• Tidak ada hasil yang ditemukan

Muhammad Daliani (Dosen FKIP Prodi Pendidikan Matematika Universitas Quality Medan) Keywords: Learning Theory Kurt Lewin, Creativity Learning

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Muhammad Daliani (Dosen FKIP Prodi Pendidikan Matematika Universitas Quality Medan) Keywords: Learning Theory Kurt Lewin, Creativity Learning"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Juril AMIK MBP

Volume: IV No.2 Agustus 2016 52

PENERAPAN TEORI BELAJAR KURT LEWIN UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PADA SISWA KELAS VII SMP HASANUDDIN MEDAN Muhammad Daliani

(Dosen FKIP Prodi Pendidikan Matematika Universitas Quality Medan) ABSTRACT

This research applies Learning Theory Kurt Lewin. Learning Theory Kurt Lewin aims to increase creativity and mathematics learning result.Techniques and data collection tools in this study through tests and observation. Subjects were students of class VII Hasanuddin Medan Academic Year 2014/2015, totaling 30 students consisting of 17 male students and 13 female students.

The results of students' creativity observations obtained from the first cycle and the second cycle indicators express creativity rated highest are on the critical aspects of the opinions of others, while the lowest is assessed on aspects of persevering and not easily bored. From the results showed that the level of creativity of students have achieved the desired value. Meanwhile, the percentage of completeness of student learning outcomes were obtained at 10% gain in initial tests with an average total of 47.5 In the first cycle completeness of 43.33% with a total average of 53.67 and the second cycle completeness of 93.33% with total average of 84.5. This showed an increase in student learning result in each cycle.

Thus, the Learning Theory Kurt Lewin has been proven that there is an increase in students' creativity. Where, creativity affect improving student learning result Hasanuddin Medan class VII Academic Year 2014/2015.

Keywords: Learning Theory Kurt Lewin, Creativity Learning 1.PENDAHULUAN

Dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan yang mengharuskan mampu melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berkualitas sehingga dapat memenuhi tuntutan globalisasi. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya melalui kegiatan pengajaran. Sesuai dengan inovasi pendidikan guru sebagai ujung tombak pendidikan juga harus inovatif. Guru harus dapat menerapkan inovasi pendidikan tersebut, yang salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran dan pemanfaatan media pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, peneliti ingin menerapkan teori pembelajaran menurut Kurt Lewin yaitu teori belajar cognitive-field. Nama Kurt Lewin (1892-1947) merupakan salah seorang tokoh aliran psikologi Gestalt yang memfokuskan diri pada bidang psikologi sosial. Teori belajar Lewin ini mengembangkan suatu teori belajar cognitive-field dengan menaruh perhatian kepada kepribadian dan psikologi sosial. Lewin memandang masing-masing individu berada di dalam suatu medan kekuatan yang bersifat psikologis. Medan dimana individu

(2)

Juril AMIK MBP

Volume: IV No.2 Agustus 2016 53

bereaksi disebut life space. Life space mencakup perwujudan lingkungan dimana individu bereaksi.

Aplikasi teori belajar Kurt Lewin dilakukan dalam konteks dinamika kelompok (group dynamic). Dasar berpikirnya adalah kelompok dianalogikan dengan individu. Maka perilaku kelompok menjadi fungsi dari lingkungan, dimana salah satu faktornya adalah para anggota kelompok dan hubungan interpersonal mereka.

Teori Kurt Lewin yang terkenal dengan Force-Field Theory, pada tahap implementasi Lewin menyodorkan tiga tahap pembaharuan perilaku kelompok, yaitu:

a. Tahap unfreezing : merupakan tahap menyiapkan perilaku yang dititikberatkan pada upaya meminimalkan kekuatan perlawanan dari setiap anggota kelompok. b. Tahap moving : merupakan tahap pergerakan, dengan mengubah orang, individu

maupun kelompok, tugas-tugas, struktur organisasi, dan teknologi.

c. Tahap refreezing : pada tahap terakhir, merupakan tahap penstabilan perilaku dengan upaya penguatan dampak dari perubahan, evaluasi hasil perubahan, dan modifikasi-modifikasi yang bersifat konstruktif.

Teori Kurt Lewin menuntut siswa berkerja secara kelompok, menemukan masalah dan menyelesaikannya serta berinteraksi antar sesama kelompok. Hal ini akan membantu siswa untuk aktif dan bersaing dalam belajar sehingga dapat meningkatkan kreativitas siswa. Untuk itu peneliti melakukan penelitian berjudul “Penerapan Teori Belajar Kurt Lewin Sebagai Upaya Meningkatkan Kreativitas Belajar Matematika Pokok Bahasan Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas VII SMP Hasanuddin Medan”.

Berdasarkan uraian terhadap teori belajar Kurt Lewin diharapkan penelitian ini dapat bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa serta dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa.

2.METODE PENELITIAN

Pengambilan data untuk penelitian ini dilakukan di SMP Hasanuddin Medan bertempat di Jalan Amal Luhur No: 52 Medan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan September tahun pelajaran 2014/ 2015. Subjek dalam penelitian ini sebanyak I (satu) kelas yaitu kelas VII yang berjumlah 30 orang yang terdiri atas 17 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes berbentuk uraian essai dan lembar aktivitas siswa. Tes hasil belajar ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa pada tingkat kognitif siswa dan lembar aktivitas siswa digunakan untuk mengumpulkan data tentang kreativitas siswa dalam proses belajar mengajar dan implementasi terhadap pembelajaran Kurt Lewin.

Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan sebanyak 2 siklus. Menurut Lewin dalam Aqib (2006: 21) menyatakan bahwa dalam satu Siklus terdiri atas empat langkah yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting).

Langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut: (1) Merekapitulasi nilai pretes sebelum tindakan dan nilai tes akhir Siklus I dan Siklus II, (2) Menghitung nilai rata-rata atau persentase hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan dengan

(3)

Juril AMIK MBP

Volume: IV No.2 Agustus 2016 54

hasil belajar setelah dilakukan tindakan pada Siklus I dan Siklus II untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar, (3) penilaian.

Adapun teknik analisis data dari hasil ketuntasan belajar siswa sebagai berikut: 1. Rata-rata kelas

i i i i

f

x

f

x

Dimana :  i f banyak siswa  i

x nilai masing-masing siswa 2. Ketuntasan Belajar Individual

Untuk menentukan daya serap siswa secara individual digunakan rumus, sebagai berikut:

PDS = x 100 % …...(Erman Suherman, 2001: 176) Kriteria: 0%

65% 3. Ketuntasan Belajar Kelas

Untuk menentukan ketuntasan belajar secara klasikal digunakan rumus, sebagai berikut:  100% n x D ………...…….. (Erman Suherman, 2001: 210) Dimana:

D = prestasi kelas yang telah dicapai daya serapnya  65 %

x = jumlah siswa yang telah mencapai daya serap  65 %

n = jumlah siswa

Kriteria:

D < 85% = indikator hasil belajar yang belum tuntas D 85% = indikator hasil belajar yang telah tuntas

Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar, jika dikelompokkan secara klasikal tersebut terdapat 85%. Siswa yang mencapai maka ketuntasan secara klasikal sudah terpenuhi.

Adapun teknik analisis data dari hasil observasi kreativitas belajar siswa sebagai berikut:

1. Nilai Observasi Kreativitas

Menurut Soegito, perhitungan nilai akhir setiap observasi ditentukan berdasarkan rumus :

Bi Sy Na

(4)

Juril AMIK MBP

Volume: IV No.2 Agustus 2016 55

Pedoman untuk melihat kreativitas siswa dapat dilihat dari pedoman, berikut ini:

Tingkat Kreativitas Kategori

1,0 – 1,7 kurang

1,8 – 2,5 cukup

2,6 – 3,3 baik

3,3 – 4,0 sangat baik

3.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar dilakukan terlebih dahulu tes hasil belajar atau biasa disebut pretest. Analisis data menunjukkan hasil pretest siswa rata-rata adalah 47.5 dengan persentase ketuntasan 10% atau 3 siswa yang tuntas. Hal ini menunjukkan,rata-rata siswa belum ada persiapan sebelum belajar disekolah.

Selanjutnya untuk melaksanakan tindakan pada siklus I yaitu dengan membagi kelompok-kelompok diskusi. Dari jumlah keseluruhan siswa 30 siswa akan dibagi menjadi 6 kelompok belajar. Pembagian kelompok didasarkan pada nilai pretest sehingga membentuk kelompok dengan kriteria kelompok heterogen. Proses pembelajaran dilakukan sesuai RPP yang telah disusun untuk siklus I.

Akhir siklus I dilakukan tes hasil belajar atau disebut Postes I, dengan data dapat dilihat pada Tabel 3.1 Hasil belajar siswa melalui Teori Belajar Kurt Lewin.

Tabel 3.1 Hasil Postest I Terhadap Teori Belajar Kurt Lewin Nilai Frekuensi Rata-Rata Ketuntasan Jumlah

Ketuntasan Persentase Ketuntasan 25 2 53.66666667 Tidak Tuntas 17 56.67% 30 4 35 1 40 2 50 5 55 3 65 6 Tuntas 13 43.33% 70 2 75 4 80 1 Jumlah 30

(5)

Juril AMIK MBP

Volume: IV No.2 Agustus 2016 56

Pada tabel 3.1, nilai terendah Postest 1 adalah 25 sebanyak 2 siswa dan tertinggi 80 sebanyak 1 siswa. Nilai dibawah KKM sebanyak 17 siswa dan nilai diatas KKM 13 siswa sehingga persentase ketuntasan klasik 43.33%. Hasil ini berada dibawah kriteria keberhasilan sehingga dapat dikatakan KBM Siklus I kurang berhasil memberi ketuntasan belajar dalam kelas. Data hasil Postes ini dapat disajikan kembali dalam grafik histogram pada gambar 3.1 dan gambar 3.2

Gambar 3.1 Hasil Postes I Gambar 3.2 Ketuntasan Klasik Belajar Siklus I

Pada siklus I, berdasarkan analisis data, diperoleh kreativitas siswa dalam proses pembelajaran. Penskoran penilaian kreativitas siswa digolongkan menjadi 5 bagian yaitu : memiliki rasa ingin tahu, tekun dan tidak mudah bosan, tidak kehabisan akal dalam memecahkan masalah, kaya akan inisiatif, dan kritis terhadap pendapat orang lain. Adapun hasil yang diperoleh dari masing siswa yang diperoleh dari kuesioner dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut :

No. Kreativitas Sub

Kreativitas Jumlah Rata-Rata

Nilai Akhir Rata-Rata Keterangan 1 Memiliki rasa ingin tahu 3 46 46 43 1.53 1.53 1.43 4.50 1.50 Kurang 2 Tekun dan tidak mudah bosan 2 43 38 ─ 1.43 1.27 ─ 2.70 1.35 Kurang 3 Tidak kehabisan akal dalam memecahkan masalah 2 56 52 ─ 1.87 1.73 ─ 3.60 1.80 Cukup 0 1 2 3 4 5 6 7 25 30 35 40 50 55 65 70 75 80 Fr e ku e n si Nilai

Hasil Postes I

0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% siswa yang tuntas siswa yang tidak tuntas 13 siswa 43.33% 17 siswa 56.67% Per se nt as e Ketu nt as an

(6)

Juril AMIK MBP

Volume: IV No.2 Agustus 2016 57

4 Kaya akan inisiatif 2 49 50 ─ 1.63 1.67 ─ 3.30 1.65 Kurang 5 Kritis terhadap pendapat orang lain 3 61 58 63 2.03 1.93 2.10 6.07 1.01 Cukup

Tindakan yang dilakukan peneliti pada siklus II agar hasil belajar meningkat yaitu mengajak siswa untuk lebih berpartisipasi dalam mengerjakan Lembar Kerja Siswa dalam kelompok, peneliti menerangkan secara jelas instruksi mengerjakan soal agar siswa tidak kebingungan dan peneliti juga menyiapkan media pembelajaran. Sehingga dari tindakan yang dilakukan mengenai Teori Belajar Kurt Lewin terhadap siklus II maka hasil belajar yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 3.3 sebagai berikut :

Nilai Frekuensi

Rata-Rata Ketuntasan Jumlah Ketuntasan Persentase Ketuntasan 60 2 84.5 Tidak Tuntas 2 6.67% 65 2 Tuntas 28 93.33% 70 1 75 2 80 5 85 3 90 9 100 6 Jumlah 30

(7)

Juril AMIK MBP

Volume: IV No.2 Agustus 2016 58

Pada tabel 3.3, nilai terendah Postest II adalah 60 sebanyak 2 siswa dan tertinggi 100 sebanyak 1 siswa. Nilai dibawah KKM sebanyak 2 siswa dan nilai diatas KKM 28 siswa sehingga persentase ketuntasan klasik 93.33%. Hasil ini berada diatas kriteria keberhasilan sehingga dapat dikatakan KBM Siklus II berhasil memberi ketuntasan belajar dalam kelas. Data hasil Postes ini dapat disajikan kembali dalam grafik histogram pada gambar 3.3 dan gambar 3.4

Gambar 3.3 Hasil Postes II Gambar 3.4 Ketuntasan Klasik Belajar Siklus II Adapun hasil kreativitas belajar siswa yang diperoleh dari hasil pelaksanaan pada Siklus II dapat ditunjukkan pada tabel 3.4 sebagai berikut:

No Kreativitas

Sub Kreat

ivitas

Jumlah Rata-Rata Nilai Akhir

Rata-Rata

Keteranga n 1 Memiliki rasa ingin

tahu 3 86 88 85 2.87 2.93 2.83 8.63 2.88 Baik

2 Tekun dan tidak

mudah bosan 2 79 81 ─ 2.63 2.70 ─ 5.33 2.67 Baik

3 Tidak kehabisan akal dalam memecahkan masalah 2 10 7 10 6 ─ 3.57 3.53 ─ 7.10 3.55 Sangat Baik 4 Kaya akan inisiatif 2 92 91 ─ 3.07 3.03 ─ 6.10 3.05 Baik 5 Kritis terhadap

pendapat orang lain 3 11 0 11 1 11 2 3.67 3.70 3.73 11.10 3.70 Sangat Baik 0 2 4 6 8 10 60 65 70 75 80 85 90 100 Fr e ku e n si Nilai

Hasil Postest II

0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% 100,00% Siswa yang

Tuntas Tidak TuntasSiswa yang

28 siswa 93.33% 2 siswa 6.67% Per se nt as e Ketu nt as an

(8)

Juril AMIK MBP

Volume: IV No.2 Agustus 2016 59

4. SIMPULAN

Dengan menggunakan teori belajar Kurt Lewin hasil belajar siswa dan kreativitas siswa mengalami peningkatan. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil belajar siswa pada Pretest memperoleh rata-rata 47.5 ; pada Postest I memperoleh rata-rata 53.67 ; dan pada Postest II memperoleh rata-rata 84.5. Melihat data tersebut pada Pretest diperoleh 3 siswa yang tuntas sehingga ketuntasan klasik yang diperoleh 10% ; Postest I diperoleh 13 siswa yang tuntas sehingga ketuntasan klasik yang diperoleh 43.33% dan pada Postest II diperoleh 28 siswa yang tuntas sehingga ketuntasan klasik yang diperoleh 93.33% . Adapun kreativitas yang diperoleh siswa seteleh menerapkan Teori Belajat Kurt Lewin ini adalah memiliki rasa ingin tahu nilai skor yaitu 2.88 ; tekun dan tidak mudah bosan nilai skor yaitu 2.67 ; tidak kehabisan akal dalam memecahkan masalah nilai skor yaitu 3.55 ; kaya akan inisiatif nilai skor yaitu 3.05 ; dan kritis terhadap pendapat orang lain nilai skor yaitu 3.70.

DAFTAR PUSTAKA

Hergenhahn B.R dan Matthew H, 2008, Theories of Learning. Terjemahan: Tri Wibowo B.S. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Aqib, Zainal, dkk, 2009. Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Bandung :Yrama Widya.

Adinawan, CM, Sugijono. 2006. Matematika SMP Jilid 1A kelas VII. Jakarta : Erlangga

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Suryabrata Drs, Sumadi. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajagrafindo Persada. Sagala Dr, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Slameto Drs. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :

Gambar

Tabel 3.1 Hasil Postest I Terhadap Teori Belajar Kurt Lewin  Nilai  Frekuensi  Rata-Rata  Ketuntasan  Jumlah
Gambar 3.3 Hasil Postes II         Gambar 3.4  Ketuntasan Klasik Belajar Siklus II  Adapun  hasil  kreativitas  belajar  siswa  yang  diperoleh  dari  hasil  pelaksanaan  pada Siklus II dapat ditunjukkan pada tabel 3.4 sebagai berikut:

Referensi

Dokumen terkait

Nilai hasil belajar mahasiswa pada Siklus I diperoleh nilai tertinggi 82,5 dan nilai terendah 0,0. Analisis nilai hasil belajar dapat dilihat pada Tabel 1.. Aktivitas

Hasil penilaian kemampuan guru dalam menyusun RPP dilihat dari nilai akhir dan nilai rata-rata yang diperoleh peneliti dari siklus I ke siklus II mengalami

Hasil belajar dapat diperoleh dari tes isian yang telah dikerjakan pada.. pertemuan paling akhir dari

Apabila skor hasil belajar matematika siswa pada tes akhir siklus I dikelompokkan kedalam lima kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentasi skor yang

Dan dari hasil tes evaluasi yang dilaksanakan pada setiap siklusnya diperoleh nilai rata - rata tes siklus siswa pada siklus I yaitu 64,25 dengan kriteria baik dan ketuntasan

Pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Reading Guide dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari hasil tes pada akhir siklus I bahwa 23 siswa 61% tuntas

Berdasarkan hasil penelitian bahwa hasil belajar matematika siswa mengalami peningkatan pada pembelajaran yang telah dilakukan di setiap siklusnya, hasil tes akhir siklus siswa

Peningkatan Kreativitas Matematika Siswa Peningkatan kreativitassiswa dalam belajar matematika dapat dilihat berdasarkan hasil tes kreativitas matematika siswa pada siklus I terdapat