• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPETENSI GURU DALAM PENILAIAN PEMBELAJARAN AKUNTANSI KURIKULUM 2013 DI SMK NEGERI 3 SURAKARTA | Nugrahedi | Tata Arta 7408 15559 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KOMPETENSI GURU DALAM PENILAIAN PEMBELAJARAN AKUNTANSI KURIKULUM 2013 DI SMK NEGERI 3 SURAKARTA | Nugrahedi | Tata Arta 7408 15559 1 SM"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Januari, 2016

KOMPETENSI GURU DALAM PENILAIAN PEMBELAJARAN AKUNTANSI KURIKULUM 2013 DI SMK NEGERI 3 SURAKARTA

Dominggus Petra Nugrahedi, Universitas Sebelas Maret Surakarta domingguspetra@yahoo.co.id

Sudiyanto, Universitas Sebelas Maret Surakarta Soeddie.fkipuns@gmail.com

Nurhasan Hamidi, Universitas Sebelas Maret Surakarta nurhasan_hamidi@yahoo.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui kompetensi guru dalam melakukan penilaian kurikulum 2013 pada pembelajaran akuntansi di SMK Negeri 3 Surakarta; dan (2) untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi guru-guru tersebut dalam melakukan penilaian kurikulum 2013.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang dilaksanakan di SMK Negeri 3 Surakarta. Subjek penelitian ini adalah guru akuntansi di SMK Negeri 3 Surakarta. Objek penelitian ini adalah kompetensi penilaian pembelajaran akuntansi. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Uji validitas data dilakukan dengan triangulasi, meningkatkan ketekunan, dan bahan referensi. Teknik analisis data menggunakan model analisis Miles and Huberman, yaitu dengan melakukan reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi guru akuntansi di SMK Negeri 3 Surakarta cukup memadai. Guru telah melakukan proses penilaian mulai dari membuat perencanaan penilaian, pelaksanaan penilaian, pengolahan data, hingga melaporkan hasil penilaian ke dewan guru, siswa, dan wali murid. Ada beberapa langkah dalam standar penilaian yang tidak dilaksanakan, yaitu pelaksanaan penilaian tidak dilakukan berdasarkan pedoman penilaian, tidak adanya kisi-kisi penilaian, dan deskripsi penilaian yang tidak menggambarkan kondisi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Kompetensi guru dalam melakukan penilaian dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Pada faktor internal, guru masih terbiasa dengan kurikulum yang lama (KTSP). Sementara itu, faktor eksternal mencakup workshop/seminar/pelatihan dan supervisi yang dilakukan oleh pihak pengawas dan pihak sekolah.

Kata kunci: Kompetensi Guru, Penilaian, Kurikulum 2013, Pembelajaran Akuntansi.

ABSTRACT

(2)

High School 3 of Surakarta; and (2) the factors influecing the teachers in the 2013 Curriculum evaluation.

This research used the descriptive qualitative research method. It was conducted at State Vocational High School 3 of Surakarta. The subject of this research is accounting teacher at State Vocational High School 3 of Surakarta. The object of this research is competency in evaluation on the accounting subject matter learning. The samples of the research were taken by using the purposive sampling technique. The data sources of research were teachers and the students in grade XI AK 2. The data of reserch were collected through observation, in-depth interview, and documentation. They were validated by using the source and method triangulations, continuous observations, and supporting references. The data were analized by using the reduction, data display, and conclusing drawing.

The result of research are as follows: 1) the teachers’ competency in the 2013 curriculum evaluation on the accounting subject matter learning at State Vocational High School 3 of Surakarta is enaugh to implement the 2013 curriculum 2013 standards and procedures. The teachers took some measures in the planning, implementation, processing, and reporting standards. However, few measures of the evaluating standards were not performed so that the evaluation bore some weaknesses. 2) the factors influencing the teachers in the 2013 curriculum evaluation included the internal and external ones. In the former, the teachers still used to employ the old curriculum, namely: the school-based curriculum. In the latter, the factors included workshops/seminars/training and supervisions conducted by School Superintendents and the aforementioned school.

Keywords: Teacher’s Competency, Evaluation, the 2013 Curriculum, Accounting Subject Matter Learning

PENDAHULUAN

Penilaian merupakan komponen

yang sangat penting dalam suatu proses

pembelajaran. Dikatakan sangat penting,

karena penilaian dapat digunakan dalam

memberikan informasi penting, diantaranya

adalah menentukan hasil belajar peserta

didik, mengukur sejauh mana keberhasilan

guru dalam melaksanakan pembelajaran

selama proses belajar mengajar, dan

mengukur sejauh mana kemampuan peserta

didik dalam mengikuti dan memahami

materi pelajaran yang telah diajarkan.

Informasi-informasi tersebut tentunya sangat

bermanfaat bagi banyak pihak, diantaranya

adalah peserta didik, guru, orang tua,

sekolah, dinas pendidikan, bahkan secara

umum dapat memberikan manfaat bagi

dunia pendidikan di Indonesia.

Bagi para peserta didik, hasil

penilaian yang telah disusun oleh para guru

dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi atas

proses belajar yang telah diikuti selama ini.

Ketika terdapat kekurangan dalam suatu

bidang studi, peserta didik dapat

meningkatkan intensitas belajar mereka pada

bidang tersebut. Selain itu, penilaian tersebut

dapat dijadikan motivasi bagi peserta didik

untuk mempertahankan dan meningkatkan

nilai dan kemampuan mereka pada bidang

ilmu yang mereka minati. Dengan demikian,

peserta didik dapat mengetahui sejauh mana

kemampuan mereka dalam mengikuti

(3)

yang menjadi minat mereka, yang nantinya

hal tersebut akan mempengaruhi bidang

ilmu yang akan mereka didalami di dunia

perkuliahan.

Bagi para guru, hasil penilaian

dapat digunakan untuk mengetahui sejauh

mana kemampuan para guru tersebut dalam

memberikan materi pelajaran kepada peserta

didik selama proses pembelajaran. Hasil

belajar peserta didik yang rendah,

menunjukkan bahwa terdapat masalah dalam

pelaksanaan proses pembelajaran yang

dilakukan oleh para guru. Sebaliknya, hasil

belajar peserta didik yang baik,

menunjukkan bahwa para guru mampu

menguasai kelas, dan mampu memberikan

materi pelajaran kepada peserta didik

dengan baik. Artinya, penilaian dapat

dijadikan acuan/patokan bagi

sekolah-sekolah untuk mengetahui apakah para guru

sudah melakukan proses belajar mengajar

dengan benar, dan mampu menyampaikan

materi pelajaran kepada peserta didik

dengan baik.

Sementara itu, hasil penilaian yang

baik juga dapat dijadikan sebagai gambaran

pelaksanaan pendidikan dalam suatu

sekolah. Pimpinan di sekolah bisa

memperhatikan sinergi antara

masing-masing bagian yang ada di sekolah, apakah

sinergi tersebut sudah mengarah pada tujuan

pendidikan. Sekolah juga bisa mengadakan

suatu kegiatan atau penambahan fasilitas

sekolah untuk meningkatkan kinerja dan

kemampua guru dalam mengajar, dan

meningkatkan kemampuan serta kreativitas

peserta didik dalam mengikuti proses

pembelajaran.

Dalam skala yang lebih luas,

penilaian yang baik dapat dijadikan acuan

bagi dunia pendidikan, karena dari hasil

penilaian tersebut, maka dapat dilihat peta

kemampuan guru dalam melakukan

pembelajaran secara keseluruhan. Melalui

sistem penilaian ini, maka pihak yang

berwenang (pemerintah, melalui

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)

dapat mengambil langkah-langkah konkret

melalui hasil penilaian secara keseluruhan.

Selain itu, pemerintah juga bisa

mengevaluasi mengenai pendidikan yang

telah dilaksanakan, apakah sudah mengarah

pada peningkatan kualitas sumber daya

manusia, baik dari segi kemampuan guru

dalam mengajar, maupun dari segi

kemampuan peserta didik dalam mengikuti

proses pembelajaran. Langkah konkret yang

dilakukan oleh pemerintah (di era Menteri

M.Nuh) adalah memberlakukan kurikulum

2013 sebagai pengganti kurikulum KTSP.

Kemudian kebijakan ini sedikit direvisi oleh

pemerintahan yang baru (melalui Menteri

Anis Baswedan), dengan memberhentikan

pelaksanaan kurikulum 2013 bagi sekolah

yang baru menjalankan selama satu

(4)

kurikulum 2013 bagi sekolah yang telah

menjalankan kurikulum tersebut selama tiga

semester.

Seiring dengan diubahnya

kurikulum pendidikan Indonesia dari

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ke

Kurikulum 2013, ternyata juga

mempengaruhi guru dalam melaksanakan

tugas mereka. Ada beberapa hal yang

berubah, diantaranya dalam hal penilaian.

Penilaian dalam kurikulum 2013 mengacu

pada Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013

tentang Standar Penilaian Pendidikan.

Tujuan dari standar penilaian tersebut yaitu

untuk menjamin perencanaan, pelaksanaan,

dan pelaporan hasil penilaian. Hal ini

berdampak pada tata cara penilaian yang

tidak hanya dilakukan dalam bentuk

kuantitatif, akan tetapi dilakukan dalam

bentuk deskriptif dan administratif. Tidak

sedikit guru yang mengeluh mengenai

sistem penilaian yang terdapat pada

kurikulum 2013. Hal ini dibuktikan dengan

artikel-artikel terkini (terlampir di bagian

lampiran) yang menyatakan bahwa

guru-guru mengalami kesulitan dalam

implementasi kurikulum 2013, khususnya

penilaian kurikulum 2013. Selain itu,

pernyataan guru yang telah diobservasi di

awal penelitian juga senada, yaitu guru

tersebut masih bingung dalam implementasi

penilaian kurikulum 2013. Tuntutan untuk

menggambarkan secara deskriptif dan rinci

mengenai keseluruhan penilaian siswa

menjadi suatu kesulitan bagi guru. Selain

memakan waktu dan tenaga yang sangat

banyak, guru jelas akan terhalang oleh

banyaknya jumlah siswa. Semua siswa harus

dinilai secara deskriptif baik pada aspek

kognitif, afektif, maupun psikomotor.

Padahal penilaian adalah suatu komponen

yang sangat penting dalam sebuah proses

pembelajaran di dalam kelas. Penilaian

merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Penilaian itu sendiri adalah proses

pengumpulan informasi ataupun bukti-bukti

belajar yang dilakukan guru terhadap siswa

yang digunakan untuk pengambilan

keputusan berupa penentuan grade/nilai,

perbaikan hasil belajar siswa, dan perbaikan

cara mengajar guru. Oleh karena itu, guru

harus benar-benar memahami bagaimana

prosedur dan teknik dalam melakukan

penilaian.

Pentingnya masalah penilaian pada

guru dalam proses pendidikan memunculkan

beberapa penelitian yang terkait dengan hal

ini, diantaranya adalah penelitian Fatmawati,

Zainul Akhyar dan Mariatul Kiptiah pada

tahun 2012. Penelitian ini mengatakan

bahwa guru sudah cukup mampu dalam

melakukan penilaian, namun masih tedapat

kekurangan dalam perencanaan dan

penerapan penilaian.

Ada pula penelitian yang

dilakakukan Camellia dan Umi Chotimah

(5)

bahwa kemampuan guru dalam membuat

instrumen penilaian domain afektif pada

mata pelajaran PKn di SMP Negeri

se-Kabupaten Ogan Ilir cukup baik, jika dilihat

dari persentasenya, kemampuan yang

dimiliki oleh guru adalah delapan puluh tiga

koma tiga persen (83,3%). Oleh karena itu,

pelaksanaan penilaian domain afektif pada

mata pelajaran PKn di sekolah untuk

mengukur sikap, miniat, konsep diri, nilai,

dan moral siswa harus terus dilaksanakan

oleh guru.

Selain itu, penelitian yang terkait

dengan masalah ini adalah penelitian

Bambang Suryadi, tahun 2014. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa kesiapan

guru-guru madrasah di wilayah Jakarta

Selatan yang menjadi responden penelitian

ini masih kurang, karena minimnya

sosialisasi dan pelatihan tentang standar

penilaian untuk Kurikulum 2013. Oleh sebab

itu diperlukan sosialisasi dan pelatihan yang

intensif untuk guru-guru madrasah di Jakarta

Selatan sebelum Kurikulum 2013

diimplementasikan.

Untuk menambah data mengenai

kemampuan guru dalam melakukan

penilaian, telah dilakukan pra observasi

(wawancara) terhadap guru-guru di SMK

Negeri 3 Surakarta. Berdasarkan hasil pra

observasi, terdapat kesamaan antara fakta

yang terjadi di sekolah ini dengan fenomena

di atas. yaitu kesulitan dalam melakukan

penilaian. Ada beberapa poin yang menjadi

permasalahan, diantaranya adalah (1)

kurikulum 2013 tidak jelas dan benar-benar

membingungkan, khususnya di aspek

penilaian; (2) guru belum begitu paham

mengenai proses penilaian secara detail; (3)

kesulitan terhadap format penilaian

kurikulum 13, karena banyak sekali format

penilaian yang harus diisi, sehingga terpaksa

guru melewatkan poin poin yang seharusnya

dilakukan oleh seorang guru. Sebagai contoh

adalah penilaian sikap yang dilakukan secara

tidak prosedural/mengira-ngira saja. Hal ini

juga pastinya berdampak pada prosedur dan

mekanisme penilaian yang dilaksanakan

oleh guru tersebut. Jika guru sudah

mengalami permasalahan dalam melakukan

penilaian, dapat dipastikan bahwa ada

prosedur dan mekanisme penilaian yang

tidak dijalankan ataupun tidak berjalan

sebagaimana mestinya.

Menurut guru tersebut, salah satu

faktor yang menyebabkan kurangnya

kompetensi guru dalam melakukan penilaian

kurikulum 2013 adalah kurangnya pelatihan.

Pelatihan yang didapat selama ini adalah

pelatihan dalam bentuk workshop yang

hanya bersifat umum dan tidak mendetail.

Pelatihan seperti ini dirasa beliau belum

cukup untuk membuat guru lebih paham dan

berkompeten dalam melakukan penilaian.

Kondisi seperti ini harus segera diperbaiki

(6)

untuk menanganinya, karena jika tidak akan

menghambat proses pembelajaran. Seperti

yang telah dijelaskan di atas, bahwa

hambatan tersebut akan berdampak pada

evaluasi dan keputusan yang diambil dari

hasil penilaian tersebut..

Permasalahan dalam penelitian ini

adalah bagaimana kompetensi guru dalam

melakukan penilaian kurikulum 2013 pada

pembelajaran akuntansi di SMK Negeri 3

Surakarta, serta faktor-faktor yang

mempengaruhi guru dalam melakukan

penilaian. Tujuan yang hendak dicapai

dalam penelitian ini adalah (1) mengetahui

bagaimana tingkat kompetensi guru dalam

melakukan penilaian kurikulum 2013 pada

pembelajaran akuntansi di SMK Negeri 3

Surakarta. (2) Mengetahui faktor-faktor apa

saja yang mempengaruhi kompetensi guru

saat ini dalam melakukan penilaian

kurikulum 2013 pada pembelajaran

akuntansi di SMK Negeri 3 Surakarta.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode

kualitatif. Sumber data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah wawancara

dengan informan, dokumen atau arsip, dan

dokumentasi. Informan dalam penelitian ini

adalah guru mata pelajaran akuntansi dan

siswa jurusan akuntansi. Dokumen atau arsip

yang digunakan adalah RPP guru dan nilai

ulangan siswa (harian dan UAS). Teknik

pengambilan sampel menggunakan

purposive sample. Pengumpulan data

menggunakan teknik wawancara, observasi,

dan dokumentasi. Uji validitas data

menggunakan triangulasi (sumber dan

metode), meningkatkan ketekunan, dan bahan

referensi. Analisis data menggunakan skema

Interactive Model of Analysis menurut Milles

dan Huberman. Prosedur penelitian terdiri atas

(1) persiapan peneiltian (2) pengumpulan data,

(3) analisis data awal, (4) analisis data akhir, (5)

penarikan kesimpulan, (6) penulisan dan

penggandaan laporan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini menunjukkan

kompetensi guru SMK Negeri 3 Surakarta

dalam melakukan penilaian pembelajaran

pada kurikulum 2013 cukup memadai. Guru

telah melakukan sebagian besar prosedur

dalam standar penilaian, diantaranya

melaksanakan pengembangan kriteria

pencapaian kompetensi dasar,

memberitahukan kepada siswa mengenai

aspek yang dinilai, menetapkan bobot untuk

tiap-tiap teknik penilaian dan menetapkan

rumus penentuain nilai akhir, menetapkan

acuan kriteria (KKM) sebagai rujukan dalam

pengambilan keputusan, menjamin

pelaksanaan ulangan dan ujian bebas dari

kecurangan, memeriksa dan mengembalikan

hasil pekerjaan siswa dan memberikan

umpan balik, memberi skor disertai

makna/interpretasi dari skor tersebut,

(7)

rapat dewan guru untuk menentukan

kenaikan kelas dan kelulusan, hingga

melaporkan hasil belajar siswa kepada wali

murid. Adapula prosedur penilaian yang

tidak dilakukan oleh guru, antara lain tidak

melaksanakan penilaian sesuai dengan

pedoman penilaian kurikulum 2013, tidak

membuat kisi-kisi penilaian, serta tidak

medeskripsikan hasil belajar siswa secara

rinci, yang menggambarkan keadaan/kondisi

siswa dalam megikuti pelajaran.

Hasil penelitian ini adalah logis.

Kompetensi guru dalam melakukan

penilaian tidak terlepas faktor-faktor yang

mempengaruhi, diantaranya adalah

pengalaman dan pendidikan guru, baik

sebelum menjabat sebagai seorang guru

(preservice-training) maupun selama

menjabat sebagai guru (inservice-training).

Guru-guru di SMK Negeri 3 Surakarta telah

memiliki kualifikasi pendidikan yang sesuai

dengan undang-undang, yaitu minimal

Strata-1. Faktor inilah yang mempengaruhi

kemampuan guru dalam melakukan sebagian

besar proses penilaian yang sesuai dengan

standar dan prosedur penilaian kurikulum

2013. Akan tetapi, di dalam proses penilaian

ini terdapat langkah-langkah/tahap-tahap

yang belum dilakukan oleh para guru, atau

sudah dilakukan namun tidak sesuai dengan

standar yang berlaku. Langkah-langkah

tersebut antara lain guru tidak melaksanakan

penilaian sesuai dengan pedoman penilaian

kurikulum 2013, tidak membuat kisi-kisi

penilaian, serta tidak medeskripsikan hasil

belajar siswa secara rinci, yang

menggambarkan keadaan/kondisi siswa

dalam mengikuti pelajaran. Tentu saja

masalah ini akan mempengaruhi kualitas

pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Berdasarkan hasil penelitian, ada dua faktor

yang mempengaruhi guru dalam melakukan

penilaian pembelajaran kurikulum 2013,

yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal adalah faktor yang berasal

dari dalam diri guru tersebut, sedangkan

faktor eksternal adalah faktor yang berasal

dari luar. Yang termasuk ke dalam faktor

internal adalah: a) guru masih terbiasa

dengan kurikulum yang lama (KTSP).

Sedangkan yang termasuk ke dalam faktor

eksternal adalah adalah a)

workshop/pelatihan/seminar yang diikuti

oleh para guru, dan b) adanya supervisi yang

dilakukan baik dari pihak pengawas maupun

pihak sekolah.

Hasil dari penelitian ini mendukung

penelitian Fatmawati, Zainul Akhyar dan

Mariatul Kiptiah (2012), yang menyatakan

bahwa pelaksanaan penilaian yang dilakukan

guru sudah cukup baik, akan tetapi masih

terdapat kekurangan dalam melakukan

perencanaan penilaian, serta masih

kurangnya perhatian guru dalam membuat

RPP. Selain itu, penelitian ini juga senada

(8)

Penelitian ini juga menyatakan guru-guru

sudah melaksanakan penilaian dengan

sebagaiman mestinya. Namun, para guru

masih belum memahami mengenai proses

yang harus dilalui dalam merencanakan

penilaian, seperti guru-guru tidak membuat

kisi-kisi, tidak menguji validitas dan

reliabilitas tes, dan tidak membuat profil

tentang kemajuan peserta didik. Hasil

penelitian ini juga relatif sama dengan

penelitian Bambang Suryadi (2014), yang

menyatakan bahwa kesiapan guru-guru

madrasah di wilayah Jakarta Selatan yang

menjadi responden penelitian ini masih

kurang karena minimnya sosialisasi dan

pelatihan tentang standar penilaian untuk

Kurikulum 2013. Oleh sebab itu diperlukan

sosialisasi dan pelatihan yang intensif untuk

guru-guru madrasah di Jakarta Selatan

sebelum atau selama Kurikulum 2013

diimplementasikan.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dari

pembahasan yang dilakukan di bab

sebelumnya, maka penelitian ini dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Kompetensi Guru dalam melakukan

penilaian kurikulum 2013 pada mata

pelajaran akuntansi di SMK Negeri 3

Surakarta cukup memadai. Hal ini

ditunjukkan oleh kemampuan guru

daam membuat perencanaan penilaian,

pelaksanaan penilaian, serta pengolahan

dan pelaporan penilaian. Sebagian dari

guru akuntansi yang tidak sepenuhnya

menjalankan perencanaan penilaian

sesuai dengan standar penilaian yang

berlaku. Namun hal itu beralasan,

karena banyaknya kegiatan guru dalam

melaksanakan pembelajaran ditambah

kegiatan-kegiatan nonakademik lainnya,

sehingga tidak ada waktu untuk

mengerjakan. Dalam pelaksanaan,

kemampuan guru sudah memadai. Hal

ini ditunjukkan oleh semua guru yang

sudah melaksanakan proses pelaksanaan

penilaian. Pada tahap pengolahan dan

pelaporan, kemampuan guru cukup

memadai. Hal ini ditunjukkan dari

hampir semua guru yang telah

melaksanakan proses ini dengan baik

dan sesuai dengan standar yang berlaku.

Namun yang menjadi catatan adalah

penilaian deskriptif seharusnya

dilakukan sesuai dengan keadaan

peserta didik yang sebenarnya. Inilah

yang harus diperhatikan oleh para guru.

Guru tidak hanya sekadar melakukan

penilaian, melainkan tetap menjaga

kualitas dari pelaksanaan penilian

tersebut. Jika proses penilaian sudah

dilaksanakan dengan kualitas yang

bermutu, maka hasilnya pun akan

bermutu.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi guru

dalam melakukan penilaian kurikulum

(9)

beradaptasi guru yang kurang dalam

mengimplementasikan sistem penilaian

kurikulum 2013. Ini terlihat dari belum

terbiasanya guru-guru dalam melakukan

penilaian yang berbentuk deskriptif, dan

masih terbiasa dengan sistem yang

berlaku di kurikulum sebelumnya.

Selain itu kemampuan guru dalam

melakukan penilaian saat ini lebih

dipengaruhi oleh

workshop/pelatihan/seminar yang

dilakukan di sekolah. Dengan adanya

kegiatan tersebut, pengetahuan guru

dalam melakukan penilaian menjadi

bertambah sehingga adanya masukan

informasi untuk meningkatkan

kemampuan guru dalam melakukan

penilaian.

BIODATA

Dominggus Petra Nugrahedi lahir

di Curup, 19 Desember 1992.

Menyelesaikan studi sekolah dasar di SD

Kristen Pelita Kasih Curup, dilanjutkan ke

jenjang Sekolah Menengah Pertama di SMP

Negeri 1 Curup, kemudian dilanjutkan di

SMA Negeri 1 Curup. Saat ini telah

menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas

Sebelas Maret Surakarta, Program Studi

Pendidikan Akuntansi.

DAFTAR PUSTAKA

Alkharusi, dkk. 2012. Educational Assessment Attitudes, Competence,

Knowledge, and Practices: An Exploratory Study of Muscat Teachersin the Sultanate of Oman. Journal of Education and Learning. Vol. 1, No. 2. ISSN 1927-5250. Halaman 217-232Tersedia (diakses 1 Maret 2015)

Amka Abdul Aziz. 2012 .Guru Profesional Berkarakter. Klaten : Penerbit Cempaka Putih.

Anitah, Sri. 2009. Teknologi Pembelajaran.Surakarta : Yuma Pustaka.

Camelia dan Chotimah, Umi. 2012. Kemampuan Guru Membuat Instrumen Penilaian Domain Afektif pada Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri Se-Kabupaten Ogan Ilir. Jurnal Forum Sosial, Vol.5, No.02. Halaman 114-122. Tersedia http://eprints.unsri.ac.id/1417/1/Ke mampuan_Guru_dlm_memuat_inst rumen_Penilaian_Afektif.pdf (diakses 1 Maret 2015)

Charles E Johnson, et all. 1974. Psychology and Teaching. Bombay: D.B. Taraporevala Sons & Co. Private Limited.

Daniel Lenox Barlow. 1985. Educational Psychology: The Teaching-Learning Process, Chicago: The Moody Bible Institute.

Djamarah, Syaiful Bahri. Zain, Aswan. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Dokumen Kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

(10)

E. Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Eko Putro Widoyoko. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran : Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Fatmawati. Akhyar, Zainul. Kiptiah, Mariatul. 2012. Kemampuan Guru Melakukan Penilaian dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SMA Negeri 1 Banjarmasin. Vol. 2, No.4, ISSN: 2303-2979. Tersedia http://download.portalgaruda.org/ar ticle.php?article=96031&val=5072 (diakses 3 Maret 2015)

Hanafiah, Nanang dan Suhana, Cucu. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama.

Jafar, Ahmad. 2013. Kompetensi Guru Bahasa Arab dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Di MTs Negeri Prambanan Klaten.

Kamus besar bahasa Indonesia.

Liputan6. (2013, 6 Januari). Guru Keluhkan Sulitnya Terapkan Kurikulum 2013, M Nuh Optimis. Diperoleh 2 Juli

2015, dari

http://news.liputan6.com/read/2081 171/guru-keluhkan-sulitnya- terapkan-kurikulum-2013-m-nuh-optimistis

Marzuki. 2002. Metodologi Riset. Yogyakarta: BPFE – UII.

Moh. Uzer Usman. 2005. Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Novia, D.R.M. (2013, 16 Februari) Guru Sulit Lakukan Penilaian Otentik. Republika. Diperoleh 2 Juli 2015. http://www.republika.co.id/berita/p endidikan/eduaction/14/07/22/n92v

qz-guru-sulit-lakukan-penilaian-otentik(diakses pada Kamis, 2 Juli 2015)

Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Penididkan.

Puspitarini, M. (2013, 4 Desember). Guru Keluhkan Sulitnya Implementasi Kurikulum 2013. Okezone. Kamis,

2 Juli 2015, dari

http://news.okezone.com/read/2014 /11/15/65/1065890/guru-keluhkan- sulitnya-implementasi-kurikulum-2013 (di akses pada Kamis, 2 Juli 2015)

Roestiyah. 1989. Masalah-masalah Ilmu Keguruan, Jakarta: Bina Aksara.

Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran

Berbasis Komputer

Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alfabeta

Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Shoimin, A. 2014. Guru Berkarakter untuk Implementasi Pendidikan Karakter. Yogyakarta :Penerbit Gava Media.

Sudaryono. 2012. Dasar-dasar Evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudjana. 2005. Strategi Pembelajaran. Bandung : Falah production.

Sugiyono. 2012.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung : ALFABETA.

Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin. 2009. Evaluasi Program Pendidikan : Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, cetakan ketiga, Jakarta : Bumi Aksara.

Suryadi, Bambang. 2014. Kesiapan

Guru-guru Madrasah dalam

(11)

Mengimplementasikan Standar Penilaian Pendidikan untuk Kurikulum 2013 Di Jakarta Selatan. Jakarta.

Sutratinah Tirtonegoro. 1989. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta : Bumi Aksara.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Op.Cit.

Tohirin, 2006, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Utami Munandar. 1992. Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah, Jakarta: Grasindo.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Kepada seluruh peserta Pengadaan Jasa Konsultansi yang merasa keberatan atas ditetapkannya pemenang tersebut di atas, dapat mengajukan sanggahan secara online kepada

Program mikro merupakan mata kuliah yang wajib ditempuh oleh mahasiswa yang akan mengambil PPL pada semester berikutnya. Persyaratan yang diperlukan untuk mengikuti mata

stabilitas perdamaian dan kemakmuran bersama di kawasan Asia Tenggara. Namun dari ketiga pilar utama tersebut yang baru terbentuk adalah pilar ASEAN Economic

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, karena oleh berkat rahmat-Nya, Penulisan Hukum / Skripsi berjudul KEKUATAN PEMBUKTIAN ALAT BUKTI INFORMASI ATAU DOKUMEN

Namun dalam merencanakan maupun melaksanakan program pembangunan pedesaan tidak bisa dilakukan secara seragam melainkan harus sesuai dengan ciri khas dari

Beberapa teori berusaha menjelaskan mekanisme buka – tutupnya stomata, di antaranya adalah teori “gerakan atau pompa ion K”. Masuknya ion K terjadi secara difusi melalui

Hasil koreksi aritmatik untuk penawaran kontrak lump sum yang melampirkan daftar kuantitas dan harga hanya dilakukan untuk menyesuaikan volume pekerjaan yang

Sikap inferioritas yang dimiliki pelajar, yaitu merasa tidak mampu, tidak dipedulikan, lemah, bodoh, kurang diperhatikan akan memicu dirinya untuk berbuat sesuatu bahkan yang