LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN
DI SLB WIYATA DHARMA I TEMPEL
Oleh:
Erbi Bunyanuddin 11103241042
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa
mahasiswa :
Nama : Erbi Bunyanuddin
NIM : 11103241042
Program Studi : Pendidikan Luar Biasa Fakultas : Ilmu Pendidikan
Telah melaksanakan kegiatan PPL II di SLB WIYATA DHARMA 1 dari tanggal
14 Juli 2014 hingga 13 September 2014. Hasil kegiatan tercakup di dalam laporan ini.
Yogyakarta, 15 September 2014
Dosen Pembimbing Guru Pamong
Soegito, M.Pd Edi Surata, S.Pd
NIP 19490608 198103 1 001 NIP 19680626 200501 1 010
Mengetahui,
Kepala Sekolah Koordinator PPL
SLB Wiyata Dharma 1
Bambang Sumantri, S.Pd Suharmin, S.Pd
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim, segala puji syukur kami limpahkan kepada Allah SWT,
yang telah melimpahkan taufiq dan hidayahNya kepada kita semua, dimana kami dapat
menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Tujuan laporan ini adalah untuk memenuhi
tugas Praktik Pengalaman Lapangan Kedua (PPL II) Yang Dibimbing Oleh Bapak Soegito,
M.Pd. Selain itu juga sebagai media latihan untuk bertanggung jawab atas tugas yang telah
diberikan.
Adapun dalam penyusunan laporan ini tidaklah sedikit bimbingan, dorongan serta
petunjuk dari Bapak Dosen, dan semua pihak terkait yang telah membantu dalam
penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan apabila dengan segala
kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada yang
terhormat :
1. Bapak Soegito, M.Pd, selaku Dosen Pendamping Lapangan (DPL) PPL II.
2. Bapak Bambang Sumantri, S.Pd, selaku Kepala SLB Wiyata Dharma 1.
3. Bapak Suharmin, S.Pd, selaku guru koordinator KKN-PPL SLB Wiyata Dharma 1
4. Bapak Edi Surata, S.Pd, selaku guru pamong PPL di SLB Wiyata Dharma I
5. Ibu Iswarniyatun, S.Pd, selaku guru kelas 1-A SLB Wiyata Dharma 1.
6. Segenap guru, staf, serta siswa-siswi SLB Wiyata Dharma 1.
7. Segenap teman-teman KKN-PPL seperjuangan dam seluruh keluarga tercinta dan
semua pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan ini.
Semoga amal kebaikannya diberikan balasan yang setimpal oleh Tuhan Yang Maha
Esa. Kami menyadari sepenuhnya, bahwa apa yang telah penulis lakukan ini tidak terlepas
dari berbagai kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan. Semoga hasil laporan ini berguna bagi kita semua.
Yogyakarta, 15 September 2014
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...i
KALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PPL...ii
KATA PENGANTAR...iii
DAFTAR ISI...iv
BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Keadaan Sekolah ………... 1
2. Kegiatan belajar mengajar ……….……... 2
3. Potensi Siswa ……….……… 3
4. Potensi guru ……….………….. 4
B. Ekstrakulikuler ………...……. 5
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN HASIL PPL A. Persiapan …... 6
1. Observasi ... 6
2. Persiapan program/ persiapan pengajar ... 8
B. Pelaksanaan Rencana Proses Pembelajaran ... 8
C. Hasil PPL 1. Hasil yang didapat bagi mahasiswa setelah mengajar ... 13
2. Kendala ... 14
3. Usaha mengatasi kendala ... 14
4. Perkembangan kelas ... 15
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan... 17
B. Saran... 17
BAB I PENDAHULUAN A. Analisis situasi
1. Keadaan sekolah
Letak Sekolah berada di pinggir Jalan Raya Magelang Km 17, Margorejo,
Tempel, Sleman. Penunjang pengajaran yang dimiliki sekolah luar biasa Wiyata
Dharma cukup memadai, seperti ruang PKPBI, yang merupakan tempat melatih
identifikasi, deskriminasi, hingga tempat berlatih gerakan. Kedua, terdapat ruang
keterampilan yang berfungsi untuk mengajarkan keterampilan menjahit. Ketiga ruang
komputer yang digunakan untuk melatih penggunaan komputer seperti mengetik,
mendesain, dan menggambar menggunakan komputer. Keempat, ruang seni tari atau
aula, raung ini sebgai ruang serba guna ketika ada pertemuan antara sekolah dengan
walimurid, selain itu juga di gunakan untuk mengajar keterampilan menari. Kelima,
Ruang vokasional, ruang ini diperuntukkan bagi SMALB agar memiliki keterampilan
fungsional sehingga siswa dapat hidup mandiri dan bekerja setelah lulus dari SLB.
Vokasional yang diajarkan meliputi keterampilan memahat, membatik dan
melukis. Setiap jenjang telah memiliki ruang masing-masing sehingga siswa maupun
guru dapat menggunakan ruang kelasnya masing-masing secara maksimal. Keenam,
ruang dapur, sebagai tempat untuk memasak saat latihan keterampilan memasak.
Ketujuh terdapat lapangan sepak bola berumput dengan ukuran kecil. Lapangan ini
digunakan untuk olah raga maupun kegiatan lain yang bersifat di luar ruangan.
Kedelapan, Asrama bagi siswa yang memiliki jarak rumah dengan sekolah yang jauh.
Kesembilan, terdapat 2 kolam ikan yang digunakan sebagai latihan mengelola usaha
Prasarana yang telah terfasilitasi berupa meja dan kursi siswa, meja dan kursi
guru, papan tulis kapur, cermin, lemari sebagai tempat menyimpan mainan atau
peralatan dan media penunjang pembelajaran, jedor, kenthongan, gending, drum,
papan bergambar transportasi, hewan, sayuran, dan lain sebagainya, serta,meja lipat.
Visi SLB Wiyata Dharma I:
Terwujudnya anak berkebutuhan khusus cerdas,terampil, mandiri dan berakhlak
mulia
Misi SLB Wiyata Dharma I:
1. Menanamkan pembiasaan siswa dalam kehidupan yang agamis.
2. Menerapkan manajemen qolbu, yaitu mengatur, memilih dan memilah sikap
yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
3. Mengembangkan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan melalui
pengalaman langsung sesuai dengan bakat dan minat peserta didik.
4. Mewujudkan pembelajaran yang efektif dan efisien
5. Menumbuhkan semangat berkarya bagi semua warga sekolah
6. Mendorong peserta didik untuk mengenali potensi dirinya
7. Mengembangkan pendidikan life skill untuk menumbuhkan jiwa mandiri bagi
peserta didik
8. Membimbing siswa berkepribadian luhur melalui pendidikan budaya dan
karakter bangsa
2. Kegiatan belajar mengajar
Kegiatan belajar mengajar bagi seluruh jenjang dimulai pukul 07.30. Kegiatan
belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik dan tenang. Seluruh siswa dapat
mengetahui jam masuk sekolah sehingga saat pukul 07.30, siswa sudah memasuki
kelas masing-masing, Saat ini merupakan masa transisi Kurikulum Tingkat Satuan
mengcu kurikulum, Pada jenjang sekolah dasar luar biasa, masih banyak kelas yang
menggunakan KTSP sehingga masih adanya pembelajaran sesuai dengan mata
pelajaran. Di sisi lain, pada kelas I-A dan I-B atau kelas persiapan menuju kelas I
dengan diisi siswa yang pertama masuk sekolah sudah menggunakan Kurikulum
2013, sehingga pembelajaran mengacu pada 8 tema yang sudah ditentukan dari
Kurikulum 2013 anak tunarungu tanpa hambatan mental.
Pembagian waktu dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Di SLB Wiyata Dharma I
Kelas 1 hingga kelas 3 SMA Kelas I-A dan I-B
07.30-08.05 Sesi 1 07.30-07.40 Siswa masuk kelas dan
berdoa untuk memulai
pelajaran 08.05-08.40 Sesi 2
08.40-09.15 Sesi 3
07.40-09.30 Proses pembelajaran
sesuai dengan tema 09.15-09.30 Istirahat
09.30-10.05 Sesi 4 09.30-09.50 Istirahat
10.05-10.40 Sesi 5 09.50-10.00 Menata kelas dan berdoa
untuk pulang 10.40-10.55 Istirahat
10.55-11.30 Sesi 6
11.30-12.05 Sesi 7
3. Potensi Siswa
Potensi siswa secara keseluruhan cukup bagus. Pendekatan yang digunakan untuk
berkomunikasi adalah komunikasi total yang melibatkan seluruh kemampuannya
untuk melakukan interaksi dengan siswa maupun dengan guru. Selain kemampuan
berkomunkasi, beberapa siswa dapat menggambar dengan bagus sehingga sering
memenangkan perlombaan menggambar baik tingkat kabupaten maupun provinsi.
mendukung proses mengasah keterampilan dibidang vokasional contohnya membuat
mainan dari kayu dan papan triplex. Pada SDLB dan SMPLB, siswa juga dapat
memainkan tarian secara tim atau bersama-sama. Kemampuan ini diasah melalui
penglihatan, hitungan, dan gerakan. Anak tunarungu yang tidak memiliki kemampuan
pendengaran pun masih mampu untuk mengikuti gerakan-gerakan tari yang
melibatkan musik sebgai iringannya.
Jumlah Siswa di SLB Wiyata Dharma I Tahun Ajaran 2014/2015
Kelas Jumlah Siswa
Kelas 1A 3
Kelas 1B 4
Kelas 1-6 SDLB 21
Kelas 7-9 SMPLB 3
Kelas 10-12 SMALB 6
Kelas 3 C 11
JUMLAH TOTAL 48
4. Potensi Guru
Tenaga pendidik pada SLB Wiyata Dharma I adalah 20 guru pengajar tetap dan 4
pengajar relawan. Pendidikan akhir dari tenaga pengajar yang ada terdiri dari 22orang
berpendidikan akhir Strata 1(S1) dan 2 orang berpendidikan akhir Strata 2 (S2).
Upaya pengembangan sekolah agar lebih rapi administrasi dan keperluan sarana dan
prasarana sekolah maka terdapat 1 orang pegawai Tata Usaha, 1 orang pengelola
kebun.
5. Ekstrakulikuler
Proses pembelajaran tidak hanya hal akdemis saja namun juga pada pengembangan
SLB Wiyata Dharma I adalah Drumband, Keterampilan tatarias, Menjahit,
Keterampilan teknologi informasi (komputer), Melukis dan membatik, dan Pramuka.
B. Rancangan Program PPL II
Perancangan program PPL II disusun berdasarkan dari analisis situasi di sekolah dan
analisis kebutuhan sekolah. Perancangan program ini bertujuan untuk
memaksimalkan kontribusi mahasiswa terhadap sekolah dan bagi siswa tunarungu.
Adapun rancangan kegiatan PPL yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Melakukan observasi kegiatan pembelajaran di kelas
2. Bimibingan dengan guru pembimbing terkait pelajaran yang tepat sesuai karakter
dan kemampuan siswa tunarungu di kelas
3. Membuat Rancangan Proses Pembelajaran (RPP)
4. Mempersiapkan alat dan media pembelajaran sebelum dilaksanakannya praktek
mengajar
5. Melaksanakan praktek mengajar
Pelaksanaan praktek mengajar dilakukan sebanyak 14 kali pertemuan dengan
cara tematik.
6. Evaluasi kegiatan pembelajaran dilakukan bersama dengan guru pembimbing
agar mendapat saran dan kritik terkait proses mengajar. Kegiatan ini berguna
untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan mahasiswa dalam memanajemen
proses pembelajaran dengan baik.
BAB II
PERSIAPAN PELAKSANAAN & HASIL PPL A. Persiapan
1. Observasi
Observasi dilakukan pada kelas I-A. Hal ini sesuai dengan kesepakatan dengan tim
PPL dan pihak sekolah. Pada kelas I-A, pembelajaran perlu melibatkan media
pembelajaran agar memudahkan dan menarik siswa dalam mengikuti pelajaran. Siswa
yang berada di kelas I-A merupakan siswa yang pertama kali masuk sekolah sehingga
pembelajaran lebih mengedepankan pada pengkondisian agar siswa mau berada di
dalam kelas. Kemampuan bahasa anak masih sangat minim, baik untuk percakapan
maupun komunikasi berupa instruksi. Keterarahan wajah masih belum dapat
terfokuskan.
Namun potensi yang dapat dikembangkan untuk melatih keterarahan wajah maupun
pengkondisian melalui media visual. Siswa antusias untuk mengikuti pelajaran yang
melibatkan media aktif. Apabila hanya papan tulis kemudian siswa diminta untuk
menyalin maka siswa akan merasa bosan dan tidak konsetrasi pada pelajaran. Dampak
utamanya siswa akan berlarian di dalam kelas.
Data siswa di kelas I-A sebagai berikut:
a. Nama : Ardan Ananta Febiyanto
Jenis kelamin : Laki-laki
NIS : 317
NISN : -
Tempat/ Tanggal Lahir : Sleman, 18 Februari 2010
Agama : Islam
Nama Orang Tua : Murdiyanto
Tempat/ Tanggal Lahir : 8 Juni 1976
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Mancasan, RT 03 RW 25, Pendowoharjo, Sleman
b. Nama : Bayu Aji Prasetyo
Jenis kelamin : Laki-laki
NIS : 318
NISN : -
Tempat/ Tanggal Lahir : Sleman, 3Juni 2009
Agama : Islam
Nama Orang Tua : Bambang Sanyoto
Tempat/ Tanggal Lahir : Magelang, 15 November 1969
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Kleben RT 05 RW 45, Caturharjo, Sleman, 55515
c. Nama : Nadia Nia Permatasari
Jenis kelamin : Perempuan
NIS : 320
NISN : -
Tempat/ Tanggal Lahir : Sleman, 23 Maret 2010
Agama : Islam
Nama Orang Tua : Agus Triyono
Tempat/ Tanggal Lahir : Sleman, 13 Juli 1987
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Plumbon Cilik, RT 02 RW 15, Mororejo, Tempel,
Sleman, 55552
Kelas I-A dan I-B pada satu ruangan yang hanya dipisahkan sebuah papan
dari balik papan pembatas. Awal pertemuan dua siswa yang bernama Bayu dan
Ardan masih sulit dikondisikan, baik untuk duduk maupun mengikuti pelajaran.
Ardan selalu menangis saat ibunya keluar kelas untuk meninggalkan sekolah.
Sedangkan nadia merupakan siswa yang baru masuk ke dalam kelas I-A pada
tanggal 9 September 2014.
2. Persiapan program/ persiapan pengajar
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sebagai upaya mempersiapkan proses
pembelajaran agar menarik siswa dan memudahkan siswa memahami pesan adalah
sebagai berikut:
a. Berkonsultasi kepada guru kelas maksimal sehari sebelum dilaksanakannya proses
pembelajaran terkait tema dan materi yang baik dan cocok untuk diterapkan.
b. Merancang Rencana Proses Pembelajaran (RPP) sesuai dengan tema yang telah
ditentukan Kurikulum 2013 dan yang sudah dikonsultasikan dengan guru kelas.
c. Mempersiapkan media pembelajaran yang dapat mendukung pembelajaran dan
cocok sesuai dengan karakteristik siswa tunarungu kelas I-A.
d. Menyerahkan RPP kepada guru kelas dan meminta saran serta kritik
e. Melakukan revisi pada RPP yang telah diberi masukan oleh guru kelas.
f. Menyerahkan RPP yang telah direvisi sesuai dengan masukan dari guru kelas.
g. Mendiskusikan dengan teman satu tim PPL terkait pembelajaran yang telah
dilaksanakan sehingga lebih berkembang.
B. Pelaksanaan Rencana Proses Pembelajaran (RPP)
Setiap proses pembelajaran termuat dalam satu RPP. Pelaksanaan proses pembelajaran
dilaksanankan 14 kali pertemuan dengan tema yang disesuaikan pada Kurikulum
2013. 6 pertemuan dilaksanakan dengan durasi waktu 150 menit sedangkan 8
pertemuan 75 menit. Rincian dari 14 pertemuan yang telah dilaksanakan di kelas I-A
Pertemuan I
Selasa, 12 Agustus 2014
Diri Sendiri
Seluruh Anggota Tubuh
Agama, Matematika, Bahasa Indonesia, Seni Budaya dan Prakarya
Pola gambar seluruh tubuh, Spidol, cat air, Pallete cat air, kertas
Kamis, 14 Agustus 2014
Kegemaranku
Mewarnai pola gambar
Agama, Matematika, Bahasa Indonesia, Seni Budaya dan Prakarya,
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan kesehatan
Pola gambar orang memancing dan sepak bola, 2 gunting, pastel/
crayon, kertas HVS
1 x 150 menit
Senin, 1 September 2014
Keluagaku
Pengenalan anggota keluarga dan buah yang sering dimakan di
rumah
Agama, Matematika, Bahasa Indonesia, Seni Budaya dan Prakarya,
Gambar dengan mobil berada di dalam garasi, pisau, pastel, gambar
seorang bapak, anak dan ibu, 8 buah jeruk, 1 buah semangka
Pertemuan IV
Senin, 1 September 2014
Kegiatanku
Mainan mobil dari kulit semangka
Agama, Seni Budaya dan Prakarya
1 buah semangka, gambar rumah dengan mobil berada di dalam
garasi, pisau, tusuk gigi.
1 x 75 menit
Selasa, 2 September 2014
Keluargaku
Anggota Keluarga
Mewarnai pola gambar
Agama, Matematika, Bahasa Indonesia, Seni Budaya dan Prakarya
Lem, kertas bergambar bapak, ibu dan anak, pewarna kain/ teres,
air, kuas, wadah pewarna.
1 x 150 menit
Kamis, 4 September 2014
Lingkungan bersih, sehat, dan asri
Lingkungan bersih
Agama, Matematika, Bahasa Indonesia, Seni Budaya dan Prakarya,
Kantong plastic berukuran 3 kg jumlah 1, Kantong plastic
berukuran 1 kg jumlah 2, Kertas bergambar lingkungan yang bersih,
Pastel,gambar sampah plastik
Pertemuan VII
Jumat, 5 September 2014
Pengalamanku
Tangkap bola, dan bersembunyi
Agama, Bahasa Indonesia, Matematika, Pendidikan jasmani, olah
raga, dan kesehatan
Bola dengan diberi gambar wajah tersenyum
1 x 75 menit
Jumat, 5 September 2014
Pengalamanku
Berlari
Agama, Bahasa Indonesia,Pendidikan jasmani, olah raga, dan
kesehatan
Topeng tikus, topeng kucing
1 x 75 menit
Senin, 8 Sepetember 2014
Lingkungan bersih, sehat, dan asri
Lingkungan ruang kelas
Agama, Bahasa Indonesia, Seni Budaya dan Prakarya,
Cat air, gunting, kata yang berupa huruf titik-titik, gambar kursi,
gambar meja, gambar buku, papan tulis dan kapur tulis
Pertemuan X
Selasa, 9 September 2014
Kegiatanku
Roti isi sayur
Agama, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni Budaya dan Prakarya,
Roti, tomat, saus, slada, sosis, pisau, gambar roti, gambar slada,
gambar saus, gambar tomat, kata yang berupa huruf titik-titik.
1 x 150 menit
Kamis, 11 September 2014
Kegiatanku
Membuat tanganku
Agama, Bahasa Indonesia,Seni budaya dan Prakarya
Kotak makanan ringan, kertas lipat, kata uang dengan huruf berupa
titik-titik, lem, isolasi bolak-balik
1 x 75 menit
Kamis, 11 September 2014
Kegiatanku
Memberi warna pada angka
Agama, Matematika, Seni Budaya dan Prakarya,
Kertas yang telah diberi angka utuh 1-5 dan angka yang berupa
titik-titik, lem, glitter berwarna merah, biru, kuning
Pertemuan XII
Jumat, 12 September 2014
Kegemaranku
Bermain dan berlari
Agama, Bahasa Indonesia, Matematika, Pendidikan Jasmani,Olah
raga, dan Kesehatan
Bola yang ditempeliangka 1-5, piring yang ditempeli 1-5, selotip
Jumat, 12 September 2014
Kegiatanku
Membuat hiasan gantung
Agama, Bahasa Indonesia,Seni budaya dan Prakarya
Bambu yang terikat tali dengan posisi menyilang, tali kenur 30 cm,
lem, gambar kepiting, ikan, kapal
1 x 75 menit
C. Hasil PPL
1. Hasil yang didapat bagi mahasiswa setelah praktek mengajar
Praktek pelaksanaan pembelajaran telah selesai dilaksanakan. Dari pelaksanaan
pembelajaran, mahasiswa mendapat hasil sebagai berikut:
a. Mendapat pengalaman keberagaman cara dalam proses pengkondisian setiap
siswa
b. Perlu persiapan matang untuk menghasilkan pembelajaran yang berkualitas
c. Semakin bervariasi media yang digunakan namun masih satu tema akan
d. Media yang aktif atau media yang melibatkan siswa secara keseluruhan akan
meningkatkan antusias siswa
e. Penguatan atau reinforcement perlu dilakukan walaupun tugas yang dikerjakan
siswa tidak maksimal
f. Untuk pengkodisian awal perlu mengikuti kemauan siswa.
g. Keterarahan wajah dapat dibiasakan dengan meida yang menarik kemudian
media di dekatkan pada wajah guru
h. Mimik wajah guru diusahakan ramah agar siswa merasa senang dan tidak
merasa bosan bahkan takut.
2. Kendala
Pada praktek mengajar terdapat berbagai kendala, baik kendala ruangan, siswa,
hingga keterbatasan media. Kendala-kendala yang dijumpai saat melaksanakan
praktek mengajar adalah sebagai berikut:
a. Kedekatan siswa terhadap ibu sehingga minta untuk ditunggu saat proses
pembelajaran. Saat adanya ibu di dalam ruangan berdampak pada sulitnya diatur
dan segala permintaan harus dipenuhi oleh orang tua
b. Tidak mau mengerjakan tugas dari guru
c. Memakan makanan yang dibawa dari rumah pada saat pembelajaran sehingga
mengganggu konsentrasi siswa yang lain.
d. Ketika satu anak sudah tidak ingin melanjutkan tugas yang diberikan guru, maka
siswa lain akan ikut tidak melanjutkan melaksanakan tugas
3. Usaha mengatasi kendala
Solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala saat pelaksanaan mengajar
adalah sebagai berikut:
a. Dengan berkonsultasi dengan guru, ibu dianjurkan untuk keluar kelas ketika
siswa sudah berada di dalam kelas. Mahasiswa langsung menggendong apabila
b. Dilakukan proses reinforcement atau penguatan berupa bintang berwarna kuning
dari ketas. Siswa akan diberi bintang jika mau mengerjakan tugas hingga selesai
c. Siswa diajak untuk memakan makanan setelah tugas selesai. Diberi waktu pada
jam 9 untuk memakan bersama-sama dengan siswa lain. Siswa diajarkan makan
sesuai dengan waktu yang dipersilahkan oleh mahasiswa.
d. Posisi duduk antar siswa tidak berdekatan sehingga siswa yang lain tidak
terpengaruh jika salah satu siswa sudah tidak ingin melanjutkan tugas yang
diberikan mahasiswa.
4. Perkembangan kelas
Sebelum Proses Pembelajaran Sesudah proses pembelajaran Siswa menangis jika ditinggal ibu ke luar kelas
untuk meninggalkan sekolah (Ardan)
Siswa sudah berani dan mampu tidak
menangis lagi meskipun ibunya telah
pergi untuk meninggalkan sekolah
Koordinasi siswa dalam menggunakan tangan
kanan atau kiri masih kesulitan. Cenderung
menggunakan tangan kiri. (Bayu)
Siswa sudah nyaman bergantian
menggunakan tangan kanan dan tangan
kiri untuk mengerjakan sebuah
pekerjaan yang diberikan oleh
mahasiswa. Sehingga dalam satu
pekerjaan merupakan hasil koordinasi
penggunaan tangan kanan dan tangan
kiri.
Siswa tidak mengerjakan tugas atau berhenti
untuk tidak melanjutkan tugas yang diberikan
guru (Ardan)
Sudah mulai berkeinginan untuk terus
mengerjakan tugas hingga selesai. Hal
ini dengan cara membiarkannya dan
mengacuhkan sebagai bentuk
punishment hingga siswa melihat
mengerjakan dengan hasil yang baik.
Kemudian siswa mau dan mampu
menyelesaikan hingga selesai.
Siswa mengikuti kemauan siswa lain untuk tidak
menyelesaikan tugas hingga selesai (Bayu)
Sedikit demi sedikit siswa tidak
mengikuti kemauan siswa lain yaitu
Ardan karena terdapat siswa baru
(Nadia) yang selalu mengerjakan hingga
selesai. Hal ini memotivasi siswa untuk
mneyelesaikan hingga selesai dan akan
diberi bintang sebagai reinforcement
Motorik halus masih belum terkoordinasi
dengan baik (Bayu dan Ardan)
Sudah mulai menghubungkan pada
huruf yang berupa titik-titikdengan rapi.
Hal ini dilakukan dengan cara memberi
kesempatan siswa untuk berlatih
menghubungkan huruf yang berupa
titik-tititk setiap hari
Sulit melihat ke a rah materi pembelajaran
(Nadia, Bayu, Ardan)
Sudah mampu memperhatikan sedikit
demi sedikit materi yang diajarkan
dengan cara permainan tebak benda.
Benda disembunyikan dan di perlihatkan
sedikit demi sedikit sehingga siswa
penasaran. Dampak positifnya siswa
akan mengarahkan materi yang
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Kesimpulan dari laporan diatas adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mendapatkan pengalaman secara penuh untuk merancang,
melaksanakan, hingga mengevaluasi proses pembelajaran
2. Mahasiswa dapat lebih mengenal karakteristik anak tunarungu yang tanpa
memiliki hambatan menral
3. Kegiatan PPL dapat mengaktualisasikan diri mahasiswa.
4. Mahasiswa dapat berkonsultasi langsung dengan guru yang sudah memiliki
pengalaman lebih banyak.
5. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dari perkuliahan
6. Proses pengajaran perlu didiskusikan dan perlu bantuan dari berbagai disiplin
ilmu.
B. Saran
1. Bagi sekolah
a. Mempertahankan komunikasi secara komprehensif pada seluruh warga
sekolah.
b. Mempertahankan hubungan yang baik dengan mahasiswa PPL, sehingga
nantinya dapat saling bertukar informasi terkait info terkini seputar pendidikan
anak tunarungu.
2. Bagi universitas
a. Menjalin koordinasi yang intensif antara pihak universitas, dosen
pembimbing, sekolah dan mahasiswa.
b. Mengadakan pengawasan terhadap jalannya kegiatan KKN-PPL, baik secara
c. Memberikan bimbingan yang lebih terperinci sebelum kegiatan PPL
berlangsung, supaya mahasiswa bisa menyiapkan keperluan praktek dengan
baik dan benar sesuai dengan prosedur yang sudah disepakati.
3. Bagi mahasiswa
a. Perencanaan mengajar yang dibuat harus lebih sistematis.
b. Menjalin komunikasi yang lebih baik dengan semua warga sekolah.
c. Membuat media yang atraktif dan menarik agar siswa mampu memahami
pelajaran dengan baik.
d. Menjaga nama baik almamater dengan selalu berpegang teguh pada nilai
Lampiran 1. Foto kegiatan pelaksanaan mengajar
Gambar 1. Siswa sedang memperhatikan mobil mainan yang telah dibuat siswa dari kulit semangka
Gambar 2. Siswa sedang mewarnai gambar keluarga dengan menggunakan teres/ pewarna
Gambar 3. Siswa sedang mewarnai gambar lingkungan bersih saat pembelajaran dilakukan di
luar kelas
Gambar 4. Siswa beserta mahasiswa berfoto bersama saat istirahat setelah permainan kucing dan
Gambar 5. Siswa sedang menunjukkan hasi prakarya yang berupa angka diberi warna menggunakan glitter
Gambar 6. Siswa sedang memberi warna pada gambar buku dan kursi menggunakan
teres
Gambar 7. Siswa sedang menunjukkan hasil pekerjaan yang telah diselesaikan
Gambar 8. Siswa sedang menunjukkan roti isi sayur yang diberi hiasan wajah tersenyum
ABSTRAK
PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN DI SLB WIYATA DHARMA
Erbi Bunyanuddin 11103241042
Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
Praktek mengajar dilaksanakan sebanyak 14 kali pertemuan, dengan jumlah 10
pertemuan dibimbing guru dan 4 pertemuan mandiri tanpa bimbingan guru. Proses pelaksanaan
praktek mengajar dilakukan dengan berbagai tahap yaitu observasi kegiatan, bimbingan dengan
RPP, pembuatan RPP, mempersiapkan alat dan media pembelajaran, melaksanakan praktek,
evaluasi kegiatan proses pembelajaran. Acuan yang digunakan adalah Kurikulum 2013 meskipun
beberapa kelas lain masih menggunakan KTSP. Kendala yang dihadapi kedekatan siswa
terhadap ibu masih tinggi, sehingga minta untuk ditunggu saat proses pembelajaran, dengan ibu
di dalam ruangan berdampak pada sulitnya diatur dan segala permintaan harus dipenuhi oleh
orang tua, tidak mau mengerjakan tugas dari guru, memakan makanan yang dibawa dari rumah
pada saat pembelajaran sehingga mengganggu konsentrasi siswa yang lain, ketika satu anak
sudah tidak ingin melanjutkan tugas yang diberikan guru, maka siswa lain akan ikut tidak
melanjutkan melaksanakan tugas. Kesimpulan dari praktek lapangan adalah mehasiswa
mendapatkan pengalaman untuk merancang, melaksanakan, hingga mengevaluasi proses
pembelajaran, mahasiswa dapat lebih mengenal karakteristik anak tunarungu yang tanpa
memiliki hambatan mental.