• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Umum

Keperluan operasional yang bersifat rutin seperti bahan baku, bahan penolong (supplies), suku cadang, barang jadi, dan barang modal (kapital) seperti bangunan, mesin dan peralatan lainnya selalu diperlukan dalam aktivitas kegiatan publik khususnya pemerintah maupun pribadi (usaha swasta). Pada hakekatnya kebutuhan barang tidak dapat dihindarkan dimana untuk mendapatkannya dibutuhkan tenggang waktu sehingga tidak dapat diperoleh secara instan.

Upaya preventif yang dapat dilakukan pada aktivitas pengadaan yaitu dengan memperbaiki serta mengembangkan sistem informasi perusahaan (Alfian, 2015). Menerapkan ERP kedalam kegiatan tersebut menjadi salah satu strategi perusahaan dalam mencapai goals yang diinginkan. Penganggaran, perencanaan pengadaan, pemilihan penyedia, pelaksanaan kontrak atau perjanjian, dan terakhir serah terima pekerjaan bisa dikatakan sebagai tahapan krusial dalam pengadaan barang maupun jasa. Proses pengadaan yang efisien dan efektif sangat berpengaruh terhadap penyedia barang/jasa. Pemilihan penyedia yang tidak tepat mengakibatkan perusahaan memperoleh harga yang mahal karena munculnya para pihak yang mencari keuntungan belaka (rent seekers) dalam mata rantai pemasaran barang/jasa (Arfani, 2015).

Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) merupakan salah satu perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang mana pemilik serta pengelola perusahaan ini adalah Pemerintah Indonesia. Melalui Peraturan

(2)

Pemerintah Nomor 32 tahun 2006, Perum Peruri memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mencetak uang kertas dan uang logam Rupiah, mencetak dokumen-dokumen sekuriti, termasuk mencetak kertas berharga non uang dan logam non uang.

Pada tahun 2019 Perum Peruri mengimplementasikan ERP SAP kedalam salah satu fungsi bisnisnya sebagai software enterprise systems yaitu pada proses persiapan pengadaan barang. Diterapkannya alat bantu SAP pada proses tersebut dikarenakan tuntutan suatu perusahaan dengan harapan mampu meningkatkan proses bisnis berjalan lebih efisien dan fleksibel yang pada akhirnya akan menciptakan kinerja perusahaan yang baik. Melalui implementasi ERP SAP dapat meningkatkan efektivitas waktu proses pengadaan barang dan yang terpenting dapat mencegah isu atau permasalahan pokok yaitu terjadinya modus operandi dalam aktivitas pengadaan.

2.2. Teori Pendukung 2.2.1. Sistem Informasi

Ralph M. Stair dan George W. Reynolds mengemukakan bahwa sistem informasi adalah gabungan komponen-komponen yang saling terhubung untuk menyatukan (input), memanipulasi (proses), menyimpan, dan menghasilkan (output) data dan informasi untuk membantu sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya (Pratama et al., 2016).

Sistem informasi adalah sistem yang terdapat didalam suatu organisasi yang menyatukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi kegiatan, bersifat manajeril, dan sebagai solusi strategi dari suatu organisasi serta menghadirkan pihak luar tertentu dengan beberapa laporan yang di inginkan atau di butuhkan (Hutahean, 2017).

(3)

Sistem informasi adalah kumpulan tiga komponen dasar pada komputer yang mencakup hardware, software, brainware serta prosedur atau tahapan yang diorganisasikan secara integral untuk mengolah data menjadi sebuah informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan atau pengambilan keputusan (Hartono, 2017:22)

Pada Richard dan Robert 1986 dalam Afriyani: suatu sistem informasi adalah sebuah informasi yang terproses dari serangkaian beberapa prosedur dan didistribusikan kepada pengguna (user) atau suatu sistem yang memanipulasi sekumpulan data menjadi informasi, sehingga dapat ditetapkan sebagai bentuk atau model dasar sistem informasi. Model dasar sistem informasi yang diperluas dengan penambahan elemen penyimpanan data (data storage) (Setiorini et al., 2018:3).

Menurut Henry C. Lucas mengemukakan bahwa sistem informasi adalah suatu kegiatan atau aktivitas dari kumpulan prosedur-prosedur yang diorganisasikan, yang mana jika dieksekusi akan menghasilkan atau menghadirkan sebuah informasi yang dibutuhkan untuk memberikan support dalam pengambilan keputusan dan pengendalian di dalam sebuah organisasi (Fauzi, 2017:18).

Menurut James A. Hall mengatakan bahwa sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dengan cara mengumpulkan dan memproses data sehingga dapat menyediakan informasi yang dapat didistribusikan atau disebarkan kepada pengguna (user) yang membutuhkan (Fauzi, 2017:18).

Menurut John F. Nash dan Martin B. Robert mengemukakan bahwa sistem informasi adalah suatu kombinasi yang terdiri dari gabungan beberapa orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk memiliki jalur komunikasi penting, memanipulasi tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap beberapa kejadian internal dan

(4)

eksternal yang penting dan menyediakan sesuatu dasar untuk pengambilan keputusan (Fauzi, 2017:18).

Menurut Al-Bahri Bin Ladjamudin sistem informasi adalah suatu sistem yang dirancang oleh manusia yang tersususun atas komponen-komponen didalam sebuah perusahaan untuk mencapai satu tujuan yaitu menyajikan informasi yang diperlukan. Sistem informasi yang berada didalam suatu perusahaan dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang dapat menyediakan informasi yang diperlukan bagi semua tingkatan dalam perusahaan tersebut (Akbar & Perdamaian, 2015).

Dengan demikian sistem informasi adalah suatu sistem yang menyediakan informasi yang bersifat manajeril yang terbentuk dari beberapa prosedur-prosedur untuk mendukung suatu organisasi dalam menjalankan operasional utamanya sehingga suatu keputusan dapat diambil dan segala permasalahan dapat terselesaikan. Dibawah ini tujuan sistem informasi pada perusahaan antara lain (Fauzi, 2017:18-19):

1. Untuk mendukung fungsi kepengurusan manajemen. Kepengurusan mengacu kepada tanggung jawab manajemen dalam mengatur sumber daya perusahaan yang kredibel. Sistem informasi menyediakan informasi yang dapat membantu pengguna (user) eksternal mengenai kegunaan sumber daya melalui laporan keuangan tradisional dan laporan-laporan yang diminta. 2. Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen. Sistem informasi

membantu para manajer dengan menyediakan informasi yang diingankan untuk pengambilan sebuah keputusan.

3. Untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan harian. Sistem informasi dapat membantu para stakeholder dalam melakukan kegiatan operasional mereka setiap harinya dengan menyediakan berbagai informasi.

(5)

Menurut John Burch dan Gary Grudnitski (Fauzi, 2017:19) mengemukakan bahwa sistem informasi tersusun atas beberapa komponen yang dikenal dengan istilah blok bangunan (building block) yaitu:

1. Blok Masukan 2. Blok Model 3. Blok Keluaran 4. Blok Teknologi 5. Blok Basis Data 6. Blok Kendali

Terdapat lima stakeholder internal perusahaan yang memiliki tanggung jawab dalam mengembangkan dan memelihara sistem informasi, yaitu (Fauzi, 2017:22):

1. Analis sistem merupakan seseorang yang biasanya mengidentifikasi suatu masalah dan mempersiapkan segala dokumentasi tertulis yang dapat dimengerti oleh komputer. Dalam mengembangkan sistem baru serta memperbaiki sistem yang tersedia saat ini, analis sistem harus bekerjasama dengan user .

2. Pengelola database harus bekerjasama dengan user dan analis sistem dalam rangka membuat database yang dapat menyediakan informasi bagi para user. Database adalah sebuah sarana penyimpanan (storage) yang mampu mengintegrasikan beberapa data di dalam komputer, serta mengatur dan menyimpannya secara sistematis agar memudahkan pengambilan.

3. Spesialis jaringan harus bekerjasama dengan user dan analis sistem dalam membangun jaringan komunikasi data yang menggabungkan sumber daya

(6)

komputer yang tersebar. Spesialis jaringan menggabungkan keahlian bidang komputer dan telekomunikasi.

4. Programmer menggunakan data yang telah disiapkan terlebih dahulu oleh analis sistem dalam pembuatan kode instruksi yang nantinya dapat mengubah data menjadi informasi yang dibutuhkan oleh user.

5. Operator/Administrator memiliki tugas dalam mengelola pengaturan sistem informasi.

2.2.2. Pedoman Umum Pengadaan

Pada prinsipnya pengadaan adalah aktivitas dalam memperoleh barang/jasa beradasarkan prinsip dasar pengadaan yaitu transparan, efektif, dan efisien berdasarkan dengan kebutuhan penggunanya (user). Yang dimaksud barang disini meliputi peralatan dan juga bangunan baik untuk kepentingan umum maupun pribadi (Bahagia, 2011).

Pengadaan barang/jasa secara harfiah menurut kamus bahasa Indonesia: pengadaan barang/jasa berarti sebuah ajuann atau proposal untuk mengajukan harga dan membeli suatu barang/jasa. Berdasarkan pengertian tersebut maka terdapat dua pihak yang bersangkutan. Pihak pertama adalah instansi pemerintah, BUMN, atau perusahaan swasta yang mengadakan penunjukan pengadaan barang/jasa. Pihak kedua adalah personal atau perusahaan kontraktor yang mampu memenuhi permintaan akan pengadaan barang/jasa tersebut (Yahya & Susanti, 2016:3).

Pengadaan barang/jasa menurut kamus hukum: pengadaan barang/jasa berarti membeli pekerjaan atau meminta pihak lain untuk mengerjakan atau membeli pekerjaan seluruhnya atau sebagian pekerjaan sesuai dengan perjanjian yang sebelumnya telah dibuat terlebih dahulu (Yahya & Susanti, 2016:3-4).

(7)

Proses Pengadaan secara umum untuk mendapatkan barang/jasa dapat diperoleh melalui pembelian (buy) atau pembuatan (make). Suatu barang/jasa diperoleh dengan cara pembelian bila barang tersebut telah tersedia (ready stock) pada saat diperlukan, sedangkan barang/jasa akan dibuat bila barang tersebut membutuhkan upaya produksi atau konstruksi (make to order) terlebih dahulu sebelum akhirnya dapat dimanfaatkan (Bahagia, 2011).

Pengadaan barang/jasa pemerintah merupakan hal pokok atau elemen terpenting dari tata kelola pemerintahan yang baik. Sebagai komponen fundamental, pengadaan barang/jasa pemerintah memiliki tujuan yaitu dalam memperoleh barang/jasa harus bisa mertanggung jawabkan harga dengan jumlah, kualitas dan waktu yang tepat (Arsana, 2016:35). Dalam pasal 1 angka 1 Perpes 54 Tahun 2010, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Perpres Nomor 4 Tahun 2015 dinyatakan bahwa “pengadaan barang/jasa yang selanjutnya disebut dengan pengadaan barang/jasa adalah kegiatan untuk memperoleh berang/jasa oleh kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah/institusi yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa” (Arsana, 2016:35).

Berdasarkan definisi tersebut, ada beberapa kata kunci yang dapat diidentifikasi, yaitu: Perencanaan, Kebutuhan, Kegiatan, Memperoleh barang/jasa. Keempat keyword tersebut sangat substansi dan memberikan warning untuk tidak mengada-ada proses pengadaan barang/jasa (Mustafa, 2016). Karena pada kenyataannya yang terjadi di dalam lapangan masih sering ditemukan berbagai jenis dan risiko kecurangan pada saat pelaksanaan audit (Alfian, 2015). Walaupun memiliki anggaran yang cukup bukan berati dapat melakukan pengadaan barang/jasa

(8)

semena-mena karena pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan identifikasi kebutuhan bukan sesuai anggaran yang tersedia apalagi sesuai keinginan.

Objek kegiatan pengadaan barang/jasa adalah barang dan jasa. Berdasarkan Pepres Nomor 54 Tahun 2010 dan disempurnakan dalam Pepres Nomor 35 Tahun 2011 yaitu pengadaan barang, pekerjaan konstruksi, jasa konsultasi dan jasa lainnya. Proses pengadaan tidak bisa dikatakan sebagai sesuatu yang spesifik didalam aktivitas pengadaa. Karena aktivitas pengadaan mencakupi lima kegiatan utama yaitu rencana pengadaan, proses pengadaan, penerimaan dan penyimpanan, serta pemakaian dan manajemen aset, dan transaksi yang meliputi transaksi pembelian barang/ jasa (kontrak), penerimaan barang/jasa, dan pengeluaran atau penggunaan barang/jasa.

(9)

Sumber: (Bahagia, 2011)

Gambar II. 1. Cakupan Aktivitas Pengadaan

Dalam proses pengadaan barang/jasa yang terjadi dilapangan masih sering ditemukan modus operandi pada saat pelaksanaan audit. Menurut Suhartanto (Alfian, 2015) terdapat 15 tahapan untuk memetakan tipe dan risiko kecurangan yang

1. Pengguna 2. Rencana Pengadaan 3a. Pelaksanaan: Panitia Pengadaan Fungsi Pengadaan 3b. Penyedia: Persyaratan Kualifikasi 4. Metode Pengadaan: -Lelang -Pemilihan Langsung -Pembelian Langsung 5. Proses Pengadaan: -Persiapan -Pelaksanaan, tender/pembelian -Perjanjian/Kontrak 6. Penerimaan Penyimpanan 7. Pembayaran 8. Pemakaiann

(10)

menjadi temuan auditor. Kelima belas tahapan tersebut adalah sebagai berikut: (1) perencanaan pengadaan; (2) pembentukan pelaksana pengadaan atau penunjukan pejabat pengadaan; (3) penentuan sistem pengadaan; (4) penyusunan jadwal pelaksanaan pengadaan; (5) membuat perhitungan harga perkiraan sendiri (HPS); (6) pencatatan dokumen pengadaan barang dan jasa; (7) pengumuman dan pendaftaran peserta pelelangan; (8) tahap kualifikasi penyedia barang/jasa dan penerimaan dokumen pemilihan penyedia barang/jasa; (9) penjelasan lelang/aanwijzing; (10) penyampaian dan pengantar dokumen penawaran; (11) evaluasi penawaran, pembuktian kualifikasi, dan pembuatan berita acara hasil pelelangan; (12) penetapan dan pengumuman pemenang lelang; (13) sanggahan peserta lelang dan pengaduan masyarakat; (14) penandatanganan dan pelaksanaan kontrak; (15) penyerahan barang/ jasa dan pembayaran pekerjaan.

2.2.3. Pengadaan Barang

Mengacu pasal 1 angka 14 Perpres Nomor 54 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah, terakhir dengan Pepres Nomor 4 Tahun 2015 “barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan oleh pengguna barang. Pengadaan barang tersebut dapat berupa bahan baku, barang setengah jadi, barang jadi atau peralatan dan termasuk makhluk hidup”. Menurut Siahaya (Arsana, 2016:41) mengemukakan bahwa secara garis besar barang dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu barang operasi (konsumsi dan produksi) dan barang modal. Berikut dibawah ini penjelasan dari ketiga barang tersebut:

1. Barang konsumsi adalah barang jadi dari suatu produksi yang mana dapat digunakan secara langsung dan pemakaiannya bersifat habis seperti makanan, minuman, obat-obatan dan sebagainya.

(11)

2. Barang produksi adalah barang yang diperlukan untuk menunjang kegiatan produksi seperti bahan baku, bahan setengah jadi dan barang jadi.

3. Barang modal adalah barang yang memiliki daya tahan lama dan pemakaiannya dapat dilakukan secara berkali-kali namun mengalami penurunan nilai atau penyusutan seperti peralatan dan kendaraan.

Pengadaan barang lebih sederhana dibandingkan dengan pengadaan jasa. Mengapa demikian? Karena pengadaan barang yang paling penting adalah keluarannya (output) saja. Sedangkan prosesnya hanya sebagai pelengkap saja. Tidak demikian halnya dengan pengadaan jasa, dimana tahapannya meliputi input, proses dan output. (Arsana, 2016).

2.2.4. Enterprise Resource Planning (ERP)

Sistem ERP merupakan sebuah sistem yang dapat memberikan support terhadap kegiatan operasional perusahaan dalam proses bisnis dengan menyediakan informasi secara realtime yang terintegrasi antar divisi-divisi fungsional perusahaan (Spreadika, 2018).

Menurut Motiwalla & Thompson dalam Alouah & Smith menerangkan bahwa sistem ERP merupakan sistem perusahaan yang sangat substansi dengan tujuan untuk melakukan integrasi data yang terpisah. Dan juga menjadi tambahan pendukung bagi fungsi utama perusahaan dalam melaksanakan operasionalnya. Definisi lain dari sistem ERP adalah sistem terintegrasi yang dapat digunakan untuk mengelola berbagai fungsi, mulai dari aset, pendanaan, sampai human resource. Sistem ERP juga memudahkan jalur informasi antar departemen atau divisi dalam perusahaan (Spreadika, 2018).

Menurut Turban sistem Enterprise Resource Planning (ERP) adalah software yang mampu mengintegrasikan proses bisnis suatu perusahaan dalam melakukan

(12)

operasional bisnisnya yang mencakup perencanaan, manajemen, dan penggunaan semua sumber daya di seluruh perusahaan (Mahendra, 2016).

ERP adalah suatu perangkat lunak (software) yang dipakai dalam dunia bisnis oleh perusahaan dengan kemampuan dapat mengintegrasikan semua kegiatan bisnis, dan beberapa faktor yang sangat substansi di dalam perusahaan menjadi pengaruh keberhasilan implementasi ERP (Wahyuddin, 2020).

ERP merupakan sistem yang dibuat oleh manusia yang bertujuan membantu perusahaan dengan menyediakan informasi yang terintegrasi dan terkoordinasi disetiap fungsional bisnis. Menurut Ellen Monk dan Bret Wagner dalam manajemen sebuah perusahaan ERP menggunakan sebuah database yang dapat diakses oleh setiap fungsional bisnis yang ada pada perusahaan tersebut (Pratama et al., 2016).

Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan solusi perusahaan yang

cukup tepat untuk melakukan monitoring dalam mengembangkan bisnisnya dan diharapkan mampu memproses semua bisnisnya terintegrasi (Akbar & Perdamaian, 2015).

Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan sebuah teknologi yang telah

dipakai oleh banyak perusahaan dengan segudang keunggulan yaitu adalah dapat memberikan support terhadap proses bisnis, arus informasi, pelaporan, dan analisa data perusahaan meliputi skala besar. Disisi lain sistem ERP dapat meningkatkan

image perusahaan dan competitive advantage. Pendekatan Resource Base View

(RBV) dapat mengembangkan competitive advantage terhadap sumber daya yang dimiliki sebuah perusahaan terkelola sesuai dengan kapabilitas perusahaan (Kurniawati et al., 2015).

Dengan demikian penulis mengemukakan bahwa sistem Enterprise Resource

(13)

utama perusahaan dengan mengintegrasikan berbagai sistem-sistem yang terpisah antar divisi dalam perusahaan dan juga mengkoordinasikan informasi tersebut sehingga dapat menghasilkan informasi secara cepat dan tepat (realtime) guna meningkatkan efisiensi kinerja perusahaan yang pada akhirnya dapat menghasilkan

image yang baik bagi perusahaan. Melalui aplikasi ERP sistem berjalan bisnis suatu

perusahaan baik dari proses intern sampai proses eksternal menjadi saling terhubung dan terintegrasi sehingga memudahkan dalam proses pengambilan keputusan bisnis (Suhendi, 2016).

Menurut (Amalia, 2019) berikut dibawah ini beberapa manfaat atau keuntungan yang diperoleh bagi perusahaan yang menerapkan ERP dalam menjalankan proses bisnisnya, antara lain:

1. Integrasi bisnis dan akurasi data yang lebih baik 2. Perencanaan dan manajemen sistem informasi 3. Peningkatan efisiensi dan produktivitas 4. Pembentukan standarisasi prosedur

2.2.5. System Application and Product in Data Processing (SAP)

Systems, Applications, and Products in Data Processing (SAP) adalah suatu

software ERP yang dikembangkan sebagai pembantu kinerja suatu organisasi dalam menjalankan kegiatan operasionalnya menjadi lebih efisien dan efektif. Melalui SAP memudahkan para stakeholder dalam mengolah suatu data yang berkaitan dengan pekerjaan yang setiap hari terjadi di dalam perusahaan (Qomariyah, 2015).

System Application and Product in data processing (SAP) merupakan software Enterprise Resources Planning (ERP), yaitu suatu tools IT dan manajemen

untuk mempersiapkan dan melakukan kegiatan operasional perusahan yang sehari-hari dikerjakan. Data yang diperoleh dari para klien akan dikelola dan disimpan

(14)

dalam database dengan bantuan SAP sehingga memudahkan stakeholder internal perusahaan dalam melakukan tugasnya (Yona & Marlini, 2016).

SAP (Serenata, 2019) merupakan suatu sistem atau software yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasioanal suatu perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien. Dan penggunaannya pun berbeda antara perusahaan yang satu dengan yang lain tergantung dari bidang bisnis yang dijalankan oleh perusahaan tersebut. Manfaat SAP bagi perusahaan yaitu dapat menjadikan proses bisnis berjalan lebih cepat dan tepat, lebih berkualitas, lebih tepat dalam memutuskan suatu keputusan, lebih konsisten sesuai SOP perusahaan, sekaligus sebagai fungsi monitoring dan meminimalisir human error, dan fungsi analisa yang membaik.

SAP merupakan salah satu perusahaan software terbesar di Eropa untuk membantu perusahaan mengintegrasikan bisnis dengan mengembangkan sistem aplikasi ERP serta memimpin pasar perangkat lunak dan aplikasi internet. Pada tahun 1972 , lima orang mantan pegawai IBM mendirikan SAP di Waldorf, Jerman. SAP merupakan akronim dari System Application and Product in data processing menjadi aplikasi ERP yang sukses dipakai oleh banyak perusahaan di dunia, salah satunya negara Indonesia.

SAP merupakan software operasional dengan kompleksitas yang tinggi dan mampu melaksanakan banyak fungsi yang berbeda untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan. SAP terdiri dari sejumlah besar program dan sub-program. Program SAP berupa sebuah kode yang ditulis dalam bahasa pemrograman khusus yang disebut ABAP (Advanced Business Aplication Programming), yang mengontrol perilaku komputer untuk merecord transaksi bisnis dan melakukan berbagai fungsi analisis. Ketika program SAP sedang dijalankan, ia memiliki fungsi bisnis tertentu untuk semua departement dalam perusahaan. Setiap operasional

(15)

perusahaan akan terambil dan tersimpan didalam database dari segala aspek sesuai dengan tujuan pengguna (user) sehingga kegiatan operasional antar departement menjadi lebih efektif (Jacqueline, 2018).

Dengan demikian keberadaan ERP SAP sangat substansi bagi perusahaan karena sistem integrasi ini mampu melakukan pekerjaan menjadi lebih mudah dari sebelumnya. Disamping itu, SAP memiliki peran yang penting dalam sebuah perusahaan yaitu dapat mengintegrasikan semua bagian atau divisi yang terdapat didalam perusahaan yang pada akhirnya dapat bekerjasama secara lebih efektif dan mencapai target. Dan penggunaan SAP disetiap perusahaan memiliki fungsi yang berbeda tergantung pada unit bisnis yang dijalankan suatu perusahaan. Biasanya pengguna SAP adalah perusahaan yang tergolong dalam tahap kompleksitas tinggi.

2.2.6. Flowchart (Diagram Alir)

Algoritma adalah setiap alur atau tahapan suatu aktivitas yang sistematis untuk menyelesaikan suatu masalah dalam mencapai suatu tujuan tertentu secara logis. Algoritma dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yaitu dengan bercerita atau membuat narasi, membuat gambar, membuat flowchart (diagram alir) .

Flowchart adalah media komunikasi visual berupa simbol-simbol atau gambar yang

menggambarkan sebuah proses dari awal proses hingga akhir proses secara jelas dan sistematis. Simbol-simbol flowchart tidak dapat diubah sendiri karena simbol tersebut merupakan simbol standar dan sudah mempunyai aturannya masing-masing (Endra, 2016:6-8).

Dibawah ini adalah siimbol-simbol flowchart beserta fungsinya:

1. Flow direction symbols

Berfungsi sebagai penghubung (connecting line) yang menghubungkan simbol satu dengan yang lainnya.

(16)

Sumber: (Syafitri, 2019)

Gambar II. 2. Flow Direction Symbols

2. Processing symbols

(17)

Sumber: (Syafitri, 2019)

Gambar II. 3. Processing Symbols

3. Input/output symbols

(18)

Sumber: (Syafitri, 2019)

Gambar

Gambar II. 1. Cakupan Aktivitas Pengadaan
Gambar II. 2. Flow Direction Symbols  2.  Processing symbols
Gambar II. 3. Processing Symbols  3.  Input/output symbols
Gambar II. 4. Input/Output Symbols

Referensi

Dokumen terkait

Kepada Bapak Maryono yang membantu proses penerimaan kerja praktek penulis, Bapak Rizza Ghozali dari Candal produksi IIB yang telah membimbing kami dan meberikan

Seperti terlihat pada menu utama diatas terdapat lima button yang dapat digunakan untuk menampilkan halaman-halaman yang lain pada multimedia pembelajaran grafik

Roscoe Davis adalah “Sistem Informasi merupakan suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,

Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) TOPSIS adalah salah satu metode pengambilan keputusan multukriteria.TOPSIS menggunakan prinsip

Maka dari itu pulsa yang dihasilkan mempunyai tinggi yang sama sehingga detektor Geiger muller tidak bisa digunakan untuk mengitung energi dari zarah radiasi

Pengubahan bentuk: Langkah ini dilakukan terhadap beberapa nilai atribut yang perlu diubah seperti yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya dan juga penyesuaian bentuk

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2OA?2A25 yang selanjutnya disingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 2O (dua

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat dipandang sebagai produk dan sebagai proses. Secara definisi, IPA sebagai produk adalah hasil temuan-temuan para ahli saintis,