengan “Komunisme”23 berhasil di kembangkan oleh Lenin dan mendapat

banyak pengikut di Uni Soviet khususnya kaum buruh, lalu melakukan

revolusi di Uni Soviet tahun 1917. Kemuian Lenin teropsesi membawa ajaran

Marxisme ke Indonesia dan mengaharap kesuksesan yang sama seperti di

Rusia.

Komunis di Indonesia dimulai dengan datangnya benih-benih faham

“Sosial Demokrat ” yang dibawa oleh Hendrieus Yosephus Fransiscus Maria

Snevliet, seorang pemimpin buruh negeri Belanda tahun 1913. Sosil

Demokrat adalah nama ajaran komunis yang telah berkembang di Eropa

Barat. Kemudian di Indonesia mendirikan organisasi Social Demokrat dengan

diberi nama Indische Sociaal Democratische Vereening(ISDV) pada tanggal

22

Karl Max, Kapital: Sebuah Kritik Ekonomi Buku II Proses Sirkulasi Kapital (Jakarta-Bandung: Hasta Mitra-Ultimus &Institute For Global Justice, 2006), 156-157.

23

(48)

9 Mei 1914, bersama dengan Bersama, Brandstander, dan H.W. Dekker, P.

Beigsma. Kemudian ISDV menerbitkan surat kabar Net Vrije Woord (Syarat

Kebebasan), pada tanggal 10 Oktober 1915.

Tujuan didirikannya ISDV adalah menyebarkan faham Marxisme.

Awalnya perkumpulan ini hanya beranggotakan orang-orang belanda saja,

kemudian untuk mengembangkan kelompok ini, Snevliet berusaha mendekati

Partai Serikat Islam cabang Semarang yang saat itu dipimpin oleh Samaun

dan Darsono kedua pemuda tersebut merupakan pemuda Indonesia yang

cerdas, ulet dan pemberani. Para pemimpin ISDV menganggap lebih efektif

untuk bersekutu dengan organisasi-organisasi massa lainnya agar

organisasinya bisa berkembang dan berakar didalam masyarakat Indonesia.

Usaha untuk mendekati Samaun dan Darsono berhasil dengan baik. Samaun

dan Darsono berhasil dipengaruhi dan akhirnya masuk ISDV. 24 sebagai

anggotanya yang pada waktu itu dipimpin oleh Semaun (ketua), Darsono

(wakil), Bersgama (sekretaris), Dekker (bendahara.)

Namun pada tanggal 23 Mei 1920 dalam konggres ISDV yang ketujuh

diganti namanya menjadi Partai Komunis Hindia. Dan pada bulan Desember

24

(49)

40

1920 dirubah lagi namanya menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI) yang

berafiliasi dengan Komintern.25

Dengan demikian sejak berdirinya PKI mengikuti strategi komintern

dalam sejarah nasional dinyatakan sebagai berikut: ”afisiliasi dengan

komintern” menyebabkan PKI harus menyesuaikan sikapnya yang sesuai

dengan garis politik asia dari pada komintern. Adapun perjuangannya untuk

mencapai Negara komunis masih menurut jalan pikiran

pemimpin-pemimpinnya. Dengan perubahan nama menjadi PKI, pola kerjasama dengan

Sarekat Islam mesih berlanjut. Karena perbedaan landasan dan arah

perjuangannya, maka perpecahan tidak dapat dihindarkan, sehingga

muncullah SI putih dan SI merah.26

Sarekat Islam pada awal perkebangannya masih belum memiliki

disiplin kepartaian sehingga anggotanya bisa merangkap tiga keanggotaan,

antaranya ialah Sarekat Islam, ISDV, dan Insulinde. Snevliet bermaksud

untuk menyebarkan faham Marxisme di daerah Semarang ialah agar Sarekat

Islam cabang Semarang dapat meresmikan faham Marxisme ini dilingkungan

terpelajar Islam. Dan Sarekat Islam cabang Semarang telah memiliki pengikut

yang luas, meskipun didalamnya terdapat orang yang mengaku Islam tanpa

melakukan rukunnya.

25

Sartono Kartodirjo, et al. Sejarah Nasional Indonesia, jilid V (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,1995), 203

26

(50)

Kemenangan Partai Komunis Indonesia tak luput dari landasan yang

dikobarkan dari aliran Marxisme, bahwa kebebasan Negara-negara jajahan

akan dapat dicapai hanya dengan persatuan buruh. Dengan demikian ISDV

sangat patuh dengan faham Marxisme tersebut. Mendengar penyataan seperti

itu pemuda-pemuda Indonesia yang bergabung dengan ISDV menjadi sangat

revolusioner. Peran samaun dalam ISDV sangat berpengaruh, pasalnya

samaun menggunakan kedudukannya sebagai komisaris Sarekat Islam cabang

Semarang untuk mempengaruhi pemimpin-pemimpin Sarekat Islam dan

berhasil masuk aliran dengan faham Marxisme 1918. Perjuangan Samaun

untuk mendesak para pemimpin Sarekat Islam ditolak mentah-mentah, dan

Sarekat Islam telah menetapkan sikap kooperatifnya, sebagai bukti bahwa

duduknya Cokroaminoto sebagai wakil Sarekat Islam dan Abdul Muis sebagai

wakilnya.

Ir. Cramer sebagai wakil dalam Dewan Perwakilan Rakyat atau yang

disebut Volksraad dalam ISDV menanggapi sikap pemerintah. Cramer

kemudian membentuk Konsentrasi Radikal dalam Volksraad yang

didalamnya terdiri dari wakil ISDV, Sarekat Islam, Budi Utomo, dan

Insulinde, perkumpulan ini guna untuk menggalang kekuatan baik didalam

maupun diluar gedung Dewan Perwakilan Rakyat. ISDV juga bekerja sama

dengan Bumi Putra dan organisasi Belanda yang bersikap progresif. Namun

(51)

42

propaganda melalui forum lembaga kenegaraan tidak berhasil. Pemerintah

yakin bahwa keanggotaan dalam Volksraad oleh golongan komunis

digunakan sebagai kedok belaka. Ketidak berhasilan tersebut membuat ISDV

membuat taktik lain untuk menyebarkan faham Marxisme melalui

organisasi-organisasi bumi putra dan Sarekat Islam secara intensif.27

Pada tahun 1920 Indonesia masih bernama Hindia Belanda, dan secara

resmi ISDV menjadi anggota Komunis Internasional pada tanggal 24

Desember 1920, kemudian tanggal 23 Mei 1923 berubah nama menjadi Partai

Komunis Hindia (PKH). Pemerintah Hindia Belanda melihat gelagat Snevliet

dalam ISDV, dan menganggap Snevliet adalah biang keladinya. Kemudian

pemerintah bersikap tegas dan mengambil keputusan keras kepada pemimpin

ISDV, karena Snevliet yang mengadakan tindakan propaganda Marxisme

dikalangan Angkatan Darat Kerajaan Belanda, kemudian Snevliet ditangkap

dan diusir dari pemerintahan Hindia Belanda tahun 1920. Snevliet pergi ke

Rusia dan kemudian menjadi anggota Komintern. Akan tetapi dengan

perginya pencetus faham Marxisme di Indonesia ini para pengikut yang masih

terselubut dalam masyarakat tetap menyebarkan faham Marxisme secara

sembunyi-sembunyi bahkan hingga saat ini.

Pada tahun 1955 untuk pertama kalinya Indonesia mengadakan

pemilihan umum yang dimenangkan oleh 4 partai besar, yaitu: PNI, Masyumi,

27

(52)

NU, PKI. Keempat partai pemenang pemilu pertama ini kemudian

dibentuklah Kabinet Ali Sastroamijoyo II tahun 1956. Kabinet ini hanya

beranggotakan ketiga partai tanpa PKI yang memunculkan pertentangan dari

pihak PKI sendiri. Penolakan yang terjadi dalam peresmian kabinet ini

dikarenakan Masyumi menolak adanya PKI disebabkan akibat insiden PKI di

Madiun tahun 1948 menjadi korban, bukan hanya umat Islam tetapi juga

bangsa Indonesia. Hal ini membuat PKI pada akhirnya juga merasa

tersisihkan dan menolak keputusan tersebut, namun Presiden Soekarno tetap

menyetujui peresmian kabinet ini.28

Partai Komunis Indonesia adalah partai yang menganut faham

Marxisme, faham ini merekrut dari golongan proleter atau golongan bawah

(buruh). Partai komunis Indonesia merupakan bentuk revolusi 17 Oktober di

Rusia, yang berlandasan bahwa pembebasan Negara-negara jajahan dapat

dicapai hanya dengan persatuan para buruh. Dengan adanya landasan itu maka

Snevliet ingin membentuk partai dengan landasan dan tujuan yang sama yakni

faham Marxisme. Maksud daripada Komunis ini adalah kebebasan bernegara

yaitu: para penguasa tidak hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang

berdasi atau berpenjabat akan tetapi bisa dilakukan oleh para buruh atau bisa

dikatakan dari golongan bawah. Dan kesatu para buruh ini dapat

28

(53)

44

Menggoyahkan pemerintahan Indonesia yang saat itu dipimpin oleh

pemerintahan Soeharto.

Dalam penelitian tertulis yang pernah ada, peradaban di Kota Lamongan

dalam sejarahnya dimulai sejak sebelum datangnya ajaran Islam yang

dibawah oleh para Wali Songo. Sebelum Islam datang di Kota Lamongan.

Lamongan merupakan Kota Adipura yang menganut kepercayaan animesme

dan dinamisme. Pada saat itu Hindu dan Budha sudah lebih dahulu menyebar

ke berbagai penjuru negeri termasuk Kota Lamongan. Peristiwa ini ditandai

adanya prasati Airlangga dan Prasasti di Kecamatan Bluluk Kabupaten

Lamongan yang dikeluarkan Hayam Wuruk. Setelah itu dilanjutkan

penyebaran Islam Oleh Sunan Drajat, Sendang Duwur serta Tumenggung

Ronggo Hadi.29 Kemudian dilanjutkan dengan masa kolonial di Kota

Lamongan, dibuktikan dengan arsip pemerintah Belanda yang di simpan di

Kantor Kearsipan Jawa Timur di Surabaya (Eerste Jaarverslag de te

Lamongan gevestigde Stiching Ziekenhuis Wismo Joewono 1941) Rumah

Sakit Darurat Darma Joewana, Kantor Pos Lamongan dan Monumen Kapal

Van Der Wijck, dan beberapa peninggalan Sekolah Angka 1. 30

Namun penulis lebih fokus tentang masa setelah Kemerdekaan, yaitu

Masa gerakan PKI tahun 1962-1965 di Desa Gempol Manis Kecamatan

29

Mohamad faried,Lamongan: Meyayu Raharjanening Praja(Lamongan. : Badan Perpustakaan dan Arsip daerah Lamongan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Lamongan, 1994), 33.

30

(54)

Sambeng Kabupaten Lamongan. Keberadaan gerakan PKI di kota Lamongan

ditandai dengan adanya peristiwa-peristiwa keganasan yang di lakukan PKI di

berbagai daerah di Kota Lamongan. Seperti Sungai Bengawan Solo yang

menjadi saksi bisu adanya pembantaian masal di Kecamatan Karanggeneng

Kabupaten Lamongan. Adapula tragedi kemanusian di Kecamatan Sekaran

Kabupaten Lamongan.31 Sejarah PKI di Desa Latukan Kecamatan

Karanggeneng kabupaten Lamongan.32 Menurut sudut pandang penulis,

semua peristiwa-peristiwa keganasan yang dilakukan PKI yang di lakukan di

berbagai wilayah Lamongan merupakan bentuk apresiasi dari Gerakan PKI

yang ingin meberontakan dan mengambil alih pemerintahan Indonesia. begitu

pula kondisi PKI di Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan. Jika dalam

penelitian sebelumnya tentang adanya gerakan PKI di daerah Lamongan

seperti yang disebutkan di atas, begitu juga penelitian ini tentang penumpasan

PKI di Desa Gempol Manis tahun 1962.

Dalam penelitian ini penulis mencari data ke beberapa instansi terkait,

seperti Koramil Kecamatan Sambeng, Kodim Kabupaten Lamongan.

Keterangan dari bebebapa Instansi tersebut memang sangat akurat, karena

dalam Negara Republik Indonesia telah menyimpan data atau nama-nama

31

Nasihin,“Tradisi Kemanusiaan di Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan 1962-1966”, (Skripsi, Universitas Jember, Jember, 2006), 99.

32

(55)

46

orang yang masuk dalam gerakan PKI tahun 1965, sampai sekarang

nama-nama itu masih diintai/diawasi oleh pihak Intel, dan nama-nama-nama-nama tersebut

masih tersimpan rapi dalam rahasia Negara Republik Indonesia. Namun

berhubungan dengan hal tersebut penulis tidak mendapat data atau dokumen

dikarenakan data tersebut merupakan dokumen Negara yang sangat rahasia.33

Keganasan Gerakan PKI di Kabupaten Lamongan menyisakan luka di

masa kelam, termasuk diberbagai wilayah di Kota Lamongan memiliki

peristiwa-peristiwa tersendiri tentang adanya gerakan PKI tersebut. Puncak

peperangan yang dilakukan masyarakat Lamongan ialah setelah adanya

keputusan G 30 S PKI, pemerintah Kabupaten Lamongan pada saat itu di

pimpin oleh R. soeparngadi Sosrowardojo (1960-1969). Seletah G 30 S PKI

para komponen masyarakat Indonesia termasuk masyarakat Kabupaten

Lamongan bergerak dan ikut memerangi orang-orang PKI.

Masuknya gerakan PKI di Desa Gempol Manis tidak diketahui dari

mana gerakan ini berasal, namun menurut Mbah Ahmad gerakan PKI ini

sudah ada sejak tahun 1960an bahkan mungkin sudah ada sejak 5 tahun

kebelakang (1955). Ditandai adanya PKI di Desa Gempol Manis ini yakni

adanya perebutan gedung madrasah diniyah yang didirikan oleh Mbah

Ahmad, dan saat itu ia sedang menjabat sebagai pengurus ranting Nahdhatul

Ulama (Tanfidziyah), gedung madrasah yang digunakan oleh anak didik dari

33

(56)

masyarakat Nahdhatul ulama bertempat di Desa Gempol Nogo, pembuatan

gedung Madrasah menghabiskan kayu jati dari lima kuburan dengan tenaga

para masyarakat non PKI (Nahhatul Ulama). Namun dalam strategi ini, PKI

merusak dari dalam madrasah yakni melalui guru-guru di Marasah, tiba-tiba

guru-guru madrasah menghilang dan tidak ada kabarnya sehingga kegiatan

belajar mengajar terpaksa di hentikan karena tidak ada pengajarnya.34 Dari

kasus tersebut, Mbah Ahmad sebagai pengurus Tanfidziyah Nahdtahul Ulama

mengadakan musyawarah yang di ikuti oleh Komandan Koramil (M.Bajuri)

Bapak Camat ( Sateb) dengan pengawalan polisi. Dalam musyawarah tersebut

ia menyampaikan niatnya untuk merebut kembali hak atas gedung madrasah

tersebut yang kini diambil alih oleh orang-orang PKI. Namun keputusan

terakhir dari musyawarah itu ialah kepemilikan gedung tetap dimiliki oleh

PKI dan Mbah Ahmad akhirnya mengalah dan membuat kembali Madrasah

diniyah. Keputusan itu memang mengganjal namun jika ilihat kedepannya

ternyata Bapak Camat tersebut adalah termasuk anggota PKI yang

terselubung.35

Pada tahun 1963 gerakan PKI di Desa Gempol Manis benar-benar

sudah menampakkan kebenciannya, beberapa tindakan yang dilakukan PKI

sangat meresahkan bagi masyarakat non PKI. Dusun Gempol Nogo

merupakan Masyarakat yang paling banyak menjadi anggota PKI, kecuali 1

34

Ahmad, Wawancara, Lamongan, 14 Desember 2016.

35Ma’ruf,

Gambar

NoTabel 4.1HariNama UstadKitab

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan Economic Value Added terhadap return saham

Tabel 4.16 Pengendalian Mutu Produk Akhir Roti Gaplek...80 KONSEP CARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK (CPPB) PADA PEMBUATAN ROTI GAPLEK (Cassava cookies) DI UKM MUTIARA PRIMA BAKERY”

Kemenangan ini juga dianalisis dari perilaku memilih masyarakat dengan pendekatan sosiologis Haryanto-Budiyono memiliki basis massa dari kesamaan agama, kalangan

Peningkatan jumlah unsur hara tersebut disebabkan bertambahnya mikroorganisme yang berasal dari pupuk kandang kotoran ayam, sehingga meningkatkan aktivitas

Tingginya produksi per plot pada perlakuan kompos limbah sayur 15 ton/ha dan pupuk NPK 6 Tablet/tanaman diduga disebabkan tingginya laju pertumbuhan tanaman,

SNP adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan diseluruh wilayah NKRI, yang meliputi 8 (delapan) muatan standar, yaitu: 1) Standar Isi (SI), mencakup lingkup

Selain jumlah wanita digunakan juga jumlah anak lahir hidup (ALH) dan jumlah anak masih hidup (AMH) menurut kelompok umur wanita 15-49 tahun sebagai data dasar. Oleh karena AHH

Media informasi sarana umum di kota Depok yang akan dibuat merupakan sebuah tampilan peta dari kota Depok mulai dari Kecamatan sampai dengan kelurahan yang ada di Depok. Dari