• Tidak ada hasil yang ditemukan

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

No. 71/12/ Th. XVII, Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN

PADI DAN JAGUNG TAHUN 2014

TOTAL BIAYA PER MUSIM TANAM UNTUK SATU HEKTAR LUAS PANEN PADI SAWAH PADA TAHUN 2014 SEBESAR Rp 7,6 JUTA

1. PENDAHULUAN

Swasembada pangan merupakan agenda besar di sektor pertanian yang harus diwujudkan pemerintah dalam tiga tahun mendatang. Agenda besar tersebut merupakan manivestasi dari visi ketujuh pemerintah Jokowi-JK yang tertuang dalam Nawa Cita, yakni mewujudkan kemandirian ekonomi nasional dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik, salah satunya, sektor pertanian melalui upaya membangun dan mewujudkan kedaulatan pangan. Di antara komoditas pangan yang dicakup dalam agenda swasembada pangan yang telah dicanangkan pemerintah adalah komoditas tanaman pangan (padi dan palawija), khususnya beras (padi) dan jagung.

Upaya mewujudkan swasembada beras (padi) dan jagung tentu saja membutuhkan dukungan data yang akurat dan terkini sebagai pijakan perencanaan dan formulasi kebijakan. Dalam hal ini, salah satu jenis data yang dibutuhkan adalah informasi mengenai biaya produksi dan struktur ongkos usaha tani. Informasi tersebut sangat penting dalam mendukung pengambilan kebijakan pembangunan pertanian, khususnya kebijakan yang berhubungan dengan upaya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani tanaman pangan, seperti

BADAN PUSAT STATISTIK

A. PADI

 Total biaya per musim tanam untuk satu hektar luas panen padi sawah sebesar Rp 7,6 juta. Komponen

biaya produksi usaha tanaman padi sawah yang paling besar adalah pengeluaran untuk upah pekerja dan jasa pertanian, yang mencapai 65,42 persen dari total biaya atau sebesar Rp 5,0 juta.

 Total biaya per musim tanam untuk satu hektar luas panen padi ladang sebesar Rp 6,0 juta. Komponen

biaya produksi usaha tanaman padi ladang yang paling besar adalah pengeluaran untuk upah pekerja dan jasa pertanian, yang mencapai 73,14 persen dari total biaya atau sebesar Rp 4,4 juta.

B. JAGUNG

 Total biaya per musim tanam untuk satu hektar luas panen jagung sebesar Rp 6,2 juta. Komponen

biaya produksi usaha tanaman jagung yang paling besar adalah pengeluaran untuk upah pekerja dan jasa pertanian, yang mencapai 56,20 persen dari total biaya atau sebesar Rp 3,5 juta.

(2)

Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Kalimantan Barat No. 71/12/Th. XVII, 23 Desember 2014 2 penentuan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk padi dan penentuan harga input usaha pertanian.

Berita Resmi Statistik (BRS) ini menyajikan hasil Survei Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi (SPD 2014) dan Survei Rumah Tangga Usaha Tanaman Palawija (SPW 2014), khususnya informasi mengenai struktur ongkos usaha tani komoditas padi sawah, padi ladang, dan jagung. Khusus untuk komoditas padi sawah dan padi ladang, informasi struktur ongkos juga disajikan secara terpisah antara musim hujan dan musim kemarau.

2. JENIS LAHAN PERTANIAN DAN PENGGUNAAN PUPUK

Jenis lahan pertanian yang dikelola rumah tangga dan penggunaan pupuk dalam kegiatan budidaya tanaman pangan sangat memengaruhi produktivitas usaha tani. Hasil SPD dan SPW 2014 memperlihatkan bahwa sebagian besar (89,11 persen) rumah tangga usaha tanaman pangan mengusahakan padi sawah di lahan sawah non irigasi. Sementara untuk komoditas jagung, sebagian besar rumah tangga mengusahakan kedua tanaman tersebut di lahan bukan sawah sebesar 87,11 persen.

Gambar 1

Persentase Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi dan Jagung Menurut Jenis Lahan Pertanian yang dikelola Rumah Tangga, 2014

Data yang disajikan pada Gambar 2 menunjukan bahwa sebagian rumah tangga menggunakan pupuk dalam membudidayakan tanaman padi dan jagung. Persentase rumah tangga yang menggunakan pupuk untuk budidaya padi sawah, padi ladang dan jagung masing-masing sebesar 76,88 persen, 23,70 persen, dan 54,38 persen.

12,89% 10,89% 89,11% 87,11% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Padi Sawah Jagung

(3)

Gambar 2

Persentase Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi dan Jagung Menurut Penggunaan Pupuk, 2014

3. STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI

Total biaya per musim tanam untuk satu hektar luas panen padi sawah sebesar Rp7,6 juta. Komponen biaya produksi usaha tanaman padi sawah yang terbesar adalah upah pekerja dan jasa pertanian, yakni mencapai 65,42 persen dari total biaya atau sebesar 5 juta rupiah. Selain itu, biaya produksi lain yang juga relatif besar adalah pengeluaran untuk sewa lahan dan pupuk, yakni masing-masing sebesar 15,10 persen (Rp 1,1 juta) dan 8,27 persen (Rp 626,6 ribu).

Gambar 3

Struktur Ongkos Usaha Tanaman Padi Sawah per Hektar, 2014

Jika dilihat menurut musim, biaya produksi padi sawah di musim hujan kurang lebih sama bila dibandingkan dengan biaya produksi padi sawah di musim kemarau. Total biaya per musim tanam untuk satu hektar padi sawah di musim hujan sebesar Rp 7,587 juta, sementara total biaya di musim kemarau sebesar Rp 7,577 juta. Namun dari musim kemarau dan penghujan

Bibit/Benih; 3,51% Pupuk; 8,27% Pestisida; 2,80% Upah Pekerja dan Jasa Pertanian; 65,42% Sewa Lahan; 15,10% Sewa Alat/Sarana Usaha; 1,70% BBM; 0,83% Lainnya; 2,37%

(4)

Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Kalimantan Barat No. 71/12/Th. XVII, 23 Desember 2014 4 komponen buaya pekerja dan jasa pertanian mendominasi komponen struktur usaha tanaman padi.

Tabel 1

Nilai Produksi dan Biaya per Musim Tanam per Hektar Usaha Tanaman Padi Sawah Menurut Musim (000 rupiah), 2014

Total biaya per musim tanam untuk satu hektar luas panen padi ladang sebesar Rp 6 juta. Komponen biaya produksi usaha tani padi ladang yang terbesar adalah pengeluaran untuk upah pekerja dan jasa pertanian, yakni mencakup 73,14 persen dari total biaya atau sebesar Rp 4,4 juta. Selain itu, biaya produksi lain yang juga relatif besar adalah pengeluaraan untuk sewa lahan dan pengeluaran lainnya, yakni masing-masing sebesar 13,45 persen (Rp. 803 ribu) dan 3,52 persen (Rp 210,1 ribu).

Gambar 4

Struktur Ongkos Usaha Tanaman Padi Ladang per Hektar, 2014

Bibit/Benih;

2,80% Pupuk; 1,74% Pestisida; 1,55%

Upah Pekerja dan Jasa Pertanian; 73,14% Sewa Lahan; 13,45% Sewa Alat/Sarana Usaha; 2,36% BBM; 1,45% Lainnya; 3,52% Uraian

Musim Hujan Musim Kemarau

Nilai % biaya Nilai % biaya (1) (2) (3) (4) (5) Nilai Produksi 8.164,47 - 8.210,75 - Biaya Produksi 7.586,97 100 7.577,06 100,00 1. Bibit/Benih 301,92 3,98 243,22 3,21 2. Pupuk 780,24 10,28 527,79 6,97 3. Pestisida 195,89 2,58 222,22 2,93

4. Upah Pekerja dan Jasa Pertanian 4.710,39 62,09 5.119,20 67,56

5. Sewa Lahan 1.186,42 15,64 1.117,84 14,75 6. Sewa Alat/Sarana Usaha 164,95 2,17 106,15 1,40 7. BBM 82,85 1,09 49,80 0,66 8. Lainnya 164,31 2,16 190,83 0,00

(5)

Jika dilihat menurut musim, biaya produksi padi ladang di musim hujan jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan biaya produksi padi ladang di musim kemarau. Total biaya per musim tanam untuk satu hektar padi ladang di musim kemarau sebesar Rp 5,7 juta, sementara total biaya di musim hujan mencapai Rp 6,6 juta. Biaya produksi padi ladang yang memiliki perbedaan mencolok antara musim kemarau dan musim hujan adalah pengeluaran untuk upah pekerja dan jasa pertanian. Pada musim kemarau, biaya upah pekerja dan jasa pertanian untuk satu hektar padi ladang mencapai Rp 4,2 juta per musim tanam, sementara pada musim hujan biaya upah pekerja dan jasa pertanian untuk satu hektar padi ladang sebesar Rp 4,7 juta per musim tanam (Tabel 2).

Tabel 2

Nilai Produksi dan Biaya per Musim Tanam per Hektar Usaha Tanaman Padi Ladang Menurut Musim (000 rupiah), 2014

4. STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN JAGUNG

Total biaya per musim tanam untuk satu hektar luas panen jagung sebesar Rp 6,2 juta. Komponen biaya produksi usaha tani jagung yang terbesar adalah pengeluaran untuk upah pekerja dan jasa pertanian, yakni mencapai 56,20 persen dari total biaya atau sebesar Rp 3,5 juta. Selain itu, biaya produksi lain yang juga relatif besar adalah pengeluaran untuk sewa lahan dan benih/bibit, yakni masing-masing sebesar 17,14 persen (Rp 1,1 juta) dan 8,66 persen (Rp 537,4 ribu).

Uraian

Musim Hujan Musim Kemarau

Nilai % biaya Nilai % biaya (1) (2) (3) (4) (5) Nilai Produksi 7.000.274,78 6.112.185,58 Biaya Produksi 6.606.061,13 100,00 5.671.864,71 100,00 1. Bibit/Benih 172.808,16 2,62 164.161,70 2,89 2. Pupuk 109.990,18 1,66 100.653,38 1,77 3. Pestisida 125.662,40 1,90 77.098,68 1,36

4. Upah Pekerja dan Jasa Pertanian 4.710.381,71 71,30 4.204.575,46 74,13

5. Sewa Lahan 945.764,34 14,32 736.639,70 12,99

7. BBM 108.213,55 1,64 76.366,14 1,35

(6)

Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Kalimantan Barat No. 71/12/Th. XVII, 23 Desember 2014 6 Gambar 5

Struktur Ongkos Usaha Tanaman Jagung per Hektar, 2014

5. KONSEP DAN DEFINISI

SPD dan SPW 2014 merupakan rangkaian dari kegiatan Sensus Pertanian 2013 (ST2013) yang dirancang untuk menyediakan informasi mengenai biaya produksi dan struktur ongkos usaha tani di subsektor tanaman pangan, yang antara lain mencakup informasi biaya penggunaan benih, pupuk, pestisida, pekerja, jasa pertanian, dan biaya atau pengeluaran lain yang dibutuhkan dalam usaha tanaman padi dan palawija. Selain itu, juga dikumpulkan data pendukung, seperti informasi mengenai penggunaan pupuk dan jenis lahan sawah (irigasi dan non-irigasi) untuk kegiatan usaha tani. Kegiatan SPD 2014 dan SPW 2014 dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2014, di seluruh provinsi, dengan jumlah sampel sebanyak 90.460 rumah tangga usaha tanaman padi dan 165.540 rumah tangga usaha tanaman palawija.

Pencacahan SPD dan SPW 2014 dilakukan di lokasi tempat tinggal rumah tangga tanaman pangan. Meskipun demikian, kegiatan usaha tanaman pangan yang dilakukan oleh rumah tangga usaha tanaman pangan yang berada di luar wilayah (kecamatan, kabupaten/kota, provinsi) tempat tinggalnya tetap dicatat sebagai kegiatan usaha tanaman pangan di tempat tinggal rumah tangga tersebut. Penentuan suatu rumah tangga sebagai rumah tangga usaha tanaman pangan yang dicakup dalam SPD dan SPW 2014 mengacu pada syarat Batas Minimal Usaha (BMU). BMU untuk komoditas padi adalah yang memiliki luas panen seluas 1.700 m2 dalam setahun dan jagung 1.500 m2. Berikut adalah sejumlah konsep dan definisi penting yang digunakan dalam SPD dan SPW 2014.

Usaha Tanaman Pangan adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian berupa komoditas tanaman pangan (padi dan palawija) tanpa memperhatikan apakah hasil produksi tersebut dijual/ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga) atau untuk konsumsi sendiri.

Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha komoditas tanaman pangan, baik milik sendiri maupun secara bagi hasil, atau mengelola milik orang lain dengan menerima upah.

Bibit/Benih; 8,66% Pupuk; 7,45% Pestisida; 2,56% Upah Pekerja dan Jasa Pertanian; 56,20% Sewa Lahan; 17,14% Sewa Alat/Sarana Usaha; 2,87% BBM; 1,23% Lainnya; 3,89%

(7)

Ongkos/Biaya Produksi adalah total ongkos/biaya yang dikeluarkan rumah tangga untuk usaha satu hektar komoditas tanaman pangan per musim tanam. Total ongkos tersebut hanya mencakup kegiatan produksi hingga kualitas standar (tidak termasuk kegiatan pasca panen) dan sudah memasukan perkiraan sewa lahan milik sendiri/bebas sewa, perkiraan sewa alat/sarana usaha milik sendiri/bebas sewa, perkiraan upah pekerja tidak dibayar/keluarga, dan perkiraan bunga kredit modal sendiri/bebas bunga yang dihitung dengan cara imputasi.

Nilai Produksi adalah total produksi dalam nominal uang yang dihasilkan rumah tangga dari usaha satu hektar komoditas tanaman pangan per musim tanam. Total produksi tersebut mencakup produksi utama dalam kualitas standar dan produksi ikutan.

Kualitas Standar adalah mutu hasil panen komoditas tanaman pangan yang sudah siap diolah untuk dikonsumsi dan/atau dijual. Dalam SPD dan SPW 2014, kualitas standar untuk padi adalah gabah kering panen (GKP) dan jagung pipilan kering.

Imputasi dalam SPD dan SPW 2014 merupakan teknik memperkirakan nilai variabel (komponen ongkos/pengeluaran) yang tidak secara riil dikeluarkan, seperti sewa lahan milik sendiri, benih hasil produksi sendiri, dan komponen input lain yang diperoleh bukan dari hasil pembelian (pemberian atau subsidi).

(8)

Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Kalimantan Barat No. 71/12/Th. XVII, 23 Desember 2014 8 Informasi lebih lanjut hubungi:

Sari Mariani, SE

Kepala Bidang Statistik Produksi Telepon: 0561-735345 E-mail : produksi6100@gmail.com

Website : http://kalbar.bps.go.id

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian dilakukan perhitungan Human Capital Cost Factor yang merupakan total penjumlahan biaya remunerasi, biaya tenaga temporer, dan biaya turn over sebagai ukuran dasar

Kenyataannya, kreativitas penyampaian materi IPS di SMPN 2 Bukit Kemuning masih perlu ditingkatkan, belum memanfaatkan potensi peserta didik untuk belajar aktif sehingga

3) Karaktristik korban ( seperti; jenis kelamin, ras dan daya tarik).. Dapat diketahui juga bahwa bimbingan agama Islam di Panti Asuhan Darul Hadlonah Mangkang Semarang termasuk

Oleh karenanya akan diteliti, apa sajakah jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal ulangan harian setelah pembelajaran remidial ditinjau dari

Begitu juga dengan sifat-sifat yang telah disepakati atau kesesuaian produk untuk aplikasi tertentu tidak dapat disimpulkan dari data yang ada dalam Lembaran Data Keselamatan

Then the liquidity risk in a positive and significant effect on the sample period of the crisis, whereas the normal sample period of liquidity risk is not significant but it

Guru B mampu menyusun penilaian tes uraian sebesar 55% dan penilaian proyek dengan kemampuan penyusunan 25%, sedangkan penilaian yang belum mampu disusun dalam

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah guru yang mengajar mata pelajaran PAI di kelas V. Dan peserta didik yang berada di kelas V.Objek dalam