• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi Pemeringkatan Obligasi, Obligasi dan Laporan Keuangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Fungsi Pemeringkatan Obligasi, Obligasi dan Laporan Keuangan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Fungsi Pemeringkatan Obligasi, Obligasi dan Laporan

Keuangan

Oleh : Yoyo Sudaryo

ABSTRAK rtikel ini mengeksplorasi

beberapa peringkat obligasi yang diterbitkan terkait dan informasi laporan keuangan, di mana informasi laporan keuangan memiliki pengaruh signifikan sesuai analisis beberapa penelitian dengan menampilakan bahasan tentang ; (1) Peringkat obligasi oleh agen, Moody dan Standard & Poor, dan (2) mengevaluasi harga surat utang oleh pasar modal. Beberapa metodologi yang muncul ketika kita membahas Peringkat obligasi yang terkait dengan analisis laporan keuangan. Salah satu alat analisis yang bisa kita gunakan untuk memprediksi Peringkat obligasi

adalah analisis diskriminan. Analisis diskriminan telah menguntungkan ketika peneliti menghadapi skala yang berbeda di kedua variabel dependen dan variabel independen. Alat analisis lain untuk memprediksi Peringkat obligasi adalah regresi berganda. Multiple regresi alat analisis yang cocok ketika peneliti skala wajah homogen di kedua variabel dependen dan variabel independen. Dan akhirnya, artikel ini menunjukkan studi empiris di topik ini dan hasil dari penelitian ini adalah informasi laporan keuangan secara signifikan telah mempengaruhi peringkat obligasi .

Kata Kunci : Debt Securities, Bond Rating, Financial Statement Information.

I. PENDAHULUAN

Debt securities (selanjutnya disebut obligasi) meliputi cangkupan

yang luas mengenai alat yang digunakan oleh beberapa pihak untuk melakukan pinjaman. Pihak yang dimaksud adalah perusahaan, pemerintah daerah dan pemerintah pusat serta pihak agensi mereka. Pada bagian ini akan dibahas dua bagian, dimana informasi laboran keuangan

(2)

memainkan peranan penting di dalam menganalisis obligasi: (1) di dalam menentukan pemeringkatan obligasi oleh pihak agensi, seperti Moody’s and Standar &Poor’s, dan (2) di dalam hal penilaian harga obligasi oleh pasar modal.

II. PEMERINGKATAN OBLIGASI

2.1 Penjelasan Pemeringkatan Obligasi

Pemeringkatan obligasi dari beberapa perusahaan, pemerintah daerah dan pemerintah pusat, dikeluarkan paling tidak oleh 5 perusahaan di Amerika dan beberapa perusahaan di negara lain. Sistem pemeringkatan “in-house” juga dikembangkan oleh beberapa bank dan perusahaan konsultan keuangan lainnya. Perusahaan dibedakan berdasarkan pemeringkatan obligasi mereka. Contoh:

a. pemeringkatan dibuat hanya untuk tujuan melihat tingkat obligasi berdasarkan investasinya.

b. Pemeringkatan Standard and Poor’s Corporate atau pemerintah daerah adalah merupakan penilaian terhadap nilai kredit dari penjamin yang percaya dengan obligasi tertentu.

c. Tingkat kredit suatu perusahaan menyediakan suatu sistem gradasi yang sangat sederhana, sehingga kapasitas perusahaan untuk melunasi bunga obligasi secara periodik dan beberapa hutang prinsipal dapat dimonitor (dicatat).

Pada umumnya pemeringkatan obligasi merupakan indikator dari kemungkinan pelunasan pokok pinjaman secara periodik beserta pemeringkatan oleh peminjam.

Semakin besar kemungkinan peminjam akan membayar kedua pokok pinjaman dan bunga obligasi, semakin tinggi juga pemeringkatan ditetapkan.

(3)

2.2 Fungsi (keunggulan) Pemeringkatan Obligasi

Paling tidak ada 6 keunggulan pemeringkatan obligasi (pemeringkatan perusahaan).

a. Sebagai sumber informasi utama untuk memperlihatkan kemampuan perusahaan, pemerintah daerah dan pemerintah pusat untuk melakukan pelunasan pokok pinjaman dan bunga hutang.

b. Merupakan sumber informasi kredit yang murah untuk memperoleh keterangan sejumlah aktivitas perusahaan, pemerintah daerah dan pemerintah pusat.

c. Sumber “legal insurance” untuk lembaga pengawasan keuangan investasi. Misalnya dengan menetukan batas tertinggi bunga obligasi. d. Sumber dari beberapa sertifikasi tambahan dari manajemen keuangan

dan pihak lain. Jika suatu perusahaan menentukan suatu tingkat suku bunga, maka secara implisit mereka juga telah menentukan tingkat resiko perusahaan.

e. Pemeringkatan merupakan salah satu indikator untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan manajemen. Jika manajemen perusahaan tidak melakukan penentuan sendiri atas pemeringkatan obligasi, mereka dapat menyewa badan lain yang dapat menggantikan tugas itu.

f. Sebagai pencegah terjadinya spekulasi investasi, oleh lembaga-lembaga keuangan seperti bank, asuransi maupun lembaga-lembaga pensiun. g. Namun, tidak semua fungsi tersebut dapat berhubungan dan menjadi

penting dalam praktik. Misalnya, Wakeman (1981) menyatakan bahwa pengumuman perubahan pemeringkatan obligasi tidak menyediakan suatu informasi baru bagi pasar modal. Mereka (dapat) membuktikan kualitas obligasi dan keakuratan informasi perusahaan dan memonitor resiko obligasi selama jangka hidup obligasi tersebut.

(4)

2.3 Model Kuantitatif Pemeringkatan

Model yang dibangun untuk memprediksi pemeringkatan obligasi, umumnya diformulasikan sebagai berikut:

Zi = f(Xi1, Xi2, . . . , Xin)

Dimana:

ZI adalah pemeringkatan obligasi i

Xij adalah nilai dari variabel ke j mengenai obligasi I

Analisis diskriminan adalah alat statistik yang paling sering digunakan di dalam mengestimasi. Model di atas, sering digunakan di dalam analisis tingkat obligasi, karena manfaat yang dikandung model tersebut.

a. Model ini dapat digunakan oleh perusahaan untuk menilai (memprediksi) tingkat agensi mereka sendiri. Hal ini penting untuk agensi karena dapat membuat konsistensi terhadap masing-masing obligasi individual dan sehingga hal ini dapat menjadi cara untuk menghindari (mengurangi) ketidakkonsistenan tingkat obligasi tersebut.

b. Model ini dapat juga digunakan sebagai bagian awal dalam menganalisis tingkat obligasi permulaan. Kemudian tingkat obligasi individual tersebut dipertimbangkan dengan faktor-faktor yang tidak tertangkap di dalam model untuk menetukan pemeringkatan akhir obligasi.

c. Selanjutnya, model ini sendiri dapat memberikan informasi penting bagi tingkat agensi di dalam proses pertimbangan yang dibuat.

d. Model ini juga dapat digunakan di dalam menentukan penyaringan terhadap signal perubahan kondisi ekonomi perusahaan, pemerintah daerah, maupun pemerintah pusat.

e. Model di atas juga penting bagi investor. Karena model tersebut dapat menyaring penempatan bagi investasi yang memiliki nilai yang sama tinggi (misalnya). Kesulitan dalam menggunakan model ini adalah apabila terdapat perbedaan masalah yang dihadapi oleh dua kelompok

(5)

obligasi. Hal ini mengakibatkan sulitnya memprediksi penentuan tingkat secara individual.

f. Sorotan utama penggunaan model ini adalah untuk pihak manajemen di dalam kepentingannya menentukan tingkat (nilai) perusahaan. Satu permasalahan lainnya yang muncul di dalam menggunakan model ini adalah sulitnya menentukan variabel independen karena ketidaktersediaannya di dalam literatur . Oleh sebab itu banyak sekali perbedaan hasil di dalam studi bidang ini. Idealnya, variabel “economic

rationale” dimasukkan sebagai variabel di dalam model ini. Karena

variabel ini akan memiliki beberapa kemampuan memprediksi nilai ketika faktor rasional menjadi hal yang perlu dipertimbangkan di dalam model.

Meskipun sebagian besar penentuan pemeringkatan tersebut di dasarkan pada pertimbangan, namun bagian-bagian tertentu secara langsung di dasarkan pada kuantitatif model. British Bond Rating Service (BBRS) seperti yang dikemukakan oleh Simon dan Coates (1980), menguji variabel- variabel, yang termasuk di dalamnya adalah ukuran perusahaan,

rasio leverage dan rasio interest coverage.

2.4 Model Kuantitatif terhadap Pemeringkatan Obligasi Perusahaan

Untuk beberapa tahun sekarang ini, pemeringkatan obligasi difokuskan pada obligasi perusahaan dan pemerintah daerah. Dengan meningkatnya perbedaan obligasi perusahaan, pemeringkatan obligasi menjadi permasalahan saat ini.

a. Pemeringkatan obligasi industrial

Belkaoui (1983) menguji pemeringkatan obligasi dengan memasukkan sampel estimasi sebanyak 266 obligasi industrial dan sampel validasi sebanyak 115 obligasi industrial, semua diletakkan pada tingkat B atau di atas dengan Standard & Poor’s 1981. Ada 9 variabel yang dipilih Belkaoui yang digunakan di dalam model analisis diskriminan multipel linear. Untuk sampel estimasi, model diskriminan secara benar

(6)

mengklasifikasikan 72,9% (194/266) pemeringkatan obligasi. Dalam sampel validasi, model secara benar mengklasifikasikan 67,8% (78/115) pemeringkatan obligasi. Kedua hasil sampel tersebut lebih tinggi dari penelitian sebelumnya.

b. Obligasi yang lain

Telah ada terlebih dahulu metodologi yang diterapkan di dalam obligasi. Peavy dan Edgar (1983) menguji pemeringkatan commercial

paper Moody 1981 dari 83 bank holding companies. 5 variabel model

linear digunakan di dalam memprediksi commercial paper dan menghasilkan bahwa model tersebut mampu memprediksi pemeringkatan Moody dengan tingkat keberhasilan 88%.

2.5 Model Kuantitatif terhadap Pemeringkatan Pemerintah Daerah.

Dua kategori obligasi pemerintah daerah.

a. General obligation bond. Yaitu obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah untuk memiliki kekuatan dalam memungut sejumlah pajak. Obligasi ini dijamin oleh yang mengeluarkannya tanpa persyaratan pembayaran pokok pinjaman (prinsipal) dan bunga secara tepat waktu.

b. Revenue bond. Obligasi ini adalah tipe yang digunakan untuk mengerjakan suatu proyek tertentu yang akan menghasilkan income (misal; airport, bridge dan lain-lain).

Model kuantitatif terhadap pemeringkatan pemerintah daerah dikonsentrasikan pada general obligation bond. Raman (1982) melakukan studi dalam bidang ini dengan menguji 236 kota di U.S. (dengan populasi 50.000 dan lebih) dengan menggunakan 4 kategori rating tertinggi dari Moody tanpa perubahan sejak tahun 1975-1979. Variabel independen yang dimasukkan ada 10. Tingkat keberhasilan secara signifikan berada pada range antara 51.3% sampai 55.6%. Tingkat keberhasilan ini lebih baik dan konsisten dengan penelitian sebelumnya.

(7)

Bila dibandingkan dengan keberhasilan yang dicapai model kuantitatif yang lain dengan model pemeringkatan perusahaan, keberhasilan ini lebih kecil. Beberapa penjelasan yang diberikan sehubungan dengan kesulitan besar yang dihadapi model pemeringkatan pemerintah daerah adalah:

a. Obligasi pemerintah daerah lebih heterogen.

b. Keseragaman laporan keuangan berada peda level yang rendah. c. Kualitas laporan yang rendah.

d. Permasalahan keterlambatan perubahan pemeringkatan yang lebih sulit bila terdapat perubahan kondisi.

e. Rating firm yang tidak konsisten dengan tingkat pemeringkatan obligasi pemerintah daerah.

III. PENILAIAN HARGA OBLIGASI

3.1 Debt-Securities Yields and Debt-Securities Ratings

Current yield dan yield to maturity adalah dua hal yang sering

digunakan di dalam literatur investasi obligasi. Obligasi yang current yield adalah coupon rate (obligasi yang menawarkan pemeringkatan tertentu) yang dinyatakan dalam dollar dibagi dengan harga pasar sekarang.

Yield to maturity (nilai keseluruhan obligasi sampai saat jatuh

tempo) dengan nilai jual pasar sekarang (misal) $857 akan bernilai (misal) $1000 saat jatuh tempo dan diberi jaminan (misal) $35 ($70 / 2) setiap setengah tahunnya.

Terkadang dikatakan bahwa terdapat hubungan sebab akibat antara pemeringkatan obligasi dengan hasil obligasi. Karena pemeringkatan obligasi yang telah ditentukan merupakan faktor penentu berapa pemeringkatan (usaha lebih) yang harus dibayarkan oleh pihak yang mengeluarkan obligasi kepada pihak pemberi pinjaman.

(8)

3.2 Faktor-faktor yang menentukan Perbedaan Hasil Pemeringkatan Obligasi Perusahaan

Fisher (1959) melakukan analisis yang pertama kalinya mengenai faktor yang menjelaskan perbedaan hasil obligasi. Untuk mengendalikan faktor non-firm yang mungkin mempengaruhi hasil obligasi, dilakukan pengujian risk premium dari pada yield to maturity. Risk premium adalah perbedaan antara nilai pasar saat jatuh tempo dengan pure rate of interest (tingkat bunga yang sesungguhnya). Sedangkan pure rate of interest didefinisikan sebagai nilai pasar pada obligasi yang kurang beresiko pada hari yang sama saat obligasi di bawah konsiderasi. Kedua resiko yang tidak disengaja dengan resiko marketability dihipotesiskan sebagai faktor yang menentukan risk premium. Terdapat tiga variabel yang digunakan sebagai proksi resiko (earnings variability, solvency dan equity/debt ratio). Variabel yang diuji Fisher tersebut merupakan suatu bagian yang penting di dalam menjelaskan perbedaan antara hasil sekuritas.

3.3 Faktor-faktor yang menentukan Perbedaan Hasil Obligasi Pemerintah Daerah Analisis regresi

Juga digunakan di dalam riset hasil obligasi pemerintah daerah. Ingram dan Copeland (1984) menguji risk premium pada general obligation 76 pemerintah daerah pada tahun 1976-1979. Risk premium untuk masing-masing obligasi sebagai variabel dependen sedangkan variabel

independennya adalah rasio keuangan.

3.4 Faktor-faktor yang menentukan Harga Obligasi dan Return Obligasi

Ada dua faktor yang penting sebagai penentu harga obligasi perusahaan. (1) Aliran waktu pembayaran coupon pada obligasi. (2) Karakteristik obligasi. Diilustrasikan pada studi yang dilakukan oleh Boardman dan McEnally (1981), analisis harga terhadap 515 obligasi perusahaan yang dipilh secara random pada 4 periode waktu (akhir tahun 1972, 1973, 1974 dan 1975). Regresi dilakukan secara terpisah antara

(9)

kategori pemeringkatan obligasi Aaa, Aa, A dan Baa. Penulis menyatakan bahwa terdapat kemampuan menjelaskan yang rendah pada obligasi Baa. Namun hal ini konsisten dengan observasi standar bahwa kualitas obligasi yang rendah kurang seragam dibandingkan dengan grup obligasi yang berkualitas tinggi.

3.5 Bukti Empiris: Pengaruh Pengumuman Agen terhadap

Pemeringkatan pada Obligasi dan Harga Saham

Bagian ini akan menjelaskan paper John R.M Hand, Robert W. Holthausen, and Richard W. Leftwitch (1992). Penelitian mereka ini menguji kelebihan return obligasi dan return saham harian atas dua tipe tingkat obligasi yang diumumkan oleh agensi: pemberitahuan dari kemungkinan tingkat perubahan melalui tambahan Standard and Poor’s Credit Watch List (SPWCL) antara tahun 1981 dan 1983, dan perubahan tingkat obligasi yang sesungguhnya yang diumumkan oleh Moody’s and Standard and Poor’s (MSP) antara tahun 1977 dan 1982.

Studi terdahulu menggunakan harga obligasi untuk menguji pengaruh perubahan pemeringkatan dengan hasil mixed. Weinstein (1977) (dengan return obligasi bulanannya) dan Wakeman (1978) (return saham bulanan dan return obligasi mingguan) tidak menemukan reaksi harga pada saat perubahan pemeringkatan. Penelitian lain seperti Katz (1974) (perubahan bulanan hasil obligasi), Grier dan Katz (1976) (rata-rata bulanan harga obligasi) dan Ingram, Brooks dan Copeland (1983) ( perubahan bulanan pada hasil obligasi pemerintah daerah), menemukan reaksi harga yang signifikan. Ada satu keunggulan penelitian kali ini, yaitu dengan menggunakan data harian untuk menutup (menghindari) pengaruh pengumuman harga obligasi. Meskipun tanpa perdagangan, obligasi tidak selalu digunakan pada window yang pendek untuk mengestimasi respon harga. Keunggulan potensial lainnya dalam penelitian ini adalah dengan membedakan pengujian pemberitahuan dari kemungkinan tingkat perubahan melalui tambahan Standard and Poor’s

(10)

tingkat obligasi yang sesungguhnya yang diumumkan oleh Moody’s and

Standard and Poor’s (MSP) antara tahun 1977 dan 1982. Hasil yang

diperoleh memperlihatkan bahwa pengumuman perubahan pemeringkatan mungkin muncul setelah hutang perusahaan didaftarkan pada Credit Watch List atau pengumuman ada tanpa diperkenalkan oleh

Credit Watch. Hasil keseluruhan memperlihatkan bahwa tidak ada indikasi

pengaruh yang signifikan terhadap dampak pengumuman peringkat obligasi atas kelebihan return obligasi. Namun begitu, penelitian ini mengembangkan suatu model ekspektasi perubahan pemeringkatan untuk membedakan antara perubahan yang diekspektasi dan tidak diekspektasi.

Penelitian yang telah ada di dalam menguji pengaruh pengumuman CWL memberikan hasil yang tidak signifikan pada rata-rata kelebihan return obligasi. Pada penelitian ini diberi tambahan klasifikasi yang tidak diekspektasi pada model ekspektasi, suatu signifikansi negatif pada rata-rata kelebihan return obligasi sebesar –1.39% yang berhubungan dengan indikasi downgrades dan signifikansi positif pada rata-rata kelebihan return obligasi sebesar 2.25% yang berhubungan dengan indikasi

upgrades. Signifikansi ini melalui observasi pada waktu downgrades tapi

tidak pada waktu upgrades.

Rata-rata kelebihan return obligasi pada pengumuman tingkat obligasi downgrades yang sesungguhnya yang dikeluarkan oleh MSP adalah –1.27% dan median kelebihan return adalah sebesar –0.45%. Median ini sama dengan pengalaman sebelumnya yaitu berkisar pada angka –0.55. Pengumuman downgrades juga mempengaruhi harga ekuitas. Pengaruh negatif pada obligasi dan ekuitas sama, meskipun biasanya rata-rata negatif pada ekuitas lebih besar negatifnya dibandingkan dengan negatif pada obligasi.

Bukti pada upgrades lemah, pengaruh median dan mean terhadap pengumuman sekitar 0.35%. Disimpulkan bahwa sedikit sekali bukti yang menunjukkan kelebihan return positif untuk ekuitas pada perusahaan

(11)

Hasil studi terdahulu terhadap pengaruh pengumuman agensi tentang tingkat obligasiharian pada harga common dan preferred stock umumnya konsisten dengan hasil studi ini. Holthausen dan Leftwich (1986) menguji respon pada harga saham umum yang diumumkan oleh CW dan perubahan tingkat obligasi dan menemukan bukti bahwa harga saham bereaksi pada semua pengumuman kecuali pengumuman tingkat upgrade sesungguhnya.

3.6 Data : Perubahan Tingkat pada Moody’s and Standard and Poors

Studi ini menganalisa dua tipe pengumuman agensi terhadap tingkat obligasi. Pertama adalah sampel sekitar 250 tambahan untuk CPCWL. Kedua, sampel sebanyak 1.100 tentang pengumuman perubahan tingkat obligasi pada MSP. Observasi terhadap sampel dilakukan dari sejak CWL berdiri (Nopember 1981) sampai 31 Desember 1983. Sampel tentang pengumuman perubahan tingkat obligasi pada MSP yang diobservasi meliputi periode 1977-1982, yang diperoleh melalui seksi “Taxable

Corporate Securities – Ratings Reviewed and Revised” dari Moody’s Bond Survey.

Sampel pada mulanya terdari perusahaan yang memiliki informasi tentang frekuensi perdagangan untuk 1548 obligasi di dalam sampel perubahan tingkat obligasi. Namur sampel diseleksi untuk obligasi yang memiliki transaksi sebelum dan sesudah pengumuman perubahan tingkat obligasi terdapat sampel sebanyak 1.133. Terdiri dari 841 yang

downgrades dan 292 yang upgrades.

IV. PENGUKURAN KELEBIHAN RETURN OBLIGASI DAN SAHAM 4.1 Estimasi pada Kelebihan Return Obligasi.

“Window spanning” kelebihan return digunakan karena perdagangan obligasi tidak selalu ada dan harga obligasi yang tidak

(12)

tersedia pada hari 0 dan +1. Sehingga window spanning untuk tiap obligasi diukur dari –11 sampai –1, setelah hari +1 (+2).

Estimasi kelebihan return untuk obligasi sedikit ekstrim ke satu sisi, sehingga perlu juga dilaporkan kedua median kelebihan return obligasi dan proporsi positif dari window spanning kelebihan return obligasi. Tes binomial (Z-statistik) untuk mengindikasikan apakah proporsi yang diobservasi dari proporsi positif tersebut secara meyakinkan berbeda dari 50%.

4.2 Estimasi pada Kelebihan Return Saham.

Kelebihan return saham disefinisikan sebagai kesalahan prediksi saham yang dihitung dari model pasar, dijumlahkan setelah event days 0 dan 1. Biasanya yang dilaporkan adalah permasalahan kelebihan return saham dan proporsi yang positif dari kelebihan return saham.

4.3 Model Ekspektasi untuk Pengumuman Agensi terhadap Tingkat Obligasi

Studi ini mengukur ekspektasi terhadap tingkat perubahan obligasi dengan membandingkan pemeringkatan obligasi sebagai hasil saat jatuh tempo (yield to maturity) seperti pada CW atau perubahan tingkat yang sesungguhnya. Jika pada saat jatuh tempo pemeringkatan lebih besar dari standar, maka argumen yang diberikan adalah bahwa investor yakin bahwa obligasi memiliki defaulf risk yang lebih besar dibandingkan dengan obligasi pembandingnya.

V. HASIL

5.1 Pengumuman dari SPCW.

Pada tabel III disajikan bukti pada kelebihan return obligasi dan saham yang berhubungan dengan indikasi adanya downgrades maupun

(13)

downgrades lebih didukung dengan adanya pengaruh terhadap harga

untuk pengumuman yang tidak diekspektasi baik terhadap return obligasi maupun saham. Sedangkan pada indikasi upgrades, hanya obligasi yang memiliki rata-rata positif pada kelebihan return, tidak pada saham.

5.2 Perubahan Tingkat Obligasi dari MSP.

Terdapat kesulitan untuk menginterpretasikan perubahan tingkat obligasi dari MSP karena munculnya beberapa hal yang tidak konsisten. Misalnya saat downgrades signifikansi negatif pada rata-rata kelebihan pada return saham dan obligasi, namun signifikansi yang cukup lemah pada rata-rata kelebihan pada return saham dan obligasi saat upgrades.

5.3 Analisis Cross-Sectional terhadap Kelebihan Return Obligasi

Estimasi regresi multivariat digunakan untuk mencoba menjelaskan variasi crosssection pada window-spanning kelebihan return obligasi. Regresi yang terpisah dilakukan terhadap estimasi downgrades dan

upgrades. Regresi didasarkan pada obligasi individual karena variabel

independen yang utama adalah karakteristik obligasi, bukan karakteristik perusahaan. Hasil regresi dengan observasi yang noncontaminated, tidak singel variabel memiliki signifikansi dan predicted sign.

5.4 Kesimpulan

Kelebihan return obligasi untuk tambahan CWL umumnya tidak signifikan kecuali perubahan tingkat yang diekspektasi dikeluarkan dari analisis atau observasi. Pengujian noncontaminate yang diklasifikasikan sebagai hal yang tidak diekspektasi, umumnya meningkatkan pengaruh harga obligasi dan saham yang diukur pada pengumuman CWL. Rata-rata kelebihan return obligasi dan saham pada pengumuman dowmgrades secara satistika signifikan. Namun rata-rata kelebihan return obligasi dan saham pada pengumuman upgrades sedikit kurang dapat dipercaya.

(14)

Beberapa ketidakkonsistenan di dalam hasil juga muncul, khususnya, temuan di dalam hasil yang asimetri terhadap dowmgrades dan upgrades. Misalnya adalah pada saat downgrades terdapat signifikansi negatif pada rata-rata kelebihan pada return saham dan obligasi, namun signifikansi yang cukup lemah pada rata-rata kelebihan return saham dan obligasi saat

upgrades.

Daftar Pustaka

Belkaoui, A., Industrial Bonds and the Rating Process. Westport, Conn.: Quorum Books, 1983.

Boardman and Mc. Enally. “Factors Affecting Seasoned Corporate Bond Prices.”Journal of Financial and Quantitative Analysis (June 1981): 207-226.

Fisher, L. “Determinants of Risk Premiums on Corporate Bonds,” Journal of

PoliticalEconomy (June, 1959): 217-237.

Holthausen, R. W., and R. W. Leftwich. “The Ecomonic Consequences of Accounting Choice: Implication of Costly Contracting and Monitoring.” Journal of Accounting and Economics (August 1986): 77-117.

Ingram, Brooks dan Copeland, The Information Content of Municipal Bond Rating Changes: A Note. Journal of Finance 38. (1983): 997-1003. John R.M Hand, Robert W. Holthausen, and Richard W. Leftwitch, “the

Effect of Bond rating Agency Announcements on Bond and Stock Prices.” The Journal of Finance. Vol. XLVII, NO.2. June, 1992.

Lindrianasari , Pemeringkatan obligasi, Obligasi, dan Laporan Keuangan, Jurnal akuntansi dan keuangan, Vol-9 No.2 Juli 2004

Katz, S., The Price Adjustment Process of Bond rating Reclassifications: A test of Bond Mareket Efficiency. Journal of Finance 29, (1974): 551-559.

(15)

Peavy and Edgar. “A Multiple Discriminant Analysis of BHC Commercial Paper Ratings.” Journal of Banking and Finacial (June 1983): 161-173.

Raman,K.K. “Financial Reporting and Municipal Bonds Ratings.” Journal of

Accounting, Auditing and Finance (Winter 1982): 144-153.

Simon and Coates. British Bond Rating Service. London, United Kingdom: 1980.

Wakeman, L. M. “The Real Function of Bond Rating Agencies. “ Chase

Financial Quarterly (Fall 1981): 18-25.

Weinstein, M. I. “The Effect of a Rating Change Announcement on Bond Price.” Journal of Financial Economics (December 1977): 329-350

Riwayat Hidup :

Yoyo Sudaryo. SE. MM. lahir di Ciamis, 09 Desember 1969 Pendidikan

Terakhir S2 Magister Manajemen Unpad 1996, Sekarang menjadi Dosen di YIM STIE INABA.

Referensi

Dokumen terkait

Some of the people that are playing, and that have few rounds to play in the tournament don’t count the drinks they have during their games and at the very end of the day they

People will find it very difficult to be ready to run a marathon with success if they haven’t taken weeks or even months to adequately prepare for it.. You see, running a marathon is

Jenis-jenis kayu yang masuk kelas awet I dan II, meskipun digunakan pada tempat yang berhubungan dengan tanah tidak perlu diawetkan, sedangkan jenis kayu yang masuk

Berdasarkan pengertian di atas maka kompetensi, motivasi, dan kinerja guru yang berorientasi pada kualitas pembelajaran PAI adalah merupakan modal yang utama dan merupakan

Penelitian yang telah dilakukan di UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty Kecamatan Margahayu Bandung dapat disimpulkan bahwa hasil pencarian atribut yang didapatkan dari studi

Dalam perkuliahan ini dibahas tentang pengertian, ruang lingkup, dan pembelajaran mengenai Statistik Inferensial Parametrik: Korelasi, Regresi, T Tes, Anova;

pewawancara adalah apakah kelemahan itu aan menggangu pekerjaan Anda dan sejauh mana Anda dapat mengubah kelemahan itu menjadi kekuatan. Misalnya, Anda orang yang sulit

Undang-undang ini menerjemahkan monopoli sebagai suatu tindakan penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku