• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggal 2 Mei lalu, bangsa Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tanggal 2 Mei lalu, bangsa Indonesia"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Pesan Direktur

selamat Merayakan

hari Pendidikan nasional

Visi Onlin

e

1

T

anggal 2 Mei lalu, bangsa Indonesia merayakan Hari Pendidikan Nasional. Kita bergembira karena pemerintah kita mengkhususkan satu hari dalam setahun untuk melihat kembali apakah pelaksanaan pendidikan nasional sudah berjalan dengan baik atau belum.

Sayang sekali, kali ini kita merayakan Hari Pendidikan Nasional dalam suasana yang kurang menggembirakan. Di media massa, kita baca dan saksikan peristiwa-peristiwa yang menodai dunia pendidikan kita.

Ada anak TK mendapatkan pelecehan seksual di lingkungan sekolahnya, ada murid-murid sekolah terpaksa belajar di tenda karena gedung sekolahnya roboh, dan ada mahasiswa mendapatkan tindakan kekerasan dari seniornya hingga meninggal.

Namun di tengah berita menyedihkan itu, ternyata masih banyak kabar gembira di dunia pendidikan yang patut kita syukuri bersama. Di pedalaman Kabupaten Landak, tepatnya di wilayah Sasak, ada SD Negeri 07 Sasak, yang guru-gurunya sangat bersemangat untuk mempersiapkan masa depan anak-anaknya. Di Sikka, Flores, ada juga SD yang guru-gurunya tidak kalah bersemangat dalam membekali anak-anak didiknya dengan Pendidikan

Berkarakter Kulababong. Kedua sekolah ini mendapatkan penghargaan pemerintah karena dinilai berhasil mendukung tercapainya Tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals (MDG).

Sebetulnya bukan hanya dua sekolah itu yang mempunyai komitmen tinggi dalam memberikan pendidikan bermutu bagi anak-anak didiknya. Banyak sekolah-sekolah lain di wilayah yang kita layani juga menunjukkan kesungguhan dalam memberikan bekal bagi masa depan anak-anak yang lebih baik. Jika SDN Sasak maupun sekolah-sekolah lain di wilayah yang kita layani mampu memberikan yang terbaik untuk murid-muridnya, itu tidak terlepas dari peran staf Wahana Visi Indonesia yang tidak kenal lelah mendampingi guru-guru di sekolah tersebut. Untuk itu, saya memberikan penghargaan bagi para staf yang telah bekerja keras untuk dunia pendidikan di Indonesia.

Saya juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua mitra yang terlibat dalam memajukan pendidikan bagi anak, seperti Dinas Pendidikan, para guru, dan organisasi masyarakat baik di pusat dan di daerah. Sekecil apapun peran kita, mari kita terus berupaya memajukan pendidikan di Indonesia. Oleh Tjahjono Soerjodibroto, Direktur Nasional

(2)

Visi Onlin

e

2

Bu Lusi,

Konselor Pantang Menyerah

I

bu Lusiana, 38, merupakan

konselor Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) yang telah dilatih oleh Wahana Visi Indonesia kantor operasional Urban Pontianak pada tahun 2012.

Ibu empat anak, dua laki-laki dan dua perempuan ini, merupakan konselor yang pantang menyerah. Meski menghadapi tantangan, ia sangat senang bisa berbagi informasi tentang kehebatan ASI eksklusif, makanan pendamping ASI dan hal-hal lain yang terkait dengan PMBA.

Namun ada tantangan yang dihadapi oleh ibu yang juga aktif sebagai kader anak di Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Selayar di Kelurahan Siantan Hulu, Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Banyak ibu-ibu tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya tapi memberikan air gula dan susu formula. Ada juga ibu yang sudah memberikan makanan tambahan pada bayinya yang belum berumur 6 bulan, dengan alasan air susunya tidak cukup.

Selain itu, tidak jarang ia mendapatkan cibiran ibu-ibu yang mengatakan bahwa Ibu Lusi ini sok tahu dan sok pintar. Cibiran tersebut tidak membuat Ibu Lusi menyerah. Ibu Lusi tetap semangat berbagi pengalaman kepada masyarakat di sekitarnya. Salah satu bukti bahwa Ibu Lusi adalah konselor PMBA yang pantang menyerah adalah

ketika ia melakukan konseling tetangganya, yaitu salah seorang ibu yang baru saja melahirkan bayinya. Niat sang ibu untuk memberi ASI kepada bayinya terganjal keinginan nenek si bayi ingin memberikan susu formula. Bu Lusi hampir tiap hari datang ke rumah si ibu dan melakukan pendekatan pada keluarga ibu tersebut, termasuk pada si nenek. Bahkan Ibu Lusi sampai membantu mencuci baju si bayi sambil mencari kesempatan untuk bisa mengkonseling si ibu. Akhirnya si ibu berhasil memberikan ASI eksklusif dan ternyata hasil penimbangan si bayi meningkat setiap bulan. Hal ini membuat nenek percaya bahwa ASI sumber makanan terbaik untuk bayi.

Selain bermanfaat bagi orang lain, pengetahuan yang ia dapatkan dari pelatihan menjadi konselor PMBA dapat diterapkan di rumahnya. Dulu, Ibu Lusi tidak memberikan ASI eksklusif kepada anak pertama, kedua, dan ketiga.

Hanya anak keempat yang diberi ASI ekslusif.

’’Saya merasakan manfaat yang luar biasa. Anak saya jarang sakit, hemat, dan juga saya merasa dekat dengan anak saya’’ ungkap ibu dari Rahmawati Fitri yang saat ini berusia 5 bulan dengan berat badan 7,6 kg.

“Dengan memberikan ASI eksklusif, saya bisa menghemat pengeluaran rumah tangga. Tidak seperti dulu yang bahkan uang dapur digunakan untuk membeli susu formula buat anak,” tambah Ibu Lusi.

Dengan pengetahuan dan pengalaman-pengalaman pribadi yang didapatnya tersebut, Ibu Lusi semakin percaya diri untuk memberikan konseling kepada para ibu hamil dan ibu menyusui di wilayahnya. Beliau berharap semakin banyak ibu yang paham tentang ASI eksklusif dan makanan pendamping ASI yang tepat buat bayi dan anak. Oleh Etta Siregar, Health Project Coordinator Wahana Visi Indonesia Kantor Operasional Urban Pontianak

Vol 498 |

(3)

Visi Onlin

e

3

Berlatih Menjadi Penulis

Melalui surat Balasan

U

ntaian kata-kata

ini tertuang dalam surat balasan Maria, 17, kepada sponsornya. Anak pertama dari 2 bersaudara ini memang sering mengungkapkan keinginannya untuk menjadi seorang penulis kelak. Maria tidak hanya berdiam diri, demi menggapi cita-citanya ia selalu berlatih untuk menulis. Waktu senggang dihabiskannya dengan membaca dan me-review kembali bacaan tersebut melalui tulisan.

Beruntung Maria juga sering mendapat surat dari sponsornya, Terry. Melalui surat-surat balasannya, gadis yang menjabat sebagai Menteri Pendidikan dalam Forum Anak Cinta

Khatulistiwa (FORANCHIKA) ini banyak bercerita tentang kehidupannya. Ia menceritakan bahwa ia mendapatkan bantuan biaya sekolah. Memang bantuan itu tidak seberapa namun baginya bantuan tersebut cukup untuk meringankan beban kedua orang tuanya yang bekerja sebagai buruh pabrik dan buruh cuci. Dalam surat yang dituliskan Maria menceritakan bahwa ia terlibat dalam kegiatan-kegiatan FORANCHIKA, antara lain pelatihan kesehatan reproduksi (KESPRO), kebun gizi, dan Child Led Review (CLR). CLR adalah kegiatan penelitian yang dilakukan oleh anak untuk meneliti isu-isu anak di sekitar wilayah tempat tinggal anak. Sejak tahun 2013, Wahana Visi Indonesia Kantor urban Pontianak mendampingi FORANCHIKA dalam melakukan penelitian. Harapannya, hasil CLR ini dapat menjadi rekomendasi bagi terwujudnya Kelurahan

Siantan Hulu sebagai Kelurahan Ramah Anak.

Bagi Maria, menulis adalah satu hal yang membuatnya terus semangat menjalani hidup. Dengan menulis ia bisa menghibur dirinya dari kesedihan. Ia juga sering menuangkan keluh kesah dalam buku hariannya. Memang tidak sering namun Maria selalu menyempatkan diri untuk mencatat sejarah hidupnya tersebut dalam buku diari.

Maria adalah satu anak Indonesia yang terus menggantungkan cita-citanya setinggi langit. Ia tak mau mengalah dengan segala keterbatasan yang harus dihadapinya. Baginya cita-cita adalah sesuatu yang harus diraih dan kita tidak boleh pantang menyerah dalam mengejar cita-cita.

Oleh Leonie Beatrix Mahtilda, CSMP Coordinator Wahana Visi Indonesia Kantor urban Pontianak

Vol 498 |

“Saya juga selalu

bermimpi menjadi

seorang penulis yang

terkenal.”

(4)

Visi Onlin

e

Oleh Alexander C.L.Pandang, S.S Fasilitator Pengembangan Wahana Visi Indonesia di Desa Tamburi

B

erbeda dengan

kebanyakan anak-anak Sekolah Dasar Negeri Tamburi yang mengisi jam istirahat dengan canda dan tawa, Dora Padji Paji Djiera asyik menggambar pada sebuah kertas kecil di pangkuannya.

Ia menyendiri di bawah rindangnya pohon ketapang di depan kelasnya. Ia begitu menikmati pekerjaannya, tanpa menghiraukan teman-temannya yang terus bermain berlari dan berkejar-kejaran.

Ternyata yang sedang digambar Dorkas adalah lukisan tentang sepasang sosok ayah dan ibu yang sedang merangkul anaknya tepat di tengah-tengah mereka. “Begitu su yang Dorkas sering buat pada jam istirahat!” tutur seorang guru. Dorkas adalah Registered Child di desa Tamburi. ‘’Ia sangat suka sekali

menggambar. Jarang sekali ia bermain-main sambil berlari seperti kawan-kawannya yang lain,’’ guru tadi menambahkan. Ternyata bukan kali ini Dorkas menghabiskan waktu istirahatnya untuk menggambar dan mencoret-coret kertas di bukunya bak seorang pelukis terkenal.

Guru tadi menceritakan bahwa Dorkas sudah tidak memiliki ayah dan ibu kandung. Kedua orang tuanya telah meninggal

beberapa tahun yang lalu dan kini ia tinggal bersama paman dan bibinya.

Sore harinya saya berkunjung ke rumah tempat Dorkas tinggal, membawa beberapa alat menggambar. Senyumpun terpancar dengan jelas ketika saya bertanya kepada Dorkas apakah ia mau menggambar. ‘’Saya sangat mau, apalagi kalau ada pensil warna om,’’ tuturnya dengan penuh semangat. Sementara Dorkas asyik menggambar, Paman Dorkas mengapresiasi kegiatan Wahana Visi di desanya. Paman Dorkas tertarik dengan program tabungan anak, yang merupakan bentuk kerjasama Wahana Visi dengan Bank Pembangunan Daerah NTT. Menurut paman Dorkas, program menabung sangat membantu dan berguna bagi penduduk di desa ini untuk masa depan anak-anak mereka.

‘’Saya ingin menabung di tabungan anak untuk Dorkas tapi masih menunggu ada uang,’’ kata paman Dorkas.

Tak terasa waktu telah sore dan Dorkas pun telah selesai menggambar. Ia menunjukkan kepada saya apa yang digambarnya. Hasilnya bagus. Sebelum beranjak pulang, saya memberikan sebuah kotak pensil kepada Dorkas agar ia dapat menyimpan pensil dan penanya agar tidak tercecer lagi. Senyum kecil Dorkas menutup pertemuan kami.

KotaK Pensil untuK DorKas

4

(5)

Visi Onlin

e

Oleh Eva Yustina, Development Facilitator Wahana Visi Indonesia Kantor Operasional Halmahera Utara

K

unjungan tim

Wahana Visi ke Desa NgoGaMo, Kecamatan Kao Barat, Halmahera Utara untuk melakukan distribusi Gift Catalogue (GC) berupa tas sekolah Februari lalu, rupanya

5

tas sekolah

Berjasa Besar

membawa berkat istimewa bagi Sance Korois, 12. Hari itu Sance tidak hanya mendapatkan tas sekolah, tetapi ia dan orangtuanya disadarkan akan pentingnya belajar. Hari itu staf Wahana Visi tidak hanya melakukan distribusi tas, tetapi juga melakukan pembelajaran bersama orangtua murid mengenai pentingnya anak-anak untuk bersekolah. Sejak kegiatan itu, kedua orangtua Sance mendorong anaknya masuk sekolah lagi dan Sance menanggapi nasihat itu dengan baik meskipun ia sudah sekitar setahun meninggalkan bangku sekolah.

Kepala Sekolah SDN Ngoali, Pak Obaja, ikut membantu masuknya kembali Sance ke sekolah itu. Mestinya Sance masuk kelas IV, namun karena usianya sudah 12 tahun, Pak Obaja menyarankan agar Sance mengikuti ujian kenaikan ke kelas V secara khusus. Sance dinyatakan lulus dan dapat mengikuti kegiatan belajar di kelas V.

Sance hanyalah satu dari 64 anak yang mendapatkan tas sekolah di desa NgoGaMo. Selain Sance, ada 2 orang lagi wakil anak yang juga kembali ke sekolah setelah kegiatan serupa yakni Erich D. Gagali,

15, dan Indra Papua, 11. Vol 498 |

Kirimkan Kisah-kisah menarik dari lapangan dan dapatkan kesempatan dimuat dalam Visi Online.

Ketentuan :

- Tulisan: kisah perjuangan anak, inspirasi staf & komunitas dampingan, laporan kegiatan. Panjang tulisan 500-1000 kata. Harus disertai oleh 2 - 4 foto dengan keterangannya (lebih ideal foto asli, tapi jika sulit mengirimkan bisa di-resize jadi 500 KB-1MB).

- Photo with Caption: kegiatan, kisah anak, komunitas yang kita dampingi, foto sebelum-sesudah, pemandangan alam, rumah adat, keunikan atau ciri khas wilayah pelayanan.

- Lebih ideal foto asli, tetapi jika sulit mengirimkan bisa di-resize menjadi 500 KB-1MB. Harus disertai keterangan

mengenai kisah dalam foto.

(6)

Visi Onlin

e

6

Gerakan PerlindunGan anak

Dimulai Dari rumah

Oleh Priscilla Christin, Marketing & Public Communication Manager, World Vision Indonesia Dokumentasi: Bartolomeus Marsudiharjo, Field Communications Officer, World Vision Indonesia

J

akarta, 21 Mei 2014 - Hari Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei patut dijadikan momentum bersama, untuk bangkit melakukan perlindungan bagi anak anak kita.

Berdasarkan data KPAI, sejak tahun 2013 telah terjadi lebih dari 3200 kasus kekerasan pada anak di Indonesia. Sementara 50% diantaranya adalah kasus kekerasan seksual terhadap anak. Kebanyakan kekerasan anak terjadi di lingkungan terdekat anak, seperti di rumah dan di sekolah. “Oleh sebab itu, lingkungan layak anak seharusnya dimulai dari rumah kita sendiri, sebagai unit terkecil dalam masyarakat,” ungkap Laura Hukom, Direktur Advokasi Wahana Visi Indonesia. Dari wilayah pelayanannya di 9 propinsi, Wahana Visi Indonesia sering menerima laporan kekerasan terhadap anak. Kebanyakan kasus-kasus tersebut kemudian diselesaikan

secara kekeluargaan atau adat setempat. Padahal Indonesia sudah meratifikasi Konvensi Hak Anak, dan sudah memiliki UU Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2003; bahwa anak berhak mendapatkan perlindungan dan pendampingan atas kekerasan yang dialaminya, dan pelakunya harus mendapat sanksi hukum pidana atas tindakannya. “Sebagai lembaga

kemanusiaan yang berfokus pada anak, Wahana Visi Indonesia mengajak semua pihak secara aktif melakukan gerakan perlindungan anak dengan mengedepankan kepentingan terbaik anak,” tambah Laura Hukom. Tujuannya agar masyarakat memahami perlindungan anak, sehingga setiap orang mampu melindungi anak-anak mulai dari rumah dan lingkungan sekitarnya, terhadap bermacam-macam tindakan kekerasan pada anak.

Mengingat pemahaman publik akan hak anak khususnya perlindungan anak dan dampak kekerasan terhadap anak belum cukup tersosialisasi, Wahana Visi Indonesia melakukan kegiatan kampanye perlindungan anak melalui 50 program dampingannya di wilayah kabupaten/kota. Di tingkat nasional, bersama dengan KPAI (Komisi Perlindungan Anak) , Pusat Kajian Perlindungan Anak Universitas Indonesia (PUSKAPA UI) dan Yayasan Sejiwa, Wahana Visi melakukan kegiatan Diskusi Media, pada hari Rabu 21 Mei 2014, di Jakarta. “Dengan tema Bangkitkan, Gerakkan Perlindungan Anak Indonesia, kami berharap media ikut mendukung gerakan ini dalam hal sosialisasi hasil diskusi bersama pakar ini kepada masyarakat luas dan mendorong pemerintah serta lembaga-lembaga terkait lainnya untuk memastikan sistem perlindungan anak berjalan dengan baik,” kata Laura. Mengajak masyarakat mengenali keberadaan hidup anak, memperhatikan tumbuh kembangnya, memberikan perlindungan yang diperlukan anak dan mengikutsertakan anak dalam akitifitas positif, diharapkan dapat mengurangi tindakan kekerasan terhadap anak. Tekad Bersama WVI, KPAI, dan mitra LSM yang terlibat dalam diskusi media “Bangkitkan

Gera-kan Perlindungan Anak Indonesia”, 21 Mei 2014 di Jakarta.

(7)

Visi Onlin

e

7

Sisipkan dalam Doa

Pokok Doa:

• Bersyukur atas Pertemuan Regio NTT yang telah dilaksanakan beberapa waktu yang lalu. Kita doakan pergumulan dan perjuangan seluruh staf di NTT untuk menciptakan lingkungan yang aman dan layak bagi anak-anak.

• Bersyukur atas kegiatan Policy Dialogue & Media Gathering di Pontianak untuk Kebijakan Pemberian Makanan Bayi & Anak untuk tingkat Kalimantan Barat dan Kota Pontianak pada tanggal 20 Mei 2014. Kita bersyukur bagi panitia lokal serta staf yang telah mengupayakan kegiatan ini sehingga terselenggara dengan baik. • Berdoa untuk Persiapan proses International Risk Based Audit di lapangan yang

akan berlangsung sejak awal Juni 2014. Dengan kesadaran penuh bahwa proses audit ini adalah bagian dari upaya organisasi untuk menjaga akuntabilitas, mari kita berdoa agar seluruh pihak yang terlibat dapat bekerjasama dengan sebaik-baiknya. Kita doakan keselamatan dan kesehatan para auditor dari partnership yang akan melakukan perjalanan ke beberapa ADP yang menjadi target audit.

• Mengucap syukur atas ujian akhir sekolah (UN) tingkat SD. Dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan telah memampukan anak-anak kita dan anak-anak dampingan melalui ujian akhir sekolah pada 19-21 Mei 2014. Kiranya sukacita serta semangat untuk melanjutkan proses belajar ke tingkat berikutnya menjadi bagian dari irama kehidupan anak-anak ini.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang diperoleh dari simulasi program, selanjutnya akan digunakan untuk menganalisa ketiga metode tersebut dengan membandingkan hasil norm kovariansi error dan

“ANALISIS ALIRAN DAYA (LOAD FLOW) DENGAN MENGGUNAKAN PERBANDINGAN METODE ADAPTIVE NEWTON RAPHSON DAN METODE FAST DECOUPLE DENGAN APLIKASI ETAP 12.6 PADA PENYULANG JENEWA UNIT

Hasil proyeksi siswa baru, siswa, dan lulusan dirangkum menurut satuan pendidikan dalam kurun waktu 10 tahun (2011/2012-2020/2021) disajikan pada Tabel 1 sedangkan

KEJAYAAN SEKOLAH DALAM AKTIVITI KOKURIKULUM PERINGKAT ANTARABANGSA (Lampirkan dokumen sokongan yang berkaitan).

Terdapat dua tujuan penelitian, yaitu; (1) untuk menemukan jenis- jenis tindakan ilokusi yang ditemukan pada ujaran ujaran pengendali lalulintas udara kepada pilot

Beragam analisis yang telah diuraikan di bab III membuktikan bahwa aplikasi ini layak untuk dibuat, dan juga dari hasil kuisioner yang telah diuraikan di bab IV dapat

Topik utama dalam mata kuliah ini adalah (1) Konsep Desain Pemodelan Grafik dan Komunikasi Visual, yang mencakup sejarah desain pemodelan grafis serta evolusi

Dari hasil analisis, stadium yang telah ditetapkan FIGO merupakan faktor penentu prognosis yang utama dan sangat berpengaruh dalam menentukan baik buruknya kesintasan kanker