• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRESTASI KERJA AGEN ASURANSI BUMIDA SYARIAH CABANG SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRESTASI KERJA AGEN ASURANSI BUMIDA SYARIAH CABANG SURABAYA."

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRESTASI KERJA AGEN

ASURANSI BUMIDA SYARIAH CABANG SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

ANIS LUTFI ANAWATI NIM.C04211056

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa dan mengetahui sejauh mana pengaruh motivasi intrinsik dan motivasi ektrinsik terhadap prestasi kerja agen asuransi pada Asuransi Bumida Syariah Cabang Surabaya. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Jalur (Path Analysis), Uji multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas, Uji parsial (t), Uji simultan (f).

Berdasarkan hasil yang dilakukan menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi intrinsik secara parsial, sedangkan motivasi ekstrinsik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan prestasi kerja agen asuransi pada Asuransi Bumida Syariah Cabang Surabaya. Berdasarkan hasil pengujian analisis jalur (Path Analysis) Pengaruh variabel motivasi intrinsik terhadap prestasi kerja sebesar 0,065 atau 6,5%. Sedangkan pengaruh variabel motivasi ekstrinsik terhadap prestasi kerja sebesar 0,565 atau 56,5%. Dari hasil perhitungan koefisien determinasi, diketahui bahwa nilai R square sebesar 0.365 atau 36,5%, angka ini menunjukkan bahwa variabel motivasi instrinsik (X1) dan motivasi ekstrinsik (X2) yang digunakan dalam analisis jalur ini mampu memberikan kontribusi terhadap variabel prestasi kerja (Y) sebesar 36,5% sedangkan sisanya 63,5% dipengaruhi oleh variabel lain diluar satu variabel bebas yang diteliti.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... . ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... . x

DAFTAR TRANSLITERASI ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 5 C. Tujuan Penelitian 6

D. Kegunaan Hasil Penelitian 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 8

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan 30 C. Kerangka Konseptual 32 D. Hipotesis 33

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian 34

B. Waktu dan Tempat Penelitian 34

C. Populasi dan Sampel Penelitian 34

D. Variabel Penelitian 35

(7)

F. Data dan Sumber Data 41

1. Jenis Data 41

2. Sumber Data 42

G. Teknik Pengumpulan Data 42

H. Teknik Analisis Data 43

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian 55

1. Lokasi Penelitian 55

2. Karakteristik Responden 58

B. Analisis Data 64

BAB V PEMBAHASAN 79

BAB VI PENUTUP 84

A. Kesimpulan 84

B. Saran 87

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Unit Syariah

Cabang Surabaya (disingkat Bumida Syariah), yakni sebuah perusahaan

yang bergerak di bidang jasa asuransi, dimana dalam menjalankan

kegiatan usaha maka perusahaan dalam menawarkan dan menjual polis

asuransi kepada masyarakat tidak lepas dari peran serta petugas lapangan

asuransi atau agen asuransi yang mereka rekrut. Agen-agen asuransi

inilah ujung tombak perusahaan asuransi dalam menarik nasabah, sebab

para agen inilah yang berhadapan langsung dengan masyarakat dalam

menawarkan dan menjelaskan mengenai asuransi dan produknya.

Pimpinan Asuransi Bumida Syariah Cabang Surabaya

memberikan motivasi untuk para agennya dengan motivasi intrinsik dan

motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik dengan status jabatan atau

kenaikan jabatan, pendapatan, pengalaman, serta pengetahuan.

Sedangkan motivasi ekstrinsik yang diberikan berupa Sumbangan Uang

Jalan (SUJ), pendidikan dan pelatihan, pengahargaan/reward, lingkungan

kerja dan prasarana kerja.1 Motivasi tersebut diharapkan mampu

menghasilkan prestasi kerja agen yang baik sehingga tujuan perusahaan

bisa tercapai.

(9)

2

Tabel 1.1 Data Rekapitulasi Total Produksi Pada Asuransi Bumida Syariah Cabang Surabaya tahun 2012-2013

Periode Jenis Produk Target Realisasi Rasio

2012

Motor Vehicle (Mobil) 424.828.755 795.036.230 187,14%

Motorcycle (Motor) 424.828.755 200.762.746 47,26% Marine Cargo 424.828.755 186.503.919 43,90% Personal Accident 424.828.755 409.162.034 96,31%

Fire Standard 424.828.755 561.125.707 132,08%

2013

Motor Vehicle (Mobil) 424.828.755 876.965.494 206,43%

Motorcycle (Motor) 424.828.755 265.429.068 62,48% Marine Cargo 424.828.755 218.834.027 51,51% Personal Accident 424.828.755 370.577.589 87,23%

Fire Standard 424.828.755 584.876.311 137,67%

Sumber: Asuransi Bumida Syariah Cabang Surabaya.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa target

penjualan di 2 tahun terakhir ini masih ada target yang belum tercapai.

Hal ini mengindikasikan bahwa prestasi agen masih rendah dikarenakan

oleh banyak hal seperti kurangnya motivasi seorang pemimpin terhadap

agen sehingga menimbulkan dampak yang negatif terhadap perusahaan

itu sendiri. Dengan adanya fenomena tersebut maka perusahaan perlu

memperhatikan agen asuransi dengan memberikan motivasi sebagai

pendorong untuk menghasilkan kinerja yang optimal agar tujuan

perusahaan dapat tercapai yakni peningkatan jumlah nasabah dan

pendapatan jasa asuransi.

Perusahaan bukan saja mengharapkan agen yang mampu, cukup

dan terampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan

berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Salah satu

(10)

3

Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam

melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dan didasarkan

atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu.2

Prestasi kerja adalah perbandingan antara penampilan seseorang

dengan hasil yang diharapkan. Penilaian evaluasi kerja menunjukkan hasil

yang telah dicapai pegawai selama ini. Prestasi kerja merupakan fungsi

dari motivasi dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaan,

seseorang harus memiliki derajat kesedihan dan tinggi kemampuan.

Penilaian prestasi kerja ialah sebuah penilaian sistematis terhadap agen

oleh atasannya atau beberapa ahli lainnya yang paham akan pelaksanaan

pekerjaan oleh agen tersebut.

Prestasi kerja merupakan faktor penting untuk mendukung

keberhasilan suatu pekerjaan seseorang baik dalam kapasitas pribadi

maupun sebagai seorang anggota suatu organisasi/lembaga. Prestasi kerja

seorang agen asuransi sangat ditentukan oleh adanya motivasi kerja.

Motivasi kerja merupakan kekuatan menunjang keberhasilan suatu

organisasi.

Motivasi sangat diperlukan terhadap peningkatan prestasi kerja

agen asuransi. Motivasi merupakan hal yang perlu dilakukan untuk

memperbaiki kinerja agen tersebut. Dalam hal ini peranan pimpinan

sangat diperlukan khusus untuk memberikan motivasi kepada agen.

2

(11)

4

Pimpinan hendaknya memberikan perhatian terhadap agen

asuransi dan dapat menciptakan suatu kondisi kerja yang dapat

meningkatkan semangat kerja mereka. Menurut sopiah bahwa motivasi

dapat didefinisikan sebagai keadaan dimana usaha dan kemauan keras

seseorang diarahkan kepada pencapaian hasil-hasil atau tujuan tertentu,

hasil-hasil yang dimaksudkan berupa prestasi kerja agen asuransi.3

Menurut Hasibuan motivasi penting karena motivasi adalah hal

yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia

supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal.4

Jelaslah bahwa motivasi yang menjadi dasar utama bagi seseorang

memasuki berbagai organisasi adalah dalam rangka usaha orang yang

bersangkutan memuaskan berbagai kebutuhannya, baik yang bersifat

politik, ekonomi, sosial dan berbagai kebutuhan lainnya yang semakin

kompleks.

Adapun upaya yang dilakukan oleh asuransi Bumida adalah

dengan memberikan motivasi yang meliputi motivasi intrinsik dan

motivasi ekstrinsik, dimana motivasi intrinsik adalah motivasi yang

berasal dari dalam diri agen asuransi yang dapat meningkatkan prestasi

kerja, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah pendorong dari luar diri agen

sehingga mempengaruhi prestasi kerja agen. Motivasi yang tinggi yang

3

Sopiah, Perilaku Organisasional, edisi pertama ( Yogyakarta:Andi, 2008), 170.

4

(12)

5

diperoleh dari para agen asuransi, maka hal ini merupakan suatu jaminan

atas keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka

penulis tertarik memilih judul penelitian ini dalam bentuk skripsi yang

berjudul: “Pengaruh Motivasi terhadap Prestasi Kerja Agen Asuransi

Bumida Syariah Cabang Surabaya”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan

dalam penelitian ini, maka rumusan masalah yang dikemukakan adalah

sebagai berikut:

1. Apakah pemberian motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik

berpengaruh secara parsial terhadap prestasi kerja agen asuransi

Bumida Syariah Cabang Surabaya?

2. Apakah pemberian motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik

berpengaruh secara simultan terhadap prestasi kerja agen asuransi

Bumida Syariah Cabang Surabaya?

3. Seberapa besar pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja agen

(13)

6

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi intrinsik dan

motivasi ekstrinsik secara parsial terhadap prestasi kerja agen asuransi

Bumida Syariah Cabang Surabaya.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi intrinsik dan

motivasi ekstrinsik secara simultan terhadap prestasi kerja agen

asuransi Bumida Syariah Cabang Surabaya.

3. Untuk melihat seberapa besar pengaruh motivasi intrinsik dan

motivasi ekstrinsik terhadap prestasi kerja agen asuransi Bumida

Syariah Cabang Surabaya.

D. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teori

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi

dalam hal hasanah pengetahuan terutama yang berkaitan dengan

motivasi intrinsik dan ekstrinsik terhadap prestasi kerja agen asuransi

Bumida Syariah Cabang Surabaya dan diharapkan menjadi wacana

untuk menambah wawasan dan mengembangkan ilmu pengetahuan

serta untuk dijadikan referensi penelitian yang akan datang.

2. Kegunaan Praktis

Sebagai bahan masukan bagi pimpinan perusahaan pada

(14)

7

dan kebijakan yang akan dilakukan dalam memotivasi agen agar dapat

(15)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Motivasi

Manajemen sumber daya manusia pada dasarnya berisikan

langkah-langkah perencanaan, penarikan, seleksi, pengembangan,

pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia (SDM) untuk

mencapai tujuan tertentu, baik tujuan individual maupun tujuan

organisasi.

Peranan manusia dalam mencapai tujuan tersebut sangat

penting dalam pencapaian tujuan organisasi. Untuk menggerakkan

manusia agar sesuai dengan yang dikehendaki organisasi, maka

haruslah dipahami motivasi manusia bekerja pada suatu organisasi,

karena motivasi inilah yang menentukan perilaku orang-orang untuk

bekerja atau dengan kata lain perilaku merupakan cerminan yang

paling sederhana dari motivasi.

Menurut M. Manullang motivasi merupakan pekerjaan yang

dilakukan oleh seorang manajer memberikan inspirasi, semangat dan

dorongan kepada orang lain. Dalam hal ini agen asuransi untuk

(16)

9

untuk menggiatkan agar mereka bersemangat dan dapat mencapai

hasil sebagaimana dikehendaki dari orang-orang tersebut.5

Sedarmayanti mengemukakan bahwa : “Motivasi merupakan

kesediaan mengeluarkan tingkat upaya tinggi ke arah tujuan

organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk

memenuhi kebutuhan individual.”6

Menurut Heidyrachman dan Husnan motivasi adalah suatu

tenaga atau faktor yang terdapat di dalam diri seseorang yang

menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah lakunya.

Motivasi meliputi perasaan unik, pikiran dan pengalaman

masa lalu yang merupakan bagian dari hubungan internal dan

eksternal perusahaan sedemikian pentingnya motivasi, banyak ahli

filsafat, sosiolog, psikolog maupun ahli manajemen melakukan

penelitian.

5

Manullang, M, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta:Ghalia Indonesia, 2001), 194.

6

(17)

10

Motivasi dalam perspektif Islam, Allah berfirman dalam Al-Quran:

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (Ar-Ra’d: 11)

Dari ayat di atas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa ternyata

motivasi yang paling kuat adalah dari diri seseorang. Motivasi sangat

berpengaruh dalam gerak-gerik seseorang dalam setiap

tindak-tanduknya.

Dalam kaitannya dengan tingkah laku keagamaan motivasi

tersebut penting untuk dibicarakan dalam rangka mengetahui apa

sebenarnya latar belakang suatu tingkah laku keagaman yang

dikerjakan seseorang. Disini peranan motivasi itu sangat besar artinya

dalam bimbingan dan mengarahkan seseorang terhadap tingkah laku

keagamaan. Namun demikian ada motivasi tertentu yang sebenarnya

timbul dalam diri manusia karena terbukanya hati manusia terhadap

hidayah Allah. Sehingga orang tersebut menjadi orang yang beriman

(18)

11

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi itu

sendiri dalam islam sangat terkait dengan masalah niat. Karena

niatpun merupakan sebuah pendorong dalam melakukan sebuah

kegiatan. Karena motivasi itu disebut juga pendorong maka penggerak

dan pendorong itu tidak jauh dari naluri baik bersifat negati ataupun

positif. Dan sesungguhnya motivasi itu mengarahkan pada suatu

tujuan.7

Ada beberapa teori motivasi yang disampaikan sejumlah ahli

manajemen antara lain:

a. Teori Herarcy of Need Abraham Maslow

Teori ini menitikberatkan pada pengenalan

rangsangan dari dalam atau kebutuhan seseorang. Teori

kebutuhan ini dikembangkan oleh Abraham H. Maslow yang

dikenal dengan “Need HierarchyTheory”, di mana kebutuhan

manusia diklasifikasikan dalam lima jenjang dari yang paling

rendah sampai jenjang paling tinggi.

Maslow mengutarakan hasil pemikiran bahwa pada

intinya manusia mempunyai 5 tingkat kebutuhan (hierarchy of

needs) sebagai berikut:

7Aziza Az Zahra dan Indri Yulita,” Motivasi Dalam Perspektif Islam”, dalam

(19)

12

1. Kebutuhan fisiologis, seperti kebutuhan untuk makanan

dan minuman, kebutuhan akan udara segar (oksigen).

2. Kebutuhan rasa aman, kebutuhan ini mencakup kebutuhan

untuk dilindungi dari bahaya dan ancaman fisik.

3. Kebutuhan sosial, kebutuhan ini mencakup memberi dan

menerima persahabatan, cinta kasih, rasa memiliki

(belonging).

4. Kebutuhan harga diri, terdiri dari dua jenis yaitu faktor

internal meliputi kebutuhan harga diri, kepercayaan diri,

otonomi, dan kompetensi. Faktor eksternal meliputi

kebutuhan untuk dikenali dan diakui (recognition) dan

status.

5. Kebutuhan aktualisasi diri, meliputi kebutuhan untuk

menjadi kreatif, kebutuhan untuk dapat merealisasikan

potensinya secara penuh.8

b. Teori Dua Faktor (Herzberg)

Herzberg meyakini bahwa hubungan individu

dengan pekerjaannya merupakan hubungan dasar dan bahwa

sikap seseorang terhadap kerja dapat sangat menentukan

kesuksesan atau kegagalan individu. Herzberg menyimpulkan

bahwa jawaban yang diberikan orang-orang ketika mereka

8

(20)

13

merasa senang mengenai pekerjaan mereka sangat berbeda dari

jawaban yang diberikan ketika mereka merasa tidak senang

dengan pekerjaan mereka.

Karakteristik tertentu cenderung secara konsisten

terkait dengan kepuasan kerja, dan yang lain terkait dengan

ketidakpuasan kerja. Faktor intrinsik seperti kemajuan,

prestasi, pengakuan, dan tanggung jawab tampaknya terkait

dengan kepuasan kerja. Responden yang merasa senang dengan

pekerjaannya cenderung mengaitkan faktor-faktor ini ke diri

mereka sendiri. Di pihak lain bila mereka tidak puas, mereka

cenderung mengaitkan dengan faktor-faktor ekstrinsik seperti :

imbalan/insentif, hubungan dengan rekan kerja dan kondisi

kerja.

Herzberg mengatakan bahwa hanya kondisi kerja

dan iklim kerja organisasi yang kondusif yang masih dapat

digunakan sebagai instrument motivasi. Aspek yang menarik

dari kesimpulan teori dua faktor dari Herzberg ini mengandung

motivasi ekstrinsik dan intrinsik yang merupakan karakteristik

kerja dan karakteristik organisasi yang ada pada diri karyawan

sebagai kondisi psikologis yang mempengaruhi motivasi kerja

dalam bekerja.9

9

(21)

14

c. Teori X dan Y

Douglas McGregor mengajukan dua pandangan

yang berbeda tentang manusia; negatif dengan tanda label X

dan positif dengan tanda label Y. McGregor merumuskan

asumsi-asumsi dan perilaku manusia dalam organisasi sebagai

berikut:

1. Teori X, merumuskan asumsi seperti:

a. Karyawan sebenarnya tidak suka bekerja dan jika ada

kesempatan dia akan menghindari atau

bermalas-malasan dalam bekerja.

b. Semenjak karyawan tidak menyukai pekerjaannya,

mereka harus diatur dan dikontrol bahkan mungkin

ditakuti untuk menerima sanksi hukum jika tidak

bekerja dengan sungguh-sungguh.

c. Karyawan akan menghindari tanggungjawabnya dan

mencari tujuan formal sebisa mungkin.

d. Kebanyakan karyawan menempatkan keamanan diatas

faktor lainnya yang berhubungan erat dengan

pekerjaandan akan menggambarkannya dengan sedikit

ambisi.

2. Sebaliknya teori Y (positif) memiliki asumsi-asumsi

(22)

15

a. Karyawan dapat memandang pekerjaan sebagai sesuatu

yang wajar dan alamiah baik tempat bermain atau

beristirahat, dalam artian berdiskusi atau sekedar

teman bicara.

b. Manusia akan melatih tujuan pribadi dan pengontrolan

diri sendiri jika mereka melakukan komitmen yang

sangat objektif.

c. Kemampuan untuk melakukan keputusan yang cerdas

dan inovatif adalah tersebar secara meluas diberbagai

kalangantidak hanya melulu dari kalangan top

management atau dewan direksi.10

d. Teori Kebutuhan David Mc. Clelland

David Mc. Clelland mengemukakan bahwa ada tiga

macam kebutuhan manusia yaitu sebagai berikut :

1. Need for achievement yaitu kebutuhan untuk berprestasi

yang merupakan refleksi dari dorongan akan tanggug

jawab untuk pemecahan masalah seorang agen yang

mempunyai kebutuhan akan berprestasi tinggi cenderung

untuk berani ambil resiko. Kebutuhan untuk berprestasi

adalah kebutuhan untuk melakukan pekerjaan lebih baik

(23)

16

dari pada sebelumnya selalu beekeinginan mencapai

prestasi yang lebih tinggi.

2. Need for affiliation yaitu kebutuhan untuk berafiliasi yang

merupakan dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain,

berada bersama orang lain. Tidak mau melakukan sesuatu

yang merugikan orang lain.

3. Need for power yaitu kebutuhan untuk kekuasaan yang

merupakan refleksi dari dorongan untuk mencapai otoritas

untuk memiliki pengaruh terhadap orang lain.

Motivasi merupakan serangkaian sikap dan nilai-nilai

yang dapat mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang

spesifik sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut

merupakan suatu yang invisible yang memberikan kekuatan

untuk mendorong individu bertingkah laku dalam mencapai

tujuan.11

Menurut Darsono dan Siswandoko motivasi terdiri

atas dua jenis, yaitu : 1. Motivasi intrinsik dan 2. Motivasi

ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah pendorong kerja yang

bersumber dari dalam diri pekerja sebagai individu, berupa

kesadaran mengenai pentingnya atau manfaat/makna pekerja

yang dilaksanakannya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah

11Beny Kusuma Wardhana, “Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan

Pada PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Surabaya” (Skripsi-- Universitas

(24)

17

pendorong kerja yang bersumber dari luar diri pekerja sebagai

individu, berupa suatu kondisi yang mengharuskannya

melaksanakan pekerjaan secara maksimal.12

a. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang berasal

dari dalam diri seseorang. Efek motivasi terhadap prestasi

karyawan akan tercipta jika motivasi internal ini sudah ada.

Motivasi internal berperan penting dalam menciptakan

prestasi kerja yang tinggi dan terus menerus.

Banyak perlakuan yang dapat dilakukan dalam

meningkatkan motivasi internal, antara lain memberikan

penghargaan kepada agen yang berprestasi. Memberikan

kesempatan melanjutkan pendidikan serta membuka peluang

bagi promosi karir, dan sebagainya.

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang mendorong

seseorang untuk berprestasi yang bersumber dalam diri

individu tersebut, yang lebih dikenal dengan faktor

motivasional.

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara, motivasi

intrinsik secara operasional diukur dengan menggunakan 3

indikator sebagai berikut:

12 Gefi Dyah K, Analisa Peningkatan Motivasi Terhadap Prestasi Kerja Agen Asuransi Pada PT.

(25)

18

1. Kebutuhan Berprestasi (Need for achievement).

Kebutuhan berprestasi yaitu kebutuhan untuk

berprestasi yang merupakan refleksi dari dorongan akan

tanggug jawab untuk pemecahan masalah seorang agen

yang mempunyai kebutuhan akan berprestasi tinggi

cenderung untuk berani ambil resiko. Kebutuhan untuk

berprestasi adalah kebutuhan untuk melakukan

pekerjaan lebih baik dari pada sebelumnya selalu

beekeinginan mencapai prestasi yang lebih tinggi.

2. Kebutuhan Fisik (physiological needs).

Kebutuhan fisik adalah untuk

mempertahankan hidupnya secara fisik. Yaitu

kebutuhan untuk makan, minum,tempat tinggal, tidur

dan oksigen. Manusia akan menekan kebutuhannya

sedemikian rupa agar kebutuhan fisiologis.

3. Kebutuhan Rasa Aman (safety needs).

Kebutuhan akan rasa aman ini biasanya

terpuaskan pada orang-orang yang sehat dan normal.

Seseorang yang tidak aman akan memiliki kebutuhan

akan keteraturan dan stabilitas yang sangat berlebihan

dan menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang

tidak di harapkannya. Berbeda dengan orang yang

(26)

19

kecemasan yang berlebih. Perlindungan dari udara

panas/dingin, cuaca jelek, kecelakaan ,infeksi, alergi,

terhindar dari pencurian dan mendapatkan perlindungan

hukum bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas

dari rasa sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya.13

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik menjelaskan kekuatan yang ada

di dalam individu yang dipengaruhi oleh faktor internal yang

dikendalikan oleh manajer, yaitu meliputi penghargaan,

kenaikan pangkat dan tanggung jawab. Motivasi eksternal

meliputi faktor pengendalian oleh manajer yang meliputi

hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan seperti halnya gaji

atau upah, keadaan kerja dan kebijaksanaan perusahaan dan

pekerjaan yang mengandung hal-hal seperti penghargaan,

pengembangan dan tanggung jawab. Manajer perlu mengenal

motivasi ekstrinsik untuk mendapatkan tanggapan yang

positif dari agen. Tanggapan yang positif ini menunjukkan

bahwa bawahan sedang bekerja demi kemajuan perusahaan.

Manajer dapat menggunakan motivasi eksternal yang positif

maupun negatif. Motivasi positif merupakan penghargaan

atas prestasi yang sesuai, sedangkan motivasi negatif

mengenakan sanksi jika prestasi tidak dapat dicapai.

13

(27)

20

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang bersumber

dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang

dalam kehidupan seseorang yang dikenal dengan teori

hygiene factor. Menurut Herzberg dalam Mangkunegara.

Indikator motivasi ekstrinsik adalah :

1. Kompensasi

Kompensasi adalah semua pendapatan yang

berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung

yang diterima agen sebagai imbalan atas jasa yang

diberikan kepada perusahaan.

2. Kondisi kerja

Kondisi kerja adalah “semua aspek fisik kerja,

psikologis kerja dan peraturan kerja yang dapat

mempengaruhi kepuasan kerja dan pencapaian

produktivitas kerja”.

3. Sistem administrasi dan kebijakan perusahaan.

Sistem administrasi perusahaan yang mudah bagi

para agen untuk melakukan transaksi yang berhubungan

dengan pekerjaan dan kepentingannya, serta kebijakan

perusahaan yang pantas untuk dijalankan atau dipatuhi

oleh seorang agen untuk mencapai tujuan perusahaan.

(28)

21

Pengembangan merupakan perencanaan sumber

daya manusia di dalam suatu organisasi. Pengembangan

agen asuransi penting dilakukan dengan terencana dan

berkesinambungan agar tujuan perusahaan dapat

tercapai. Perusahaan diharapkan mampu untuk

memberikan kesempatan bagi para agen untuk

berkembang, mencari ilmu atau wawasan yang lebih

luas.14

2. Pengertian Prestasi Kerja

Prestasi kerja merupakan gabungan dari tiga faktor penting

yaitu kemampuan dan minat seorang agen, kemampuan dan

penerimaan atas penjelasan delegasi tugas, serta peran dan tingkat

motivasi seorang pekerja. Semakin tinggi ketiga faktor di atas,

semakin besarlah prestasi kerja agen bersangkutan. Prestasi kerja

adalah tingkat kemampuan seseorang atau kelompok dalam

melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Prestasi kerja

merupakan salah satu ukuran yang tegas yang dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan dalam kenaikan pangkat dan jabatan

seseorang. Prestasi kerja juga mendorong agen untuk mempertinggi

pengetahuan, kecakapan serta wawasannya dalam rangka mengejar

prestasi kerjanya karena dengan memiliki pengetahuan, kecakapan

14

(29)

22

dan wawasan yang semakin luas dan tinggi disertai prestasi kerja yang

baik maka akan mendapatkan penghargaan yang layak dari organisasi.

Prestasi kerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan

kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang

sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan

tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif

untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa

yang akan dikerjakan dan bagaimana setiap orang sebagai prestasi

kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam

perusahaan. Prestasi kerja merupakan hal yang sangat penting dalam

upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya. Alwi mendefinisikan

prestasi kerja sebagai salah satu bagian penting dari proses

manajemen kinerja (performance management).15

Prestasi kerja seseorang ditunjukkan dengan keseriusannya

dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya

berdasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu.16

Prestasi kerja seseorang dapat dikatakan tinggi apabila suatu target

kerja terselesaikan pada waktu yang tepat atau tidak melampui batas

yang disediakan. Prestasi kerja seseorang juga dapat dikatakan rendah

jika diselesaikan melampaui batas waktu yang ditentukan atau sama

sekali tidak terselesaikan.

15

Syafruddin, Alwi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Strategi Keunggulan Kompetitif, edisi kedua (Yogyakarta:BPFE, 2008), 177.

16

(30)

23

Menurut Mangkunegara, prestasi kerja merupakan hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai

dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya. Aspek kualitas mengacu pada kesempurnaan

dan kerapian pekerjaan yang sudah diselesaikan, sedangkan kuantitas

mengacu pada beban kerja atau target kerja dalam menyelesaikan

pekerjaan.17

Dari beberapa pendapat tentang pengertian prestasi kerja di

atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa prestasi kerja merupakan

tingkat keberhasilan yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok

orang dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas yang

dibebankan kepadanya.

Indikator - indikator prestasi kerja. Menurut Heidjrahman

dan Suad Husnan, faktor-faktor prestasi kerja yang perlu dinilai

adalah sebagai berikut:

a. Kuantitas Kerja Banyaknya hasil kerja sesuai dengan waktu

kerja yang ada, yang perlu diperhatikan bukan hasil rutin

tetapi seberapa cepat pekerjaan dapat diselesaikan.

b. Kualitas kerja Mutu hasil kerja yang didasarkan pada standar

yang ditetapkan. Biasanya diukur melalui ketepatan,

ketelitian, ketrampilan, kebersihan hasil kerja.

17

(31)

24

c. Kehadiran Keberadaan agen di tempat kerja untuk bekerja

sesuai dengan waktu/jam kerja yang telah ditentukan.18

3. Pengertian Asuransi Syariah

Dalam Bahasa Arab, asuransi dikenal dengan istilah

at-ta’min, penanggung disebut mu’ammin, tertanggung disebut

mu’amman lahu atau musta’min. At-ta’min diambil dari amana yang

artinya memberi perlindungan, ketenangan, rasa aman, dan bebas dari

rasa takut, seperti yang tersebut dalam QS. Quraisy (106): 4, yaitu

“Dialah Allah yang mengamankan mereka dari ketakutan.” Pengertian

dari at-ta’min adalah seseorang membayar/menyerahkan uang cicilan

untuk ia agar ia atau ahli warisnya mendapatkan mendapatkan

sejumlah uang sebagaimana yang telah disepakati, atau untuk

mendapatkan ganti terhadap hartanya yang hilang. Sedangkan

menurut istilah asuransi syariah adalah pengelolahan resiko yang

memenuhi ketentuan syariah, tolong-menolong secara mutual yang

melibatkan peserta dan pengelola. Syariah berasal dari

ketentuan-ketentuan di dalam al-quran dan as-sunnah19

Di Indonesia sendiri, asuransi Islam sering dikenal dengan

istilah takaful. Kata takaful berasal dari takafala-yatakafalu yang

berarti menjamin atau saling menanggung. Dewan Syariah Nasional

18

Ranupandojo, Heidjrachman dan Suad Husnan, Manajemen Personalia (Yogyakarta:BPFE, 1997), 126.

19

(32)

25

pada tahun 2001 telah mengeluarkan fatwa mengenai asuransi syariah.

Dalam fatwa DSN No. 21/DSN-MUI/X/2001 bagian pertama

mengenai Ketentuan Umum angka 1, disebutkan pengertian asuransi

syariah (ta’min takaful atau tadhamun) adalah usaha saling

melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang/pihak

melalui investasi dalam bentuk aset dan/ atau tabarru’ yang

memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu

melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.20

Dalam muamalah, kejelasan bentuk akad sangat menentukan

apakah transaksi yang dilakukan sudah sah atau tidak menurut kaidah

syar’i. Demikian pula dalam berasuransi, ketidakjelasan bentuk akad

akan berpotensi menimbulkan permasalahan dari sisi legalitas hukum

islam. Jika melihat fatwa DSN – MUI tentang pedoman asuransi

syariah, maka pernyataan “akadyang sesuai syariah” dapat dijabarkan

sebagai akad atau perikatan yang terbebas dari unsur gharar

(ketidakjelasan), maisir (judi), riba (bunga), dzulmu (penganiayaan),

riswah (suap), barang haram dan maksiat.

Di samping itu, permasalahan asuransi selama tidak hanya

berhenti pada transaksi yang digunakan, melainkan juga pada tempat

dimana dana diinvestasikan. Artinya dana yang telah terkumpul

melalui penawaran premi, harus diinvestasikan ke dalam bentuk usaha

20

(33)

26

yang tidak bertentangan dengan syariah. Karena bagaimanapun dana

yang terkumpul di perusahaan asuransi tersebut merupakan amanah

dari nasabah yang harus tersedia pada saat dibutuhkan dan dijamin

kehalalannya ketika diinvestasikan. Ketentuan ini perlu diperhatikan,

karena asuransi konvensional dalam menempatkan dananya tanpa

memperhatikan halal haramnya.

Meskipun asuransi syariah (takaful) belum terlalu dikenal

oleh kalangan masyarakat seperti halnya bank syariah, namun prospek

perkembangannya dipastikan masih sangat terbuka. Banyaknya

pemegang polis yang meramaikan kegiatan asuransi konvensional,

paling tidak bisa menjadi indikator adanya kebutuhan masyarakat

terhadap lembaga ini.21

4. Pengertian Agen Asuransi

Hasyim Ali mendefinisikan agen asuransi sebagai “siapa saja

yang dikuasakan oleh perusahaan asuransi untuk mencari, membuat,

mengubah atau mengakhiri kontrak-kontrak asuransi antara

perusahaan asuransi dengan publik”.22Sementara, dalam UU No. 2

Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian disebutkan bahwa “Agen

asuransi adalah pihak yang memberikan jasa keperantaraan dalam

rangka pemasaran jasa asuransi dan atas nama penanggungan”.

21

Burhanudin S, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), 100.

22

(34)

27

Dari beberapa definisi diatas diketahui bahwa agen asuransi

adalah wakil dari penanggung, dengan demikian apabila seorang agen

menjadi perantara dalam penutupan asuransi, maka ia menutup

pertanggungan tersebut bukan atas namanya pribadi, akan tetapi

untuk dan atas nama penanggung yang ia wakili. Sebagai balas jasa

dari tugasnya, ia menerima komisi dari premi yang dibayarkan oleh

tertanggung.

Suatu hubungan keagenan dapat tercipta antara prinsipal

dengan agen atas kesepakatan bersama, yang biasanya dibuat dalam

bentuk perjanjian tertulis yang dikenal sebagai kontrak asuransi.

Seorang agen memiliki hak dan kewajiban sebagai berikut :

a. Hak-hak seorang Agen :

1. Menerima penggantian/ganti rugi atas kehilangan atau

kerugian yang dialami saat melaksanakan tugasnya dari

principal.

2. Menerima imbalan (remuneration) dari hasil pekerjaannya.

3. Hak untuk memperoleh kembali barang-barang jaminan yang

ia jaminkan dalam melaksanakan tugasnya.

b. Kewajiban seorang Agen

1. Memenuhi segala instruksi principal.

2. Melaksanakan tugas dengan hati-hati dan teliti.

3. Melakukan tugasnya secara sendiri, tidak didelegasikan.

(35)

28

5. Bertanggung jawab dalam menerima uang untuk kepentingan

prinsipal.23

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa agen

merupakan perwakilan dari penanggung, yang berhubungan langsung

dengan konsumen dalam pemasaran produk jasa perusahaan asuransi

yang diwakilinya, hubungan keagenan tercipta melalui kesepakatan

bersama yang dibuat dalam perjanjian tertulis yang dikenal sebagai

kontrak asuransi. Agen asuransi memperoleh balas jasa berupa komisi

dari premi yang dibayarkan oleh tertanggung.

Salah satu fungsi agen asuransi adalah melakukan penjualan

dengan bertemu muka (face to face)”, dimana ia langsung menemui

konsumen untuk menawarkan produknya. Fungsi agen asuransi yang

lain, adalah sebagai berikut:

c. Mengadakan Analisis Pasar

Dalam hal ini termasuk mengadakan peramalan mengenai

penjualan yang akan datang, mengawasi para pesaing, dan

memperhatikan lingkungan terutama lingkungan ekonomi dan

sosial.

d. Menentukan Calon Konsumen

23 Gefi Dyah K, Analisa Peningkatan Motivasi Terhadap Prestasi Kerja Agen Asuransi Pada PT.

(36)

29

Termasuk mencari pembeli potensial, menciptakan

pesanan baru dari pelanggan yang ada dan mengetahui keinginan

pasar.

e. Mengadakan Komunikasi

Komunikasi merupakan fungsi yangmenjiwai

fungsi-fungsi lain, dalam hal ini adalah perannya dalam menyampaikan

informasi kepada konsumen.

f. Memberikan Pelayanan

Dapat diwujudkan dalam bentuk konsultasi mengenai

keinginan dan masalah-masalah yang dihadapi pelanggan.

g. Mempertahankan Pelanggan

Merupakan salah satu fungsi yang ditujukan untuk

menciptakan goodwill dan untuk mempertahankan hubungan baik

dengan pelanggan.

h. Mengatur Waktu

Agen asuransi perlu mengetahui mengenai cara

memanfaatkan waktu secara efisien.

i. Mengalokasikan Sumber-sumber

Hal ini sering diperlukan untuk membuka transaksi baru,

menutup transaksi yang tidak menguntungkan dan

mengalokasikan usaha-usaha ke berbagai transaksi.24

24

(37)

30

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Judul Penelitian Perbedaan Persamaan

Arta Adi Kusuma (2013) yang

berjudul “Pengaruh Motivasi

dan Lingkungan kerja

Terhadap Kinerja Karyawan

Hotel Muria Semarang”

Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri

Semarang.

Objek, variabel dan metode

penelitian berbeda, yaitu

menggunakan variabel

bebas motivasi dan

lingkungan kerja, variabel

terikat kinerja karyawan

dan menggunakan analisis

regresi berganda.

Sama-sama

menggunakan

variabel motivasi

Eka Suryaningsih Wardani

(2009) dengan judul

“Pengaruh Kompensasi,

Keahlian dan Motivasi Kerja

Terhadap Prestasi Kerja

Karyawan Pada PT.

Pembangkitan Jawa Bali Unit

Pembangkitan Muara Tawar”

Fakultas Ekonomi, Jurusan

Manajemen Universitas

Gunadarma.

Objek, variabel, dan

metode penelitian berbeda,

(38)

31

Ahmad Nur Rofi, SE, M.Si

(2012) dengan judul

“Pengaruh Disiplin Kerja dan

Pengalaman Kerja Terhadap

Prestasi Kerja Karyawan Pada

Departemen Produksi PT. Leo

Agung Raya Semarang. Staf

Pengajar Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Totalwin Semarang

Objek, variabel dan meode

penelitian berbeda yaitu

menggunakan variabel

bebas disiplin kerja dan

pengalaman kerja,

menggunakan analisis

regresi berganda.

Sama-sama

menggunakan

variabel

endogenous

(39)

32

C. Kerangka Konseptual

Berdasarkan tinjauan teoritis yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka berpikir berikut ini :

Gambar 2.1 Kerangka konseptual Motivasi

Intrinsik (X1)

Motivasi Ekstrinsik (X2)

(40)

33

D. Hipotesis

Hipotesis adalah merupakan jawaban sementara atas permasalahan

yang diteliti. Suatu hipotesis akan diterima apabila data yang

dikumpulkan mendukung pernyataan. Hipotesis merupakan anggapan

dasar yang kemudian membuat suatu teori yang masih harus diuji

kebenarannya. Jadi hipotesis merupakan jawaban sementara

pernyataan-pernyataan yang dikemukakan dalam perumusan masalah. Berdasarkan

masalah tujuan penelitia, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai

berikut:

Hubungan antara Motivasi Intrinsik (X1), Motivasi Ekstrinsik

(X2) dengan Prestasi Kerja (Y).

1. H0 : Tidak ada pengaruh motivasi intrinsik (X1) terhadap prestasi

kerja (Y).

H1 : Ada pengaruh motivasi intrinsik (X1) terhadap prestasi kerja (Y).

2. H0 : Tidak ada pengaruh motivasi ekstrinsik (X2) terhadap prestasi

kerja (Y).

H1 : Ada pengaruh motivais ekstrinsik (X2) terhadap prestasi kerja

(Y).

3. H0 : Tidak ada pengaruh secara simultan motivasi intrinsik (X1),

motivasi ekstrinsik (X2) terhadap prestasi kerja (Y).

H1 : Ada pengaruh secara simultan motivasi intrinsik (X1), motivasi

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah termasuk penelitian lapangan (Field

Research) menurut Azwar Saifuddin penelitian lapangan artinya sebuah

studi pelatihan yang mengambil data autentik secara obyektif atau studi

lapangan. Sedangkan pendekatan yang peneliti pergunakan adalah

pendekatan kuantitatif yang lebih menekankan analisinya pada data-data

numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya

pendekatan kuantitatif ini peneliti lakukan dalam rangka pengajuan

hipotesis dan menyadarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas

kesalahan akan diperoleh signifikan hubungan antara variabel yang

sedang penulis teliti.25

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian pada saat magang bulan Oktober 2014 sampai

Desember 2014, tempat penelitiannya di Asuransi Bumida Syariah

Cabang surabaya yang terletak di Jalan Bintoro No.16A Surabaya.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen atau

individu-individu yang merupakan sumber informasi dalam suatu riset. Maka,

25

(42)

35

populasi dalam penelitian ini adalah agen asuransi yakni sebanyak 30

agen. Sedangkan teknik penarikan sampel dalam dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan formulasi slovin dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

Sampel Size n = N 1 + N(e)²

Keterangan:

n = Jumlah sampel

N = jumlah populasi

e = prosentase kelonggaran karena kesalahan pengambilan sampel yang

masih ditolelir (ketidaktelitian)

Dalam penelitian ini, N= 30 dan e = 5%

Maka :

n = 30

1+(30 x (0,05)2)

n = 30

1,075

n = 27,9

= 28 orang

D. Variabel Penelitian

Menurut Strisno Hadi Arikuntono variabel adalah gejala yang

(43)

36

adalah objek penelitian sehingga variabel adalah objek penelitian yang

bervariasi.26Dalam penelitian variabel yang akan digunakan adalah dua

variabel, yaitu:

1. Exogenous Variable

Merupakan suatu variabel yang variasinya mempengaruhi

variabel lain. Dapat pula dikatakan varibel bebas adalah variabel yang

pengaruhnya terhadap variabel lain ingin diketahui.

2. Endogenous Variable

Merupakan variabel penelitian yang diukur untuk

mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain. Besar efek

tersebut diamati dari ada tidaknya, timbul hilangnya, besar

mengecilnya, atau berubahnya variasi yang tampak sebagai akibat

perubahan pada variabel lain termaksud.

Adapun pembagian variabel yang hendak diteliti dalam

penelitian ini adalah:

a. Varibel exogenous :

Motivasi Instrinsik (X1)

1) Prestasi

2) Fisik

3) Rasa aman

Motivasi Ekstrinsik (X2)

1) Kompensasi

26

(44)

37

2) Kondisi kerja

3) Administrasi & kebijakan

4) Pengembangan

b. Variabel Endogenous:

Prestasi kerja (Y)

1) Kuantitas

2) Kualitas

3) Kehadiran

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang

dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang

dapat diamati.

Untuk menghindari kesalahpahaman serta menyamakan persepsi

dalam menafsirkan varibel-variabel yang digunakan dalam penelitian,

berikut ini dijelaskan definisi operasional dari variabel-variabel yang

digunakan dalam penelitian.

1. Variabel Exogenous (X)

a. Motivasi Intrinsik (X1)

Motivasi intrinsik adalah pendorong kerja yang bersumber

dari dalam diri agen asuransi sebagai individu, berupa kesadaran

mengenai pentingnya pekerjaan yang dilaksanakannya. Variabel

(45)

38

1. Kebutuhan Berprestasi (Need for achievement).

Kebutuhan berprestasi yaitu kebutuhan untuk

berprestasi yang merupakan refleksi dari dorongan akan

tanggug jawab untuk pemecahan masalah seorang agen yang

mempunyai kebutuhan akan berprestasi tinggi cenderung

untuk berani ambil resiko. Kebutuhan untuk berprestasi adalah

kebutuhan untuk melakukan pekerjaan lebih baik dari pada

sebelumnya selalu beekeinginan mencapai prestasi yang lebih

tinggi.

2. Kebutuhan Fisik (physiological needs).

Kebutuhan fisik adalah untuk mempertahankan

hidupnya secara fisik. Yaitu kebutuhan untuk makan,

minum,tempat tinggal, tidur dan oksigen. Manusia akan

menekan kebutuhannya sedemikian rupa agar kebutuhan

fisiologis

3. Kebutuhan Rasa Aman (safety needs).

Kebutuhan akan rasa aman ini biasanya terpuaskan

pada orang-orang yang sehat dan normal. Seseorang yang

tidak aman akan memiliki kebutuhan akan keteraturan dan

setabilitas yang sanggat berlebihan dan menghindari hal-hal

yang bersifat asing dan yang tidak di harapkannya.berbeda

dengan orang yang merasa aman dia akan cenderung santai

(46)

39

panas/dingin, cuaca jelek, kecelakaan ,infeksi, alergi, terhindar

dari pencurian dan mendapatkan perlindungan hukum Bebas

dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit,

bebas dari teror, dan lain sebagainya.

b. Motivasi Ekstrinsik (X2)

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi atau pendorong kerja

yang bersumber dari luar diri agen sebagai individu, berupa suatu

kondisi yang mengharuskannya melaksanakan pekerjaan secara

maksimal. Variabel yang digunakan adalah :

1. Kompensasi

Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk

uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima

karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada

perusahaan.

2. Kondisi kerja

Kondisi kerja adalah “semua aspek fisik kerja,

psikologis kerja dan peraturan kerja yang dapat mempengaruhi

kepuasan kerja dan pencapaian produktivitas kerja”.

3. Sistem administrasi dan kebijakan perusahaan

Sistem administrasi perusahaan yang mudah bagi para

agen untuk melakukan transaksi yang berhubungan dengan

(47)

40

yang pantas untuk dijalankan atau dipatuhi oleh seorang agen

untuk mencapai tujuan perusahaan.

4. Kesempatan untuk berkembang.

Pengembangan merupakan perencanaan sumber daya

manusia di dalam suatu organisasi. Pengembangan karyawan

atau agen asuransi penting dilakukan dengan terencana dan

berkesinambungan agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

Perusahaan diharapkan mampu untuk memberikan kesempatan

bagi para agen untuk berkembang, mencari ilmu atau wawasan

yang lebih luas

c. Variabel Endogenous Prestasi Kerja (Y)

Prestasi kerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan

kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang

sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan

tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup

efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas

tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana setiap orang

sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh agen sesuai dengan

perannya dalam perusahaan. Prestasi kerja merupakan hal yang

sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai

(48)

41

bagian penting dari proses manajemen kinerja (performance

management).27

Prestasi kerja seseorang ditunjukkan dengan

keseriusannya dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan

kepadanya berdasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan

serta waktu.28

Menurut Heidjrahman dan Suad Husnan, faktor-faktor

prestasi kerja yang perlu dinilai adalah sebagai berikut:

1. Kuantitas Kerja Banyaknya hasil kerja sesuai dengan waktu

kerja yang ada, yang perlu diperhatikan bukan hasil rutin tetapi

seberapa cepat pekerjaan dapat diselesaikan.

2. Kualitas kerja Mutu hasil kerja yang didasarkan pada standar

yang ditetapkan. Biasanya diukur melalui ketepatan, ketelitian,

ketrampilan, kebersihan hasil kerja.

3. Kehadiran Keberadaan agen di tempat kerja untuk bekerja

sesuai dengan waktu/jam kerja yang telah ditentukan.

F. Data dan Sumber Data

Jenis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Jenis Data

Berdasarkan sifatnya, jenis data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk numerik atau

27

Alwi Syafruddin, Manajemen Sumber Daya Manusia, Strategi Keunggulan Kompetitif.., 177.

28

(49)

42

angka yang dapat diukur dengan pasti (dinyatakan dalam bentuk

angka).

2. Sumber Data

a. Sumber data primer

Ialah data yang diperoleh dari hasil observasi dengan cara

wawancara serta memberikan atau membagikan kuesioner kepada

agen perusahaan asuransi Bumida yang dapat memberikan data

atau informasi yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini.

Jadi sumber data primer yang diperoleh dari kuesioner.

b. Sumber data sekunder

Ialah data yang diperoleh dari laporan-laporan tertulis

serta informasi tentang keadaan perusahaan. Sumber data

sekunder berupa dokumentasi perusahaan berupa struktur

organisasi, data agen asuransi, rekapitulasi data produksi Bumida.

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Penelitian Pustaka

Pustaka adalah penelitian yang dilakukan diperpustakaan

dengan membaca buku-buku atau literatur yang berhubungan dengan

hipotesis atau pokok permasalahan.

Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data sekunder

yang bersumber pada literatur, dokumen, majalah dan hasil penelitian

sebelumnya yang dapat diperoleh dari sumber-sumber kepustakaan

(50)

43

2. Penelitian Lapangan

Penelitian lapangan ini bertujuan untuk memperoleh bahan

atau data yang diperlukan, yang dilaksanakan dengan cara observasi

lapangan. Pengumpulan data tersebut dilakukan dengan

menggunakan.

a. Kuisioner

Disebarkan pada agen Asuransi Bumida Syariah Cabang

Surabaya sebanyak 28 responden.

b. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam

metode survey yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada

subyek penelitian.

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Validitas

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana

instrumen pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Uji

validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam

suatu daftar (konstruk) pertanyaan alam mendefinisikan suatu

variabel.29

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen

29

(51)

44

dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan

dalam mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Dalam penelitian ini digunakan tehnik uji validitas internal yang

menguji apakah terdapat kesesuaian diantara bagian instrumen secara

keseluruhan.30

Uji validitas tujuannya untuk mengetahui tingkat kevalidan

dari instrument yang digunakan dalam penelitian. Melalui uji validitas

akan dapat diketahui apakah item-item pertanyaan yang tersaji dalam

kuesioner benar-benar mampu mengungkap dengan pasti tentang

masalah yang diteliti. Teknik yang dapat dipergunakan untuk uji

validitas adalah dengan analisa item, dimana setiap nilai yang ada

pada setiap butir pertanyaan dalam kuesioner dikorelasikan dengan

nilai total seluruh butir pertanyaan untuk suatu variabel dengan

menggunakan nilai corrected item total correlation diatas dari 0,30.

Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian, maka hasil

pengujian validitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut :

30

(52)

Tabel tersebut diketahui bahwa instrumen penelitian untuk

semua subdimensi dan variabel bersifat valid, sebab memiliki nilai

corrected item total correlation yang sudah diatas dari 0,30. Dengan

demikian data penelitian bersifat valid dan layak digunakan untuk

pengujian hipotesis penelitian.

Variabel Indikator Corrected

(53)

46

2. Uji Reliabilitas

Reabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan

konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengna

konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel

dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner.

Uji Reliabilitas untuk mengetahui apakah instrumen memiliki

index kepercayaan yang baik jika diujikan berulang. Suatu instrumen

pengukuran dikatakan reliable jika pengukuranya konsisten dan

akurat. Jadi uji reabilitas dilakukan dengan tujuan mengetahui

konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil

pengukuran dapat dipercaya.

Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan bahwa sesuatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.31 Reliabilitas

menunjukkan pada tingkat keandalan (dapat dipercaya) dari suatu

indikator yang digunakan dalam penelitian.

Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap

seluruh butir pertanyaan untuk lebih dari satu variabel, namun

sebaiknya uji reabilitas sebaiknya dilakukan pada masing-masing

variabel pada lembar kerja yang berbeda sehingga dapat diketahui

konstruk variabel mana yang tidak reliabel. Reabilitas diukur dengan

uji statistik cronbach’s alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel

31

(54)

47

jika memberikan nilai cronbach’ alpha > 0,60. Secara keseluruhan hasil

uji reliabilitas dapat dilihat hasilnya pada tabel berikut :

Tabel 3.2 Hasil Uji Realibilitas

N

Nilai cronbach’s alpha semua variabel lebih besar dari 0,60,

sehingga dapat disimpulkan indikator atau kuesioner yang digunakan

untuk semua variabel dinyatakan reliabel atau dapat dipercaya sebagai

alat ukur variabel.

Variabel Indikator Conbach’s

Alpha

Standar

Reliabilitas

Keterangan

Motivasi

Intrinsik

Indikator 1 0,837 0,60 Reliabel

Indikator 2 0,809 0,60 Reliabel

Indikator 3 0,806 0,60 Reliabel

Motivasi

Ekstrinsik

Indikator 1 0,794 0,60 Reliabel

Indikator 2 0,803 0,60 Reliabel

Indikator 3 0,797 0,60 Reliabel

Indikator 4 0,774 0,60 Reliabel

Prestasi Kerja Indikator 1 0,805 0,60 Reliabel

Indikator 2 0,814 0,60 Reliabel

(55)

48

3. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam

model analisis jalur variabel eksogenous memiliki distribusi normal

atau tidak.32 Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian

adalah data yang memiliki distribusi normal. Normalitas data dapat

dilihat dengan cara melihat nilai skewness. Nilai skewness digunakan

untuk mengetahui bagaimana distribusi normal data dalam variabel

dengan menilai kemiringan kurva. Skewness ini menunjukkan datanya

cenderung berada ditengah atau miring disatu sisi. Data dikatakan

normal ketika nilai rasio skewness berada pada rentang nilai -2 sampai

2.

4. Uji Multikolonieritas

Asumsi multikolonieritas menyatakan bahwa variabel

eksogenous harus terbebas dari gejala multikolonieritas. Gejala

multikolonieritas adalah gejalan korelasi antarvariabel exogenous.

Gejala ini ditunjukkan dengan korelasi yang signifikan antarvariabel

eksogen. Apabila terjadi gejala multikolonieritas, salah satu langkah

untuk memperbaiki model adalah dengan menghilangkan variabel

dengan model analisis jalur, sehingga bisa dipilih model yang paling

baik. Untuk memperoleh model yang terbaik ini kita bisa melakukan

32 Purbayu Budi Santosa dan Ashari, Analisis Statistik dengan Merusuft Excel dan SPSS

(56)

49

langkah pemilihan variabel seperti dengan motode Stepwise,

Fordward, dan Backward.

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model

analisis jalur ditemukan adanya korelasi antar variabel eksogenous.

Model analisis jalur yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di

antara variabel eksogenous. Untuk mengetahui adanya

multikolonieritas dapat dilihat dari nilai toleransinya dan lawannya

atau variance inflation factor (VIF). Jika VIF kurang dari 10 dan nilai

toleransi lebih dari 0,1 maka model analisis jalur bebas dari

multikolinieritas.

5. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada

atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu

adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan

pada model analisis jalur. Persyaratan yang harus terpenuhi dalam

model analisis jalur adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas.

Pengujian terhadap heteroskedastisitas dapat dilakukan

melalui Metode uji heteroskedastisitas dengan korelasi Spearman’s

rho yaitu mengkorelasikan variabel exogenous dengan nilai

unstandardized residual. Pengujian menggunakan tingkat signifikansi

0,05 dengan uji 2 sisi. Jika korelasi antara variabel exogenous dengan

(57)

50

bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model Path

Analysis.

6. Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis jalur merupakan pengembangan dari analisis regresi

linear berganda, atau penggunaan analisis regresi untuk mengetahui

adanya hubungan kausalitas antar variabel. Hubungan langsung

maupun hubungan tidak langsung antar variabel dalam model juga

dapat diukur dengan menggunakan analisis jalur. Analisa jalur ialah

suatu teknik menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada

regresi berganda, jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel

terikat tidak hanya secara langsung, tetapi juga secara tidak langsung.

Dikembangkan oleh SewallWright (1934) Tujuannya untuk

menerangkan akibat langsung dan tidak langsung dari seperangkat

variabel exogenous terhadap variabel endogenous.

Path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan

antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung

maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas

(exogenous)terhadap variabel terikat (endogenous).33Kegunaannya

untuk mengetahui hubungan struktural antara variabel bebas dan

variabel terikat analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya

33Riduwan dan Engkos Ahmad Kuncoro, Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur

(58)

51

kontribusi yang ditunjukkan oleh jalur koefisien jalur pada setiap

diagram jalur dari hubungan kausal antara X1 dan X2 terhadap Y.

Bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh langsung, pengaruh

tidak langsung dan pengaruh total dari variabel exogenous terhadap

variabel endogenous.34Berikut gambar diagram jalur:

Gambar 3.1 Diagram Jalur

Diagram jalur diatas hanya ada satu persamaan struktural.

Peramaan strukturalnya adalah sebagai berikut:

Y = PYX1 + PYX2 + e

Keterangan:

Y = Variabel endogenous

X = Variabel exogenous

e = Standar error

34 Jonathan Sarwono, Path Analysis Teori Aplikasi Prosedur Analisis Menggunakan SPSS

(Jakarta:PT Elex Media Komputindo, 2012), 30

X

1

X

2

Y

(59)

52

a. Uji Secara Gabungan (Simultan)\

Untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh

variabel exogenous secara gabungan terhadap variabel

endogenous digunakan nilai R2(Koefisien Determinasi). Dengan

ketentuan apabila nilai R2 mendekati 1, maka model mempunyai

kesesuaian (goodness of fit) dengan teori semakin baik.35

b. Uji Secara Individu (Parsial)

Untuk mengetahui pengaruh variabel exogenous terhadap

variabel endogenous secara individu atau parsial dapat dilihat

dari nilai Beta atau Standardized Coefficient. Sedangkan utuk

pengujian hipotesisnya digunakan nilai t.36 Dengan ketentuan

Hipotesis sebagai berikut:

H0 = Tidak ada pengaruh antaravariabel exogenous terhadap

variabel endogenous.

H1 = Ada pengaruh antaravariabel exogenous terhadap variabel

endogenous.

Kriteria pengambilan keputusan untuk pengujian

hipotesis yaitu jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan H1

diterima, dan jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan H1

ditolak.Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak

35 Ibid., 37.

(60)

53

kriterianya adalah jika sig < 0.05 maka pengaruh signifikan dan

jika sig > 0.05 maka pengaruh tidak signifikan.37

c. Korelasi Antar Variabel

Untuk menginterpretasi nilai koefisien korelasi digunakan kriteria sebagai berikut:38

Tabel 3.3 Nilai koefisien korelasi

0 tidak ada korelasi antara dua variabel

>0 – 0,25 korelasi sangat lemah >0,25 – 0,5 korelasi cukup >0,5 – 0,75 korelasi kuat >0,75 – 0,99 korelasi sangat kuat

1 korelasi sempurna

d. Kelayakan Model Regresi

Untuk menilai kelayakan model dapat digunakan nilai

probabilitas atau signifikansi (sig). Nilai signifikansi ini didapat

dalam tabel ANOVA, dengan ketentuan jika nilai signifikansi

<0,05 maka model mempunyai kelayakan tinggi. Sebaliknya jika

nilai signifikansi >0,05 maka model mempunyai kelayakan rendah.

e. Menguji Ketepatan Predictor

Untuk menilai ketepatan predictor (variabel exogenous)

dalam kaitannya dengan variabel endogenous yang diprediksi

yaitu menggunakan nilai standard error of estimate. Predictor

dikatakan mempunyai kelayakan tinggi jika angka standard error

37 Ibid., 57

(61)

54

of estimate lebih kecil dari standard deviation.39

Ketentuannya

sebagai berikut:40

1) Jika nilai angka standard error of estimate < standard deviasi,

maka predictor layak / benar.

2) Jika nilai angka standard error of estimate > standard deviasi,

maka predictor tidak layak / benar.

f. Kelayakan Koefisien Regresi / Bobot Beta

Untuk menguji kelayakan nilai koefisien regresi

menggunakan nilai t dengan ketentuan bahwa koefisien regresi

dinyatakan signifikan jika nilai t hitung (nilai absolut) lebih besar

dari t tabel (nilai kritis). Nilai t hitung dapat dilihat melalui tabel

Coefficients pada SPSS, sedangkan nilai t tabel diperoleh dari

tabel t (dapat dilihat di bagian lampiran).41

39 Ibid., 36.

40 Ibid., 64.

(62)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Perusahaan Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967

PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 (Selanjutnya disebut BUMIDA) didirikan atas ide pengurus AJB Bumiputera 1912 sebagai induk perusahaan yang diwakili oleh Drs. H.I.K. Suprakto dan Mohammad S. Hasyim, MA sesuai dengan akte No. 7 tanggal 8 Desember 1967 dari Notaris Raden Soerojo Wongsowidjojo, SH yang berkedudukan di Jakarta dan diumumkan dalam tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 15 tanggal 20 Februari 1970. Bumida memperoleh ijin operasional dari Direktorat Lembaga Keuangan, Direktorat Jenderal Moneter dalam Negeri, Departemen Keuangan Republik Indonesia melalui surat No. KEP. 350/DJM/111.3/7/1993 tanggal 24 Juli 1973 dan diperpanjang sesuai Keputusan Menteri

Keuangan. Tahun 1986.42

2. Sejarah Perusahaan Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 unit

Syariah

PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Unit Syariah (disingkat Bumida Syariah), memperoleh izin pendirian sejak 19 Februari 2004 sesuai dengan surat keputusan Menteri Keuangan RI No. Kep-075/KM.6/2004. Secara resmi beroperasi sejak bulan April 2004.43

Saat ini BUMIDA Syariah memiliki 4 kantor cabang yaitu di kota Jakarta, Bandung, Depok, dan Surabaya dan 41 layanan syariah di kantor cabang konvensional yang tersebar di seluruh Indonesia.

42 PT Asuransi Umum Bumi Puteramuda 1967, Laporan Tahunan 2012, hal 5.

Gambar

Tabel  1.1 Data Rekapitulasi Total Produksi Pada Asuransi Bumida Syariah Cabang Surabaya tahun 2012-2013
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
 Gambar 2.1 Kerangka konseptual
Tabel tersebut diketahui bahwa instrumen penelitian untuk
+7

Referensi

Dokumen terkait

tindakan kelas ( Classroom Action Research ) yaitu suatu penelitian kelas oleh guru dapat merupakan kegiatan reflektif dalam berpikir dan bertindak dari guru.. Menurut Kemmis

Nerly Khairani, Pembelajaran Matematika Menggunakan …, hal.. Pada tahap ini jika siswa diberikan soal yang sama pada tahap aksi, siswa mampu menyelesaikan dengan benar,

[r]

Virgil thus brings Aeneas’ pronouncement full circle; death comes not to Aeneas but through him when he responds violently to visual stimulus provided by the buckler of Pallas,

Berpijak pada pengertian-pengertian di atas, implementasi dalam judul skripsi ini diartikan sebagai penerapan, yaitu penerapan pendekatan saintifik dalam mata

Aktivitas minum dan makan bagi bayi merupakan saat yang menyenangkan. Dalam suasana memyenangkan inilah orang tua dapat menstimulasi bahasa bayi melalui komunikasi

Kemandirian belajar menurut Wragg E.C adalah suatu proses dimana mahasiswa mengembangkan keterampilan-keterampilan penting yang memungkinkannya menjadi pelajar yang

bawah) pada siswa kelas X SMA Laboratorium Undiksha Singaraja tahun pelajaran 2016/2017. Berdasarkan hasil analisis data, pembahasan, dan kesimpulan maka dapat