• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab III ini disajikan hal-hal yang berkaitan dengan pendekatan dan metode penelitian yang digunakan. Pokok bahasan bagian ini adalah lokasi dan subjek populasi penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

A. Lokasi, Populasi dan Subjek Penelitian

Program bimbingan kelompok dengan pendekatan bimbingan

perkembangan sebaiknya diberikan kepada seluruh mahasiswa, mengingat tugas – tugas perkembangan mahasiswa salah satunya yaitu mempersiapkan pernikahan dan mencari pasangan hidup. Perguruan tinggi berperan penting untuk memfasilitasi kebutuhan akan hal ini, penelitian ini mengambil lokasi di salah satu perguruan tinggi swasta yaitu Institut Teknologi Harapan Bangsa, jalan Dipatiukur No. 82-84 Bandung. Pertimbangan yang dilakukan neliti adalah sebagai berikut

1. Institut Teknologi Harapan Bangsa merupakan salah satu perguruan tinggi yang peduli akan tugas-tugas perkembangan mahasiswa salah satunya memberikan perbekalan pengetahuan tidak hanya secara akademis tetapi juga non akademis.

2. Mahasiswa mempunyai tugas-tugas perkembangan khususnya yang berkaitan dengan calon pasangan hidup dan penyesuaian diri menuju pernikahan.

(2)

3. Rentang usia 20 ke atas yang dikategorikan sebagai rentang usia dewasa awal yang mempunyai tugas-tugas perkembangan khususnya mencari pasangan hidup dan mulai memikirkan tentang pernikahannya.

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, pada penelitian ini populasi mahasiswa Institut Teknologi Harapan Bangsa (ITHB) jurusan teknik informatika sebanyak 220. Dalam penentuan sampel ditentukan secara purposive dengan menggunakan mahasiswa dalam kelas utuh (natural setting).

Langkah penentuan sampel adalah dengan memilih kelas yang mempunyai karakteristik sama, seperti usia, tingkat, waktu belajar, dan fakultas yang sama. Dalam hal ini sampel yang dipilih adalah semester lima atau tingkat tiga jurusan Teknik Informatika mengingat rentang usia 20 ke atas yang dikategorikan sebagai rentang usia dewasa awal yang mempunyai tugas-tugas perkembangan

khususnya mencari pasangan hidup dan mulai memikirkan tentang

pernikahannya.

Langkah berikutnya penentuan kelompok dibagi dua yaitu: kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan dan kelompok kontrol yang hanya diberikan perlakuan konvensional yang diberlakukan di Institut Teknologi Harapan Bangsa. (ITHB) Bandung. Sampel penelitian sebanyak 80 mahasiswa, yang terbagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mahasiswa.

(3)

Sesuai dengan fokus, permasalahan, dan tujuan penelitian, pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen dengan non-equivalent control group design, baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Sugiyono (2008:107) berpendapat bahwa penelitian eksperimen diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang dikendalikan.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian eksperimen adalah metode penelitian untuk mencari atau mengetahui suatu tindakan terhadap obyek yang diamati dan menguji hubungan sebab akibat. Penelitian eksperimen kuasi ini menggunakan desain pretest-posttest control group dengan melibatkan kelompok kontrol dan disertai dengan pemberian tes awal adan tes akhir. Desian penelitian yang digunakan Nonequivalent control

group design adalah sebagai berikut :

O1 X O2

...

O3 O4

O1 dan O3 sebelum ada perlakuan, O2 setelah diberikan perlakuan dan O4 adalah yang tidak diberikan perlakuan. Pengaruh program bimbingan kelompok terhadap penyesuaian diri mahasiswa dalam persiapan pernikahan adalah (O1 - O2) – (O4 - O3)

Desain kuasi eksperimen ini adalah untuk melihat apakah program bimbingan kelompok dengan pendekatan bimbingan perkembangan dapat

(4)

meningkatkan penyesuaian diri mahasiswa dalam mempersiapkan pernikahan. Tahap pelaksanaannya yaitu kedua kelompok (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol) diberikan tes awal dengan yang sama. Setelah diberikan tes awal (pretest), pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan (bimbingan kelompok dengan pendekatan bimbingan pekembangan sedangkan pada kelompok kontrol yang hanya diberikan perlakuan konvensional yang diberlakukan di Institut Teknologi Harapan Bangsa Bandung. Kemudian sesuai dengan disepakati, maka kedua kelompok diberikan tes yang sama sebagai test akhir (post-test). Hasil dari tes awal dan akhir pada akhir pada masing-masing kelompok diperbandingkan (uji perbandingan) demikian juga antara hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok eksperimen dan antara hasil tes dari kedua kelompok menunjukkan pengaruh dari perlakuan yang diberikan.

B. Definisi Operasional Variabel

Untuk menjelaskan ruang lingkup penelitian ini perlu ditegaskan defenisi operasional yang merupakan konsep pokok penelitian ini. Istilah yang perlu didefinisikan secara operasional adalah:

1. Program Bimbingan Kelompok Berdasarkan Pendekatan Perkembangan

Program bimbingan kelompok berdasarkan pendekatan perkembangan pada penelitian ini diartikan sebagai bimbingan yang diberikan oleh konselor kepada mahasiswa Institut Teknologi Harapan Bangsa Bandung, bertujuan untuk membekali mahasiswa memahami kelima aspek penyesuaian diri dalam persiapan

(5)

pernikahan yaitu: penyesuaian pasangan, sikap pribadi, konsep pernikahan, persesuaian psikologis dan memilih pasangan melalui bimbingan kelompok dengan pendekatan bimbingan pekembangan. Program bimbingan kelompok dengan pendekatan bimbingan perkembangan ini menggunakan teknik seperti : ceramah, peputaran film, diskusi, dan tanya jawab.

2. Penyesuaian Diri dalam Persiapan Pernikahan

Penyesuaian diri dalam persiapan pernikahan mahasiswa Institut Teknologi Harapan Bangsa Bandung angkatan 2010/2011, semester lima atau tingkat tiga pada penelitian ini diartikan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman, nilai-nilai dan keterampilan yang bermakna dalam persiapan pernikahan.

Penyesuaian diri tersebut ditandai dengan: pengendalian diri, rasa aman, bertanggung jawab, mampu mengatasi masalah, mampu memberi dan menerima kasih sayang (affeksi), memiliki komitmen, taat beribadah, toleransi, asal-usul/budaya, pekerjaan, dan usia.

Berikut ini adalah rincian kisi-kisi serta komposisi pernyataan indikator:

ASPEK INDIKATOR

Penyesuaian dengan pasangan a. Pengendalian diri b. Memiliki rasa aman.

Sikap pribadi a. Bertanggung jawab

b. Mampu mengatasi masalah

Konsep Pernikahan a. Komitmen.

b. Memberi dan menerima kasih sayang (affeksi)

Persesuaian psikologis a. Taat beribadah

b. Toleransi

(6)

C. Pengembangan Instrumen

Alat pengumpul data adalah angket (untuk mengungkap tentang penyesuaian diri dalam persiapan pernikahan)

1. Kisi–kisi intrumen

Data tentang profil penyesuian diri mahasiswa diungkap melalui alat pengumpul data berbentuk angket. Angket tersebut dikonstruksi sendiri oleh peneliti berdasarkan konsep dan teori yang relevan.

Angket ini disusun dalam bentuk force choice berupa pertanyaan yang bersifat positif dan negatif dengan alternatif jawaban “Ya” dan “Tidak” penggunaan forsce choice ini dipilih untuk memperoleh gambaran yang tegas mengenai penyesuaian diri mahasiswa dalam persiapan pernikahan. Jawaban “Ya untuk pernyataan yang sesuai dengan diri mahasiswa, dan jawaban “Tidak” untuk menyatakan yang tidak sesuai dengan diri mahasiswa. Sebelum menyusun butir penyataan, terlebih dahulu dirumuskan kisi-kisi instrumen. Dengan demikian butir penyataan merupakan penjabaran dari kisi-kisi instrumen yang dirumuskan. Lebih lanjut kisi-kisi instrumen dapat dilihat sebagai berikut:

b. Pekerjaan c. Usia

(7)

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Penyesuaian Diri Dalam Persiapan Pernikahan

Aspek Indikator No. Item

Penyesuaian dengan pasangan Pengendalian Diri 1-5 5

Rasa Aman 6-11 6

Sikap Pribadi Bertanggung jawab 12-16 5

Mampu mengatasi masalah. 17-22 6

Konsep Pernikahan Komitmen 23-27 5

Memberi dan menerima kasih sayang (affeksi)

28-32 5

Persesuaian Psikologis Taat beribadah 33-37 5

Toleransi 38-42 5

Memilih Pasangan Asal-usul/ budaya 43-47 5

Pekerjaan 48-52 5

Usia 53-55 3

Jumlah 55

2. Penimbangan Intrumen

Penimbangan instrumen dilakukan untuk memperoleh item angket yang layak dipakai, setiap item yang dikembangkan sebanyak 70 item dikoreksi oleh tiga orang penimbang untuk dikaji secara rasional dari segi isi dan redaksi item, serta ditelaah kesesuaian item dengan aspek-aspek yang akan diungkap. Ketiga penimbang tersebut adalah Prof. Dr. Syamsu Yusuf, M.Pd., Dr. Mubiar Agustin, M.Pd., dan Dr. Ipah Sapiah, M.Pd. Mereka pakar bimbingan dan konseling yang memiliki keahlian dan pengalaman yang memadai, dan berkualifikasi pendidikan

(8)

doktor bimbingan dan konseling. Setiap penimbang memberikan koreksinya terhadap item yang menurut penimbang kurang layak, baik secara konstruk maupun bahasanya, dilakukan revisi seperlunya sesuai dengan saran-saran para penimbang tersebut.

Pada langkah berikutnya, sebelum dilakukan uji coba intrumen, dihadirkan para mahasiswa semester lima sebanyak enam orang untuk melakukan uji keterbacaan terhadap setiap butir item dalam instrumen. Setiap masukan yang diberikan dijadikan bahan untuk perbaikan dan pengembangan instrumen yang akan diujicobakan.

3. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen

Dalam penelitian ini, diperlukan instrumen-instrumen yang memenuhi standar tertentu minimal validitas dan reabilitas. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. (Arikunto, 2006:168).

Hasil penilaian dari uji validasi ini berupa penilaian pada setiap item instrumen yang dikelompokkan dalam kualifikasi memadai (M) dan tidak memadai (TM). Pernyataan yang telah berkualifikasi memadai dapat digunakan untuk mencari data penelitian yang dibutuhkan. Sedangkan dalam kualifikasi tidak memadai terdapat dua kemungkinan, yaitu: pernyataan direvisi, dan dironbak total. Kemudian, pengujian validitas emperis dilakukan terhadap 30

(9)

mahasiswa melalui analis item dengan menggunakan teknik uji korelasi antara skor yang diperoleh dari setiap item dengan skor total item dari setiap responden. Uji Validitas yang digunakan untruk instrumen pengetahuan yang berupa skor dikotomi yaitu bernilai 0 dan 1 digunakan korelasi point biserial dengan rumus sebagai berikut: i x x M M p rpb S q   (Saifudin Azwar, 2004:19) Dengan:

Mi = Rata-rata skor dari subjek-subjek yang menjawab betul item yang

dicari korelasinya dengan tes

Mx = Rata-rata skor total

Sx = Standar deviasi skor total

p = proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut

q = 1-p

Suatu pertanyaan dikatakan valid dan dapat mengukur variabel penelitian yang dimaksud jika nilai koefisien validitasnya lebih dari atau sama dengan 0,300 (Kaplan & Saccuzo, 1993). Hasil perhitungan terhadap 70 butir penyataan untuk instrumen penyesuain diri, diperolah item soal yang tidak valid sebanyak 15, sehingga total pernyataan valid adalah 55 butir penyataan. Adapun hasil uji coba validitas angket penyesuaian diri digambarkan pada:

(10)

Tabel 3.1

Hasil Analisis Butir Angket Penyesuaian Diri Dalam Persiapan Pernikahan

Aspek Indikator

Jumlah Butir

Asal Signifikan Tidak

signifikan Penyesuaian dengan

pasangan

Pengendalian Diri 6 5 1

Rasa Aman 7 6 1

Sikap Pribadi Bertanggung jawab 6 5 1

Mampu mengatasi masalah 7 6 1

Konsep Pernikahan Komitmen 6 5 1

Memberi dan menerima kasih sayang (affeksi)

6 5 1

Persesuaian Psikologis

Taat beribadah 6 5 1

Toleransi 6 5 1

Memilih Pasangan Asal-usul/ budaya 6 4 2

Pekerjaan 7 5 2

Usia 7 4 3

Jumlah 70 55 15

untuk perhitungan yang lebih jelas, dapat dilihat pada lampiran

Setelah diuji validitas setiap pernyataan, selanjutnya alat pengumpul data tersebut diuji tingkat realiabilitasnya. Reliabiltas berhubungan dangan masalah ketepan atau keajegan tes. Reliabilitas menunjukkan sejauh mana tingkat kekonsistenan pengukuran dari suatu responden ke responden yang lain atau dengan kata lain sejauh mana pertanyaan dapat difahami sehingga tidak

(11)

menyebabkan beda interpretasi dalam pemahaman pertanyaan tersebut. Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliabel dan berhasil mengukur variabel yang kita ukur jika koefisien reliabilitasnya lebih besar atau sama dengan 0,700 (Kaplan, 1993:128).

Uji reliabilitas yang digunakan untuk instrumen pengetahuan adalah teknik Koefisien Reliabilitas Kuder Richardson 20 (KR-20). Teknik tersebut adalah sebagai berikut.

               

12 1 20 x S p p k k KR Dengan: k = banyaknya item

Sx2 = varians skor total

p = proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut

(Saifudin Azwar, 2004:82)

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data mengenai penyesuaian diri mahasiswa dalam mempersiapkan pernikahan mahasiswa semester V jurusan informatika di Institut

(12)

Teknologi Harapan Bangsa Bandung, maka digunakan alat pengumpulan data berupa:

a. angket.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data tentang penyesuaian diri mahasiswa dalam mempersiapkan pernikahan. Untuk memperoleh data tersebut, dalam penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner penyesuaian diri mahasiswa dalam persiapan pernikahan. Instrumen ini berbentuk skala Gutmann. skala terdiri atas sejumlah pernyataan yang semuanya menunjukkan kesadaran mahasiswa tentang penyesuaian diri dalam persiapan pernikahan. Berikut ini kisi-kisi dari intrument penyesuaian diri dalam mempersiapkan pernikahan.

ASPEK INDIKATOR

Penyesuaian dengan pasangan Pengendalaian Diri

Rasa Aman

Sikap pribadi Bertanggung jawab

Mampu mengatasi masalah

Konsep Pernikahan Komitmen.

memberi dan menerima kasih sayang (affeksi)

Persesuaian psikologis Taat Beribadah

Toleransi

Memilih pasangan Asal-usul/budaya

Pekerjaan Usia

(13)

Dari kisi-kisi intrumen angket di atas, terdapat 55 pertanyaan untuk setiap pernyataan, disediakan alternatif tanggapan yang tegas yaitu “Ya” dan “Tidak”. jika penyataan positif maka mahasiswa menjawab “Ya” akan mendapat skor 1 dan apabila menjawab “Tidak” maka skornya 0. Begitupun jika pernyataan negatif, bila mahasiswa menjawab “tidak” maka diberi skor 1 begitupun sebaliknya.

b. Kelompok Eksperimen

Sampel ini ditentukan dari hasil skor rata-rata pretes di semester lima kelas A berjumlah 39 mahasiswa dengan skor rata-rata 42.23 sedangkan kelas B berjumlah 41 mahasiswa dengan skor rata-rata 34.32 yang menjadi kelompok eksperimen (KE) yaitu kelas B yang memiliki skor rata-rata 34.32 dengan kategori yang lebih rendah dari kelompok kontrol yaitu kelas A yang memiliki skor rata-rata 42.23.

E. Teknik Analisis Data Penelitian

Tujuan utama dalam melakukan analisis adalah menetapkan apakah data yang diperoleh pada sebuah penelitian mendukung klaim prilaku. Teknik data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif dan parametrik. Selanjutnya ada tiga tahap data analisis yang berbeda tapi saling berhubungan satu sama lain, yaitu mengenal data, meringkas data, dan menginformasikan sesuatu yang diungkap.

Pada tahap mengenal data, peneliti menganalisis data dengan memeriksa fitur-fitur data dan bila perlu mengeditnya dan membersihkan data. Tahap

(14)

berikutnya adalah dengan meringkas data, yaitu untuk mengukur tendensi sentral termasuk mean (rata-rata), median, dan mode. Juga untuk menentukan ukuran-ukuran variabilitas yaitu range (rentang nilai) dan deviasi standar. Tahap ketiga, adalah menggunakan interval kepercayaan untuk mengonfirmasikan yang diungkap oleh data yaitu dengan mengonstruksikan confidence Interval (interval kepercayaan) untuk parameter populasinya dapat dihitung untuk satu mean atau perbedaan mean populasi.

Setelah pengujian normalitas dan homogenitas, selanjutnya dilakukan uji-t terhadap dua sampel independen (Independent-Sampel t Test) yaitu postes Kelompok Eksperimen (semester lima jurusan teknik informatika) dan Kelompok Kontrol (semester lima jurusan teknik informatika) berdasarkan hasil skor rata-rata dan gain skor. Dalam pengujian hipotesis, kreteria yang digunakan adalah:

Ho :

µ

1=

µ

2.

H1 :

µ

1

>

µ

2.

Dimana:

µ

1 = meanskor Penyesuaian Diri dalam persiapan pernikahan dari kelompok eksperimen yang mengikuti bimbingan kelompok dengan pendekatan bimbingan perkembangan.

(15)

kontrol yang tidak mengikuti bimbingan kelompok dengan pendekatan bimbingan perkembangan.

Dengan daerah penerimaan :

Jika P-value < α, maka Ho ditolak

Jika P-value > α, maka Ho tidak dapat ditolak

Dan untuk menentukan efektivitas bimbingan kelompok dengan pendekatan bimbingan perkembangan, maka dilakukan uji-t. Dengan interval kepercayaan 95%, α = (1 – 0,95) = 0.05. selanjutnya dalam membantu perhitungan dan pengolahan data statistik, peneliti menggunakan program komputer yaitu SPSS. 17.0 for Windows.

Referensi

Dokumen terkait

Pusat pertumbuhan tiap fungsi pusat pelayanan adalah sebagai berikut: Kecamatan Boyolali sebagai PKW, Kecamatan Ampel dan Banyudono sebagai PKL, Kecamatan Mojosongo, Kecamatan

• Kegiatan Ayo Menulis, siswa menuliskan sikap-sikap dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilainilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila?. • Siswa bisa

Jika aktivitas dan tindakan kolaborasi positif ada maka akan menghasilkan komitmen dan hasil akhir yang menjaga efisiensi, produktivitas dan keefektifan suatu hubungan (Zineldin

Dari hasil observasi di kelas, dalam kegiatan belajar mengajar dilakukan hanya dari satu arah yaitu gurunya saja sedangkan siswa hanya sebagai pendengar dan alhasil,

menggunakan kemampuan kognitif mereka sesuai dengan potensi yang maksimum. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

Adanya peningkatan keaktivan karena penambahan logam tertentu menunjukkkan bahwa ion logam diperlukan sebagai komponen dalam sisi aktif enzim. Mekanisme ion logam dapat

Modul I/O adalah suatu komponen dalam sistem komputer yang bertanggung jawab atas pengontrolan sebuah perangkat luar atau lebih dan bertanggung jawab pula dalam pertukaran data

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya SD N Karengan 124 memang mempunyai kapasitas yang rendah dalam kaitannya dengan sarana prasarana penunjang