• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIF PERKAWINAN DIBAWAH UMUR di NAGARI ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK (Studi kasus : Jorong Galagah) JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MOTIF PERKAWINAN DIBAWAH UMUR di NAGARI ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK (Studi kasus : Jorong Galagah) JURNAL"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MOTIF PERKAWINAN DIBAWAH UMUR di NAGARI ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK

(Studi kasus : Jorong Galagah)

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)

USRATI HUSNA 09070128

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG 2014

(2)

MOTIF PERKAWINAN DIBAWAH UMUR di NAGARI ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK

(Studi kasus : Jorong Galagah) Usrati Husna1

Surya Prahara2 Firdaus3

Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACK

Maturation age of marriage for both men and women aim to create a happy home life, and avoid some of the negative effects such as divorce, financial problems. Underage marriage in Alahan Panjang Nagari precisely in Jorong Galagah in the last two years has increased, actors underage marriage with an average age of 14-20 years, they are no longer concerned with education. This study was conducted to determine what the motive underage marriage and what impact they felt after getting married, this study focused on women who perform underage marriages.

Reality in this study were analyzed with the phenomenological theory of Alfred Schutz. This study used a qualitative approach with descriptive type. Descriptive type is the type of research that guides researchers to explore social situations or photograph to be studied thoroughly, breadth and depth. The technique of taking informants conducted by purposive sampling with as many as 13 people with the informant informant criteria, ie actors underage marriages that are focused on women, neighbors, parents, community leaders. Data used primary data and secondary data. Data was collected by observation, interview and documentation. The unit of analysis is the individual with data analysis and huberrman milles comprising the step of reduction, data presentation / analysis of data, drawing conclusions.

The results of this study, namely the motive underage marriage: because of the motive, first avoiding promiscuity and pregnancy outside marriage, two low awareness of the importance of education, Third reducing the economic burden of the family, four married against their will. In order to motive, matchmaking. The impact of under-age marriage, like divorce, causing economic hardship.

Keyword : Motif, underage marriage

1 Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Pembimbing I

3

(3)

PENDAHULUAN

Perkawinan sangat penting dalam kehidupan manusia demi mempertahankan kelangsungan hidup suatu kelompok, karena melalui perkawinan diharapkan lahirnya generasi penerus keberadaan kelompok tersebut di dalam masyarakat. Hal tersebut dapat dimengerti, apabila manusia tidak diikat dengan aturan-aturan kehidupan yang permanen maka akan dapat terjadi bentrokan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain. Jadi, perkawinan itu merupakan “Ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” (Pasal 7 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan).

Usia seseorang memang menjadi ukuran apabila ia sudah cukup dewasa dalam bersikap dan berbuat atau belum. Oleh sebab itu, ada persyaratan untuk melangsungkan perkawinan yang bertujuan untuk mewujudkan keluarga sejahtera. Sehubungan dengan itu, penentuan batasan umur untuk melangsungkan perkawinan adalah sangat penting sekali dalam masyarakat. Menurut negara pembatasan umur minimal untuk kawin bagi warga negara pada prinsipnya dimaksudkan agar orang yang akan menikah diharapkan sudah memiliki kematangan berpikir,

kematangan jiwa dan kekuatan fisik yang memadai. Keuntungan lainnya yang diperoleh adalah kemungkinan keretakan rumah tangga yang berakhir dengan perceraian dapat dihindari (Soekanto, 2004:51).

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan dalam penelitian ini adalah : apa motif remaja dalam melakukan pernikahan dibawah umur di Nagari Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok dan apa dampak yang ditimbulkan dari pernikahan dibawah Umur.

Beberapa penelitian mengenai pernikahan anak dibawah umur sudah pernah dilakukan, penelitian yang relevan dengan yang penulis lakukan tersebut adalah :

Yopi Arispondi (2012) yang berjudul “konsekuensi perkawinan usia muda”. Penelitian ini berlokasi di Nagari Surantiah, Kecamatan Sutra, Kabupaten Pesisir Selatan. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa, Konsekuensi perkawinan usia muda yang diharapkan adalah pertama, hubungan direstui orang tua, bantuan modal untuk berwirausaha oleh keluarga, dan melanjutkan pendidikan. Sedangkan konsekuensi perkawinan usia muda yang tidak diharapkan adalah (1) terjadinya perceraian dini. (2) menimbulkan persoalan ekonomi. (3) pelanggaran hukum. Selain itu mereka kurang mengetahui konsep perkawinan.

Herli (2003) mengenai perkawinan usia muda. Penelitian ini

(4)

berlokasi di Nagari V Koto Pulau Punjuang, Kabupaten Dharmasraya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa diketahui latar belakang dan dampak perkawinan usia muda terhadap kehidupan keluarga seperti kehidupan ekonomi dimana pasangan yang menikah usia muda tersebut (1) tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya karena tidak memiliki pekerjaan (2) tinggal bersama orang tua dan dibiayai oleh orang tua.

Berbeda dengan penelitian yang terdahulu, pada penelitian ini lebih berfokus pada bagaimana dampak yang dialami oleh pelaku pernikahan dibawah umur dan apa yang menjadi motif perkawinan dibawah umur, yang mana dalam dua tahun terakhir pelakunya lebih banyak perempuan dan penelitian ini difokuskan pada perempuan yang menikah pada usia muda.

METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif (Afrizal, 2005:14). Tipe penelitian deskriptif merupakan tipe penelitian yang memandu peneliti untuk mengeksplorasi atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam (Moleong, 2010:3). Teknik pengambilan informan dilakukan dengan cara purposif sampling, dengan kriteria informan yaitu pasangan yang menikah dibawah umur dengan rentang usia 14 – 20

tahun, orangtua, tetangga, tokoh masyarakat, mamak, dengan jumlah informan sebanyak 13 orang (Afrizal, 2005:66). Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Unit analisis yaitu individu dengan analisis data milles dan huberrman yang terdiri dari tahap reduksi, penyajian data/analisis data, penarikan kesimpulan (Miles Huberman, 1992:15-21).

TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Motif Perkawinan di Bawah

Umur

a. Motif menghindari pergaulan bebas dan hamil diluar nikah.

Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang yang mana penyimpangan tersebut bisa saja terhadap peraturan orang tua atau dinamakan juga dengan kenakalan, yang kemudian akan menjurus kepada pergaulan bebas (sarwono, 2012 : 251

Melangsungkan pernikahan dibawah umur di Jorong Galagah Nagari Alahan Panjang dilakukan dengan motif untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, tujuan seperti itu sebenarnya dapat dikategorikan positif, namun karena usia mereka masih muda, maka hal ini lah yang akan memicu terjadinya masalah dalam rumah tangga yang mana

(5)

masalah tersebut bisa mengakibatkan terjadinya perceraian dalam rumah tangga.

b. Rendahnya kesadaran terhadap pentingnya pendidikan

Pendidikan menduduki peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Dengan adanya pendidikan diharapkan akan adanya manusia yang terdidik dan mempersiapkan diri untuk kemajuan bangsa dan meningkatkan kesejahteraan. Pernikahan itu memiliki arti yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena didalamnya ada unsur-unsur hak dan kewajiban masing-masing suami dan istri, menyangkut masalah kehidupan berkeluarga yang harus dipenuhi. Karena pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap pekerjaan dan penghasilan.

c. Mengurangi beban ekonomi keluarga.

Adanya perkawinan dibawah umur di Jorong Galagah ini sebagian kecil juga dikarenakan dorongan ekonomi keluarga. Keadaan ini yang menyebabkan orangtua yang menikahkan anaknya pada usia muda menganggap bahwa dengan menikahkan anak mereka beban ekonomi keluarga akan terbantu, hal ini disebabkan karena apabila anak sudah menikah dan memiliki keluarga maka akan menjadi tanggung jawab suaminya. Di Jorong Galagah ini ekonomi antara keluarga yang satu

dengan keluarga yang lainnya sangat berbeda, artinya tidak semua keluarga bisa memenuhi keperluan sehari-hari karena penghasilan yang mereka peroleh belum bisa memenuhi semua kebutuhan anggota keluarga.

d. Menikah atas kemauan sendiri.

Selain karena dorongan ekonomi, motif perkawinan dibawah umur diJorong Galagah ini disebabkan juga oleh kemauan dari diri sendiri. Hal ini disebabkan oleh kedua pasangan sudah saling suka dan saling mengenal satu sama lainnya dan mempunyai keinginan untuk menikah tanpa memikirkan umur dan hal-hal yang akan dihadapi kedepannya, sehingga bagi mereka yang telah memiliki pasangan/kekasih terpengaruh untuk melakukan pernikahan dini, dan mereka sudah merasa mampu mencari uang sendiri.

e. Dijodohkan

Sebagian besar remaja yang menikah muda ditemukan motif mereka menikah adalah karena dijodohkan oleh orangtuanya. Bahwa dengan menikahkan anaknya maka berkurang juga satu tanggungan keluarga. Timbulnya keinginan orangtua untuk menjodohkan anak mereka pada usia muda di Jorong Galagah, Nagari Alahan Panjang karena masyarakat kurang pemahamannya tentang konsep pengetahuan pekawinan, banyak masyarakat yang tidak tahu peraturan pemerintah mengenai usia yang ideal untuk menikah dan bagi mereka yang

(6)

mengetahui tetap saja tidak mengikutinya.

B. Dampak Perkawinan di Bawah Umur

a. Perceraian

Perceraian adalah berakhirnya suatu pernikahan. Saat kedua pasangan tak ingin melanjutkan kehidupan pernikahannya, mereka bisa meminta pemerintah untuk memisahkan. Pernikahan dibawah umur di Jorong Galagah mempunyai dampak yang tidak baik pada pasangan, dan tidak jarang dari mereka yang melangsungkan pernikahan dibawah umur tidak begitu memikirkan dampak apa saja yang ditimbulkan setelah mereka hidup berumah tangga dikemudian hari.

b. Menimbulkan kesulitan ekonomi

Dampak negatif lainnya dari perkawinan dibawah umur adalah menimbulkan kesulitan ekonomi, pasangan yang menikah pada usia muda pada umumnya belum cukup memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehingga sukar mendapat pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, penghasilan yang rendah dapat meretakkan keutuhan dan keharmonisan keluarga.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan di Nagari Alahan Panjang, tepatnya di Jorong Galagah, maka dapat disimpulkan :

1. Motif perkawinan dibawah umur di Nagari Alahan Panjang, tepatnya di Jorong Galagah adalah (a) menghindari pergaulan bebas dan hamil diluar nikah. (b) rendahnya kesadaran terhadap pentingnya pendidikan. (c) mengurangi beban ekonomi keluarga. (d) menikah atas kemauan sendiri. (e) di jodohkan.

2. Berdasarkan dari data yang telah dilakukan masih ditemui adanya pasangan yang menikah dibawah umur belum dapat memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, karena butuh persiapan sebelum melaksanakan pernikahan, baik dari segi ekonomi maupun dari persiapan lainnya seperti mental dan pola pikir yang matang agar tercapainya tujuan pernikahan yaitu membentuk keluarga dan mencapai kesejahteraan spritual dan materil.

3. Hasil penelitian menemukan adanya dampak negatif yang ditimbulkan dari pernikahan dibawah umur di Nagari Alahan Panjang yaitu perceraian dini, persoalan ekonomi.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Afrizal. (2005). Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Padang; Laboratorium Sosioligi Fisip Unand.

Miles. B Matthew, & Huberman Michael A. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta : Universitas Indonesia (UI Pers)

Moleong, Lexy. (2010). Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Bandung; PT. Remaja Posdakarya.

Sarwono, Sarlito. (2012). Psikologi Remaja edisi revisi. Jakarta :rajawali Pers. Soekanto, Soejono. (2004), sosiologi keluarga, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Skripsi

Arispondi, Yopi. (2012). Konsekuensi Perkawinan Usia Muda. Padang: Skripsi Jurusan Sosiologi UNAND.

Herli, Nofa. (2003). “Perkawinan Usia Muda”. Padang: Skripsi Jurusan Sosiologi Universitas Negri Padang

Referensi

Dokumen terkait

Faktor-fisik yang mempengaruhi selektivitas yaitu semua faktor yang dapat mempengaruhi kontak antara herbisida yang diaplikasikan dengan permukaan gulma yang akan dikendalikan

Maka dari itu peneliti ingin meneliti bagaimana kemampuan mereka dan faktor ketidakmampuan mereka dalam membacakan aksara han dan objek yang akan diteliti oleh peneliti adalah anak

Pengetahuan adalah kemampuan yang paling rendah tetapi paling dasar dalam kawasan kognitif. Kemampuan untuk mengetahui adalah kemampuan untuk mengenal atau mengingat

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara kepribadian extraversion dengan minat berwirausaha, dengan asumsi semakin

Berisi tentang pemaparan hasil penelitian yang diperoleh berupa analisis data dari factor- factor, dampak, proses serta hasil pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dengan

Berisi gerakan pelemasan lari keliling lapangan dan evaluasi kegiatan (10menit). Pemanasan dipimpin oleh salah satu seorang siswa, pengajar memperagakan bentuk pembelajaran,

Mohon anda hubungi marketing apartemen Skyline Residence @ Cawang diatas untuk mendapatkan informasi terbaru. Skyline Residence @ Cawang presentation di

antara lain (a) keterbatasan buku ajar tentang pembelajaran keteram- pilan PKK; (b) keterbatasan kemam- puan guru dalam memilih materi pembelajaran yang menarik minat