INCOME (At The Pt Astra Otopart Tbk)
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1)
Jurusan Akuntansi S1
Disusun Oleh :
Archam Sukharta 21110205
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
vi DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PENGESAHAN ...
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ...
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ... 6
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 6
1.2.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 7
1.3.1 Maksud Penelitian ... 7
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Kegunaan Penelitian ... 7
1.4.1 Kegunaan Praktis ... 7
1.4.2 Kegunaan Akademis ... 8
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 8
1.5.1 Lokasi Penelitian ... 8
1.5.2 Jadwal Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS.... 10
2.1 Kajian Pustaka ... 10
2.1.1 Perencanaan Pajak ... 10
2.1.1.1 Pengertian Perencanaan Pajak ... 10
2.1.1.2 Indikator Atau Ukuran Perencanaan Pajak ... 11
vii
2.1.2.1 Pengertian Kualitas Laba ... 12
2.1.2.2 Indikator Kualitas Laba ... 13
2.1.3 Penghasilan Kena Pajak ... 14
2.1.3.1 Pengertian Penghasilan Kena Pajak ... 14
2.1.3.2 Indikator Dan Ukuran Penghasilan Kena Pajak ... 15
2.2 Kerangka Pemikiran ... 17
2.2.1 Pengaruh perencanaan pajak terhadap penghasilan kena pajak ... 18
2.2.2 Pengaruh kualitas laba terhadap penghasilan kena pajak ... 19
2.2.3 Pengaruh perencanaan pajak dan kualitas laba terhadap penghasilan kena pajak ... 20
2.3 Hipotesis ... 22
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 23
3.1 Objek Penelitian ... 23
3.2 Metode Penelitian ... 23
3.2.1 Desain Penelitian ... 24
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 28
3.2.3 Sumber Data dan Tekhnik Penentuan Data ... 30
3.2.3.1 Sumber Data ... 30
3.2.3.2 Tekhnik Penentuan Data ... 31
3.2.4 Tekhnik Pengumpulan Data ... 33
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 34
3.2.5.1Uancangan Analisis ... 34
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48
4.1 Hasil Penelitian ... 48
4.1.1 Gambaran Umum PT. Astra Otopart Tbk ... 48
4.1.1.1 Sejarah PT. Astra Otopart Tbk ... 49
4.1.1.2 Struktur PT. Astra Otopart Tbk ... 51
4.1.1.3 Deskripsi Jabatan ... 53
viii
4.1.2.1 Perkembangan Perencanaan Pajak Pada PT. Astra
Otopart Tbk ... 60
4.1.2.2 Perkembangan Kualitas Laba Pada PT. Astra Otopart Tbk ... 62
4.1.2.3 Perkembangan Penghasilan Kena Pajak Pada PT. Astra Otopart Tbk ... 63
4.1.3 Analisis Verifikatif ... 65
4.1.3.1Pengaruh Perencanaan Pajak Dan Kualitas Laba Terhadap Penghasilan Kena Pajak Pada PT. Astra Otopart Tbk... 65
4.1.3.1.1 Uji Asumsi Klasik ... 65
4.1.3.1.2 Analisis Regresi Linier Berganda ... 70
4.1.3.1.3 Analisis Koefisien Korelasi Berganda ... 72
4.1.3.1.4 Analisis Koefisien Determinasi (R2) ... 74
4.1.3.1.5 Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F) ... 76
4.1.3.1.6 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 78
4.1.4 Keterbatasan Hasil Penelitian ... 82
4.2 Pembahasan... 82
4.2.1 Analisis Pengaruh Perencanaan Pajak Terhadap Penghasilan Kena Pajak ... 82
4.2.2 Analisis Pengaruh Kualitas Laba Terhadap Penghasilan Kena Pajak ... 84
4.2.3 Analisis Pengaruh Perencanaan Pajak Dan Kualitas Laba Terhadap Penghasilan Kena Pajak ... 86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 88
5.1 Kesimpulan ... 88
5.2 Saran ... 89
5.2.1 Perusahaan ... 89
5.2.2 Peneliti Selanjutnya ... 90
DAFTAR PUSTAKA ... 91
LAMPIRAN ... 94
91
A. C Maftuchan (2013). Penerimaan pajak harusnya bisa digenjot hingga Rp 1.500 triliun. Diakses pada Rabu, 11 September 2013 dari
http://www.merdeka.com/uang/penerimaan-pajak-harusnya-bisa-digenjot-hingga-rp-1500-triliun.html
Andi Rahmat. (2008). Penerimaan negara tergerus perilaku orang kaya. Diakses
25 Oktober 2011 dari world wide web:
http://www.kompas.com/lipsus102008/readib/xml/2008/06/13/08074627/ P enerimaan.Negara.Tergerus.Perilaku.Orang.Kaya.
Andi Supangat. (2007). Statistika dalam kajian Deskriptif, Inferensi, dan Nonparametrik. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Arles ompusunggu. (2011). Cara legal Siasati Pajak. Jakarta: Puspa Swara.
Abdel-Khalik, A.R., dan J.C McKeown (1978). "Understanding Accounting Changes in an Efficient Market: Evidence of Diferential Reaction," The Accounting Review (October 1978), pp. 851-868.
Benjamin Ayers. (2009). Contemporary Accounting Research: Taxable Income as a Performance Measure: The Effects of Tax Planning and Earnings Quality, 26(1),15-54.
Budi, Account representative kantor pelayanan pajak dijakarta (2013) Inilah senjata ampuh tangkal pidana pajak. Diakses pada Senin, 20 Mei 2013 06:54 WIB dari : http://www.antaranews.com/berita/375640/inilah-senjata-ampuh-tangkal-pidana-pajak
Darmin Nasution. (2008). Darmin: Negara Tak Maju Bila Enggan Bayar Pajak. Diakses pada 25 Oktober 2011 dari world wide web: http://economy.okezone.com/read/2008/11/30/277/169197/darmin-negara- tak-maju-bila-warga-enggan-bayar-pajak.
Dopuch, N. dan M. Pincus (198R). "Evidence on the Choice of Inventory Accounting Methods: LIFO vs. FIFO,” Journal of Accounting Research (Spring 1988), pp. 28-59
Erly Suandy. (2011). Perencanaan Pajak. Jakarta : Salemba Empat.
Fuad Rahmani. (2011). Banyak Orang Kaya & Pengusaha Tak Bayar Pajak . Diakses pada 21 Mei 2011dari world wide web :
http://economy.okezone.com/read/2011/05/21/20/459419/dirjen-pajak-banyak-orang-kaya-pengusaha-tak-bayar-pajak
Husein Umar. (2005). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo.
Hebderi Gunadi. (2013) Uang Pajak Jangan Dibajak. Diposting pada 20 Desember 2013 dari web Detik News.com.
Imam Ghozali. (2007). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit - Undip.
Jonathan Sarwono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta : Graha ilmu.
Linda H. Chen. (2007). The Impact of Earnings Management and Tax Planning on the Information Content of Earnings, 1-2
Lindah, F. W. (1989). "Dynamic Analysis of Inventory Accounting Choice,"Journal of Accounting Research (Autumn 1989), pp. 201-226.
Manuel Pakpahan. (2011). Pajak, Peralihan Kekayaan Rakyat & Pemerintah.Diakses pada 25 Oktober 2011 dari world wide web:
http://economy.okezone.com/read/2011/03/13/20/434396/pajak-peralihan
-kekayaan-rakyat-pemerintah.
Mardiasmo. (2009). Perpajakan Edisi Revisi 2009. Yogyakarta : Andi Ofset.
Mohammad Zain. (2005). Manajemen Perpajakan 2005. ,Jakarta : Salemba empat.
M Tjiptardjo. (2010). Bayar Pajak Jangan Dikurangi & Dilebihkan.Diakses pada
25 Oktober 2011 dari world wide web:
http://economy.okezone.com/read/2010/04/19/20/324002/bayar-pajak
-jangan-dikurangi-dilebihkan.
Moh Nazir. (2003). Metode Penelitian. Cetakan Ketiga. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Siti Kurnia Rahayu. (2010). Perpajakan Indonesia Konsep & Aspek Formal. Yogyakarta: Graham Ilmu.
Sri Mulyani. (2010). Menkeu Imbau Masyarakat Tetap Bayar Pajak. Diakses pada 30 Oktober 2011 dari world wide web:
http://economy.okezone.com/read/2010/03/30/20/317718/menkeu-imbau
-masyarakat-tetap-bayar-pajak.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.
Schipper, K., dan L. Vincent. (2003). Earnings quality. Accounting Horizons 17: 97-110.
Sullivan, Mantan Menteri Ekonomi Departemen Keuangan AS. (2011). Apple Dituding Sebagai Penghindar Pajak di As. Diakses pada Rabu, 22 Mei 2013 dari : http://www.tempo.co/read/news/2013/05/22/116482440/Apple-Dituding-Sebagai-Penghindar-Pajak-di-AS-.
Sutopo (2009). Manajemen Laba dan Manfaat Kualitas Laba dalamkeputusan Investasi. UPT Perpustakaan UNS
Sunder, S (1973). "Relationship Between Accounting Changes and Stock Prices: Problems of Measurement and Some Empirical Evidence,"J ournal of Accounting Research (Supplement, 1973), pp. 1-45.
Sarwono, Jonathan (2012). Path Analysis Teori, Aplikasi, Prosedur Analisis Untuk Riset Skripsi, Tesis dan Desertasi (Menggunakan SPSS). Jakarta: Elex Media Komputindo
Supramono (2010:44) Perpajakan Indonesia. Amazon.
Umi Narimawati ., Sri Dewi Anggadini., & Linna Ismawati. (2010). Penulisan Karya Ilmiah : Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi : Genesis.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun (2008). Pajak Penghasilan.
Widanarti Pudjiastuti dan Aida Ainul Mardiyah. (2006). “The Influence of Earnings Management on Earnings Quality. Padang : Simposium Nasional Akuntansi 9.
iii
Alhamdulilah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT atas segala karunia dan ridhonya, serta shalawat serta salam kepada Nabi
Muhammad SAW, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.
Penulisan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Perencanaan Pajak Dan Kulaitas Laba Terhadap Penghasilan Kena Pajak Pada PT Astra Otopart Tbk”.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari berhasilnya studi dan
penyusunan pengajuan unit penelitian ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak, terutama kepada Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si, selaku
dosen pembimbing yang dengan sabarnya memberikan kemudahan dalam
meluangkan waktu dalam memberikan arahan, serta masukan dalam sela-sela
kesibukan beliau.
Atas segala petunjuk dan bimbingan yang telah penulis dapatkan maka
dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc, Selaku Rektor Universitas
Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj Dwi Kartini, SE., Spec., Lic, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
iv
Universitas Komputer Indonesia.
5. Dr. Ony Widilestariningtyas, SE., M.Si selaku penguji 1 penulis yang telah
memberikan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
6. Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si selaku penguji 2 penulis yang telah
memberikan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
7. Inta Budi Setyanusa, SE. M.Ak Selaku Dosen Wali kelas Ak-5
8. Seluruh dosen tetap maupun tidak tetap akuntansi yang telah memberikan
dukungan selama penulis menimbah ilmu di Universitas Komputer
Indonesia.
9. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa dan dukungan baik secara
moril maupun materil serta cinta kasih yang tiada henti yang diberikan
kepada penulis untuk keberhasilan penulis.
10. Teman-teman Akuntansi Angkatan 2010 khususnya kelas AK-5, terima
kasih atas kebersamaannya.
11. Semua pihak yang ikut membantu dan terlibat dalam penyusunan Usulan
v
membaca.
Akhir kata, semoga kebaikan mereka yang telah diberikan kepada penulis
mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT, Amin.
Bandung, April 2014 Penulis
1
Ciri dari negara maju adalah negara yang masyarakatnya sadar akan
membayar pajak, banyak negara maju seperti Eropa, Korea, China dan negara
yang serumpun dengan kita yaitu Malaysia, Filipina dan Thailand, masyarakatnya
sudah membayar pajak hampir 100 persen, tetapi kesadaran membayar pajak di
Indonesia ternyata masih sangat minim, ini dilihat dari seluruh penduduk, cuma
20 juta wajib pajak pribadi terdaftar. Sementara wajib pajak badan baru 500.000
yang rajin memenuhi kewajibannya(A.C Maftuchan,2013). Sampai sekarang
masih banyaknya pengusaha yang belum membayar pajak juga menyebabkan
penerimaan dari sektor Pajak Penghasilan masih rendah, Penerimaan negara dari
sektor pajak hingga 30 September 2013 baru Rp 638,3 triliun. Angka penerimaan
itu masih jauh dari target yang ditetapkan pemerintah dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2013 sebesar Rp 995,2 triliun.
(Yustinus Prastowo,2013). Padahal seharusnya setiap penghasilan yang diterima
wajib pajak tersebut terdapat kewajiban menyetorkan pajak untuk kepentingan
pembangunan (M Tjiptardjo,2010).
Tanpa kita sadari dengan adanya pajak, salah satu manfaat yang akan
didapat adalah pembangunan sarana infrastruktur yang juga nantinya berguna bagi
masyarakat (Fuad Rahmany,2011). Sejalan dengan itu, pajak merupakan suatu
peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai
merupakan sumber utama untuk membiayai sumber investasi, termasuk untuk
pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya
dapat meningkatkan pendapatan masyarakat (Manuel Pakpahan,2011). Karena
melalui pajak pula, kesejahteraan, kemakmuran, dan martabat bangsa akan
tercipta (Darmin Nasution,2008).
Sejatinya wajib pajak pribadi atau badan usaha yang mempunyai
penghasilan besar harus membayar pajak lebih, karena penghasilannya besar dan
menjalankan usahanya di negeri ini dengan kemudahan-kemudahan yang
diberikan negara, tentu akan adil bagi yang penghasilannya tinggi membayar
pajak yang tinggi (Sullivan, Mantan Menteri Ekonomi Departemen Keuangan
AS,2011). Tetapi pada kenyataanya, penghasilan yang diperoleh wajib pajak yang
utama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, pada saat telah memenuhi
ketentuan perpajakan, timbul kewajiban pembayaran pajak kepada negara, yang
akhirnya timbul konflik antara kepentingan pribadi dan kepentingan negara, dan
pada umumnya kepentingan pribadi yang selalu dimenangkan, hal ini lah yang
menjadi penyebab utama masyarakat enggan melaksanakan kewajiban untuk
membayar pajak (Siti Kurnia,2010:149). Jika wajib pajak tidak mau lagi
membayar pajak maka pengaruhnya akan sangat besar dalam penerimaan negara
(M Tjiptardjo,2010).
Untuk dapat menghitung PPh, terlebih dahulu harus diketahui dasar
pengenaan pajaknya, untuk wajib pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap
(BUT) yang menjadi dasar pengenaan pajak adalah penghasilan kena pajak,
penghasilan netto, sedangkan untuk wajib pajak orang pribadi dihitung sebesar
penghasilan netto dikurangi dengan penghasilan tidak kena pajak atau yang lebih
sering dikenal dengan PTKP (Mardiasmo,2009:137).
Seperti yang kita ketahui, saat ini banyak sekali penyimpangan yang
terjadi terkait masalah perpajakan (Manuel Pakpahan,2011). Wajib pajak selalu
mencari celah peraturan untuk menyiasati agar pajak yang dibayarkan bisa sekecil
mungkin. Di tahap inilah wajib pajak mulai membajak uang pajak. Memang
belum ada peraturan yang melarang dilakukannya perencanaan pajak oleh wajib
pajak, namun justru karena inilah praktik perencanaan pajak (aggressive tax
planning) makin menjadi-jadi (Henderi Gunadi). Sehingga penerimaan negara
makin tergerus oleh perilaku orang kaya Indonesia yang berupaya mencari negara
dengan tarif pajak rendah (Andi Rahmat,2010). Padahal hanya ada dua kewajiban
warga negara Indonesia (WNI) yang jelas diatur dalam Undang-Undang Dasar
1945, yakni mempertahankan negara dan membayar pajak, karena sebuah negara
tidak mungkin kuat jika warga negaranya enggan membayar pajak (Darmin
Nasution,2008).
Pajak yang dipungut oleh negara pun akan digunakan untuk membiayai
semua kepentingan umum, termasuk untuk pembangunan sehingga dapat
membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat (Manuel Pakpahan,2011). Tetapi masih banyak Wajib Pajak (WP)
yang belum memenuhi kewajibannya sampai sekarang, baik pajak orang pribadi
Masyarakat tidak perlu khawatir terhadap uang pajak yang disetorkan akan
diselewengkan, karena uang pajak yang masuk langsung masuk ke dalam sistem
perbankan, seharusnya masyarakat tetap membayar pajak sebagai kewajiban
terhadap negara, meskipun banyak gerakan yang menentang membayar pajak
setelah kasus makelar pajak Rp 25 miliar terkuak ke muka publik (Sri
Mulyani,2010).
Penghasilan kena pajak dipengaruhi oleh perencanaan pajak dan
manajemen laba (Linda Chen et all,2007). Perencanaan pajak merupakan analisis
sistematis dari pilihan pajak yang berbeda dengan tujuan untuk meminimalkan
kewajiban pajak dalam masa pajak saat ini dan masa depan, artinya perencanaan
pajak dapat meminimalkan kewajiban pajak yang mana kewajiban tersebut
bersumber dari penghasilan kena pajak (Anders Susan dalam Erly Suandi,2011:7).
Sejalan dengan itu pula, perencanaan pajak memberikan suatu formula
umum yang bisa digunakan untuk mengatur secara sistematis jumlah pajak yang
harus dibayar, usaha untuk mengurangi pembayaran pajak, bukan suatu hal yang
baru, bukan hanya karena permasalahan yang terjadi di bidang perpajakan
Indonesia, melainkan sudah sejak lama usaha tersebut digunakan oleh beberapa
perusahaan dalam mengatur jumlah pajak yang harus dibayar, usaha tersebut
dinamakan tax planning atau yang lebih dikenal dengan perencanaan pajak, yakni
sebagai proses mengorganisasi usaha wajib pajak atau kelompok wajib pajak
sedemikian rupa sehingga hutang pajaknya baik pajak penghasilan maupun
oleh ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Mohammad zain
2005:43).
Selain perencanaan pajak, ada pula yang dapat mempengaruhi penghasilan
kena pajak, yakni kualitas laba, dalam penelitiannya mengemukakan bahwa
kualitas laba yang rendah berpengaruh signifikan terhadap penghasilan kena pajak
(Benjamin Ayers et all,2009). Sejalan dengan itu masih ada wajib pajak yang
merekayasa laporan keuangannya dengan tujuan mengatur besar kecilnya pajak
yang harus dibayar. (Budi, Account representative kantor pelayanan pajak
dijakarta, 2013). Kualitas laba yakni adalah laba yang bebas dari manipulasi
apapun dan mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya.
(Widanarti Pudjiastuti dan Aida Ainul Mardiyah,2006).
Berdasarkan fenomena diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka
penulis mencoba mengidentifikasikan masalah yang akan dibahas dalam
penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
1. Pelaporan pajak tahunan secara tidak benar untuk mengatur besaran pajak yang
harus dibayar.
2. Wajib pajak selalu mencari celah peraturan untuk menyiasati agar pajak yang
dibayarkan bisa sekecil mungkin.
3. Laba perusahaan yang tinggi seharusnya membayar pajak yang tinggi juga,
namun masih ada perusahaan yang membayar pajak dengan tarif pajak rendah.
4. Saat ini banyak sekali penyimpangan yang terjadi terkait masalah perpajakan
seperti membajak uang pajak dengan melakukan perencanaan pajak dan
mengatur kualitas laba yang dilaporkan secara bias dan tidak benar.
1.2.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Seberapa besar pengaruh perencanaan pajak terhadap penghasilan kena
pajak di PT Astra Otoparts Tbk.
2. Seberapa besar pengaruh kualitas laba terhadap penghasilan kena pajak di
PT Astra Otoparts Tbk.
3. Seberapa besar pengaruh perencanaan pajak dan kualitas laba terhadap
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perencanaan
pajak dan kualitas laba terhadap penghasilan kena pajak di PT Astra Otoparts
Tbk.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh perencanaan pajak terhadap penghasilan kena
pajak di PT Astra Otoparts Tbk
2. Untuk pengaruh Kualitas Laba terhadap penghasilan kena pajak di PT
Astra Otoparts Tbk.
3. Untuk mengetahui seberapa pengaruh perencanaan pajak dan kualitas laba
terhadap penghasilan kena pajak di PT Astra Otoparts Tbk.
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis
Sebagai tambahan informasi mengenai pengaruh perencanaan pajak dan
kualitas laba terhadap penghasilan kena pajak pada PT Astra Otoparts Tbk,
1.4.2 Kegunaan Akademis
1. Bagi Peneliti
Peneliti mengharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat dan untuk
menambah pengetahuan, dan njuga memperoleh gambaran langsung tentang
pengaruh perencanaan pajak dan kualitas laba terhadap pengghasilan kena
pajak pada PT Astra Otoparts Tbk.
2. Bagi Perusahaan
Dengan penelitian ini dapat memberikan pandangan bagi perusahaan tentang
pengaruh perencanaan pajak dan kualitas laba terhadap penghasilan kena
pajak pada PT Astra Otoparts Tbk.
3. Bagi Peneliti Lainnya
Dapat dijadikan sebagai bahan tambahan pertimbangan dan pemikiran dalam
penelitian lebih lanjut dalam bidang yang sama, yaitu pengaruh perencanaan
pajak dan kualitas laba terhadap penghasilan kena pajak pada PT Astra
Otoparts Tbk.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian perencanaan pajak
dan kualitas laba, maka penelitian ini dilakukan pada PT Astra Otoparts Tbk yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan mengambil data sekunder yang
diperoleh dari Pusat Informasi Pasar Modal yang beralamatkan di jalan Veteran
1.5.2 Waktu Penelitian
Adapun waktu yang ditempuh dalam melaksanakan dan menyelesaikan
penelitian yaitu dimulai pada bulan Maret 2014 sampai dengan bulan Juli 2014.
Waktu penelitian dirinci dalam tabel berikut:
Tabel 1.1 Waktu Penelitian
BULAN & TAHUN
NO KEGIATAN MAR APR MEI JUNI JULI AGT SEPT SKRIPSI 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014
Persiapan Skripsi
1. Pengajuan
I. Proposal UP
2. Permohonan Ijin
Melaksanakan
Skripsi
3. Bimbingan
Usulan
Penelitian
4. Seminar Usulan
Penelitian
5. Revisi Usulan
Penelitian
Pelaksanaan
Skripsi
II. 1. Bimbingan
Setelah UP
2. Pendaftaran
Sidang Skripsi
3. Pelaksanaan
Sidang Skripsi
4. Selesai
23
Objek penelitian merupakan hal-hal yang dikaji dalam penelitian, juga
merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sumber topik untuk penelitian.
Husein Umar (2005:303) mengemukakan objek penelitian adalah :
“Sesuatu yang menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek
penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan
hal-hal lain jika dianggap perlu”.
Dari penjelasan tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa objek
penelitian dalam penyusunan penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data
dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai. Objek penelitian ini berfokus pada
perencanaan pajak, Kualitas laba dan penghasilan kena pajak.
3.2 Metode Penelitian
Menurut Umi Narimawati (2010:29) metode penelitian adalah :
“Cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan
tertentu”.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan
verifikatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk
diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang
menekankan pada data-data numeric (angka), dengan menggunakan metode
menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek
penelitian.
Menurut Sugiyono dalam Umi Narimawati (2010:29) metode deskriptif
adalah :
“Metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil
penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.
Sedangkan menurut Mashuri dalam Umi Narimawati (2010:29) metode
verifikatif adalah :
“Metode yang memeriksa benar tidaknya, apabila dijelaskan untuk menguji suatu
cara dengan atau tanpa perbaikan, yang telah dilaksanakan ditempat lain dengan
mengatasi masalah yang serupa dalam kehidupan”.
Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan dengan cara
melakukan pengukuran secara cermat terhadap fenomena tertentu. Data yang
dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai
dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan dikumpulkan, dianalisis dan
diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari, sehingga dari
data tersebut akan ditarik kesimpulan.
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti harus melakukan perencanaan dan
perancangan penelitian, tujuannya adalah agar penelitian yang dilakukan dapat
berjalan dengan baik dan sistematis. Menurut Moh. Nazir (2003:84) desain
“Rancangan utama penelitian yang menyatakan metode dan prosedur- prosedur
yang digunakan oleh peneliti dalam pemilihan, pengumpulan dan analisis data”.
Dari penjelasan tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa desain
penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam
melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan
penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.
Adapun langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati
(2010:30) adalah :
1. Menetapkan Permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian.
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi. 3. Menetapkan rumusan masalah.
4. Menetapkan tujuan penelitian.
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori.
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan.
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data.
8. Melakukan analisis data.
9. Melakukan pelaporan hasil penelitiaan.
Berikut ini penjelasan mengenai langkah-langkah desain penelitian :
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian,
selanjutnya menetapkan judul penelitian.
Ada pendapat yang menyatakan bahwa masih minimnya kesadaran masyarakat
Indonesia dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya, dikarenakan
penghasilan yang didapat utamanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
mengurangi penghasilannya. Untuk itu ada usaha-usaha yang dilakukan wajib
pajak untuk mengurangi beban pajaknya yang bersumber dari penghasilan kena
pajak. Usaha-usaha tersebut diantaranya perencanaan pajak dan kualitas laba.
Maka judul dari penelitian ini adalah pengaruh perencanaan pajak dan kualitas
laba terhadap penghasilan kena pajak.
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi.
Ada beberapa usaha atau cara yang dapat mempengaruhi besaran penghasilan
kena pajak. Dalam penelitian ini usaha atau cara yang diambil adalah
perencanaan pajak dan kualitas laba.
3. Menetapkan rumusan masalah.
Dalam penelitian ini rumusan masalahnya yaitu seberapa besar pengaruh
perencanaan pajak dan kualitas laba terhadap penghasilan kena pajak di PT
Astra Otopart Tbk.
4. Menetapkan tujuan penelitian.
Tujuan penelitian ini yaitu ingin menganalisis seberapa besar pengaruh
perencanaan pajak dan kualitas laba terhadap penghasilan kena pajak pada PT
Astra Otoparts Tbk.
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah perencanaan pajak dan kualitas laba
berpengaruh terhadap penghasilan kena pajak.
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perencanaan pajak dan kualitas
laba, sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah penghasilan kena
pajak.
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan
data.
Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu berupa laporan
keuangan. Teknik penentuan data terdiri dari populasi dan sampel. Populasi
dan sampel dalam penelitian ini yaitu laporan laba rugi, neraca dan laporan
arus kas PT Astra Otoparts Tbk tahun 2003-2013. Teknik pengumpulan data
yaitu dokumentasi dan studi kepustakaan.
8. Melakukan analisis data.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif (metode
deskriptif) dan analisis kuantitatif (metode verifikatif).
9. Menyusun pelaporan hasil penelitian.
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka dapat digambarkan desain
Tabel 3.1
Variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah dicari
hubungannya antara satu variabel dengan variabel lainnya. Untuk itu, agar
mempermudah dalam melakukan penilitian, penulis harus menentukan
operasionalisasi variabel.
Menurut Jonathan Sarwono (2006:67) oprasionalisasi varibel bermanfaat untuk :
1. Mengidentifikasi kriteria yang dapat diobservasi yang sedang diidentifikasi.
2. Menunjukkan bahwa suatu konsep atau objek mungkin mempunyai lebih dari
3. Mengetahui bahwa definisi operasional bersifat unik dalam situasi dimana
definisi tersebut harus digunakan.
Operasional variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indicator, serta
skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian
hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan dengan benar sesuai dengan
judul pengaruh perencanaan pajak dan kualitas laba terhadap penghasilan kena
pajak, maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel independent atau variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi
variabel lain dan tidak berpengaruh oleh variabel lain. Data yang menjadi
variabel independent adalah perencanaan pajak dan kualitas laba.
2. Variabel dependent atau variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh
variabel lain dan dapat mempengaruhi variabel lain. Data yang menjadi
variabel dependent yaitu penghasilan kena pajak.
Tabel 3.2
Operasonalisasi Variabel
Variabel Kosep variabel Indicator Skala
Perencanaan menjadibiaya gaji dan tunjangan
2.Perencanaan yang menurut fiscal bukan objek pajak 3.Pembebanan penyusutan
melalui metode saldo menurun
(X2) mencocokkan apakah laba yang dihasilkan sama dengan apa atau melebihi target dari rencana awal. Kualitas laba rendah
jika dalam laporan laba menjadi bias dan dampaknya (Nanang Catur , 2005)
Penghasilan kena pajak diperoleh dari pengurangan
Adapun indikator atau ukuran dari penghasilan kena pajak adalah :
PKP = Penghasilan Sebagai Objek Pajak – Biaya
(UU NO 36 Tahun 2008)
Rasio
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data
1. Data Primer
Menurut Andi Supangat (2007:2) data primer adalah :
“Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek yang
diteliti baik dari objek individual (responden) maupun dari instansi yang
mengelolah data untuk keperluan dirinya sendiri”.
2. Data Sekunder
Menurut Andi Supangat (2007:2) data sekunder adalah :
“Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung untuk mendapakan informasi (keterangan) dari objek yang diteliti, biasanya data tersebut diperoleh dari tangan pihak kedua baik dari objek individual (responden) maupun dari suatu badan (instansi) yang dengan sengaja melakukan pengumpulan data dari instansi-instansi atau badan lainnya untuk keperluan penelitian dari pada pengguna”.
Berdasarkan definisi tersebut diatas, maka sumber data dalam penelitian
ini adalah sumber data sekunder berupa laporan keuangan PT Astra Otoparts Tbk
yaitu laporan laba rugi, neraca dan laporan arus kas yang diperoleh dari website
bursa efek Indonesia dan dari pusat informasi pasar modal yang beralamat di jalan
Veteran No. 10 Bandung.
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data
Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Populasi
Pengertian populasi menurut Umi Narimawati (2010:37) adalah :
“Objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi
Berdasarkan pengertian tersebut diatas, maka populasi penelitian ini
adalah seluruh laporan keuangan PT Astra Otoparts Tbk yang telah terdaftar di
bursa efek Indonesia, yakni dari tahun 2003 sampai tahun 2013 yaitu sebanyak 11
tahun laporan keuangan.
2. Sampel
Pengertian sampel menurut Umi Narimawati (2010:38) adalah :
“Sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit pengamatan dalam
penelitian”.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa sampel merupakan bagian dari
populasi dan dapat mewakili populasi secara keseluruhan. Adapun teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
Nonprobability sampling. Menurut Sugiyono (2011:84) teknik Nonprobability
sampling adalah :
“Teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling
jenuh. Menurut Sugiyono (2011:85) sampling jenuh adalah :
“Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel”.
Menurut Usman & Akbar (2008) penelitian yang menggunakan seluruh anggota
metode ini berlaku jika anggota populasi relative kecil (mudah dijangkau). Dalam
penelitian ini, karena jumlah populasi mudah dijangkau dan relafif kecil, maka
penulis menggunakan metode total sampling. Dengan metode pengambilan
sampel ini diharapkan hasilnya dapat cenderung lebih mendekati nilai
sesungguhnya dan diharapkan dapat memperkecil pula terjadinya
kesalahan/penyimpangan terhadap nilai populasi.
Dengan demikian jumlah sampel yang akan diambil oleh penulis adalah
semua populasi yaitu 11 tahun laporan keuangan PT Astra Otoparts Tbk.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara untuk memperoleh data dan
keterangan yang diperlukan dalam penelitian. Adapun teknik pengumpulan data
yang akan diteliti yaitu dilakukan dengan cara :
1. Penelitian Lapangan
a. Metode pengamatan (Observasi), yaitu teknik pengumpulan data dengan
cara melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang sedang diteliti,
diamati atau kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam penulisan laporan
ini, penulis mengadakan pengamatan langsung pada PT Astra Otopart
Tbk.
b. Wawancara (Interview), yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh
dengan cara tanya jawab langsung dengan pihak- pihak yang terkait
langsung dan berkompeten dengan permasalahan yang penulis teliti.
c. Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang
2. Studi Kepustakaan (Library Research)
Pengumpulan data dilakukan dengan membaca catatan kuliah, buku-buku dari
perpustakaan dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan masalah yang akan
diteliti oleh peneliti.
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis
Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang telah dikumpulkan. Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah
diuraikan dengan menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
1. Analisis Kualitatif
Menurut Sugiyono (2011:14) analisis kualitatif adalah :
“Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail”.
2. Analisis Kuantitatif
Menurut Sugiyono (2011:31) analisis kuantitatif adalah :
“Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang dilakukan secara random. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat berupa tabel, tabel ditribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan pictogram. Pembahasan hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-data yang telah disajikan”.
1. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas
Menurut Imam Ghozali (2007:110) tujuan dilakukan uji
normalitas adalah :
“Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik”.
a. Analisis Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah
dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data
observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode yang
lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi
normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data
residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data
residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya
akan mengikuti garis diagonalnya.
Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diadonal dari grafik atau dengan melihat
histogram dari residualnya, dasar pengambilan keputusannya adalah :
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal,
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Analisis Statistik
Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis
dan skewness dari residual. Nilai z statistik untuk skewness dapat dihitung
dengan rumus:
Sumber: Imam Ghozali (2007:113)
Sedangkan nilai z kurtosis dapat dihitung dengan rumus:
Sumber: Imam Ghozali (2007:113)
Dimana n adalah jumlah sampel, jika nilai Zhitung > Ztabel, maka
distribusi tidak normal.
Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas
residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji
K-S dilakukan dengan membuat hipotesis :
H0 : Data residual berdistribusi normal
HA: Data residual tidak berdistribusi normal
2. Uji Multikolonieritas
Menurut Imam Ghozali (2007:91), tujuan dilakukan uji
“Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen)”.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka
variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen
yang nilai kolerasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model
regresi adalah sebagai berikut :
a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris
sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen
banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
b. Menganalisis matrik kolerasi variabel-variabel independen. Jika antar
variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas
0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas.
Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak
berarti bebas dari multikolonieritas. Multikolonieritas dapat
disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel
independen.
c. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai Tolerance dan
lawannya (2) Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini
menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan
oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap
terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur
variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh
variabel independen lainnya. Jadi nilai Tolerance yang rendah sama
dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1 / Tolerance). Nilai cuttof yang
umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai
Tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10.
3. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Imam Ghozali (2007:105) tujuan dilakukan uji
heteroskedastisitas adalah :
“Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain”.
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka disebut homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara
untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat
grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED
dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya pola tertentu
pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y
adalah Y yang diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y
sesungguhnya) yang telah di-studentized.
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Menurut Imam Ghozali (2007:96) tujuan dilakukan uji autokorelasi adalah :
“Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)”.
Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Cara
yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi
dengan uji Durbin–Watson (DW test). Uji Durbin–Watson hanya digunakan
untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan
mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak
ada variabel lagi di antara variabel independen.
Hipotesis yang akan diuji adalah :
H0 : tidak ada autokorelasi
Ha: ada autokorelasi
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Andi Supangat (2007:352) garis regresi adalah :
“Garis regresi (regression line/line of the best fit/estimating line) adalah suatu garis yang ditarik diantara titik-titik (scatter diagram) sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk menaksir besarnya variabel yang satu berdasarkan variabel yang lain, dan dapat juga dipergunakan untuk mengetahui macam korelasinya (positif atau negatifnya)”.
Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk
membuktikan seberapa besar pengaruh perencanaan pajak dan kualitas laba
terhadap penghasilan kena pajak.
Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana
keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel
independen sebagai indikator. Analisis ini digunakan dengan melibatkan
variabel dependen (Y) dan variabel independen (X1 dan X2 ), dinyatakan
dalam persamaan :
Sumber: Sugiyono (2009:192)
Ket:
Y : variabel terikat (penghasilan kena pajak)
a : bilangan berkonstanta
b1,b2 : koefisien arah garis
X1 : variabel bebas X1 (perencanaan pajak)
X2 : variabel bebas X2 (kualitas laba)
3. Analisis Korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan)
linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional.
Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen
dengan variabel independen. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang
digunakan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan
variabel independen selain mengukur kekuatan asosiasi (hubungan).
Sedangkan untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X1 dan Y,
Variabel X2 dan Y, X1 dan X2 sebagai berikut:
Sedangkan untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X1 dan Y, Variabel
X2 dan Y, X1 dan X2 sebagai berikut:
(Sumber: Nazir, 2003: 464)
Langkah-langkah perhitungan uji statistik dengan menggunakan analisis
korelasi dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Koefisien Korelasi Parsial
Koefisien korelasi parsial antar X1 terhadap Y, bila X2 dianggap konstan dapat
b. Koefisien Korelasi Parsial
Koefisien korelasi parsial antar X2 terhadap Y, apabila X1 dianggap konstan
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
c. Koefisien Korelasi Secara Simultan
Koefisien korelasi simultan antar X1 dan X2 terhadap Y dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Besarnya koefisien korelasi adalah -1 r 1 :
1. Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif.
2. Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif.
Interprestasi dari nilai koefisien korelasi :
1. Kalau r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel kuat
dan mempunyai hubungan yang berlawanan (jika X naik maka Y turun atau
sebaliknya).
2. Kalau r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat antara variabel X
Sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan table interprestasi nilai r
sebagai berikut :
Tabel 3.3
Pedoman untuk memberikan Interpretasi koefisien korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2006:183)
4. Koefisien Determinasi
Analisis Koefisiensi Determinasi (KD) digunakan untuk melihat
seberapa besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen
(Y) yang dinyatakan dalam persentase.
Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus :
Sumber: Umi Narimawati (2010:50)
Ket:
d: Koefisian determinasi r : Koefisien korelasi
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis
Menurut Andi Supangat (2007:293) yang dimaksud dengan pengujian
hipotesis adalah :
“Salah satu cara dalam statistika untuk menguji “parameter” populasi
berdasarkan statistik sampelnya, untuk dapat diterima atau ditolak pada
tingkat signifikansi tertentu”.
Pada prinsipnya pengujian hipotesis ini adalah membuat kesimpulan
sementara untuk melakukan penyanggahan dan atau pembenaran dari masalah
yang akan ditelaah. Sebagai wahana untuk menetapkan kesimpulan sementara
tersebut kemudian ditetapkan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya, langkah-
langkah dalam analisisnya adalah :
1. Pengujian Secara Simultan
Melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variable bebas secara
simultan terhadap variable terikat.
a. Rumus uji F yang digunakan adalah :
Sumber: Umi Narimawati (2010:50)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variable bebas
secara bersama-sama dapat berperan atas variable terikat. Pengujian ini
dilakukan menggunakan distribusi F dengan membandingkan antara nilai
Fkritis dengan nilai Fhitung yang terdapat pada Tabel Analisis of Variance
(ANOVA) dari hasil perhitungan dengan microsoft. Jika nilai Fhitung >
Fkritis, maka H0 yang menyatakan bahwa variasi perubahan nilai variable
bebas tidak dapat menjelaskan perubahan nilai variable terikat ditolak dan
sebaliknya.
F = (n-k-1)R²/Y.X…
b. Hipotesis
H0 ; ρ = 0, Perencanaan Pajak dan Kualitas Laba tidak berpengaruh terhadap
penghasilan kena pajak.
H1 ; ρ ≠ 0, Perencanaan Pajak dan Kualitas Laba berpengaruh terhadap
Penghasilan Kena Pajak.
c. Kriteria Pengujian
H0 ditolak apabila Fhitung > Fkritis(α = 0,05)
2. Pengujian Secara Parsial
Melakukan uji t untuk menguji pengaruh masing-masing variabel
bebas terhadap variable terikat.
a. Rumus uji t student adalah :
Sumber: Sugiyono (2008)
Ket:
t : nilai uji t
r : koefisien korelasi
n : jumlah sampel
b. Hipotesisnya adalah :
H01 ; ρ = 0, Perencanaan pajak tidak berpengaruh terhadap penghasilan kena pajak.
H11 ; ρ ≠ 0, Perencanaan Pajak berpengaruh terhadap penghasilan kena pajak.
H02 ; ρ = 0, Kualitas laba tidak berpengaruh terhadap penghasilan kena pajak.
H12 ; ρ ≠ 0, Kualitas laba berpengaruh terhadap penghasilan kena pajak.
c. Kriteria pengakuannya adalah :
H0 ditolak apabila
t
hitung <t
tabel (α = 0,05)Jika menggunakan tingkat kekeliruan (α = 0,01) untuk diuji dua pihak, maka kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis adalah :
1. Jika t hitung ≥ t tabel maka Ho ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima
artinya antara variabel X dan variabel Y ada hubungannya.
2. Jika t hitung ≤ t tabel maka Ho ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak
artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada hubungannya.
Untuk menggambar daerah penerimaan atau penolakan maka
digunakan kriteria sebagai berikut :
Hasil thitung dibandingkan dengan ttabel dengan kriteria :
a) Jika t hitung ≥ t tabel maka H0 ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima
artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya.
b) Jika t hitung ≤ t tabel maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak
artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhnya.
c) thitung, dicari dengan rumus perhitungan t hitung.
d) ttabel, dicari di dalam tabel distribusi t student dengan ketentuan sebagai
Sumber: Andi Supangat (2007:295)
Gambar 3.1
Daerah Penerimaan dan penolakan Hipotesis 3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan hasil pengelolahan dan
hasil pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan pada hasil kriteria yang
telah dijelaskan diatas, juga dari teori-teori yang mendukung objek dari
88
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis
mengambil beberapa kesimpulan sesuai rumusan masalah yang dicari sebagai
berikut :
1. Secara parsial perencanaan pajak berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap penghasilan kena pajak pada PT Astra Otoparts Tbk, dengan
pengaruh sebesar 40,35%. Fenomena yang terjadi wajib pajak selalu
mencari celah peraturan untuk menyiasati agar pajak yang dibayarkan bisa
sekecil mungkin. Di tahap inilah wajib pajak mulai membajak uang pajak
2. Secara parsial kualitas laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap
penghasilan kena pajak pada PT Astra Otoparts Tbk, dengan pengaruh
sebesar 42,02%. Fenomena yang terjadi masih ada wajib pajak yang
merekayasa laporan keuangannya dengan tujuan mengatur besar kecilnya
pajak yang harus dibayar.
3. Secara simultan perencanaan pajak dan kualitas laba berpengaruh
signifikan terhadap penghasilan kena pajak pada PT Astra Otoparts Tbk,
dengan total pengaruh sebesar 82,4% sedangkan sisanya sebesar 17,7%
terjadi adalah banyaknya perilaku orang kaya di Indonesia yang mencari
Negara dengan tarif pajak rendah. Sehingga diperlukan perencanaan pajak
dan kualitas laba yang dipengaruhi manajemen untuk mengatur besaran
penghasilan kena pajak yang menjadi dasar pengenaan pajak.
5.2 Saran
Setelah penulis memberikan kesimpulan dari hasil penelitian tentang Pengaruh
Perencanaan Pajak dan Manajemen Laba terhadap Penghasilan Kena Pajak, maka
penulis akan memberikan beberapa saran yaitu sebagai berikut :
5.2.1 Perusahaan
1. Perencanaan pajak berpengaruh terhadap penghasilan kena pajak, dengan
melakukan perencanaan pajak, maka akan memperkecil besaran penghasilan
kena pajak yang menjadi dasar pengenaan pembayaran pajak. Caranya
adalah dengan memperbesar biaya-biaya yang diakui, contohnya
pembebanan biaya kesehatan menjadi tunjangan kesehatan. Sehingga
tunjangan tersebut dapat diakui secara fiskal, yang akhirnya akan
mengurangi besaran Penghasilan Kena Pajak.
2. Kualitas laba berpengaruh terhadap Penghasilan kena Pajak , dengan
kualiats laba yang dipengaruhi oleh manajemen dengan keputusan untuk
memperkecil dan memperbesar laba akan mempengaruhi besaran
penghasilan kena pajak. Sehingga masyarakat diharapkan dapat tetap
membayar pajak walaupun terdapat banyak penyimpangan dalam
3. Perencanaan pajak dan Kualitas laba berpengaruh terhadap penghasilan
kena pajak, dengan melakukan usaha perencanaan pajak dan kualitas laba
yang dipengaruhi manajemen laba yang memiliki keputusan untuk
memperkecil dan memperbesar laba, maka akan mempengaruhi pula
besaran penghasilan kena pajak. Caranya adalah dengan memperkecil atau
memperbesar pengakuan penghasilan ataupun memperbesar atau
memperkecil biaya yang diakui, sehingga dapat mempengaruhi besaran
Penghasilan Kena Pajak. Sehingga seberapa pun besar tarif pajak di
Indonesia, tidak akan menjadi halangan untuk tidak membayar pajak.
5.2.2 Peneliti Selanjutnya
1. Disarankan pada peneliti lain atau selanjutnya untuk melakukan penelitian
yang sama, dengan metode yang sama akan tetapi unit analisis atau objek
yang menjadi sampel harus berbeda agar dapat memperoleh kesimpulan
yang mendukung dengan teori dan konsep yang diterimah secara umum.
2. Dalam perkembangan ilmu dibidang akuntansi khususnya perpajakan
diharapkan hasil ini dapat menjadi acuan agar kedepannya peneliti dapat
menggunakan atau mencari variabel lain seperti penghasilan tidak kena
pajak, tarif pajak luar negeri dan kompensasi kerugian. Dimana ketiga
variabel tersebut akan menjawab kekurangan akan hasil dari penelitian
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam
Nama Ayah : Drs Haris M.Si
Nama Ibu : Hamsinar
Alamat Rumah : YPPKG Blok K2 No. 10 Daya RT 01 RW 001
Biringkanaya-Makassar
Telepon : 0411513139 / 085320505020
Pendidikan Formal
Tahun 1997-1998, TK AL-Insyirah Makassar,
Tahun 1998-2004, SD Inpres Paccerakkang Makassar,
Tahun 2004-2007, SMP Negeri 12 Makassar,
Tahun 2007-2010, SMA Negeri 6 Makassar,
Tahun 2010-sekarang Universitas Komputer Indonesia Fakultas
Ekonomi Program Studi Akuntansi.
Yang Menyatakan
1
Jl. Dipatiukur No.112-116 Bandung 40132 e-mail : archamsukharta@yahoo.com
ABSTRACT
Taxpayers are always looking for loopholes to get around the rules so that the tax paid can be as small as possible. This is caused because taxable income is a variable that can reduce corporate profits. The purpose of this study is to analyze how much influence taxable income on the tax planning and earnings quality at PT Astra Otopart Tbk.
The sample in this study was 11 years of financial statements. The sampling method was census saturated, sempel analysis used is descriptive analysis and verification with quantitative approach. The analysis model used is multiple regression analysis.
The test results showed that hipotesi in (1) Tax planning affect the taxable income PT Astra Otopart Tbk. (2) Quality of earnings affect the taxable income PT Astra Otopart Tbk. (3) tax planning and earnings quality affects the taxable income PT Astra Otopart Tbk. Keywords: Tax Planning, Quality of Earnings and Taxable Income
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Ciri dari negara maju adalah negara yang masyarakatnya sadar akan membayar pajak, banyak negara maju seperti Eropa, Korea, China dan negara yang serumpun dengan kita yaitu Malaysia, Filipina dan Thailand, masyarakatnya sudah membayar pajak hampir 100 persen, tetapi kesadaran membayar pajak di Indonesia ternyata masih sangat minim, ini dilihat dari seluruh penduduk, cuma 20 juta wajib pajak pribadi terdaftar. Sementara wajib pajak badan baru 500.000 yang rajin memenuhi kewajibannya
A.C Maftuchan,2013). Sampai
sekarang masih banyaknya pengusaha
yang belum membayar pajak juga
menyebabkan penerimaan dari sektor Pajak Penghasilan masih rendah, Penerimaan negara dari sektor pajak hingga 30 September 2013 baru Rp 638,3 triliun. Angka penerimaan itu masih jauh dari target
yang ditetapkan pemerintah dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Perubahan 2013 sebesar Rp 995,2
triliun.(Yustinus Prastowo,2013). Padahal
seharusnya setiap penghasilan yang
diterima wajib pajak tersebut terdapat
kewajiban menyetorkan pajak untuk
kepentingan pembangunan (M
Tjiptardjo,2010).
Tanpa kita sadari dengan adanya pajak, salah satu manfaat yang akan
didapat adalah pembangunan sarana
infrastruktur yang juga nantinya berguna bagi masyarakat (Fuad Rahmany,2011). Sejalan dengan itu, pajak merupakan suatu peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan
untuk tabungan masyarakat yang
merupakan sumber utama untuk membiayai
sumber investasi, termasuk untuk
pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya
dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat (Manuel Pakpahan,2011).
Karena melalui pajak pula, kesejahteraan, kemakmuran, dan martabat bangsa akan tercipta (Darmin Nasution,2008).
2
timbul kewajiban pembayaran pajak kepada negara, yang akhirnya timbul konflik antara kepentingan pribadi dan kepentingan negara, dan pada umumnya kepentingan pribadi yang selalu dimenangkan, hal ini lah yang menjadi penyebab utama masyarakat enggan melaksanakan kewajiban untuk membayar pajak (Siti Kurnia,2010:149). Jika wajib pajak tidak mau lagi membayar pajak maka pengaruhnya akan sangat besar
dalam penerimaan negara (M
Tjiptardjo,2010).
Untuk dapat menghitung PPh, terlebih dahulu harus diketahui dasar pengenaan pajaknya, untuk wajib pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang menjadi dasar pengenaan pajak adalah penghasilan kena pajak, besarnya penghasilan kena pajak untuk wajib pajak badan dihitung sebesar penghasilan netto, sedangkan untuk wajib pajak orang pribadi
dihitung sebesar penghasilan netto
dikurangi dengan penghasilan tidak kena pajak atau yang lebih sering dikenal dengan PTKP (Mardiasmo,2009:137).
Seperti yang kita ketahui, saat ini banyak sekali penyimpangan yang terjadi
terkait masalah perpajakan (Manuel
Pakpahan,2011). Wajib pajak selalu
mencari celah peraturan untuk menyiasati agar pajak yang dibayarkan bisa sekecil mungkin. Di tahap inilah wajib pajak mulai membajak uang pajak. Memang belum ada peraturan yang melarang dilakukannya perencanaan pajak oleh wajib pajak, namun justru karena inilah praktik perencanaan pajak (aggressive tax planning) makin menjadi-jadi (Henderi Gunadi). Sehingga penerimaan negara makin tergerus oleh perilaku orang kaya Indonesia yang berupaya mencari negara dengan tarif pajak rendah (Andi Rahmat,2010). Padahal hanya ada dua kewajiban warga negara Indonesia (WNI) yang jelas diatur dalam
Undang-Undang Dasar 1945, yakni
mempertahankan negara dan membayar pajak, karena sebuah negara tidak mungkin
kesempatan kerja, yang pada akhirnya
dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat (Manuel Pakpahan,2011).
Tetapi masih banyak Wajib Pajak (WP)
yang belum memenuhi kewajibannya
sampai sekarang, baik pajak orang pribadi
atau pajak badan usaha (Agus
Martowardojo,2011).
Masyarakat tidak perlu khawatir terhadap uang pajak yang disetorkan akan diselewengkan, karena uang pajak yang masuk langsung masuk ke dalam sistem perbankan, seharusnya masyarakat tetap
membayar pajak sebagai kewajiban
terhadap negara, meskipun banyak gerakan yang menentang membayar pajak setelah kasus makelar pajak Rp 25 miliar terkuak ke muka publik (Sri Mulyani,2010).
Penghasilan kena pajak dipengaruhi oleh perencanaan pajak dan manajemen laba (Linda Chen et all,2007). Perencanaan pajak merupakan analisis sistematis dari pilihan pajak yang berbeda dengan tujuan untuk meminimalkan kewajiban pajak dalam masa pajak saat ini dan masa depan,
artinya perencanaan pajak dapat
meminimalkan kewajiban pajak yang mana
kewajiban tersebut bersumber dari
penghasilan kena pajak (Anders Susan dalam Erly Suandi,2011:7).
Sejalan dengan itu pula,
perencanaan pajak memberikan suatu formula umum yang bisa digunakan untuk mengatur secara sistematis jumlah pajak
yang harus dibayar, usaha untuk