• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN: BULAN AGUSTUS 2015 KOTA YOGYAKARTA INFLASI 0,33 PERSEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN: BULAN AGUSTUS 2015 KOTA YOGYAKARTA INFLASI 0,33 PERSEN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

No. 50/09/34/Th.XVII, 1 September 2015

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

:

B

ULAN

A

GUSTUS

2015

K

OTA

Y

OGYAKARTA

I

NFLASI

0,33

P

ERSEN

A. PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN

Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Agustus 2015 secara umum

menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan BPS pada Agustus

2015, di Kota Yogyakarta terjadi inflasi 0,33 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen

(IHK) dari 118,70 pada Juli 2015 menjadi 119,09 pada Agutus 2015. Tingkat inflasi tahun kalender

(Agustus 2015 terhadap Desember 2014) 2015 sebesar 1,93 persen dan tingkat inflasi dari tahun ke

tahun (Agustus 2015 terhadap Agustus 2014) sebesar 5,70 persen.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya enam indeks

kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan naik 0,88 persen; kelompok makanan jadi,

minuman, rokok & tembakau naik 0,48 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar

naik 0,33 persen; kelompok sandang naik 0,60 persen; kelompok kesehatan naik 0,78 persen; dan  Kota Yogyakarta pada Bulan Agustus 2015 mengalami inflasi sebesar 0,33 persen. Inflasi ini dikarenakan

adanya kenaikan harga-harga yang menyebabkan berubahnya angka indeks harga konsumen (IHK). Pada Bulan Agustus ini, enam kelompok pengeluaran mengalami kenaikan angka indeks, yaitu kelompok bahan makanan naik 0,88 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau naik 0,48 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar naik 0,33 persen; kelompok sandang naik 0,60 persen; kelompok kesehatan naik 0,78 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,45 persen. Sebaliknya kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan turun 0,74 persen.

 Dari 82 kota yang dihitung angka inflasinya, 59 kota mengalami inflasi dan 23 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 2,29 persen, diikuti oleh Kota Bengkulu dan Ternate masing-masing sebesar 1,99 persen dan 1,56 persen. Inflasi terendah terjadi di Kota Probolinggo, kediri, dan Sumenep masing-masing sebesar 0,02 persen, diikuti Kota Palopo sebesar 0,03 persen. Sebaliknya deflasi terbesar terjadi di Kota Ambon sebesar 1,77 persen diikuti Kota Manokwari sebesar 1,68 persen, sedangkan deflasi terkecil terjadi di Kota Singkawang dan Cirebon masing-masing 0,01 persen dan 0,06 persen.

 Komoditas yang paling mempengaruhi terjadinya inflasi diantaranya adalah Akademi/Perguruan Tinggi, Sekolah Dasar, Daging Ayam Ras, Beras, Nasi dengan Lauk, sedangkan komoditas yang menghambat inflasi adalah Sekolah Menengah Atas, Bawang Merah, Angkutan Udara, Angkutan Antar Kota, dan Tarip kereta Api.

 Laju inflasi tahun kalender 2015 (Agustus 2015 terhadap Desember 2014) sebesar 1,93 persen, sedangkan laju inflasi year on year (Agustus 2015 terhadap Agustus 2014) sebesar 5,70 persen.

(2)

kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,45 persen. Sebaliknya kelompok transpor,

komunikasi, dan jasa keuangan turun 0,74 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga menyumbang terjadinya inflasi

diantaranya: biaya kuliah akademi/perguruan tinggi naik 5,75 persen dengan memberikan andil

sebesar 0,11 persen; sekolah dasar dan daging ayam ras naik 11,36 persen dan 7,38 persen dengan

memberikan andil masing-masing sebesar 0,08 persen; beras naik 2,15 persen dengan memberikan

andil sebesar 0,07 persen; nasi dengan lauk, daging sapi dan telur ayam ras naik 2,45 persen, 6,19

persen dan 7,96 persen dengan memberikan andil masing-masing sebesar 0,05 persen; kontrak rumah

naik 1,21 persen dengan memberikan andil sebesar 0,04 persen; cabai rawit dan sekolah menengah

pertama naik 21,61 persen dan 3,56 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,03

persen; upah pembantu rumah tangga dan dokter umum naik 1,06 persen dan 3,96 persen dengan

masing-masing memberikan andil 0,02 persen; daun melinjo, buncis, kacang panjang, ayam hidup,

kursus bahasa asing, sewa rumah, pembalut wanita, daging kambing, pemeliharaan/service, ongkos

jahit, bawang putih, sawi hijau, kue kering berminyak, sabun mandi, bubur, minuman ringan, nila,

ketimun, dan ongkos bidan naik 36,89 persen, 25,85 persen, 11,17 persen, 10,34 persen, 6,52 persen,

0,47 persen, 3,74 persen, 1,35 persen, 1,56 persen, 4,14 persen, 2,01 persen, 16,50 persen, 1,03 persen,

1,78 persen, 1,88 persen, 4,68 persen, 4,92 persen, 16,56 persen, dan 3,70 persen dengan

masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen.

Gambar 1

Perkembangan Inflasi Kota Yogyakarta dan Nasional, Agustus 2014 – Agustus 2015

0,09 0,49 0,28 1,13 1,76 0,13 -0,40 0,15 0,38 0,36 0,35 0,63 0,33 0,47 0,27 0,47 1,50 2,46 -0,24 -0,36 0,17 0,36 0,50 0,54 0,93 -1 -0,5 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3

Ags-14 Sep-14 Okt-14 Nov-14 Des-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 Mei-15 Jun-15 Jul-15 Ags-15

Yogyakarta Nasional

Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menahan terjadinya inflasi

diantaranya sekolah menengah atas turun 18,28 persen dengan memberikan andil sebesar -0,19

persen; bawang merah turun 23,22 persen dengan memberikan andil sebesar -0,08 persen; angkutan

udara turun 3,51 persen dengan memberikan andil sebesar -0,06 persen; angkutan antar kota dan

angkutan kereta api turun 7,57 persen dan 8,50 persen dengan masing-masing memberikan andil

sebesar -0,03 persen; kendaraan carter/rental, minyak goreng, kelapa, dan jeruk turun 9,14 persen,

1,91 persen, 4,94 persen, dan 3,10 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,02

persen; pepaya, petai, ikan keranjang, tomat sayur, bayam, kembang kol, cabai merah, dan hati sapi

turun 5,57 persen, 35,58 persen, 7,52 persen, 20,42 persen, 7,61 persen, 16,00 persen, 2,94 persen, dan

(3)

Tabel 1

Sumbangan Inflasi Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Kota Yogyakarta Bulan Agustus 2015

Kelompok Pengeluaran Sumbangan Inflasi Persentase

[1] [2]

Umum 0,33

1. Bahan makanan 0,16

2. Makanan jadi, minuman, rokok dan Tembakau

0,09

3. Perumahan. Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 0,09

4. Sandang 0,03

5. Kesehatan 0,05

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0,04

7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan -0,13

Tabel 2

IHK dan Laju Inflasi Kota Yogyakarta Agustus 2015 dan Tahun ke Tahun menurut Kelompok Pengeluaran

Kelompok Pengeluaran I H K ( 2012=100 ) Inflasi Agustus 2015 *) Laju Inflasi Tahun 2015 **) Laju Inflasi Tahun ke Tahun ***) Agustus 2014 Desember 2014 Agustus 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Umum 112,67 116,84 119,09 0,33 1,93 5,70 1. Bahan Makanan 122,48 126,93 129,70 0,88 2,18 5,89

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan

Tembakau 113,48 114,82 119,63 0,48 4,19 5,42

3. Perumahan 111,86 116,48 119,89 0,33 2,93 7,18

4. Sandang 105,60 106,84 112,03 0,60 4,86 6,09

5. Kesehatan 108,15 110,12 113,60 0,78 3,16 5,04

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 104,27 105,64 106,51 0,45 0,82 2,15

(4)

Gambar 2

Laju Inflasi Kota Yogyakarta Tahun Kalender Bulan Agustus 2015 menurut Kelompok Pengeluaran

B. PERUBAHAN INDEKS HARGA DI KOTA YOGYAKARTA MENURUT KELOMPOK

PENGELUARAN

1.

Bahan Makanan

Pada Bulan Agustus 2015 kelompok bahan makanan mengalami kenaikan angka indeks sebesar

0,88 persen, sehingga besaran angka indeks menjadi 129,70, relatif lebih tinggi dari bulan sebelumnya

yang mencapai 128,57. Dari 11 sub kelompok pengeluaran yang ada, tujuh sub kelompok mengalami

kenaikan angka indeks, yakni sub kelompok padi padian, umbi umbian dan hasilnya naik 1,95 persen;

sub kelompok daging dan hasil-hasilnya naik 4,41 persen; sub kelompok ikan segar naik 0,98 persen;

sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya naik 1,86 persen; sub kelompok sayur-sayuran naik 0,09

persen; sub kelompok kacang-kacangan naik 0,59 persen; sub kelompok bahan makanan lainnya naik

1,30 persen. Sebaliknya sub kelompok ikan diawetkan turun 2,83 persen; sub kelompok buah-buahan

turun 1,90 persen; sub kelompok bumbu-bumbuan turun 3,05 persen; dan sub kelompok lemak dan

minyak turun 2,45 persen.

Beberapa komoditas bahan makanan yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan

andil terjadinya inflasi antara lain daging ayam ras naik 7,38 persen dengan memberikan andil sebesar

0,08 persen; beras naik 2,15 persen dengan memberikan andil sebesar 0,07 persen; daging sapi dan

telur ayam ras naik 6,19 persen dan 7,96 persen dengan memberikan andil sebesar 0,05 persen; cabai

rawit naik 21,61 persen dengan memberikan andil sebesar 0,03 persen; daun melinjo, buncis, kacang

panjang, ayam hidup, daging kambing, bawang putih, sawi hijau, nila, dan ketimun naik 36,89 persen,

25,85 persen, 11,17 persen, 10,34 persen, 1,35 persen, 2,01 persen, 16,50 persen, 4,92 persen, dan

16,56 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen.

Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga pada kelompok ini sehingga menahan

terjadinya inflasi, yaitu bawang merah turun 23,22 persen dengan memberikan andil sebesar -0,08

1,93 2,18 4,19 2,93 4,86 3,16 0,82 -2,63 -6,00 -5,00 -4,00 -3,00 -2,00 -1,000,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00 P e r s e n Umum Bahan Makanan Mak. Jadi,Min, Rok & Temb

Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor, Komunikasi,

dan Jasa Keuangan

(5)

persen; minyak goreng, kelapa, dan jeruk turun 1,91 persen, 4,94 persen, dan jeruk 3,10 persen dengan

masing-masing memberikan andil sebesar -0,02 persen; pepaya, petai, ikan keranjang, tomat sayur,

bayam, kembang kol, cabai merah, dan hati sapi turun 5,57 persen, 35,58 persen, 7,52 persen, 20,42

persen, 7,61 persen, 16,00 persen, 2,94 persen, dan 5,81 persen dengan masing-masing memberikan

andil sebesar -0,01 persen.

2.

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Pada bulan ini kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi

sebesar 0,48 persen dengan angka indeks sebesar 119,63, lebih tinggi dibanding angka indeks pada

bulan sebelumnya yaitu sebesar 119,06.

Dari tiga sub kelompok pengeluaran pada kelompok ini, seluruh sub kelompok mengalami

kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok makanan jadi naik 0,59 persen; sub kelompok minuman

yang tidak beralkohol naik 0,46 persen; dan sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol naik

0,11 persen.

Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga menambah terjadinya inflasi pada

kelompok ini diantaranya adalah nasi dengan lauk naik 2,45 persen dengan memberikan andil sebesar

0,05 persen; kue kering berminyak, bubur, dan minuman ringan naik 1,03 persen, 1,.88 persen, dan

4,68 persen dengan memberikan andil sebesar 0,01 persen; kue basah, rokok putih, gula pasir, teh, dan

biskuit naik 1,25 persen, 1,14 persen, 0,62 persen, 0,59 persen, dan 0,74 persen.

Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga memberikan andil menahan

terjadinya inflasi pada kelompok pengeluaran ini adalah sirop, kembang gula, dan wafer turun 0,30

persen, 0,31 persen, dan 0,77 persen.

3.

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

Pada bulan ini kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar

0,33 persen dengan angka indeksnya mencapai 119,89, lebih tinggi dibanding angka indeks pada bulan

sebelumnya yaitu sebesar 119,49. Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada, seluruh sub

kelompok mengalami kenaikan angka indeks yaitu sub kelompok biaya tempat tinggal naik 0,42

persen; sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air naik 0,04 persen; sub kelompok perlengkapan

rumahtangga naik 0,23 persen; dan sub kelompok penyelenggaraan rumahtangga naik 0,78 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga menyumbang terjadinya inflasi

diantaranya kontrak rumah naik 1,21 persen dengan memberikan andil sebesar 0,04 persen; upah

pembantu rumah tangga naik 1,06 persen dengan memberikan andil sebesar 0,02 persen; sewa rumah

naik 0,47 persen dengan memberikan andil sebesar 0,01 persen; gelas minum, keramik, sabun cair/cuci

piring, tarip listrik, dan bahan bakar rumah tangga naik 7,98 persen, 0,54 persen, 1,99 persen, 0,05

persen, dan 0,05 persen.

Komoditas yang mengalami penurunan harga pada kelompok ini adalah pompa air listrik, sprey,

korek api gas, tissu, dan semen turun 1,56 persen, 2,13 persen, 1,67 persen, 0,77 persen, dan 0,05

persen.

4.

Sandang

Kelompok sandang pada Bulan Agustus 2015 mengalami inflasi sebesar 0,60 persen dengan

angka indeks sebesar 112,03, lebih tinggi dari angka indeks bulan lalu yang tercatat sebesar 111,36.

Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada, seluruh sub kelompok mengalami kenaikan angka

(6)

1,10 persen; sub kelompok sandang anak-anak naik 0,50 persen; dan sub kelompok barang pribadi dan

sandang lainnya naik 0,63 persen.

Beberapa jenis barang dan jasa yang mengalami kenaikan harga, diantaranya pembalut wanita

dan ongkos jahit naik 3,74 persen dan 4,14 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar

0,01 persen; blus, celana panjang jeans, baju muslim, sandal kulit, dan tas tangan wanita naik 2,79

persen, 1,89 persen, 5,22 persen, 3,07 persen, dan 3,19 persen.

Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga, sehingga memberikan andil menahan

laju inflasi pada kelompok pengeluaran ini adalah emas perhiasan, celana panjang sersin, celana dalam

pria, celana dalam wanita, dan seragam sekolah wanita turun 0,26 persen, 2,62 persen, 2,19 persen,

0,86 persen, dan 0,40 persen.

5.

Kesehatan

Kelompok kesehatan pada Bulan Agustus 2015 ini mengalami inflasi sebesar 0,78 persen. Angka

indeks kelompok ini tercacat 113,60, lebih tinggi dibanding angka indeks bulan sebelumnya yang

mencapai 112,72.

Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada pada kelompok ini, tiga sub kelompok

mengalami kenaikan yaitu sub kelompok jasa kesehatan naik 1,14 persen; sub kelompok obat-obatan

naik 0,28 persen; dan sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika naik 0,74 persen, sedangkan

sub kelompok jasa perawatan jasmani relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada kelompok ini diantaranya dokter

umum naik 3,96 persen dengan memberikan andil sebesar 0,02 persen; sabun mandi dan ongkos bidan

naik 1,78 persen dan 3,70 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen; dokter

gigi, parfum, sikat gigi, kapas, dan vitamin naik 7,56 persen, 1,52 persen, 6,07 persen, 8,29 persen, dan

1,31 persen. Komoditas yang mengalami penurunan harga pada kelompok ini adalah hand body lotion,

deodorant, pelembab, dan sabun wajah turun 2,03 persen, 3,70 persen, 0,26 persen, dan 0,29 persen.

6.

Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga pada Bulan Agustus 2015 mengalami inflasi

sebesar 0,45 persen dengan angka indeks sebesar 106,51 lebih tinggi dari angka indeks bulan lalu yang

tercatat sebesar 106,03.

Dari lima sub kelompok pengeluaran pada kelompok ini, empat sub kelompok mengalami

kenaikan angka indeksnya yaitu sub kelompok jasa pendidikan naik 0,52 persen; sub kelompok

kursus-kursus/pelatihan naik 1,43 persen; sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan naik 0,32

persen; dan sub kelompok olah raga naik 0,04 persen, sebaliknya sub kelompok rekreasi turun 0,07

persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada bulan Agustus 2015 yaitu:

akademi/perguruan tinggi naik 5,75 persen dengan memberikan andil sebesar 0,11 persen; sekolah

dasar naik 11,36 persen dengan memberikan andil sebesar 0,08 persen; sekolah menengah pertama

naik 3,56 persen dengan memberikan andil sebesar 0,03 persen; kursus bahasa asing naik 6,52 persen

dengan memberikan andil sebesar 0,01 persen. Sebaliknya komoditas yang dapat menahan terjadinya

inflasi pada kelompok ini adalah sekolah menengah atas turun 18,28 persen dengan memberikan andil

sebesar -0,19 persen; kamera dan buku tulis bergaris turun 3,84 persen dan 1,12 persen.

7.

Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Angka Indeks Harga Konsumen kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan pada

(7)

Pada kelompok ini, satu sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks yaitu sub kelompok sarana

dan penunjang transpor naik 0,46 persen, sebaliknya sub kelompok transpor turun 1,17 persen,

sedangkan sub kelompok komunikasi dan pengiriman dan sub kelompok jasa keuangan angka

indeksnya relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya.

Komoditas yang mengalami kenaikan harga pada kelompok ini, sehingga memberikan andil

terjadinya inflasi diantaranya adalah pemeliharaan/service naik 1,56 persen dengan memberikan andil

sebesar 0,01 persen; bensin, cuci kendaraan, bahan pelumas/oli, ban luar mobil, dan sepeda naik 0,09

persen, 3,87 persen, 0,34 persen, 0,97 persen, dan 0,18 persen.

Komoditas yang dapat menahan terjadinya inflasi pada kelompok ini adalah angkutan udara

turun 3,51 persen dengan memberikan andil sebesar -0,06 persen; angkutan antar kota dan tarip

kereta api turun 7,57 persen dan 8,50 persen dengan memberikan andil masing-masing sebesar 0,03

(8)

Tabel 3

Indeks Harga Konsumen Kota Yogyakarta bulan Juli 2015 dan Agustus 2015, Perubahannya serta Sumbangan Inflasi (2012=100)

KODE KELOMPOK / SUB KELOMPOK

IHK Inflasi Agustus 2015 (%) ANDIL INFLASI Juli 2015 Agustus 2015 [1] [2] [3] [4] [5] [6] 00000 UMUM 118,70 119,09 0,33 0,33 10000 BAHAN MAKANAN 128,57 129,70 0,88 0,16

10100 Padi-padian,umbi2-an & hasilnya 114,09 116,31 1,95 0,08

10200 Daging dan hasil-hasilnya 140,14 146,32 4,41 0,14

10300 Ikan Segar 139,28 140,65 0,98 0,01 10400 Ikan Diawetkan 148,66 144,45 -2,83 -0,01 10500 Telur,susu,dan hasil-hasilnya 127,76 130,14 1,86 0,05 10600 Sayur-sayuran 129,19 129,31 0,09 0,00 10700 Kacang-kacan Gan 121,06 121,77 0,59 0,00 10800 Buah-buahan 141,74 139,05 -1,90 -0,04 10900 Bumbu-bumbuan 143,45 139,07 -3,05 -0,05

11000 Lemak dan minyak 112,05 109,30 -2,45 -0,03

11100 Bahan makanan lainnya 131,24 132,95 1,30 0,00

20000 MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 119,06 119,63 0,48 0,09

20100 Makanan jadi 119,54 120,25 0,59 0,07

20200 Minuman yang tdk beralkohol 115,05 115,58 0,46 0,01

20300 Tembakau dan minuman beralkohol 120,99 121,12 0,11 0,00

30000 PERUMAHAN 119,49 119,89 0,33 0,09

30100 Biaya tempat tinggal 112,26 112,73 0,42 0,05

30200 Bh,bakar,penerangan dan air 137,48 137,54 0,04 0,00

30300 Perlengkapan Rumahtangga 107,64 107,89 0,23 0,00 30400 Penyelenggaraan Rumahtangga 113,71 114,60 0,78 0,03 40000 SANDANG 111,36 112,03 0,60 0,03 40100 Sandang laki-laki 118,81 119,00 0,16 0,00 40200 Sandang wanita 109,47 110,67 1,10 0,02 40300 Sandang anak-anak 112,67 113,23 0,50 0,01

40400 Barang pribadi dan lainnya 104,47 105,13 0,63 0,01

50000 KESEHATAN 112,72 113,60 0,78 0,05

50100 Jasa kesehatan 111,77 113,04 1,14 0,03

50200 Obat-obatan 109,53 109,84 0,28 0,00

50300 Jasa Perawatan Jasmani 109,32 109,32 0,00 0,00

50400 Perawatan jasmani & kosmetika 116,72 117,58 0,74 0,02

60000 PENDIDIKAN,REKREASI,OLAH RAGA 106,03 106,51 0,45 0,04 60100 Jasa Pendidikan 105,05 105,60 0,52 0,03 60200 Kursus-kursus/Pelatihan 122,15 123,90 1,43 0,01 60300 Perlengkapan/peralatan pendidikan 100,67 100,99 0,32 0,01 60400 Rekreasi 107,20 107,13 -0,07 0,00 60500 Olahraga 112,71 112,76 0,04 0,00

70000 TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 119,18 118,30 -0,74 -0,13

70100 Transpor 129,52 128,01 -1,17 -0,14

70200 Komunikasi dan pengiriman 98,54 98,54 0,00 0,00

70300 Sarana & penunjang transport 109,28 109,78 0,46 0,01

70400 Jasa Keuangan 118,20 118,20 0,00 0,00

C. INFLASI MENURUT KOMPONEN AGUSTUS 2015

Komponen inti pada bulan Agustus 2015 mengalami inflasi 0,46 persen atau terjadi kenaikan

indeks dari 112,41 pada Juli 2015 menjadi 112,92 pada Agustus 2015, komponen yang harganya

diatur pemerintah mengalami deflasi 0,56 persen, dan komponen bergejolak mengalami inflasi 0,91

(9)

Inflasi komponen inti, komponen yang harganya diatur pemerintah, dan komponen bergejolak

untuk tahun kalender (Januari – Agustus) 2015 masing-masing sebesar 2,78 persen, -0,93 persen dan

2,04 persen, sedangkan inflasi dari tahun ke tahun (Agustus 2015 terhadap Agustus 2014)

masing-masing sebesar 4,07 persen, 11,20 persen, dan 6,07 persen

.

Tabel 4

Tingkat Inflasi Agustus 2015, Inflasi Tahun Kalender 2015, dan Inflasi Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Komponen

Komponen

IHK IHK IHK Inflasi Andil Laju Inflasi Laju Inflasi Agustus Desember Agustus Agustus Inflasi Tahun Kalender Tahun ke

2014 2014 2015 2015 (%) 2015 Tahun [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] Umum 112,67 116,84 119,09 0,33 0,33 1,93 5,70 I Inti 108,51 109,87 112,92 0,46 0,30 2,78 4,07 II Diatur Pemerintah 122,22 137,18 135,91 -0,56 -0,11 -0,93 11,20 III Bergejolak 121,34 126,13 128,71 0,91 0,14 2,04 6,07

Tiga kelompok komponen pada Agustus 2015 memberikan sumbangan inflasi terhadap

Yogyakarta yaitu: komponen inti 0,30 persen, komponen harga yang diatur pemerintah - 0,11 persen,

dan komponen bergejolak memberikan andil 0,14 persen.

Gambar 3

Inflasi Juli dan Agustus 2015 Menurut kelompok Komponen

-1,00 -0,500,00 0,50 1,00 1,50

Umum Inti Diatur Pemerintah Bergejolak

(10)

D. PERBANDINGAN INFLASI KOTA YOGYAKARTA DENGAN KOTA LAIN DI INDONESIA

Pada bulan Agustus 2015 dari 82 kota yang dihitung angka inflasinya, 59 kota mengalami

inflasi dan 23 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 2,29

persen, diikuti oleh Kota Bengkulu dan Kota Ternate dengan inflasi sebesar 1,99 persen dan 1,56

persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Probolinggo, Kota Sumenep dan Kota Kediri masing

-masing sebesar 0,02 persen diikuti Kota Palopo sebesar 0,03 persen. Sebaliknya deflasi terbesar

terjadi di Kota Ambon dan Kota Manokwari masing-masing sebesar 1,77 persen dan 1,68 persen,

sedangkan deflasi terkecil sebesar 0,01 persen terjadi di Kota Singkawang, diikuti Kota Cirebon sebesar

0,06 persen.

Di wilayah Sumatera dari 23 kota IHK, 15 kota IHK mengalami inflasi dan 8 kota IHK

mengalami deflasi, inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 2,29 persen diikuti oleh

Kota Bengkulu dan Batam masing-masing sebesar 1,99 persen dan 0,70 persen. Inflasi terendah

terjadi di Kota Bungo sebesar 0,23 persen dan diikuti Kota Jambi dan Tembilahan masing-masing

sebesar 0,25 persen. Sebaliknya Kota Sibolga mengalami deflasi terbesar yaitu sebesar 0,73 persen.

Di pulau Jawa dan Madura, dari 26 kota yang dihitung Indeks Harga Konsumennya, 25 kota

IHK mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Serang sebesar 0,92 persen, diikuti Kota Bekasi

dan Kota Cilegon masing -masing sebesar 0,82 persen dan 0,74 persen. Inflasi terendah terjadi di Kota

Sumenep, Kota Kediri dan kota Probolinggo masing-masing sebesar 0,02 persen. Satu satunya Kota

IHK di wilayah pulau Jawa dan Madura yang mengalami deflasi yaitu Kota Cirebon sebesar 0,06

persen.

Untuk wilayah Sulawesi, dari 11 kota IHK, 7 kota IHK mengalamiI inflasi dan sisanya 4 kota

mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Kendari diikuti Kota Gorontalo masing-masing

sebesar 0,64 persen dan 0,58 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Palopo sebesar 0,03

persen, diikuti Kota Pare-pare sebesar 0,08 persen. Sebaliknya Kota Palu dan Kota Manado

mengalami deflasi terbesar masing –masing sebesar 0,75 persen dan 0,53 persen. Untuk wilayah

Kalimantan, dari 9 kota IHK, 4 kota IHK mengalami inflasi, dan 5 Kota IHK mengalami deflasi,

inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung sebesar 0,80 persen,diikuti Kota Sampit sebesar 0,42 persen,

sebaliknya Kota Pontianak dan Kota Palangkaraya mengalami deflasi terbesar masing-masing sebesar

1,00 persen dan 0,67 persen.

Kota-kota lain di luar wilayah Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan inflasi tertinggi terjadi

di Kota Ternate sebesar 1,56 persen, diikuti Kota Tual sebesar 1,16 persen, sedangkan inflasi terendah

terjadi di Kota Bima sebesar 0,16 persen, diikuti Kota Singaraja sebesar 0,20 persen. Sebaliknya Kota

Ambon dan Kota Manokwari mengalami deflasi terbesar masing-masing sebesar 1,77 persen dan 1,68

(11)

Tabel 5

Perbandingan Indeks Harga Konsumen dan Inflasi September 2015 di 82 kota

No Kota IHK Inflasi No Kota IHK Inflasi

[1] [2] [3] [4] [1] [2] [3] [4]

1 MEULABOH 120.30 -0.63 42 KEDIRI 119.65 0.02

2 BANDA ACEH 115.71 -0.22 43 MALANG 121.54 0.28

3 LHOKSEUMAWE 115.70 -0.15 44 PROBOLINGGO 120.36 0.02

4 SIBOLGA 122.41 -0.73 45 MADIUN 118.79 0.08

5 PEMATANG SIANTAR 123.34 -0.20 46 SURABAYA 120.83 0.48

6 MEDAN 123.63 0.59 47 TANGERANG 128.70 0.67

7 PADANG SIDEMPUAN 119.03 -0.33 48 CILEGON 124.23 0.74

8 PADANG 125.44 0.38 49 SERANG 126.78 0.92

9 BUKIT TINGGI 119.74 0.55 50 SINGARAJA 127.84 0.20

10 TEMBILAHAN 126.25 0.25 51 DENPASAR 118.91 0.34

11 PEKAN BARU 121.53 0.45 52 MATARAM 119.29 0.45

12 DUMAI 122.44 0.55 53 BIMA 122.18 0.16

13 BUNGO 119.45 0.23 54 MAUMERE 115.54 0.53

14 JAMBI 121.47 0.25 55 KUPANG 121.21 -0.92

15 PALEMBANG 118.61 0.27 56 PONTIANAK 128.59 -1.00

16 LUBUK LINGGAU 119.42 0.49 57 SINGKAWANG 120.88 -0.01

17 BENGKULU 128.41 1.99 58 SAMPIT 121.22 0.42

18 BANDARLAMPUNG 122.19 0.41 59 PALANGKARAYA 118.72 -0.67

19 METRO 129.26 -0.33 60 TANJUNG 120.80 0.80

20 TANJUNG PANDAN 128.17 2.29 61 BANJARMASIN 118.96 0.06

21 PANGKAL PINANG 122.35 0.58 62 BALIKPAPAN 125.16 -0.23

22 BATAM 121.67 0.70 63 SAMARINDA 123.21 0.11

23 TANJUNG PINANG 121.42 -0.34 64 TARAKAN 129.58 -0.15

24 DKI JAKARTA 122.37 0.51 65 MANADO 120.51 -0.53

25 BOGOR 121.25 0.58 66 PALU 121.14 -0.75

26 SUKABUMI 121.20 0.64 67 BULUKUMBA 127.23 0.42

27 BANDUNG 120.62 0.49 68 WATAMPONE 117.05 0.11

28 CIREBON 118.62 -0.06 69 MAKASAR 120.73 0.44

29 BEKASI 119.82 0.82 70 PARE - PARE 118.47 0.08

30 DEPOK 120.47 0.49 71 PALOPO 118.79 0.03

31 TASIKMALAYA 119.23 0.37 72 KENDARI 117.29 0.64

32 CILACAP 123.35 0.24 73 BAU - BAU 124.77 -0.49

33 PURWOKERTO 119.02 0.13 74 GORONTALO 117.52 0.58 34 KUDUS 126.58 0.60 75 MAMUJU 119.58 -0.20 35 SURAKARTA 118.50 0.19 76 AMBON 119.95 -1.77 36 SEMARANG 120.68 0.28 77 TUAL 135.55 1.16 37 TEGAL 117.69 0.38 78 TERNATE 126.73 1.56 38 YOGYAKARTA 119.09 0.33 79 MANOKWARI 113.22 -1.68 39 JEMBER 119.17 0.31 80 SORONG 123.04 0.78 40 BANYUWANGI 119.20 0.35 81 MERAUKE 121.58 -0.70 41 SUMENEP 118.76 0.02 82 JAYAPURA 121.29 -0.61 NASIONAL

Referensi

Dokumen terkait

Jenis penelitian ini adalah menggunakan metode evaluasi ( evaluation method ) yaitu untuk melihat sejauh mana penerapan atau implementasi pengembangan dari Dinas Pendapatan

 Melaksanakan administrasi aktiva tetap dan penyusutan.  Mereview harga pokok dan proyek-proyek di Galangan maupun Cabang.  Monitoring, menyiapkan dan melaporakan

Pada bab ini akan menganalisis bagaimana kebijakan kerjasama militer bisa dipakai sebagai sarana untuk mengakomodasikan kepentingan nasional, terutama kepentingan strategis

Proyek-proyek besar seperti gedung pencakar langit memerlukan fondasi yang kuat untuk menyangga beban yang besar di atasnya. Jika daya dukung tanah dilokasi

Desain Perangkat Lunak (Lanjutan) Struktur Navigasi adalah alur dari suatu program yang merupakan rancangan hubungan (rantai kerja) dari beberapa area yang berbeda

Penanggun gjawab TRIWULAN I Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output).. TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV KONDISI KINERJA

kebenaannya, atau datanya kurang jelas, misalnya data korban rusuh kalianda kemaren, data yang dibuat sama watawan bebeda sama data koban yang ada di abdul moeloek, yah

Nilai moral “ sopan santun “ terdapat dalam film La Vie En Rose. Sikap dan perilaku yang tertib sesuai dengan adat istiadat atau norma – norma yang berlaku didalam masyarakat.