• Tidak ada hasil yang ditemukan

LIMA HARI DI .doc 50KB Jun 13 2011 06:28:03 AM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LIMA HARI DI .doc 50KB Jun 13 2011 06:28:03 AM"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Kunjungan ke Australia (1) : LIMA HARI DI AUSTRALIA

Oleh : M. Muchlas Abror

KETUA Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif, ditemani Wakil Ketua PP Muhammadiyah, Drs. HA. Rosyad Shaleh dan penulis laporan (anggota PP Muhammadiyah dan Wkl. Pemred. Suara Muhammadiyah), pada tanggal 30 Nopember – 4 Desember 2003 berada di Australia. Kunjungan atau lawatan kami selama 5 (lima) hari di benua “Kanguru” ini untuk memenuhi undangan Departemen Luar Negeri Australia atas rekomendasai Kedutaan Besar Australia di Indonesia.

Kunjungan kami bertiga ke Australia sebenarnya merupakan kunjungan yang tertunda dari waktu sebelumnya. Menurut rencana, kunjungan ini telah dijadwalkan pada bulan Agustus ybl. Tetapi karena ada peristiwa ledakan bom di Hotel Marriott Jakarta , maka kunjungan terasa lebih tenteram jika ditunda. Barulah jadi kenyataan kunjungan berlangsung pada akhir bulan Nopember dan minggu pertama bulan Desember. Agak berat juga sebenarnya meninggalkan kampung halaman masih dalam suasana Hari Raya Idul Fithri. Apalagi ketika kami meninggalkan Yogyakarta menuju Jakarta dan selanjutnya ke Australia, bulan Syawal 1424 H barulah menunjukkan tanggal 4. Jadi, masih dalam keadaan sibuk besilaturrahim. Masih sempat mudik, memang, walaupun sebentar dan hanya sebentar pula dapat menemui anak dan cucu yang mudik Lebaran. Tetapi karena kunjungan tidak dapat ditunda lagi, maka dengan mengucap bismillahi tawakkalna ‘alallahi la hawla wala quwwata illa billah kami berangkat ke Australia.

Bagi Pak Syafii, demikian panggilan akrabnya, kunjungannya ke Australia ini untuk kedua kalinya. Kunjungan pertamanya pada tahun 1970-an. Jadi, sudah lama, sudah puluhan tahun yang silam. Tentu di Australia sudah banyak terjadi perubahan. Sedangkan bagi Pak Rosyad Shaleh dan penulis ke Australia merupakan lawatan yang pertama. Bagi kami bertiga amat jelas bahwa kunjungan ini merupakan kunjungan yang sangat berarti, mengesankan, dan sulit dilupakan.

(2)

Beda waktu 4 jam

Antara Australia dan Indonesia ada perbedaaan waktu 4 jam. Karena letak Australia berada di sebelah timur Indonesia, maka kalau di Indonesia (WIB) pukul 08.00, misalnya, di Australia pukul 12.00.

Pada hari Sabtu 29 Nopember pukul 20.45 pesawat Qantas yang kami tumpangi tinggal landas dari Bandara Sukarno-Hatta, Jakarta terbang menuju Sydney. Sesuai dengan tiket, kami dapat tempat duduk di kelas bisnis. Di kelas ini pula, KSAD Jenderal Riyamizard Ryacudu beserta rombongan terbang ke Sydney untuk melakukan kunjungan selama beberapa hari di Australia.

Pesawat Qantas QF-42, milik perusahaan penerbangan Australia, mendarat di Sydney mengalami keterlambatan beberapa jam. Salah satu sebabnya ialah karena ada penumpang seorang perempuan yang hamil muda mengalami keguguran dan untuk menolongnya maka pesawat mendarat di sebuah bandara kecil Alice Springs, namanya.

Meskipun pesawat Qantas yang kami naiki mengalami keterlambatan, namun alhamdulillah pada pukul 10.45 waktu Australia (pukul 06.45 WIB) mendarat di Sydney dengan mulus dan selamat. Justin Lee, dari staf Deparlu Australia yang ditugasi untuk menjemput, menemani, memfasilitasi keperluan, dan mengatur jadwal perjalanan kami selama di Australia terus membawa kami ke Hotel Merchant Court, tempat bermalam kami di Sydney, untuk istirahat.

Bersih, teratur, dan disiplin

Selama 5 hari di Australia, kami mengunjungi Sydney (kota terbesar di Australia), Canberra (ibukota negara Australia), dan Melbourne.(kota besar kedua setelah Sydney). Melbourne dan Sidney pernah ketempatan menjadi ajang Olimpiade, tahun 1956 dan tahun 2000. Kita tidak dapat melupakan puncak prestasi PSSI dengan pemain terbaiknya Ramang dan Djamiat Dalhar dkk ketika dalam Olympiade di Melbourne dapat menahan imbang kesebelasan Rusia (salah satu raksasa sepakbola pada waktu itu) 0 – 0. Penulis katakan puncak prestasi, karena setelah itu prestasi PSSI terus turun bahkan merosot sampai sekarang.

(3)

tahu diri dan tidak semau sendiri. Mereka sabar menunggu dan antri, tidak saling berebut, sampai lampu bangjo menunjukkan warna hijau yang mempersilahkan mereka untuk menyeberang jalan.

Padat acara

Jadwal acara yang disusun bagi kunjungan kami selama 5 hari di Australia sungguh sangat padat. Hanya ada waktu senggang pada hari pertama dan hari terakhir, masing-masing tiga dan dua jam. Hari pertama, ketika berada di Sydney, setelah istirahat di hotel, kami diajak oleh Justin Lee pada sore hari untuk menikmati panorama yang indah di teluk Sydney. Bahkan kami diajak pula naik kapal pesiar yang berjalan mengelilingi teluk dan setelah itu naik kereta api monorail. Di atas teluk ini dari satu ujung ke ujung daratan lainnya terbentang jembatan layang yang panjang dan kokoh menambah keelokan pemandangan. Teluk ini terawat dengan baik sehingga tanah di sekitar pantai ini harganya sangat mahal dan karena itu yang dapat membangun rumah di sekitar pantai di teluk ini hanyalah orang-orang yang berduit. Sedangkan waktu senggang pada hari terakhir, ketika di Melbourne, kami gunakan untuk masuk toko. Tetapi ternyata masih banyak toko yang tutup. Sebab, pada umumnya toko-toko baru buka pukul 10.00. Padahal pukul 11.00 sudah ada acara penting yang terjadwal.

Pak Syafii, putera Minangkabau ini, selama 5 hari di Australia diwawancarai wartawan, baik radio maupun suratkabar, sebanyak 6 kali dan 14 kali berpidato/berceramah dalam bahasa Inggeris dan bahasa Indonesia. Pada umumnya wawancara dan pidato disampaikan dalam bahasa Inggeris.

Di luar acara pertemuan silaturrahim dengan masyarakat Indonesia di tiga kota di benua Kanguru yang diselenggarakan oleh Kedubes Indonesia di Canberra dan Konsulat Jenderal Indonesia di Sydney serta Melbourne (akan dilaporkan tersendiri), sejumlah acara yang telah disusun jadwalnya untuk Pak Syafii adalah sebagai berikut :

(4)

Di Canberra, hari Selasa 2 Desember, pkl. 07.30 – 09.00, pada acara makan pagi di Hyatt, kami menerima kunjungan beberapa pejabat teras Deparlu Australia antara lain Doug Chester (Deputy Secretary) dan Bill Peterson (First Assistant Secretary, South and South-East Asia Division). Pada hari yang sama dan di tempat yang sama pula, hanya berbeda jam, Pak Syafii menerima kunjungan dan mengadakan pembicaraan dengan Philip Flood AO, mantan Dubes Australia di Indonesia. Pkl. 10.00 – 11.00, kami menghadiri pertemuan mejabundar dengan para akademisi yang diselenggarakan oleh Research School of Pacific and Asian Studies yang direkturnya ialah Prof. Jim Fox, bertempat di salah satu ruang seminar Universitas Nasional Australia. Siangnya, pkl. 12.15 - 13.45, Pak Syafii dijadwal mengunjungi Australian Institute of International Affairs (AIIA) untuk berpidato dengan topik Islam dan Demokrasi dilanjutkan tanya jawab. Kemudian pada sore hari, secara terpisah kami diterima dan bertemu dengan Perdana Menteri Australia, John Howard dan Menlu, Alexander Downer, di kantornya masing-masing, di kompleks Gedung Parlemen (akan dilaporkan tersendiri). Sesudah bertemu PM dan sebelum bertemu Menlu, kami berturut-turut diterima di Gedung Parlemen dan bertemu dengan Komisi Luar Negeri Parlemen dan dengan Mr Kevin Rudd MP, juru bicara oposisi untuk urusan luar negeri.

Di Melbourne. Dengan pesawat Qantas QF 477, pkl. 08.00 kami meninggalkan Canberra, setelah bermalam dua malam di ibukota negara Australia ini, dan pkl. 09.05 kami telah sampai di Melbourne, kota ketiga yang kami kunjungi. Di kota ini, kami hanya bermalam satu malam saja, di Hotel Hyatt juga namanya. Mengawali kunjungannya di kota besar kedua setelah Sydney, pada hari Rabu pagi 3 Desember, di Hyatt, Pak Syafii secara terpisah diinterview oleh Bela Kusumah dari SBS Radio Indonesian Language Program dan oleh Nuim Khaiyath dari Radio Australia. Keduanya putera Indonesia yang bekerja di kedua radio tersebut. Setelah itu dan pada hari itu juga, diinterview lagi oleh Rowan Callick, Editor Asia Pasifik dari Australian Financial Review. Pkl. 15.00 – 16.30, kami menghadiri dan berbicara di depan pertemuan mejabundar di Universitas Melbourne yang dimoderatori oleh Dr. Arief Budiman. Pada hari Kamis 4 Desember, pkl 11.00 – 12.00, kami menghadiri diskusi dengan LSM Australia, bertempat di ACTU Jl. Swanston, Melbourne. Prof. Julian Disney, Direktur Proyek Keadilan Sosial Universitas New South Wales, sebagai moderator mempersilakan kepada peserta diskusi untuk saling memberi informasi dan mengisi. Siang, pada hari itu juga, kami meninggalkan Melbourne dengan pesawat Qantas QF 438 menuju Sydney dan pkl. 15.20 tiba di kota ini.

(5)

Terlambat berangkat karena ada badai

Sydney merupakan pintu masuk dan juga pintu keluar bagi semua pesawat udara yang hendak masuk ke dan keluar dari Australia. Karena itu, kalau pesawat Qantas yang kami tumpangi masuk Australia melalui Sydney, maka demikian pula ketika pesawat yang kami naiki hendak keluar dari Australia juga harus lewat Sydney.

Berbeda antara waktu berangkat dan waktu pulang. Pada waktu berangkat, pesawat Qantas QF 42 berangkat tepat waktu, pkl. 20.45, dengan tujuan Sydney. Tetapi terlambat beberapa jam sampai di kota tujuan, seperti telah penulis kemukakan di atas. Sedangkan pesawat Qantas QF-41 yang membawa kami kembali ke Indonesia, memang, tertunda hampir satu setengah jam. Jadi, keberangkatannya tidak tepat waktu. Menurut jadwal, seharusnya pesawat take off dari Sydney pkl. 16.20, tapi ternyata Qantas QF-41 baru berangkat meninggalkan Sydney pukul 17.45 sehingga berakibat terlambat pula sampai di Jakarta. Adapun penyebab tertundanya keberangkatan ialah karena menjelang pesawat Qantas QF-41 hendak take off ada badai besar yang melanda suatu kawasan. Setelah badai reda dan halangan tiada, barulah pesawat yang membawa kami bergerak meninggalkan Sydney dengan tujuan Jakarta. Pkl. 20.45 pesawat Qantas QF-41 mendarat dengan mulus dan selamat di Bandara Sukarno-Hatta, Jakarta.

Setelah bermalam satu malam di Gedung Pusat Da’wah Muhammadiyah, Jakarta hari Jum’at 5 Desember 2003, dengan pesawat Garuda kami kembali ke Yogyakarta bertemu dengan keluarga dalam keadaan selamat dan sehat walafiat. Alhamdulillah.

Sumber:

Referensi

Dokumen terkait

ISI PENGUMUMAN : Diumumkan bahwa Pemenang dan Calon Pemenang 1 Pekerjaan Lanjutan Perkerasan Taxiway, Apron dan Fillet termasuk Marking Volume 12.610 M2 adalah

The Influence of The Debt to Equity Ratio, Managerial Ownership, Firm Size, and Investment of Opportunity Set on Dividend

Pada hari ini Rabu tanggal Dua belas Bulan Desember Tahun Dua Ribu Dua Belas , mulai pukul 13.00 WIB sampai dengan 14.00 WIB, kami Pokja/ULP Kemensos Bekasi telah

Sebaiknya diadakan perundingan atau penyelesaian masalah ini dengan duduk bersama dan mencari solusi terhadap permasalah-permasalahan tersebut adalah hal yang wajib dilakukan

Langkah keempat yang dilakukan oleh Puskesmas adalah menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui oleh Dinas kesehatan kabupaten/kota atau penyandang

Bab ini akan menguraikan perkembangbiakan tumbuhan, permaianan ( game ) simulasi, edukasi, multimedia, media pembelajaran, algoritma fisher-yates shuffle, analisis

b) Anastesi blok nervus alveolaris superior medial : Anestesi blok nervus alveolar superior medial digunakan pada prosedur dimana gigi premolar maxillaris atau akar mesiobukal

DALAM RANGKA PEMILIHAN PENYEDIA BARANG / JASA PEKERJAAN REHABILITASI GUDANG PERSEDIAAN. PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA "BUDHI DHARMA" BEKASI TAHUN