TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh: ADE WINDA SEPTIA
NIM. 11408144053
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.
(Al- Insyirah 5-7)
Ingatlah sesengguhnya dengan mengingat Allah hati akan menjadi tentram
(Ar-Rad : 28)
Orang yang berhasil di dunia ini adalah orang-orang yang bangkit
dan mencari keadaan yang mereka inginkan,
Skripsi ini kupersembahkan teruntuk :
1. Bapak Tasurrun Nadhirin dan almarhumah ibu Djuwariyah tercinta yang
telah memberikan semuanya : dukungan, doa, fasilitas, kasih sayang, dll.
Semoga ini menjadi awal untuk membahagiakan Bapak dan ibu.
2. Kakak-kakakku : Mas Arif, Mbak Desi, Mbak Devi, dan Mbak Siwi,
terimakasih untuk segenap nasihat, semangat, arahan, dan canda tawa
kalian setiap hari selalu menjadi inspirasi dan motivasi.
3. Teman, sahabat, dan saudara seperjuanganku Manajemen angkatan 2011
kelas B09 (2).
4. Terimakasih Wandita, Azizah, Desty, Dira, Nita, dan Desta yang selalu
menemani langkah saya dan terimakasih atas canda tawa, doa, bantuan,
dan motivasi kalian.
5. Sahabat-sahabatku SMA, khususnya : Dwi, Devira, Adink, Nisita, dan
Aprilia terimakasih atas dukungan dan canda tawa kalian yang selau
mengibur dan memotivasi.
6. Semuanya yang menyayangiku, terimakasih atas segala bantuan dan
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas (ROA), keputusan investasi (PER), keputusan pendanaan (DER), dan kebijakan dividen (DPR) secara parsial dan simultan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Periode yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3 tahun yaitu mulai tahun 2011-2013.
Sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang sudah dan masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Dari populasi sebanyak 117 perusahaan manufaktur diperoleh 18 perusahaan manufaktur sebagai sampel dengan periode pengamatan selama 3 tahun (2011-2013). Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan bahwa profitabilitas (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dengan nilai t hitung sebesar 9,787 dan signifikansi 0,000, sehingga hipotesis pertama diterima. Keputusan investasi (PER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dengan nilai t hitung sebesar 9,309 dan signifikansi 0,000, sehingga hipotesis kedua diterima. Keputusan pendanaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan nilai t hitung sebesar 1,598 dan signifikansi 0,116, sehingga hipotesis ketiga ditolak. Kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan nilai t hitung sebesar 0,273 dan signifikansi 0,786, sehingga hipotesis keempat ditolak. Hasil uji kesesuaian model menunjukkan bahwa secara simultan profitabilitas (ROA), keputusan investasi (PER), keputusan pendanaan (DER), dan kebijakan dividen (DPR) berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai F hitung sebesar 45,187 dan nilai signifikansi 0,000. Nilai koefisien determinasi (adjusted R2) sebesar 0,769 menunjukkan bahwa pengaruh profitabilitas (ROA), keputusan investasi (PER), keputusan pendanaan (DER), dan kebijakan dividen (DPR) terhadap nilai perusahaan sebesar 76,9%, dan sisanya sebesar 23,1% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitan.
LISTED IN BURSA EFEK INDONESIA
Oleh Ade Winda Septia NIM. 11408144053
ABSTRACT
The purpose of this study was to know the influence of profitability (ROA), investment decision (PER), financing decision (DER), and dividend policy (DPR) to the firm value. The study focused on manufacturing companies listed in Bursa Efek Indonesia during 2011-2013.
The study used purposive sampling method in order to collect the sample. Population in this study was to all manufacturing companies listed in Bursa Efek Indonesia during 2011-2013. Based on certain criteria, there were 18 of 117 manufacturing companies that matched with the sample. The statistical method used in this study was mutiple regression.
The result of this study showed that profitability (ROA) has the positive(9,787) and significant (0,000) effect to the firm value. Investment decision (P ER) has the positive (9,309) and significant (0,000) effect to the firm value. Financing decision (DER) has the positive (1,598) and un-significant (0,116) effect to the firm value. Dividend policy (DPR) has the positive (0,273) and un-significant (0,786) effect to the firm value. The goodness of fit testing showed that profitability (ROA), investment decision (PER), financing decision (DER), and dividend policy (DPR) were influenced to the firm value with count F value 45, 187 and significant 0,000. The adjusted R2 was 0,769, that showed the influence of profitability (ROA), investment decision (PER), financing decision (DER), and dividend policy (DPR) to the firm value at 76,9%.
Alhamdulillah, puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat dan hidayat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh
profitabilitas, keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia” dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi
Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan serta dorongan
dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd, MA, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Dr. Sugiharsono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Yogyakarta.
3. Setyabudi Indartono, Ph.D, Ketua Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta.
4. Almarhum Prof. Dr. Moerdiyanto, M.Pd, MM, Dosen Pembimbing yang
pernah meluangkan waktu diantara kesibukannya untuk memberikan
bimbingan arahan, masukan, dan motivasi kepada penulis selama pembuatan
skripsi ini.
5. Lina Nur Hidayati, MM, Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu
6. Muniya Alteza, M.Si, Narasumber dan Penguji utama yang telah
mendampingi dan memberikan masukan dalam seminar proposal, menguji dan
mengoreksi skripsi ini.
7. Winarno, M.Si, Ketua Penguji yang telah memberikan pertimbangan dan
masukan guna penyempurnaan penulisan skripsi ini.
8. Semua Dosen Program Studi Manajemen yang telah memberikan bekal ilmu
yang sangat bermanfaat bagi penulis untuk memasuki dunia kerja.
9. Bapak, dan almarhumah ibu dan kakak-kakakku serta keluarga besarku yang
telah memberikan segalanya.
10.Teman-teman angkatan 2011 khususnya Manajemen B09 (2).
11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dan memperlancar jalannya penelitian dari awal sampai selesainya
penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan dan
keterbatasan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
dibutuhkan. Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, Februari 2015
Penulis
Ade Winda Septia
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
SURAT PERNYATAAN ... iv
MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Perumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9
A. Kajian Teori ... 9
1. Nilai Perusahaan ... 9
5. Keputusan Pendanaan ... 18
6. Kebijakan Dividen ... 23
B. Penelitian yang Relevan ... C.Kerangka Berfikir ... 28 30 D. Paradigma Penelitian ... 34
E. Hipotesis ... 34
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
A. Desain Penelitian ... 36
B. Definisi Operasional Variabel ... 36
C. Populasi dan Sampel ... 39
D. Jenis dan Sumber Data ... 40
E. Metode Pengumpulan Data ... 40
F. Teknik Analisis Data ... 40
1. Uji Asumsi Klasik ... 40
2. Teknik Analisis Data ... 43
3. Uji Hipotesis (Uji Parsial) ... 44
4. Uji Kesesuaian Model ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48
A. Deskripsi Data ... 48
B. Hasil Penelitian ... 52
1. Uji Asumsi Klasik ... 52
C. Pembahasan ... 64
1. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 64
2. Hasil Uji Hipotesis ... 65
3. Hasil Uji Kesesuaian Model ... 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 70
A. Kesimpulan ... 70
B. Keterbatasan Penelitian ... 71
C. Saran ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 74
Tabel 1 Durbin Watson d test : Pengambilan Keputusan ... 42
Tabel 2 Statistik Deskriptif ... 49
Tabel 3 Hasil Uji Normalitas Data ... 52
Tabel 4 Hasil Uji Autokorelasi ... 53
Tabel 5 Tabel Durbin-watson d Statistic ... 54
Tabel 6 Hasil Uji Multikolineritas ... 55
Tabel 7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 56
Tabel 8 Hasil Regresi Linier Berganda ... 57
Tabel 9 Hasil Uji Parsial ... 58
Tabel 10 Hasil Uji Simultan (F-hitung) ... 62
1. Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Periode 2011-2013 ... 76
2. Data Nilai Perusahaan (PBV) Sampel Periode 2011-2013 ... 77
3. Data Profitabilitas (ROA) Sampel Periode 2011-2013 ... 80
4. 4. Data Keputusan Investasi (PER) Sampel Periode 2011-2013 ... 83
5. Data Keputusan Pendanaan (DER) Sampel Periode 2011-2013 ... 86
6. Data Kebijakan Dividen (DPR) Sampel Periode 2011-2013 ... 89
7. Hasil Statistik Deskriptif ... 92
8. Hasil Uji Normalitas ... 93
9. Hasil Uji Autokorelasi ... 94
10. Tabel Durbin-watson d Statistic ... 95
11. Hasil Uji Multikolineritas ... 96
12. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 97
13. Hasil Analisis Regresi ... 98
14. Hasil Uji Parsial ... 99
A. Latar Belakang Masalah
Sekarang telah banyak perusahaan-perusahaan yang berdiri di
Indonesia. Semua perusahaan tersebut pasti mempunyai tujuan jangka panjang
dan jangka pendek. Tujuan perusahaan jangka pendek yaitu mendapat laba
maksimal dengan sumber daya yang ada, sementara dalam jangka panjang
tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai
perusahaan ini akan menunjukkan kemakmuran pemegang saham, nilai
perusahaan yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga
tinggi.
Nilai perusahaan dapat ditentukan dengan profitabilitas. Profitabilitas
adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba. Laba diperoleh
perusahaan berasal dari penjualan dan keputusan investasi yang dilakukan
perusahaan. Profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang
bagus sehingga investor akan merespon positif dan harga saham akan
meningkat.
Fama dan French (1998) dalam Wibawa dan Wijaya (2010),
berpendapat bahwa optimalisasi nilai perusahaan dapat dicapai melalui
pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana satu keputusan keuangan
yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan
merencanakan, mencari dan memanfaatkan dana dengan berbagai cara untuk
memaksimumkan efisiensi (daya guna) dari operasi-operasi perusahaan
(Weston dan Brigham, 1991).
Pada dasarnya tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan
nilai perusahaan. Akan tetapi di balik tujuan tersebut terdapat konflik
antara pemegang saham dengan manajer, dan dengan penyedia dana sebagai
kreditur. Pemegang saham akan cenderung memaksimalkan nilai saham dan
memaksa manajer untuk bertindak sesuai dengan kepentingan mereka melalui
pengawasan yang mereka lakukan. Kreditur di sisi lain cenderung akan
berusaha melindungi dana yang sudah mereka investasikan dalam perusahaan
dengan jaminan dan kebijakan pengawasan yang ketat pula. Manajer juga
memiliki dorongan untuk mengejar kepentingan pribadi mereka. Bahkan tidak
tertutup kemungkinan para manajer melakukan investasi walaupun investasi
tersebut tidak dapat memaksimalkan nilai pemegang saham.
Perbedaan kepentingan tersebut menimbulkan konflik yang sering
disebut konflik agensi. Menurut Brigham dan Houston (2011) perusahaan
dapat mengurangi konflik tersebut dengan mengalirkan sebagian kelebihan
arus kas ke pemegang saham melalui dividen yang tinggi dan alternatif
lainnya adalah penggunaan hutang. Diharapkan dengan hutang yang lebih
tinggi memaksa manajer menjadi lebih disiplin.
Manajemen keuangan menyangkut penyelesaian atas keputusan
penting yang diambil perusahaan, antara lain keputusan investasi, keputusan
untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Keputusan
investasi mempunyai jangka waktu yang panjang, sehingga keputusan yang
diambil harus dipertimbangkan dengan baik, karena mempunyai risiko
berjangka panjang pula. Kesalahan dalam mengadakan peramalan akan dapat
mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
Keputusan investasi sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dana
perusahaan yang berasal dari sumber pendanaan internal (internal financing)
maupun sumber pendanaan eksternal (external financing). Keputusan
pendanaan berkaitan dengan penentuan struktur modal yang tepat bagi
perusahaan. Tujuan dari keputusan pendanaan adalah bagaimana perusahaan
menentukan sumber dana yang optimal untuk mendanai berbagai alternatif
investasi, sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin
pada harga sahamnya.
Selain keputusan investasi dan pendanaan, keputusan pembagian
dividen merupakan suatu masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan.
Dividen merupakan alasan bagi investor dalam menanamkan investasinya,
dimana dividen merupakan pengembalian yang akan diterimanya atas
investasinya dalam perusahaan. Para investor memiliki tujuan utama untuk
meningkatkan kesejahteraannya dengan mengharapkan pengembalian dalam
bentuk dividen, sedangkan perusahaan mengharapkan pertumbuhan secara
terus menerus untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus
dividen penting untuk memenuhi harapan pemegang saham terhadap dividen
dengan tidak menghambat pertumbuhan perusahaan disisi yang lainnya.
Nilai perusahaan akan tergambar dari harga pasar dari saham yang
merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan (financing), dan
manajemen aset. Perusahaan yang menunjukkan keberhasilan yang lebih baik
dari perusahaan lain akan mempunyai harga pasar saham yang lebih tinggi dan
dapat mengumpulkan lebih banyak modal dengan persyaratan yang lebih
lunak. Apabila modal mengalir kepada perusahaan-perusahaan yang sahamnya
terus meningkat, maka sumber-sumber ekonomi telah diarahkan kepada
pemakaian yang efisien.
Penelitian mengenai nilai perusahaan telah dilakukan oleh beberapa
peneliti, diantaranya Mardiyati, Ahmad, dan Putri (2012) menunjukkan bahwa
variabel profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan, variabel kebijakan dividen secara parsial memiliki pengaruh yang
tidak signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan kebijakan hutang
bepengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Dalam
penelitian Nurhayati (2013) juga menunjukkan bahwa variabel profitabilitas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan
kebijakan dividen tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hasil penelitian Wijaya dan Wibawa (2010), menunjukkan bahwa
keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan. Menurut penelitian ini membagikan labanya
perusahaan. Sedangkan dalam penelitian Rakhimsyah dan Gunawan (2011)
menunjukkan bahwa kebijakan dividen berpengaruh negatif terhadap nilai
perusahaan, keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan,
dan keputusan pendanaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Dalam penelitian Hasnawati (2005) keputusan investasi berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan sebesar 12,25%, sisanya dipengaruhi oleh
faktor lain seperti keputusan pendanaan, kebijakan dividen, faktor eksternal
perusahaan seperti: tingkat inflasi, kurs mata uang, pertumbuhan ekonomi,
politik, dan psychology pasar. Berdasarkan berbagai hal yang telah diuraikan,
maka peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian mengenai :
“Pengaruh Pofitabilitas, Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan
Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
diidentifikasikan berbagai masalah, diantaranya yaitu :
1. Terdapat konflik antara pemilik perusahaan dengan manajer, dan dengan
penyedia dana sebagai kreditur.
2. Pemegang saham mengharapkan pengembalian dalam bentuk dividen,
sedangkan perusahaan mengharapkan pertumbuhan secara terus menerus
3. Manajer mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan-keputusan
yang tepat di bidang keuangan.
4. Penelitian terdahulu menunjukkan hasil yang tidak konsisten terhadap
faktor-faktor yang menentukan nilai perusahaan.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penulis
tidak akan membahas terlalu jauh untuk menghindari meluasnya permasalahan
dalam penelitian ini. Oleh karena itu permasalahan dalam penelitian ini
dibatasi pada pengaruh profitabilitas, keputusan investasi, keputusan
pendanaan dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dalam penelitian ini
dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh profitabilitas yang diproksikan dengan ROA (Return
On Asset) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013 ?
2. Bagaimana pengaruh keputusan investasi yang diproksikan dengan PER
(Price Earnings Ratio) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
3. Bagaimana pengaruh keputusan pendanaan yang diproksikan dengan DER
(Debt to Equity Ratio) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013 ?
4. Bagaimana pengaruh kebijakan dividen yang diproksikan dengan DPR
(Dividend Payout Ratio) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013 ?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas yang diproksikan dengan ROA
(Return On Asset) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.
2. Untuk mengetahui pengaruh keputusan investasi yang diproksikan dengan
PER (Price Earnings Ratio) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.
3. Untuk mengetahui pengaruh keputusan pendanaan yang diproksikan
dengan DER (Debt to Equity Ratio) terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2011-2013.
4. Untuk mengetahui pengaruh kebijakan dividen yang diproksikan dengan
DPR (Dividend Payout Ratio) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Investor
Memberikan kontribusi bagi investor untuk menambah kajian dan
pengetahuan mengenai faktor-faktor yang berpengaruh dalam
pengambilan keputusan investasi.
2. Bagi Manajer Keuangan
Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi bagi pihak
manajemen dalam mengambil keputusan investasi, keputusan pendanaan,
dan kebijakan dividen dalam rangka memaksimalkan nilai perusahaan.
3. Bagi Mahasiswa
Untuk menambah wawasan ilmu dalam bidang manajemen
keuangan, serta sebagai landasan bagi penelitian selanjutnya.
A. Kajian Teori
1. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai
oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat
terhadap perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama
beberapa tahun, yaitu sejak perusahaaan tersebut didirikan sampai dengan
saat ini. Menurut Husnan (2013) nilai perusahaan atau juga disebut dengan
nilai pasar perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon
pembeli apabila perusahaan tersebut dijual.
Menurut Gitosudarmo dan Basri (2000) pengertian nilai
perusahaan adalah :
“Nilai perusahaan adalah nilai perusahaan saat ini dan nilai pada waktu dan uang yang akan datang, oleh karenanya perlu pertimbangan nilai waktu dan uang. Pertimbangan waktu dan uang dipergunakan untuk menilai pengeluaran atau pemasukan yang akan diterima di waktu yang akan datang, sedangkan evaluasi dan keputusan harus dilakukan sekarang (present value).”
Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan
yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham.
Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga
pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi,
Menurut Brigham & Ghapenski (1996) dalam Darminto (2010),
manajemen dalam mengelola aktiva secara efisien sebagai upaya
meningkatkan kinerja keuangan maupun nilai perusahaan. Salah satu tugas
mendasar dari manajer meningkatkan atau memaksimalkan nilai
perusahaan (value of the firm). Nilai perusahaan menunjukkan nilai
berbagai aset yang dimiliki perusahaan, termasuk surat-surat berharga
yang telah dikeluarkannya.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Wibawa (2010),
nilai perusahaan dapat dihitung menggunakan Price to Book Value (PBV).
Nilai pasar berbeda dari nilai buku. Jika nilai buku merupakan harga yang
dicatat pada nilai saham perusahaan, maka nilai pasar adalah harga saham
yang terjadi di pasar bursa tertentu yang terbentuk oleh permintaan dan
penawaran saham oleh para pelaku pasar. Rasio nilai pasar memberi
manajemen suatu indikasi tentang apa yang dipikirkan oleh investor
tentang kinerja masa lalu dan prospek perusahaan di masa depan
(Nurhayati, 2013).
Berdasarkan pendekatan konsep nilai pasar atau Price to Book
Value tersebut, harga saham dapat diketahui berada diatas atau dibawah
nilai bukunya. Pada dasarnya, membeli saham berarti membeli prospek
perusahaan. PBV yang tinggi akan membuat investor yakin atas prospek
perusahaan dimasa mendatang. Oleh karena itu keberadaan rasio PBV
sangat penting bagi para investor maupun calon investor untuk
2. Signalling Theory
Menurut Brigham dan Houston (2011) isyarat atau signal adalah
suatu tindakan yang diambil perusahaan untuk memberi petunjuk bagi
investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan.
Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh
manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Informasi yang
dikeluarkan oleh perusahaan merupakan hal yang penting, karena
pengaruhnya terhadap keputusan investasi pihak diluar perusahaan.
Informasi tersebut penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi
pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran, baik
untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun masa yang akan datang bagi
kelangsungan hidup perusahaan dan bagaimana efeknya pada perusahaan.
Signalling theory menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai
dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak
eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena
terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena
perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek
yang akan datang daripada pihak luar (investor dan kreditur). Kurangnya
informasi bagi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka
melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk
perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan
mengurangi informasi asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi
Signalling theory menyatakan pengeluaran investasi memberikan
sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang,
sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan
(Hasnawati, 2005). Peningkatan hutang juga dapat diartikan pihak luar
tentang kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya di masa
yang akan datang atau risiko bisnis yang rendah, sehingga penambahan
hutang akan memberikan sinyal positif (Brigham dan Houston, 2011). Ini
karena perusahaan yang meningkatkan hutang dapat dipandang sebagai
perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa yang akan
datang.
Kebijakan dividen sering dianggap sebagai sinyal bagi investor
dalam menilai baik buruknya perusahaan, hal ini disebabkan karena
kebijakan dividen dapat membawa pengaruh terhadap harga saham
perusahaan. Kenaikan jumlah dividen dianggap sebagai sinyal bahwa
manajemen perusahaan meramalkan laba yang baik di masa depan
(Brigham dan Houston, 2011). Penggunaan dividen sebagai isyarat berupa
pengumuman yang menyatakan bahwa suatu perusahaan telah
memutuskan untuk menaikkan dividen per lembar saham mungkin
diartikan oleh penanam modal sebagai sinyal yang baik, karena dividen per
saham yang lebih tinggi menujukkan bahwa perusahaan yakin arus kas
masa mendatang akan cukup besar untuk menanggung tingkat dividen
3. Profitabilitas
Profitabilitas menurut Sartono (1997) adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, total
aktiva maupun modal sendiri. Rasio profitabilitas ini akan memberikan
gambaran tentang tingkat efektifitas pengelolaan perusahaan. Semakin
tinggi profitabilitas berarti semakin baik, karena kemakmuran pemilik
perusahaan meningkat dengan semakin tingginya profitabilitas.
Profitabilitas perusahaan adalah tingkat keuntungan bersih yang
mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya
(Nurhayati, 2013). Menurut Weston dan Copeland (1997) profitabilitas
adalah sejauh mana perusahaan menghasilkan laba dari penjualan dan
investasi perusahaan. Brigham dan Houston (2011) mendefinisikan
profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan
manajemen perusahaaan.
Rasio profitabilitas yaitu mengukur keberhasilan manajemen
sebagaimana ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan oleh penjualan dan
investasi (Weston dan Brigham, 1991). Ada bermacam cara untuk
mengukur profitabilitas, yaitu:
a. Profit Margin
Profit margin adalah margin keuntungan yang ditentukan atas
harga penjualan. Margin keuntungan menunjukkan besar kecilnya laba
dibandingkan dengan harga penjualan. Profit margin menunjukkan
Profit margin =
b. Return on Asset (ROA)
Return on Asset (ROA) adalah perbandingan antara laba bersih
dengan total aktiva yang tertanam dalam perusahaan. ROA digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba.
ROA =
c. Return on Equity (ROE)
ROE menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh
laba atas penggunaan modal sendiri.
ROE =
d. Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas Ekonomi merupakan perbandingan antara laba
dengan total kekayaan yang dimilikinya.
RE =
Dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah return on asset
(ROA). Semakin tinggi ROA maka semakin tinggi kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dan akan membuat
profitabilitas perusahaan tinggi. Nilai ROA yang tinggi akan memberikan
sinyal positif bagi investor bahwa perusahaan menghasilkan dalam kondisi
saham perusahaan dan akan meningkatkan harga saham sehingga nilai
perusahaan pun meningkat.
4. Keputusan Investasi
Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva
yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan
mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Keputusan
penanaman modal dapat dilakukan oleh perorangan atau lembaga baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Menurut Jogiyanto (2003),
investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan
didalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu, sedangkan
Tandelilin (2001) mengemukakan bahwa investasi adalah komitmen atas
sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan saat ini, dengan
tujuan memperoleh keuntungan di masa datang.
Pihak yang melakukan investasi disebut investor. Investor pada
umumnya digolongkan menjadi dua yaitu:
a. Investor individual, terdiri dari individu-individu yang melakukan
aktivitas investasi.
b. Investor institusional, terdiri dari perusahaan-perusahaan asuransi,
lembaga penyimpanan dana (bank dan lembaga simpan pinjam),
Terdapat dua alternatif pilihan investasi yaitu investasi pada aktiva
riil dan investasi pada aktiva finansial. Karakteristik aktiva finansial
dibandingkan dengan aktiva riil adalah sebagai berikut:
a. Mudah diperjualbelikan (liquid).
b. Pemodal mempunyai berbagi pilihan investasi sesuai dengan
preferensi risiko mereka.
c. Nilainya dapat berubah dengan cepat sesuai dengan kondisi ekonomi
makro dan mikro.
d. Memiliki pasar dan regulasi kredit.
Keputusan investasi menyangkut harapan terhadap hasil
keuntungan yang diperoleh perusahaan di masa yang akan datang.
Keputusan investasi mempunyai dimensi waktu jangka panjang, sehingga
keputusan yang diambil harus dipertimbangkan dengan baik, karena
mempunyai konsekuensi berjangka panjang pula. Fama (1978) dalam
Hasnawati (2005) menyatakan bahwa nilai perusahaaan semata-mata
ditentukan oleh keputusan investasi. Pendapat tersebut dapat diartikan
bahwa keputusan investasi itu penting karena untuk mencapai tujuan
perusahaan hanya akan dihasilkan melalui kegiatan investasi perusahaan.
Keputusan investasi merupakan keputusan yang menyangkut
keputusan dalam pendanaan yang berasal dari dalam maupun dari luar
perusahaan pada berbagai bentuk investasi. Keputusan investasi dapat
dikelompokkan kedalam investasi jangka pendek seperti investasi kedalam
investasi jangka panjang dalam bentuk tanah, gedung, kendaraan, mesin,
peralatan produksi, dan aktiva tetap lainnya. Aktiva jangka pendek
didefinisikan sebagai aktiva dengan jangka waktu kurang dari satu tahun
atau kurang dari satu siklus bisnis, dana yang diinvestasikan pada aktiva
jangka pendek diharapkan akan diterima kembali dalam waktu dekat atau
kurang dari satu tahun dan diterima sekaligus. Sedangkan aktiva jangka
panjang didefinisikan sebagai aktiva dengan jangka waktu lebih dari satu
tahun, dana yang ditanamkan pada aktiva jangka panjang akan diterima
kembali dalam waktu lebih dari satu tahun dan kembalinya secara
bertahap.
Keputusan investasi yang tepat akan dapat menghasilkan kinerja
yang optimal sehingga memberikan suatu sinyal positif kepada investor
yang akan meningkatkan harga saham dan nilai perusahaan. Ini sesuai
dengan pernyataan signaling teory yang menyatakan pengeluaran investasi
memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang
akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai
perusahaan.
Dalam penelitian ini menggunakan proksi Price Earnings Ratio
(PER) yang merupakan indikasi penilaian pasar modal terhadap
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba/keuntungan potensial
perusahaan di masa datang. Rasio ini menunjukkan seberapa banyak
investor bersedia membayar untuk setiap laba yang dilaporkan (Brigham
harga saham tersebut akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per
sahamnya. PER juga merupakan rasio yang menunjukkan tingkat
pertumbuhan perusahaan. PER yang tinggi menunjukkan prospek
pertumbuhan perusahaan yang bagus dan risikonya rendah.
5. Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan dapat diartikan sebagai keputusan yang
menyangkut struktur keuangan perusahaan (financial structure). Struktur
keuangan perusahaan merupakan komposisi dari keputusan pendanaan
yang meliputi hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal
sendiri. Setiap perusahaan akan mengharapkan adanya struktur modal
optimal, yaitu struktur modal yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan
(value of the firm) dan meminimalkan biaya modal (cost of capital).
Keputusan pendanaan didefinisikan sebagai keputusan yang
menyangkut komposisi pendanaan yang dipilih oleh perusahaan. Sumber
pendanaan di dalam suatu perusahaan dibagi menjadi dua kategori yaitu
pendanaan internal dan pendanaan eksternal. Pendanaan internal dapat
diperoleh dari sumber laba ditahan dan depresiasi, sedangkan pendanaan
eksternal dapat diperoleh para kreditur atau yang disebut dengan hutang
dari pemilik, peserta, atau pengambil bagian dalam perusahaan atau yang
disebut sebagai modal. Proporsi atau bauran dari penggunaan modal
sendiri dan hutang dalam memenuhi kebutuhan dana perusahaan disebut
Prinsip manajemen perusahaan menuntut agar baik dalam
memperoleh maupun menggunakan dana harus didasarkan pada efisiensi
dan efektifitas. Efisiensi penggunaan dana berarti bahwa setiap rupiah
dana yang ditanamkan dalam aktiva harus dapat digunakan seefisien
mungkin untuk menghasilkan tingkat keuntungan investasi yang
maksimal. Fungsi penggunaan dana meliputi perencanaan dan
pengendalian penggunaan aktiva dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap.
Pengalokasian dana harus didasarkan pada perencanaan yang tepat, agar
dana yang mengganggur menjadi kecil. Efisiensi penggunaan dana secara
langsung dan tidak langsung akan menentukan besar kecilnya tingkat
keuntungan yang dihasilkan dari investasi.
Terdapat beberapa teori yang berkenaan dengan struktur modal,
diantaranya yaitu trade-off theory, pecking order theory, signalling theory
dan agency approach.
a. Trade-off theory
Trade-off theory menyatakan bahwa perusahaan menukar manfaat
pajak dari pendanaan utang dengan masalah yang ditimbulkan oleh
potensi kebangkrutan (Brigham dan Houston, 2011). Esensi trade-off
theory dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan
pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh
manfaat lebih besar, tambahan hutang masih diperkenankan. Apabila
pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih besar, maka
mempertimbangkan berbagai faktor seperti corporate tax, biaya
kebangkrutan, dan personal tax dalam menjelaskan mengapa suatu
perusahaan memilih suatu struktur modal tertentu (Husnan, 2013).
Kesimpulan trade-off theory adalah penggunaan hutang akan
meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya pada sampai titik tertentu.
Walaupun model ini tidak dapat menentukan secara tepat struktur
modal yang optimal, namun model tersebut memberikan kontribusi
penting yaitu:
1) Perusahaan yang memiliki aktiva yang tinggi, sebaiknya
menggunakan sedikit hutang.
2) Perusahaan yang membayar pajak tinggi sebaiknya lebih
banyak menggunakan hutang dibandingkan dengan perusahaan
yang membayar pajak rendah.
b. Pecking Order Theory
Pecking Order Theory menetapkan suatu urutan keputusan
pendanaan dimana manajer pertama kali akan memilih untuk
menggunakan laba ditahan, hutang dan penerbitan saham sebagai
pilihan terakhir (Hanafi, 2004). Myers (1984) dalam Husnan (2013)
mengemukakan argumentasi mengenai adanya kecenderungan suatu
perusahaan untuk menentukan pemilihan sumber pendanaan yang
berdasarkan pada pecking order theory. Teori ini disebut pecking order
hierarki sumber dana yang paling disukai. Secara ringkas teori tersebut
menyatakan bahwa:
a. Perusahaan menyukai internal financing (pendanaan dari hasil
operasi perusahaan).
b. Apabila perusahaan memerlukan pendanaan dari luar (eksternal
financing), maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang
paling aman terlebih dahulu, yaitu dimulai dengan penerbitan
obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang berkarakteristik
opsi (seperti obligasi konversi), baru akhirnya apabila masih
belum mencukupi, saham baru diterbitkan.
c. Signalling theory
Signalling theory menjelaskan bahwa perusahaan yang
meningkatkan hutang dapat dipandang sebagai perusahaan yang yakin
dengan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Peningkatan
hutang juga dapat diartikan pihak luar tentang kemampuan perusahaan
untuk membayar kewajibannya di masa yang akan datang atau risiko
bisnis yang rendah, sehingga penambahan hutang akan memberikan
sinyal positif (Brigham dan Houston, 2011).
d. Agency Approach
Menurut agency approach penggunaan hutang adalah salah satu
cara untuk mengurangi konflik keagenan yang terjadi antara pemegang
saham dengan manajer. Konflik keagenan mungkin terjadi ketika
mendukung operasi utama perusahaan. Manajer sering kali
menggunakan kelebihan kas ini untuk mendanai fasilitas-fasilitas
untuk kepentingan mereka sendiri. Bahkan tidak tertutup kemungkinan
para manajer melakukan investasi walaupun investasi tersebut tidak
dapat memaksimalkan nilai pemegang saham. Pendanaan dengan
hutang diharapkan dapat mengurangi keinginan manajer untuk
menggunakan free cash flow dan memberikan dampak disiplin pada
manajer. Penggunaan hutang akan memaksa manajer untuk
menghemat kas dengan menghilangkan pengeluaran yang tidak
diperlukan.
Menurut Myers perusahaan lebih menyukai penggunaan pendanaan
dari modal internal, yaitu dana yang berasal dari aliran kas dan laba
ditahan. Dana internal lebih disukai karena memungkinkan perushaan
untuk tidak memperoleh sorotan dari publik akibat penerbitan saham baru.
Dana eksternal lebih disukai dalam bentuk hutang daripada penerbitan
saham baru karena dua alasan yaitu pertimbangan biaya emisi, dimana
biaya emisi obligasi lebih murah dibandingkan biaya emisi saham baru.
Hal ini disebabkan karena penerbitan saham baru akan menurunkan harga
saham lama. Alasan kedua adalah adanya kekhawatiran manajer bahwa
penerbitan saham baru dapat ditafsirkan sebagai kabar buruk oleh
pemodal.
Keputusan pendanaan berkaitan dengan pemilihan sumber dana
mempengaruhi nilai perusahaan. Keputusan pendanaan dalam penelitian
ini dikonfirmasikan melalui Debt to Equity Ratio (DER). Rasio ini
menunjukkan perbandingan antara pembiayaan dan pendanaan melalui
hutang dengan pendanaan melalui ekuitas.
6. Kebijakan Dividen
Dividen adalah proporsi pembagian laba yang diperoleh
perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham perusahaan.
Apabila perusahaan penerbit saham mampu menghasilkan laba yang besar
maka ada kemungkinan pemegang sahamnya akan menikmati keuntungan
dalam bentuk dividen yang besar pula. Dividen diartikan sebagai
pembagian laba kepada para pemegang saham perusahaan sebanding
dengan jumlah saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik.
Kebijakan dividen adalah merupakan keputusan yang berkaitan
dengan penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham dan laba
tersebut dapat dibagi sebagai dividen atau laba yang ditahan untuk
diinvestasikan kembali (Husnan, 2013). Kebijakan dividen optimal adalah
kebijakan dividen yang menghasilkan keseimbangan antara dividen saat
ini, pertumbuhan di masa depan, dan memaksimalkan harga saham
perusahaan (Brigham dan Houston, 2011).
Dalam kebijakan dividen terdapat trade off dan merupakan pilihan
yang tidak mudah antara membagikan laba sebagai dividen atau
sebagai dividen maka tingkat pertumbuhan akan berkurang dan berdampak
negatif terhadap saham. Disisi lain, apabila perusahaan tidak membagikan
dividen maka pasar akan memberikan sinyal negatif kepada prospek
perusahaan. Peningkatan dividen memberikan sinyal perubahan yang
menguntungkan pada harapan manajer dan penurunan dividen
menunjukkan pandangan pesimis prospek perusahaan dimasa yang akan
datang.
Kebijakan dividen berkaitan dengan kebijakan mengenai seberapa
besar laba yang diperoleh perusahaan akan didistribusikan kepada
pemegang saham (Sofyaningsih dan Hardiningsih, 2011). Menurut Keown
(2004), rasio pembayaran dividen adalah jumlah dividen yang dibayarkan
relatif terhadap pendapatan bersih perusahaan atau pendapatan tiap lembar.
Menurut Brigham dan Houston (2011), rasio pembayaran dividen adalah
persentase laba dibayarkan kepada para pemegang saham dalam bentuk
kas.
Keputusan dividen menyangkut keputusan tentang penggunaan
laba yang menjadi hak para pemegang saham. Dividen yang dibagikan
dapat berupa dividen tunai (cash dividend) atau dividen dalam bentuk
saham (stock dividen). Dividen tunai umumnya dibagikan secara reguler,
baik triwulanan, semesteran atau tahunan.
Kebijakan dividen dalam penelitian ini dikonfirmasi dalam bentuk
Dividend Payout Ratio (DPR). Dividend payout ratio adalah perbandingan
Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) menentukan jumlah
laba yang akan dibagi dalam bentuk dividen kas dan laba yang ditahan
sebagai sumber pendanaan. Dividen yang dibagikan perusahaan ditentukan
oleh para pemegang saham pada saat berlangsungnya RUPS (Rapat
Umum Pemegang Saham).
a. Teori Kebijakan Dividen
Beberapa teori mengenai kebijakan dividen diantaranya : teori
dividen irrelevan, teori bird in the hand, teori information content of
dividend, dan teori clientele effect .
1) Teori Dividen Irrelevan
Miller dan Modligiani mengemukakan teori bahwa
kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai
perusahaan karena rasio pembayaran dividen hanyalah rincian
dan tidak mempengaruhi kesejahteraan pemegang saham. Nilai
suatu perusahaan hanya bergantung pada laba yang dihasilkan
oleh asetnya, bukan pada bagaimana laba itu dipecah antara
dividen dan laba ditahan (Brigham dan Houston, 2011).
2) Teori Bird in the Hand
Menurut teori bird in the hand, pemegang saham lebih
menyukai dividen tinggi dibandingkan dengan dividen yang
Teori ini mengasumsikan bahwa dividen lebih pasti daripada
pendapatan modal.
3) Teori Information Content of Dividend
Menurut teori information content of dividend, investor
akan melihat kenaikan dividen sebagai sinyal positif atas
prospek perusahaan di masa depan. Karena pembayaran
dividen ini dapat mengurangi ketidakpastian dan mengurangi
konflik keagenan antara manajer dan pemegang saham.
4) Clientele effect
Clientele effect adalah kecenderungan perusahaan untuk
menarik jenis investor yang menyukai kebijakan dividennya.
Miller dan Modigliani menyatakan bahwa suatu perusahaan
menetapkan kebijakan pembagian dividen khusus, yang
selanjutnya menarik sekumpulan peminat atau clientele yang
terdiri dari para investor yang menyukai kebijakan dividen khusus
tersebut.
b. Langkah-langkah Pembayaran Dividen
Langkah-langkah atau prosedur pembayaran dividen adalah
pengumuman emiten atas dividen yang akan dibayarkan kepada
pemegang saham yang disebut juga dengan pengumuman dividen.
Adapun rincian tanggal-tanggal yang perlu diperhatikan dalam
1) Tanggal pengumuman (declaration date)
Tanggal pengumuman merupakan tanggal yang mana
secara resmi diumumkan oleh emiten tentang bentuk dan
besarnya serta jadwal pembayaran dividen yang akan
dilakukan. Pengumuman ini biasanya untuk pembagian dividen
reguler. Isi pengumuman tersebut menyampaikan hal-hal yang
dixoanggap penting yakni: tanggal pencatatan, tanggal
pembayaran, besarnya dividen kas per lembar.
2) Tanggal pencatatan (date of record)
Pada tanggal ini perusahaan melakukan pencatatan
nama-nama pemegang saham. Para pemilik saham yang terdaftar
pada daftar pemegang saham tersebut diberikan hak, sedangkan
pemegang saham yang tidak terdaftar pada tanggal pencatatan
tidak diberikan hak untuk memperoleh dividen.
3) Tanggal cum-dividend
Tanggal ini merupakan tanggal hari terakhir perdagangan
saham yang masih melekat hak untuk mendapatkan dividen
baik dividen tunai maupun dividen saham
4) Tanggal ex-dividend
Tanggal perdagangan saham tersebut sudah tidak melekat
lagi hal untuk memperoleh dividen. Jadi jika investor membeli
tidak dapat mendaftarkan namanya untuk mendapatkan
dividen.
5) Tanggal pembayaran (payment date)
Tanggal ini merupakan saat pembayaran dividen oleh
perusahaan kepada para pemegang saham yang mempunyai hak
atas dividen. Jadi pada tanggal tersebut,para investor sudah
dapat mengambil dividen sesuai dengan bentuk dividen yang
diumumkan oleh emiten.
B. Penelitian yang Relevan
1. Hasnawati (2005) melakukan penelitian tentang “Dampak Set Peluang
Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta”. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa keputusan investasi berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan. Keputusan investasi ini lebih kuat
dibentuk oleh indikator-indikator peluang investasi di masa yang akan
datang dibandingkan dengan komposisi asset dalam perusahaan.
2. Wijaya dan Wibawa (2010) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen
Terhadap Nilai Perusahaan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini
kebijakan dividen secara parsial dan simultan berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan.
3. Rakhimsyah dan Gunawan (2011) melakukan penelitian tentang
“Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan
Dividen, dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Nilai Perusahaan”. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan, keputusan pendanaan tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan dan kebijakan dividen berpengaruh negatif
terhadap nilai perusahaan.
4. Mardiyati, Ahmad, dan Putri (2012) melakukan penelitian tentang
“Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang, dan Profitabilitas
Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa kebijakan dividen secara parsial
memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap nilai perusahaan,
kebijakan hutang bepengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan, profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
5. Nurhayati (2013) melakukan penelitian dengan judul “Profitabilitas,
Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan Pengaruhnya Terhadap Kebijakan
Dividen dan Nilai Perusahaan Sektor Non Jasa”. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kebijakan dividen dan nilai perusahaan sedangkan
C. Kerangka Berfikir
1. Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh
laba. Laba diperoleh perusahaan berasal dari penjualan dan investasi yang
dilakukan perusahaan. Profitabilitas juga merupakan gambaran kinerja
manajemen dalam mengelola perusahaan. Profitabilitas perusahaan dapat
dihitung menggunakan ROA (return on asset), dengan membagi laba
bersih setelah pajak (earnings after tax) dengan total aset.
Semakin tinggi ROA maka semakin tinggi kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan keuntungan dan akan membuat profitabilitas
perusahaan tinggi. Profitabilitas yang tinggi akan memberikan sinyal
positif bagi investor bahwa perusahaan berada dalam kondisi yang
menguntungkan. Hal ini menjadi daya tarik investor untuk memiliki saham
perusahaan. Permintaan saham yang tinggi akan membuat para investor
menghargai nilai saham lebih besar dari pada nilai yang tercatat pada
neraca perusahaan, sehingga PBV perusahaan tinggi dan nilai perusahaan
pun tinggi. Dengan demikian maka profitabilitas memiliki pengaruh
positif terhadap nilai perusahaan.
2. Pengaruh keputusan investasi terhadap nilai perusahaan
Keputusan investasi adalah keputusan penanaman modal berjangka
waktu lama yang menyangkut harapan terhadap hasil keuntungan yang
diperoleh perusahaan di masa yang akan datang. Keputusan investasi
diambil harus dipertimbangkan dengan baik, karena mempunyai risiko
berjangka panjang pula.
Signaling teory menjelaskan bahwa pengeluaran investasi
memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang
akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai
perusahaan. Keputusan investasi dalam penelitian ini diproksikan dengan
Price Earnings Ratio (PER). PER yang tinggi menunjukkan investasi
perusahaan yang bagus dan prospek pertumbuhan perusahaan yang bagus
sehingga para investor akan tertarik. Permintaan saham yang tinggi akan
membuat para investor menghargai nilai saham lebih besar dari pada nilai
yang tercatat pada neraca perusahaan, sehingga PBV perusahaan tinggi
dan nilai perusahaan pun tinggi. Dengan demikian maka keputusan
investasi memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
3. Pengaruh keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan
Keputusan pendanaan didefinisikan sebagai keputusan yang
menyangkut komposisi pendanaan yang dipilih oleh perusahaan. Sumber
pendanaan di dalam suatu perusahaan dibagi menjadi dua kategori yaitu
pendanaan internal dan pendanaan eksternal. Setiap perusahaan akan
mengharapkan adanya struktur modal optimal, yaitu struktur modal yang
dapat memaksimalkan nilai perusahaan (value of the firm) dan
meminimalkan biaya modal (cost of capital).
Menurut pecking order theory, dana eksternal lebih disukai dalam
pertimbangan biaya emisi, dimana biaya emisi obligasi lebih murah
dibandingkan biaya emisi saham baru. Hal ini disebabkan karena
penerbitan saham baru akan menurunkan harga saham lama. Alasan kedua
adalah adanya kekhawatiran manajer bahwa penerbitan saham baru dapat
ditafsirkan sebagai kabar buruk oleh pemodal yang mengakibatkan
menurunnya nilai perusahaan.
Manajer dapat menggunakan hutang sebagai sinyal yang lebih
terpercaya untuk para investor. Ini karena perusahaan yang meningkatkan
hutang dapat dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek
perusahaan di masa yang akan datang. Jadi penggunaan hutang merupakan
tanda atau sinyal positif dari perusahaan yang dapat membuat para
investor menghargai nilai saham lebih besar dari pada nilai yang tercatat
pada neraca perusahaan, sehingga PBV perusahaan tinggi dan nilai
perusahaan pun tinggi. meningkatkan nilai perusahaan. Dengan demikian
maka keputusan pendanaan memiliki pengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
4. Pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan
Pada dasarnya, laba bersih perusahaan dapat dibagikan kepada
pemegang saham sebagai dividen atau ditahan dalam bentuk laba ditahan
untuk membiayai investasi perusahaan. Kebijakan dividen berkaitan
dengan kebijakan mengenai seberapa besar laba yang diperoleh
perusahaan akan didistribusikan kepada pemegang saham (Sofyaningsih
membuktikan bahwa kebijakan dividen mempengaruhi nilai perusahaan
secara positif.
Menurut teori information content of dividend, investor akan
melihat kenaikan dividen sebagai sinyal positif atas prospek perusahaan di
masa depan. Pembagian dividen memberikan sinyal perubahan yang
menguntungkan pada harapan manajer dan penurunan dividen
menunjukkan pandangan pesimis prospek perusahaan dimasa yang akan
datang.
Perusahaan yang dapat memberikan dividen tinggi juga akan
mendapatkan nilai kepercayaan yang tinggi dari para investor, karena
investor lebih menyukai kepastian tentang returns investasinya dan
mengantisipasi risiko ketidakpastian tentang kebangkrutan perusahaan.
Dividen yang tinggi akan membuat para investor tertarik sehingga
meningkatkan permintaan saham. Permintaan saham yang tinggi akan
membuat para investor menghargai nilai saham lebih besar dari pada nilai
yang tercatat pada neraca perusahaan, sehingga PBV perusahaan tinggi
dan nilai perusahaan pun tinggi. Dengan demikian maka kebijakan dividen
D. Paradigma Penelitian
Berdasarkan kerangka berfikir di atas, maka dapat digambarkan paradigma penelitian sebagai berikut :
Gambar 1.
Paradigma Penelitian
Keterangan :
= Pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen (Uji t hitung)
E. Hipotesis
Hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Ha1 = Terdapat pengaruh positif profitabilitas yang diproksikan dengan
ROA (Return On Asset) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. t3
t1 KEPUTUSAN INVESTASI
KEPUTUSAN PENDANAAN
KEBIJAKAN DIVIDEN
NILAI PERUSAHAAN PROFITABILITAS
t2
2. Ha2 = Terdapat pengaruh positif pengaruh keputusan investasi yang
diproksikan dengan PER (Price Earnings Ratio) terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2011-2013.
3. Ha3 = Terdapat pengaruh positif keputusan pendanaan yang diproksikan
dengan DER (Debt to Equity Ratio) terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2011-2013.
4. Ha4 = Terdapat pengaruh positif kebijakan dividen yang diproksikan
dengan DPR (Dividend Payout Ratio) terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
A. Desain Penelitian
Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian ex post facto. Penelitian
ex post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa
yang telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui
faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut (Sugiyono, 1997).
Sesuai dengan tingkat eksplanasi (level of explanation), maka
penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif
merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel atau lebih (Sugiyono, 2009). Berdasar jenis datanya, penelitian ini
dikategorikan sebagai penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang datanya
berbentuk angka-angka.
B. Definisi Operasional Variabel
Berdasarkan pokok masalah dan hipotesis yang diuji maka variabel
yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel dependen (Y)
Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam penelitian ini variabel
dependennya adalah nilai perusahaan. Mengacu pada penelitian yang
dari perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan nilai buku
per lembar saham. Nilai perusahaan dalam penelitian ini dikonfirmasikan
melalui Price to Book Value (PBV). PBV mengukur nilai yang diberikan
pasar kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah
perusahaan yang terus tumbuh (Brigham dan Houston, 2011).
Price to Book Value =
Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel yang diduga
berpengaruh terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel
independennya adalah sebagai berikut:
a. Profitabilitas
Rasio profitabilitas dalam penelitian ini adalah Return on Asset.
Return on Asset (ROA) adalah perbandingan antara laba bersih
dengan total aktiva yang tertanam dalam perusahaan.
ROA = 100%
Keputusan investasi adalah keputusan yang menyangkut
harapan terhadap hasil keuntungan yang diperoleh perusahaan di masa
yang akan datang. Dalam penelitian ini menggunakan rasio Price
closing price dengan laba per lembar saham (earnings per share).
PER dirumuskan dengan (Brigham dan Houston, 2011) :
Price Earnings Ratio =
Saham
Keputusan pendanaan didefinisikan sebagai keputusan yang
menyangkut komposisi pendanaan yang dipilih oleh perusahaan
(Hasnawati, 2005). Keputusan pendanaan dalam penelitian ini
dikonfirmasikan melalui Debt to Equity Ratio (DER). Rasio ini
menunjukkan perbandingan antara pembiayaan dan pendanaan melalui
hutang dengan pendanaan melalui ekuitas (Wijaya dan Wibawa, 2010).
Debt to Equity Ratio = 100%
Kebijakan dividen adalah keputusan tentang seberapa banyak
laba saat ini yang akan dibayarkan sebagai dividen daripada ditahan
untuk diinvestasikan kembali dalam perusahaan (Brigham dan
Houston, 2011). Kebijakan dividen dalam penelitian ini dikonfirmasi
dalam bentuk Dividend Payout Ratio (DPR).
Dividend Payout Ratio =
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2009). Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar
dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2013.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang digunakan sebagai objek
penelitian. Dalam penelitian ini, sampel ditentukan dengan menggunakan
metode purposive sampling. Metode sampling tersebut membatasi pemilihan
sampel berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriteria perusahaan yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah :
1. Perusahaan yang termasuk dalam kelompok industri manufaktur yang
terdaftar di BEI dan mempublikasikan laporan keuangan berturut-turut
dari tahun 2011-2013.
2. Perusahaan manufaktur yang memiliki laba positif selama periode
2011-2013.
3. Perusahaan manufaktur yang membagikan dividen kas selama periode
penelitian periode penelitian ini selama tahun 2011-2013.
4. Perusahaan manufaktur yang mempunyai data lengkap yang dibutuhkan
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder adalah data yang tidak secara langsung diberikan kepada
pengumpul data. Data penelitian diambil dari laporan tahunan perusahaan
yang telah diaudit dan dipublikasikan. Data diperoleh antara lain dari:
1. Bursa Efek Indonesia, www.idx.co.id
2. ICMD (Indonesian Capital Market Directory)
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik dokumentasi. Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan data antara
lain dari PT. Bursa Efek Indonesia, Indonesian Capital Market Directory
(ICMD), jurnal-jurnal, artikel, tulisan-tulisan ilmiah dan catatan lain dari
media cetak maupun elektronik.
F. Teknik Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel independen dan variabel dependen keduanya
memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2009). Uji normalitas
program komputer SPSS. Prosedur uji normalitas data adalah sebagai
berikut:
1) Meregresi fungsi empirik, dan diperoreh nilai residual.
2) Menganalisis nilai residual dengan metode uji one-sample
Kolmogorov-Smirnov
3) Kesimpulan: apabila nilai Asymp. Sig (2 tailed) > 0,05 atau 5%
maka residual berdistribusi normal.
b. Autokorelasi
Autokorelasi berarti terjadi korelasi antara anggota sampel yang
diurutkan berdasarkan waktu. Uji autokorelasi bertujuan menguji
apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan
pengganggu (residual) pada periode t dengan kesalahan pada periode
t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2009). Penyimpangan ini biasanya muncul
pada observasi yang menggunakan data time series. Konsekuensinya,
varians sampel tidak dapat menggambarkan varians populasinya.
Model regresi tidak dapat untuk menaksir nilai variabel dependen pada
nilai variabel independen tertentu. Untuk menganalisis adanya
autokorelasi dipakai uji Durbin-Watson. Pengaruh autokorelasi yang
terdapat dalam suatu model regresi dihilangkan dengan memasukkan
lagi variabel dependennya.
Statistik Durbin Watson dapat menghasilkan nilai antara 0-4.
statistik dengan nilai tabel dL dan dU pada jumlah n pengamatan.
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi berdasarkan pada
ketentuan :
Tabel 1. Durbin Watson d test : Pengambilan Keputusan
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d du
Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4-dl < d <4 Tidak ada autokorelasi negatif No decision 4-du ≤ d ≤ 4-dl Tidak ada autokorelasi positif dan
negatif
Terima du < d < 4-du
Sumber : Ghozali (2009)
c. Uji Multikolinieritas
Uji ini dilakukan sebagai syarat digunakannya analisis regresi
linier berganda, yaitu untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar
variabel independen. Uji multikolinieritas dilakukan dengan melihat
nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai
tolerance di atas 0,1 dan nilai VIF dibawah 10, maka antar variabel
independen tidak terjadi multikolinieritas.
d. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dalam sebuah model
regresi dengan tujuan bahwa apabila suatu regresi tersebut terjadi
ketidaksamaan varians dari residual dan pengamatan. Jika varian dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut