• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL OLEH : I MADE WIJANA ARIANTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARTIKEL OLEH : I MADE WIJANA ARIANTA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn DAN MOTIVASI SISWA KELAS VII D2 SMP

NEGERI 2 SAWAN TAHUN AJARAN 2012/2013

ARTIKEL

OLEH :

I MADE WIJANA ARIANTA 0914041052

JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA

(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn DAN MOTIVASI SISWA KELAS VII D2 SMP NEGERI 2

SAWAN TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh:

I Made Wijana Arianta Prof. Dr. I Nyoman Natajaya, M.Pd

Drs. Dewa Bagus Sanjaya, M.Si

Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

e-mail: arianta_wijana@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas VII D2 SMP Negeri 2 Sawan, (2) Meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII D2 SMP Negeri 2 Sawan dan (3) mengetahui kendala-kendala yang dialami siswa terhadap penerapan model pembelajaran Team Asissted Individualization (TAI). Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua Siklus pembelajaran dengan tahapan meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi tindakan, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII D2 SMP Negeri 2 Sawan pada semester II tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 30 orang yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Analisis data yang digunakan yaitu menggunakan pendekatan deskriftif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan rata-rata hasil belajar siswa yaitu dari 76, daya serap 76% dengan ketuntasan klasikal 83,33% pada Siklus I menjadi 86,5, daya serap 86,5% dengan ketuntasan klasikal 100% pada siklus II. Rata-rata motivasi siswa mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 43,37 menjadi 45,83. Kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan model pembelajaran TAI selama penelitianya antara lain siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran TAI, kemampuan siswa dalam mengungkapkan pendapat masih relatif kurang dan masih ada kelompok siswa yang kesulitan menyatukan pendapat ketika berdiskusi sehingga belum bisa menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan. Disarankan kepada guru PKn yang mengalami masalah sejenis dapat menerapkan model pembelajaran TAI pada pembelajaran PKn sebagai suatu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar PKn dan motivasi siswa.

Kata-Kata Kunci : Team Assisted Individualization, Hasil Belajar dan motivasi siswa

(3)

THE IMPLEMENTATION OF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) LEARNING MODEL IN IMPROVING THE RESULT OF CIVICS

LEARNING AND STUDENTS MOTIVATION GRADE VII D2 OF SMP NEGERI 2 SAWAN IN ACADEMIC YEAR 2012/2013

ABSTRACT

This study aimed at: (1) improving students’ Civics learning outcomes in class VII D2 of SMP Negeri 2 Sawan, (2) increasing students’ motivation in class VII D2 of SMP Negeri 2 Sawan and (3) determining the constraints experienced by students on the application of learning models namely Team Assisted Individualization (TAI). This study is a classroom action research which was conducted in two cycles of learning with the phases including action plan, action, observation/evaluation of the action, and reflection. The subjects of the study were students in class VII D2 of SMP Negeri 2 Sawan in the second semester of academic year 2012/2013, amounted to 30 students which consisted of 16 male students and 14 female students. The data analysis that was used was quantitative descriptive approach. The results of the study showed that there was an increasing of students’ average learning outcomes from 76, absorption of 76% with classical completeness was 83.33% in the first cycle to 86.5, absorption of 86.5% with classical completeness was 100% in the second cycle. The average of student’s motivation increased from the first cycle of 43.37 to 45.83. The constraints that were faced in the implementation of TAI learning model during the study included the students were not familiar with TAI learning model yet, students' ability to express their opinions were relatively less and there were still some groups of students who had difficulty in uniting the opinions when there were doing a discussion so that they could not complete the task in accordance of the time specified. Civics teachers who have similar experience of that problems are suggested to implement TAI learning model on Civics learning as an alternative learning to improve learning outcomes of Civics and students’ motivation.

Key Words: Team Assisted Individualization, Learning outcomes and students’ motivation.

(4)

1. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan “suatu proses humanisasi yang artinya dengan pendidikan manusia akan lebih bermartabat, berkarakter, terampil, yang memiliki tanggung jawab terhadap sistem sosial sehingga akan lebih baik, aman dan nyaman” (Khan, 2010:1). Pendidikan di Indonesia dijalankan sesuai dengan sistem pendidikan nasional. “Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman” (UU RI No. 20 tahun 2003).

Sekolah sebagai lembaga formal yang melaksanakan pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bekerja keras, berbudi luhur, berdisiplin, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, trampil, sehat jasmani dan rohani. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari siswa di Sekolah Menengah pertama (SMP) yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

PKn adalah merupakan bentuk pengajaran politik atau pendidikan politik. Sebagai pendidikan politik berarti fokusnya lebih menekankan pada bagaimana membina warga negara yang lebih baik yang memiliki kesadaran politik dan hukum lewat suatu proses belajar mengajar. Selain itu, PKn adalah sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan, watak dan karakter warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di SMP Negeri 2 Sawan, ditemukan bahwa hasil belajar PKn siswa masih tergolong rendah pada kelas VII D2. Adapun beberapa permasalahan yang ditemukan adalah (1) Motivasi belajar siswa cenderung masih rendah, hal ini dapat dilihat

(5)

dari rata-rata hasil belajar PKn kelas VII D2 SMP Negeri 2 Sawan sebesar 60,50 dengan variansi nilai terendah yaitu 50 dan tertinggi 85 dari jumlah keseluruhan 30 siswa, sedangkan standar ketuntasan secara individu yang ditetapkan untuk pelajaran PKn kelas VII D2 adalah 70. Kurangnya motivasi belajar siswa, menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan siswa merasa jenuh dan bosan dengan kondisi pembelajaran yang monoton tanpa adanya variasi model pembelajaran. Maka dari itu konsep yang diperoleh siswa tidak dapat bertahan lama dibenaknya. (2) Banyaknya jumlah siswa dalam kelas sehingga pembelajaran kurang efektif dan masih diterapkannya model pembelajaran klasikal. (3) Kemampuan siswa yang heterogen terhadap pelajaran yang diberikan, selain itu siswa yang memiliki kemampuan yang lebih dalam mata pelajaran PKn, jarang membantu temannya yang kurang mampu. (4) Kurangnya komunikasi/kerjasama antar siswa dalam kelompok belajarnya sehingga proses pembelajaran tidak dapat berjalan maksimal. (5) Metode mengajar yang diterapkan oleh guru-guru cenderung masih pada metode ceramah sehingga pembelajaran masih bersifat satu arah, karena siswa masih menganggap pusat pembelajarannya pada guru. Hal seperti ini akan berdampak pada rendahnya pencapaian tingkat kemampuan, keterampilan siswa terhadap materi yang diberikan.

Berdasarkan uraian pemasalahan di atas maka diperlukan suatu model pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa.

Dalam meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa dapat dkembangkan model pembelajaran kooperatif, karena pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang terstruktur dan sistematis, dimana kelompok-kelompok kecil berkerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Terdapat beberapa pilihan pendekatan dalam model pembelajaran kooperatif, diantaranya 1) Student Teams Achievement Divisions (STAD), 2) Jigsaw, 3) Group Investigation (GI), 4) The Structral Approach, 5) Think Pair Share, 6) Numbered Heads Together (NHT), 7) Team Assisted

(6)

Individualization (TAI), dan 8) Team Game Tournament (Arends, 2004: 361-366; Slavin dalam Ardana dan Sandra 2000:16; Trianto 2009).

Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI). Pembelajaran kooperatif TAI merupakan model pembelajaran yang menggabungkan kooperatif dengan individualistic (Slavin dalam Sugiarta, 2005:6). Dalam pembelajaran kooperatif TAI siswa ditempatkan dalam kelompok belajar yang siswanya memilki kemampuan heterogen, disamping itu siswa memasuki rangkaian tanggung jawab individu untuk tujuan akhir dan kemudian maju dengan kemampuan sendiri, teman sekelompok saling mengkoreksi pekerjaan sesama anggota kelompok dan saling membantu satu sama lain.

Berdasarkan uraian diatas, maka terdapat beberapa permasalahan yang layak dikedepankan, yaitu: (1) Apakah dengan diterapkannya model pembelajaran koperatif tipe Team Assisted Individualization dalam PKn dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas VII D2 SMP Negeri 2 Sawan (2) Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization dapat meningkatkan motivasi belajar pada siswa kelas VII D2 SMP Negeri 2 Sawan (3) Kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam pembelajaran PKn dengan

penerapan model belajar Team Assisted Individualization (TAI).

2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Tindakan yang dilaksanakan adalah implementasi model pembelajar-an kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran PKn. Sebagai subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas VII D2 SMP Negeri 2 Sawan yang berjumlah 30 orang, dengan jumlah siswa putra 16 dan jumlah siswa putri 14 orang. Objek penelitian ini adalah (1) hasil belajar siswa, (2) motivasi siswa, dan (3) Kendala-kendala yang dihadapi oleh guru atau siswa dalam pembelajaran PKn berbasis model belajar TAI.

(7)

Penelitian ini pelaksanaannya direncanakan minimal 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II, dan seterusnya. Kemudian setiap siklus terdiri atas 4 tahap, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, serta refleksi. Pelaksanaan siklus berdasarkan pada faktor-faktor yang akan diteliti. Siklus I dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dengan 1 kali pertemuan tes siklus. Siklus II juga dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dengan 1 kali pertemuan digunakan untuk pemberian teks siklus

jenis teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: teknik observasi yang disertai perekaman gambar dengan kamera, wawancara, pemberian tes dan koesioner/angket. Tehnik observasi yang disertai perekaman gambar dengan kamera, digunakan untuk mengumpulkan data yang terkait dengan rutinitas harian seperti sikap siswa dalam mengikuti pelajaran. Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang kendala-kendala yang dialami oleh guru atau siswa dalam mengikuti proses pembelajaran PKn dengan mengguanakan model pembelajaran TAI. Pemberian tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa. kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang perubahan ranah afektif seperti: rasa senang, tertarik, dan kepuasan dalam pembelajaran dengan tindakan serta akan dapat meningkatkan motivasi siswa.

Data tentang hasil belajar siswa dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan untuk memproleh data tentang motivasi belajar siswa di gunakan koesioner. Untuk hasil belajar, indikator keberhasilan ditentukan pada pencapaian ketuntasan Individual 70% dari jumlah skor maksimal atau memperoleh nilai 70 paling minim, dengan ketuntasan klasikal yaitu 85% dan Penelitian mengenai motivasi siswa dianggap berhasil, apabila jumlah siswa yang memiliki motivasi tinggi lebih banyak dari pada jumlah siswa yang memiliki motivasi rendah. Dengan kata lain, penelitian dianggap berhasil apabila 75% dari jumlah siswa mempunyai motivasi tinggi.

(8)

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Belajar Siswa Setelah Diterapkannya Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Pada Mata Pelajaran Pkn

Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar siklus I nilai rata-rata hasil belajar sebesar 76 daya serap 76%, ketuntasan klasikal 83,33% dan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 25. Penelitian dikatakan berhasil jika ketuntasan siswa minimal memperoleh nilai 70 dan ketuntasan klasikal sama dengan 85%. Jadi kriteria keberhasilan peneliti secara klasikal dan secara individual belum tercapai karena masih ada 5 orang siswa yang masih belum tuntas secara individual. Dari hasil tersebut masih ada beberapa kendala yang dihadapi adalah: (1) Proses pembelajaran pada siklus I secara umum belum dapat berjalan secara optimal, hal ini disebabkan karena beberapa siswa kurang tertarik dalam mengkuti pembelajaran karena kurang begitu mengerti dengan model pembelajaran yang diterapkan. (2) Siswa masih ragu dan merasa takut untuk mengemukakan pendapatnya pada saat diskusi. (3) Siswa kesulitan menyatukan pendapat ketika berdiskusi sehingga belum bisa menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan. (4) Siswa masih terbiasa dengan pola pembelajaran sebelumnya, sehingga memerlukan waktu yang relatif lama untuk mengubah cara belajar siswa. Tindakan perbaikan yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang ditemui pada siklus I adalah: (1) Menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dengan cara memberikan motivasi lebih kepada siswa agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, (2) Membuat seluruh anggota kelompok menjadi aktif dalam mengemukakan pendapat dengan cara memberikan penghargaan berupa nilai tambahan, (3) Menggunakan media yang memadai dan harus dipersiapkan sebelumnya, (4) Memberikan bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan dan (5) Memberikan penghargaan kepada kelompok yang terbaik.

Berdasarkan perbaikan tindakan pada siklus I maka pada siklus II diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 86,5 daya serap 86,5%, ketuntasan klasikal 100% dan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 30 siswa. Secara keseluruhan ketuntasan individual dan klasikal dalam siklus II sudah

(9)

terpenuhi. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas VII D2 SMP Negeri 2 Sawan.

3.2 Motivasi Belajar Siswa Setelah Diterapkannya Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Pada Mata Pelajaran Pkn

Berdasarkan hasil analisis motivasi belajar siswa dari siklus I sampai siklus II, terjadi peningkatan skor motivasi belajar siswa sebesar 2,63. Ini terlihat dari skor rata-rata motivasi belajar siswa pada siklus I sebesar 43,37 dengan klasifikasi tinggi dan pada siklus II skor rata-rata motivasi belajar siswa sebesar 45,83 dengan klasifikasi sangat tinggi. Dengan melihat hasil penelitian yang dicapai maka dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran PKn dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII D2 SMP Negeri 2 Sawan.

3.3 Kendala-Kendala Yang Dihadapi Siswa Setelah Diterapkannya Model Pembelajara Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Pada Mata Pelajaran PKn

Dalam penelitian ini, disamping memiliki kelebihan namun penelitian ini juga masih memiliki kendala-kendala yang dihadapi dalam proses belajar mengajar. Adapun kendala yang dihadapi dalam penerapan model kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) adalah sebagai berikut: (1) siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI), karena model pembelajaran ini baru pertama kali diterapkan di kelas VII D2 dan siswa masih terbiasa dengan pola pembelajaran sebelumnya, sehingga memerlukan waktu yang relatif lama untuk mengubah cara belajar siswa. (2) Kemampuan siswa dalam mengungkapkan pendapat masih relatif kurang. Hal ini dikarenakan siswa masih merasa ragu dan takut untuk menyampaikan pendapatnya dan kurangnya kemampuan berbahasa lisan dari siswa sehingga siswa terbata-bata dalam menyampaikan pendapatnya. (3) Masih

(10)

ada kelompok siswa yang kesulitan menyatukan pendapat ketika berdiskusi sehingga belum bisa menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Adapun upaya yang peneliti gunakan untuk mengatasi permasalahan terseut adalah menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dengan cara memberikan motivasi lebih kepada siswa agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, membuat seluruh anggota kelompok menjadi aktif dalam mengemukakan pendapat dengan cara memberikan penghargaan berupa nilai tambahan, menggunakan media yang memadai dan harus dipersiapkan sebelumnya, memberikan bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang terbaik.

4. PENUTUP 4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data diatas dapat disimpulan bahwa Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas VII D2 SMP Negeri 2 Sawan tahun ajaran 2012/2013. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada siklus I dengan rata-rata sebesar 76 termasuk kategori cukup, daya serap siswa 76%, ketuntasan klasikal 83,33% dan ketuntasan individu sebanyak 25 orang. Pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa sebesar 86,5 yang termasuk kedalam kategori baik, daya serap 86,5%, ketuntasan klasikal sebesar 100% dan ketuntasan individu sebanyak 30 orang. Jadi rata-rata hasil belajar siswa dari siklus I sampai dengan siklus II mengalami peningkatan sebesar 10,5. (2) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan motivasi belajar PKn siswa kelas VII D2 SMP Negeri 2 Sawan tahun ajaran 2012/2013. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata motivasi belajar siswa pada siklus I sebesar 43,37 dengan klasifikasi tinggi dan pada siklus II skor rata-rata motivasi belajar siswa sebesar 45,83 dengan klasifikasi sangat tinggi. Jadi dari siklus I ke siklus II telah terjadi peningkatan skor rata-rata motivasi belajar siswa sebesar 2,46. (3) Kendala-kendala yang dialami oleh siswa dalam proses pembelajaran PKn dengan model kooperatif tipe Team Assisted Individualization

(11)

(TAI) dapat di tanggulangi dengan berbagai upaya yang peneliti lakukan untuk memaksimalkan proses pembelajaran yaitu menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dengan cara memberikan motivasi lebih kepada siswa agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, membuat seluruh anggota kelompok menjadi aktif dalam mengemukakan pendapat dengan cara memberikan penghargaan berupa nilai tambahan, menggunakan media yang memadai dan harus dipersiapkan sebelumnya, memberikan bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang terbaik.

4.2 Saran

Berdasarkan simpulan diatas dapat menyampaikan beberapa saran, sebagai acuan untuk melakukan penelitian tindakan kelas yaitu sebagai berikut: (1) bagi guru PKn yang mengalami masalah sejenis dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada pembelajaran PKn sebagai alternatif untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar PKn siswa, (2) Bagi sekolah model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat dijadikan sebagai alternatif bagi perbaikan kualitas pembelajaran dan (3) Bagi calon peneliti lainnya disarankan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

5. DAFTAR PUSTAKA

Arends, Richard I. 2004. Learning To Teaching. Sixth Edition. Boston. McGraw-Hill.

Ardana, Made dan W Sandra. 2000. Mengoptimalisasikan Pengetahuan Konseptual Matematika melalui Pembelajaran Kooperatif Team Assisted Individualization Berwawasan Kontruktivis pada siswa SMP. Laporan Penelitian (Tidak diterbitkan). IKIP Negeri Singaraja.

Khan, Yahya. 2010. Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri. Yogjakarta: Pelangi Publishing.

(12)

Sugiarta, I M dan Pujavan, IGN. 2005. Implementasi Pembelajaran Kooperatif “TAI” Berorientasi Gaya Kognitif Sebagai Upaya Penyesuaian Strategi Pembelajaran Matematika Dengan Kemampuan Siswa SD Yang Beragam Di Singaraja. Laporan Penelitian (Tidak diterbitkan). IKIP Negeri Singaraja.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prestasi Pustaka.

UU No. 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil p enelitian y ang telah dilakukan dap at ditarik kesimp ulan: Pertama, bahwa melih at dari berbagai asp ek korp orasi dap at dijadikan subjek delik dalam

[r]

 Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai modifikasi wadah tanam yang dapat digunakan untuk menanam tanaman sayur berdasarkan pengamatan dari gambar berdasarkan

"Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kecukupan Modal, Kualitas Aktiva Produktif (KAP), dan Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan (studi pada bank umum syariah di

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Matematika. © Novian Nurcahyo 2014

Berdasarkan hasil penelitian, pada jarak tanam 100x50x45 cm (kontrol) dan pemberian pupuk ZA 10 gram menunjukkan hasil terbaik pada parameter tinggi tanaman, diameter batang,

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia.. (Upi)

Pakan mengandung senyawa metabolit sekunder yang memiliki potensi sebagai antioksidan yang dapat mencegah reaksi oksidasi untuk menghambat radikal bebas