Northerly Cold Surge: Model Konseptual dan Pemantauannya
Asteria S. Handayani*, Wido Hanggoro*, Adityawarman**, Rezza Muhammad***, Yuliana Purwanti**, Ardhasena Sopaheluwakan*
*) Puslitbang BMKG, **) Pusdiklat BMKG, ***) Bidang Pengelolaan Citra Inderaja BMKG
Northerly Cold Surge (NCS)atau lebih dikenal dengan istilah Seruak Dingin, mungkin belum banyak dikenal orang awam akan keberadaannya. Namun tanpa disadari, dampak yang dibawanya untuk dinamika atmosfer di Indonesia cukup besar, bahkan ditengarai memiliki keterkaitan apa yang sering disebut masyarakat sebagai ‘Banjir Jakarta 5 tahunan’. Oleh karenanya, fenomena ini sangat menarik untuk diamati, dianalisa, dan dikenali lebih dalam lagi, sehingga dampak yang mungkin timbul dapat diantisipasi sebelumnya. Alasan ini pula yang membuat timConceptual Model for the Southern Hemisphere (CM4SH) BMKG pada awal tahun 2015 memilih fenomena seruak dingin untuk dijadikan model konseptual pertama kami, saat BMKG melalui Pusdiklat diberi kesempatan olehWMO Virtual Laboratory (VLab)dan EUMETSAT untuk terlibat dalam kolaborasi penyusunan model konseptual(conceptual model) di Belahan Bumi Selatan (BBS). Tim CM4SH BMKG terdiri dari perwakilan Pusdiklat (Yuliana Purwanti, Adityawarman), Puslitbang (Asteria S. Handayani, Wido Hanggoro, Ardhasena Sopaheluwakan), dan operasional (Rezza Muhammad). Tim ini bertugas untuk mensintesiskan teori-teori dari referensi terkait, mensimulasikan dengan data-data yang tersedia dan menyimpulkannya menjadi sebuah modul komprehensif yang diharapkan dapat memberikan penjelasan lebih mendalam tentang fenomena-fenomena atmosfer di BBS.
Model Konseptual Northerly Cold Surge (NCS)
Gambar 1. Skematik dari Northerly Cold Surge (Courtessy: Tim CM4SH BMKG)
Fenomena NCS diidentifikasikan secara umum sebagaimassa udara dingin dan kering di lapisan permukaan yang bergerak dari lintang menengah menuju daerah tropis, akibat adanya peningkatan tekanan udara permukaan(Mean Sea Level Pressure / MSLP) di Siberia(‘Siberian High’). Dengan kontur seperti lidah yang bergerak dari daratan Asia menuju wilayah Laut Cina Selatan pada bulanDesember -Februari(saat monsun dingin Asia berlangsung), seruak dingin kerap mendapat julukan'cold tongue'. Pada bulan-bulan tersebut, peningkatan proses konveksi di pulau Jawa, bagian selatan pulau Sumatera, dan bagian barat Kalimantan akan cukup signifikan dibandingkan dengan rata-rata klimatologisnya, terutama bila intensitas NCS cukup kuat sehingga mengakibatkan terjadinya aliran lintas ekuator(cross-equatorial flow).
Untuk proses identifikasi NCS, selain perawanan berupaawan kumulus(cumulus convection)di Laut China Selatan yang tampak melalui citra satelit MTSAT, terdapat beberapa parameter cuaca inti yang penting untuk dipantau intensitasnya, di antaranya
Mean Sea Level Pressure (MSLP), Temperatur (T),Relative Humidity (RH), dan angin meridional (v).Melalui beberapa nilai ambang batas, seperti MSLP 1045 mb di Siberia, penurunan suhu yang cukup tajam di Hong Kong 1-2 hari setelahnya, angin meridional yang mencapai 8 ms- 1di lintang 15 LU, maka indikasi adanya peristiwa NCS
Detil lain mengenai karakteristik NCS dan interaksinya dengan gangguan cuaca lain dapat diperoleh melalui situsWMO Virtual Laboratory (VLab) Conceptual Model for Southern Hemisphere (Gambar 2) berikut:
https://sites.google.com/site/cmsforsh/coe-indonesia/northerlycoldsurgeindonesia
dan dalam modul SatManu yang dikelola oleh EUMETSAT berikut:
http://www.eumetrain.org/satmanu/CMs/InNCS/index.htm
Di dalam situs akan ditemui animasi citra satelit pada saat NCS berlangsung 26 Januari hingga 2 Februari 2007, animasi plot parameter angin utara-selatan dan kelembaban udara pada tanggal yang sama, serta tabel kejadian cuaca yang terdampak oleh NCS. Tampilan situs yang berupa modul komprehensif tersebut dapat digunakan sebagai referensi bagi prakirawan maupun peminat meteorologi.
Gambar 2. Halaman depan situs CM4SH Indonesia: Northerly Cold Surge
Pemantauan seruak dingin
Gambar 3. Meteogram kasus NCS tanggal 27 Januari - 2 Februari 2007
Untuk mempermudah pemahaman dan menjadikan produk ini siap digunakan, meteogram NCS pada situs web Puslitbang tersebut dilengkapi dengan panel-panel yang mengindikasikan indeks-indeks setiap fasenya, sebagai berikut:
Panel pertamamengindikasikantekanan permukaan (MSLP) di Siberia, di mana nilai1045 mbmenjadi sinyal kemungkinan terjadinya seruak dingin di wilayah lintang menengah dan tropis.
Panel keduamenunjukkanperbedaan MSLP antara Hong Kong dan 30oLU, 115oBT
, di mana nilai10 mbmenjadi sinyal kedua seruak dingin ditengarai sedang terjadi di wilayah lintang menengah.
Panel ketigamengkonfirmasi tendensi terjadinya seruak dingin tersebut, yakni bila dalam 24-48 jam setelahnya terdeteksipenurunan suhu yang cukup signifikan sekitar 6oC di Hong Kong.
P a d apanel keempat, grafikkecepatan angin meridionaldiplot untuk mengetahui apakahindekscold surgesenilai8 ms-1di lintang 15oLU antara 110oBT and 117,5oB Ttelah terpenuhi. Kecepatan angin meridional yang
ditunjukkan pada panel ini mengindikasikan kekuatan fenomena tersebut, dengan tiga kategori berikut:
Surge lemah (weak surge) : indeks surge antara 8 dan 10 m/s
Sedangkan padapanel kelima, kemungkinan seruak dingin melintas ekuator dipantau melaluiindeksCross Equatorial Northerly Surge (CENS), di mana konfirmasinya diperoleh bilakecepatan angin meridional rata-rata yang melintasi areaantara 00 - 50LS, 1050BT - 1150BTterdeteksi sama dengan atau
lebih dari 5 ms-1.
Upaya pemantauan terus dilakukan hingga saat ini dengan memperbaharui tampilan meteogram dan menampilkannya di web Puslitbang BMKG melalui tautan berikut
http://puslitbang.bmkg.go.id/gfs/coldsurge/.