• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. I MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS PUNGGING KABUPATEN MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. I MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS PUNGGING KABUPATEN MOJOKERTO"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. I MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS

PUNGGING KABUPATEN MOJOKERTO

FITRA SELVIA 1311010059

SUBJECT:

Asuhan kebidananan, masa hamil, bersalin, nifas, neonatus dan keluarga berencana

DESCRIPTION:

Angka kematian maternal (ibu) dan angka kematian perinatal (bayi) di dunia masih cukup tinggi. Secara umum kehamilan berlangsung dengan normal dan aman, namun sebagian besar terdapat ibu yang menderita komplikasi atau penyakit menyertai yang dapat mengancam jiwa ibu dan juga mempengaruhi kesejahteraan bayi yang dilahirkan. Tujuan studi kasus ini adalah menerapkan asuhan kebidanan secara komperhensif (Continuity Of Care) pada ibu mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB sesuai dengan standar asuhan dengan menggunakan pendokumentasian SOAP dengan pendekatan managemen kebidanan.

Studi kasus di lakukan di wilayah puskesmas Pungging, Desa Tempuran, kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto. Subyek studi kasus adalah Ny. “I” usia 23 tahun. Proses manajemen kebidanan diselesaikan melalui langkah SOAP.

Pemberian asuhan kehamilan pada Ny. “I” dari hasil pemeriksaan kehamilan tidak di temukan kesenjangan, asuhan kehamilan berlangsung fisiologis Asuhan persalinan tidak berlangsung fisiologis tetapi di lakukan secara Sectio Caesarea karena kala II memanjang (Prolong second stage). Asuhan pada masa nifas menunjukkan terdapat masalah yaitu infeksi pada luka bekas SC. Asuhan neonatus menunjukan hasil pemeriksaan bayi tidak mengalami ikterus, kondisi bayi baik dan normal. Pada kunjungan keluarga berencana ibu menggunakan KB suntik 3 bulan.

Ibu hamil seharusnya dapat rutin memeriksakan kehamilannya pada tenaga kesehatan agar apabila terdapat komplikasi pada kehamilan dapat segera diatasi dan melakukan konsultasi tentang kehamilan, persalinan, neonatus, nifas dan KB.

ABSTRACT:

The number of maternal mortality (The mother) and prenatal mortality (The infant) in the world is still high enough. In the general, pregnancy larts normally and safely. But most of them there are mother who suffer complications or diseases that can be life-threatening for mothers and also influence the well-being of babies born. The purpose of this case study was comprehensively implement midwifery care (Continuity Of Care) in the mother from pregnancy, parturition, postpartum, neonatal and family planning according to with the standard of care by using SOAP documentation with midwifery management approach.

(2)

This study case conducted at Puskesmas Pungging, Tempuran, Pungging Mojokerto, subject of study case was Mrs.”I” who 23 years old. The process of midwifery management it was completed through SOAP.

Provision of antenatal care to Mrs.”I” from the result of examination of pregnancy did not found any gap, antenatal care went psychologically, intranatal care did not go psychologically. But by sectio casarea surgery because the second stage war prolonged. Postpartum care showed the results of examination there was a problem that was infection in the wound of SC. Neonatal care showed the results of there war no jaundice, the baby's condition was good and normal. Family planning visit mothers used 3 monthy contraceptive injection.

Pregnant mother should do routine checkup at health personnel in order to if there are complications in pregnancy it can be immediately helped and do consultation about pregnancy, parturition, neonatal, postpartum and family planning.

Keywords: Midwifery care in pregnancy, parturition, postpartum, neonatal and family planning.

Keywords: Midwifery care in pregnancy, parturition, postpartum, neonatal and family planning.

Contributor : 1. Farida Yuliani, M.Kes. 2. Sari Priyanti, M.Kes. Date : 25 Mei 2016

Type Material : Laporan Penelitian Identifier : -

Right : Open Document

Summary :

LATAR BELAKANG

Pembangunan dibidang kesehatan pada saat ini diarahkan untuk mencapai komitmen internasional. Dengan salah satu tujuan utamanya yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Kematian ibu pada saat hamil disebabkan kurangnya pemahaman tentang deteksi dini, hipertensi, dan kurangnya gizi pada masa kehamilan. Sebelum MDG’s 2015 ditetapkan pemerintah sudah berupaya untuk menurunkan AKI dan AKB, tetapi belum mencapai target MDG’s 2015. (Kementrian Kesehatan RI,2015).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa timur cenderung meningkat dalam dekade 4 tahun terakhir antara tahun 2009 sampai tahun 2011 yakni sebesar 90,7; 101,4; 104,1 per 100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2012 mengalami penurunan mencapai 97,34 per 100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur,2012). Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Mojokerto sempat rendah pada tahun 2011, yakni hanya 95,96 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Namun AKI pada tahun 2012 meningkat drastis, mencapai 116,89 per 100.000. Bahkan pada 2013 malah membumbung tinggi menjadi 133 per 100.000. Sedangkan AKB di Jawa Timur tahun antara tahun 2009 sampai tahun 2012 cendenrung mengalami penurunan yakni sebesar 31,41; 29,99; 29,24; 28,31 per 1000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur,2012). Di Kabupaten Mojokerto Angka Kematian Bayi (AKB) selama tahun 2013

(3)

dilaporkan terjadi 16.491 kelahiran. Dari seluruh kelahiran, tercatat kasus kematian bayi sebesar 129, diantaranya bayi laki-laki sebanyak 77 bayi dan bayi perempuan sebanyak 52 bayi dinyatakan sebagai angka per 1000 kelahiran hidup.

Data dari 27 Puskesmas di 18 Kecamatan Kabupaten Mojokerto cakupan K1 pada ibu hamil pada tahun 2013 sebesar 90 % Cakupan K4 mencapai 81,44%. Sedangkan Cakupan KN 1 sebesar 95, 47 % dan KN 3 ( Lengkap) sebesar 94, 38 % serta pengguna KB aktif 75, 46 % (Dinas Kesehatan Kab Mojokerto, 2014).

Penyebab peningkatan AKI dan AKB diantaranya yaitu kualitas pelayanan ibu dan bayi yang kurang, peralatan kesehatan yang kurang memadai, kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang kesehatan yang berdampak ibu hamil patologis. Penyebab ini dapat dicegah apabila asuhan kebidanan dilakukan secara kontinyu dan komprehensif mulai dari ANC, Persalinan, Nifas, Neonatus dan Keluarga Berencana (KB).

Meningkatkan mutu pelayanan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan sebagai salah satu upaya untuk mengurangi jumlah kematian ibu dan bayi. Pemeriksaan ANC saat kehamilan sangat penting untuk memonitor dan sebagai deteksi dini terjadinya komplikasi. Melaksanakan pemeriksaan rutin sesuai dengan yang telah ditetapkan Pemerintah yakni minimal 4 kali, 1 kali trimester awal, 1 kali pada trimester dua dan 2 kali pada trimester tiga (Hani, 2014). Pada saat bayi lahir dapat diminimalisir adanya kematian yang disebabkan karena infeksi maupun asfiksia. Rutin memeriksakan keadaan bayi baru lahir dengan ketentuan Kunjungan Neonatus ke-1 pada kurun waktu 6-48 jam setelah lahir, Kunjungan Neonatus ke-2 dilakukan pada kurun waktu hari ke 3 sampai dengan hari ke 7 setelah lahir, dan Kunjungan Neonatus ke-3 dilakukan pada kurun waktu heri ke 8 sampai dengan hari ke 28 setelah kelahirannya (Marmi,2012).

Pada ibu nifas hendaknya di monitoring sesuai dengan Kebijakan Program Nasional yakni, 6-8 jam setelah persalinan, 6 hari setelah persalinan, 2 minggu setalah persalinan, dan yang terakhir 6 minggu setelah persalinan (Rukiyah, 2011). Pada saat memilih alat kontrasepsi harus sesuai dengan kebutuhan ibu, agar dapat terkontrol kehamilan selanjutnya. Jika sudah memantapkan untuk mengikuti metode KB, maka calon Akseptor hendaknya memastikan tujuan mengapa menggunakan Alat Kontrasepsi, apakah penggunakan Alat kontrasepsi untuk Fase menunda kehamilan, Fase menjarangkan kehamilan, Fase tidak ingin hamil lagi.(BKKBN,2013).

METODOLOGI

Asuhan kebidanan dilakukan di Puskesmas Pungging Kabupaten Mojokerto. Proses menejemen kebidanan diselesaikan melalui 4 asuhan kebidanan, yaitu pengumpulan data subjektif, objektif, analisa data dan penatalaksanaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengkajian pada Ny. “I” didapatkan data bahwa keadaan ibu selam 3 kali kunjungan secara umum adalah baik dan sesuai dengan teori yang ada. Pertama mengenai keluhan yang dialami ibu seperti keputihan, sering kencing, susah tidur, nyeri pinggang, hal ini sesuai dengan teori Varney (2008) yang mengatakan keluhan umum yang dirasakan pada ibu hamil trimester III. Maka keluhan Ny. “I” termasuk dalam batas normal dan fisiologis.

(4)

Data objektif menunjukkan bahwa data tekanan darah ibu pada kunjungan pertama 100/70 mmHg dan pada kunjungan kedua tekanan darah tetap 100/70 mmHg sedangkan pada kunjungan ketiga terdapat kenaikan sistole dan diastole menjadi 110/80 mmHg. Menurut Romauli (2011) hal ini merupakan fisiologis dan masih dalam batas normal karena tekanan darah ibu tidak lebih dari 140/90 mmHg dan tidak mengalami kenaikan sistole >30 mmHg dan diastole >15 mmHg. Pada pemeriksaan TFU saat tiga kali kunjungan yaitu pada saat kunjungan pertama pada usia kehamilan 34 minggu TFU 30 cm, kunjungan kedua usia kehamilan 37 minggu TFU 31 cm, kunjungan ketiga usia 38 minggu TFU 31 cm karena kepala janin sudah masuk PAP 4/5 bagian jika dihitung TBJ janin normal yaitu 3100 gram, menurut Kusmiati (2009) pada usia kehamilan 8 bulan ukuran TFU 30 cm dan usia kehamilan 9 bulan ukuran TFU 33 cm. hal ini tidak ada kesenjangan dengan kenyataan yang ada. Pada pemeriksaan laboratorium dari Ny. “I” pada tanggal 13 Mareat 2016 yang meliputi pemeriksaan HB dalam batas normal yaitu 11,8 gr% hal ini sesuai dengan teori Manuaba (1998) bahwa nilai normal Hb >11 gr%.

Data objektif dan data penunjang dari Ny.”I” tidak ditemukan adanyakesenjangan antara teori dan sesungguhnya dan tidak ada komplikasi dalam kehamilannya.

Hasil pengamatan didapatkan data bahwa Ny. “I” saat pengkajian dengan pembukan 6 cm. mengeluh kenceng-kenceng sejak jam 23.00 WIB pada tanggal 24 Maret 2016 mengeluarkan lendir dan darah. Pada jam 06.30 WIB pembukaan 10 cm. Maka dapat diperhitungkan kala I berlangsung selama 7 jam 30 menit. Menurut Wiknojosastro (2008), Kala I persalinan dibagi menjadi dua fase yaitu fase laten dan fase aktif. Fase laten dimulai sejak awal kontraksi uterus dan serviks membuka <4 cm dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (primigravida). Pada fase aktif pembukaan 4-10 cm (pembukaan lengkap) dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam pada primigravida. Jadi, berdasarkan hasil pengkajian pada Ny. “I” pada kala I fase laten tidak ditemukan adanya kesenjangan. Tetapi, ada kesenjangan pada fase aktif yaitu pembukaannya terlalu cepat hanya 3 jam 30 menit dari pembukaan 5-10 cm dikarenakan ibu mengkonsumsi rendaman rumput fatimah. Menurut Nani (2009) mengkonsumsi rendaman rumput fatimah bagi ibu hamil menjelang persalinan sejauh ini belum dinyatakan aman, karena dalam penelitiannya baru melihat efeknya pada frekuensi, belum pada aktivitas mekanik yang lain serta perlu uji klinis.

Pada kala II setelah dilakukan pimpinan persalinan selama ±2 jam ibu ingin meneran tetapi tidak ada kemajuan persalinan. Menurut Mochtar (1998) waktu meneran pada primi 60 menit, pada multi 30 menit dan durasi kala II pada primi adalah 1,5-2 jam, pada multi 0,5-1 jam . hal ini termasuk kala II lama (prolonged second stage). Menurut Saifuddin (2008) hal-hal yang memumgkinkan sebagai penyebab terjadinya kala II memanjang yaitu Disproporsi Sefalopelfik (CPD), Obstruksi (partus macet), malposisi dan mal presentasi Untuk penanganan lebih lanjut pasien dirujuk. Secara keseluruhan pada tahapan persalinan dari kala I dan II ditemukan adanya penyulit.

Pada ibu nifas dilakukan kunjungan sebanyak empat kali. Kunjungan pada saat pertama tanggal 26 Maret 2016 dan kedua tanggal 1 April 2016 keadaan umum ibu baik, luka SC-nya bagus dan kering, TTV dalam batas normal, tidak ditemukan tanda bahaya nifas dan tidak ditemukan tanda-tanda infeksi. Tetapi,

(5)

pada tanggal 3 April 2016 pasien mengalami infeksi, pada luka bekas SC-nya membuka ± 5 cm dan mengeluarkan push menurut Saifuddin (2008) hal ini disebabkan oleh keadaan yang kurang bersih dan tindakan pencegahan infeksi yang kurang baik, hal ini sesuai dengan kondisi yang ada meskipun dari segi nutrisi memenuhi.

Proses involusi uterus pada Ny. “I” sesuai dengan perubahan normal pada uterus selama masa nifas. Seperti yang dipaparkan saleha (2009) yaitu pada saat bayi lahir tinggi TFU setinggi pusat atau 2 jari dibawah pusat, setelah 1 minggu tinggi TFU dipertengahan pusat-simfisis dan setelah 2 minggu tidak teraba diatas pusat.Berdasarkan hasil pemeriksaan pada Ny. “I” maka ditemukan adanya penyulit dan komplikasi dalam masa nifas.

Hasil pengkajian bayi Ny. “I” selama 4 kali kunjungan tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dengan kondisi pasien. Kondisi bayi setiap kali kunjungan selalu dalam keadaan stabil. Tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak kuning atau ikterus, bayi minum ASI dan isapan bayi kuat, BAK dan BAB lancar serta berat badan bayi pun bertambah 1,1 kg pada kunjungan ke 4 menjadi 4,7 kg. Menurut Varney (2008) rentang frekuensi menyusui yang optimal adalah antara 8-12 kali setiap hari dan indikator terbaik kecukupan air susu adalah peningkatan berat badan dan haluaran bayi. Pada pelaksanaannya tidak terdapat masalah pada bayi, bayi dalam keadaan sehat.

Kunjungan keluarga berencana dilakukan sebanyak dua kali selama nifas. Pada setiap kunjungan KB didapatkan keadaan umum ibu baik, tidak ada tanda bahaya nifas. Setelah ibu diberikan konseling tentang macam-macam KB, ibu berdiskusi dengan suami dan meminta persetujuan suami maka ibu memilih menggunakan KB suntik 3 bulan, menurut Saifuddin (2008), bahwa kontrasepsi suntikan 3 bulan mengandung progestin yang berisi Depo Medrosiprogesteron Asetat (Depoprovera) mengandung 150 mg DMPA yang memiliki salah satu keuntungan tidak mempengaruhi produksi ASI.

SIMPULAN

1. Asuhan kebidanan pada Ny. “I” yang dilakukan secara continuity of care dimulai dari kehamilan trimester III dengan kunjungan 3 kali, persalinan, nifas dan neonatus sebanyak 4 kali kunjungan serta keluarga berencana 2 kali kunjungan yang berupa diskusi dan konseling. Asuhan kebidanan ini dilakukan di BPM Bidan Yayuk Sulistyorini dan rumah pasien.

2. Asuhan kehamilan yang diberikan pada Ny. “I” yang dimulai pada trimester III yaitu mulai usia kehamilan 34-40 minggu dengan 3 kali kunjungan tidak ditemukan adanya bahaya kehamilan, keadaan umum ibu dan janin baik dan dapat disimpulkan bahwa kehamilan bahwa kehamilan berjalan dengan fisiologis.

3. Selama proses persalinan terdapat penyulit pada kala II yaitu persalinan lama (prolonged second stage). Pada masa nifas yang dilakukan 4 kali kunjungan terdapat komplikasi yaitu infeksi pada luka bekas SC-nya. Penggunaan KB, ibu dan suami sepakat untuk menggunakan KB suntik 3 bulan, tetapi ibu akan menjadi akseptor KB suntik 3 bulan setelah 40 hari masa nifas. Pada neonatus, kondisinya selalu dalam batas normal tidak ikterus, bayi hanya minum ASI, serta berat badan bayi bertambah sesuai dengan usianya.

(6)

REKOMENDASI

1. Bagi Institusi pendidikan

Sebagai bahan kajian terhadap materi Asuhan Pelayanan Kebidanan serta referensi bagi mahasiswa dalam memahami pelaksanaan Asuhan Kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana (KB).

Dapat mengaplikasikan materi yang telah diberikan dalam proses perkuliahan serta mampu memeberikan asuhan kebidanan secara berkesinambungan yang bermutu dan berkualitas.

2. Bagi peneliti

Dapat memepraktekkan teori yang didapat secara langsung di lapangan dalam memeberikan asuhan kebidana pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.

3. Bagi lahan Praktek (puskesmas)

Dapat dijadikan sebagai acuan untuk dapat memepertahankan mutu pelayanan terutama dalam memberikan asuhan pelayanan kebidanan secara komprehensif. Untuk tenaga kesehatan dapat memeberikan ilmu yang dimiliki serta mau membimbing kepada mahasiswa tentang cara memeberikan asuhan yang berkualitas.

4. Bagi Klien

Klien mendapatkan asuhan kebidanan komprehensif yang sesuai dengan standart pelayanan kebidanan.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. (2010). Jakarta: Yayasan Bina Marmi. (2012). Asuhan Neonatus, bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.

Mochtar, R. (1998). Sinopsis obstetri. Jakarta: EGC.

Kusmiyati, Y. (2009). Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya mojokerto, D. k. (2014). Profil Kesehatan Dinas Kabupaten Mojokerto.

Mojokerto: Dinkes kab mojokerto.

Nani, D. (2009). Pengaruh Air Rendaman Rumut Fatimah (anastatica

Romauli, S. (2011). Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1. Yogyakarta: Nuha Medika. Saifuddin, A. B. (2013). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Varney, H. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan (4 ed., Vol. 2). Jakarta: EGC. ALAMAT CORRESPONDENSI

- Email : fitraselvia06@gmail.com - No. HP : 081249339818

- Alamat : Dsn. Krajan Utara RT/RW 03/05 Ds. Rowogempol Kec. Lekok Kab. Pasuruan

Referensi

Dokumen terkait

Modul yang dijelaskan diatas merupakan salah satu koneksi SAP r/3 menggunakan bahasa pemrograman lain, masih banyak sekali bahasa pemrograman lainnya yang dapat berhubungan dengan

Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat dikembangkan simulasi antrian yang memiliki kedatangan atau pelayanan dengan distribusi yang lain dan dapat

(7) Dalam hal pemegang izin tidak memberi tanggapan dalam tenggang waktu yang telah ditetapkan, atau memberi tanggapan dengan mengemukakan alasan-alasan yang tidak sesuai

Pengertian Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL) menurut Pasal 1 angka 1 Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik

Pada tahun 2016, Total Assets Turnover Ratio tahun 2012 yang diperoleh perusahaan sebesar 1,00 kali menunjukkan bahwa manajemen mampu memutar aset perusahaan sebanyak 1,00

Tahlil : merupakan kalimat yang berbunyi “ la&gt; ila&gt;ha illallah” yang artinya adalah tiada Tuhan selain Allah. Yang mana kalimat tahlil dari kata hallala yang

Model single linkage digunakan untuk menentukan centroid (titik pusat klaster) awal yang akan digunakan pada metode k-means dalam menentukan status gizi.. Pada umumnya,

dapat menitipkan nominal pembayaran terlebih dahulu kepada sistem rekening bersama sebagai jaminan kepada penjual bahwa pembayaran telah terjadi, kemudian setelah adanya