• Tidak ada hasil yang ditemukan

Set Working Condition Dan Input Section/Material Properties

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Set Working Condition Dan Input Section/Material Properties"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

L2/1

Set Working Condition Dan Input Section/Material Properties

Buka file baru ( New Project) untuk memulai membuat permodelan jembatan kompoit kemudian simpan ( Save) pada directory yang di inginkan simpan dengan judul “composite bridge 20m”.

File / New Project

File / Save (composite bridge 20m)

Set Working Condition

Seting system satuan dalam ‘kN’ dan ‘m’ untuk tutorial ini Tool / Unit System

Length > m ; Force > kN ; Temperature : Celsius

(2)

L2/2

Input material properties

Material properties untuk girder, cross beams dan slab lantai dapat di tentukan menggunakan DB dari berbagai macam standar yang sudah tertera dalam MIDAS/Civil atau jika standar yang digunakan tidak ada dalam midas bias menggunakan User Define karena standar SNI tidak ada maka material di input berdasar User Define.

Model / Property / Material Type > User Define

Gambar 2. Input Material Properties Matrial properties yang harus di input adalah sebagai berikut:

 Tabel properties material

ID Name Type Elasticity (kN/mm²) Poisson Thermal 1/[F]) Density (kN/mm³) 1 MAIN GIRDER User

Defined 2.00E+02 0.3 6.50E-06 7.85E-08 2 BRACING

User

Defined 2.00E+02 0.3 6.50E-06 7.85E-08 3 CONCRETE

User

(3)

L2/3

Enter Section Properties

Section properties dari girder yang akan digunakan adalah baja WF.500.300.9.16 sebagai girder utama dan baja WF 350.175.6.9 sebagai cross beam atau diafragma.

Gambar 3. Section Layout

 Tabel section Properties

Classification Section Remark

Girder WF 500.300.9.16 Composite Section Cross Beam WF 350.175.6.9 User type Section

Model / Property / Section Coposite tab

Section ID (1) ; Name (Section 1) ; Offset > Center-Center Section Type > Steel I ; Slab width (9,6)

Girder > Num (2) ; CTC (1.20)

Slab > Bc (1.2) ; tc (0.2) ; Hh (0,1)

Girder > Hw (0.468) ; tw (0.009) ; B1(0.3) ; tf1(0.016) ; B2(0.3) ;tf2(0.034) Material > Es/Ec (9.847) ; Ds/Dc (3.271) ; Ps (0.3) ; Pc (0.2) DB/User tab

Section ID (2) ; Name (Section 2) ;Offset > Center-Center Section Shape > I-Section

H (0.35) ; B1(0.175) ;tw(0.006) ; tf1(0.009) 300 34 9 16 2 0 0 1 0 0 1200 4 8 6 175 9 3 3 2 9 6

(4)

L2/4

(5)

L2/5

Membuat Pemodelan Jembatan Komposit

Membuat Girder

Pemodelan jembatan dibuat sesai dengan gambar dari geometri struktur

jembatan komposit (Baja-Beton) sebagai berikut:

Gambar 5 Geometri Struktur Jembatan.

20.00 0.30 3.00 3.35 3.35 3.35 3.00 0.30 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20 DIAFRAGMA HB 350-175-6-9 GELAGAR UTAMA HB 500.300.9.16

(6)

L2/6

Top View,

Node Snap (on),

Element Snap (on),

Auto Fitting (on)

Model / Nodes /

Create Nodes

Coordinates (0, 0, 0)

Copy > Number of Times (7) ; Distance (0, 1.2, 0)

Model / Element /

Extrude Elements

Select All

Extrude Type > Node → Line Element

Element Attribute > Element Type > Beam

Material > 1:Main Girder

; Section > 1: Sect 1

General Type > Translete

Translation > Unequal distance

Axis > x

; Distance (0.3, 3,

4@3.35

, 3, 0.3)

(7)

L2/7

Membuat Cross Beam (Diafragma)

Berikut adalah cara untuk memodelkan diafragma

Node Numer (on)

Model / Elements / Crate Element

Element Type > General Beam / Tapered Beam

Material > 2:Bracing ;Section > 2:Section 2 ; Beta Angle (0) Nodal Connectivity (9,16)

Model / Element / Translate Element Select Recent Entities

Mode > Copy ; Translation > Unequal Distance Axis > x ; Distances (3, 4@3.35,3)

(8)

L2/8

Input Bondary Condition

Input Kondisi Perletakan

Ada dua jenis tipe perletakan yang biasa digunakan dalam desain jembatan yaitu perletakan sendi dan rol. Dalam desain jembatan komposit ini perletakan terdapat pada titik 30 cm dari kedua ujung jembatan pada setiap girder. Berikut adalah cara memasukan kondisi perletakan dalam pemodelan:

Model / Boundary / Support Boundary Group Name > Defalut

Select Single (Node: 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16) Options > Add ; Support Types > D-All

Select Single (Node: 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64)

Options > Add ; Support Types > Dy, Dz (on)

(9)

L2/9

Input Data Pembebanan

Untuk analisa dinamis berdasarkan free vibration analisa hanya menggunakan pembebanan berupa beban mati struktur yaitu struktur komposit yang beratnya secara otomatis dikalkulasi oleh MIDAS dengan menggunakan Static Load Case dan beban mati tambahan berupa beban aspal dan beban trotoar yang harus di input oleh user.

Diatas permukaan plat lantai jembatan komposit diberi tambahan perkerasan lentur berupa lapisan aspal setebal 5 cm dengan berat jenis aspal 22 kN/m3, sehingga berat beban mati tambahan diatas girder tengah berupa berat aspal adalah sebagai berikut:

32 , 1 05 , 0 2 , 1 22× × = = × × = a be ta q γ kN/m

Penambahan beban mati dari beban trotoar pada girder paling tepi dengan berat jenis beton adalah 24 kN/m3 tebal trotoar 20cm dan lebar trotoar 1 meter, sehingga beban merata yang harus dipikul kedua girder tepi jembatgan adalah sebagai berikut:

8 , 4 1 2 , 0 24× × = = × × = c tt bt q γ kN/m

Memasukan berat sendiri struktur komposit Load / Static Load Cases

Name > Self Load ; Case > All Load Case Type > Dead Load ;

Load / Self Weight

Load Case Name > Self Load ; Load Group Name > Default x (-1) ; y(-1) ; z(-1)

(10)

L2/10

Memasukan Beban Pada Girder

Select by Window (Select Semua girder utama kecuali 2 girder paling tepi) Iso View, Element Number (off), Node Number (off)

Load / Element Beam Load

Load Case Name > Self Load ; Load Group Name > Default Options > Add ; Load Type > Uniform Load Eccentricity > Centroid ; Direction > Local Z

Value > Relative ; W (-1.32)

Select by Window (Select 2 girder paling tepi) W (-4.8)

(11)

L2/11

Merubah Beban Menjadi Massa

Dalam analisa dinamis semua beban harus dirubah menjadi massa karena dalam perhitungan frekuensi alamiah parameter yang dipaka adalah satuan massa (ton). Berikut adalah cara yang digunakan untuk merubah beban mati dalam kN menjadi ton:

Convert Beban Mati Struktur Komposit Kedalam Massa Model / Structure Type

Structure Type > 3D ; Mass Control Parameter > Lumped Mass Converet self-Weight into masses (on) ;Convert to X, Y, Z (on) Gravity Acceleration (9.806)

(12)

L2/12

Convert beban mati tambahan menjadi massa Model / Masses / Load to masses

Mass Direction > x, y, z ; Load Type for Converting > all on Gravity (9.806) ; Load Case > Self Load

Scale Factor (1) ;

(13)

L2/13

Anaisa Program

Analisa Dinamis (Eigenvalue)

Analisa dinamis digunakan untuk menghitung parameter sifat dinamis dari struktur dengan menyelesaikan persamaan karakteristik yang terdiri dari matriks massa dan matriks kekakuan struktur. Paremeter sifat dinamis yang dihasilkan dari kalkulasi menggunakan

Eigenvalue Analysis Control adalah sebagai berikut:

a. Natula mode (atau mode shape), parameter ini terkait dengan getaran bebas yang

terjadi pada system tanpa redaman. Urutan mode menunjuk pada tingkan dimana energy yang diberikan mampu merusak struktur.

b. Natural Period (atau frekuensi natural) adalah waktu yang dibutuhkan suatu struktur

untuk bergetar secara bebas dalam siklus alami yang sesuai pada satu mode penuh. c. Modal participation factor adalah Rasio pengaruh mode khusus terhadap mode total.

Lebih jelas mengenai penggunan Eigenvalue Analysis telah dijelaskan dalam BAB 2, dan dalam analisa kali ini akan menggunakan Eigenvalue Analysis dengan metode Lancoz karena metode ini cocok digunakan untuk menganalisa struktur yang tidak terlalu komplek dengan elemen struktur yang tidak terlalu banyak, metode ini menghasilkan hasil perhitungan yang cukup akurat dengan waktu analisa yang relative cepat. Berikut adalah cara penggunaan Eigenvalue Analysis dengan metode Lancoz dalam MIDAS:

Analysis / Eigen Value Analysis Control Type of Analysis > Eigen Vectors > Lancoz Eigen Vectos >

Number of Frequencies (5) Strum Sequence Check (on)

(14)

L2/14

Analisa Perhitungan

Untuk memulai proses kalkulasi dari analisa dimamis berikut adalah lagkah-langkahnya:

Analysis / Perform Analysis

Kemudian akan muncul dialog box yang menginformasikan bahwa analisa sedang berlangsung, untuk membatalkan analisa bias tekan tombol “Stop Execution !” yang ada pada dialog box tersebut:

Gambar 14 Preforming Analysis Dialog Box

Informasi mengenai langka- langkah atau proses dari perhitungan dapat dilihat pada massage windows yang ada pada bagian bawah drawing window.

(15)

L2/15

Analisa Hasil

Untuk memeriksa hasil analisa didnamis bisa dalam bentuk table untuk langasung melihat nilai hasil analisa atau dalam bentuk grafik dan angka untuk melihat gambaran dari struktur akibat pengaruh perubahan dari mode shape.

Melihat hasil grafis deformasi struktur: Result / Vibration Mode Shape

Load Case (Mode Numbers) > Mode 5 (pilih adalisa dari nomer mode yang diinginkan) Components > Md-XYZ

Type of Display >

Legend (on) ; Countour (on)

(16)

L2/16

Hasil analisa dala bentuk table:

Result > Result Tables > Vibration Mode Shape

Record Activation Dialog > select all mode (jika ingin menapilkan semua hasil mode)

Untuk meng impor haslil kedalam Microsoft exel klik pada kotak kosong pada ujung atas disamping tilisan “Node” > klik kanan > Export to Exel dan secara otomatis semua hitungan akan tersimpan dalam Microsoft exel dalam directory yang sama dengan file midas dibuat.

Gambar 17 Hasil analisa dalam table.

Secara otomatis hasil analisa juga akan direcord dalam notepad yang tersimpan dengan nama yang sama namun dengan extensi .out dan tersimpan dalam directory yang sama dimana file midas dibuat. Contoh dari file .out tersebut ada pada lampiran selanjutnya.

Gambar

Gambar 1. Tampilan awal dan Unit System dialog box
Gambar 2. Input Material Properties  Matrial properties yang harus di input adalah sebagai berikut:
Gambar 3. Section Layout
Gambar 4. Dialog box dari data penampang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bukti lain bahwa keputusan dalam melakukan dan menunaikan ibadah Jumat di masjid Assuada oleh para jamaah tidak terjadi terjadi secara langsung, mereka memahami

Dengan menggunakan metode framework SDLC yaitu analisa dan perencanaan untuk mengumpulkan informasi dan referensi dari website rumah sakit lain, perancangan untuk melakukan gambaran

Dari sisi permintaan, pertumbuhan perekonomian Jawa Timur utamanya didorong oleh konsumsi masyarakat, yang tercermin pada hasil survei konsumen, yang berada dalam

Tentukan masing- masing premi tunggal bersih untuk pembayaran santunan dilakukan pada akhir tahun kematian polis dengan pembayaran santunan dilakukan pada saat kematian

Dengan memproduksi barang yang unik, lucu dan model yang bagus serta harga yang relatif terjangkau, maka akan dapat menarik minat banyak orang untuk membeli... Page 7 of

Pada penelitian ini telah dilakukan pemurnian minyak nilam dan minyak daun cengkeh yang berwarna gelap dan keruh yang dihasilkan dari industri kecil penyulingan dengan

Tingkat rata-rata konsumsi pakan harian yang tinggi pada media yang ditambah kalsium mulai dari 30 mg/L merupakan akibat kebutuhan energi yang lebih tinggi untuk mendukung