• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN KATALIS H-ZEOLIT DENGAN IMPREGNASI KI/KIO3 DAN UJI KINERJA KATALIS UNTUK PRODUKSI BIODIESEL - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBUATAN KATALIS H-ZEOLIT DENGAN IMPREGNASI KI/KIO3 DAN UJI KINERJA KATALIS UNTUK PRODUKSI BIODIESEL - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol 2, No. 2, Tahun 2013, Halaman 148-154

Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki

148 Penulis penanggung jawab (yayat_99@yahoo.com)

PEMBUATAN KATALIS H-ZEOLIT DENGAN IMPREGNASI KI/KIO

3

DAN UJI KINERJA KATALIS UNTUK PRODUKSI BIODIESEL

Lukman Hakim Firdaus, Adit Rizky Wicaksono, Dr. Widayat, ST, MT

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Jln. Prof. Soedarto, Tembalang, Semarang, 50239, Telp/Fax: (024)7460058

Abstrak

Katalis H-Zeolit disintesa dari zeolit alam meliputi tahapan proses perlakuan kimia, penyaringan, pencucian, impregnasi KI/KIO3 dan perlakuan fisik. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik katalis yang telah diimpregnasi KI/ KIO3 dengan analisa luas permukaan, X-Ray Diffraction (XRD) dan uji kinerja katalis untuk produksi biodiesel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas permukaan katalis sebesar 27,236 m2/g pada konsentrasi KI sebesar 5%. Pada analisa XRD didapatkan nilai peak 2-θ zeolit pada 23,627o yang mengindikasikan bahwa KI telah terimpregnasi pada katalis H-zeolit. Katalis diujikan untuk produksi biodiesel menggunakan minyak kelapa sawit dengan metode konvensional selama 3 jam suhu 70-80oC. Hasil konversi Fatty Acid Methyl Ester (FAME) maksimum sebesar 87,91% pada variabel dengan konsentrasi katalis impregnasi KIO3 5%.

Kata kunci : H-zeolit, impregnasi KI/KIO3, luas permukaan, XRD, biodiesel, yield Fatty Acid Methyl Ester

Abstract

H-Zeolite catalysts synthesized from natural zeolite include chemical treatment process stages, screening, washing, impregnation KI/KIO3 and physical treatment. The objective of this research is to study characteristics of catalyst that was impregnated KI / KIO3 with surface area analysis, X-Ray Diffraction (XRD) and performance test of catalyst for production of biodiesel. The results showed that the surface area of the catalyst by 27.236 m2/ g at a concentration of 5% KI. XRD analysis of the value obtained at 2-θ peak at 23.627o zeolite indicating that KI was impregnated on H-zeolite catalyst. The catalyst was tested for production of biodiesel using palm oil with conventional methods for 3-hour temperature of 70-80oC. The Result for conversion Fatty Acid Methyl Ester (FAME) had maximum value on 87.91% at a concentration of catalyst impregnation variable KIO3 5%.

Keywords : H-zeolite, KI/KIO3 impregnation, surface area, XRD, biodiesel, Fatty Acid Methyl Ester yield

1. Pendahuluan

Konsumsi minyak bumi yang terus menerus menyebabkan penipisan cadangan minyak bumi di Indonesia. Tak heran, sejak 2004 Indonesia sudah menjadi negara pengimpor minyak netto (net oil importer) karena kemampuan produksi dalam negeri tidak dapat mengimbangi pertumbuhan konsumsi (Djauhari, 2012). Beberapa keuntungan biodiesel adalah menurunkan efek rumah kaca, biodegradable, tidak toksik, serta secara spesifik menurunkan kadar CO 65%, CO2 78%, SO2 90% dan karbon tidak terbakar 50% jika dibandingkan bahan bakar fosil.

(2)

Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol 2, No. 2, Tahun 2013, Halaman 148-154

Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki

149 Zeolit adalah mineral aluminosilikat mikroporous dengan rasio Si/Al sebesar 1,23 yang umum digunakan sebagai adsorben untuk pemurniaan air dan limbah, namun dalam perkembangannya pada akhir – akhir ini dikembangkan sebagai katalis heterogen untuk sintesa biodiesel. Zeolit bervariasi pada struktur permukaan pori dan medan listriknya, hal tersebut yang menyebabkan zeolit memiliki perbedaan sifat katalisnya (Yizhou et al.,2004).

Zeolit telah dilakukan uji coba sebagai katalis untuk konversi minyak kaya akan Free Fatty Acid (FFA) untuk dikonversi menjadi Fatty Acid Metil Ester (FAME). Menurut Marchetti pada tahun 2008, zeolit alam dapat digunakan sebagai alternatif potensial untuk esterifikasi katalitis dengan meminimalkan keberadaan air yang memiliki pengaruh kandungan air pada yield hasil konversi.

Perlakuan kimia dimaksudkan untuk mengontrol aktivitas keasaman maupun selektivitas zeolit. Perbandingan antara silika dan alumina yang tinggi menyebabkan aktivitas adsorpsi meningkat. Jumlah situs asam Bronsted dari zeolit akan bertambah dengan bertambahnya kandungan alumunium didalamnya. Perlakuan kimia aktivasi katalis pada zeolit dapat dilakukan salah satunya dengan cara mereaksikannya dengan larutan asam, misalnya HNO3, HCl, atau H2SO4. Perlakuan asam pada dasarnya untuk meningkatkan rasio Si/Al.

Aktivitas dan selektivitas katalis dipengaruhi oleh karakteristik katalis dimana karakteristik tersebut tergantung pada metode preparasi dan karakterisasi bahan penyangga. Salah satu metode yang sering digunakan dalam preparasi katalis adalah metode impregnasi, karena ditinjau dari proses pembuatannya lebih praktis dibanding metode preparasi yang lain (sol-gel dan ko-presipitasi) (Krishnan dan Richard, 1993).

Kalsinasi merupakan proses pemanasan suatu benda hingga temperaturnya tinggi, tetapi masih di bawah titik lebur untuk menghilangkan kandungan yang dapat menguap. Proses aktivasi zeolit melalui kalsinasi menyebabkan pelepasan air sehingga luas permukaan pori-pori zeolit bertambah yang meningkatkan kemampuan untuk adsorbsi. Kalsinasi zeolit dimaksudkan untuk meningkatkan sifat-sifat khusus zeolit dengan cara menghilangkan unsur-unsur pengotor dan menguapkan air yang terperangkap dalam pori kristal zeolit.

Luas permukaan merupakan sifat yang penting dalam aplikasi katalis. Istilah tekstur merujuk pada struktur pori partikel secara umum meliputi luas permukaan, distribusi ukuran pori dan bentuk pori. Dalam hal ini, luas permukaan merupakan parameter penting yang erat kaitannya dengan katalis heterogen. Luas permukaan total merupakan kriteria krusial untuk katalis padat karena menentukan jumlah situs aktif didalam katalis kaitannya dengan aktivitas katalis. Pengukuran luas permukaan menggunakan teknik adsorpsi fisik dengan prinsip gaya van der Waals. Isoterm keseimbangan dapat digambarkan dimana volume yang teradsorpsi diplotkan terhadap p/po (p:tekanan, po: tekanan jenuh pada temperature pengukuran). Metode teoritis untuk menyatakan keseimbangan dalam adsorpsi adalah model Brunauer Emmett Teller yang lebih dikenal dengan persamaan BET :

(1)

Dalam hubungan ini, Vm adalah volume lapis tunggal dan c adalah panas adsorpsi dan pencairan yang konstan untuk beberapa bahan dengan nilai kurang dari 100. Persamaan (1) hanya valid pada p/po ≤ 0,3. Diatas harga tersebut, kondensasi cairan terjadi di mikropori hingga mesopori pada kondisi dimana p/po mendekati satu. Persamaan (2) sedemikian rupa diubah agar dapat dibuat plot antara p/po vs p/[V(p/po)] yang pada akhirnya Vm dan luas permukaan dapat ditentukan. Metode Brunauer Emmett Teller berasal dari persamaan dengan melanjutkan persamaan isothermal Langmuir untuk diterapkan pada adsorpsi multilayer (Smith, 1970).

(2)

Indikator penentuan dengan menentukan berapa banyak molekul yang diperlukan untuk membentuk sebuah mono layer. Seperti molekul N2 menempati 0,162 nm2 pada 77,2 K berdasarkan adsorbsi isotherm nitrogen dengan interval equilibrium 30 detik yang dihitung dengan menggunakan BET (Brunauer Emmett Teller) model yang dianjurkan pada sampel katalis dilakukan degassed pada suhu 2000C selama 5 jam sebelum dianalisa. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan molekul – molekul yang teradsorbsi dari pori – pori permukaan katalis (Chorkendorff dan Niemantsverdriet, 2003).

Karakterisasi X-Ray Diffraction (XRD) dimaksudkan untuk mengidentifikasi fase bulk suatu katalis untuk menentukan sifat kristal atau kristalinasi dari suatu katalis. Kebanyakan dari katalis yang memiliki bentuk padatan kristal seperti oksida logam, zeolite dan logam yang berpenyangga. XRD merupakan teknik untuk mengevaluasi sifat fase kristal dan ukuran kristal (Leofanti et al., 1997).

(3)

Jurnal Tekn

difraksi berdasarkan persamaan asumsi bahwa permukaan sinar

dimana d menyataka gelombang radiasi sinar X dan Minyak kelapa sawit dan monogliserida, asam le minyak/lemak yang secara umu

Biodiesel adalah bah energi, serta dapat memenuhi (van Gerpen, 2005). Produksi B metanol yang menghasilkan Fa et al., 2011). Cara yang paling trigliserida dari bahan yang me adanya katalis. Berikut adalah

Metode mechanical digunakan untuk transesterifik dikembangkan lebih lanjut ol pemanfaatan kelapa sawit yan metil ester melalui tahap ester sebagai katalis dan metanol s tahap esterifikasi, minyak me dengan jumlah minyak, dan ka dilengkapi dengan kontrol suhu pada proses ini dengan suhu 7 magnetic stirrer yang digunak dan gliserol yang selanjutkan a dekanter (Destianna dkk., 2007 Katalis yang pernah biodiesel dari reaksi transesteri yang belum maksimal, perlu p katalis, di mana zeolit alam kalsinasi. Alat untuk proses magnetic stirrer, thermometer furnace dan cawan porselin. P thermometer, pendingin balik impregnasi dan pembuatan bio pada gambar 2.

eknologi Kimia dan Industri, Vol 2, No. 2, Tahun 2

Online di : http://ejournal-s1.un

aan Bragg pada persamaan (2.3). Interpretasi hokum Bra nar X dipantulkan secara mendatar.

nλ = 2d sinθ

kan jarak antarlapisan atom atau ion yang berdekatan, λ an n adalah urutan pantulan (Richardson, 1989). wit tersusun atas lemak dan minyak alam yang terdiri a

lemak bebas, moisture, pengotor dan komponen-mum disebut dengan senyawa yang tidak dapat tersabun bahan bakar substitusi terbarukan yang biodegradable, hi kebutuhan keamanan energi tanpa mengorbankan si Biodiesel dilakukan dengan mekanisme reaksi kimia d

Fatty Acid Metil Ester (FAME) dan gliserol sebagai pr ng sering digunakan untuk memproduksi biodiesel adala mengandung minyak dan direaksikan menggunakan alk ah mekanisme Reaksi Transesterifikasi.

al stirrer atau metode konvensional telah banyak diguna fikasi minyak kelapa sawit menjadi metil ester (biodies oleh MPOB (Malaysian Palm Oil Board) yang mer

ang juga memiliki teknologi proses produksi biodiesel terifikasi dan transesterifikasi dengan menggunakan na l sebagai reaktannya sehingga dapat dikatakan sebagai mentah direaksikan dengan metanol berlebih, dengan katalis asam yang berupa padatan. Reaksi dilakukan d uhu dan adanya siklus kondensasi menggunakan pendin u 70 hingga 800C dan tekanan atmosferik. Proses ini d

akan untuk menghomogenkan larutan. Produk tahap in n akan dipisahkan menggunakan prinsip perbedaan dens

07).

nah diteliti sebelumnya adalah katalis CaO/KI/γ-Al2 terifikasi pada suhu 75oC sebesar 86,94% (Hartanto, 200 u pengembangan teknologi katalis. Di Indonesia berpot m deposit cukup besar. Zeolit alam sendiri mempuny pat berperan sebagai katalis. Kerja katalis ini belum m kan dengan impregnasi KI / KIO3.

mpunyai keterbaruan dalam pembuatan katalis zeolit d I dan KIO3 diharapkan dapat mengisi situs aktif pada mum pada produksi biodiesel.

ujuan untuk mengetahui karakteristik katalis H-zeolit im ay Diffraction (XRD) dan kinerja katalis pada produksi

alam penelitian ini adalah zeolit alam yang diperoleh d KI dan KIO3 p.a. MERCK, minyak goreng 2 kali p

buatan katalis terdiri dari tiga yaitu alat untuk proses de es dealuminasi (perlakuan kimia) dan impregnasi ter ter, pendingin balik, statif, klem, dan penangas. Alat -komponen minor bukan unkan (Ketaren, 1986).

, ramah lingkungan, hemat n mesin operasional kinerja ia dari minyak nabati dengan produk samping (Intarapong gai reaksi metanolisis. Pada an perbandingan molar 6:1 009). Dengan capaian yield otensi untuk pengembangan nyai kandungan Si dan Al. maksimal, sehingga dalam

t dengan impregnasi KI dan ada katals H-zeolit sehingga

impregnasi KI/KIO3 dengan si biodiesel.

h dari Gunung Kidul. Bahan i penyaringan, aquades, dan

(4)

Jurnal Tekn

Gambar 1. Rangkaian alat p impregnasi dan produks

Prosedur pembuatan katalis

Proses pembuatan kat proses impregnasi KI/ KIO3 da klorida 4N dengan perbandinga selama 10 jam. Selanjutnya d Endapan hasil penyaringan dik proses impregnasi dilakukan Selanjutnya, H-zeolit 50 gram dipanaskan selama 2 jam suhu hasil penyaringan dikeringka dimasukkan ke dalam furnace luas permukaan katalis dan uji

Prosedur uji katalis pada pro

Proses produksi biodie Langkah awal untuk produksi leher tiga. Perbandingan mol m temperatur 70-80oC selama 3 j untuk memisahkan antara bio dihitung konversinya dalam mo

3. Hasil dan Pembahasan Analisa Brunauer Emmett Te

Pada karakterisasi kata Analisa ini dimaksudkan untu menggunakan KI. Sampel yan gambar 3 tentang hubungan

eknologi Kimia dan Industri, Vol 2, No. 2, Tahun 2

Online di : http://ejournal-s1.un

lis H-zeolit impregnasi KI dan KIO3

katalis yang digunakan adalah perlakuan kimia (HCl), dan proses kalsinasi. Proses perlakuan kimia dengan m ngan antara zeolit alam : HCl = 1:20 dipanasi pada magn disaring dengan saringan penghisap dan dicuci denga dikeringkan jntuk selanjutnya dilakukan impregnasi KI n dengan melarutkan KI/ KIO3 dalam aquades 50 m am dicampurkan dalam larutan KI/ KIO3 pada labu leh hu 90oC. campuran disaring dengan saringan penghisap u kan. Langkah selanjutnya adalah kalsinasi, katalis H selama 4 jam pada suhu 600oC. selanjutnya katalis diu uji XRD.

produksi biodiesel minyak kelapa sawit

diesel yang digunakan adalah reaksi transesterifikasi den ksi biodiesel adalah minyak goring, methanol, dan kat ol minyak dengan methanol adalah 1 : 6, campuran dia 3 jam. Selanjutnya hasil reaksi transesterifikasi dipisahk biodiesel dengan gliserol yang terbentuk. Kemudian mol.

Teller

atalis dilakukan dengan menggunakan instrument Bruna ntuk mengetahui luas permukaan aktif pada katalis y ang dianalisa BET pada sampel 5 dengan konsentrasi n relative pressure dengan volume pada kondisi stan n jumlah molekul gas yang teradsorpsi oleh katalis pad

8,013 g.

l), pencucian, pengeringan, menggunakan larutan asam agnetic sitter pada suhu 90oC gan aquades sampai bersih. diuji BET untuk mengetahui

engan metode konvensional. katalis dicampur dalam labu diaduk dan dipanaskan pada hkan menggunakan dekanter an hasil produksi biodiesel

(5)

Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol 2, No. 2, Tahun 2013, Halaman 148-154

Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki

152

Gambar 3. Analisa KI dengan Brunauer Emmett Teller

Data yang diperoleh dengan analisa BET didapat luas permukaan aktif katalis H-Zeolit pada konsentrasi KI 5% sebesar 27,236 m2/g. Jumlah luas permukaan masih relatif sedikit karena konsentrasi impregnasi KI hanya sebesar 5%. Data tersebut kemudian dibandingkan pada beberapa penelitian yang dilakukan dengan menggunakan jenis katalis lain diperoleh data seperti pada tabel 1. Pada penelitian terdahulu, katalis zeolit alam mempunyai luas permukaan sebesar 172,92 m2/g (Widayat, dkk, 2010). Penelitian kami dengan menggunakan jenis katalis yang sama yaitu berasal dari Gunung Kidul diperoleh luas permukaan sebesar 27,236 m2/g. Pengaruh jumlah KI dan kekuatan pada situs aktif berpengaruh pada aktivitas dan luas permukaan aktif dalam katalis tersebut (Xie dan Li, 2006).

Zeolit alam umumnya mempunyai luas permukaan sekitar 20 m2/gram. Dengan adanya proses dealuminasi dan kalsinasi mengalami perubahan luas permukaan dan volume pori. Proses dealuminasi menyebabkan peningkatan perbandingan Si/Al dan pelarutan impuritas CaO. Kenaikan perbandingan SiO2/Al2O3 menyebabkan terjadinya perubahan kerangka dari zeolit akibat adanya reaksi hidrolisis dan proses kalsinasi. Perubahan kerangka zeolit akan menyebabkan perubahan pori-pori dari zeolit yang berakibat pada perubahan luas permukaan dan volume pori. Perlakuan asam akan meningkatkan luas permukaan (Widayat, dkk., 2010).

Tabel 1. Perbandingan Luas Permukaan pada Jenis Katalis Katalis Luas Permukaan

(m2/g)

Referensi

Zeolit Alam 172,9295 Widayat, dkk. 2010 Sodium Silicate

(Na2O.nSiO2)

5,91 Gou, dkk. 2009

Kalsium Aluminate

21,29 Tang, dkk. 2011

Ca/Al/Fe2O3 25,89 Tang, dkk. 2011

Analisa XRD (X-Ray Diffraction) pada Katalis H-Zeolit

Analisa XRD merupakan alat yang digunakan untuk mengkarakterisasi struktur kristal, ukuran kristal dari suatu bahan padat. Semua bahan yang mengandung kristal tertentu ketika dianalisa menggunakan XRD akan memunculkan puncak – puncak yang spesifik. Pada analisa ini dianalisakan untuk sampel 5 dengan konsentrasi impregnasi 5% wt sesuai pada gambar 4. Adanya pengaruh impregnasi KI pada proses katalis padat untuk transesterfikasi biodiesel terdeteksi pada 2-θ dengan nilai peak 22-24 (Jairam, et. al, 2011).

Gambar 4. Analisa XRD pada Katalis H-Zeolit Impregnasi KI 5%

(6)

Jurnal Tekn

Ga

Gambar 6. Ana

Dari hasil analisa GC mempunyai waktu retensi pa mempunyai waktu retensi 7,90 laboratorium, penelitian yang diperoleh persentase terbentukn

Hal tersebut menjadi sama pada suhu 70-80 oC dan v konversi FAME lebih tinggi. S serta perbandingan minyak da sebesar 87,91% pada variabel kemudian dibandingkan dengan

4. Kesimpulan

Katalis H-Zeolit deng XRD terhadap katalis zeolit de H-Zeolit. Biodiesel yang diper kimia biodiesel. Hasil analis terbentuknya FAME namun volume minyak pada metode 87,91%.

Daftar Pustaka

Chorkendorff, I.; Niemantsverdr Weinheim, Germany. Destianna, M., Agustinus Zand

Handout Lomba Karya Tulis I

eknologi Kimia dan Industri, Vol 2, No. 2, Tahun 2

Online di : http://ejournal-s1.un

Gambar 5. Analisa GC Biodiesel Standar

nalisa GC Biodiesel (Katalis H-Zeolit Impregnasi KI

GC biodiesel standar dapat dilihat bahwa kandungan pada 7,76 hingga 15,73. Sedangkan kandungan FAM ,90 hingga 12,20 seperti pada tabel 4.2. Sesuai data d ng kami lakukan pada metode konvensional selama uknya FAME kurang dari 10%.

di masukan kami untuk melakukan penelitian selanjutn n volume minyak lebih banyak dari sebelumnya dengan i. Setelah dilakukan penelitian pada suhu 70-80 oC denga

dan methanol 1:6 didapat FAME lebih tinggi. Hasil ko el ke 10 dengan konsentrasi katalis impregnasi KIO3 5 gan standar nilai uji pada SNI 04-7182-2006 untuk anali

ngan impregnasi KI diperoleh luas permukaan sebesar t dengan impregnasi KI mengindikasikan bahwa KI tela

peroleh sudah sesuai dengan SNI. Hal ini ditunjukkan d alisa dengan menggunakan Gas Chromathography

n presentasenya masih dibawah 10%. Setelah dilaku de pembuatan biodiesel yang sama, didapatkan kon

rdriet, J. W., 2003. Concepts of Modern Catalysis a

ndy; Nazef; Soraya Puspandi. 2007. Intensifikasi Pr is Ilmiah Bidang Enegi Penghargaan PT. Rekayasa Indu

n 2013, Halaman 148-154

.undip.ac.id/index.php/jtki

153

KIO3 3%)

an FAME biodiesel standar AME dari penelitian kami di atas yang diperoleh dari ma 2 jam dan suhu 50 oC

jutnya menggunakan metode an tujuan untuk memperoleh ngan volume minyak 300 ml konversi FAME maksimum 5%. Hasil yang didapatkan alisa biodiesel.

ar 27,236 m2/g. Hasil analisa elah terimpregnasi pada pori n dengan sifat fisik dan sifat (GC) menunjukkan telah kukan perubahan suhu dan onversi maksimum sebesar

and Kinetics. Wiley-VCH,

(7)

Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol 2, No. 2, Tahun 2013, Halaman 148-154

Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki

154 Djauhari, A.T, 2012. Minyak Bumi yang Melenakan - Jurnal Nasional. Jakarta.

http://www.jurnas.com/halaman/6/2012-03-29/203915. Diakses tanggal : 15 Mei 2012

Hartanto, Ferdy., Ramadhan, Rachmad., 2009. Studi Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Kelapa Sawit Menggunakan Katalis Padat Cao/Ki/ γ-Al2O3. Teknik Kimia FTI-ITS. Surabaya

Intarapong, P. K. Noiroj, A. Luengnaruemitchai, S. Jai-In. 2009. A comparative study of KOH/Al2O3 and KOH/NaY catalysts for biodiesel production via transesterification from palm oil, Renew. Energy, vol. 34, pp. 1145–1150.

Jairam, S., Kolar, P., Sharma-Shivappa, R., Osborne, J. A., Davis, J. P., 2012. KI-impregnated oyster shell as a solid catalyst for soybean oil transesterification. Bioresource Technology 104 (2012) 329–335

Ketaren, S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. UI Press : Jakarta. Krishnan B., Richard D. Gonzalez. 1993. Journal of Catalyst, 144, 395.

Leofanti, G., Tozzola, G., Padovan, M., Petrini, G., Bordiga, S. and Zecchina, A. 1997a. Catalyst characterization: characterization techniques. Catal. Today. 34:307-327.

Leung,Dennis Y.C., Xuan Wu, M.K.H. Leung, 2009. A Review on Biodiesel Production Using Catalyzed Transesterification. Applied Energy 87 (2010) 1083–1095

Marchetti JM, Errazu AF. 2008. Comparison of different heterogeneous catalysts and different alcohols for the esterification reaction of oleic acid. Fuel 2008;87:3477–80

Richardson, J.T. 1989. Principles of Catalyst Development. New York: Plenum Press.

Sivasamy, Arumugam. Kien Yoo Cheah. Paolo Fornasiero. Francis Kemausuor. Sergey Zinoviev. Stanislav Miertus. 2009. Catalytic Applications in the Production of Biodiesel from Vegetable Oils. ChemSusChe 2, 278 – 300

Smith, J. M. 1970. Chemical Engineering Kinetics 2nd Edition. California : McGraw-Hill, Inc.

Van Gerpen, J. H., 2005. Biodiesel processing and production. Fuel Processing Technology, 86 (10), 1097-1107 (11 pages).

Widayat, Roesyadi, A., dan Rachimoellah, M., 2010. Pengaruh Waktu Dealuminasi dan Jenis Sumber Zeolit Alam terhadap Kinerja H-Zeolit untuk Proses Dehidrasi Etanol. Reaktor, Vol. 13 No. 1, Juni 2010, Hal. 51-57 : Semarang.

Xie, W., Li, Haitao., 2006. Alumina-supported potassium iodide as heterogeneous catalyst for biodiesel production from soybean oil. Journal of Molecular Catalysis A: Chemical 255: 1–9.

Gambar

gambar 3 tentang hubungan kondisi tersebut menentukan judigunakan adalah nitrogen 28,0n relative pressuren jumlah molekul gas yang teradsorpsi oleh katalis pad8,013 g
Gambar 4. Analisa XRD pada Katalis H-Zeolit Impregnasi KI 5%
Gambar 5. Analisa GC Biodiesel Standar Ga

Referensi

Dokumen terkait

Pada t ahap aw al Pokja Pengadaan Barang/ Jasa pada Dinas Bina M arga Kabupat en Kuningan t elah memberikan penjelasan kepada pesert a lelang mengenai hal-hal yang perlu disampaikan

The Effect of Using News Record from BBC Learning English on the tenth grade students Listening Comprehension Achievement At SMAN 1 Kencong – Jember in The 2011/2012

5 Kepala ruangan berkonsultasi dengan perawat tentang hambatan yang dihadapi perawat pelaksana dalam pelaksanaan asuhan keperawatanD. 6 Kepala ruangan memprioritaskan

Hipotesa diterima yang menyatakan bahwa hasil sarang burung oleh pe- ngusaha intensif 1ebih besar dari- pada pengusaha yang tidak inten.. s

Setiap peserta yang sudah mendaftar kan mendapatkan kunci kamar serta layanan lainnya disesuaikan dengan keinginan peserta, Proses pencatatan Peserta Diklat seperti

Dari penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Perancangan Sistem Informasi Geografis untuk Obyek Wisata di Kabupaten Tabanan berupa pembuatan Data

[r]

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi 0 PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN SETELAH PAJAK0. TOTAL LABA (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN