• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MATERI MENDIAGNOSA PERMASALAHAN PERANGKAT YANG TERSAMBUNG DENGAN WIDE AREA NETWORK (WAN)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MATERI MENDIAGNOSA PERMASALAHAN PERANGKAT YANG TERSAMBUNG DENGAN WIDE AREA NETWORK (WAN)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MATERI MENDIAGNOSA PERMASALAHAN PERANGKAT YANG TERSAMBUNG DENGAN WIDE AREA NETWORK

(WAN) KELAS XI-TKJ DI SMK NEGERI 1 PAKONG PAMEKASAN

Siti Kamaryah1, Muhsi 2

1, 2 Kompetensi Kehlian Teknik Komputer dan Jaringan, SMK Negeri 1 Pakong, Pamekasan

Jl. Raya Pakong, Kecamatan Pakong, Pamekasan, Madura E-mail : arifah.sabrina2014@gmail.com1), muhsiy@gmail.com2)

Abstrak

Media pembelajaran memiliki peranan penting untuk mempermudah penyampaian materi kepada siswa di kelas maupun dalam pemahaman siswa terutama untuk mata pelajaran produktif di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Penggunaan media pembelajaran akan memvisualisasi informasi tentang objek yang dijelaskan oleh guru di dalam kelas. Melalui visualisasi tersebut guru akan lebih mudah menjelaskan dan siswapun akan lebih cepat memahami sehingga diharapkan pembelajaran akan tuntas dengan hasil yang memuaskan. Penelitian ini dimaksukdan untuk mengaplikasikan dan analisa penggunaan media pembelajaran interaktif untuk materi Jenis-Jenis Gangguan Perangkat WAN bagi siswa kelas XI kompetensi keahlian Teknik Komputer dan Jaringan di SMK Negeri 1 Pakong semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019. Indikator yang digunakan adalah penilaian hasil belajar siswa dengan membandingkan penilaian pembelajaran secara konvensioal dengan pembelajaran dengan media interaktif pada materi yang sama. Hasil yang diadapatkan adalah penggunaan media pembelajaran iteraktif untuk materi Jenis-Jenis Gangguan Perangkat WAN memiliki nilai hasil evaluasi lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Hal ini terlihat dari sebaran nilai untuk pembelajaran konvensional menumpuk pada rentang kelas nilai ketuntasan minimal, yaitu 71-72 lebih rendah dibandingkan pembelajaran dengan media yang berada pada rentang kelas 73-74. Pada setiap rentang kelas yang sama untuk pembelajaran dengan media, jumlah siswa pada rentang kelas nilai ketuntasan minimal lebih kecil hanya 4 siswa atau 13%.

(2)

PENDAHULUAN

Siswa dengan berbagai latar belakang dan kemampuan kognitif berbeda tentunya memiliki tingkat pemahaman yang berbeda pula. Media pembelajaran hadir dalam rangka mengatasi berbagai permasalahan peserta didik yang membutuhkan visualisasi terhadap materi yang disampaikan guru (Fahaludin, 2014). Penggunaan media pembelajaran dalam peyampaian materi kepada siswa dimaksudkan sebagai alat bantu agar siswa lebih mudah dan cepat memahami terhadap materi terebut (Ali, 2009).

Pembuatan media pembelajaran dibuat dengan tampilan visual menarik sehingga materi yang disampaikan akan mudah difahami peserta didik (Fahaludin, 2014). Banyak software yang telah digunakan praktisi pendidikan dalam mendesain dan memformulasi materi pelajaran dengan efektif dan efisien agar media pembelajaran yang dihasilkan interaktif dan aplikatif. Selain software yang digunakan, dalam media pembelajaran juga melibatkan metode pembelajaran untuk mendukung proses penyampaian materi yang lebih efektif. Metode pembelajaran tentunya yang memungkinkan dan sesuai dengan materi yang akan disampaikan (Nugroho, Raharjo, & Wahyuningsih, 2013). Hal ini karena media pembelajaran merupakan instrument yang membantu guru dalam menyampaikan materi.

TEORI

Pengertian media pembelajaran

Menurut Azhar (Azhar, 1997) secara spesifik pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal. Azhar melihat media dalam bentuk peralaran elektronik saja. Education Association (NEA) dalam (Basyiruddin & Asnawir, 2002) menjelaskan bahwa media pembelajaran sebagai benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional. Definisi ini lebih bersifat umum untuk semua benda yang dapat digunakan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Menurut Oemar Hamalik (Oemar, 1989) media pembelajaran adalah Alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Secara lebih sederhana Suprapto dkk dalam (Mahfud, 1986), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat pembantu secara efektif yang dapat

Jenis media pembelajaran

Media pembelajaran dapat berupa halaman internet yang bersifat sinkronos maupun asinkronos. Model web sinkronos merupakan media pembelajaran di halaman web yang menyediakan fasilitas proses pembelajaran langsung pada satu waktu. Peserta didik dengan guru melakukan pertemua tatap muka dengan media video conference (vicon). Model ini telah banyak digunakan terutama di pendidikan tinggi dengan istilah pendidikan jarak jauh (PJJ). Sebaliknya model web asinkronos merupakan media pembelajaran dengan web yang materinya di-upload ke web oleh guru pengampu. Peserta didik dapat mengambil materi tersebut kapan saja dan dimana saja sesuai keinginan.

Selain menggunakan media web online, media pembelajaran dapat digunakan secara offline di dalam kelas langsung. Media pembelajaran di dalam kelas dapat berbentuk simulasi terhadap isi materi pelajaran terutama untuk praktikum.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dimaksukan untuk menganalisa penggunaan media pembelajaran di SMK Negeri 1 Pakong Pamekasan. Materi pembahasan dalam media pembelajaran ini adalah jenis-jenis gangguan perangkat WAN standar kompetensi Mendiagnosa Permasalahan Perangkat yang Tersambung dengan Wide Area Network (WAN) untuk siswa kelas XI kompetensi keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ). Media pembelajaran yang digunakan adalah software aplikasi interaktif yang disampaikan di depan kelas dengan tampilan halaman depan seperti tampak pada Gambar 1.

Gambar 1. Halaman depan media pembelajaran Pada Gambar 1. terlihat beberapa menu yang memilihi fungsi sebagai berikut :

a. Home

Menu home berisi informasi tentang informasi mengenai menu yang ada dengan berbagai fungsinya.

b. Kurikulum

Menu kurikulum berisi tentang informasi standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, indicator dan materi pokok. Menu kurikulum seperti tampak pada Gambar 2.

(3)

Gambar 2. Menu kurikulum Gambar 2. Menu Kurikulum c. Materi

Menu materi berisi informasi tentang isi materi mencakup : pengertian umum tentang jenis-jenis gangguan perangkat WAN, bentuk serangan, ancaman keamanan (bersumber dari orang, virus/malware, fisik) dan proses serta alat serang. Informasi materi seperti ditunjukkan Gambar 3.

Gambar 3. Menu materi

Gambar 3. Materi alat serangan d. Evaluasi

Menu evaluasi berisi tentang materi evaluasi dengan terlebih dahulu melakukan login seperti pada Gambar 4.

Gambar 4. Menu evaluasi e. Bantuan

Menu bantuan berisi link untuk unduh file pdf yang memuat panduan penggunaan media pembelajaran seperti Gambar 5.

Gambar 5. Menu bantuan f. Contact us

Menu ini berisi tentang informasi pembuat media pembelajaran. Pada menu contact us juga terdapat form yang dapat digunakan untuk mengirim pesan kepada pembuat media pembelajaran seperti ditunjukkan Gambar 6.

Gambar 6. Menu contact us Analisa hasil penggunaan media pembelajaran dilakukan dengan membandingkan nilai siswa. Nilai siswa yang dibandingkan berupa hasil evalusi yang materinya disampaikan secara konvensional dengan nilai siswa hasil evaluasi menggunakan media pembelajaran. Analisa juga dilakukan menggunakan metode statistik berupa distribusi frekuensi.

Data yang digunakan untuk analisa adalah nilai hasil evalusi dari proses pebelajaran dengan konvensional dan media pembelajaran interaktif. Evaluasi dilakukan terhadap siswa kelas XI TKJ sejumlah 30 siswa yang hasilnya seperti pada Lampiran 1. Hasil evaluasi pada proses pembelajaran konvensional nilai paling rendah 71 dan paling tinggi 76 dengan rata-rata 73. Sedangkan pada proses pembelajaran dengan media pembelajaran didapat nilai hasil evaluasi terendah 71, tertinggi 78 dan rata-rata 75. Perbandingan masing-masing nilai evaluasi siswa antara proses pembelajaran konvensional dengan media pembelajaran seperti tampak pada Gambar 7.

(4)

Gambar 7. Grafik nilai siswa

Pada Gambar 7. terlihat bahwa nilai evaluasi pembelajaran dengan media pembelajaran interaktif terhadap siswa mengalami kenaikan. Siswa yang mengalami kenaikan nilai sejumlah 26 dari 30 siswa atau 87%. Terdapat 4 siswa yang tidak mengalami kenaikan nilai atau 13%. Dari keempat siswa tersebut 2 siswa memiliki nilai yang sama dengan nilai sebelumnya (tetap) dan 2 siswa mengalami penurunan nilai. Trend perubahan nilai siswa mengalami kecenderungan pola yang sama antara nilai evaluasi pembelajaran konvensional dengan media pembelajaran seperti tampak pada Gambar 8. Pola perubahan nilai tersebut memiliki nilai rata-rata 1.9.

Gambar 8. Trend perubahan nilai

Distribusi frekuensi untuk data nilai evaluasi pembelajaran konvensional seperti ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Distribusi frekuensi nilai pembelajaran konvensional

Kelas Frekuensi Frekuensi Relatif (%)

71 – 72 12 40

73 – 74 7 23

75 – 76 11 37

Jumlah 30 100

Pada Tabel 1. terlihat bahwa frekuensi

yaitu 7 dengan nilai frekuensi relative 23%. Berdasarkan distribusi frekuensi dapat diketahui bahwa proses pembelajaran secara konvensional untuk materi Jenis-Jenis Gangguan Perangkat WAN memiliki nilai ketuntasan minimal pada kisaran nilai 71-71. Hal ini karena siswa paling banyak memiliki nilai pada rentang tersebut. Walaupun demikian selisih jumlah siswa dengan nilai tertinggi dibandingkan dengan frekuensi terbanyak hanya 1 orang atau sekitar 3%. Distribusi frekuensi untuk nilai evalusi pembelajaran dengan media pembelajaran seperti ditunjukkan Tabel 2.

Tabel 2. Distribusi frekuensi nilai pembelaran dengan media

Kelas Frekuensi Frekuensi Relatif (%) 71 - 72 4 13 73 - 74 11 37 75 - 76 4 13 77 - 78 6 20 79 - 80 5 17 Jumlah 30 100

Pada Tabel 2. tersebut di atas terlihat bahwa frekuensi tertinggi berada pada rentang kelas 73-74, yaitu 11 atau memiliki nilai frekuensi relative 37%. Nilai hasil evaluasi pembelajaran dengan media pembelajaran memiliki kelas rentang yang lebih banyak dibandingkan dengan nilai evaluasi pembelajaran konvensional sehingga persebaran nilainya menjadi lebih variatif dengan cenderung meningkat. Berdasarkan Tabel 2. juga dapat dilihat untuk materi Jenis-Jenis Gangguan Perangkat WAN siswa yang memiliki nilai ketuntasan minimal lebih sedikit atau menurun hanya 13%. Pada rentang kelas yang sama terdapat frekuensi yang mengalami penurunan dan kenaikan. Hal ini disebabkan karena pada nilai hasil pembelajaran dengan media pembelajaran membentuk kelas baru yang nilainya lebih tinggi. Siswa yang memiliki nilai rendah sebelumnya membentuk kelas baru dengan nilai yang lebih tinggi. Grafik histogram untuk nilai hasil evaluasi pembelajaran dengan media pembelajaran seperti pada Gambar 9.

60 70 80 1 3 5 7 9 11131517192123252729 N ilai Siswa

Grafik nilai siswa

Konvensional Media pembelajaran

60 80 1 3 5 7 9 11131517192123252729 N ilai Siswa

Grafik Trend Perbahan

Nilai

Konvensional Media pembelajaran

0 20 71 - 72 73 - 74 75 - 76 77 - 78 79 - 80 Fr e ku e n si Interval Kelas

Grafik Histogram Nilai

Siswa

(5)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran untuk materi Jenis-Jenis Gangguan Perangkat WAN dalam proses pembelajaran di kelas XII-TKJ SMK Negeri 1 Pakong memiliki nilai hasil evaluasi lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Hal ini terlihat dari sebaran nilai hasil evaluasi untuk pembelajaran dengan media yang cenderung naik dengan rentang nilai antara 71 – 80. Sedangkan pembelajaran konvensional hanya memiliki rentang 71 – 76. Sebaran nilai untuk pembelajaran konvensional menumpuk pada rentang kelas nilai ketuntasan minimal, yaitu 71-72 lebih rendah dibandingkan pembelajaran dengan media yang berada pada rentang kelas 73-74.

Pada setiap rentang kelas yang sama untuk pembelajaran dengan media, jumlah siswa pada rentang kelas nilai ketuntasan minimal lebih kecil hanya 4 siswa atau 13%. Sedangkan pada pembelajaran konvensional mencapai 12 siswa atau 40%. Terdapat siswa yang memiliki nilai di atas 76 (nilai tertinggi untuk pembelajaran konvensional) pada pembelajaran dengan media sebanyak 11 siswa atau 37%.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2009). Pengembangan Media

pembelajaran Interaktif Mata Kuliah Medan Elektromagnetik. Jurnal Edukasi Elektro, 5(1), 11–18.

https://doi.org/10.1177/0964663912467814 Azhar, A. (1997). Media Pengajaran. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Basyiruddin, U., & Asnawir, A. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers. Fahaludin, I. (2014). Pemanfaatan Media dalam

Pembelajaran. Jurnal Lingkar Widyaiswara, 1(4), 104–117. Retrieved from

www.juliwi.com

Mahfud, S. (1986). Media Pendidikan Agama. Bandung: Bina Islam.

Nugroho, A. P., Raharjo, T., & Wahyuningsih, D. (2013). Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Menggunakan Permainan Ular Tangga Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas Viii Materi Gaya. Jurnal Pendidikan Fisika, 1(1), 11–18. https://doi.org/10.1016/S0268-4012(03)00053-7

Oemar, H. (1989). Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya.

(6)

Gambar

Gambar 1. Halaman depan media pembelajaran  Pada  Gambar  1.  terlihat  beberapa  menu  yang memilihi fungsi sebagai berikut :

Referensi

Dokumen terkait

Apabila pengguna Malaysia menyokong barangan dan perkhidmatan mereka dalam keadaan ekonomi lembab ini, syarikat kecil ini bukan sahaja dapat terus beroperasi, tetapi juga akan

Dengan demikian di dalam melakukan penelitian ini, penulis memilih metode probabilitas dengan alasan bahwa setiap elemen mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai

Penggunaan kortikosteroid yang berkepanjangan >> Tetes mata kortikosteroid yang digunakan selama jangka waktu panjang untuk mengobati suatu penyakit juga bisa

Bagi pelamar yang memenuhi persyaratan administrasi akan diumumkan melalui website Mahkamah Konstitusi www.mahkamahkonstitusi.go.id pada tanggal 22 April 2014;2. Bagi pelamar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lumpur laut cair dan pupuk kotoran sapi terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah di tanah gambut dan

Di PT Benur Unggul penetasan telur ikan kerapu macan dilakukan langsung dengan cara menebar telur kedalam bak pemeliharaan larva dengan cara pelan-pelan yang

D. Pelaksanaan fungsi peradilan dan fungsi pengawasan yang dilaksanakan oleh PTUN setelah UU AP disahkan, mengalami perluasan Perluasan fungsi peradilan yaitu selain

The outlets of the rectal glands describe a peculiar loop caudally or dorsocaudally of the spicules, which is considered a synapomorphy that, together with the