• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN KAS PADA PT. ADHI PERSADA GEDUNG (Studi Kasus Proyek The Conexio)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN KAS PADA PT. ADHI PERSADA GEDUNG (Studi Kasus Proyek The Conexio)"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN KAS PADA PT. ADHI PERSADA GEDUNG (Studi

Kasus Proyek The Conexio) Sari Widiastuti STMIK Mitra Karya

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran sistem informasi akuntansi terhadap pengendalian internal penerimaan kas pada PT. Adhi Persada Gedung (Studi Kasus Proyek the Conexio). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil yang diperoleh adalah pencatatan atas pajak pertambahan nilai masukan dan pajak pertambahan nilai keluaran CV. Purnama Siwi terjadi saat penjurnalan transaksi penjualan untuk PPN Keluaran dan transaksi pembelian untuk PPN Masukan, rekapitulasi muncul akhir bulan pada buku besar masing masing akun PPN Masukan dan PPN keluaran dan menunjukan saldo masing masing akun.

Kata kunci: Sistem Informasi Akuntansi, pengendalian internal

PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong manusia untuk hidup secara lebih praktis dan mudah segala kemudahan ingin dicapai untuk dapat menemukan kepuasan pada setiap tindakan dalam segala bidang. Salah satunya diantaranya muncul yang dinamakan sistem. Sistem adalah kelompok unsur yang erat hubungan satu dengan yang lainnya, sehingga dengan ada sistem dan prosedur tersebut tujuan perusahaan dapat tercapai Mulyadi (2016 : 160-161).

Berdasarkan pernyataan berikut, sistem informasi akuntansi merupakan

salah satu jenis sistem yang diperlukan oleh perusahaan dalam menangani kegiatan operasional sehari - hari untuk menghasilkan informasi – informasi akuntansi yang diperlukan oleh manajemen dan pihak – pihak yang terkait lainnya sehubungan dengan dengan pengambilan keputusan dan kebijakan – kebijakan lainnya. Seperti halnya dalam melakukan penerimaan dan pengeluaran kas harus memiliki sistem dan prosedur sesuai dengan peraturan yang ada. Karena perkembangan teknologi yang paling nyata adalah pengembangan teknologi komputer, dimana terdapat pihak

(2)

internal yang juga memberi pengaruh dalam pemberian maupun penerimaan informasi terkait dengan penerimaan kas.

Sistem Informasi Akuntansi merupakan sistem yang menyediakan informasi akuntansi dari keuangan beserta informasi lainnya yang diperoleh dari proses rutin akuntansi. Informasi yang dihasilkan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) antara lain meliputi informasi mengenai penjualan, penerimaan kas, Pengeluaran kas, order pembelian, penerimaan barang, pembayaran dan penggajian. Secara ringkas sistem informasi akuntansi (SIA) menghasilkan informasi akuntansi yang bermanfaat untuk mendukung kegiatan rutin perusahaan, mendukunng proses pengambilan keputusan sesuai dengan pertanggungjawaban, memfasilitasi proses perencanaan dan pengendalian, serta menerapkan pengendalian internal. Mulyadi (2011:8)

Sistem informasi akuntansi (SIA) yang baik adalah sistem informasi akuntansi (SIA) yang menghasilkan bahan yang berharga dan akurat dalam pengendalian internal. Sistem informasi akuntansi (SIA) memiliki enam blok

bangunan: masukan, keluaran, teknologi, basis data, informasi dan pengendalian. Dengan berperannya SIA terhadap pengendalian dari sistem informasi akuntansi (SIA) tersebut diperoleh informasi bagi pengelolaan kegiatan perusahaan yang bertujuan untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasinya. Sistem akuntansi tidak hanya digunakan untuk mencatat transaksi keuangan yang telah terjadi saja, namun memiliki peran yang besar dalam melaksanakan bisnis perusahaan. Bahkan dalam bisnis utama perusahaan tertentu, sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan alat yang digunakan untuk melaksanakan bisnis utama perusahaan salah satunya yaitu pada perusahaan jasa konstruksi.

Peranan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) didunia bisnis tidak hanya merambah pada perusahaan yang berkecimpung dibidang barang saja tetapi juga merambah ke bidang jasa konstruksi. Sistem Informasi Akuntansi (SIA) juga memiliki peranan cukup besar terhadap pengendalian internal

(3)

dalam proses penerimaan kas dan pengeluaran kas, yaitu untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan internal dan untuk memperbaiki tingkat keandalan (reliability) suatu perusahaan informasi akuntansi untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan dan untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaran catatan akuntansi.

Siatem Informasi Akuntansi (SIA) merupaksan salah satu cara atau sistem yang digunakan untuk mengkontrol dan mengambil keputusan pada setiap transaksi yang terjadi diperusahaan. Sistem akuntansi penerimaan kas sendiri merupakan suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang dari penjualan tunai atau pelunasan piutang yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan umum perusahaan. Sedangkan sistem akuntansi pengeluaran kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk menjalankan kegiatan pengeluaran baik cek maupun uang tunai yang digunakan untuk kegiatan perusahaan.

METODE PENELITIAN

Objek Penelitian ini di PT. Adhi Persada Gedung berdiri pada 1974 yang beralamat di South Building JL. Raya Pasar Minggu KM. 18 Jakarta 12510- Indonesia. Sesuai dengan objek penelitian penulis yang dilakukan pada Proyek The Conexio yang beralamat di JL. Cempaka Raya No. 15, Jati Bening Pondok Gede, Bekasi PT. Adhi Persada Gedung (Studi kasus Proyek The Conexio) yang mulai berdiri pada 02 April 2018 dan mempunyai 36 Karyawan. PT. Adi Persada Gedung (Studi kasus Proyek The Conexio) bekerjasama dengan berbagai Subcon diantaranya, PT. Adhimix RMC, PT. Surya Gemilang Intertrade, PT. Inteel Steel, Dsb. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Teknik yang digunakan untuk melakukan analisa data yaitu mengolah dan manganalisa data tersebut dengan menggunakan analisa deskriptif yang menggambarkan karakteristik suatu masalah

(4)

dengan menggunakan data premier dan data sekunder, kemudian membandingkan landasan teori yang ada pada bab 2 tentang pemasukan dan pengeluaran kas yang diakukan PT. Adhi Persada Gedung (Studi kasus Proyek The Conexio), lalu mengajukan kesimpulan yang logis berdasarkan hasil logis berdasarkan hasil penelitian tersebut dan memberikan saran. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian analisis ini akan dibahas mengenai sistem informasi akuntansi (SIA) penjualan jasa ekspedisi yang diterapkan pada PT. Penta Prima Trans selama periode 2015 – 2018. Efektif atau tidaknya sistem informasi akuntansi (SIA) terhadap pengendalian internal yang telah dibuat oleh perusahaan dapat dilihat berdasarkan fungsi yang terkait dalam sistem informasi akuntansi (SIA) penjualan jasa ekspedisi pada PT. Penta Prima Trans. istem Informasi Akuntansi (SIA) Penjualan JasaPada PT. Penta Prima Trans

Pada umumnya pendapatan utama perusahaan berasal dari aktivitas penjualan. Oleh karena itu penjualan merupakan salah satu aktivitas yang sangat penting dalam perusahaan. Salah satu sistem informasi yang menghasilkan informasi untuk pengambilan keputusan adalah sistem informasi akuntansi. Sistem informasi akuntansi (SIA) sangat diperlukan oleh organisasi perusahaan, karena sistem informasi akuntansi (SIA) mengolah data akuntansi yang berasal dari berbagai sumber menjadi informasi akuntansi yang diperlukan berbagai macam pemakai untuk mengurangi resiko pengambilan keputusan. Pemrosesan data informasi akuntansi dapat dilakukan secara manual atau komputerisasi.

Sistem Pembukuan pada PT. Penta Prima Trans bersifat sentralisasi atau terpusat, sedangkan pembukuan yang dilakukan PT. Penta Prima Trans sebagai anak perusahaan hanya mengelola data akuntansi mengenai penjualan (sales) dan pembayaran (finance) yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan tersebut.

(5)

Komponen – komponen sistem informasi akuntansi (SIA) yang diterapkan pada PT. Penta Prima Trans yaitu adalah sebagai berikut :

1. Perangkat Keras(Hardware) Perangkat keras merupakan peralatan phisik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan, memasukkan, memproses, menyimpan dan mengeluarkan hasil pengolahan data dalam bentuk informasiyang ada, perangkat keras pada Penta Prima Trans yaitu komputer, laptop, printer, printer dot matric, outner 2. Perangkat Lunak(Software)

Software dibagi menjadi dua yaitu : system software dan application software yang digunakan oleh PT. Penta Prima Trans yaitu hanya menggunakan Microsoft Office seperti word danexcel untuk application software menggunakan outlook, tracing gps (untuk mengetahui posisi kendaraan atau armada) dan menggunakan e –faktur sebagai aplikasi yang diterapkan oleh pemerintah mengenai pajak pertambahan nilai jasa kena pajak.

3. Manusia (Brainware)

Brainware atau sumber daya manusia (SDM) merupakan bagian terpenting dari komponen sistem informasi dalam dunia bisnis yang dikenal sebagai sistem informasi akuntansi. Manusia yang dimaksud adalah karyawan PT. Penta Prima Trans, meliputi seluruh bagian/divisi.

4. Basis Data(Data Base)

Data Base yang merupakan kumpulan data – data yang tersimpan, seperti file computer/laptop dalam bentuk backup data – data perusahaan. 5. Teknologi (Technology)

Telekomunikasi atau komunikasi data dapat didefinisikan sebagai penggunaan media elektronik atau cahaya untuk memindahkan data atau informasi dari suatu lokasi ke satu atau beberapa lokasi lain yang berbeda. Contohnya dengan penggunanan Mesin Fax, Email, Telepon, Wifi.

(6)

Prosedur merupakan rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang – ulang dengan cara yang sama. Prosedur yang diterapkan pada PT. Penta Prima Trans yaitu :Prosedur penjualan jasa tunai dan penjualan jasa kredit.

Dan mengenai unsur – unsur Sistem Informasi Akuntansi, yaitu sebagai berikut :

1. Formulir

Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi. Formulir sering disebut dokumen, karena dengan formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam (didokumentasikan) di atas secarik kertas. Formulir yang diterapkan pada PT. Penta Prima Trans untuk merekam terjadinya penjualan jasa yaitu dengan mengisi form SPU (Surat Permintaan Pickup) yang mana merupakan permintaan dari customer maupun dari tim marketing. Beberapa

informasi yang di dapat dari Form SPU yaitu :

- Date dan Date PU untuk tanggal buat SPU (biasanya setiap ada permintaan selalu diinfo satu hari sebelumnya, supaya armada bisa di jadwalkan sedangkan Date PU : penjadwalan tanggal pickup barang customer

- Nomor SPU digunakan untuk memudahkan CS mencatat order yang diterima setiap harinya - Sales catatan nama marketing yang

memberikan order

- Price mengenai harga jasa tersebut - Custome rmerupakan identitas

customer yang meminta order - Alamat PU , Kota adalah

alamat pickup barang tersebut. Kota pickup barang tersebut - PIC dan Pukul merupakan nama

customer yang bertanggung jawab atas ordernya dan waktu pickup - Destination merupakan tujuan

barang yang akan dikirimkan - Colly merupakan banyak barang - Weigh tmerupakan berat barang - Commodity merupakan jenis

(7)

- Mobil merupakan jenis armada yang digunakan

- Remarkadalah catatan khusus Dan yang di halaman konfirmasi diisi oleh staff operasional, yang bisa didapat dari halaman konfirmasi yaitu :

- Nomor Polisi adalah nomor plat armada atau kendaraan yang digunakan

- Supir & Tlp adalah nama supir dan nomor telpon aktif kemudian diteruskan dengan mengisi form resi atau biasa disebut dalam lingkungan ekspedisi AWB (airwaybill),beberapa informasi yang di dapat dari Form AWB yaitu :

- Nomor airwaybill atau biasa yang disebut resi, memudahkan shipper dan CS dalam mengecek kiriman tersebut

- Kolom Origin dan Destinationberisi lettercode (kode daerah) berasal dari kota mana dan untuk dikirim kemana

- Kolom Shipper berisi tentang identitas customer, alamat, nomor

telpon, PIC yang bertanggung jawab, dan tanda tangan pengirim, dan juga berisi tanggal pickup, nomor pol armada yang digunakan, nama supir

- Kolom Consignee berisi tentang nama penerima dan alamat penerima, up (orang yang ditujukan) - Kolom Receive berisi nama penerima, tanggal dan waktu barang diterima dan harus disertakan tanda tangan

- Kolom Pieces/Colly dan Weight berisi banyak barang dan weight berisi berat barang

- Service atau layanan yang di jalankan

2. Jurnal / Uang Kas Kecil Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data lainnya. Jurnal atau pencatatan transaksi yangditerapkandalam Penta Prima Trans yaitucatatan laporan pengeluaran kas kecilharian menggunakan metode fluktuasi (sistem

(8)

dana berubah) yaitu sistem dana berubah ini menyatakan bahwa jumlah nominal kas kecil tidak ditetapkan namun jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan. Pencatatan kas kecil yang diterapkan di PT. Penta Prima Trans hanya menggunakan microsoft excel (belum menggunakan software atau program khusus akuntansi), biasa disebut dengan Laporan Uang

Beberapa informasi yang di dapat dari Jurnal / laporan kas kecil yaitu :

Tanggal transaksi, awb atau nomor resi, request (yang menerima kas keluar dan yang memberi kas masuk), jumlah pemasukan, jumlah pengeluaran dan total yang

sudah masuk dan

dikeluarkan.

3. Laporan Monitoring Invoice Laporan monitoring invoice berisi informasi yang

merupakan keluaran sistem akuntansi atau pencatatan transaksi penjualan tunai dan penjualan kredit. Berisi informasi mengenai nama perusahaan, nomor invoice, nomor faktur pajak, TOP (term of payment), Date Invoice, Nomor Resi (Airwaybill), Tantrim Date, Harga (Price/Unit), PPN (VAT10% untuk pengiriman via darat dan VAT1% untuk pengiriman via udara), Jumlah (Amount), Tanggal Bayar (Date Paid), PPh 23 (2%), Biaya Klaim, Admin Bank, Jumlah yang dibayar (Paid), Outstanding, Keterangan. Laporan monitoring invoice gabungan dari laporan bulanan selama

satu tahun yang

menghasilkan total pendapatan perusahaan, total PPN yang harus dibayarkan setiap bulannya di tgl 10 bulan berikutnya dan pendapatan bersih setelah dipotong PPh 23 (2%), biaya

(9)

klaim dan biaya admin (sebelum dipotong biaya hpp yaitu biaya vendor atau uang jalan) laporan ini bertujuan untuk mengontrol penjualan perusahaan yang sudah terbayar atau belum dibayar. 4. Laporan Keuangan

Laporankeuangan berisi informasi yang merupakan keluaran sistem akuntansi. Laporankeuangan dapat berbentuk hasil cetak komputer dan tayangan pada layar monitor komputer. Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa neraca, laporan rugi laba. Laporan yang diterapkan pada Penta Prima Trans menggunakan microsoft excel yang mana dalam laporan laba rugi terdapat laporan penjualan A/R (yang meliputi penjualan per customer yang dirangkum selama 1 bulan dan dirangkum selama 1 tahun), penjualan retail (pendapatan muatan balik

dari daerah), Harga Pokok Penjualan Jasa (meliputi biaya vendor, biaya pickup, biaya sewa armada, BBM/Transport, biaya asuransi, biaya kirim surat, biaya entertaint, biaya project, dan biaya lain – lain project), serta expense atau biaya administrasi dan umum (maliputi biaya gaji, uang makan bulanan, lemburan, intensif kehadiran, biaya telpon, fax, internet, listrik, air, biaya kawalan marina, biaya perlengkapan kantor, biaya transport atau perjalanan umum, biaya pulsa, biaya rumah tangga, biaya sewa kendaraan, biaya pemeliharaan kantor, biaya pengurusan surat STNK dan KIR, Biaya Penghasilan 21 (PPH 21), biaya Pajak Penghasilan Final (1%), biaya sumbangan, biaya administrasi, biaya bunga pinjaman, biaya lain – lain).Laporankeuangan yang di terapkan PT. Penta

(10)

PrimaTrans bersifat sentralisasi (dikelola oleh accounting pusat), PT. Penta

PrimaTrans hanya

menyediakan sebuah data akuntansi untuk diolah menjadi laporan keuangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Jasa Tunai

Aktivitas penjualan tunai adalah aktivitas yang mewajibkan pembeli membayar harga jasa ekspedisi sebelum barang di delivery atau setelah barang diterima oleh pihak penerima, kemudian pembayaran dicatat oleh admin.billing yang selanjutnya diserahkankepada administrasi dan keuangan. Untuk menjalankan sistem informasi akuntansi penjualan jasa tunaimaka sistem informasi akuntansi ini melibatkan beberapa fungsi, adapun fungsi tersebut adalah:

1) Fungsi Penjualan dipisah dari fungsi kas, dimana fungsi penjualan dipegang oleh bagian adm. billing dan fungsi kas dipegang oleh bagian

administrasi dan keuangan. Pemisahan ini mengakibatkan setiap penerimaan kas dari penjulan tunai oleh dua fungsi yang saling mengecek.

2) Fungsi Akuntansi dipisah dari fungsi penjualan dan fungsi kas. Dimana dalam fungsi akuntansi dipegang langsung oleh oleh bagian akuntansi dan untuk fungsi penjualan dipegang oleh bagian admin billing dan fungsi kas dipegang oleh bagian administrasi dan keuangan. Dalam sistem pengendalian intern diharuskan pemisahan fungsi operasi (penjualan), fungsi penyimpanan (fungsi kas), dan fungsi akuntansi yang melaksanakan pencatatan penerimaan kas. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi penyelewangan dan kecurangan atau manipulasi oleh fungsi – fungsi terkait. Dengan dipisahkan tiga fungsi pokok tersebut, catatan penerimaan kas dapat dijamin ketelitian

(11)

dan keandalan serta kekayaan perusahaan (kas) dapat dijamin keamanannya.

3) Transaksi penjualan jasa tunai dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi pengiriman, fungsi penerimaan kas dan fungsi akuntansi. Di dalam fungsi ini tentang transaksi penjualan jasa tunai tidak ada satu fungsi yang menangani secara lengkap tanpa campur tangan dar fungsi yang lain. Hal ini dilakukan untuk menghidari penyalahgunaan, penyelewengan, dan agar selalu terjadi pengecekan intern serta pengendalian. 4) Formulir dibuat dengan

nomor urut hal ini dimaksudkan untuk :

a) Mengontrol pengeluaran form

b) Menjaga ketelitian untuk menghindari kesalahan pengisian

c) Penggunaan nomor urut pada formulir dalam penjualan jasa tunai sehinggan dapat

mempertanggungjawabk an pendistribuan formulir tersebut

d) Mengawasi pemakaian formulir dan untuk identifikasi transaksi bisnis

e) Pemakaian nomor urut pada formulir seperti bukti kas masuk, cek, faktur penjualan, bukti kas keluar dan sebagainya merupakan pengawasan intern terhadap transaksi yang bersangkutan dengan formulir tersebut. f) Mempermudah mencari

dokumen bila formulir tersebut hilang

g) Menghindari terjadinya kecurangan penggunaan formulir

5) Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan faktur penjualan jasa tunai.

6) Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman (fungsi

(12)

gudang) dengan cara membuat surat pengiriman barang yang nanti akan tertera tanda tangan penerima atas barang yang telah dikirimkan melalui jasa PT. Penta Prima Trans

7) Pencatatan kedalam jurnal penjualan , jurnal penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda tangan dan stempel received disertai tanggal pada dokumen sumber (faktur penjualan jasa tunai dan bukti setoran kas atau BKM cash

8) Faktur penjualan tunai bernomor urut dan pemakaiannya

dipertanggungjwabkan oleh fungsi penjualan

9) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai tidak disetor secara cash melainkan pembayaran dilakukan melalui nomor rekening kas kecil perusahaan dan dilaporkan ke bagian administrasi dan keuangan

(fungsi penerimaan kas) dari bagian kasir (fungsi penjualan) pada hari yang sama atau direkap selama seminggu apabila faktur penjualan jasa tunai tidak setiap hari diterbitkan (faktur penjualan tunai).

Dengan sistem informasi akuntansi ini manajemen/kordinator usaha akan mendapatkan berbagai macam informasi penting terkait dengan proses penjualan tunai sebagai berikut :

1) Jumlah pendapatan penjualan jasa menurut jenis armada selama jangka waktu tertentu

2) Jumlah pendapatan yang diperoleh dari marketing

3) Jumlah pendapatan atau kas yang diterima dari aktivitas penjualan tunai

4) Jumlah harga pokok jasa yang dijual selama jangka waktu tertentu 5) Kuantitas armada yang terpakai 6) Nama kasir yang melakukan

penjualan

7) Otorisasi pejabat yang berwenang Formulir yang digunakan untuk mendukungjalannya sistem

(13)

penjualan jasa tunai maka digunakan dokumen – dokumen sebagai berikut :

1) Faktur Penjualan Tunai, dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan manajemen mengenai transaksi penjualan tunai, dan juga sebagai tagihan yang harus dibayar customer atas jasa yang telah diberikan perusahaan. Faktur penjualan jasa tunai meliputi beberapa informasi pekerjaan jasa yang dilakukan, harga dan nomor rekening yang tertera.

2) Bukti Pengiriman Barang (resi) atauDelivery Note dokumen ini digunakan untuk merekam informasi yang diperlukan manajemen mengenai transaksi penjualan tunai, informasi mengenai barang yang sudah di pickup dan sudah diterima dengan baik oleh penerima, bahwa pengiriman barang sudah lengkap dan tidak ada kerusakan ataupun kehilangan barang tersebut selama pengiriman.

3) Bukti Kas Masuk (BKM), ini digunakan sebagai bukti

penyerahan sejumlah uang atau hasil penjualan jasa tunai pada periode tertentu (dari bagian admin. billing (fungsi penjualan) kepada bagian administrasi dan keuangan) yang diverifikasi dan diotorisasi oleh keuangan dan pejabat yang berwenang.

Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Jasa Kredit

Untuk menjalankan sistem informasi akuntansi penjualan kredit maka sistem informasi akuntansi ini melibatkan beberapa fungsi, adapun fungsi tersebut adalah :

1) Fungsi Kredit adalah fungsi yang bertanggung jawab meneliti status pelanggan, mengecek kemampuan pelanggan dalam melunasi kewajibannya dan memberikan otorisasi kepada customer. 2) Fungsi Penjualan dipisah dari

fungsi kas, dimana fungsi penjualan dipegang oleh bagian kasir (fungsi penjualan) dan fungsi kas dipegang oleh bagian administrasi dan keuangan. Pemisahan ini mengakibatkan setiap penerimaan kas dari

(14)

penjulan tunai oleh dua fungsi yang saling mengecek.

3) Fungsi Akuntansi dipisah dari fungsi penjualan dan fungsi kas. Dimana dalam fungsi akuntansi dipegang langsung oleh oleh bagian akuntansidan untuk fungsi penjualan dipegang oleh bagian adm. billing dan fungsi kas dipegang oleh bagian administrasi dan keuangan. Dalam sistem pengendalian intern diharuskan pemisahan fungsi operasi (penjualan), fungsi penyimpanan (fungsi kas), dan fungsi akuntansi yang melaksanakan pencatatan penerimaan kas. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi penyelewangan dan kecurangan atau manipulasi oleh fungsi – fungsi terkait. Dengan dipisahkan tiga fungsi pokok tersebut, catatan penerimaan kas dapat dijamin ketelitian dan keandalan serta kekayaan perusahaan (kas) dapat dijamin keamanannya.

4) Transaksi penjualan jasa kredit dilaksanakan oleh fungsi kredit,

fungsi penjualan, fungsi pengiriman, fungsi penerimaan kas dan fungsi akuntansi. Di dalam fungsi ini tentang transaksi penjualan jasa kredit tidak ada satu fungsi yang menangani secara lengkap tanpa campur tangan dar fungsi yang lain. Hal ini dilakukan

untuk menghidari

penyalahgunaan,

penyelewengan, dan agar selalu terjadi pengecekan intern serta pengendalian.

5) Formulir dibuat dengan nomor urut hal ini dimaksudkan untuk :

h) Mengontrol pengeluaran form i) Menjaga ketelitian untuk

menghindari kesalahan pengisian j) Penggunaan nomor urut pada

formulir dalam penjualan jasa kredit

sehingga dapat

mempertanggungjawabkan pendistribuan formulir tersebut k) Mengawasi pemakaian formulir dan

untuk identifikasi transaksi penjualan jasa kredit

l) Pemakaian nomor urut pada formulir seperti bukti kas masuk,

(15)

cek, faktur penjualan, bukti kas keluar dan sebagainya merupakan pengawasan intern terhadap transaksi yang bersangkutan dengan formulir tersebut.

m) Mempermudah mencari dokumen bila formulir tersebut hilang

n) Menghindari terjadinya kecurangan penggunaan formulir

o) Mempermudah merekap

outstanding piutang

6) Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan faktur penjualan jasa kredit dan menggunakan lampiran purchase order yang customer terbitkan sebelumnya

7) Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara membuat surat pengiriman barang yang nanti akan tertera tanda tangan penerima atas barang yang telah dikirimkan melalui jasa PT. Penta Prima Trans

8) Pencatatan kedalam jurnal penjualan , jurnal penerimaan

kas dibuat fungsi penjualandiotorisasi olej fungsi kas

9) Fungsi penagihan dilakukan oleh fungsi penjualan

10) Faktur penjualan jasakredit bernomor urut dan pemakaiannya

dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan

11) Jumlah kas yang diterima dari penjualan kedit disetor melalui laporan pencatatan penerimaan kas pada nomor rekening kas bank besar perusahaan dan dilaporkan ke bagian administrasi dan keuangan (fungsi penerimaan kas) dari bagian kasir (fungsi penjualan) pada hari yang sama.

Formulir yang digunakan untuk mendukungjalannya sistem penjualan jasa kredit ini maka digunakan dokumen – dokumen sebagai berikut :

1) Faktur Penjualan Jasa Kredit yang biasa disebut invoice atau tagihan, dokumen ini digunakansebagai suatu yang berisi jumlah

(16)

pembayaran yang harus dibayar olehcustomer dan untuk merekamberbagai transaksi penjualan kredit.

2) Purchase Order, dokumen ini digunakan untuk merekam informasi sebelum terjadinya kegiatan penjualan. Pada bagian atas terdapat identitas customer, ship toPO tersebut ditujukan kepada PT. Penta Prima Trans, harga permintaan customer, armada yang dibutuhkan untuk tanggal berapa, tujuan dan alamat customer pengiriman serta harga (price) pengiriman yang telah disepakati sebelumnya by phone atau dengan perjanjian secara langsung dan sudah diverifikasi, disetujui dan di otorisasi oleh pejabat yang berwenang.

3) Faktur Pajakmerupakan dokumen bukti pungutan bagi Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang menyerahkan Jasa Kena Pajak yang diterbitkan oleh pihak penjual jasa. Jadi apabila kita menyerahkan invoice, faktur pajak tersebut pun harus diserahkan juga kepada customer sebagai lampiran

penagihan. PT. Penta Prima Trans memungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN)sebbagaimana telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan NO. 75/PMK.03/2010, DPP jasa pengiriman barang menggunakan nilai lain yaitu PPN atas jasa pengiriman barang ini dikenakan PPN sebesar 1% dari nilai kontrak (PPN 10% x DPP (=10% Nilai Kontrak) apabila pengiriman dilakukan via udara (kode 004 : DPP Nilai Lain yang PPNnya dipungut oleh PKP Penjual yang melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP), sedangkan via darat laut (jenis permintaan charter atau retail) menggunakan Dasar Pengenaan Pajak yang berlaku umum yaitu 100% dari nilai tagihan (kode 010 : kode untuk faktur pajak normal, yaitu penyerahan terutang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan PPNnya dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) Penjual yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau Jasa Kena Pajak (JKP), Faktur Pajak Pajak Pengganti (kode : 011digunakan sebagai penyerahan

(17)

yang terutang PPN dan PPNnya dipungut oleh PKP Penjual yang melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP dengan status Faktur Pajak Pengganti atau invoice di revisi jika ada kesalahan dalam invoice atau perubahan harga).Yang terdapat dalam faktur pajak adalah :

- Tahap 1 berisi :

• Nama perusahaan atau Identitas PKP. Bagian ini mencakup nama, logo serta alamat perusahaan. • Nama konsumen atau pelanggan.

Bagian ini berisi nama konsumen yang bertransaksi dengan PKP, lengkap dengan alamat kantornya. Keberadaannya sebagai bukti otentik adanya transaksi antara dua belah pihak sangat penting.

• Nomor seri/nomor transaksi. Faktur penjualan biasanya memiliki kode transaksi yang disusun berdasarkan

kebutuhan PKP yang

menerbitkannya. Fungsinya, untuk membedakan transaksi satu dengan yang lain.

- Tahap 2 berisi :

• Detail transaksi. Pada faktur penjualan biasanya tersedia kolom cukup besar yang digunakan untuk mencatat detail transaksi.

• Nominal yang dibayar. Nominal yang tertera pada faktur penjualan mencakup sub-total dari setiap BKP, PPN yang dipungut dan total harga yang harus dibayar konsumen. Bagian ini penting karena konsumen dapat mengetahui bahwa transaksi yang dilakukan sudah meliputi pungutan PPN.

- Tahap 3 berisi :

• Tanggal faktur penjualan. Bagian ini memberikan informasi kapan transaksi dijalankan, sehingga PKP bisa mencatat jurnal harian berdasarkan faktur penjualan. • Nama tanda tangan pejabat yang

berwenang

4) Bukti pengiriman barang (resi)atau Delivery Note dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan manajemen mengenai transaksi penjualan kredit. Misalnya informasi mengenai barang yang sudah di pickup dan sudah diterima

(18)

dengan baik oleh penerima, bahwa pengiriman barang tersebut sudah lengkap dan tidak ada klaim.

5) Tanda Terima Invoiceadalah dokumenyang digunakansebagai suatu bukti sudah terima invoice atau sudah terjadi pengakuan piutang, dilampirkan bersama dengan faktur pajak dan surat jalan asli yang berisi jumlah tagihan pembayaran yang harus dibayar oleh customer. Penagihan dikatakan sah apabila invoice dan lampirannya telah diterima oleh pihak customer. 6) Bukti Kas Masuk (BKM),

merupakan bukti transaksi atas peristiwa penerimaan uang (kas) yang telah dilengkapi dengan buktinya. Bukti kas masuk ini nantinya akan digunakan dalam proses penyusunan jurnal kas masuk/jurnal penerimaan kas hasil penjualan kredit pada periode tertentu (dari bagian admin. Billing kepada bagian administrasi dan keuangan) serta dilampirkan bukti uang masuk / rekening koran ke kas bank besar tersebut di BKM. BKM berisi : Nomor BKM, tanggal pembayaran, dibayarkan oleh

customer (diisi nama customer), nomor invoice, jumlah tagihan, potongan pph 23 (2%) dan biaya admin bank.

Sedangkan untuk catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit adalah sebagai berikut :

1) Jurnal Penjualan Kredit (Piutang), catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan secara kredit

2) Jurnal Penerimaan Kas, jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat penerimaan kas penjualan kredit

Sistem Pengendalian Internal Penjualan Jasa Pada PT. Penta Prima Trans

Untuk menciptakan sistem yang baik dan pengendalian intern yang memadai maka sistem dibentuk untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Adapun prosedur pengendalian internal dari sistem penjualan jasa tunai pada PT. Penta Prima Trans adalah sebagai berikut :

a) Bagian Penjualan (Marketing, CS dan Adm.billing)

(19)

1) Menerima order dari customer atau marketing

2) Menginformasikan kepada fungsi kas apabila ada order

3) Menkonfirmasi kepada customer apabila order disetujui dan meminta alamatuntuk pickup dan delivery barang tersebut

4) Membuat SPU (Surat Permintaan Pickup)

5) Mengkonfirmasi kepada staff operasional atau fungsi untuk menyiapkan kendaraan untuk proses pengambilan barang (pickup) dan proses pengantaran barang ke pihak penerima (delivery)

6) Membuat faktur penjualan jasa tunai 4 rangkap

a) Lembar ke – 1 : dikirim ke customer

b) Lembar ke – 2 : dikirim ke bagian administrasi dan keuangan

c) Lembar ke – 3 : dikirim ke bagian akuntansi

d) Lembar ke – 4 : untuk arsip sebagai lampiran bukti kas masuk (cash)

7) Menyerahkan faktur penjualan jasa tunai kepada customer untuk selanjutnya melakukan pembayaran jasa yang sudah diberikan

8) Membuat catatan BKM penjualan jasa tunai yang selanjutnya disetor ke bagian administrasi dan keuangan

b) Bagian Gudang

1) Menerima SPU (Surat Permintaan Pickup), kemudian menyiapkan kendaraan atau armada yang tercantum dalam SPU yang diberikan oleh fungsi penjualan. 2) Mencatat kuantitas atau

ketersediaan armada yang terpakai 3) Mencatat kuantitas atau

ketersediaan bahan untuk packing barang

4) Membuat surat pengiriman barang atau tanda terima barang serta mengisi form resi /airwaybill (awb) a) Lembar ke – 1 (original) : untuk

arsip staff operasional

b) Lembar ke – 2 (billing) :dikirim untuk bagian administrasi dan keuangan

c) Lembar ke – 3 (POD) : dikirim untuk pihak driver barang untuk ditempelkan dibagian atas

(20)

barang tersebut atau sebagai lampiran surat jalan

d) Lembar ke – 4 (consignee) : dikirim untuk pihak penerima barang tersebut

e) Lembar ke – 5 (shipper) : dikirim untuk bagian pengirim barang tersebut

5) Melakukan proses pickup barang dan delivery barangtersebut

6) Bila barang sudah di delivery dan tidak ada masalah dalam pengiriman, barang diterima sesuai dengan keterangan surat muat dan tidak ada kerusakan selama dalam pengiriman (kecuali kerusakan dalam muat barang bukan tanggung jawab ekspedisi), meminta pihak penerima barang tersebut (consignee) untuk membubuhi tanda tangan, nama jelas serta stempel pada surat pengiriman barang (bukti tanda terima barang) sebagai bukti barang sudah diterima dengan baik. Setelah itu dokumen AWB (POD) dan surat pengiriman barang (tanda terima) yang sudah di bubuhi tanda tangan penerima disimpan dan diserahkan kepada fungsi penjualan yang selanjutnya diarsipkan

menurut nomor faktur penjualan jasa tunai.

c) Bagian Akuntansi

1) Mencatat transaksi penjualan jasa tunai ke dalam jurnal penjualan berdasarkan faktur penjualan tunai lembar ke – 3 (bagian penjualan) dan bukti pengiriman barang yang telah dibubuhi tanda tangan oleh pihak penerima barang (consignee) saat pengiriman barang (bagian gudang) setelah mencocokan keduanya. Bila ada ketidaksesuaian maka mengkonfirmasikan ke bagian penjualan dan bagian gudang

2) Mencatat beban – beban yang telah dikeluarkan selama proses pickup barang dan pengiriman barang

3) Secara periodik membuat

(21)

pokok penjualan (beban – beban yang telah dikeluarkan) kedalam jurnal umum dan mengarsipkan rekapitulasi harga pokok penjualan ((beban – beban yang telah dikeluarkan) d) Bagian Administrasi dan

Keuangan

1) Menyimpan kedua dokumen tersebut (faktur penjualan tunai dan resi / awb pengiriman) sebagai arsip atau lampiran penagihan

2) Sebagai penerima catatan kas yang telah di setor oleh bagian penjualan 3) Mengecek dan

mengotorisasi

adanya pembayaran jasa tunai customer Pelaksanaan penjualan jasa kredit di PT. Penta Prima Trans dilakukan berdasarkan persetujuan

dari kedua belah pihak. Berikut ini adalah analisis kredit 5C yang diberikan oleh perusahaan terhadap kliennya yaitu :

1. Character

Untuk mengetahui karakter para klien – kliennya, PT. Penta Prima Trans melakukan survey langsung untuk daerah Jabodetabek, karawang dan wilayah Jawa Barat. Tetapi tidak melakukan pengamatan secara khusus untuk perusahaan di daerah luar Jawa Barat . Hal ini disebabkan karena tidak memungkinkan untuk melakukan survey langsung demi untuk mengurangi biaya operasional perusahaan. Pada umumnya perusahaan akan memberikan penjualan kredit kepada kliennya hanya jika perusahaan tersebut memiliki reputasi yang baik.

2. Capacity

Capacity adalah kemampuan mengembalikan hutang atau kredit yang diberikan. Hal yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan klien – kliennya dalam manajemen dan keahlian mereka dalam bidang usahanya, perusahaan melihat

(22)

pendistribusian customer tersebut dan juga melihat history jasa pengiriman barang sebelum nya yang digunakan.

3. Capital

Capital merupakan kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelolanya. Dalam menilai kelayakan penjualan kredit kepada klien – kliennya, PT. Penta Prima Trans melakukan analisis rasio terhadap keuangan perusahaan yang berhubungan dengan aset perusahaan.

4. Collateral

Dalam pembayaran piutang usaha yang dilakukan oleh klien tidak selalu membayar tepat waktu dan sesuai tanggal jatuh temponya. Sehingga dalam hal ini PT. Penta Prima Trans tetap meminta adanya jaminan kepada klien – kliennya atas penjualan jasa kredit yang dilakukan.

5. Condition

PT. Penta Prima Trans juga mempertimbangkan kondisi usaha kliennya dengan kondisi perekonomian yang bersangkutan dan juga termasuk kondisi

perusahaan secara menyeluruh baik dari aspek keuangan, kegiatan, pemasaran maupun dari aspek legalitas.

Sedangkan prosedur – prosedur yang membentuk sistem akuntansi penjualan jasa kredit pada PT. Penta Prima Trans adalah sebagai berikut : a) Bagian Penjualan

1) Menerima order dari customer atau marketing

2) Mengecek keabsahan kredit atau bayar tempo (piutang), sudah ada perjanjian, sudah survei dan adanya MOU serta price listuntuk pengiriman barang tersebut

3) Menerima PO (Purchase Order)dari customeryang sudah disepakati sebelumnya oleh managing directur

4) Menginformasikan kepada administrasi dan keuangan apabila order diterima

5) Menkonfirmasi kepada customer apabila order disetujui dan meminta alamatuntuk pickup dan delivery barang tersebut

(23)

6) Membuat SPU (Surat Permintaan Pickup)

7) Mengkonfirmasi kepada staff operasional atau fungsi untuk menyiapkan kendaraan untuk proses pengambilan barang (pickup) dan proses pengantaran barang ke pihak penerima (delivery)

8) Merekap seluruh kegiataan penjualan kredit

b) Bagian Gudang

1) Menerima SPU (Surat Permintaan Pickup), kemudian menyiapkan kendaraan atau armada yang tercantum dalam SPU yang diberikan oleh fungsi penjualan. 2) Mencatat kuantitas atau

ketersediaan armada yang terpakai 3) Mencatat kuantitas atau ketersediaan bahan untuk packing barang

4) Membuat surat pengiriman barang atau tanda terima barang serta mengisi form resi /airwaybill (awb)

f) Lembar ke – 1 (original) : untuk arsip staff operasional

g) Lembar ke – 2 (billing) :dikirim untuk bagian administrasi dan keuangan h) Lembar ke – 3 (POD)

: dikirim untuk pihak driver barang untuk ditempelkan dibagian atas barang tersebut atau sebagai lampiran surat jalan

i) Lembar ke – 4 (consignee) : dikirim untuk pihak penerima barang tersebut

j) Lembar ke – 5 (shipper) : dikirim untuk bagian pengirim barang tersebut

5) Melakukan proses pickup barang dan delivery barangtersebut

6) Bila barang sudah di delivery dan tidak ada masalah dalam pengiriman, barang diterima sesuai dengan keterangan surat muat dan tidak ada kerusakan selama dalam pengiriman (kecuali kerusakan dalam muat barang bukan tanggung jawab ekspedisi), meminta pihak penerima barang tersebut (consignee) untuk membubuhi tanda tangan, nama jelas serta stempel pada surat pengiriman barang (bukti tanda

(24)

terima barang) sebagai bukti barang sudah diterima dengan baik. Setelah itu dokumen AWB (POD) dan surat pengiriman barang (tanda terima) yang sudah di bubuhi tanda tangan penerima disimpan dan diserahkan kepada fungsi penjualan kemudian diteruskan kepada bagian administrasi dan keuangan

c) Bagian Akuntansi

1) Mencatat transaksi penjualan jasa kreditke dalam jurnal penjualan berdasarkan faktur penjualan jasa kredit lembar ke – 3 (bagian penjualan) dan bukti pengiriman barang yang telah dibubuhi tanda tangan oleh pihak penerima barang (consignee) saat pengiriman barang (bagian gudang) setelah mencocokan keduanya. Bila ada ketidaksesuaian maka

mengkonfirmasikan ke

bagian penjualan dan bagian gudang

2) Mencatat beban – beban yang telah dikeluarkan selama proses pickup barang dan pengiriman barang

3) Secara periodik membuat rekapitulasi harga pokok penjualan (beban – beban yang telah dikeluarkan) kedalam jurnal umum dan mengarsipkan

rekapitulasi harga pokok penjualan (beban – beban yang telah dikeluarkan) d) Bagian Administrasi dan

Keuangan

1) Memeriksa surat jalan, resi yang sebelumnya telah diperika oleh customer service

2) Membuat surat tagihan

(invoice) dan

menerbitkan faktur pajak sebagai lampiran invoice

ke customer

berdasarkanPO dan surat jalan yang telah diterima

(25)

dari staff operasional (bagian pengiriman 3) Menyimpan kedua

dokumen tersebut (faktur penjualan kredit dan resi /awb atau tanda terima pengiriman) sebagai arsip tagihan dan lampiran penagihan

4) Sebagai penerima dan pembuat catatan BKM

5) Mengecek dan

mengotorisasi adanya pembayaran jasa kredit customer

9) Membuat faktur penjualan jasa kredit 4 rangkap a) Lembar ke – 1 : dikirim ke customer b) Lembar ke – 2 : dikirim ke bagian administrasi dan keuangan c) Lembar ke – 3 : dikirim ke bagian akuntansi d) Lembar ke – 4 : untuk arsip sebagai

lampiran bukti kas masuk (cash)

e) Menyerahkan faktur penjualan jasa kredit kepada kurir untuk selanjutnya diserahkan kepadacustomer sebagai penagihan pembayaran jasa yang sudah diberikan

f) Melakukan penagihan kepada customer

Pembahasan

Peranan Sistem Informasi Akuntansi Pada PT. Penta Prima Trans

Setelah melakukan penelitian di PT. Penta Prima Trans mengenai peranan sistem informasi akuntansi (SIA) pada PT. Penta Prima Trans dinilai sudah efektif, namun ada beberapa sistem informasi akuntansi (SIA) yang perlu ditambahkan pada PT. Penta Prima Trans, yaitu :

1. Fungsi penjualan jasa tunai yang dilakukan oleh team marketing by phone atau by whatsapp, tidak ada nya prosedur permintaan atau

(26)

order yang ditetapkan oleh PT. Penta Prima Trans

2. Tidak adanya atau bagan – bagan yang mengatur jalannya aktivitas perusahaan

3. Tidak ada laporan tertulis atau formulir dari bagian pengiriman mengenai keluar masuknya armada sesuai dengan permintaan setiap harinya

1. Rekomendasi untuk prosedur permintaan jasa tunai yaitu sebagai berikut :

a) Harus adanya permintaan tertulis misalnya by email dengan harga yang tertera juga dan diteruskan kepada bagian penagihan, administrasi dan keuangan, karena permintaan by phone dinilai sangat ber resiko, selain tidak ada bukti tertulis untuk penagihan jasa pengiriman, customer juga bisa dengan mudah untuk membatalkan order nya. b) Permintaan order dilakukan

satu hari sebelum jadwal keberangkatan pickup dan proses delivery, hal ini diperlukan untuk menghindari

pihak ekspedisi membatalkan permintaan order karena tidak tersedianya armada yang dibutuhkan atau armada sedang dalam perbaikan. Sedangkan Rekomendasi untuk prosedur permintaan jasa kredit yaitu sebagai berikut

a) Permintaan jasa kredit di PT. Penta Prima Trans diniilai belum terlalu efektif, walaupun permintaan jasa kredit dilakukan jika ada permintaan tertulisby email namun beberapa customer diPT. Penta Prima Trans tidak semua melampirkan PO (Purchase Order) untuk permintaan jasa kredit tersebut, seharusnya semua customer yang menggunakan jasa kredit di PT. Penta Prima Trans melampirkan PO (Purchase Order) karena akan lebih jelas dan memudahkan dalam proses pickup, delivery hingga proses bagian penagihan menerbitkan faktur penjualan jasa kredit kepada customer.

(27)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat Purchase Order yang sesuai dengan fungsinya :

1. Sebagai customer atau pemesan, cantumkan identitas perusahaan dengan jelas dalam purchase order.

2. Mencantumkan tanggal pickup

3. Mencantumkan jenis armada yang dibutuhkan, jenis service, banyak armada yang dibutuhkan 4. Mencantumkan nama PT.

Penta Prima Trans sebagai supplier ekspedisi

5. Mencantumkan nama dan alamat pihak penerima 6. Mencantumkan TOP

(Term of Payment) atau ketentuan pembayaran yang sudah disepekati sebelumnya

7. Cantumkan nomor PO (purchase order). Nomor ini sangat penting untuk melakukan penelusuran

apabila ada kekeliruan ataupun permasalahan 8. Mencantumkan harga dan

VAT (PPN) yang sudah disepakati sebelumnya oleh team marketing dan informasi lainnya

9. Diotorisasi oleh pejabat yang berwenang

b) Pemberian jasa kredit kepada customer, lebih baik diberikan kepadacustomer yang sudah PKP (Pengusaha Kena Pajak) dan wajib dikenakan VAT (PPN) karena mengurangi resiko tidak tertagihnya piutang yang telah diterbitkan oleh PT. Penta Prima Trans, selain itu pula turut membantu pemerintah untuk membangun perekonomian di Indonesia.

2. Rekomendasi bagan alir untuk mengatur jalannya aktivitas perusahaan :

3. Trans : KESIMPULAN

Berdasarkan uraian , pembahasan dan analisis yang telah dilakukan pada bab bab sebelum nya mengenai penagruh pajak

(28)

pertambahan nilai masukan dan pajak pertambahan nilai keluaran terhadap pelaporan neraca perusahaan CV.Purnama Siwi, penulis menyimpulkan bahwa :

1. Pencatatan atas pajak pertambahan nilai masukan dan pajak pertambahan nilai keluaran CV. Purnama Siwi terjadi saat penjurnalan transaksi penjualan untuk PPN Keluaran dan transaksi pembelian untuk PPN Masukan, rekapitulasi muncul akhir bulan pada buku besar masing masing akun PPN Masukan dan PPN keluaran dan menunjukan saldo masing masing akun. Sebelum dilaporkan dibuat rekonsiliasi terlebih dahulu antara actual faktur pajak dengan rekapitulasi di buku besar dan mencari selisih diantara keduanya, sebagian kesalahan karena adanya pembetulan pada masa SPT PPN masa tersebut, dan selisih karena pencatatan invoice mengitukti tanggal bulan berjalan dan tahun berjalan, sedangkan SPT Masa dapat disesuaikan dengan masa

pajak nya. Setelah di buat rekonsiliasi maka faktur pajak akan dimasukan nominal nua pada program pajak dan setelah sesuai akan di laporakan ke kantor pajak sebelum tanggal 30 setiap bulannya untuk

menghindari denda

keterlambatan pelaporan pajak SPT Masa PPN.

2. Pada CV.Purnama Siwi pajak pertambahan nilai kelauran memiliki peranan pada neraca perusahaan pada aktivitas operasi karena secar atidak langsung menajdi beban bagi perusahaan atas pemungutan pada saat penjulan yang harus dibayarkan kepada Negara, hal itu tentu mempengaruhi neraca perusahaan karena merupakan pengeluaran.

3. Pada CV.Purnama Siwi pajak pertambahan nilai masukan memiliki peranan pada neraca perusahaan karena merupakan pemasukan yang tidak dapat dnikmati secara langsung namun di gunakan sebagai pengurang pajak terutang yang harus di

(29)

bayarkan oleh perusahaan kepada kas Negara dan otomatis akan mengurangi pengeluaran kas perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Alley, Clinton dan James, Simon. 2005. The Interface Between Financial Accounting and Tax Accounting: A Summary of Current Research. Department of Accounting Working Paper Series 84.The University of Waikato.

Amelia, Shelvy., Syafitri Lily dan Wenny, Cherrya Dhia. 2013. Analisis Koreksi Fiskal Terhadap Perhitungan Penyusutan Aset Tetap Pada CV. Mitra Agro Permai.Jurusan Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Multi Data Palembang.http://eprints.mdp.ac.i d/id/eprint/707. Diakses tanggal 23/06/2013.

Cormier, D. and Gordon, I. 2001.An Examination of Social and Environmental Reporting Strategies.Accounting, Auditing & Accountability Journal, 14(5), pp: 587-616.

Dowling, J. B., & Pfeffer, J. 1975. Organizational legitimacy: Social values and organizational behavior. Pacific Sociological Review, 18(1), pp: 122-136. Duhanxhiu, Ilda dan Kapllani, Valbona.

2012. The Relationship Between Financial and Tax Accounting in Albania. The Romanian Economic Journal, 15(43).

Lauwrensius, Gracia Stephani., Khairani, Siti dan Ridhwan, M. 2013. Rekonsiliasi Fiskal atas Laporan Keuangan Fiskal untuk

Menghitung PPh Badan Terhutang pada PT. Fajar Selatan Palembang.Jurusan Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Multi Data

Palembang.http://eprints.mdp.ac.i d/id/eprint/683. Diakses tanggal 22/06/2013.

Lumbantoruan, Amber. 2002. Analisis Perbedaan Perhitungan Laba Kena Pajak Menurut Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal.Jurnal Ilmiah Akuntansi, 1(2). Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Jendral Soedirman.

Menteri Keuangan Republik Indonesia.2009. Peraturan Menteri

Keuangan Nomor

81/PMK.03/2009 tentang Pembentukan atau Pemupukan Dana Cadangan yang Boleh

Dikurangkan sebagai Biaya.http://www.ortax.org/ortax/ ?mod=aturan&id_topik=&id_jeni s=&p_tgl =tahun&tahun=&nomor=&q=DA NA%20CADANGAN%20YANG %20BOLE H%20DIKURANGKAN%20SEB AGAI%20BIAYA&q_do=macth &cols=isi&x =69&y=7&hlm=1&page=show&i d=13776. Diakses tanggal 20/11/2013

Mills, Lillian., Newberry, Kaye dan Trautman, William B. 2002. Trends in Book-Tax Income and Balance Sheet Differences.Digital Collections of Australian National University Research.

Natalia, Justin dan Syafitri, Lili. 2013. Rekonsiliasi Fiskal Atas Laporan Keuangan Komersial Untuk

(30)

Menghitung PPh Badan Pada Perusahaan CV Tamba Palembang. Jurusan Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Multi Data

Palembang.http://eprints.mdp.ac.i d/id/eprint/723. Diakses tanggal 24/06/2013.

Pahala, Indra., Jaya, Tresno Eka dan Meilisa, Grace Ombun. 2012. Pengaruh Perbedaan Laba

Akuntansi dan Laba Fiskal serta ROA Terhadap Cumulative Abnormal Return pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2009.Econo Sains, 10(2).

Patten, D.M. 1991. Exposure, legitimacy, and social disclosure, Journal of Accounting and Public Policy, 10, pp. 297-308.

Referensi

Dokumen terkait

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Jakarta (FEB UMJ) didirikan pada tanggal 18 Juni 1963 bersamaan dengan beberapa fakultas lain diantaranya fakultas Hukum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Kesiapan guru dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013. 2) Kesiapan sarpras dalam implementasi kurikulum 2013. Penelitian

Apabila dalam tahun berjalan terjadi perubahan status blok dari tahapan eksplorasi menjadi tahapan eksploitasi, maka diisi dengan biaya yang dikeluarkan hanya untuk tahapan

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan segala Rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Tertulis yang berjudul :Heritabilitas Dan

Pada penelitian ini dilakukan analisis hubungan kuantitatif antara struktur senyawa turunan estradiol dengan aktivitas antikanker, khususnya yang memanfaatkan komputer

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi bagi guru, terutama guru BP dalam menghadapi kasus yang berkaitan dengan kecemasan siswa

Kuantiti dan peratusan pelajar yang melakukan operasi pengeluaran menggunakan mesin dan peralatan semasa latihan industri berdasarkan jantina. Kuantiti dan peratusan pelajar

Aplikasi Pengelolaan Data Optik Berbasis Oracle Application Express dengan SMS Gateway berfungsi untuk membantu pengelolaan data stok barang, data pemesanan, data pelanggan,