• Tidak ada hasil yang ditemukan

S TB 0807791 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S TB 0807791 Chapter3"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Kennedy A. S. Manullang, 2015

ANALISIS BALIK LOADING TEST DAYA DUKUNG PONDASI DI CIJAGO DENGAN ANCHOR SYSTEM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Wilayah Penelitian.

Lokasi yang menjadi tempat penelitian yaitu pada Jalan Tol Cinere –

Jagorawi berada di Depok, provinsi Jawa Barat. Lokasi Proyek Jalan Tol Cinere –

Jagorawi Seksi IIA (Margonda - Raya Bogor) STA 16+700 s/d 20+200,

sepanjang 3.50 km terletak diantara Jl. Margonda Raya dan Jl. Raya Bogor di

Cisalak, sejajar dengan Jl. H. Juanda, Depok, seperti ditunjukkan pada gambar

3.1.

Gambar 3.1 Peta Lokasi Proyek Jembatan Sugutamu 1, Depok

Proyek ruas jalan tol Cijago seksi 2A terdapat beberapa jembatan, yang

menjadi konsentrasi penulis adalah jembatan Sugutamu I. Pada pondasi utama

Sugutamu I (BP 37), BH 02 akan dilakukan uji pembebanan bored pile dengan

mekanisme Anchor System untuk mengetahui kapasitas daya dukung ultimate

tiang di lapangan. Setelah dilakukan pengujian maka didapat nilai penurunan dan

besar perbedaan daya dukung ultimate aktual pondasi dengan daya dukung

desain, maka dari itu akan dilakukan analisis balik terhadap akurasi perhitungan

(2)

Kennedy A. S. Manullang, 2015

ANALISIS BALIK LOADING TEST DAYA DUKUNG PONDASI DI CIJAGO DENGAN ANCHOR SYSTEM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.2 Bagan Alir Penelitian

(3)

Kennedy A. S. Manullang, 2015

ANALISIS BALIK LOADING TEST DAYA DUKUNG PONDASI DI CIJAGO DENGAN ANCHOR SYSTEM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2Bagan Alir Penelitian

MULAI

Identifikasi Masalah

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Data Sekunder

1. Peta Lokasi Pondasi Jembatan Sugutamu I

2. Data Tanah Sugutamu I

3. Data Teknis Pondasi Bored Pile BH 02.

Perhitungan daya dukung ijin rencana tidak efisien terhadap daya dukung aktual pondasi

jembatan Sugutamu I ?

Kesimpulan dan saran

SELESAI

Analisa Perhitungan Desain Daya Dukung pondasi jembatan Sugutamu I Interpretasi Data untuk mengetahui Daya Dukung Ultimate QUlt

1. Metode Davisson 2. Metode Mazurkiewicz 3. Metode Chin

Data Primer

Data Penurunan Pondasi Bored pile BH 02, jembatan Sugtamu 1

Uji daya dukung pondasi dengan mekanisme Anchor Method

Ya

Tidak

(4)

Kennedy A. S. Manullang, 2015

ANALISIS BALIK LOADING TEST DAYA DUKUNG PONDASI DI CIJAGO DENGAN ANCHOR SYSTEM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3 Studi Literatur

Studi literatur dibutuhkan sebagai langkah untuk referensi yang mendukung

kelancaran penelitian ini sehingga tujuan dari pengerjaan penelitian ini dapat

dicapai. Sebagai bahan referensi, penulis menggunakan beberapa buku pedoman

tentang pondasi tiang bor dan perencanaannya.

3.4 Pengumpulan Data

Untuk kelancaran penelitian maka diperlukan beberapa data yang digunakan

sebagai sarana untuk mencapai maksud dan tujuan penelitian.

3.4.1 Data Primer

Data primer merupakan data penurunan pada pondasi bored pile jembatan

Sugutamu 1. Data penurunan ini didapat dari hasil pengujian, yaitu pile

penetration test dengan mekanisme Anchor system.

(5)

Kennedy A. S. Manullang, 2015

ANALISIS BALIK LOADING TEST DAYA DUKUNG PONDASI DI CIJAGO DENGAN ANCHOR SYSTEM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (Sumber : Penelitian di lapangan)

Setelah pekerjaan pemasangan pondasi tiang bor selesai dilaksanakan,

maka dilakukan penyusunan semua instrument loading test sebagai berikut :

a. Perataan kepada kepala test pile, hal ini dilakukan apabila diperlukan,

misalnya apabila setelah pengecoran tiang pondasi kepala tiang rata maka

harus dilakukan perataan dengan cara digrouting dengan adukan grout.

b. Pasang plat diatas kepala test pile, kemudian pasang hydraulic jack diatas

plat.

c. Pasang dudukan test beam disisi kiri dan kanan.

d. Pasang test beam diatas dudukan test beam, beri jarak antara bagian bawah

test beam dengan permukaan hydraulic jack antara 1.5 – 5 cm.

e. Reference beam dipasang disamping test pile dan sejajar dengan test beam,

dan pada ujung reference dipasang dudukan atau pembantu untuk reference

beam.

f. Pasang casing 1 diatas anchor pile, kemudian dilas dengan semua tulangan

pada anchor pile, kemudian diatas casing 2 diameter 1 m dan dilas dengan

plat 5 cm.

g. Selanjutnya pasang cross beam melintang terhadap test beam kemudian

diatas cross beam tersebut dipasang casing (casing 3) dan diposisikan tepat

diatas tiap anchor pile. Casing 3 dan casing 2 kemudian dihubungkan

dengan beberapa besi rebar dengan system pengelasan.

h. Dial gauge dipasang sejumlah 4 buah pada test pile yang telah dibuatkan

dudukan dial gauge sebelumnya dan 4 buah pada reference beam. dial

gauge ini dipergunakan untuk mengukur penurunan test pile saat

pembebanan, serta tarik pada anchor pile.

i. Pompa hydraulic disiapkan dan dihubungkan hydraulic jack dengan

menggunakan selang karet khusus. Dan pada selang penghubung dipasang

manometer sebagai alat pengukur tekanan oli hydraulic.

j. Setelah terpasang semua, terakhir dilakukan pemasangan aksesoris

(6)

Kennedy A. S. Manullang, 2015

ANALISIS BALIK LOADING TEST DAYA DUKUNG PONDASI DI CIJAGO DENGAN ANCHOR SYSTEM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk daftar alat-alat yang diperlukan untuk loading test ini adalah sebagai

berikut:

1) Hydraulic Jack

-No. of Unit = 1(satu) unit

- Kapasitas = 1000 ton

-Diameter of piston = 450 mm

-Effective area = 1589.625 cm2

-Jack Diemeter = 680 mm

-Height = 540 mm

-Travel piston max = 150 mm

-Brand = DYG 1000

2) Pump

-No. of unit = 1 (satu) unit

-Max Pressure = 10.000 psi

-Brand = Enerpac

-Horse power = 3 HP

3) Extentiometer (Dial Gauge)

-No. of piece = 10 (sepuluh) unit

-Capacity = 50 mm

-Accuracy = 0.01 mm

- Brand = Mutitoyo (Japan)

4) Manometer

-No. of piece = 1 (satu) unit

-Capacity = 700 kg/cm2 = 10.000 psi

(7)

Kennedy A. S. Manullang, 2015

ANALISIS BALIK LOADING TEST DAYA DUKUNG PONDASI DI CIJAGO DENGAN ANCHOR SYSTEM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.4. Hydraulic Jack dan Plat diatas Pile Test

(Sumber : Penelitian di lapangan)

Gambar 3.5. Casing Plate diatas Anchore Pile (Sumber : Penelitian di lapangan)

Setelah instalasi komponen-komponen terpasang maka selanjutnya

dilakukan pembebanan secara bertahap yang mengacu pada metoda pembebanan

ASTM D1143-81 Cyclic Loading Procedur. Percobaan ini menggunakan 4 buah

tiang sebagai reaction pile, dan pile test . Beban yang diberikan oleh hydraulic

jack yang berada di atas test pile kemudian diteruskan pada main beam dan

second beam dan selanjutnya akan diteruskan pada reaction piles dengan second

beam. Gaya tarik yang diberikan hydraulic jack kemudian ditahan oleh 4 buah

reaction piles, karena kemampuan tarik reaction pile lebih besar dari kemampuan

tarik yang diterimanya, maka beban kemudian berbalik pada test pile dan

(8)

Kennedy A. S. Manullang, 2015

ANALISIS BALIK LOADING TEST DAYA DUKUNG PONDASI DI CIJAGO DENGAN ANCHOR SYSTEM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.6. Casing Plate diatas Anchore Pile

(Sumber : Penelitian di lapangan)

Penurunan test pile terhadap beban yang diberikan dan waktu pembebanan

akan dicatat saat penambahan dan pengurangan beban. Adapun prosedur

(9)

Kennedy A. S. Manullang, 2015

ANALISIS BALIK LOADING TEST DAYA DUKUNG PONDASI DI CIJAGO DENGAN ANCHOR SYSTEM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1. Procedure Load Test Compression CAP. 2 x 310 Ton (200%)

Sumber : ASTM D1143-81 Cyclic Loading Procedur

PILE DIAMETER : 1000 MM LOCATION : DEPOK

TON KG/CM2 PSI

1 0 0 0 0.000 0.000 0 0

2 1 25 25 87.50 55.044 782.90 "A" 0-10-20-30-40-50-60 (max 2 hours)

3 1 50 25 175.00 110.089 1565.81 1 hour 0-10-20-30-40-50-60

4 1 25 -25 87.50 55.044 782.90 20 minutes 0-10-20

5 2 0 -25 0.000 0.000 1 hour 0-10-20-30-40-50-60

6 2 50 50 175.00 110.089 1565.808 20 minutes 0-10-20

7 2 75 25 262.50 165.133 2348.713 "A" 0-10-20-30-40-50-60 (max 2 hours)

8 2 100 25 350.00 220.178 3131.617 1 hour 0-10-20-30-40-50-60

9 2 75 -25 262.50 165.133 2348.713 20 minutes 0-10-20

10 2 50 -25 175.00 110.089 1565.808 20 minutes 0-10-20

11 2 0 -50 0.000 0.000 1 hour 0-10-20-30-40-50-60

12 3 50 50 175.00 110.000 1565.808 20 minutes 0-10-20

13 3 100 50 350.00 220.178 3131.617 20 minutes 0-10-20

14 3 125 25 437.50 275.222 3914.521 "A" 0-10-20-30-40-50-60 (max 2 hours)

15 3 150 25 525.00 330.267 4697.425 1 hour 0-10-20-30-40-50-60

16 3 125 -25 437.50 275.222 3914.521 20 minutes 0-10-20

17 3 100 -25 350.00 220.178 3131.617 20 minutes 0-10-20

18 3 50 -25 175.00 110.089 1565.808 20 minutes 0-10-20

19 3 0 -50 0.000 0.000 1 hour 0-10-20-30-40-50-60

20 4 50 50 175.00 110.089 1565.808 20 minutes 0-10-20

21 4 100 50 350.00 220.178 3131.617 20 minutes 0-10-20

22 4 150 50 525.00 330.267 4697.425 20 minutes 0-10-20

23 4 175 25 612.50 385.311 5480.329 "A" 0-10-20-30-40-50-60 (max 2 hours)

24 4 200 25 700.00 440.355 6263.233 "B" 0-10-20-30-40-50-60 (for 4 hours)

and every 1 hour until 12 hours (Max. 24 hour)

25 4 150 -50 525.00 330.267 4697.425 1 hour 0-10-20-30-40-50-60

26 4 100 -50 350.00 220.178 3131.617 1 hour 0-10-20-30-40-50-60

27 4 50 -50 175.00 110.089 1565.808 1 hour 0-10-20-30-40-50-60

28 4 0 -50 0.000 0.000 12 hours 0-10-20-30-40-50-60 (for 4 hours)

and every 1 hour until 12 hours. NOTE :

"A" Load is maintaned for 1 hour or until settlement is not grather than 0.25 mm/hr with max 2 hours "B" Load is maintaned for 12 hours or until settlement is not grather than 0.25 mm/hr with max 24 hours

COMPRESSION PILE LOAD TEST JALAN TOL CINERE JAGORAWI

CYCLE % OF DESIGN

LOAD

STEP % OF

ADDITIONAL

LOAD

(10)

37 Pembacaan penurunan dilakukan dalam setiap penambahan beban dan

pengurangan beban uji yang diberikan pada tiang. Penurunan didapat dari dial

gauge yang terpasang pada test pile dan anchor pile yang dibuat menempel pada

reference beam. Dibutuhkan enam orang untuk melakukan uji daya dukung ini,

yang masing-masing perannya adalah sebagai berikut:

 Orang ke-1 berperan mengoperasikan hydraulic pump untuk menaikkan beban ataupun menurunkan beban yang disalurkan ke hydraulic jack;

 Orang ke-2 berperan untuk membaca penurunan yang ada pada test pile saat beban dinaikkan maupun diturunkan;

 Orang ke-3 berperan untuk membaca penurunan yang ada pada anchor pile A1 saat beban dinaikkan maupun diturunkan;

 Orang ke-4 berperan untuk membaca penurunan yang ada pada anchor pile A2 saat beban dinaikkan maupun diturunkan;

 Orang ke-5 berperan untuk membaca penurunan yang ada pada anchor pile B40 saat beban dinaikkan maupun diturunkan;

 Orang ke-3 berperan untuk membaca penurunan yang ada pada anchor pile B38 saat beban dinaikkan maupun diturunkan;

3.4.2 Data Sekunder

3.4.2.1Data Tanah

Pada Proyek Jembatan Sugutamu I ini, data tanah didapatkan dari pihak

kontraktor H.K (Hutama Karya). Data tanah ini meliputi stratifikasi tanah dan

parameter tanah serta N Standart Penetration Test (SPT). Data tanah nantinya

akan dibutuhkan selanjutnya pada tahap analisa daya dukung rencana pondasi

bored pile jembatan Sugutamu I.

3.4.2.2Data Teknis Pondasi

Data teknis pondasi ini didapatkan dati P.T Hutama Karya (H.K) selaku

kontraktor proyek. Dimensi atau ukuran panjang pondasi tiang bor yang di

(11)

38 data N-SPT nya dengan penampang pondasi tiang bor lingkaran, lebih jelasnya

dapat dilihat dibawah ini.

- Tipe tiang : Bored Pile / Pondasi Tiang Bor

- Diamter (Ø) : 100 cm

- Kedalaman : 16 m

- Mutu Beton : K 350

- Beban Rencana : 350 Ton

- Beban Pengujian : 2 x Beban Rencana ( 700 Ton )

- Pile test no. : BP-37

- Metode Pembebanan : Pembebanan dengan sistem angkur

(Compression by Anchorage System)

- Prosedur Pembebanan : Slow Maintained Loading

- Standar Prosedur : ASTM D1143-81

4. Interpretasi Data Hasil Uji Pembebanan

Setelah dilakukan uji daya dukung dengan mekanisme Anchor System maka

didapat data penurunan pondasi terhadap beban yang diberikan sesuai dengan

ASTM D-1143-81. Data ini berikutnya diinterpretasikan dengan beberapa metode.

Interpretasi data ini dilakukan untuk memperoleh besar daya dukung ultimate

aktual yang ada pada tiang pondasi tersebut. Dari beberapa metode yang ada, yang

penulis pakai untuk interpretasi hanya dengan menggunakan tiga metode saja,

ketiga metode tersebut adalah :

 Metode Davisson

 Metode Mazurkiewicz

 Metode Chin

Dari ketiga metode tersebut, masing mempunyai prosedur yang

berbeda-beda, seperti yang bisa dilihat penjelasannya di bab II sebelumnya. Daya dukung

ultimate yang akan diambil mewakili ketiga metode tersebut adalah QUlt dengan

(12)

39

5. Analisis Balik Desain Daya Dukung Pondasi

Analisis balik dilakukan setelah mengetahui beban ultimit dari pondasi tiang

jembatan Sugutamu I. Proses analisis ini melingkupi analisis perhitungan desain

daya dukung rencana pondasi jembatan Sugutamu I yang ada dilapangan, Adapun

data yang dibutuhkan dalam tahap analisis ini adalah data tanah, data teknis

pondasi, daya dukung ultimate pondasi tiang yang didapat dari hasil interpretasi

data pengujian beban dengan anchor method. Dilakukan analisis daya dukung

pondasi berdasarkan dimensi pondasi yang telah dihitung sebelumnya oleh pihak

konsultan perencana dan karakteristik tanah yang telah diperoleh dari hasil

penyelidikan tanah. Pada perhitungan daya dukung tiang ini penulis menggunakan

karakteristik tanah berdasarkan data uji N-SPT yang didapat dari penyelidikan

tanah dengan kedalaman pondasi 16 m.

Perhitungan daya dukung pondasi bored pile jembatan Sugutamu I

menggunakan metode Reese & Wright dan Kulhawy. Berikut adalah skema

perhitungan daya dukung pondasi dengan menggunakan metode Reese & Wright

(13)

40 Gambar 3.7. Bagan Alir Analisis Daya Dukung Pondasi Bored Pile Jembatan

Sugutamu I

Langkah I: Pemasukan Data

I-1. Data Teknis Pondasi. Parameter Tanah. I-2. Data Penurunan Pondasi

Langkah II: Interpretasi Data Loading Test

II-1. Daya Dukung Ultimate Aktual II-2. Data Penurunan Pondasi

Langkah III: Menghitung Daya Dukung Rencana

III-1.Tahanan Ujung Per Satuan Luas III-2. Daya Dukung Ultimate Ujung Tiang III-3. Gesekan Selimut Tiang

III-3. Daya Dukung Ultimate Selimut Tiang

Langkah IV: Komparasi

IV-1. Daya Dukung Ultimate Tiang Aktual IV-2. Daya Dukung Ultimate Tiang Desain

Langkah V: Penyesuaian Perhitungan

V-1. Faktor Koreksi Kuat Geser Tanah V-2. Faktor Koreksi Terhadap Adhesi

Langkah VI: Hasil

Daya Dukung Rencana Efisien Terhadap Daya Dukung Aktual

Gambar

Gambar 3.1 Peta Lokasi Proyek Jembatan Sugutamu 1, Depok
Gambar 3.2 Bagan Alir Penelitian
Gambar 3.3. Denah Struktur Test Pile
Gambar 3.4. Hydraulic Jack dan Plat diatas Pile Test
+3

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

20 JJM tidak memenuhi syarat; Tidak memiliki sertifkat pengelola perpustakaan (Kategori: Syarat JJM Linear Minimal) Ditolak; Pembatalan SKTP 21 JJM tidak memenuhi syarat;

(Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VIII SMP 2 Pangkalanbaru Kabupaten Bangka Tengah, Tahun Pelajaran

Pembangunan dan peningkatan pelayanan sarana dan prasarana pengolahan air limbah pada kawasan permukiman. (B1) di

Konsep penanganan yang dapat dilakukan terhadap Kompleks Observatorium Bosscha dan kawasan sekitarnya yaitu dengan membuat pembagian zona dalam radius 2.5 km. Zona tersebut

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan dari pengolahan data menggunakan klasifikasi ABC dan perhitungan metode persediaan probabilistik model Q untuk

Selanjutnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan model pembelajaran guided discovery dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan

1) Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian penyakit serta mencegah meluasnya kejadian luar biasa (KLB). 3) Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup

Kondisi pada individu yang dikategorikan sebagai bakat biasanya diartikan sebagai kemampuan bawaan dapat dibentuk dengan latihan untuk memungkinkan tercapainya peningkatan