• Tidak ada hasil yang ditemukan

D3 Teknisi Perpustakaan UNAIR Adakan Konferensi Internasional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "D3 Teknisi Perpustakaan UNAIR Adakan Konferensi Internasional"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

D3 Teknisi Perpustakaan UNAIR

Adakan

Konferensi

Internasional

UNAIR NEWS – Guna menambah kemewahan intelektual, Prodi D3

Teknisi Perpustakaan Vokasi UNAIR telah menyelenggarakan konferensi internasional arsip dan perpustakaan. Acara yang dihelat di Ruang Grand Bromo Hotel Ibis Surabaya tersebut dibuka langsung oleh Dekan Fakultas Vokasi UNAIR, Dr. Widi Hidayat, S.E., M. Si., Ak.

Acara yang dilangsungkan selama dua hari sejak tanggal 12 Oktober tersebut mengusung tema “Transforming Information In The New Media”. “Acara ini menjadi acara tahunan Prodi kami dan telah memasuki tahun kedua,” ujar Nove Eka Variant Ana, S.Sos., MIMS selaku Ketua Konferensi.

Animo peserta konferensi juga dinilai cukup baik dan mencapai ekspektasi panitia. Pasalnya, jumlah total peserta konferensi tersebut mencapai kurang lebih 200 peserta. Bahkan, 37 di antaranya mengikuti lomba presenter paper.

“Hal tersebut menurut kami sudah bagus,” tutur Nove.

Nove mengungkapkan, tujuan utama konferensi internasional tersebut antara lain untuk mendatangkan akademisi, praktisi, Saints, serta peneliti di bidang perpustakaan dan kearsipan. Hal tersebut berguna agar peserta konferensi bisa saling haring wawasan intelektual mereka, khususnya di bidang ilmu perpustakaan dan kearsipan.

“Peserta yang hadir hampir dari seluruh Perguruan Tinggi Indonesia yang memiliki jurusan atau Prodi serupa, seperti Kalimantan dan Bali,” ungkapnya. “Nantinya kami berharap untuk acara ini akan di ikuti oleh peserta dari mancanegara, karena konferensi ini merupakan konferensi tingkat internasional”

(2)

imbuhnya.

Ketua Prodi D3 Teknisi Perpustakaan UNAIR, Endang Fitriyah Mannan, S.Sos., M.Hum mengatakan bahwa konferensi tersebut mengundang Prof. Daniel M. Rosyid, PhD., M.RINA., yang pernah menjabat sebagai ketua dewan pendidikan Jawa Timur dan Abrizah Abdullah, PhD., Professor dari University Of Malaya Malaysia. “Prof. Daniel lebih banyak berbicara tentang literasi di tingkat sekolah tentang metode dan materi pembelajaran. Sedang Abdullah berbicara tentang Open Access,” pungkasnya.

Penulis : Akhmad Janni Editor : Dilan Salsabila

Pengantar

dan

Praktik

Aplikasi Perpajakan bagi

Mahasiswa Perpajakan

UNAIR NEWS – Mahasiswa anggota Himpunan Mahasiswa Prodi

Perpajakan mengadakan rangkaian acara dalam menyambut mahasiswa baru salah satunya Kuliah Umum Perpajakan. Acara yang diwajibkan bagi mahasiswa baru ini diisi oleh pemateri dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan Kantor Konsultan Pajak (KKP) Multi Utama Consultindo (MUC).

Kuliah Umum Perpajakan yang dilakukan pada hari Jumat (07/10) berlangsung selama tiga jam itu dilaksanakan di Airlangga Hall Fakultas Vokasi. Acara dibuka secara langsung oleh Dekan Fakultas Vokasi, Dr. Widi Hidayat,SE., M.Si., Ak., CA dan Direktur MUC, Otto Budihardjo, MM., BKP. Turut hadir pula Wakil Dekan I Fakultas Vokasi, Prof. Dr. Retna Apsari,M.Si.

(3)

Mahasiswa baru diberikan pengantar terkait gambaran ilmu dan praktik perpajakan. Harapannya, kuliah ini dapat membuka wawasan mahasiswa baru tentang prodi yang ditekuninya sehingga terbangun pemahaman selama menjalani kuliah.

Selain materi, acara diteruskan dengan praktik aplikasi perpajakan bagi mahasiswa semester akhir. Praktik aplikasi yang ada dipandu oleh trainer dari MUC. Acara ini diikuti secara antusias oleh mahasiswa Perpajakan. Bagi mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini diwajibkan untuk membawa laptop sendiri.

Panitia dalam kesempatan ini memilihkan e-SPT Pajak Penghasilan Badan sebagai menu utama pelatihan aplikasi perpajakan. Alasannya, pelatihan ini diharapkan dapat menjadi penopang mahasiswa yang akan lulus. Selain itu, mahasiswa dilatih untuk menggunakan piranti lunak yang akan ditekuni sewaktu memasuki dunia kerja. Pelatihan ini juga menjadi nilai tambah bagi mahasiswa dengan bukti sertifikat keikutsertaan pelatihan.

Penulis: Okta Hardinata (sivitas akademika Fakultas Vokasi) Editor: Defrina Sukma S

Berkah Jadi Tutor Teman,

Mutia Lulus Terbaik Fakultas

Vokasi

UNAIR NEWS – Perasaan senang dan gembira dialami Mutia Ulfa

Arianie, A.Md., ketika dinyatakan sebagai wisudawan terbaik Fakultas Vokasi periode wisuda September 2016. Mahasiswa program studi D-3 Akuntansi ini berhasil meraih IPK nyaris

(4)

sempurna, yakni 3,99. Mungkin ini berkah bahwa di lingkungan akademik ia sering menjadi tutor bagi teman–temannya.

“Belajarnya ya waktu di kelas saat kuliah, terus kalau lagi

nutorin teman-teman kan sama saja seperti belajar. Jadi

sebelum nutorin temen-temen, saya biasanya baca buku dulu,” kenang mahasiswa angkatan 2013 tersebut.

Diawal perkuliahan, Mutia selalu meyakinkan dirinya untuk bisa menjadi yang terbaik. Mutia mengaku tidak terlalu menekankan bahwa dirinya untuk belajar setiap waktu. Ia hanya memaksimalkan waktu belajar ketika berada di dalam kelas. “Sebenarnya, kalau ingin jadi yang terbaik harus diniati dari awal. Jadi dari awal harus sudah melakukan yang terbaik,” katanya.

Dalam tugas akhir yang berjudul “Perlakuan Akuntansi Atas Pendapatan Jasa PT Pembangkit Jawa Bali Services”, Mutia membahas mengenai kesesuaian perlakuan akuntansi atas pendapatan jasa perusahaan dengan pernyataan standar akuntansi keuangan, serta pengaruhnya terhadap laporan keuangan pada perusahaan tersebut. Proses penelitian yang ia lakukan memakan waktu sekitar tiga bulan, mulai dari pengumpulan data hingga penghitungan biaya.

Dengan ketekunan dan niatnya untuk menjadi yang terbaik, tak ayal Mutia selalu mendapat IPS (Indeks Prestasi Semester) 4,00 sejak awal semester. Hal ini juga karena dukungan dari keluarganya yang selalu memotivasi untuk terus semangat dalam mengikuti perkuliahan. Setelah resmi diwisuda, ia berencana mencari kerja dan mengikuti kursus keahlian pajak, sebelum melanjutkan kuliah ke jenjang S-1.

”Aku senang banget bisa bahagiain mama dan ayah dengan apa yang aku dapat sekarang, semoga kedepannya aku bisa terus bisa

bahagiain mereka. Karena mereka selalu kasih aku motivasi,”

ujar Mutia. (*)

(5)

Editor: Dilan Salsabila

Melatih Warga Mengemas dan

Memasarkan Ikan Bandeng

UNAIR NEWS – Meningkatkan kualitas produk buatan masyarakat

penting dilakukan demi keberlanjutan bisnis. Hal inilah yang tengah digarap oleh pengajar dan mahasiswa D-3 Manajemen Perhotelan dan Kepariwisataan, Fakultas Vokasi, Universitas Airlangga. Selama dua hari pada tanggal 30 – 31 Agustus 2016, sivitas akademika mengadakan pelatihan bagi puluhan warga Bandarejo, Kelurahan Bulak Banteng, Kecamatan Kenjeran.

Kegiatan pengabdian masyarakat yang juga melibatkan sivitas program studi D-3 Pengobat Tradisional (Battra) itu bertema “Pelatihan dan Penyuluhan tentang Pengembangan Potensi Lokal menjadi Produk Unggulan Daerah Tujuan Wisata.”

“Awalnya, ibu-ibu warga sini datang ke kampus kami untuk belajar mengenai bagaimana cara pemasaran produknya. Jadi kami jelaskan bagaimana packaging bandeng secara sederhana. Nah, kami punya ide, bagaimana bandeng ini menjadi sebuah komoditi yang plus bagi mereka. Tidak hanya itu-itu saja, jadi dibuat diversifikasi olahan bandeng,” ujar Koodinator Program Studi D-3 Kepariwisataan Dian Yulie Reindrawati, S.Sos., MM., PhD. Pada hari pertama acara, warga sekitar berkumpul di Balai RW Bandarejo untuk mendapatkan pelatihan terkait pemaparan daerah wisata, pengolahan makanan sehat, dan diversifikasi pengolahan bandeng. Selain itu, ada juga pelatihan terapi pijat bayi yang dilakukan oleh D-3 Battra. Pada hari kedua, warga Bandarejo diberikan pelatihan tentang akupuntur dan pemasaran.

(6)

“Jadi ini dalam rangka memasarkan potensi daerahnya dan produk setempat. Mereka punya bandeng. Nah, bandeng itu sebenarnya bisa menjadi atraksi wisata dan produk unggulan dari daerah ini. Nah, itu kan tidak kita temukan di daerah lain, ini bisa jadi aset,” jelas Dian.

Dian mengungkapkan, kegiatan pengabdian masyarakat ini pertama kalinya dilakukan oleh prodinya. “Saya ingin mendekatkan. Manajemen perhotelan mungkin lebih dekat dengan perusahaan, dan hotel, karena kita memang menjalin relasi dengan mereka. Tapi, kali ini, saya ingin menunjukkan bahwa prodi kami juga bisa membumi. Prodi perhotelan juga bisa memberikan sentuhan kepada masyarakat. Akhirnya, kita bawa kualitas hotel itu ke masyarakat,” terang Dian.

Pengabdian masyarakat itu mendapat sambutan baik dari warga setempat. Buktinya, mereka senang ada pihak perguruan tinggi yang bersedia datang dan memberi pelatihan kepada warga. “Kita senang sekali ada pelatihan pengolahan bandeng dan pelatihan lainnya dari ibu-ibu dan adik-adik mahasiswa UNAIR,” ujar Siti Khodijah, koordinator warga Bandarejo.

Ke depan, Khodijah berharap, bahwa kegiatan tersebut dapat dilaksanakan secara rutin. Pasalnya, selama ini mata pencaharian warga Bandarejo bertumpu pada tambak bandeng, namun mereka masih belum memiliki pengetahuan lebih di bidang pemasaran.

“Yang terakhir, saya sangat berterima kasih kepada adik-adik mahasiswa dan ibu dosen yang sudah sudi jauh-jauh datang ke sini. Semoga ilmunya tambah barokah dan bermanfaat,” pungkas Khodijah. (*)

Penulis : Dilan Salsabila Editor : Defrina Sukma S

(7)

Lulusan Vokasi Sudah Ditunggu

Dunia Kerja

UNAIR NEWS – Penutupan PPKMB (Program Pembinaan Kebersamaan Mahasiswa Baru) Fakultas Vokasi (FV) dilaksanakan di Airlangga Convention Center Jum’at pagi (26/8). Kegiatan bertajuk

Closing Laskar 2016 Pengenalan Mahasiswa Vokasi UNAIR itu

dihadiri oleh sebanyak 1.146 mahasiswa baru. Tampak pula Dekan FV Dr H. Widi Hidayat, se,. MDi., Ak., Wakil Dekan I Prof Dr. Retna Apsari MSi., dan jajaran dekanat serta dosen.

Yang menarik, hadir Asisten IV Sekkota Bidang Kesejahteraan Masyarakat Pemerintah Kota Surabaya Eko Hariyanto, MM,. Dia didaulat untuk memberi kuliah umum tentang prospek lulusan vokasi di dunia kerja saat ini.

Mantan Kepala Dinas Sosial Pemkot Surabaya itu mengatakan, lulusan vokasi selalu ditunggu dunia kerja. Beberapa waktu yang lalu, sejumlah perusahaan berdiskusi dengan pihak Pemkot Surabaya tentang di mana bisa mencari tenaga terampil di sejumlah bidang. Ketika ditelaah, ujar dia, ternyata kompetensi yang dibutuhkan oleh perusahaan itu “linier” dengan sejumlah program studi (Prodi) vokasional yang ada di UNAIR. “Kami pun langsung mengarahkan mereka ke kampus ini. Kesimpulannya, kemampuan kalian sudah dinanti-nantikan oleh banyak perusahaan,” ungkap dia.

Dia mengatakan, saat ini seluruh lulusan perguruan tinggi memiliki peluang setara, tanpa membedakan apakah dia dari program sarjana atau diploma (vokasional). Maka itu, persaingan bakal menjadi lebih fair. Bertolak dari sana, para

(8)

mahasiswa mesti fokus dan mengeluarkan kemampuan terbaik saat mengenyam pendidikan tinggi.

Sebanyak 1.146 mahasiswa baru memadati hall ACC dalam Penutupan PPKMB (Program Pembinaan Kebersamaan Mahasiswa Baru) bertajuk Closing Laskar 2016 Pengenalan Mahasiswa Vokasi UNAIR.

Ditambahkannya, para mahasiswa bisa memilih, apakah akan terjun sebagai profesional, atau berwirausaha. Yang jelas, lulusan FV bisa berperan di mana pun. “Asal tekun, tidak ada yang mustahil. Ilmu yang kalian dapat pasti akan bisa diaplikasikan secara kongkret,” papar dia.

Sementara itu, Prof Retna mengutarakan, ilmu pengetahuan yang didapat dari FV sudah spesifik. Para mahasiswa dicetak untuk terampil dan siap terjun ke lapangan perkerjaan yang sesuai. “Tenaga kerja terampil dan potensial seperti ini selalu jadi rebutan. Karena, kemampuan yang dimiliki begitu mendalam,” ungkap dia.

FV UNAIR memiliki 20 Prodi. Terdapat 17 Prodi D3. Yakni, Analis Medis, Fisioterapi, Pengobatan Tradisional, Teknik

(9)

Kesehatan Gigi, dan Otomasi Sistem Instrumentasi. Juga, Sistem Informasi, Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Kesehatan Ternak, Teknisi Perpustakaan, Kepariwisataan, Bahasa Inggris, A k u n t a n s i , P e r p a j a k a n , M a n a j e m e n P e r k a n t o r a n d a n Kesekretariatan, Manajemen Perhotelan, Manajemen Pemasaran serta Perbankan. Sedangkan sejumlah 3 Prodi D4 yang ada di sini antara lain, Radiologi, Pengobatan Tradisional, dan Fisioterapi. (*)

Penulis: Rio F. Rachman

Mahasiswa OSI Ciptakan Alat

Permudah Pantau Perusahaan

UNAIR NEWS – Dua mahasiswa Fakultas Vokasi Universitas

Airlangga berhasil menciptakan prototipe alat Smart Machine Industry yang digunakan untuk pengemasan dan pengepakan obat. Mesin ini dapat dikontrol dan dipantau melalui internet maupun

gadget yang mempunyai OS Android.

Tentu saja, mesin ini tidak hanya bisa mengemas dan mengepak obat saja, tapi juga bisa untuk mengemas permen dan vitamin. Caranya, dengan cara mengganti black magic box (kotak berwarna hitam pada alat).

Kedua mahasiswa Fakultas Vokasi tersebut adalah Ahmad Amirudin dari Program Studi Otomasi Sistem Instrumentasi (OSI) angkatan 2013 dan Mochammad Fauzi yang dari program studi yang sama. Karya ini merupakan bagian dari tugas akhir yang digunakan untuk syarat kelulusan mereka.

“Latar belakang dibuatnya Smart Machine Industri yaitu, industri pembuatan mesin untuk pabrik masih sangat sedikit di

(10)

Indonesia. Rata–rata mesin yang berada di pabrik berasal dari China dan Jerman. Mesin–mesin di industri umumnya masih menggunakan panel Human Manchine Interface (HMI) sebagai tampilan pemantau. Selain itu, jangkauan pantauan juga masih berskala lokal, kata Ahmad Amirudin.

Maka dari itu, mereka berdua membuat prototipe Smart Machine Industri yang bisa dimonitoring dari internet dan smartphone android. Inovasi ini dapat memudahkan para manager dan pemegang saham perusahaan dalam memantau perusahaan mereka. Penciptaan inovasi ini sekaligus menunjukan bahwa sumber daya manusia Indonesia mampu bersaing dengan negara luar, setidaknya lingkup ASEAN.

“Metode perancangan mesin ini yaitu pertama, kami mendesain mekanik terlebih dahulu dengan menggunakan software google

sketchup dan solidwork. Setelah gambar teknik jadi, kami

merancang kerangka untuk konveyor beserta 3 core plant prosesnya. Setelah itu memasang sistem pneumatic ke mesin sebagai aktuator dari 3 core plant proses,” lanjutnya.

Untuk mengontrol silinder pneumatik, mereka menggunakan CKD Selenoid Valve yang mereka sambungkan ke input PLC. Pada bagian perangkat kerasnya, mereka merancang sendiri berbagai macam rangkaian elektronik, seperti rangkaian komporator, rangkaian pembatas input, arduino shield for PLC, dan sensor

photodiode sebagai pendeteksi barang.

Sedangkan untuk perancangan perangkat lunak, pertama mereka membuat flowchart-nya, lalu mulai melakukan pengamatan input dan output alat. Setelah melakukan pengalamatan, mereka melakukan pengkabelan antara perangkat keras dan pengendali. Untuk pengendali, mereka menggunakan PLC Omron sebagai pusat kendali dan arduino sebagai cabang pengendalinya. Arduino ini juga digunakan untuk menjembatani proses pantauan dari HP Android maupun dari internet ke mesin.

(11)

terlebih dahulu dan disambungka ke router yang tersambung internet.

“Setelah tersambung, kami membuat tampilan laman pantauan dengan menggunakan beberapa bahasa pemrograman yang terdiri dari php, ajax, css, html, javascript, dan mysql. Kami menggunakan database untuk menyimpan data jumlah produksi, karena itulah memakai mysql,” kata Mochammad Fauzi.

Setelah tampilan laman selesai, mereka membuat program untuk tampilan smartphone android dengan menggunakan software android studio. Setelah semua beres, baru mesin bisa dijalankan untuk mengemas dan mengepak.

Lebih modern, dapat mengoperasikan mesin dalam skala luas dengan menggunakan internet yang dapat diakses melalui laptop dan smartphone. (Foto: Istimewa)

Ahmad Amirudin dan Mochammad Fauzi menyadari bahwa mesin ini hanyalah sebagai prototipe. Sehingga, mesin ini masih belum

(12)

bisa diterapakan ke industri–industri besar. Namun begitu, mesin ini bisa digunakan sebagai bahan pembelajaran dan praktik untuk kalangan mahasiswa. Selain itu bisa juga digunakan untuk semua orang yang ingin mendalami ilmu

automation.

“Ke depan, semoga prototipe smart machine industri ini bisa berkembang dan bisa diterapkan ke pabrik–pabrik besar di Indonesia,” pungkasnya. (*)

Penulis : Binti Q. Masruroh

Hymne Airlangga dan Bendera

Hima Sambut Mahasiswa Baru

Vokasi

UNAIR NEWS – Opening ceremony PPKMB (Program Pembinaan

Kebersamaan Mahasiswa Baru) Fakultas Vokasi dilaksanakan di halaman fakultas pada pukul 07.00 WIB, 22 Agustus 2016. Kegiatan itu dihadiri oleh sebanyak 1.146 mahasiswa baru, jajaran dekanat dan dibuka langsung oleh Wakil Dekan I Prof. Dr. Retna Apsari, M.Si. Ditandai dengan pemotongan pita dan pemukulan gong.

Opening Ceremony bertujuan untuk memperkenalkan Fakultas

Vokasi yang terdiri dari 20 Program Studi, dan elemen Ormawa (Organisasi Mahasiswa). Sejumlah 18 bendera Hima (Himpunan Mahasiswa) dan 2 bendera BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) dan BLM (Badan Legislatif Mahasiswa). Event ini terlaksana dengan tertib dan khikmad dengan tata cara apel, diselenggarakan oleh seluruh panitia PPKMB/Panitia Laskar. Pada saat penutupan apel, peserta dipersilahkan untuk masuk ke gedung vokasi dan

(13)

disambut dengan nyanyian Hymne Airlangga dan pengibaran bendera Hima, BEM, dan BLM. (*)

Penulis: BEM Fakultas Vokasi Editor: Rio F. Rachman

Petinggi Ditjen Pajak Bekali

Pengetahuan

Perpajakan

Mahasiswa dan Dosen

UNAIR NEWS – Tax Center merupakan penghubung antara Direktorat

Jenderal Pajak dengan masyarakat secara luas. Hal tersebut tidak terlepas dari dua misi yang diembannya. Pertama, Tax Center berperan sebagai saluran diseminasi informasi perpajakan bagi masyarakat yang dimulai dari civitas akademika. Kedua, Tax Center diharapkan menjadi lembaga kajian perpajakan yang menghasilkan sumbangan pemikiran dan masukan bagi kebijakan perpajakan.

Kehadiran Tax Center di universitas merupakan salah satu bentuk dukungan nyata dan konkret kalangan akademisi dan intelektual dalam meningkatkan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak secara khusus serta masyarakat pada umumnya.

Pelatihan perpajakan bagi calon pengelola Tax Center yang dilakukan di Ruang Teater, Universitas Ciputra, merupakan wahana dalam rangka menyiapkan tenaga sumber daya manusia profesional untuk mengelola Tax Center nantinya. Tema yang diusung pada acara yang berlangsung pada Selasa (16/8) adalah “Mewujudkan Kesadaran dan Kepedulian Masyarakat di bidang Perpajakan.”

(14)

Acara tersebut dibuka oleh petinggi Direktorat Jenderal Pajak dan pimpinan tuan rumah Universitas Ciputra. Acara tersebut diikuti oleh dosen dan mahasiswa yang nantinya akan mengelola Tax Center di universitasnya masing-masing.

Salah satu mahasiswa D-3 Perpajakan, Fakultas Vokasi, UNAIR mengatakan acara tersebut cukup bermanfaat demi menambah pengetahuan tentang perpajakan. “Dalam acara ini peserta dibekali dengan ilmu bagaimana melayani dan tentu saja menambah pengetahuan tentang perpajakan,” kata Pandu.

Surabaya sendiri saat ini sudah memiliki beberapa Tax Center. Yang pertama berdiri adalah di Universitas Surabaya, kemudian diikuti Universitas Kristen Petra, UPN Veteran Jatim, Universitas Ciputra, STIESIA yang baru diresmikan 15 Agustus 2016 serta nantinya juga di Universitas Airlangga.

Penulis: Okta Hardinata (sivitas akademika Fakultas Vokasi UNAIR)

Editor: Defrina Sukma S.

Beri

Pendidikan

untuk

Masyarakat, Fakultas Vokasi

Adakan Pengmas di Tuban

UNAIR NEWS – Jumlah sapi dan pakan ternak yang tidak seimbang

saat musim kemarau, membuat masyarakat Parengan, Tuban, harus mencari pakan ternak hingga ke luar kota. Inilah yang menjadi salah satu latar belakang sivitas Fakultas Vokasi Univsitas Airlangga mengadakan pengabdian masyarakat bertema “Pembuatan Pakan Ternak Sapi Potong dan Deteksi Kesehatan Dini Masyarakat” di Desa Kumpulrejo, Kecamatan Parengan, Kabupaten

(15)

Tuban, pada minggu, (14/8). Mereka terdiri dari sebelas orang dosen dan dua orang mahasiswa yang berasal dari program studi D-3 Kesehatan ternak dan D-3 Analis Medis.

Desa Kumpulrejo, tempat diadakannya pengmas, merupakan salah satu dari ribuan desa di Indonesia yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani dan peternak. Tak sedikit jumlah sapi potong yang ada di desa tersebut. Hingga saat ini, terhitung sekitar 5.000 ekor sapi yang tersebar di desa Kumpulrejo. Jumlah sapi dan pakan yang tidak seimbang saat musim kemarau inilah yang menjadi masalah utama. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, masyarakat Parengan, Tuban, harus mencari pakan ternak sampai di kabupaten seberang, seperti Bojonegoro.

“Pakan ternak nang ndeso Kumpulrejo susah, Mbak. Biasane sampe

Bojonegoro nek golek, numpak ontel, kadang mlaku, tapi sing duwe motor ya numpak motor,” jelas Supat warga Kumpulrejo

kepada reporter UNAIR NEWS.

Melihat kondisi itu, Siti Eliana Rochmi dosen D-3 Kesehatan Ternak, Fakultas Vokasi, UNAIR memotori dosen lainnya untuk memberikan sosialisasi terkait pembuatan pakan ternak yang mudah, biaya murah, tapi produksinya optimal. Selain itu, pada pengmas kali ini, disosialisasikan pula kepada masyarakat tentang bahaya dan resiko diabetes mellitus terhadap hipertensi.

“Pengmas kali ini dijadikan pondasi terlebih dahulu bagi masyarakat Kumpulrejo. Kami memasyarakatkan dulu cara membuat

complete feet supaya produksi ternak optimal, serta

sosialisasi tentang bahaya dan resiko diabetes mellitus terhadap hipertensi. Untuk action-nya, kami adakan pemeriksaan dini terhadap penyakit diabetes mellitus bagi peternak,” tutur Eli sapaan akrab Siti Eliana Rochmi.

Pada pengmas kali ini, Retno Sri Wahyuni, drh., MS menyampaikan materi seputar pembuatan complete feet, sedangkan sosialisasi resiko diabetes mellitus disampaikan oleh Rana

(16)

Pradata, dr., MS.

Usai penyampaian materi, dibuka sesi diskusi yang mana terdapat dialogis antara masyarakat dan pemberi materi. Berbagai macam permasalahan mulai dilontarkan oleh warga Kumpulrejo, seperti masalah reproduksi ternak, gangguan dan penyakit dari sistem gerak ternak, serta pembuatan pakan ternak.

Setelah rangkaian pengmas usai, Kunarsono selaku Kepala Desa Kumpulrejo mengharapkan adanya tindak lanjut dari pengmas. Menurutnya, pengmas kali ini dirasa sangat membantu masyarakat setempat dalam mendapatkan informasi langsung dari pakar.

“Sebenarnya sudah banyak masyarakat Kumpulrejo yang berpendidikan, tapi rata-rata hanya sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) saja. Untuk yang kuliah jika dikalkulasi tidak sampai 10 orang pertahunnya. Dengan adanya kegiatan seperti ini, paling tidak bisa menumbuhkan kembali semangat belajar warga. Kami harap ada tindak lanjut dari kegiatan seperti ini. Jadi kita bisa merasaan adanya perubahan setelah orang UNAIR datang,” ujar Kunarsono.

Akhirnya, pengmas di Desa Kumpulrejo ditutup dengan sesi foto bersama serta pembagian vitamin ternak sapi potong bagi masyarakat Kumpulrejo. (*)

Penulis : Disih Sugianti

Editor : Binti Q. Masruroh

(17)

Dekat

UNAIR NEWS – Program amnesti pajak adalah penghapusan pajak

yang seharusnya terutang, tapi tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan dengan cara mengungkap harta dan membayar uang tebusan.

Dalam mengampanyekan program, pemerintah membunyikan slogan “Ungkap, Tebus, Lega” kepada wajib pajak. Permohonan amnesti pajak disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat WP terdaftar, atau Kedutaan Besar tertentu.

Periode program amnesti pajak terbagi menjadi 3 waktu. Periode pertama dimulai sejak diluncurkan pada 18 Juli 2016 sampai 30 September 2016. Periode kedua dilaksanakan mulai 1 Oktober 2016 sampai 31 Desember 2016. Kemudian, periode terakhir dijalankan sejak 1 Januari 2016 sampai 31 Maret 2016.

Dalam menyukseskan program amnesti pajak, Direktorat Jenderal Pajak menggandeng perguruan tinggi, termasuk Universitas Airlangga, dengan bentuk kampanye dan kuliah umum. Kampanye program amnesti pajak dilakukan di sejumlah titik di Surabaya, sedangkan kuliah umum dilaksanakan di Aula lantai 8, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Jawa Timur I, pukul 13.00, Jumat (5/8).

Kepala Kanwil DJP I Estu Budiarto dalam kuliah itu mengatakan, sebanyak 1.972 wajib pajak sudah berkonsultasi dengan petugas pajak. Sementara, yang baru melakukan masih 50 wajib pajak. “Jadi masih banyak yang konsultasi. Harapan kami yang konsultasi ini kemudian juga segera melakukan pengungkapan dan penebusan,” lanjut Estu.

Untuk mengungkap dan menebus harta dari luar negeri, diperlukan semangat nasionalisme guna menghadapi tantangan. Salah satunya, adalah kebijakan dari pemerintah Singapura. Pemerintah Singapura bahkan siap menebus harta investor asal Indonesia yang ingin mengikuti program amnesti pajak agar dana

(18)

investasinya tidak beralih ke Indonesia. Hal ini dikarenakan besaran tarif uang tebusan untuk aset yang tidak direpatriasi atau dibawa ke Indonesia adalah seratus persen lebih tinggi. Periode pertama, besaran tarif uang tebusan untuk dana yang direpatriasi sebesar 2% dan yang tidak 4%. Periode kedua, besaran tarif dana yang direpatriasi 3% dan yang tidak 6%. Periode terakhir, besaran tarif untuk dana yang direpatriasi 5% dan yang tidak 10%.

Acara sosialisasi ini tentu disambut baik oleh sivitas akademika D-3 Perpajakan, Fakultas Vokasi, UNAIR. “Mahasiswa sangat beruntung mendapatkan kesempatan ini karena mereka mendapatkan kesempatan untuk mengenal lebih dekat program amnesti pajak dan menjadi agen untuk sosialisasi ke masyarakat luas,” tutur dosen Perpajakan, Vokasi, UNAIR Mienati Somya Lasmana, Dra.,M.Si.,Ak.

Acara kuliah umum ditutup dengan membuat studi perencanaan pajak dengan tema pemanfaatan program amnesti pajak bagi wajib pajak. Dengan adanya jaminan luar biasa dari pemerintah, maka akan menjadi rugi apabila wajib pajak tidak memanfaatkan keberadaan program amnesti pajak dengan baik. (*)

Penulis: Okta Hartadinata Editor: Defrina Sukma S.

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi ini menggambarkan bahwa telah terjadi komodifikasi nilai spiritual Buddha pada kawasan Candi Borobudur sebagai wisata kapitalis, diantaranya masyarakat

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan data disimpulkan bahwa NCBI (National Centre for Biotechnology Information) merupakan suatu institusi yang menyediakan

idea through question and responses, resulting in communication and join construction of meaning about a particular topic”. Pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan

Instansi vertikal BNN merupakan amanah dari Pasal 66 Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang menyebutkan “BNN Provinsi dan BNN Kabupaten/Kota sebagaimana

Kemudian dilanjutkan kegiatan haji pada tanggal 8 Dzulhijjah dengan memakai ihram menuju Mina.. Intinya, dimulai dengan umrah, lalu dilanjutkan

Kelainan kongenital yang dapat menyebabkan maloklusi, dapat unilateral maupun bilateral, tidak terbentuk clavicula parsial atau keseluruhan karena keterlambatan penutupan

Cara menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah (Sardiman, 2003: 92-95) antara lain: 1) memberi angka sebagai simbol dari nilai kegiatan belajar; 2)

Multimedia adalah kombinasi dari komputer dan video (Rosch, 1996) Atau multimedia secara umum merupakan kombinasi 3 elemen, yaitu suara, gambar dan teks