• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDY KOMPARATIF PROGRAM ACARA MUTIARA HATI JTV DAN RISALAH HATI NET TV.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDY KOMPARATIF PROGRAM ACARA MUTIARA HATI JTV DAN RISALAH HATI NET TV."

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

ALFIYANUL LIDDINILLAH

NIM. B01212034

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Sos)

Oleh:

ALFIYANUL LIDDINILLAH

NIM. B01212034

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

Alfiyanul Liddinillah, NIM. B01212034, Study Komparatif Program Acara Mutiara Hati JTV dan Risalah Hati NET TV. Skripsi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci : Study Komparatif, Program Acara

Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah : (1) apa latar belakang munculnya program acara Mutiara Hati JTV dan Risalah Hati NET TV? dan (2) bagaimana proses produksi program acara Mutiara Hati JTV dan Risalah Hati NET TV?

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan metode analisis komparatif yang mengacu pada teori perbandingan sosial dengan menggunakan teknik perbandingan dalam mengungkapkan antara program acara Mutiara Hati JTV dan Risalah Hati NET TV. Sedangkan unit analisis dalam penelitian ini adalah dialog yang dilakukan, isi program acara Mutiara Hati JTV dan Risalah Hati NET TV.

Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa ada beberapa perbedaan yaitu meliputi latar belakang munculnya program acara Mutiara Hati JTV dan Risalah Hati NET TV, yakni Mutiara Hati muncul karena inisiatif produser ingin membuat program acara dakwah yang berbeda dengan yang lain dan Risalah Hati muncul karena ada dorongan dari KPID untuk semua stasiun televisi harus ada program dakwahnya

Untuk proses produksi memiliki proses yang sama hanya yang membedakan idea atau tema yang dibuat dari Mutiara hati hasil meeting semua crew dan Risalah Hati datang dari produsernya dan evaluasi dilakukan Mutiara Hati satu minggu sekali dan Risalah Hati sehabis semua proses dilalui

(8)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dakwah merupakan sebuah kegiatan penyampaian pesan dakwah dari da’i kepada mad’u. Dakwah merupakan aktualisasi atau realisasi salah satu

fungsi kodrati seorang muslim, yaitu fungsi kerisalahan berupa proses pengkondisian agar seseorang atau masyarakat mengetahui, memahami, mengimani, dan mengamalkan Islam sebagai ajaran dan pandangan hidup (way of life).1

Dakwah juga dapat diartikan dengan suatu proses upaya mengubah suatu situasi kepada situasi lain yang lebih baik sesuai ajaran Islam, atau proses mengajak manusia ke jalan Allah SWT, yakni Al-Islam.2 Pengertian lain tentang dakwah adalah mengajak dan menggerakkan manusia agar menaati ajaran-ajaran Allah SWT, termasuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar untuk bisa memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.3 Dapat ditarik kesimpulan dari beberapa pendapat pakar mengenai kegiatan dakwah adalah intinya tentang mengajak kepada yang ma’ruf dan mencegah yang munkar.

1

Abdul Munir Mulkhan, Ideologi Gerakan Dakwah: Episode M. Natsir & azhar Basyir (Yogyakarta: Sipress, 1996), h. 205

2

Masdar Helmy, Dakwah Dalam Alam Pembangunan (Semarang: Toha Putra, 1973), h. 31 3

(9)

Untuk menyampaikan ajaran Islam kepada umat manusia , dakwah dapat

menggunakan berbagai wasilah. Hamzah Ya’kub membagi wasilah dakwah

menjadi lima macam, yaitu lisan, tulisan, lukisan, audio visual, dan akhlaq.4

Perkembangan zaman pada dunia yang semakin canggih lewat teknologi sudah semestinya jika pencarian terhadap informasi semakin meningkat. Karena agama merupakan of the rule atau aturan yang dapat membatasi manusia dari hal-hal yang terlalu duniawi. Teknologi diibaratkan sebuah lidah, ia tergantung pemiliknya, jika digunakan untuk berkata dengan jujur dengan landasan amar ma’ruf maka ia akan berguna melakukan hal kebaikan, namun apabila lidah tersebut pasti menjadi malapetaka bagi si pemilik. Begitu juga dengan teknologi, jika kita bisa menggunakannya ke dalam hal-hal yang bermanfaat maka begitu besar kegunaan dan keuntungan menguasai teknologi, akan tetapi jika kita sudah terpesona dengan kesenang-senangan yang di berikan teknologi maka dapat di pastikan masa depan kita akan hancur jika kita tidak bertaubat.

Media elektronik pada saat ini menpunyai peran yang besar dan jangkauan yang cukup luas sebagai suatu alat yang bisa menyampaikan informasi ataupun bisa juga digunakan media komunikasi dan secara tidak langsung. Manusia mulai bergantung dengan adanya televisi sebagai alat hiburan yang ada dirumah. Bahkan dalam negeri kita sendiri, di Indonesia media elektronik sangat dibutuhkan dan menjadi suatu kebutuhan pokok,

4

(10)

semisal televisi, internet, radio, handphone kini sudah tersebar hampir segala penjuru Indonesia.

Televisi adalah karya massa yang di kembangkan dari tahun ke tahun dan mengalami perubahan inovasi yang lebih sempurna. Awal mula televisi tentu tidak dapat dipisahkan dari dasar yaitu hukum gelombang elektromagnetik yang ditemukan oleh joseph henry dan Michael faraday (1831).Penemuan faraday yang oleh para pakar ilmu ahli komunikasi teknologi disebut sebagai awal dari komunikasi elektronik, dan gelombang elektronik magnetik inilah yang digunakan sebagai penghantar pengiriman sinyal dalam penyiaran gambar bergerak ditelevisi.

Televisi juga memiliki daya tarik yang sangat kuat karena memiliki beberapa unsur kata-kata, musik, suara latar dan visual atau berupa gambar. Semua program televisi dari bentuk yang sederhana sampai yang rumit, munculnya selalu didahului dari sebuah idea atau gagasan. Ide merupakan buah pikiran seseorang perencana produksi, dalam hal ini yang berperan yaitu produser, sesuai dengan teori komunikasi ide merupakan rencana pesan yang akan disampaikan kepada khalayak penonton, melalui media maksud dan tujuan tertentu, karena itu menuangkan idenya dalam bentuk sebuah naskah, semuanya yang harus selalu diperhatikan adalah faktor penonton, agar apa yang ditayangkan dapat mencapai tujuan dan sasarannya.

(11)

dengan lisan, perbuatan atau pun yang sudah menggunakan teknologi seperti adanya televisi dan internet.

Program acara Mutiara Hati di stasiun lokal JTV dan Risalah Hati di stasiun swasta NET TV adalah salah satu program yang berisikan tentang tausiyah pesan-pesan keislaman yang sesuai dengan petunjuk Al-qur’an kepada masyarakat. Program acara Mutiara Hati di JTV, baik da’i maupun

mad’u nya merupakan orang-orang dari daerah Surabaya dan sekitarnya.

Sedangkan acara Risalah Hati di NET TV, da’i maupun mad’u nya lebih luas

lagi. Hal ini dipengaruhi oleh ketenaran dari stasiun televisi tersebut. Seperti yang kita ketahui JTV merupakan stasiun televisi lokal yang masih berkembang, dan hanya diketahui oleh orang-orang disekitar Jawa Timur. Sedangkan NET TV merupakan televisi swasta yang sudah dapat dikatakan maju, karena gelombang signalnya sudah mencangkup seluruh nasional. Dan NET TV mempunyai siaran lokal di daerah-daerah nusantara akan tetapi NET TV lokal hanya memberikan tayangan pada pukul 04.00 – 06.00 WIB salah satunya adalah program acara Risalah Hati.

(12)

Dengan perbedaan yang sangat signifikan antara stasiun televisi JTV dan NET TV pasti memiliki perbedaan dari program acara yang akan diteliti yaitu program acara Mutiara Hati dan Risalah hati dengan demikian peneliti meneliti kedua program acara yang memiliki format program yang sama yaitu tausiyah atau ceramah.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat di ambil rumusan masalah yaitu:

1. Bagaimana perbedaan latar belakang munculnya program acara “Mutiara

Hati JTV” dan “Risalah Hati NET TV”?

2. Bagaimana perbedaan proses produksi pada “Mutiara Hati JTV” dan

“Risalah Hati NET TV”?

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan rumusan masalah yang ada diatas dapat dijelaskan. Maka penelitian diatas bertujuan:

1. Untuk mencari apa saja perbedaan latar belakang munculnya program

acara “Mutiara HatiJTV” dan “Risalah Hati NET TV”.

2. Untuk mencari apa saja perbedaan proses produksi pada “Mutiara Hati

JTV” dan “Risalah Hati NET TV”.

D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

(13)

b. Sebagai pengkayaan variasi program acara dakwah melalui televisi yang dapat memberikan inspirasi pada pengembangan keilmuan dakwah. 2. Secara Praktis

a. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat untuk model-model dan perkembangan media dakwah di era modern.

b. Bagi Fakultas Dakwah UINSA Surabaya khususnya Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, penelitian ini bisa dijadikan tambahan literatur keilmuan untuk pembinaan dan penggembangan jurusan.

E. Konseptualisasi

Pada dasarnya, konsep merupakan unsur pokok suatu penelitian dan suatu konsep sebenarnya seperti definisi singkat dari sejumlah fakta atau data yang ada.

Untuk memperoleh pemahaman mengenai penelitian yang akan dilakukan, maka penulis perlu menjelaskan definisi konsep sesuai dengan judul. Hal itu dikarenakan untuk menghindari kesalah pahaman dalam penelitian ini.

A. Study komparatif

(14)

Metode komparasi adalah suatu metode yang digunakan untuk membandingkan data-data yang ditarik kedalam konklusi baru. Komparasi sendiri dari bahasa inggris yaitu compare yang artinya membandingkan untuk menemukan persamaan dan perbedaan dari kedua konsep atau lebih. Dengan menggunakan metode komparasi ini peneliti bermaksud untuk menarik sebuah konklusi dengan cara membandingkan ide-ide, pendapat-pendapat dan pengertian agar mengetahui persamaan dan perbadaan dari latar belakang munculnya program acara Mutiara Hati JTV dan Risalah Hati NET TV.

Penelitian komparatif bersifat “expost facto”, artinya data yang

dikumpulkan setelah peristiwa yang dipermasalahkan terjadi.Expost facto merupakan suatu penelitian empiris yang sistematis dimana peneliti tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena perwujutan variabel tersebut telah terjadi atau karena variabel tersebut pada dasarnya memang tidak dapat dimanipulasi. Peneliti tidak melakukan perlakuan dalam membandingkan dan mencari hubungan sebab-akibat dari variabelnya. Peneliti hanya mencari satu atau lebih akibat-akibat yang ditimbulkan dan mengujinya dengan menelusuri kembali masalalu untuk mencari sebab-sebab, kemungkinan hubungan dan maknanya.

(15)

fenomena dengan mencari persamaan dan perbedaan latar belakang munculnya program acara Mutiara Hati JTV dan Risalah Hati NET TV serta proses produksi antara program acara Mutiara Hati JTV dan Rislah Hati NET TV.

B. Program Acara Televisi

Berasal dari programme (inggris) atau program (amerika), yang berarti acara atau rencana. Program adalah segala hal yang ditampilkan oleh stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan atau yang di inginkan oleh audience-nya. Program yang ditanyangkan stasiun televisi tidak harus diproduksi sendiri melainkan dapat bekerja sama dengan pihak luar stasiun televisi, misalnya dengan production house atau instansi pemerintah dan swasta. Pada umumnya pihak perencanaan siaran mengatur jadwal penayangan satu program televisi berdasarkan perkiraan kecenderungan menonton program tersebut.

Dalam membentuk sebuah program acara, harus melewati tahapan-tahapan dalam memproduksi sebuah program acara, berikut adalah tahapan-tahapan yang harus di lewati yaitu:

1. Pra produksi

a. Penemuan ide b. Riset

c. Pematangan konsep 2. Produksi

(16)

4. Evaluasi

Jenis program acara televisi, jenis program televisi ada dua bagian besar, yaitu:

a. Informasi atau berita

Menurut mitchel V. Charnley berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwaatau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka.Jurnalistik televisi bertolak dari orientasi audiovisual. Oleh karena itu apa yang dilaporkan oleh reporter adalah berita untuk mata dan telingan. Ada dua bentuk program berita televisi yang pertama yaitu hard news corak berita yang mengandung konflik dan memberikan sentuhan-sentuhan emosional serta melibatkan tokoh masyarakat atau orang termasyur. Berita ini biasanya memiliki tegangan politik yang tinggi, sangat istimewa dan mengandung konflik atau pertentangan, dengan cara penulisan tertentu berita tersebut dapat memberikan emosi kepada masyarakat. Program yang termasuk hard news antara lain straight News, features dan infotaiment. Bentuk kedua yaitu soft news berita denga corak ini biasanya berupa berita ringan atau bisa berupa berita yang mengandung konflik yang menegangkan namun dikemas dengan pemilihan materi visual dan penyusunan gambar yang tidak menonjolkan segi-segi menegangkan dengan narasi yang agak umum. Program televisi dengan bentuk sajian soft news antara lain current, magazines, talk show, dan documentary.

(17)

Hiburan adalah jenis program televisi yang bertujuan memberikan kesenangan pada penonton biasanya dikemas dengan gaya artistik meskipun karya jurnalistik juga bisa dijadikan program hiburan tentunya dengan sentuhan artistik. Berbagai bentuk program acara dapat masuk kategori ini antara lain program musik, drama, permainan atau gameshow, reality show, pertujukan seni budaya, dan lain sebagainya.

Tidak semua televisi memiliki seluruh kategori program dalam penyiarannya. Ada televisi yang segmented hanya menyajikan beberapa kategori program sebagai pelengkap. Misalnya Metro TV, yang merupakan televisi yang mengkategorikan program-programnya pada pemberitaan disamping itu program acara hiburan juga disajikan untuk melengkapinya5. c. Keagamaan

Keagamaan adalah jenis program televisi yang bertujuan untuk berdakwah. dakwah Islam telah berlangsung sepanjang sejarah kehidupan umat Islam, kejayaan umat Islam pada zamannya sangat ditentukan oleh dakwah yang dijalankan oleh Rasulullah SAW beserta para sahabatnya yang kemudian dilanjutkan oleh mubaligh, ustadz dan guru agama.

Adapun pengorganisasian dakwah ditelevisi, kegiatan baik dilakukan individu apalagi kelompok sebenarnya memerlukan organisasi atau pengorganisasian. Demikian pula organisasi dakwah memerlukan management yang dijalankan oleh pemimpin organisasi-organisasi dakwah.

5

(18)

Dengan demikian sebuah organisasi memerlukan wadah bagi pengelola kegiatan berdakwah.

Semua stasiun televisi pasti ada program acara dakwah karena pemanfaatan media televisi dalam penyiaran agama Islam merupakan salah satu cara atau strategi yang ditempuh dalam menyampaikan ajaran agama. Islam sebagai agama dakwah, mewajibkan umatnya untuk menyampaikan ajaran Islam dari satu generasi kepada generasi berikutnya.

C. Mutiara Islam JTV

PT.Jawa Pos Media Televisi atau disingkat JTV adalah salah satu anak perusahaan Jawa Pos yang bergerak dibidang media elektronik televisi, coverage areanya regional Jawa Timur, mobilitas aktifitasnya berada di gedung Graha Pena Jawa Pos, jalan Ahmad Yani 88 Surabaya, JTV mempati lantai 1,20, dan 21.

Secara tidak langsung adalah anak perusahaan Jawa pos, JTV lahir pada tanggal 8 November 2001 dan mengawali kiprahnya dari tengah kota pahlawan, visinya masa depan, paketnya metropolis, menjangkau kota-kota sasaran , menyentuh pelosok-pelosok daerah , bergaul dengan ekosistem multi etnik dan memenuhi harapan pemirsa, khususnya pemirsa Jawa timur.

(19)

undang-undang pertelevisian yang baru bahwa tidak ada lagi TV Nasional yang ada hanyalah TV local, jadi jika TV Nasional yang sekarang hendak membuka gelombang di Surabaya harus meminta izin pemerintah daerah dengan kompensasi keuntungan dibagi 50% untuk pemerintah daerah Surabaya, jadi sekarang akan hanya ada TV local jaringan saja.

Batas dari pada TV Nasional saat ini untuk merubah menjadi TV local dan TV jaringan hanya sampai 2005.Lima tahun setelah uundang-undang penyiaran yang baru di berlakukan, selain itu juga relay-relay milik TV apapun di batasi jumlahnya hanya dua relay di daerah asal.

Hal ini merupakan latar belakang dari pemberedelan yang dilakukan oleh TV Nasional terhadap JTV sampai mengakibatkan undang-undang penyiaran yang baru menjadi kekhawatiran TV Nasional kalah saingan dengan TV local.Oleh karena itu dalam penyusunan acara, JTV memfokuskan diri terhadap minat dan kebutuhan pemirsa di Jawa Timur.Secara umum JTV memberikan bobot program acara yang sangat besar, intertaiment 60%, infotaiment 20%, dan interaktif news 20%. Acara-acara yang melibatkan komunitas Jawa timuran akan mendapatkan perhatian besar, untuk membangun kedekatan secara emosional dengan pemirsanya, oleh karena itu maka JTV memilih program yang lebih menekankan pada content local (90%).

(20)

jelas JTV sendiri berharap agar kehadirannya dapat menghibur masyarakat Jawa timur.

Stasiun televisi ini merupakan anggota jaringan jawa pos TV dan memiliki afiliasi surat kabar dan biro JTV di Surabaya, Malang, Jember,, Banyuwangi, Kediri, Madiun, Bojonegoro, dan Madura. JTV memiliki acara unggulan juga salah satunya adalah program acara Mutiara Hati, acara tausiyah ini merupakan acara yang dapat ditonton pada hari senin sampai jumat pada jam 18.00. acara ini di bawakan oleh seorang tokoh yang menyampaikan pesan-pesan moral dan spiritual yang dapat di terima oleh seluruh masyarakat khususnya masyarakat jawa timur. Untuk settingan tempat yang di gunakan dalam setiap episode selalu berbeda, yang di ambil di suatu tempat seperti taman-taman atau tempat-tempat yang bagus atau indah dulihat agar penontonya tidak bosan dengan suasananya dan disetiap tempat

atau setiap episode selalu berbeda da’inya atau pembawa acaranya. Acara ini

tidak hanya bisa diterima oleh masyarakat islam tapi seluruh agama juga bisa menerima karena acara ini bersifat global, tapi dari isi materi atau pesan lebih banyak pesan islamnya.

D. Risalah Hati NET TV

(21)

habiskan sangat banyak dan mempunyai program-program acara yang menarik minat masyarakat, seperti program acara Risalah Hati yang tayang setiap hari senin sampai jumat jam 05.00.

Acara ini berisikan tausiyah islam yang sesuai dengan Al-quran dan Hadits, acara ini sangat pas dilihat setelah sholat subuh karena isinya tentang informasi islam yang dapat diterima oleh para penonton yang melihatnya. Setting tempat yang selalu berbeda membuat acara ini lebih menarik karena diambil ditaman-taman dan tempat yang indah lainnya.

F. Metode Penelitian

Metodologi penelitian adalah cara-cara atau prosedur ilmiah yang digunakan untuk mengumpulkan, mengolah bahan dan menyajikan serta menganalisis data guna menemukan atau menguji kebenaran suatu pengetahuan yang di laksanakan dengan menggunakan metode-metode ilmiah.

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Sesuai dengan judul yang peneliti angkat, yaitu “Study Komparatif

Program Acara Mutiara Hati JTV dan Risalah Hati NET TV”, maka

(22)

berlangsung. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan deskripsi pada masa yang sedang berlangsung yakni informasi bisa diperoleh tidak terbatas pada sumber tertulis namun bisa juga menggunakan informasi dan informan melalui wawancara dan pengamatan atau observasi.6Metode deskriptif, yaitu suatu metode yang berusaha memberikan penggambaran atau pemberian tentang gejala-gejala sebagaimana adanya pada masa kini.7

Alasan peneliti menggunakan metode kualitatif yaitu demi kemudahan pada proses penelitian dalam menganalisis data-data dan informasi serta metode ini relatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak.

2. Subyek dan Objek Penelitian a. Subjek Penelitian

Yang menjadi Subjek dalam Penelitian ini adalah stasiun televisi JTV dan NET TV.

b. Objek Penelitian

Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah latar belakang munculnya program acara Mutiara HatiJTV dan Risalah Hati NET TVdan perbedaan proses produksi untuk menayangkan program acara Mutiara HatiJTV dan Risalah Hati NET TV.

3. Tahapan Penelitian

6

Acep Aripudin & Mudhofir Abdullah, Perbandingan Dakwah, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2014), h. 10

7

(23)

Dalam penelitian ini terdapat 3 tahap penelitian dan ditambah dengan tahap terakhir dari penelitian yaitu tahap penulisan laporan hasil penelitian berarti menjadi 4 tahap. Yaitu:

1. Tahap pra lapangan adalah tahap dimana ditetapkan apa saja yang harus dilakukan sebelum seorang peneliti masuk ke lapangan obyek studi, meliputi menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajaki dan menilai keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan penelitian dan yang menyangkut persoalan etika penelitian.

2. Tahap pekerjaan lapangan dilakukan setelah pekerjaan pra lapangan dianggap selesai atau cukup, yang meliputi memahami latar penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan dan berperan serta sambil mengumpulkan data.8

3. Tahap analisis data, meliputi analisis selama dan setelah pengumpulan data. Data yang sudah terkumpul dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi diidentifikasi agar memudahkan dalam menganalisa sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

4. Tahap penulisan hasil laporan penelitian, tahap ini merupakan tahapan terakhir dalam penelitian ini, yaitu dengan menulis laporan hasil penelitian yang diteliti oleh peneliti.

4. Sumber Data

8

(24)

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.9 Adapun sumber datanya adalah :

a. Data primer yang digunakan dalam penelitian adalah data yang bersumber dari program acara Mutiara Hati JTV dan Risalah Hati NET TV.

b. Data sekunder dalam penelitian ini data diambil dari berbagai literatur seperti buku, majalah, situs internet dan segala data yang berkaitan dengan penelitian. Data ini berbentuk data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia.10

5. Tekhnik Pengumpulan Data

Tekhnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui tekhnik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang di tetapkan11. Dalam hal ini peneliti menggunakan beberapa metode yang dapat mempermudah penelitian ini antara lain:

a. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain panca indra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit. Oleh karena itu obsevasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

9

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 129

10

Deddy Mulyani. Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya2005), h. 180. 11

(25)

pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya.12

Yang dimaksud observasi dalam kegiatan ini ialah mengamati, mendengarkan melaui televisi baik itu berupa TV Online maupun tidak,

acara “Mutiara Hati” yang ditayangkan setiap hari senin-jumat di JTV pada

pukul 18.00 dan acara “Risalah Hati” yang ditayangkan setiap hari senin

-jumat di NET TV pada pukul 05.00. b. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari sesorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biograafi, peraturan, kebijakan.Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.13

Menurut Meleong bahwa banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan meramalkan. Dalam penelitian dokumen penting karena melalui dokumen penelitian dapat menimba pengetahuan bila dianalisis dengan cermat.14

Dokumentasi artinya catatan, surat atau bukti. Metode ini untuk mengumpulkan data-data berupa catatan-catatan, surat dan foto, gambar dan lain-lain. Menurut Sanapiah Faisal, metode dokumenter adalah: "Informasi

12

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial, (Surabaya: Airlangga University Press, 2001), h.142

13

Sugiyono Metode Penelitian, 240 14

Mahi M. Hikmat, Metodologi Penelitian dalam Perspektif ilmu Komunikasi dan Sastra,

(26)

berupa buku-buku tertulis atau catatan. Pada metode ini petugas data tinggal mentransfer bahan-bahan tertulis yang relevan pada lembaran-lembaran isian yang telah disiapkan.15

Data yang diperoleh berasal dari web stasiun JTV dan NET TV baik itu sejarah berdirinya lembaga, struktur organisasi, personalia, sarana dan prasarana dan data pelengkap yang diperlukan.

6. Tekhnik Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain.

Di pihak lain, analisis data kualitatif, prosesnya berjalan sebagai berikut:

a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri

b. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, mebuat ikhtisar dan membuat indeksnya

c. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan dan membuat temuan-temuan umum.16

15

Sanapiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasi, 1982), h.133 16

(27)

Dalam menganalisis data penulis menggunakan Tekhnik Analisis Komparatif Konstan.(Constant Comparative Analysis).Tekhnik ini adalah yang paling ekstrem menerapkan strategi deskriptif.Dikatakan ekstrem karena tekhnik ini betul-betul menerapkan logika induktif dalam analisisnya.Esensinya bahwa Tekhnik Analisis Komparatif adalah tekhnik yang digunakan untuk membandingkan kejadian-kejadian yang terjadi di saat peneliti menganalisis kejadian tersebut dan dilakukan secara terus-menerus sepanjang penelitian itu dilakukan. Barney G. Galaser dan Anselm L.Strous mengemukakan beberapa tahap analisis dengan mengggunakan Tekhnik Komparatif Konstan, yaitu tahap membandingkan kejadian yang dapat diterapkan pada tiap kategori, tahap memadukan kategori-kategori serta cirri-cirinya, tahap membatasi lingkup teori dan tahap menulis teori.17 7. Tekhnik keabsahan data

a. Ketentuan Pengamat

Untuk menghindari kesalahan atau kekeliruan data yang telah terkumpul, perlu dilakukan pengecekan keabsahan data. Ketentuan pengamatan dilakukan dengan tekhnik melakukan pengamatan yang diteliti, rinci dan terus- menerus selama proses penelitian berlangsung yang diikuti dengan kegiatan wawancara kepada subjek agar data yang dihasilkan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

b. Triangulasi

17

(28)

Dalam tekhnik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai tekhnik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai tekhnik pengumpulan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai tekhnik pengumpulan data berbagai sumber data.18Untuk mendapatkan keshahihan hasil sebuah penelitian, pertama kali dilakukan pemeriksaan keshahihan untuk mengetahui kebenaran dan kekuatan data yang diperoleh dalam penelitian ini.

Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah triangulasi personal (informan) yang dilakukan dengan cara mengecek, mengevaluasi dan mendiskusikan data dengan informan pembimbing. Dalam penelitian ini, data sebagai bahan baku sangat penting untuk diakui derajat ketepatan dan kelengkapannya. Triangulasi data dilakukan sejak pengumpulan data sampai analisis data dilakukan.

G. Sistematika Pembahasan

Agar penulisan skripsi ini lebih mudah dipahami, maka tentunya perlu dibuat sistematika pembahasan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini, berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, konseptualisasi dan sistematika pembahasan.

BAB II : KAJIAN KEPUSTAKAAN

18

(29)

Pada bab ini berisikan tentang pengertian dakwah, televisi, dakwah lewat televisi.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisikan tentang pendekatan dan jenis penelitian yang dipakai, subjek penelitian, jenis dan sumber data, tahap – tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan keabsahan data.

BAB IV : PENYAJIAN DATA

Pada bab ini berisikan tentang penyajian data meliputi profil dari JTV dan NET TV, dan apa saja perbedaan dan persamaan dari program acara Mutiara Hati JTV dan Risalah Hati NET TV

BAB V : PENUTUP

(30)

23 BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN DAKWAH DAN TELEVISI A. Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Kata dakwah secara bahasa berasal dari bahasa Arab, dari kata kerja (fi’il) yaitu da’a, yad’ yang artinya mengajak, menyeru, mengundang, atau memanggil. Kemudian kata jamak yaitu da’watan yang artinya ajakan, seruan, undangan atau panggilan.1

Sehingga dapat ditarik kesimpulan secara etimologi, dakwah memiliki arti ajakan atau seruan untuk memeluk, mempelajari, dan mengamalkan ajaran suatu agama, yang dapat dilakukan melalui penyiaran atau propaganda.

Secara terminology dakwah mengandung pengertian sebagaimana dikemukakan oleh H.M.S Nasaruddin Latif adalah setiap usaha atau aktivitas dengan lisan atau tulisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan mentaati Allah SWT sesuai dengan garis

akidah dan syari’at serta akhlak Islamiyah.2

Menurut Prof. Toha Yahya Umar, bahwa pengertian dakwah dapat dibagi dua:

1 M. Bahri Ghazali, Da’wah komunikasi Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Da’wah (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997) H. 5

2 Rafi’udin dan Maman Abdul Djaliell,

(31)

a. Pengertian umum. Dakwah adalah suatu ilmu pengetahuan yang berisi cara-cara, tuntunan, menyetujui, melaksanakan suatu ideology, pendapat dan pekerjaan tertentu.

b. Pengertian khusus. Dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah SWT untuk kemaslahan dan kebahagiaan mereka didunia dan akhirat.3

Jadi dakwah merupakan suatu aktifitas yang membahas masalah-masalah umat dan suatu proses upaya mengubah suatu situasi kepada situasi yang lain yang lebih baik sesuai dengan ajaran Islam, atau proses mengajak manusia kejalan Allah SWT yaitu Islam.

Menurut Ibnu Taimiyah sebagaimana dikutib oleh Idris A. Shomad, dakwah kejalan Allah SWT adalah dakwah untuk beriman kepada Allah SWT dan kepada apa yang dibawa Nabi Muhammad SAW, yang mencakup keyakinan kepada rukun iman dan rukun Islam.4

Jalan dakwah yang merupakan segala-galanya bagi seorang aktivis dakwah. Jalan yang lebih membutuhkan bekalan yang dapat menghindarkan aktivitas dari penyimpangan, kegagalan atau hambatan perjalanan.

2. Unsur dan Media Dakwah

Sebagaimana yang telah disebutkan diatas beberapa definisi dakwah yang semuanya itu bermuara sama, yaitu mengajak kepada kebaikan. Hal ini tidak

3

Barah Lubis, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: CV, Tursina, 1992) H. 18 4

(32)

akan tercapai tanpa adanya sesuatu koordinasi yang kuat dari beberapa unsur yang mendukung kegiatan dakwah tersebut.

Karena itu dakwah mempunyai unsur-unsur yang harus berkesinambungan, unsur-unsur tersebut adalah:

a. Subjek Dakwah (Da’i)

Didalam subjek dakwah ada yang disebut dengan ulama’, da’i, mubaligh.

Subjek tersebut melaksanakan tugas-tugas dalam berdakwah.pelaksanaan tugas dakwah juga bisa dilakukan secara perorang atau kelompok. Pribadi atau subjek merupakan sosok manusia yang mempunyai keteladanan dalam segala hal.

Seorang da’i atau subjek dakwah mempunyai peran penting dalam proses

pelaksanaan dakwah, kepandaian atau kepiawaian seorang da’i akan menjadi

daya tarik tersendiri bagi para objek dakwah. Setiap da’i memiliki kekhasan

masing-masing, tergantung kepada wawancara keilmuan, latar belakang pendidikan dan pengalaman kehidupannya.5

Untuk itu da’i harus mengetahui kriteria-kriteria yang harus dimilkinya

diantaranya:

1. Mempunyai pengetahuan yang luas 2. Berakhlak yang baik dan mulia

3. Mempunyai kemampuan membaca medan dakwah

5

(33)

4. Mampu menerapkan apa-apa yang disampaikan dalam kehidupan sehari-hari

b. Objek Dakwah (Mad’u)

Yang disebut dengan objek dakwah ialah mad’u atau sasaran didalam

dakwah, yaitu orang-orang yang diseur ataupun diajak kedalam jalan Allah SWT jalan keIslaman bagi manusia yang bertaqwa.

Mad’u dalam bahasa Arab disebut sebagai isim maf’ul (kata berkonotasi

objek penderita) dari kata da’a. Secara terminologi mad’u adalah orang yang didakwahi, ia adalah manusia pada umumnya baik orang terdekat atau orang yang jauh, muslim atau non muslim, lelaki atau perempuan.6

Al-Qur’an menggambarkan suatu masyarakat yang memiliki variasi tingkat dan golongan, yang masing-masing mempunyai stratifikasi sosial tertentu. Masyarakat tersebut terdiri dari al-mala. Yakni kaum elit sosial politik, yakni pemuka masyarakat dan pengusaha, al-mutrofin yaitu elit ekonomi, kalangan menengah keatas tokoh konglomerat, jumhur yaitu masyarkat biasa, dan al-mustada’afin yaitu masyarakat golongan lemah atau dilemahkan.7

Selain itu terdapat beberapa tipe dan variasi mad’u lain dalam tubuh umat

Islam yaitu golongan istimewa yakni Sobiqun bil-Khoirot (yang berlomba

6

Shomad, Ilmu Dakwah (Jakarta: Makalah Seminar 1992) H 2 7

(34)

dengan kebaikan), Zhalimun linafsihi (menzolimi diri sendiri) dan muqtashid (biasa saja kurang istimewa).8

Karena terdapat bermacam-macam tipe dan variasi mad’u maka

diperlukan strategi yang efektif dan efesien dalam memperlakukan mad’u.

Rasulullah SAW memberikan pesan abadi dalam hadist-hadistnya yang terangkum sebagai berikut:

1. Berkomunikasilah dengan manusia sesuai kadar intelektualnya 2. Berkomunikasilah dengan manusia sesuai dengan bahasa mereka 3. Berkomunikasilah dengan manusia sesuai dengan kondisi sosiologinya 4. Tepat guna dalam komunikasi tersebut merupakan perintah Allah SWT

yang disetir dalam Al-Qur’an sebagai “Qoulan Sadidan” (perkataan yang benar dan tepat).9

c. Materi Dakwah

Materi dakwah bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadits yang meliputi berbagai aspek diantaranya: akidah, akhlak, syariah dengan berbagai macam ilmu yang diperoleh darinya. Al-Quran dan Al-Hadits Nabi merupakan tuntunan yang sarat dengan ketentuan untuk meraih kebahagiaan, keseimbangan, dan juga kemajuan serta ketentraman hidup didunia dan akhirat. Dengan kata lain Al-Qur’an dan Al-Hadits mengingatkan manusia untuk meninggalkan serta menjauhkan diri pada kemunkaran, kenistaan, kesewenang-wenangan, kebodohan dan keterbelakangan.

8

Ibid. H 11 9

(35)

Begitu banyak materi dakwah yang bisa dikembangkan diantaranya adalah aqidah, akhlak, ukhwah, pendidikan, sosial, kebudayaan, kemasyarakatan, dan amar ma’ruf nahi munkar.

Ali Yafie menyebutkan lima pokok materi dakwah yaitu:

1. Masalah kehidupan 2. Masalah manusia 3. Masalah harta benda 4. Masalah ilmu pengetahuan 5. Masalah akidah.10

Isi pesan atau materi yang disampaikan pada dasarnya bersumber dari Al-Qur’an san Al-Hadits sebagaimana utama meliputi aqidah (keimanan), syariah (keIslaman), dan Akhlak (budi pekerti).11 Akidah dalam Islam mencakup masalah-masalah denagn keimanan, misalnya tentang rukun iman, perbuatan syirik dan ketauhitan. Masalah syariah berhubungan erat dengan amal nyata dalam rangka mentaati hukum Allah SWT guna mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya dan sesama manusia dengan Tuhannya dan sesama manusia. Sedangkan perihal akhlak merupakan penyempurna, artinya meskipun keimanan dan keIslaman seseorang sudah sangat baik, namun jika ia memiliki akhlak yang buruk maka ia belum dapat dikatakan sebagai seorang hamba yang sempurna.

10

Ali Yafie, Dakwah Dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah (Jakarta: Makalah Seminar: 1992) H. 23 11

(36)

d. Metode Dakwah

Metode dakwah ialah cara-cara yang dapat digunakan seorang da’i untuk menyampaikan materi dakwah, yaitu dengan metode dakwah bil lisan, bil qalam, bil hal. Dakwah secara bil lisan dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu: ceramah, Tanya jawab dan percakapan antar pribadi. Namun dakwah bil qalam lebih menitik beratkan kepada dakwah yang bersifat tulisan. Dakwah bil hal dilakukan melalui kegiatan langsung menyentuh kepada masyarakat sebagai objek dakwah.

Metode dakwah merupakan suatu pendekatan yang bisa dijadikan sebagai pintu masuk bagi juru dakwah menuju objek dakwah, sehingga pemikiran-pemikiran dapat diterima oleh objek dakwah secara sukarela dan penuh kesadaran. Akhirnya tertarik untuk bergabung dalam barisan gerakan dakwah.12

Untuk itu dakwah haruslah dikemas dengan cara metode yang tepat dan pas. Dakwah harus tampil secara aktual, faktual, dan kontekstual. Aktual dalam arti memecahkan masalah yang kekinian dan hangat ditengah masyarakat. Faktual dalam arti konkret dan nyata, serta kontekstual dalam arti relevan dan menyangkut problema yang sedang dihadapi oleh masyarakat.13

e. Media dakwah

12

Faith Yakan, Membongkar Jahiliyah, Meraih Sukses Berdakwah (solo: Era Intermedia: 2003) H. 1-8

13

(37)

Media dakwah sebagai alat perantara bermanfaat untuk menyampaikan pesan dakwah kepada khalayaknya. Sedangkan menurut Wardi Bahtiar,

media dakwah adalah “peralatan yang digunakan untuk menyampaiakn

materi dakwah”. Pada zaman modern seperti televisi, radio, kaset rekaman,

majalah, surat kabar dan lain-lain.14

Asep Saeful Muhtadi mengungkapkan dalam tulisannya “dakwah dalam

pluralism masyarakat modern” bahwa dakwah harus dapat disampaikan

secara dialogis dalam berbagai sektor, yang menutut kemampuan multidisiplin dan profesionalisme. Ada beberapa alternatif media yang dapat digunakan antara lain:

1. Media lisan (Dakwah bil Lisan) a. Melalui komunikasi interpersonal b. Public speking

c. Melalui komunikasi massa

2. Media tindakan atau Uswah (dakwah bil Hal)

a. Melalui lembaga-lembaga social, pendidikan, dan lain-lain b. Akhlak karimah

3. Media tulid atau media cetak (dakwah bil khatibah) a. Melalui media cetak seperti Koran, majalah dan lain-lain b. Lembar-lembar dakwah

c. Buku-buku

14

(38)

Media ialah alat pendukung yang begitu penting dalam proses berdakwah. beberapa macam media dakwah yaitu:

1. Media visual ialah media alat yang bisa ditangkap melalui indera pendengaran seperti radio.

2. Media audio visual ialah media atau alat yang bisa ditangkap melalui penglihatan dan juga pendengaran seperti televisi dan film.15

f. Tujuan Dakwah

Tujuan dakwah dapat dibagi menjadi dua yaitu: tujuan umum dan tujuan

khusus, ”tujuan umum dakwah adalah mengajak manusia meliputi orang

mukmin maupun orang kafir atau musrik) kepada jalan yang benar diridhoi oleh Allah SWT agar dapat hidup bahagia sejahtera didunia dan akhirat. Sedangkan tujuan khusus dakwah antara lain:

1. Mengajak manusia yang sudah memeluk agama Islam untuk selalu meningkatkan taqwanya kepada Allah SWT.

2. Membina mental agama Islam bagi kaum yang masih mualaf. 3. Mengajak umat manusia untuk memeluk agama Islam.

4. Memdidik dan mengajar anak-anak agar tidak menyimpang dari fitnahnya.16

Oleh karena itu tujuan seorang da’i sangat kompleks dalam berdakwah, tentunya pesan serta secara aktif dari lingkungan sangat diperlukan. Sehingga

sikap terbuka dari mad’u dalam menerima apa yang disampaikan oleh da’i

15

Ahmad Mubarok, Dasar-dasar strategi Dakwah Islam, H. 51 16

(39)

turut mendukung tercapainya tujuan dakwah yang hendak dicapai. Disamping

itu da’i pun harus memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan, akhlak yang

baik, menjunjung tinggi rasa kemanusiaan agar dakwahnya sampai kehati serta memilih metode yang tepat untuk keinginan dakwahnya.

B. Televisi Sebagai Media Dakwah a. Televisi

Televisi adalah satu-satunya bentuk komunikasi publik yang paling kuat, serta tempat utama bagi negosiasi sosial perihal gagasan-gagasan, nilai-nilai dan gaya hidup.17

Kebihan media televisi: 1) Jangkauan sasaran luas, televisi mampu menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas, bahkan mampu menjangkau khalayak yang tidak terjangkau oleh media cetak. Televisi ditonton oleh jutaan orang secara teratur yang secara geografis belum tentu terjangkau oleh media lain. 2) Dampak yang kuat, sebagai media yang menggabungkan unsur visual dan suara, maka televisi mempunyai dampak kuat terhadap audien maka televisi mempunyai dampak kuat terhadap audien dengan tekanan pada dua indra sekaligus yaitu: penglihatan dan pendengaran. 3) Pengaruh kuat, televisi mempunyai kemampuan kuat dalam mempengaruhi persepsi khalayak, orang rela berjam-jam meluangkan waktu untuk mengikuti acara berita, hiburan dan lain-lain. Hal ini juga kemampuan televisi menyajikan

17

(40)

informasi teraktual dengan cepat yang tidak bisa dilakukan oleh media cetak.18

Kelemahan media televisi: televisi tidak mampu menjangkau khalayak yang selektif seperti yang dilakukan oleh media cetak atau radio.19

b. Media Dakwah

1. Pengertian dan Penggunaan Media dalam Dakwah

Media berasal dari bahasa latin medium yang berarti perantara, pengantar atau tengah. Dalam pengertian tunggal dipakai istilah medium, sedangkan dalam pengertian jamak dipakai istilah media. Kemudian istilah media itu digunakan dalam bahasa Inggris dan diserap ke dalam bahasa Indonesia, dengan makna antara lain: alat komunikasi, perantara atau penghubung.20

Media adalah alat atau wahana yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.21 Menurut Asmuni Syukir media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan.22

Sekalipun media dakwah bukan penentu utama bagi kegiatan dakwah, akan tetapi media ikut memberikan andil yang besar untuk kesuksesan dakwah. Pesan dakwah yang penting dan perlu segera diketahui semua lapisan masyarakat, mutlak memerlukan media radio, koran ataupun televisi.

18

Rama Kertamukti, Strategi Kreatif dalam Periklanan, h. 129 19

Ibid, h. 130 20

Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi Cetakan I (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), h. 89

21

Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah Cetakan I (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), h. 104 22

(41)

Media dakwah dapat berfungsi secara efektif bila ia dapat menyesuaikan diri dengan pendakwah, pesan dakwah, dan mitra dakwah. Selain ketiga unsur ini, media dakwah juga perlu menyesuaikan diri dengan unsur-unsur dakwah yang lain, seperti metode dakwah dan logistik dakwah. Pendek kata, pilihan media dakwah sangat terkait dengan kondisi unsur-unsur dakwah.

Sebenarnya media dakwah tidak hanya berperan sebagai alat bantu, namun bila ditinjau dakwah sebagai suatu sistem, yang mana sitem ini terdiri dari beberapa komponen (unsur) yang komponen atu dengan yang lainnya saling berkaitan dan saling membantu dalam mencapai tujuan. Maka dalam hal ini media dakwah mempunyai peranan atau kedudukan yang sama dibanding dengan komponen dakwah yang lain, seperti metode dakwah, obyek dakwah dan sebagainya.23

2. Macam-macam Media Dakwah

Banyak alat yang bisa dijadikan media dakwah. Secara lebih luas, dapat dikatakan bahwa alat komunikasi apapun yang halal bisa digunakan sebagai media dakwah. Alat tersebut dapat dikatakan sebagai media dakwah bila ditujukan untuk berdakwah. Intinya semua alat itu tergantung dari tujuannya.

Media dakwah dalam pelaksanaan dakwah merupakan satu unsur yang menentukan pula, sebab media dakwah ini adalah perantara atau penghubung yang diperlukan agar materi dakwah yang diberikan juru dakwah (subyek)

23

(42)

dapat diterima, diresapi dan diamalkan oleh umat yang menjadi obyek dakwahnya.

Pada garis besarnya media dakwah ini ada 4 macam yaitu:

a. Visual : yakni sesuatu yang dapat dilihat, misalnya berupa lukisan-lukisan yang berlafalkan Islam, foto-foto, khat-khat indah, dan lain-lainnya.

b. Audio : yakni yang dapat didengar, misalnya caset-caset, radio-radio dan sebagainya.

c. Audio Visual : yakni sesuatu yang dapat dilihat dan sekaligus dapat didengar suaranya, misalnya film-film televisi dan lain-lain.

d. Tulisan : yakni buku-buku, majalah-majalah, harian-harian, brosur-brosur dan lain-lain.24

Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai media dakwah ialah media audio visual yang berupa televisi.

3. Televisi sebagai Media Dakwah

Televisi sebagai media dakwah adalah suatu penerapan dan pemanfaatan hasil teknologi modern, yang mana dengan pemanfaatan hasil hasil teknologi itu diharapkan seluruh aktivitas dakwah dapat mencapai sasaran (tujuan) yang lebih optimal baik kuantitatif maupun kualitatif.25

Media dakwah dengan televisi ini sangat banyak memperoleh kehebatan dibanding dengan media-media lainya, sebagian kehebatannya antara lain

24

Ibid, h. 55 25

(43)

televisi dapat dilihat dan didengar oleh seluruh penjuru tanah air bahkan luar negeri, sedangkan mubalighnya hanya pada pusat pemberitaan (studio) saja.26

Televisi sebagai media massa, merupakan jenis yang ke empat hadir di dunia, setelah kehadiran pers, film dan radio. Televisi telah mengubah dunia dengan terciptanya dunia baru bagi masyarakat dengan seluruh keunggulan dan kelemahannnya sebagai media. Televisi telah merupakan penggabungan antara radio dan film, sehingga kekurangan-kekurangan yang ada pada radio dan film, tidak lagi dijumpai dalam penyiaran televisi. Sebagai media yang bersifat audio visual, televisi telah terampil sebagai media yang relatif sempurna. Meskipun demikian kelebihan yang terdapat dalam surat kabar atau barang tercetak lainnya, tidak dijumpai dalam penyiaran televisi.27

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka televisi sangat penting untuk menjadi media dakwah, atau menyalurkan pean-pesan dakwah. Hal ini telah banyak dilakukan di Indonesia. Pada umumnya lembaga penyiaran televisi di Indonesia menyediakan waktu untuk kegiatan dakwah, seperti adzan magrib atau acara-acara khusus pada bulan Ramadhan, hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Televisi dapat juga bermanfaat sebagai media yang menyajikan dialog-dialog tentang berbagai maalah yang dihadapi oleh ummat Islam.28

4. Kelebihan dan Kekurangan Televisi sebagai Media Dakwah a) Kelebihan Televisi sebagai Media Dakwah

26

Ibid, h. 177 27

Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi, h. 112 28

(44)

Keunggulan televisi sebagai media dakwah terletak pada daya persuasinya yang sangat tinggi, karena khalayak dapat melihat gambar hidup dan suara sekaligus. Bahkan suara dan gambar hidup itu dapat diterima oleh khalayak pada saat sebuah peristiwa tabligh atau khotbah yang sedang terjadi, melalui liputan secara langsung. Dengan demikian televisi memiliki kecepatan dan aktualitas yang tinggi dengan daya persuasi yang tinggi pula. Televisi juga dapat mengembangkan topik yang disajikan oleh media cetak (surat kabar dan majalah). Saat ini televisi dapat dilihat melalui telepon genggam sehinga hambatan-hambatan yang bersifat teknis dan geografis dapat teratasi.29

Sebagai alat media komunikasi atau media dakwah, jelas sekali bahwa dalam usaha memengaruhi khalayak dengan jalan menggugah dan menyentuh emosi dan pikirannya, televisi mempunyai banyak keunggulan yang menonjol dibandingkan dengan surat kabat, radio dan film. Justru itu penyiaran televisi sebagai media dakwah yang bertujuan untuk memengaruhi khalayak sebayak mungkin dengan daya persuasif yang tinggi. Hal ini sangat diperlukan, baik untuk kahlayak dakwah yang berpendidikan tinggi maupun yang buta huruf.30

Selain itu televisi juga memiliki daya jangkau (coverage) yang sangat luas dalam menyebarluaskan pesan secara cepat dengan segala dampaknya dalam kehidupan individu dan masyarakat. Justru itu dapat dipahami jika

MCLuhan (1964) menyebut bahwa berkat televisi, dunia menjadi “desa jagat”

29

Ibid, h. 113 30

(45)

dari pengalaman-pengalaman yang disampaikan seketika dan dirasakan secara bersama-sama. Tatanan sosial muncul dari makna trasenden yang diturunkan dari budaya bermedia elektronik yang sama.31

b) Kekurangan Televisi sebagai Media Dakwah

Meskipun kehebatan televisi sangat menonjol, bukan berarti televisi paling baik untuk dijadikan media dakwah. Sebab seperti media-media yang lain televisi pun juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya:

1) Kelemahan media radio juga dimiliki oleh televisi

2) Kadang-kadang masyarakat dalam menonton hanya sebagai pelepas lelah (hiburan), sehingga di lain hiburan mereka tidak senang.32

3) Bersifat transitory maka isinya tidak dapat di memori oleh pemirsa (lain halnya dengan media cetak, informai dapat disimpan dalam bentuk kliping koran).

4) Televisi terikat oleh waktu tontonan, sedangkan media cetak dapat dibaca kapan dan dimana saja.

5) Televisi tidak bisa melakukan kritik sosial dan pengawasan sosial secara langsung dan vulgar seperti halnya media cetak.

Hal ini terjadi karena faktor penyebaran siaran televisi yang begitu luas kepada massa yang heterogen (status sosial ekonominya), juga karena kepentingan politik dan stabilitas keamanan negara.33

31

Ibid, h. 114 32

Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, h. 178 33

(46)

C. Televisi

1. Sejarah Televisi

Televisi adalah karya massa yang di kembangkan dari tahun ke tahun dan mengalami perubahan inovasi yang lebih sempurna. Awal mula televisi tentu tidak dapat dipisahkan dari dasar yaitu hukum gelombang elektromagnetik yang ditemukan oleh joseph henry dan Michael faraday (1831). Penemuan faraday yang oleh para pakar ilmu ahli komunikasi teknologi disebut sebagai awal dari komunikasi elektronik, dan gelombang elektronik magnetic inilah yang digunakan sebagai penghantar pengiriman sinyal dalam penyiaran gambar bergerak ditelevisi.34

Perbedaan pendapat awal mulanya kemunculan televisi karena ada perbedaab dalam menentukan sejarah awal televisi itu sendiri. Seperti disebutkan diatas, kemunculan teleisi tidak lepas dari awal mula ditemukannya gelombang elektromagnetik, sedang pendapat lain menyatakan jika kehadiran televisi bermula dari penemuan televisi secara wujud asli seperti yang ada pada saat ini.

Pada 1920-an seorang anak petani Idaho, Philo farnwort, mendapat gagasan untuk menggunakan sebuah tabung vakum guna menangkap gambar bergerak dan kemudian menampilkannya secara elektronik dilayar. Farnsworth mendapat dana untuk membangun laboratorium, dan pada 1927 gambar bergerak pertama berhasil ditranmisikan. Tabung Farnsworth yang

34

(47)

disebutnya image dissector adalah alat yang hebat. Mengingat beberapa lanboratoriun riset korporat besar, seperti RCA, juga tengah menciptakan alat yang sama.35

Presiden RCA David Sarnof memperkerjakan Vladimir Zworkyn pada tahun 1930 untuk mengembangkan televisi, dia menyuruh zworkiyn untuk berkunjung ke laboratorium Farnsworth di California. Karena tidak mengetahui bahwa Zworkyn bekerja sebagai RCA, Farnsworth memberikan kebebasan untuk bekerja di laboratorium selama tiga hari.

Tiga tahun kemudian, RCA mulai menciptakan sistem kamera berbasis alat yang disebut Iconoscope yang diklaim Zworkyn tidak benar.Farnsworth memenangkan gugatan paten ini. Akan tetapi, mesin publitas RCA menempatkan Zworkyn dibenak publik sebagai bapak teknologi yang melahirkan televisi. Farnsworth hanya dihargai banyak orang. Faktanya adalah pada akhirnya RCA membayar royalti untuk membayar teknologinya.36

Perang dunia ke-2 sempat memberhentikan perkembangan televisi. Namun setelah perang usai, teknologi baru telah disempurnakan selama masa perang, berhasil mendorong kemajuan televisi. Kamera televisi baru tidak lagi membutuhkan terlalu banyak cahaya panas sehingga pengisi acara studio tidak lagi kepanasan, selain itu, layar televisi menjadi lebijh besar, terdapat

35

John Vivian, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Kencana, 2008) h 228 36

(48)

lebih banyak program yang tersedia dan sejumlah stasiun teleisi lokal mulai membentuk jaringan masa depan televisi mulai terlihat memjanjikan.37

Semua program televisi pada awalnya ditayangkan dalam siaran langsung. Pertujukan opera di New York , menjadi program favorit televisi dan disiarkan secara langsung. Ketika itu, belum ditemukan kaset penyimpanan suara dan gambar (vidiotape). Pengisi acara televisi harus mengulang lagi pertunjukannya beberapa kali agar dapat disiarkan pada kesempatan lain, barulah pada tahun 1956, Ampex Corporation berhasil mengembangkan videotape sebagai sarana yang murah dan efesien untuk menyimpan suara dan gambar program televisi. Pada tahun awal 1960-an hampir seluruh program yang pada awalnya disiarkan secara langsung diubah dan disimpan dalam videotape.38

Pesawat televisi berwarna mulai diperkenalkan kepada publik tahun 1950-an. Siaran televisi berwakna dilaksanakan pertama kali oleh stasiun televisi NBC pada tahun 1960 dengan menayangkan program siaran berwarna selama tiga jam setiap harinya.

2. Pengertian Televisi

Dalam bahasa inggrisnya. Televisi ini disebut dengan Television. Istilah “Television” berasal dari bahasa Yunani yakni Tele yang artinya far, off,

jauh. Ditambah dengan Vision yang bersal dari bahasa latin vision, yang artinya to see, melihat. Jadi artinya secara harfiah televisi adalah melihat jauh.

37

Morrisan M. A., Manajemen Media Penyiaran, (Jakarta: Kencana, 2009) h 6 38

(49)

Karena televisi adalah sebuah alat penangkap siaran yang bergambar dan bersuara yang dipancarkan melalui gelombang elektromagnetik maka televisi merupakan alat media massa yang tampak atau dapat dilihat dari jarak jauh oleh khalayak.

Televisi mengenal tiga warna utama, Red (merah), Green (hijau), Blue (biru), dan biasanya disingkat RGB. Inilah yang selanjutnya masing-masing diubah menjadi sinyal gambar proyeksi yang juga akan menghasilkan gambar proyeksi berwarna di layar televisi. Dan di Indonesia oleh masyarakat televisi secara tidak formal sering disebut dengan TV, tivi, teve, atau tipi.

Sebagai media informasi, televisi memiliki kekuatan yang ampuh untuk menyampaikan pesan karena media ini dapat menghadirkan pengalaman yang seolah-olah dialami sendiri dengan jangkauan yang luas dalam waktu yang bersamaan. Penyampaian isi pesan seolah-olah berlangsung saat ini pula (live) antara komunikator dan komunikan.39 Sehingga televisi dikatakan sebagai media yang dapat menampilkan pesan secara audio visual dan gerak sehingga khalayak lebih mudah memahami pesan apa yang akan disampaikan pada khalayak. Karena dalam media massa televisi, penyampaian pesan seolah-olah langsung antara komunikator dan komunikan sehingga informasi atau pesan yang disampaikan oleh televisi tersebut akan mudah dimengerti oleh khalayak karena jelas terdengar secara audiodan terlihat secara visual.

39

(50)

3. Karakteristik Televisi a. Bersifat tidak langsung

Televisi adalah satu jenis dan bentuk media massa yang paling canggih dilihat dari sisi teknologi yang digunakan, dan paling mahal dilihat dari segi investasi yang ditamankan.televisi sangat bergantung pada kekuatan peralatan elektronik yang sangat rumit. Inilah yang disebut media teknis. Sebagai contoh, tanpa listrik, siaran televisi tak mungkin bisa diudarakan dan diterima pemirsa dimanapun. Investasi yang harus dikeluarkan untuk medirikan sebuah stasiun televisi komersial, yang dikelola secara professional dengan lingkup nasional mencapai ratusan miliar rupiah.

b. Bersifat satu arah

Siaran televisi bersifat satu arah. Khalayak sebagai penonton hanya bisa menerima berbagai program acara yang sudah dipersiapkan oleh pihak pengelola televisi. Penonton tidak bisa menyela, melakukan interupsi saat itu agar suatu acara disiarkan atau tidak disiarkan. Menurut teori komunikasi massa, khalayak sebagai penonton televisi bersifat aktif dan selektif. Jadi meskipun siaran televisi bersifat satu arah, tidak berarti penontonpun menjadi pasif. Penonton aktif mencari acara yang diinginkan.Penonton selektif untuk tidak menonton semua acara yang ditayangkan.Tetapi kehadiran alat ini pun tidak serta merta mengurangi tingkat kecemasan masyarakat, terutama kalangan pendidik, budayawan, dan agamawan.

(51)

Televisi ditujukan kepada masyarakat secara terbuka ke berbagai tempat yang dapat dijangkau oleh daya pancar siarannya. Siapapun dapat mengakses siaran televisi. Disini khalayak televisi bersifat anonim dan heterogen. Karena bersifat terbuka, upaya yang dapat dilakukan para pengelola televisi untuk menguraingi ekses yang timbul adalah mengatur jam tayang acara.

d. Publik tersebar

Khalayak televisi tidak berada di suatu wilayah, tetapi tersebar diberbagai wilayah dalam lingkup lokal, regional, nasional, dan bahkan internasional. Dalam perspektif komersial, publik tersebar sangat menguntungkan bagi pemasang iklan. Untuk televisi komersial, iklan adalaah darah dan urat nadi hidupnya.

e. Bersifat selintas

Pesan-pesan televisi hanya dapat dilihat dan didengar secara sepintas siarannya tidak dapat dilihat dan didengar ulang oleh pemirsa kecuali dalam hal-hal khusus seperti pada adegan ulang secara lambat, atau dengan alat khusus seperti pada adegan ulang secara lambat, atau dengan alat khusus seperti perekam videocassette recorder (VCR). Sifatnya yang hanya dapat dilihat sepintas ini, sangat mempengaruhi cara-cara penyampaian pesan. Selain harus manarik, bahasa pesan yang disampaikan televisi harus mudah dimengerti dan diterima oleh khalayak pemirsa tanpa menimbulkan kebosanan.

(52)

Televisi sebagai media massa modern, berbeda dengan media massa tradisional, di mana media tradisional komunikatornya bertatap muka dengan komunikannya. Komunikasi berlangsung dengan tatap muka (face to face comunication). Komunikasinya bisa membicarakan reaksi secara langsung (two way traffic comunikation).

Peranan media massa dalam pembangunan nasional adalah sebagai agen pembaru (agen of social change), dalam hal ini membantu mempercepat proses peralihan masyarakat tradisional ke massa elektronik yang paling akhir kehadirannya. Meskipun demikian, televisi dinilai sebagai media massa yang paling efektif saat ini, dan banyak menarik simpati kalangan masyarakat luas, karena perkembangan teknologinya begitu cepat. Hal ini disebabkan sifat audio visualnya yang tidak dimiliki media lainnya, sedang penayangannya mempunyai jangkauan yang relatif tidak terbatas.

Dengan modal audio visualnya yang dimiliki, siaran televisi sangat komunikatif dalam memberikan pesan-pesannya. Karena itu, tidak mengherankan kalau mampu memaksa penontonnya duduk berjam-jam didepan pesawat televisi. Karena itu televisi sangat bermanfaat sebagai upaya pembentukan sikap perilaku dan sekaligus perubahan berpikir.

Fungsi media massa televisi menurut seorang ahli komunikasi Dr. Harold D. Laswell, melihat fungsi utama media massa sebagai berikut:

(53)

sederhana pemberi informasi tentang hal-hal yang berada di luar jangkauan penglihatan kepada masyarakat luas.

b. The correlation of the parts of society in responding to the environment. Artinya .media massa berfungsi untuk melakukan seleksi, evaluasi dan interpretasi dari informasi seleksi mengenai apa yang perlu dan pantas untuk disiarkan. Pemilihan dilakukan oleh editor reporter, redaktur yang mengolah media massa.

c. The transmission of the social heritage from generation of the nexta. Artinya, media massa sebagai social budaya dari satu generasi ke generasi lain. Umumnya secara sederhana fungsi media massa televisi ini dimaksudkan sebagai fungsi pendidikan (education function of mass media)(Harold, D. laswell, 1948:38).

Di samping ketiga fungsi utama seperti yang diketengahkan oleh Laswell tersebut, Charles R. Wright, dalam bukunya mass communication a sociological perspective, fungsi media massa dinyatakan sebagai berikut:

“communicative acts primarily intended for amusement irrespective of

any instrumental effects the might have”. Media massa mempunyai fungsi hiburan. Justru karena fungsi hiburan inilah orang membaca surat kabar, mendengar radio dan menonton televisi.

Dari keterangan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa media massa berfungsi:

(54)

b. Sebagai media pendidikan. c. Sebagai media hiburan. 5. Ciri-ciri Media Televisi

Menurut Onong Lichjana seperti yang disebutkan dalam buku dimensi-dimensi komunikasi, ciri-ciri komunikasi massa adalah:

a. komunikasi massa bersifat umum, karena pesan di tujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum.

b. Komunikasi bersifat heterogen, karena sasaran atau khalayak yang begitu besarnya tersebar serta bermacam-macam jenis khalayak.

c. Media komunikasi massa media massa menimbulkan keserampakan kontak dengan sejumlah besar khalayak dalam jarak yang jauh dari komunikator dan berada dalam keadaan yang sama tetapi ditempat yang terpisah.

d. Komunikator melembaga media massa sebagai saluran komunikator mempunyai lembaga, yakni suatu institusi, organisasi artinya, komunikator dalam bertindak atas nama suatu organisasi.

e. Komunikasi berlangsung satu arah, artinya tidak terdapat arus balik (feedback) secara langsung dari komunikan kepada komunikator.

f. Hubungan komunikator dengan komunikan bersifat non pribadi, karena komunikan yang anonim dicapai oleh orang-orang yang dikenal hanya dalam perannya yang bersifat umum sebagai komunikator.40

40

(55)

6. Kekuatan dan kelemahan media televisi

Bagaikan dua sisi mata uang, televisipun mempunyai dua sisi yang dapat dirasakan, yaitu kekuatan dan kelemahan. Televisi memang menjadi sebuah media yang mengena dihati masyarakat dan masih mennjadi media dengan penonton terbanyak. Hampir seluruh rumah di Indonesia sekarang sudah mempunyai televisi. Apapun kelebihan, antara lain:

a. Jangkauan sangat luas. b. Penayangan seketika.

c. Gabungan gambar, suara dan warna. d. Efek demonstrasi.

e. Penentuan waktu penayangan mudah. f. Pengontrolan mudah

Secanggih apapun media pasti mempunyai kekurangan, sehingga antara media satu dengan media yang lainnya saling melengkapi. Orang yang sudah mempunyai televisi misalnya, masihh mempunyai radio dirumahnya .Terkadang pula pada pagi harinya, dia masihh menbaca Koran. Televisi yang sekarang menempati posisi tertinggi dihati masyarakat pun masih mempunyai kekurangan di samping kelebihannya. Adapun kekurangan televisi anrata lain:41

a. Cepat lewat serta berfrekuensi tinggi. b. Relatif mahal.

(56)

c. Keterangan dan pesan harus pendek. d. Tidak ada segmentasi.

e. Produksi materi lama dan mahal. D. Proses Produksi

Proses berasal dari bahasa latin processus yang berarti geraknya, jalannya, kemajuan, berhasil, perkara dandari bahasa procession (bahasa inggris) yang artinya gerakan, maju, prosesi. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, proses adalah rangkaian tindakan, pembuatan atau pengolahan yang menghasilakn suatu produk. Sedangkan produksi adalah barang yang dihasilkan atau kegiatan yang menghasilkan suatu barang atau jasa.42

Setiap media massa pasti memiliki program yang akan disampaikan kepada masyarakat luas. Begitu juga dengan televisi yang emeiliki beragam program untuk disuguhkan ketengah khalayak luas. Program-program yang akan disuguhkan itu sudah pasti melalui berbagai proses yang pada akhirnya terbentuk satu program yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Proses dibuatnya program ditelevisi biasa disebut dengan proses produksi. Dimana maksud dari proses produksi adalah sekumpulan tindakan, pembuatan atau pengolahan yang terarah dan teratur untuk menghasilkan sebuah produk atau program.

Produksi televisi merupakan proses pembuatan acara untuk ditayangkan ditelevisi. Proses produksi merupakan perjalanan panjang yang melewati

42

(57)

berbagai tahapan, melibatkan banyak sumber daya manusia dengan berbagai keahlian dan berbagai peralatan serta dukungan biaya.

Merencanakan sebuah produksi program televisi, seorang produser profesional akan dihadapkan dengan lima hal sekaligus yang memerlukan pemikiran mendalam yaitu: materi produksi, sarana produksi (equinment), biaya produksi (financial), organisasi pelaksanaan produksi dan tahapan pelaksanaan produksi.

1. Materi produksi

Adalah barang atau materi yang akan diproduksi menjadi sebuah tayangan yang layak disiarkan dan layak dijual sekaligus. Materi produksi dapat berupa apa saja, seperti kejadian, pengalaman, hasil karya, benda, binatang, dan manusia merupakan bahan yang dapat diolah menjadi produksi yang bermutu.

2. Sarana produksi

Adalah sarana yang menjadi penunjang terwujudnya ide menjadi konkret, yaitu, hasil produksi. Ada tiga pokok peralatan yang diperlukan sebagai alat produksi yaitu unit peralatan perekam gambar, unit peralatan perekam suara, dan unit peralatan pencahayaan.Selebihnya berfungsi sebagai alat penunjang produksi seperti alat transportasi untuk produksi luar studio.

3. Biaya produksi

Gambar

gambar bergerak ditelevisi.
gambar bergerak ditelevisi.34
Gambar 3.1 Logo JTV
Tabel Deskripsi Scenario Program Acara Mutiara Hari JTV
+5

Referensi

Dokumen terkait

Setelah itu dilakukan Uji Paired Sample T Test dengan tingkat signifikansi 5%, menunjukkan bahwa pada rasio Net Profit Margin (NPM) pada periode 1 tahun sebelum dan 2 tahun

Hal ini berpengaruh pada skor tingkat kesehatan bank akan mengalami penurunan dan semakin tinggi jumlah NPL semakin besar probabilitas bank masuk dalam kategori

Praktikum ini bertujuan mengetahui menu utama ArcView dan untuk melakukan pengoreksian geometri pada data Raster peta yang belum memiliki referensi geografis

Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi yang dilakukakan oleh Aliansi Mahasiswa Sidoarjo dalam membela Pedagang Kaki Lima (PKL) Gading Fajar adalah dengan melakukan

Permasalahan yang diangkat oleh peneliti adalah untuk mengetahui signifikansi pengaruh dari rasio solvabilitas, kualitas aset, rentabilitas, likuiditas, dan

Hasil penelitian menunjukkan konflik terjadi disebabkan ketidaksepakatan ganti rugi antara warga dengan panitia pembangunan.. Ketidaksepakatan tersebut terletak pada

 Pengenalan identitas dan jenis obyek yang tergambar pada citra merupakan bagian pokok dari interpretasi citra.  Prinsip pengenalan identitas dan jenis obyek pada citra

Dapat disimpulkan bahwa risiko likuiditas, risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional secara bersama- sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap CAR pada