PERANCANGAN HALTE UNTUK SHUTTLE
BUS BINUS SQUARE
Brigita Wibisono
Universitas Bina Nusantara, brigita_wibisono@yahoo.com
Lauryn Suhendar
Universitas Bina Nusantara, elisabetlyn@yahoo.com
Lusyana
Universitas Bina Nusantara, lusy_ana89@yahoo.com
Ketut Gita Ayu, MSIE.
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara Kampus Syahdan, Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 Indonesia
kgayu@binus.edu
ABSTRACT
Shuttle bus is a transportation facility which is developed by Binus Square to all
boarders, so that they can mobilize to all three nearest BINUS campuses which are
Kijang, Syahdan, and Anggrek campus. Based on observation, one of its lacks is that
there is no bus stop for bus passengers. Through questionnaire, comfort in present
waiting place, passengers’ need of bus stop, and the desiring bus stops positions and
criteria are being analyzed. This research purposes are giving proposal for bus stop
position in each location based on respondents’ desire, designing bus stop in Binus
Square, and estimating total costs spent for the bus stop development (BLL).
Keywords: Shuttle bus, bus stop, Binus Square, questionnaire
ABSTRAK
Shuttle bus merupakan sarana transportasi yang dikembangkan oleh Binus Square bagi
para boarder agar dapat melakukan mobilisasi menuju ketiga kampus BINUS yang
terdekat yaitu Kampus Kijang, Syahdan, dan Anggrek. Berdasarkan pengamatan
didapati bahwa salah satu kekurangan dari sarana tersebut adalah tidak adanya halte
bagi para calon penumpang bus. Melalui kuesioner, dilakukan analisis untuk menilai
kenyamanan tempat menunggu yang selama ini digunakan, kebutuhan penumpang akan
halte, posisi halte yang diinginkan, dan kriteria-kriteria halte yang diinginkan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk memberikan usulan posisi halte di masing-masing lokasi
berdasarkan keinginan responden, melakukan perancangan halte di Binus Square, dan
memperkirakan total biaya yang akan dikeluarkan untuk pembangunan halte tersebut.
(BLL).
Kata kunci: Shuttle bus, halte, Binus Square, kuesioner
PENDAHULUAN
Shuttle bus merupakan sarana transportasi yang disediakan oleh Binus Square Hall of Residence untuk melayani transportasi para boarder dari Binus Square menuju Kampus Kijang, Syahdan, dan Anggrek. Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada 312 responden pada bulan April – Mei 2013 di Lobby Binus Square dapat disimpulkan bahwa penumpang menginginkan pendirian halte di lokasi Binus Square, Kampus Syahdan, Anggrek, dan Kijang.
Pada lokasi Binus Square, para responden mengeluhkan kondisi tempat menunggu yang tidak memiliki tempat duduk, panas dan tidak memiliki atap. Sedangkan pada Kampus Syahdan (area musholla), para responden mengeluhkan kondisi tempat menunggu yang panas, tidak memiliki tempat duduk dan sulit melihat kedatangan bus. Di Kampus Anggrek, responden menyatakan bahwa lokasi menunggu panas, tidak ada tempat duduk, tidak ada atap, dan kotor. Sementara di Kampus Kijang, responden mengeluhkan kondisi tempat menunggu yang panas, tidak ada tempat duduk, tidak ada atap, dan jauh dengan lokasi tempat bus berhenti. Selain itu, secara umum responden juga menginginkan adanya kursi, jadwal shuttle bus dan atap ketika menunggu shuttle bus. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus mengenai penentuan posisi halte di keempat lokasi dan perancangan halte untuk lokasi Binus Square.
Rumusan permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini adalah posisi manakah yang paling tepat untuk didirikan halte, bagaimana rancangan halte yang ergonomis, dan berapa total biaya yang harus dikeluarkan untuk mendirikan halte tersebut. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah menentukan posisi pendirian halte yang paling tepat, menentukan rancangan halte yang ergonomis, dan menentukan perkiraan total biaya yang diperlukan untuk mendirikan halte.
METODE PENELITIAN
Tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian adalah observasi shuttle bus dan shuttle point serta mewawancarai penumpang. Kemudian ditentuka rumusan masalah yang akan diselesaikan. Tahap berikutnya adalah pengumpulan data. Dalam pengumpulan data, langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan sample size untuk kuesioner. Jumlah penghuni Binus Square adalah 1075 pada Februari 2013. Dengan menggunakan tingkat presisi 5% dan rumus penentuan jumlah sampel Yamane (Yamane (1967:886), seperti disitasi oleh Israel (1992:154)), maka didapati bahwa jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 291. Selain itu, dilakukan pula pengambilan data antropometri berdasarkan studi literatur.
Tahap selanjutnya adalah pengolahan data. Data yang telah diperoleh kemudian diolah untuk merangkumkan kesimpulan dari kuesioner yang telah disebarkan. Pengolahan data dilakukan guna mengetahui kebutuhan penumpang akan halte, kriteria kenyamanan halte menurut penumpang, dan posisi halte berdasarkan keinginan penumpang. Data antropometri yang didapatkan juga diolah kembali berdasarkan persentil untuk digunakan dalam perancangan halte.
Setelah pengolahan data dilakukan, hasil kuesioner kemudian dianalisis dianalisis untuk menyelaraskan keinginan penumpang bus mengenai posisi halte yang paling diinginkan dan kriteria-kriteria halte yang dibutuhkan penumpang. Pada tahap ini juga dilakukan desain halte dengan menggunakan program AutoCAD. Tahap perancangan dilakukan dengan bantuan seorang sumber yang memberikan usulan mengenai bahan yang akan digunakan serta hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam melakukan pembangunan seperti pondasi dan kekuatan bangunan. Kemudian dilakukan perhitungan estimasi total biaya pembangunan halte. Tahap terakhir yang dilakukan adalah pembuatan laporan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Menurut hasil kuesioner yang dibagikan kepada 312 responden di Lobby Binus Square terdapat 294 responden menggunakan shuttle bus, dimana persyaratan minimum jumlah responden yang dibutuhkan adalah 291 responden. Jumlah responden yang menggunakan shuttle bus dari lokasi Binus Square, Kampus Anggrek, Syahdan dan Kijang adalah sebanyak 268 responden (85,90%), 271 responden (86,86%), 171 responden (54,81%), dan 96 responden (30,77%).
Pada lokasi Binus Square, Kampus Anggrek dan Syahdan sebagian besar responden menyatakan bahwa halte perlu didirikan memilih posisi 1 dengan persentase 71,25%, 58,70%, dan 67,58%. Sedangkan untuk Kampus Kijang, 47,33% responden memilih posisi 2. Berikut ini merupakan Gambar posisi untuk masing-masing lokasi.
Gambar 1 Persentase Posisi Halte di Binus Square Sumber denah: Pihak Binus Square
Gambar 2 Persentase Posisi Halte di Kampus Anggrek
Gambar 4 Persentase Posisi Halte di Kampus Kijang
Sekitar 80% pengguna shuttle bus pada lokasi Binus Square menginginkan tempat menunggu yang memiliki tempat duduk, tidak panas dan memiliki atap atau kanopi. 80% pengguna shuttle bus pada lokasi Kampus Anggrek menginginkan tempat menunggu yang tidak panas, memiliki tempat duduk, memiliki atap dan bersih. 80% pengguna shuttle bus pada lokasi Kampus Syahdan menginginkan tempat menunggu yang tidak panas, memiliki tempat duduk, mudah melihat kedatangan bus, bersih dan memiliki atap atau kanopi. 80% pengguna shuttle bus pada lokasi Kampus Kijang menginginkan tempat menunggu yang tidak panas, memiliki tempat duduk, memiliki atap dan dekat dengan tempat bus berhenti. Berikut ini merupakan perancangan halte untuk Binus Square.
Gambar 5 Tampak Depan Rancangan Halte
Keterangan: Tinggi kursi
Tinggi lipat lutut menggunakan rata-rata persentil 50 tinggi lipat lutut pria dan wanita Asia. Sedangkan perkiraan tinggi sepatu sebesar 3 cm.
Lebar Alas Duduk
Lebar alas duduk mengunakan persentil 5 jarak lipat lutut ke bokong wanita Asia.
Panjang kursi
Asumsi panjang kursi untuk satu orang duduk adalah 90 cm (Departemen Perhubungan, 1996:24) sehingga total panjang kursi untuk 6 orang adalah 540 cm.
Jarak dari Alas Kursi sampai Penyangga
Berdasarkan pengukuran sampel, rata-rata jarak adalah 20 cm.
Panjang Halte
Panjang halte didapat dari panjang kursi, lebar papan pengumuman, serta allowance sisi kiri dan kanan sehingga didapat 720 cm.
Lebar Halte
Lebar halte didapat dari allowance sisi belakang dan depan, diameter tiang penyangga, jarak nyaman orang duduk menghadap depan, dan jarak nyaman orang berdiri.
Panjang Kanopi
Panjang kanopi didapat dari panjang halte serta allowance sisi kiri dan kanan sebesar 20 cm sehingga total panjang kanopi 760 cm.
Lebar Kanopi
Lebar kanopi didapat dari lebar halte dan allowance sehingga total lebar kanopi adalah lebar halte ditambah dengan allowance sehingga lebar kanopi adalah 250 cm.
Estimasi total biaya yang dikeluarkan untuk mendirikan sebuah halte di Binus Square dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Estimasi Total Biaya Rancangan Halte Binus Square
No. Keterangan Total Biaya
1 Rangka halte Rp 39.383.440,00 2 Kanopi (polycarbonate) Rp 1.785.240,00 3 Alas halte (conblock) Rp 2.570.400,00 4 Pondasi bawah tanah Rp 1.521.180,00 5 Papan pengumuman Rp 859.200,00 6 Tukang bangunan Rp 840.000,00
7 Lampu Rp 351.000,00
8 Kursi Rp 489.600,00
Total keseluruhan Rp 47.800.060,00
SIMPULAN DAN SARAN
Gambar 7 Rekomendasi Posisi Halte di Binus Square
Gambar 8 Rekomendasi Posisi Halte di Kampus Anggrek
Gambar 10 Rekomendasi Posisi Halte di Kampus Kijang 2. Gambar 11 menunjukkan hasil perancangan halte beserta ukurannya.
Gambar 11 Tampak Depan Rancangan Halte
5.2 Saran
Saran yang diberikan sehubungan dengan penelitian adalah:
1. Disarankan untuk melakukan konsultasi dengan teknik sipil untuk mencari alternatif bahan sehingga biaya pembangunan dapat ditekan. Desain bangunan seperti atap pun dapat diubah dengan memperhitungkan sisi ekonomis atau estetika.
2. Disarankan pendirian halte di Binus Square diutamakan dibandingkan dengan lokasi lainnya.
3. Untuk lokasi Kampus Anggrek, Syahdan dan Kijang sebaiknya diberikan kriteria tambahan yang diinginkan oleh penumpang. Beberapa hal yang diinginkan penumpang di lokasi menunggu adalah tempat duduk, jadwal shuttle bus, dan tempat sampah.
4. Untuk menjamin kenyamanan, sebaiknya bus mengikuti jadwal yang telah ditentukan karena calon penumpang tetap akan merasa tidak nyaman apabila jadwal tidak tepat waktu. 5. Pada penelitian selanjutnya perlu dilakukan evaluasi untuk memperhitungkan yang mana
yang akan lebih bermanfaat, pendirian halte atau tetap mempertahankan lahan parkir khususnya untuk lokasi Kampus Syahdan dan Kijang.
6. Dikarenakan data antropometri tidak semua berasal dari responden secara langsung, maka disarankan pada penelitian selanjutnya melakukan pengukuran secara langsung terhadap responden untuk mendapatkan data antropometri.
REFERENSI
Badan Standarisasi Nasional. (2002). Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. Surat Keputusan Standar Nasional Indonesia.
BINUS Square Hall of Residence. Location, diakses tanggal 9 Juni 2013 dari http://web.binus.ac.id/binussquare/Location/English.
Chimote, K., & Gupta, M. (2013). Seat Design of Truck for Improved Ergonomics and Comfort for Driver. International Journal of Pure and Applied Research in Engineering and Technology, 1(8): 206-212.
Departemen Perhubungan. Pedoman Teknis: Perekayasaan Tempat Perhentian Kendaraan Penumpang Umum.
Gere, J. M. & Timoshenko, S. P. (1996). Mekanika Bahan. Edisi Kedua Versi SI Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Handayani, T. (2010). Efisiensi Energi dalam Perancangan Bangunan. Spektrum Sipil, ISSN 1858-4896, 1(2): 102-108.
Hastuti, R. P., & Sugiharto. (2010). Hubungan Antara Sikap Kerja Duduk dengan Gejala Cumulative Trauma Disorders. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(1): 8-15.
Hudiaman, M., dkk. (2013). Kajian Bentuk Kursi pada Food Court di Kota Bandung. Jurnal Desain Interior Institut Teknologi Nasional Bandung, 1(1): 1-15.
Iqbal, M., Iqbal, S. A., & Ahmad, S. (2013). Designing and Fabricating A Tabloid Chair for Students Focusing on Ergonomics. Asian Journal of Management Sciences and Education, 2(2): 125-135. Israel, G. D. (1992). Fact Sheet PEOD-6. Determining Sample Size: 151-155.
Jafari, H. (2013). Identification and Prioritization of Causes of Halt and Lag in Container Handling Operation. International journal of Basic Sciences and Applied Research, 2(3): 239-247. Kemitraan Australia Indonesia. (2011). Bus Improvement Project Phase 2. Bus Shelter Spesification:
1-40.
Kroemer, K. H. (2009). Fitting The Human: Introduction To Ergonomics. (6th edition). US: CRC Press. Neufert, E. (1996). Data Arsitek. (33rd edition). Jakarta: Erlangga.
Niebel, B. W., & Freivalds, A. (2003). Methods, Standards, and Work Design. (11th Edition). New York: McGraw-Hill.
Nurmianto, E. (2003). Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. (1st edition). Surabaya: Penerbit Guna Widya.
Samara, D. (2004). Lama dan Sikap Duduk Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Nyeri Pinggang Bawah. Jurnal Kedokteran Trisakti, 23(2): 63-67.
Sanders, M. S., & McCormick, E. J. (1993). Human Factors in Engineering and Design. (7th edition). New York: McGraw-Hill.
Sulaiman, R., Taha, Z., & Zawiah, S. (2013). Application of Anthropometric Dimensions for Estimating Stove Height, Stove Depth and Cooking Task Envelope for Malaysian Elderly Population. Pertanika Journal of Science and Technology, 21(1): 15-28.
Turmuzi, M. (2013). Tinjauan Desain Ergonomi pada Kursi Bundar dan Panjang di Pos Pemberian Bumbu Bagian Produksi Perusahaan Mie Instan Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat 2013, 2(1): 1-10.
Ward, S. (2012). What to Measure? Review of Measurements in Anthropometric Studies of Elderly Populations. Ergonomics Australia, 10(3): 1-5.
Wignjosoebroto, S. (2003). Teknik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja: Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. (1st edition). Surabaya: Penerbit Guna Widya.
RIWAYAT PENULIS
Nama : Brigita Wibisono
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 10 Oktober 1991 Pendidikan/Jurusan/Tahun : S1/Teknik Industri/2013 Universitas : Universitas Bina Nusantara
Nama : Lauryn Suhendar
Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 9 Agustus 1991 Pendidikan/Jurusan/Tahun : S1/Teknik Industri/2013 Universitas : Universitas Bina Nusantara
Pekerjaan : Database & System Management Executive PT. Soho Global Health
Nama : Lusyana
Tempat, Tanggal Lahir : Jakata, 8 April 1989 Pendidikan/Jurusan/Tahun : S1/Teknik Industri/2013 Universitas : Universitas Bina Nusantara Pekerjaan : Software Engineer