File:19nama
DRA MURWATI WIDIANI GURU BERPRESTASI 2002
Menjadi Guru Berprestasi Tahun 2002, bagi Dra Murwati Widiani, merupakan satu kebanggan tersendiri. Bahkan menjadi kebanggaan bagi keluarga besar Perguruan Muhammadiyah se Indonesia. Berkat keberhasilannya mengalahkan rival-rival berat wakil dari calon terbaik sekolah negeri se nusantara. Atas keberhasilannya tersebut, Dra. Wurwati Widiani mendapat hadiah Tabanas Rp 10 juta, Komputer Pentium 4 dan berhak untuk mengikuti Studi Banding ke Australia dan Wisata ke Jepang. Bagi
Departemen Pendidikan Nasional yang bekerjasama dengan Departemen Agama RI, lewat Tim-nya tidak pernah ragu-ragu memilih Dra Wurwati, karena memang dialah yang terbaik selama ini yang dibuktikan dengan berbagai gudang prestasinya sebagai salah seorang pendidik yang begitu memperhatikan prestasi pendidikan siswanya di sekolah. Bahkan kondisi pendidikan yang menerapkan lingkungan kehidupan Islami di sekolah telah membuktikan bahwa ternyata calon -calon terbaik guru dari sekolah negeri hanya memperdulikan peningkatan dan penguasaan ilmu pengetahuan semata tanpa memperdulikan atau memperhatikan unsur dan faktor lain yang menjadi penentu keberhasilan proses pendidikan di sekolah. Proses pemilihannya yang berlangsung di Jakarta selama tiga hari, Murwati berhasil lolos dari berbagai ujian test tertulis dan wawancara. Konsep pendekatan kasih sayangnya terhadap siswa sangat manusiawi, sehingga siswa yang mengikuti belajar tidak terasa sedang menerima beban tetapi bahkan sebaliknya, merasa sedang bermain dengan rasa senang. Dan ketika siswa sudah berada di luar kelas, mereka mendapat lingkungan kehidupan sekolah yang sangat islami dengan berbagai penerapan perilaku yang mengacu kepada pendekatan moral , etik pergaulan, dan tatakrama.
Padahal, konsep semacam itulah yang pada akhir-akhir ini sudah jarang diterapkan di sekolah-sekolah dan menjadi perhatian nasional karena turut serta berperan dalam menjadi faktor bagi kemerosotan moral remaja dan pelajar saat ni.
Atas keberhasilannya itu, ketua PWM DIY Drs. Haji Ali Warsito, langsung menemuinya di SMU
Muhammadiyah Pakem dan memberikan ucapan selamat .Menurut Ali Warsito, keberahasilan Bu Murwati adalah juga keberhasilan Guru Muhammadiyah. Dan konsep-konsepnya tentang pendidikan di sekolah adalah gambaran fenomena pengembangan lingkungan sekolah yang islami di lingkungan Perguruan Muhammadiyah. Bagi Murwati prestasinya tersebut harus dapat dipertahankan, dan bagi lingkungan sekolah harus dapat mengambil peran untuk mengembangkannya lebih lanjut.
Sejauh mana potensi prestasi di lingkungan perguruan Muhammadiyah tersebut dapat terkuak? Inilah cerita yang muncul di balik sekolah yang berada dusun terpencil Pakem, Sleman.
Waktu itu Kepala Sekolah SMU Muhammadiyah Pakem Sleman, Dra. Siti Surantini, menunjuk Dra Murwanti untuk mencoba maju ke seleksi Guru Berprestasi Th 2002 Tingkat Kabupaten Sleman, diakuinya berita penunjukan itu sangat mengejutkan Murwati.
“Sudahlah jangan ragu-ragu, saya dukung penuh usahamu,” papar Kepala Sekolah Siti Surantini, seperti diungkapkannya kepada “SM”. Alasannya adalah, selama ini dedikasi Dra. Murwati Widiani yang dipercaya menjabat Wakil Kepala Sekolah Urusan Pengembangan Kurikulum dapat menunjukkan keberhasilannya dari usaha kerja keras yang selama ini digelutinya. Konsep-konsep pengembangan kurikulumnya sangat bagus, sering melahirkan ide dan gagasan-gagasan baru yang lebih inovatif bagi penerapan pendidikan di sekolah.
Selain itu, Murwati Widiani, ibu dari tiga anak Padeswara Dhayitna (14 th), Haditia Daniswari (12 th) dan Risang panggalih (17 bl) sebelumnya telah memiliki talenta (bakat) dalam melahirkan karya ilmiah dalam bidang bahasa, sastra, dan teater. Dan yang mengejutkan, tatkala masih menjadi mahasiswa di IKIP Negeri Karangmalang, sudah mampu mengarang naskah teater untuk lomba antar perguruan tinggi. Karyanya diakui banyak kalangan akademisi memiliki bobot kualitas yang baik. Sedang tulisan-tulisan ilmiahnya, kerap kali dikirimkan dalam lomba, kendati hanya mencapai juara harapan tetapi hal itu dapat
menjadikannya motivasi untuk tidak berhenti berkarya dan berkreasi.
Atas keyakinannya itu, Wurwati Widiani, kemudian maju ke seleksi Tingkat Kabupaten beserta empat calon terbaik lainnya dari sekolah negeri. Dari seleksi tingkat kabupaten tersebut, Wurwati yang merupakan salah satu wakil dari sekolah swasta berhasil mengalahkan pesaingnya dari sekolah negeri dan keluar sebagai pemenangnya.
Propinsi DIY dan juga bersaing dengan calon-calon terbaik dari guru-guru negeri. Murwati mampu menyingkirkan pesaing lainnya, dan maju sendirian ke tingkat nasional bersaing dengan utusan lain propinsi yang pada seleksi terakhir juga mampu disingkirkannya.
Murwati menghadapi test berat di Jakarta tentang kecerdasan, kepribadian, dan wawasan kependidikan. Tatkala pengumunan keberhasilannya disampaikan, Murwati ditunjuk berhak menghadiri upacara Tujuh Belasan di Istana Negara pada 17 Agustus 2002, hadir di tengah-tengah para pejabat tinggi negara, menteri dan presiden RI.
Murwati mengaku, karakternya sebagai guru mandiri dan berkarya di tingkat nasional berkat didikan dari orangtuanya yang seorang guru Penilik Taman Kanak-Kanak di tanah kelahirannya di Purwokerto Jawa Tengah.
“Saya sering didik oleh orangtua agar tidak cengeng, dibina dengan konsep-konsep ajaran islam dan harus mampu menciptakan lingkungan yang sehat.” aku Murwati kepada “SM”.
Ketika Murwati sudah berhasil menyelesaikan sarjana S1 di IKIP Negeri Karangmalang (sekarang UNY), bekal konsep didikan ayahnya betul-betul diterapkan dalam kehidupannya, dan mengembangkan konsep tersebut bagi dunia pendidikan di sekolah. Dan untuk menyelami profesinya sebagai guru yang harus memonitor perkembangan pendidikan selama 24 jam di SMU Pakem dengan sistem keunggulan
pesantrennya. Para siswa SMU Muhammadiyah Pakem juga disiapkan menjadi kader mubaligh siap pakai. Murwati akhirnya menetapkan untuk tinggal di Purwodadi, Binangun, Pakem Sleman. Dimana Murwati sudah mengajar di SMU Muhammadiyah Pakem selama 12 tahun lebih. Disana Murwati beserta keluarga sudah sangat kerasan tinggal, dan tidak berniat pindah ke tempat lain.