• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 391/Kpts/OT.130/6/2004 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 391/Kpts/OT.130/6/2004 TENTANG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 391/Kpts/OT.130/6/2004

TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA

BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN AGRIBISNIS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

MENTERI PERTANIAN,

Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian di bidang agribisnis peternakan dan kesehatan hewan, dipandang perlu menyempurnakan organisasi dan tata kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Agribisnis Peternakan dan Kesehatan Hewan;

Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 102 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 35 Tahun 2004; 2. Keputusan Presiden Nomor 109 Tahun 2001

tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 2004;

3. Keputusan Presiden Nomor 228/M Tahun 2001 tentang Pembentukan Kabinet Gotong Royong; 4. Keputusan Menteri Pertanian Nomor

01/Kpts/-OT.210/1/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 257/Kpts/-OT.140/4/2004;

5. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 99/Kpts/-OT.210/2/2001 tentang Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 258/Kpts/OT.140/4/2004;

Memperhatikan : Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dalam surat nomor : B/973/M.PAN/5/2004 tanggal 31 Mei 2004;

(2)

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN AGRIBISNIS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN.

BAB I

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1

(1) Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Agribisnis Peternakan dan Kesehatan Hewan yang selanjutnya disebut BBDA Peternakan dan Kesehatan Hewan adalah unit pelaksana teknis di bidang pendidikan dan pelatihan (diklat) agribisnis peternakan dan kesehatan hewan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Departemen Pertanian.

(2) BBDA Peternakan dan Kesehatan Hewan dipimpin oleh seorang Kepala.

Pasal 2

BBDA Peternakan dan Kesehatan Hewan mempunyai tugas melaksanakan diklat keahlian dan pengembangan teknik diklat di bidang agribisnis peternakan dan kesehatan hewan dalam rangka peningkatan kualitas sumberdaya manusia pertanian.

Pasal 3

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BBDA Peternakan dan Kesehatan Hewan menyelenggarakan fungsi :

a. penyusunan program, pemantauan, evaluasi, dan bimbingan lanjutan; b. pelaksanaan diklat keahlian di bidang agribisnis peternakan dan

kesehatan hewan;

c. pelaksanaan diklat teknik kependidikan bagi widyaiswara, instruktur, dosen dan guru pertanian di bidang agribisnis peternakan dan kesehatan hewan;

d. pelaksanaan pengembangan metode diklat, penyusunan rancang bangun diklat, Standar Kompetensi Kerja (SKK), paket pembelajaran, dan media diklat di bidang agribisnis peternakan dan kesehatan hewan;

(3)

e. pemberian pelayanan teknik kegiatan diklat keahlian di bidang agribisnis peternakan dan kesehatan hewan;

f. pelaksanaan kerjasama dan analisis pendayagunaan hasil diklat keahlian di bidang agribisnis peternakan dan kesehatan hewan;

g. pengelolaan informasi dan dokumentasi hasil diklat keahlian dan pengembangan teknik diklat di bidang agribisnis peternakan dan kesehatan hewan;

h. pengelolaan tata usaha dan rumah tangga BBDA Peternakan dan Kesehatan Hewan.

BAB II

SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4

(1) BBDA Peternakan dan Kesehatan Hewan terdiri dari : a. Bagian Umum;

b. Bidang Program dan Evaluasi Diklat; c. Bidang Penyelenggaraan Diklat; d. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan Struktur Organisasi BBDA Peternakan dan Kesehatan Hewan sebagaimana terlampir dalam lampiran Keputusan ini.

Pasal 5

Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, tata usaha, keuangan, rumah tangga dan perlengkapan.

Pasal 6

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Bagian Umum menyelenggarakan fungsi :

a. pelaksanaan urusan kepegawaian, surat menyurat, dan kearsipan; b. pelaksanaan urusan keuangan;

c. pelaksanaan urusan rumah tangga dan perlengkapan. Pasal 7

Bagian Umum terdiri dari :

a. Subbagian Kepegawaian dan Tata Usaha; b. Subbagian Keuangan;

c. Subbagian Rumah Tangga dan Perlengkapan. Pasal 8

(4)

(1) Subbagian Kepegawaian dan Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, surat menyurat, dan kearsipan.

(2) Subbagian Keuangan mempunyai tugas melakukan urusan keuangan. (3) Subbagian Rumah Tangga dan Perlengkapan mempunyai tugas

melakukan urusan rumah tangga dan perlengkapan. Pasal 9

Bidang Program dan Evaluasi Diklat mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program, pemantauan, evaluasi dan bimbingan lanjutan diklat keahlian di bidang agribisnis peternakan dan kesehatan hewan, dan pengelolaan pengembangan teknik diklat di bidang agribisnis peternakan dan kesehatan hewan.

Pasal 10

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Bidang Program dan Evaluasi Diklat menyelenggarakan fungsi :

a. pengumpulan, pengolahan, dan analisis data dan informasi kediklatan; b. penyusunan program dan anggaran diklat;

c. penyusunan rencana pengembangan teknik diklat;

d. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan diklat dan pengembangan teknik diklat;

e. penyusunan rencana bimbingan lanjutan diklat keahlian di bidang agribisnis peternakan dan kesehatan hewan;

f. pelaporan penyelenggaraan diklat dan pengembangan teknik diklat. Pasal 11

Bidang Program dan Evaluasi Diklat terdiri dari : a. Seksi Program;

b. Seksi Pemantauan dan Evaluasi. Pasal 12

(1) Seksi Program mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pengolahan, analisis data dan informasi kediklatan, penyiapan bahan penyusunan program dan anggaran diklat, dan penyusunan rencana pengembangan teknik diklat.

(2) Seksi Pemantauan dan Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemantauan, evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan diklat dan pengembangan teknik diklat, dan penyusunan rencana bimbingan lanjutan diklat keahlian di bidang agribisnis peternakan

(5)

dan kesehatan hewan, serta pelaporan penyelenggaraan diklat dan pengembangan teknik diklat.

Pasal 13

Bidang Penyelenggaraan Diklat mempunyai tugas melaksanakan pemberian pelayanan teknik kegiatan diklat keahlian dan pengembangan teknik diklat agribisnis peternakan dan kesehatan hewan, pelaksanaan kerjasama, dan analisis pendayagunaan hasil diklat, serta pengelolaan informasi dan dokumentasi hasil diklat keahlian di bidang agribisnis peternakan dan kesehatan hewan.

Pasal 14

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Bidang Penyelenggaraan Diklat menyelenggarakan fungsi :

a. pelayanan pelaksanaan diklat keahlian dan pengembangan teknik diklat di bidang agribisnis peternakan dan kesehatan hewan;

b. pelayanan pelaksanaan diklat kependidikan bagi widyaiswara, instruktur, dosen dan guru pertanian di bidang agribisnis peternakan dan kesehatan hewan;

c. pelayanan administrasi kepesertaan dan alumni diklat;

d. pelaksanaan kerjasama dan analisis pendayagunaan hasil diklat; e. penyiapan informasi dan dokumentasi hasil diklat keahlian di bidang

agribisnis peternakan dan kesehatan hewan;

f. pelayanan teknik dan informasi agribisnis peternakan dan kesehatan hewan kepada masyarakat.

Pasal 15 Bidang Penyelenggaraan Diklat terdiri dari ; a. Seksi Pelayanan Diklat;

b. Seksi Kerjasama.

Pasal 16

(1) Seksi Pelayanan Diklat mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan teknik pelaksanaan diklat keahlian dan pengembangan teknik diklat, pelaksanaan diklat kependidikan bagi widyaiswara dan instruktur, dosen dan guru pertanian di bidang agribisnis peternakan dan kesehatan hewan, dan pelayanan administrasi kepesertaan dan alumni diklat.

(2) Seksi Kerjasama mempunyai tugas melakukan kerjasama dan analisis pendayagunaan hasil diklat, penyiapan informasi dan dokumentasi hasil diklat, dan pelayanan teknik dan informasi di bidang agribisnis peternakan dan kesehatan hewan kepada masyarakat.

(6)

Pasal 17

(1) Kelompok Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Instruktur mempunyai tugas :

a. pelaksanaan proses pendidikan, pembelajaran, dan pelatihan (dikjartih) diklat keahlian di bidang agribisnis peternakan dan kesehatan hewan;

b. pelaksanaan dikjartih diklat teknik kependidikan bagi widyaiswara, instruktur, dosen dan guru pertanian di bidang agribisnis peternakan dan kesehatan hewan;

c. pelaksanaan pengembangan metode diklat, penyusunan rancang bangun diklat, Standar Kompetensi Kerja (SKK), paket pembelajaran, dan media diklat di bidang agribisnis peternakan dan kesehatan hewan;

d. pelaksanaan kegiatan fungsional lainnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Kelompok Jabatan Fungsional lainnya mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 18

(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari Jabatan Fungsional Widyaiswara, Instruktur dan Jabatan Fungsional lain, yang terbagi dalam berbagai Kelompok Jabatan Fungsional berdasarkan bidang masing-masing sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditetapkan oleh Kepala.

(3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB III TATA KERJA

(7)

Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala, Kepala Bagian, Kepala Bidang, Kepala Subbagian, Kepala Seksi dan Kelompok Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik di lingkungan satuan organisasi BBDA Peternakan dan Kesehatan Hewan maupun dengan instansi lain sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.

Pasal 20

Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan BBDA Peternakan dan Kesehatan Hewan wajib mengawasi pelaksanaan tugas bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 21

Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan BBDA Peternakan dan Kesehatan Hewan bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahannya.

Pasal 22

Setiap pimpinan satuan organisasi dan Kelompok Jabatan Fungsional di lingkungan BBDA Peternakan dan Kesehatan Hewan wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing.

Pasal 23

Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahan wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberi petunjuk kepada bawahan.

Pasal 24

Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan BBDA Peternakan dan Kesehatan Hewan wajib menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala baik berkala atau sewaktu-waktu.

Pasal 25

Dalam menyampaikan laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.

(8)

Pasal 26

Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan satuan organisasi dibantu oleh kepala satuan organisasi dibawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan wajib mengadakan rapat berkala.

BAB IV ESELONISASI

Pasal 27 a. Kepala adalah jabatan eselon II.b;

b. Kepala Bagian dan Kepala Bidang adalah jabatan eselon III.b; c. Kepala Subbagian dan Kepala Seksi adalah jabatan eselon IV.a.

BAB V LOKASI Pasal 28

BBDA Peternakan dan Kesehatan Hewan berlokasi di Cinagara - Bogor, Jawa Barat.

BAB VI KETENTUAN LAIN

Pasal 29

(1) Untuk kelancaran pelaksanaan tugas, BBDA Peternakan dan Kesehatan Hewan menggunakan instalasi.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai instalasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian.

Pasal 30

Perubahan organisasi dan tata kerja menurut keputusan ini ditetapkan oleh Menteri Pertanian setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara.

(9)

KETENTUAN PENUTUP Pasal 31

Sejak berlakunya keputusan ini maka Keputusan Menteri Pertanian Nomor 336/Kpts/OT.210/5/2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Agribisnis Peternakan dan Kesehatan Hewan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 32

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dan dilaksanakan secara efektif sejak tanggal pelantikan untuk pertama kali pejabat Kepala BBDA Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Ditetapkan : di Jakarta pada tanggal : 9 Juni 2004

MENTERI PERTANIAN,

ttd.

(10)

Lampiran Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor : 391/Kpts/OT.130/6/2004

Tanggal : 9 Juni 2004

STRUKTUR ORGANISASI

BBDA PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

KEPALA

Subbagian Kepegawaian dan Tata Usaha

Subbagian Keuangan Subbagian Rumah Tangga dan Perlengkapan

BAGIAN

UMUM

BIDANG

PENYELENGGARAAN

DIKLAT

Seksi

Pelayanan

Diklat

Seksi

Kerjasama

BIDANG

PROGRAM DAN

EVALUASI DIKLAT

Seksi

Program

Seksi Pemantauan dan Evaluasi Kelompok Jabatan Fungsional

Referensi

Dokumen terkait

Bila ada satu ide atau ungkapan yang menarik di dalam satu buku/majalah, tulislah apa yang ingin Anda ambil dan catat nama pengarang, judul buku, kota penerbit, penerbit, tahun

Hubungan Peningkatan Tekanan Darah dan Konsumsi Sodium (Kaplan,2010) Beberapa kemungkinan yaitu retensi garam dapat menyebabkan vasokonstriksi, remodelling pembuluh

Area penyimpanan, persiapan, dan aplikasi harus mempunyai ventilasi yang baik , hal ini untuk mencegah pembentukan uap dengan konsentrasi tinggi yang melebihi batas limit

SHAHIRAN IZNAN B MOHD YUSOF @ HAMID EA08086 MUHAMMAD NAZIRUL AFIQ YAHYA EA08105. KHAIROL

Dengan metode aktivasi yang sama, bila dibandingkan dengan arang aktif berbahan dasar lainnya, yaitu tempurung biji kemiri dan tempurung kelapa, arang aktif tempurung biji jambu

Dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru, guru menggunakan buku panduan siswa yang diterbitkan pemerintah, akan tetapi guru masih merasa kurang cukup jika

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan formulasi terbaik untuk mendapatkan biskuit yang tinggi serat, rendah lemak, tinggi antioksidan dan vitamin C

Berdasarkan hasil penelitian kerbau belang jantan dewasa dari 50 ekor warna garis kalung (chevron) didominasi jenis garis kalung (chevron) Tunggal yaitu sebanyak 25