• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan terhadap 50 anak usia prasekolah, yaitu anak-anak usia 3-

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan terhadap 50 anak usia prasekolah, yaitu anak-anak usia 3-"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Responden

Penelitian ini dilakukan terhadap 50 anak usia prasekolah, yaitu anak-anak usia

3-4 tahun sebagai batasan usia. Penelitian dibagi menjadi dua kelompok, yaitu 3-43 anak

dengan keterlibatan orangtua yang negatif di dalam kegiatan sekolah, dan 7 dengan

keterlibatan orangtua yang positif di dalam kegiatan sekolah. Populasi sampel diambil

dari PAUD Baiturrahmah yang belokasi di Cinere, Depok. Selain itu, orangtua dari

murid di PAUD Baiturrahmah juga dijadikan sebagai responden kuesioner dengan

(2)

4.1.1 Data Siswa PAUD Baiturrahmah

Tabel 4. 1 Data Siswa

Usia Jenis Kelamin Total Persentase (%)

Laki-laki Perempuan 3 Tahun 18 20 38 76% 4 Tahun 5 7 12 24% Total Jumlah 23 27 50 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa responden dari anak-anak PAUD

Baiturrahmah usia 3 tahun yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 18 anak dan yang

berjenis kelamin perempuan sebanyak 20 anak. Sedangkan kelompok usia 4 tahun terdapat 5

anak laki-laki dan 7 anak perempuan. Identitas berdasarkan usia dan jenis kelamin digunakan

untuk mengetahui berapa banyak siswa laki-laki dan perempuan dalam kelompok usia 3

tahun dan 4 tahun yang menjadi responden dalam penelitian ini. Dapat disimpulkan bahwa

mayoritas responden kelompok usia 3 tahun adalah 38 anak (76%) dan minoritas kelompok

(3)

4.1.2 Data Orangtua

Tabel 4. 2 Usia Orangtua

Usia Jumlah (n) Persentase (%)

20 – 30 21 42%

31 – 40 14 28%

41 – 50 3 6%

Tidak Diisi 12 24%

Total 50 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa responden dari orangtua PAUD

Baiturrahmah usia 20-30 tahun berjumlah 21 orang. Kemudian orangtua yang berusia 31-40

berjumlah 14 orang dan yang berusia 41-50 tahun berjumlah 3 orang. Sedangkan data yang

tidak terisi berjumlah 12 data. Identitas berdasarkan usia digunakan untuk mengetahui berapa

rentang usia responden orangtua dalam penelitian ini. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas

responden kelompok usia 20-30 tahun adalah 21 orang (42%). Selanjutnya adalah kelompok

usia 31-40 tahun berjumlah 14 orang (28%) dan minoritas kelompok usia 41-50 3 orang (6%)

Tabel 4. 3 Pekerjaan Orangtua

(4)

Ibu Rumah Tangga 39 78%

Pedagang 2 4%

Pembantu Rumah Tangga 0 0%

Tidak Diisi 9 18%

Total 50% 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa jenis pekerjaan dari orangtua PAUD

Baiturrahmah sebagai ibu rumah tangga berjumlah 39 orang. Kemudian orangtua yang

berjenis pekerjaan sebagai pedagang berjumlah 2 orang dan yang bekerja sebagai pembantu

rumah tangga tidak ada. Sedangkan data yang tidak terisi berjumlah 9 data. Identitas

berdasarkan jenis pekerjaan digunakan untuk mengetahui jenis pekerjaan apa saja responden

orangtua dalam penelitian ini. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas pekerjaan responden

sebagai ibu rumah tangga adalah 39 orang (78%) dan minoritas pekerjaan sebagai pedagang

(5)

4.2 Deskripsi Penyebaran Skor Perkembangan Sosio-Esmosional

Tabel 4. 4 Deskripsi Penyebaran Skor Perkembangan Sosio-emosional dari Keterlibatan Negatif

N Sum Mean

sadar akan diri sendiri 43 35 .81

mengembangkan perasaan rendah hati

43 4 .09

sadar akan rasial dan

perbedaan seksual

43 33 .77

dapat mengambil arah dan mengikuti aturan 43 8 .19 bermain paralel 43 2 .05 dapat memaklumi frustasi/emosi 43 3 .07 mengembangkan pengendalian diri 43 6 .14

menghargai kejutan dan peristiwa tertentu

43 11 .26

mulai menunjukkan selera humor

43 23 .53

Valid N (listwise) 43

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa berdasarkan dimensi perkembangan

sosio-emosional, terdapat total 35 dari 43 anak (81%) yang sadar akan diri sendiri. 4 dari 43

anak (9%) yang telah mengembangkan perasaan rendah hati. 33 dari 43 anak (77%) yang

sadar akan rasial dan perbedaan seksual. 8 dari 43 anak (19%) yang dapat mengambil arah

dan mengdan mengikuti aturan. 2 dari 43 anak (5%) yang sudah bermain paralel. 3 dari 43

(7%) anak yang dapat memaklumi frustasi/emosi. 4 dari 43 (14%) anak yang telah

(6)

peristiwa tertntu. Kemudian terakhir terdapat 23 dari 43 anak (53%) yang sudah

menunjukkan selera humor.

Tabel 4. 5 Deskripsi Penyebaran Skor Perkembangan Sosio-emosional dari Keterlibatan Positif

N Sum Mean

sadar akan diri sendiri 7 7 1.00

mengembangkan perasaan rendah hati

7 3 .43

sadar akan rasial dan

perbedaan seksual

7 7 1.00

dapat mengambil arah dan mengikuti aturan 7 4 .57 bermain paralel 7 5 .71 dapat memaklumi frustasi/emosi 7 5 .71 mengembangkan pengendalian diri 7 4 .57

menghargai kejutan dan

peristiwa tertentu

7 6 .86

mulai menunjukkan selera humor

7 6 .86

Valid N (listwise) 7

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa berdasarkan dimensi perkembangan

sosio-emosional, terdapat total 7 dari 7 anak (100%) yang sadar akan diri sendiri. 3 dari 7

anak (43%) yang telah mengembangkan perasaan rendah hati. 7 dari 7 anak (100%) yang

sadar akan rasial dan perbedaan seksual. 4 dari 7 anak (57%) yang dapat mengambil arah dan

mengdan mengikuti aturan. 5 dari 7 anak (71%) yang sudah bermain paralel. 5 dari 7 (71%)

anak yang dapat memaklumi frustasi/emosi. 4 dari 7 (57%) anak yang telah mengembangkan

pngendalian diri. 6 dari 7 anak (86%) yang dapat menghargai kejutan dan peristiwa tertntu.

(7)

4.3 Hasil Pengolahan Data

Berikut ini akan dijelaskan perihal hasil dan pembahasan data yang telah peneliti

peroleh. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan perhitungan statistik uji

perbedaan one sample t test dengan bantuan software SPSS 21.0 untuk melihat

perbedaan perkembangan sosio-emosional anak antara keterlibatan orangtua dengan

(8)

4.3.1 Hasil Uji-t (t test) Perkembangan Sosio-emosional

Tabel 4. 6 Tabel One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Keterlibatanpositif 7 6.7143 1.11270 .42056

Keterlibatannegatif 43 2.9070 1.35952 .20732

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat adanya perbedaan skor antara

perkembangan sosio emosional antara keterlibatan positif dan keterlibatan negatif

dimana keterlibatan positif mendapat skor yang lebih tinggi (M = 6.7143 , SD =

1.11270) sementara keterlibatan negatif (M = 2.9070 , SD = 1.35952). Maka keterlibatan

positif menghasilkan rata-rata perkembangan sosio emosional yang lebih tinggi

(9)

Tabel 4. 7 Tabel One-Sample Test

Test Value = 0

T Df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Keterlibatanpositif 15.965 6 .000 6.71429 5.6852 7.7434

Keterlibatannegatif 14.021 42 .000 2.90698 2.4886 3.3254

Uji hipotesis dapat ditentukan melalui skor signifikansi 2 arah atau (2-tailed)

pada tabel one sample t test. Skor signifikan 2-tailed yang peneliti peroleh sebesar 0.000,

artinya skor signifikansi 2-tailed < 0.05. Kesimpulan dari uji hipotesis pada penelitian ini

adalah Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan perkembangan

sosio-emosional anak antara keterlibatan orangtua dengan positif belief dan keterlibatan

(10)

4.4 Pembahasan

Kesimpulan dari hasil data yang telah dibahas sebelumnya adalah anak-anak

dengan keterlibatan orangtua yang positif memiliki rata-rata perkembangan

sosio-emosional yang lebih tinggi dibandingkan anak-anak dengan memiliki keterlibatan

orangtua yang negatif.

Karakteristik dari keterlibatan orangtua negatif yang pertama adalah sikap yang

terlalu mengatur, seperti mengatur jawaban tugas / karya dan kegiatan yang sedang

dilakukan anak dalam proses belajar sesuai dengan keinginannya. Kemudian orangtua

yang dikarakterisasikan oleh perlakuan negatif, tindakan yang dilakukan adalah ketika

anak melakukan kesalahan atau kenakalan orangtua ini langsung memarahi, memaki,

bahkan memukul anaknya, tidak jarang sampai anak tersebut menangis sampai enggan

untuk melanjutkan kegiatan belajar di kelas. Terakhir adalah fokus pada pribadi dan

diikuti oleh keyakinan yang negatif, kedua hal ini dapat dilihat dari cemoohan yang

dilontarkan kepada anak ketika anak tidak mampu melakukan atau menyelesaikan tugas

yang diberikan oleh guru. Perilaku-prilaku tersebut dapat muncul karena ketika orangtua

merasa tertekan untuk membuat anaknya sesuai dengan standart yang ditentukan, mereka

akan menigkatkan kontrol dan aturan terhadap anaknya (Gurland & Grolnick 2005,

dalam Pomerantz & Mooreman, 2007). Dikarenakan orangtua menyaksikan dan

mendampingi langsung kegiatan anak di dalam sekolah maka kontrol yang dilakukan

menjadi semakin tinggi. Pomerantz, Wang, et al. (2005) menjelaskan bahwa alasan

terbesar orangtua melakukan perlakuan negatif terhadap anaknya karena melihat anak

merasa frustasi. Kefrustasian anak dapat meningkatkan sikap orangtua menjadi banyak

(11)

Jika dikaitkan dengan teori Erikson pada tahap intiative vs guilt, yaitu anak pada

tahapan tersebut (3-5 tahun) sangat antusias dalam memulai aktifitas baru tetapi dapat

merasa bersalah ketika ketika usaha mereka gagal atau dikritik. Jika rasa bersalah

menjadi elemen dominan, maka akan mengganggu perkembangan psikososial anak

(Santrock, 2008). Oleh karena itu rata-rata perkembangan sosio-emosional anak-anak

dengan keterlibatan orangtua yang negatif terlihat lebih rendah dibandingkan anak-anak

dengan keterlibatan orangtua yang positif. Hal ini terjadi karena ketika anak sedang

mencoba-coba untuk belajar dan melakukan hal baru terhalang oleh larangan dan

cemoohan yang dilontarkan orangtua sehingga anak menjadi merasa bersalah dan tidak

sempat mendapatkan pengalaman belajar yang dilakukannya sendiri.

Perkembangan sosio-emosional yang paling mudah terlihat adalah aktivitas

bermain. Karena pada usia dini anak-anak menghabiskan sebagian besar waktunya untuk

bermain (Sujiono, 2009). Namun dari hasil data yang didapat, anak-anak dengan

keterlibatan orangtua yang memiliki kegiatan bermain yang lebih rendah dibandingkan

anak-anak dengan keterlibatan orangtua yang positif, yaitu hanya 2% dari 43 anak. Hal

ini terlihat ketika jam istirahat anak-anak ini tidak nampak berbaur bermain dengan

teman-temannya melainkan menghabiskan waktunya untuk disuapi makan dan tidur

dipangkuan ibunya. Padahal pada usia prasekolah (3-5 tahun) kegiatan bermain sangat

dibutuhkan sebagai sarana sosialisasi, bereksplorasi, mengekspresikan perasaan, dan

belajar secara menyenangkan (Sujiono, 2009).

Dimensi perkembangan sosio-emosional lainnya seperti mengembangkan

perasaan rendah hati, dapat mengambil arah dan mengikuti aturan, dapat memaklumi

frustasi/emosi, dan mengembangkan pengendalian diri juga terlihat lebih rendah dari

anak-anak dengan keterlibatan orangtua yang positif. Perasaan rendah hati yaitu seperti

(12)

(seperti mainan, alat tulis) hanya 9% anak yang melakukannya dari 43 anak. Seringkali

yang terjadi adalah anak berkelahi dan menangis ketika melakukan kerjasama dan

berbagi dengan temannya. selanjutnya anak-anak ini sulit mengambil arah dan mengikuti

aturan, hanya 19% anak dari 43 anak yang mampu melakukannya, selebihnya mereka

bergantung dengan orangtuanya yang berada di dalam kelas. Anak-anak dengan

keterlibatan orangtua yang negatif ini hanya 7% dari 43 anak yang dapat memaklumi

frustasi/emosi, kebanyakan dari mereka menangis dan enggan melanjutkan kegiatan

belajar ketika merasakan frustasi/emosi. Kemudian hanya 14% dari 43 anak yang sudah

dapat mengembangkan pengendalian diri seperti menunjukkan rasa bersabar, seperti mau

menunggu giliran.

Dalam konteks perkembangan sosio-emosional anak menurut Hurlock salah satu

kondisi yang dapat menghambat perkembangan anak adalah kurangnya kesempatan

untuk belajar dan melatih keahlian. Emosi dan sosial lebih pada suatu bentuk perilaku

yang membutuhkan latihan dan pembiasan-pembiasan yang bersifat khusus (Fathiyah,

2009). Anak-anak di PAUD Baiturrahmah kurang memiliki kesempatan untuk melatih

dan kemampuan sosial dan emosi mereka dikarenakan terhalang oleh kontrol yang

dilakukan oleh orangtua.

Sebaliknya anak-anak dengan keterlibatan orangtua yang positif memiliki

rata-rata perkembangan sosio-emosional yang lebih tinggi dibandingkan anak-anak dengan

keterlibatan orangtua yang negatif. Hal ini terjadi karena anak-anak ini memiliki

kesempatan untuk belajar dan beraktivitas dengan lebih bebas. Dapat dilihat juga 71%

anak dari 7 anak sudah melakukan bermain secara paralel sesuai dengan tahapan

perkembangannya, yaitu anak telah mampu bermain di dekat teman sebayanya. Bahkan

beberapa dari mereka sudah menunjukkan kegiatan bermain asosiatif dimana sudah

(13)

Dilihat dari perkembangan sosio-emosional lainnya seperti mengembangkan

perasaan rendah hati, dapat mengambil arah dan mengikuti aturan, dapat memaklumi

frustasi/emosi, dan mengembangkan pengendalian diri juga terlihat lebih tinggi

dibandingkan anak dengan keterlibatan orangtua yang negatif. 43% anak dari 7 anak

sudah mampu mengembangkan perasaan rendah hati. Anak-anak terlihat mau menolong

dan bekerjasama dalam kelompok serta mau berbagi pada sesama teman (seperti mainan,

alat tulis). Kemudian 57% anak dari 7 anak sudah mampu mengambil arah dan

mengikuti aturan yang diberikan oleh guru. Anak-anak dengan keterlibatan orangtua

yang positif, 71% dari 7 anak sudah dapat memaklumi frustasi/emosi. Ketika sedang

merasakan kesulitan dalam mengerjakan sesuatu atau dijahili oleh temannya mereka

dapat mengungkapkan perasaannya tidak dengan agresi atau menangis. Selanjutnya 57%

dari 7 anak sudah dapat mengembangkan pengendalian diri seperti menunjukkan rasa

bersabar, mau menunggu giliran ketika mengantri.

Rata-rata perkembangan sosio-emosional anak dengan keterlibatan orangtua yang

positif tinggi dibandingkan dengan anak-anak dengan keterlibatan orangtua yang negatif

karena secara teoritis berdasarkan aspek perkembangannya, seorang anak dapat belajar

dengan sebaik-baiknya apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi dan mereka merasa aman

dan nyaman secara psikologis (Sujiono, 2009). Anak-anak ini dapat belajar dan

mengembangkan pengalaman dan perkembangannya dikarenakan situasi atau lingkungan

Gambar

Tabel 4. 1  Data Siswa
Tabel 4. 2 Usia Orangtua
Tabel 4. 4 Deskripsi Penyebaran Skor Perkembangan Sosio- Sosio-emosional dari Keterlibatan Negatif
Tabel 4. 5 Deskripsi Penyebaran Skor Perkembangan Sosio- Sosio-emosional dari Keterlibatan Positif
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa waktu yang dimiliki orangtua untuk berkumpul keluarga dan memberikan pendidikan agama kepada anak oleh orangtua di

Dalam aspek kemampuan anak dalam mengkombinasikan lebih dari 2 warna atau sampai 4 warna berhasil dengan baik terjadi peningkatan mencapai (92%) atau 12 orang anak,

Dari pemaparan hasil di atas dapat disimpulkan paparan hasil di atas bahwa bentuk keterlibatan orangtua di PAUD Islam Terpadu Bintang Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten

Selanjutnya orangtua yang selalu membantu anak menyelesaikan PR dari sekolah, lihat tabel 4.9, dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa orangtua yang

Keterlibatan pemuda dalam organisasi gerakan lingkungan hidup KOPHI Yogyakarta tidak hanya termotivasi oleh aspek-aspek yang berkaitan dengan lingkungan hidup, akan

2. Pada siklus II yang berhasil sebesar 85% anak sudah dapat melaksanakan gerak tari dengan baik.. Meningkatnya kecerdasan kinestetik anak tersebut dikarenakan adanya

ditemukan data sebagai berikut: Siswa 1: kurangnya memahami materi yang diberikan, Siswa 2: menurut saya kendalanya yaitu di kuota dan untuk anak- anak yang tidak memiliki Hp mereka

2 Hasil Selisih Pengukuran Awal Volume Telapak Kaki Tikus dengan Volume pada Setiap Jam Pengukuran Keterangan: SIK : Setelah Induksi Karagenan Kontrol positif : Natrium