Karya Tulis Stase Kmb Askep Ileus Obstruktif Kelompok 2

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn.Y DENGAN ILEUS OBSTRUKTIF ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn.Y DENGAN ILEUS OBSTRUKTIF

DI RUANG NUSA INDAH RSUD MAJALENGKA DI RUANG NUSA INDAH RSUD MAJALENGKA

TAHUN 2013 TAHUN 2013

Disusun Oleh : Disusun Oleh : 1.

1. Andy KurniawanAndy Kurniawan 2.

2. Aan NurhasanahAan Nurhasanah 3.

3. Ade SudarsonoAde Sudarsono 4.

4. Deasy AndiyantiDeasy Andiyanti 5.

5. Dewi NurmayaDewi Nurmaya 6.

6. Eni RohayatiEni Rohayati 7.

7. Engkus KusliahEngkus Kusliah 8.

8. Iis Indra YuniasihIis Indra Yuniasih 9.

9. Jaja SutarjaJaja Sutarja 10.

10. Jajang SutejaJajang Suteja 11.

11. Rini AbriyaniRini Abriyani 12.

12. Sri HastutiSri Hastuti 13.

13. SujanaSujana

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) CIREBON SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) CIREBON

2013 2013

(2)

The world's largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial Cancel Anytime.

(3)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cirebon

Program Studi Ilmu Keperawatan

Tahun 2013

ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. Y DENGAN ILEUS OBSTRUKTIF ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. Y DENGAN ILEUS OBSTRUKTIF

DI RUANG

DI RUANG NUSA INDAH NUSA INDAH RSUD RSUD MAJALENGKAMAJALENGKA vii+53 halaman, 3 tabel, 4 gambar, 1 lampiran

vii+53 halaman, 3 tabel, 4 gambar, 1 lampiran

Ileus obstruktif adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana merupakan Ileus obstruktif adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana merupakan penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu jalannya isi usus. Obstruksi penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu jalannya isi usus. Obstruksi intestinal merupakan salah satu bentuk kelainan pada traktus digestivus dan menjadi intestinal merupakan salah satu bentuk kelainan pada traktus digestivus dan menjadi kegawatan dalam bedah abdominalis. Setiap tahunnya 1 dari 1000 penduduk dari segala kegawatan dalam bedah abdominalis. Setiap tahunnya 1 dari 1000 penduduk dari segala usia didiagnosa ileus. Dampak ileus obstruktif terhadap kebutuhan dasar manusia usia didiagnosa ileus. Dampak ileus obstruktif terhadap kebutuhan dasar manusia diantaranya kebutuhan oxigenasi, kebutuhan cairan dan elektrolit, kebutuhan rasa aman, diantaranya kebutuhan oxigenasi, kebutuhan cairan dan elektrolit, kebutuhan rasa aman, kebutuhan nutrisi, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan istirahat dan tidur. Sedangkan kebutuhan nutrisi, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan istirahat dan tidur. Sedangkan komplikasi yang dapat terjadi akibat ileus obstruksi, yaitu syok hipovolemik, perporasi, komplikasi yang dapat terjadi akibat ileus obstruksi, yaitu syok hipovolemik, perporasi, peritonitis, sepsis dan kematian. Angka kematian ileus obstruktif berkisar antara 15 peritonitis, sepsis dan kematian. Angka kematian ileus obstruktif berkisar antara 15 – – 30%. Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mendapatkan gambaran nyata 30%. Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mendapatkan gambaran nyata mengenai asuhan keperawatan pada pasien dengan ileus obstrutif di Ruang Nusa Indah mengenai asuhan keperawatan pada pasien dengan ileus obstrutif di Ruang Nusa Indah RSUD Majalengka.

RSUD Majalengka.

Penulisan karya tulis ilmiah ini menggunakan metode deskriftif, yaitu suatu Penulisan karya tulis ilmiah ini menggunakan metode deskriftif, yaitu suatu metode yang bersifat mengumpulkan data, menganalisa dan menarik kesimpulan dari metode yang bersifat mengumpulkan data, menganalisa dan menarik kesimpulan dari kasus yang diamati dengan apa adanya. Data diperoleh dengan menggunakan teknik kasus yang diamati dengan apa adanya. Data diperoleh dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang meliputi : Studi kepustakaan dan studi kasus secara langsung pengumpulan data yang meliputi : Studi kepustakaan dan studi kasus secara langsung pada pasien serta berpartisipasi aktif dalam memberikan asuhan keperawatan.

pada pasien serta berpartisipasi aktif dalam memberikan asuhan keperawatan.

Studi kasus dilakukan pada Nn. Y di ruang Nusa Indah RSUD Majalengka dengan Studi kasus dilakukan pada Nn. Y di ruang Nusa Indah RSUD Majalengka dengan ileus obstruktif partial. Hasil evaluasi terhadap asuhan keperawatan yang diberikan, dari ileus obstruktif partial. Hasil evaluasi terhadap asuhan keperawatan yang diberikan, dari 4 masalah keperawatan yang diintervensi hanya 1 masalah keperawatan yang teratasi 4 masalah keperawatan yang diintervensi hanya 1 masalah keperawatan yang teratasi yaitu gangguan pola eliminasi : konstipasi.

yaitu gangguan pola eliminasi : konstipasi.

Sehubungan dengan hasil tersebut, karena keterbatasan waktu maka intervensi Sehubungan dengan hasil tersebut, karena keterbatasan waktu maka intervensi yang telah disusun dikonfirmasikan kembali dengan perawat di ruangan.

yang telah disusun dikonfirmasikan kembali dengan perawat di ruangan.

Kata

Kata kunci kunci : : Asuhan Asuhan Keperawatan Keperawatan Ileus Ileus Obstruktif, Obstruktif, Teori Teori dan dan Praktek Praktek Daftar bacaan

(4)

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

rahmat dan hidayahnya-hidayahnya-Nya Nya sehingga penulis dapat sehingga penulis dapat menyelesaikan menyelesaikan karya tulis karya tulis ilmiahilmiah dengan judul

dengan judul ’’’’Asuhan Keperawatan Asuhan Keperawatan pada Nn. pada Nn. Y Y dengan Ileus dengan Ileus Obstruktif Obstruktif di Ruangdi Ruang Nusa Indah RSUD Majalengka

Nusa Indah RSUD Majalengka ’’’’..

Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini untuk memenuhi salah satu syarat Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh pendidikan Ilmu Keperawatan STIKes Cirebon.

dalam menempuh pendidikan Ilmu Keperawatan STIKes Cirebon.

Penulis telah berupaya seoptimal mungkin untuk dapat menyelesaikan karya tulis Penulis telah berupaya seoptimal mungkin untuk dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan sebaik-baiknya, namun penulis menyadari banyak kekurangan dan ilmiah ini dengan sebaik-baiknya, namun penulis menyadari banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, untuk

jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangyang membangunun dari semua pihak.

dari semua pihak.

Penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi penulis khususnya Penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

dan pembaca pada umumnya.

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih pada yang terhormat :

menyampaikan terima kasih pada yang terhormat : 1.

1. Drs. H. E. Djumhana Cholil, MM, selaku Ketua Yayasan RISE Cirebon.Drs. H. E. Djumhana Cholil, MM, selaku Ketua Yayasan RISE Cirebon. 2.

2. dr. H. Asep Suandi, M.Epid, dr. H. Asep Suandi, M.Epid, selaku direktur RSUD Majalengselaku direktur RSUD Majalengkaka 3.

3. Mohammad Sadli, SKM, M.MKes, selaku Ketua STIKes Cirebon.Mohammad Sadli, SKM, M.MKes, selaku Ketua STIKes Cirebon. 4.

4. Awaludin Jahid Awaludin Jahid Abdilah, S.Kp, Abdilah, S.Kp, selaku Ketua selaku Ketua Program Studi Program Studi Ilmu Ilmu KeperawatanKeperawatan STIKes Cirebon.

STIKes Cirebon. 5.

5. Arif Wibawa Rukmana, S.Kep, Ners, MPH, selaku pembimbing akademik.Arif Wibawa Rukmana, S.Kep, Ners, MPH, selaku pembimbing akademik. 6.

6. Yuyun Fitri Rayandini, S.Kep, Ners, selaku pembimbing klinik.Yuyun Fitri Rayandini, S.Kep, Ners, selaku pembimbing klinik. 7.

7. Semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.Semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Mudah-mudahan bantuan, bimbingan dan budi baik yang telah diberikan pada Mudah-mudahan bantuan, bimbingan dan budi baik yang telah diberikan pada penulis mendapat balasan dengan limpahan berkat dan anugrah dari Allah SWT. penulis mendapat balasan dengan limpahan berkat dan anugrah dari Allah SWT. Amin...

Amin...

Majalengka

Majalengka, , Januari Januari 20132013

Penulis Penulis

(6)

(7)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan Lembar Persetujuan Lembar Pengesahan Lembar Pengesahan Abstrak...i Abstrak...i Kata Pengantar... ii Kata Pengantar... ii

Daftar Isi... iii

Daftar Tabel... v

Daftar Gambar... vi

Daftar Lampira Daftar Lampiran...n... ... ... ... ... viivii BAB I BAB I PENDAHULUAN... 1PENDAHULUAN... 1

A. A. Latar Belakang...Latar Belakang... ... ... ... 11 B. B. Ruang Lingkup... 2Ruang Lingkup... 2

C. C. Tujuan Penulisan... 2Tujuan Penulisan... 2

D. D. Metoda Penulisan... 3Metoda Penulisan... 3

BAB II BAB II TINJAUATINJAUAN TEORITIS...N TEORITIS... ... ... 44 A. A. Konsep DasKonsep Dasar Ileus Obstruktif...ar Ileus Obstruktif... ... 4... 4

1. 1. Pengertian... 4Pengertian... 4

2. 2. Etiologi... 8Etiologi... 8

3. 3. Tanda dan Gejala...Tanda dan Gejala... ... 8... 8

4. 4. PatofisiologPatofisiologi...i... ... ... 1... 100 5. 5. PemeriksaPemeriksaan an PenunjangPenunjang... ... 1... 111 6. 6. Komplikasi... 12Komplikasi... 12

7. 7. PenatalakPenatalaksanaan...sanaan... ... ... 1... 122 B. B. Dampak Penyakit Terhadap Kebutuhan Dasar Dampak Penyakit Terhadap Kebutuhan Dasar Manusia... 13Manusia... 13

C. C. Asuhan Keperawatan Ileus Asuhan Keperawatan Ileus Obstruktif... Obstruktif... 1414 1. 1. Pengkajian... 14Pengkajian... 14

2. 2. Diagnosis KeperawDiagnosis Keperawatan Yang Mungkin Muncul...atan Yang Mungkin Muncul... ... 15... 15

3. 3. IntervensIntervensi Keperawatan...i Keperawatan... ... .... 16.... 16 BAB III

(8)

(9)

C.

C. Rencana Tindakan Keperawatan...Rencana Tindakan Keperawatan... ... 3... 333 D.

D. Implementasi KepeImplementasi Keperawatan dan Catatan Perkrawatan dan Catatan Perkembangan Perawatan.embangan Perawatan.. . 3535 E.

E. Evaluasi... 44Evaluasi... 44 BAB IV

BAB IV PEMBAHASAN... 46PEMBAHASAN... 46 BAB V

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 51SIMPULAN DAN SARAN... 51 A. A. Simpulan...Simpulan... ... ... ... 5151 B. B. Saran... 51Saran... 51 Daftar Pusta Daftar Pustaka ka ... ... ... ... 52... 52 Lampiran... 53 Lampiran... 53

(10)

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor

Nomor Judul Judul Tabel Tabel HalamanHalaman

3.1 3.1 3.2 3.2 3.3 3.3

Pola Nutrisi dan Metabolisme Pola Nutrisi dan Metabolisme Hasil Pemeriksaan Laboratorium Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Terapi yang diberikan di Ruang Nusa Indah RSUD Majalengka Terapi yang diberikan di Ruang Nusa Indah RSUD Majalengka

26 26 29 29 30 30

(12)

(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Nomor Judul Judul Gambar Gambar HalamanHalaman

2.1 2.1 3.1 3.1 3.2 3.2 3.3 3.3

Anatomi Sistem Pencernaan Anatomi Sistem Pencernaan Genogram

Genogram

Distensi Abdomen pada Ileus Obstruktif Distensi Abdomen pada Ileus Obstruktif Foto Polos Abdomen

Foto Polos Abdomen

6 6 21 21 23 23 29 29

(14)

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Nomor Judul Lampiran Judul Lampiran HalamanHalaman

Lampiran

(16)

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

A. Latar BelakangLatar Belakang

Pada dasarnya, semua makhluk hidup harus memenuhi kebutuhan energinya Pada dasarnya, semua makhluk hidup harus memenuhi kebutuhan energinya dengan cara mengkonsumsi makanan. Makanan tersebut kemudian diuraikan dalam dengan cara mengkonsumsi makanan. Makanan tersebut kemudian diuraikan dalam sistem pencernaan menjadi sumber energi, sebagai komponen penyusun sel dan sistem pencernaan menjadi sumber energi, sebagai komponen penyusun sel dan jaringan

jaringan tubuh, tubuh, dan dan nutrisi nutrisi yang yang membantu membantu fungsi fungsi fisiologis fisiologis tubuh. tubuh. PencernaanPencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi ukuran makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang kompleks yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan menggunakan enzim dan organ-organ menjadi molekul yang sederhana dengan menggunakan enzim dan organ-organ pencernaan. Enzim ini dihasilkan oleh organ-organ pencernaan dan jenisnya pencernaan. Enzim ini dihasilkan oleh organ-organ pencernaan dan jenisnya tergantung dari bahan makanan yang akan dicerna oleh tubuh. Luasnya daerah tergantung dari bahan makanan yang akan dicerna oleh tubuh. Luasnya daerah permukaan saluran cerna dan fungsi digestifnya menunjukan betapa pentingnya permukaan saluran cerna dan fungsi digestifnya menunjukan betapa pentingnya makna pertukaran antara organisme manusia dengan lingkungannya. Kelainan makna pertukaran antara organisme manusia dengan lingkungannya. Kelainan inflamasi

inflamasi dan dan malabsorpsi malabsorpsi akan akan mengganggu mengganggu keutuhan keutuhan fungsi fungsi traktustraktus gastrointestinal. ( Dona L.Wong, 2008 )

gastrointestinal. ( Dona L.Wong, 2008 )

Obstruksi intestinal merupakan salah satu bentuk kelainan pada traktus Obstruksi intestinal merupakan salah satu bentuk kelainan pada traktus digestivus dan menjadi kegawatan dalam bedah abdominalis yang sering dijumpai, digestivus dan menjadi kegawatan dalam bedah abdominalis yang sering dijumpai, merupakan 60-70% dari seluruh kasus akut abdomen yang bukan appendicitis merupakan 60-70% dari seluruh kasus akut abdomen yang bukan appendicitis akuta. Setiap tahunnya 1 dari 1000 penduduk dari segala usia didiagnosa ileus akuta. Setiap tahunnya 1 dari 1000 penduduk dari segala usia didiagnosa ileus (Davidson, 2006). Di Amerika diperkirakan sekitar 300.000-400.000 orang (Davidson, 2006). Di Amerika diperkirakan sekitar 300.000-400.000 orang menderita ileus setiap tahunnya (Jeekel, 2003). Sedangkan di Indonesia menderita ileus setiap tahunnya (Jeekel, 2003). Sedangkan di Indonesia berdasarkan data Depkes RI tahun 2004 tercatat ada 7.059 kasus ileus paralitik dan berdasarkan data Depkes RI tahun 2004 tercatat ada 7.059 kasus ileus paralitik dan obstruktif

obstruktif yang dirawat yang dirawat inap dan inap dan 7.024 pasien rawat 7.024 pasien rawat jalan.jalan.

Ileus obstruktif adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana Ileus obstruktif adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana merupakan penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu jalannya isi merupakan penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu jalannya isi usus (Sabara, 2007). Obstruksi pada usus dapat disebabkan oleh faktor mekanik dan usus (Sabara, 2007). Obstruksi pada usus dapat disebabkan oleh faktor mekanik dan

(18)

(19)

Sedangkan komplikasi yang dapat terjadi akibat ileus obstruksi, yaitu syok Sedangkan komplikasi yang dapat terjadi akibat ileus obstruksi, yaitu syok hipovolemik, perporasi, peritonitis, sepsis dan kematian. (Brunner and Suddarth, hipovolemik, perporasi, peritonitis, sepsis dan kematian. (Brunner and Suddarth, 2002)

2002)

Obstruksi usus halus yang tidak mengakibatkan strangulasi mempunyai Obstruksi usus halus yang tidak mengakibatkan strangulasi mempunyai angka kematian 5%. Kebanyakan pasien yang meninggal adalah pasien yang sudah angka kematian 5%. Kebanyakan pasien yang meninggal adalah pasien yang sudah lanjut usia. Sedangkan obstruksi usus halus yang mengalami strangulasi lanjut usia. Sedangkan obstruksi usus halus yang mengalami strangulasi mempunyai angka kematian sekitar 8%, jika operasi dilakukan dalam jangka waktu mempunyai angka kematian sekitar 8%, jika operasi dilakukan dalam jangka waktu 36 jam sesudah timbulnya gejala, dan 25% jika operasi diundurkan lebih dari 36 36 jam sesudah timbulnya gejala, dan 25% jika operasi diundurkan lebih dari 36 jam.

jam. Pada obstruksi Pada obstruksi usus besar, usus besar, biasanya angka biasanya angka kematian berkisar kematian berkisar antara 15antara 15 – – 30%.30%. Perforasi sekum merupakan penyebab utama kematian yang masih dapat Perforasi sekum merupakan penyebab utama kematian yang masih dapat dihindarkan. (Brunner and Suddarth, 2002)

dihindarkan. (Brunner and Suddarth, 2002)

Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis tertarik untuk menggambarkan Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis tertarik untuk menggambarkan asuhan keperawatan pada Nn.Y dengan ileus obstrukstif yang dirawat di Ruang asuhan keperawatan pada Nn.Y dengan ileus obstrukstif yang dirawat di Ruang Nusa Indah RSUD Majalengka.

Nusa Indah RSUD Majalengka.

B.

B. Ruang LingkupRuang Lingkup

Ruang lingkup penulisan karya tulis ilmiah ini adalah asuhan keperawatan Ruang lingkup penulisan karya tulis ilmiah ini adalah asuhan keperawatan pada

pada Nn.Y Nn.Y dengan dengan ileus ileus obstruktif obstruktif yang yang dirawat dirawat di di Ruang Ruang Nusa Nusa Indah Indah RSUDRSUD Majalengka, yang meliputi Pengkajian, analiasa data, diagnosa keperawatan, Majalengka, yang meliputi Pengkajian, analiasa data, diagnosa keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan, implementasi, evaluasi dan catatan perencanaan tindakan keperawatan, implementasi, evaluasi dan catatan perkembangan.

perkembangan.

C.

C. Tujuan PenulisanTujuan Penulisan 1.

1. Tujuan umumTujuan umum

Untuk mendapatkan gambaran nyata mengenai asuhan keperawatan pada Untuk mendapatkan gambaran nyata mengenai asuhan keperawatan pada pasien dengan ileus obstrutif di Ruang Nusa Indah RSUD Majalengka.

pasien dengan ileus obstrutif di Ruang Nusa Indah RSUD Majalengka. 2.

2. Tujuan khususTujuan khusus

Adapun tujuan khusus penulisan karya tulis ini adalah untuk Adapun tujuan khusus penulisan karya tulis ini adalah untuk

(20)

(21)

e.

e. Pelaksanaan evaluasi Pelaksanaan evaluasi keperawatan pada keperawatan pada Nn.Y Nn.Y dengan ileus dengan ileus obstruktif obstruktif didi Ruang Nusa Indah RSUD Majalengka.

Ruang Nusa Indah RSUD Majalengka.

D.

D. Metode PenulisanMetode Penulisan

Penulisan karya tulis ilmiah ini menggunakan metode deskriftif, yaitu suatu Penulisan karya tulis ilmiah ini menggunakan metode deskriftif, yaitu suatu metode yang bersifat mengumpulkan data, menganalisa dan menarik kesimpulan metode yang bersifat mengumpulkan data, menganalisa dan menarik kesimpulan dari kasus yang diamati dengan apa adanya. Data-data yang diperlukan diperoleh dari kasus yang diamati dengan apa adanya. Data-data yang diperlukan diperoleh dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang meliputi :

dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang meliputi : 1.

1. Studi kepustakaan yaitu usaha memperoleh data secara teori yang berhubunganStudi kepustakaan yaitu usaha memperoleh data secara teori yang berhubungan dengan konsep penyakit dan asuhan keperawatan ileus obstruktif.

dengan konsep penyakit dan asuhan keperawatan ileus obstruktif. 2.

2. Studi kasus secara langsung pada pasien serta berpartisipasi aktif dalamStudi kasus secara langsung pada pasien serta berpartisipasi aktif dalam memberikan asuhan keperawatan.

memberikan asuhan keperawatan. 3.

3. Wawancara dengan klien dan keluarga, petugas kesehatan yang mengetahuiWawancara dengan klien dan keluarga, petugas kesehatan yang mengetahui tentang keadaan pasien dan memvalidasi melalui stasus.

tentang keadaan pasien dan memvalidasi melalui stasus. 4.

(22)

(23)

Start Free Trial Cancel Anytime. BAB II BAB II TINJAUAN TEORITIS TINJAUAN TEORITIS A.

A. KONSEP DASAR PENYAKITKONSEP DASAR PENYAKIT 1.

1. PengertianPengertian

Obstruksi usus adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang Obstruksi usus adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus intestinal (Nettina, 2001). Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang traktus intestinal (Nettina, 2001). Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltiknya normal menyebabkan terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltiknya normal (Reeves, 2001). Obstruksi usus merupakan suatu blok saluran usus yang (Reeves, 2001). Obstruksi usus merupakan suatu blok saluran usus yang menghambat pasase cairan, flatus dan makanan dapat secara mekanis atau menghambat pasase cairan, flatus dan makanan dapat secara mekanis atau fungsional. (Tucker, 1998)

fungsional. (Tucker, 1998)

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa obstruksi usus adalah Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa obstruksi usus adalah sumbatan total atau parsial yang menghalangi aliran normal melalui saluran sumbatan total atau parsial yang menghalangi aliran normal melalui saluran pencernaan.

pencernaan.

2.

2. Anatomi dan FisiologiAnatomi dan Fisiologi 1)

1) Anatomi sistem pencernaanAnatomi sistem pencernaan a.

a. MulutMulut

Mulut adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas 2 Mulut adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas 2 bagian :

bagian : 1)

1) Bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu diruang antara gusi, bibirBagian luar yang sempit atau vestibula yaitu diruang antara gusi, bibir dan pipi.

(24)

(25)

1)

1) Fundus ventrikularis, bagian yang menonjol keatas terletak disebelah kiriFundus ventrikularis, bagian yang menonjol keatas terletak disebelah kiri osteum kardium biasanya berisi gas.

osteum kardium biasanya berisi gas. 2)

2) Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagianKorpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian bawah notura minor.

bawah notura minor. 3)

3) Antrum pilorus, berbentuk tebing mempunyai otot tebal membentuk Antrum pilorus, berbentuk tebing mempunyai otot tebal membentuk spinkter pilorus.

spinkter pilorus. 4)

4) Kurtura minor, terletak disebelah kanan lambung, terdiri dari osteumKurtura minor, terletak disebelah kanan lambung, terdiri dari osteum kordi samapi pilorus.

kordi samapi pilorus. 5)

5) Kurtura mayor, lebih panjang dari kurtura minor terbentang dari sisi kiriKurtura mayor, lebih panjang dari kurtura minor terbentang dari sisi kiri osteum kardium melalui fundus kontrikuli menuju kekanan sampai ke osteum kardium melalui fundus kontrikuli menuju kekanan sampai ke pilorus anterior.

pilorus anterior. e.

e. Usus Usus halushalus

Usus halus merupakan bagian dari sistem pencernaan makanan yang Usus halus merupakan bagian dari sistem pencernaan makanan yang berpangkal pada pilorus dan berakhir pada sekum panjangnya ± 6cm, berpangkal pada pilorus dan berakhir pada sekum panjangnya ± 6cm, merupakan saluran paling panjang tempat proses pencernaan dan obstruksi merupakan saluran paling panjang tempat proses pencernaan dan obstruksi hasil pencernaan makanan.

hasil pencernaan makanan. Usus halus terdiri dari : Usus halus terdiri dari : 1)

1) DuodenumDuodenum

Disebut juga usus 12 jari, panjangnya ± 25 cm, berbentuk sepatu Disebut juga usus 12 jari, panjangnya ± 25 cm, berbentuk sepatu kuda melengkung kekiri, pada lengkungan ini terdapat pankreas. Pada kuda melengkung kekiri, pada lengkungan ini terdapat pankreas. Pada bagian kanan duodenum terdapat selaput lendir yang nambulir disebut bagian kanan duodenum terdapat selaput lendir yang nambulir disebut papila vateri.

(26)

(27)

1)

1) Sekum.Sekum. 2)

2) Kolon asenden.Kolon asenden.

Terletak diabdomen sebelah kanan, membujur keatas dari ileum sampai Terletak diabdomen sebelah kanan, membujur keatas dari ileum sampai kehati, panjangnya ± 13 cm.

kehati, panjangnya ± 13 cm. 3)

3) Appendiks (usus buntu)Appendiks (usus buntu)

Sering disebut umbai cacing dengan panjang ± 6 cm. Sering disebut umbai cacing dengan panjang ± 6 cm. 4)

4) Kolon transversum.Kolon transversum.

Membujur dari kolon asenden sampai ke kolon desenden dengan panjang Membujur dari kolon asenden sampai ke kolon desenden dengan panjang ± 28 cm.

± 28 cm. 5)

5) Kolon desenden.Kolon desenden.

Terletak dirongga abdomen disebelah kiri membujur dari anus ke bawah Terletak dirongga abdomen disebelah kiri membujur dari anus ke bawah dengan panjangnya ± 25 cm.

dengan panjangnya ± 25 cm. 6)

6) Kolon sigmoid.Kolon sigmoid.

Terletak dalam rongga pelvis sebelah kiri yang membentuk huruf "S" Terletak dalam rongga pelvis sebelah kiri yang membentuk huruf "S" ujung bawah berhubungan dengan rektum.

ujung bawah berhubungan dengan rektum. 7)

7) Rektum.Rektum.

Terletak dibawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor Terletak dibawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus.

dengan anus. 8)

8) Anus.Anus.

Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rektum dengan dunia luar.

rektum dengan dunia luar.

Gambar 2.1 Anatomi Sistem Pencernaan Gambar 2.1 Anatomi Sistem Pencernaan

(28)

(29)

enzim pankreas yang menghidrolisis karbohidrat, lemak, dan protein menjadi enzim pankreas yang menghidrolisis karbohidrat, lemak, dan protein menjadi zat-zat yang lebih sederhana. Adanya bikarbonat dalam sekret pankreas zat-zat yang lebih sederhana. Adanya bikarbonat dalam sekret pankreas membantu menetralkan asam dan memberikan pH optimal untuk kerja membantu menetralkan asam dan memberikan pH optimal untuk kerja enzim-enzim. Sekresi empedu dari hati membantu proses pencernaan dengan enzim. Sekresi empedu dari hati membantu proses pencernaan dengan mengemulsikan lemak sehingga memberikan permukaan lebih luas bagi kerja mengemulsikan lemak sehingga memberikan permukaan lebih luas bagi kerja lipase pankreas (Price & Wilson, 1994).

lipase pankreas (Price & Wilson, 1994).

Isi usus digerakkan oleh peristaltik yang terdiri atas dua jenis gerakan, Isi usus digerakkan oleh peristaltik yang terdiri atas dua jenis gerakan, yaitu segmental dan peristaltik yang diatur oleh sistem saraf autonom dan yaitu segmental dan peristaltik yang diatur oleh sistem saraf autonom dan hormon (Sjamsuhidajat Jong, 2005). Pergerakan segmental usus halus hormon (Sjamsuhidajat Jong, 2005). Pergerakan segmental usus halus mencampur zat-zat yang dimakan dengan sekret pankreas, hepatobiliar, dan mencampur zat-zat yang dimakan dengan sekret pankreas, hepatobiliar, dan sekresi usus, dan pergerakan peristaltik mendorong isi dari salah satu ujung sekresi usus, dan pergerakan peristaltik mendorong isi dari salah satu ujung ke ujung lain dengan kecepatan yang sesuai untuk absorpsi optimal dan suplai ke ujung lain dengan kecepatan yang sesuai untuk absorpsi optimal dan suplai kontinu isi lambung (Price & Wilson, 1994).

kontinu isi lambung (Price & Wilson, 1994).

Absorpsi adalah pemindahan hasil-hasil akhir pencernaan karbohidrat, Absorpsi adalah pemindahan hasil-hasil akhir pencernaan karbohidrat, lemak dan protein (gula sederhana, asam-asam lemak dan asa-asam amino) lemak dan protein (gula sederhana, asam-asam lemak dan asa-asam amino) melalui dinding usus ke sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan oleh melalui dinding usus ke sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan oleh sel-sel tubuh. Selain itu air, elektrolit dan vitamin juga diabsorpsi. Absoprpsi sel tubuh. Selain itu air, elektrolit dan vitamin juga diabsorpsi. Absoprpsi berbagai zat berlangsung dengan mekanisme transpor aktif dan pasif yang berbagai zat berlangsung dengan mekanisme transpor aktif dan pasif yang sebagian kurang dimengerti (Price & Wilson, 1994).

sebagian kurang dimengerti (Price & Wilson, 1994).

Usus besar mempunyai berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan Usus besar mempunyai berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan proses akhir isi usus. Fungsi usus besar yang paling penting adalah proses akhir isi usus. Fungsi usus besar yang paling penting adalah mengabsorpsi air dan elektrolit, yang sudah hampir lengkap pada kolon mengabsorpsi air dan elektrolit, yang sudah hampir lengkap pada kolon

(30)

(31)

Gas kolon berasal dari udara yang ditelan, difusi dari darah, dan produksi Gas kolon berasal dari udara yang ditelan, difusi dari darah, dan produksi intralumen. Nitrogen, oksigen, karbon dioksida, hidrogen, metan. Bakteri intralumen. Nitrogen, oksigen, karbon dioksida, hidrogen, metan. Bakteri membentuk hidrogen dan metan dari protein dan karbohidrat yang tidak membentuk hidrogen dan metan dari protein dan karbohidrat yang tidak tercerna. Normalnya 600 ml/hari. (Schwartz, 2000)

tercerna. Normalnya 600 ml/hari. (Schwartz, 2000)

3.

3. EtiologiEtiologi

Adapun penyebab dari obstruksi usus dibagi menjadi dua bagian menurut Adapun penyebab dari obstruksi usus dibagi menjadi dua bagian menurut jenis obstruk

jenis obstruksi usus, yaitusi usus, yaitu:: 1)

1) MekanisMekanis

Yaitu terjadi obstruksi intramunal atau obstruksi munal dari tekanan Yaitu terjadi obstruksi intramunal atau obstruksi munal dari tekanan pada usus, diantaranya :

pada usus, diantaranya : a.

a. IntususepsiIntususepsi b.

b. Tumor dan neoplasmaTumor dan neoplasma c.

c. StenosisStenosis d.

d. StrikturStriktur e.

e. Perlekatan (adhesi)Perlekatan (adhesi) f. f. HerniaHernia g. g. AbsesAbses 2) 2) FungsionalFungsional

Yaitu akibat muskulator usus tidak mampu mendorong isi sepanjang Yaitu akibat muskulator usus tidak mampu mendorong isi sepanjang usus. (Brunner and Suddarth, 2002)

(32)

(33)

Nyeri abdomen biasanya agak tetap pada mulanya dan kemudian menjadi Nyeri abdomen biasanya agak tetap pada mulanya dan kemudian menjadi bersifat kolik. Ia sekunder terhadap kontraksi peristaltik kuat pada dinding usus bersifat kolik. Ia sekunder terhadap kontraksi peristaltik kuat pada dinding usus melawan obstruksi. Frekuensi episode tergantung atas tingkat obstruksi, yang melawan obstruksi. Frekuensi episode tergantung atas tingkat obstruksi, yang muncul setiap 4 sampai 5 menit dalam ileus obstruktif usus halus, setiap 15 muncul setiap 4 sampai 5 menit dalam ileus obstruktif usus halus, setiap 15 sampai 20 menit pada ileus obstruktif usus besar. Nyeri dari ileus obstruktif usus sampai 20 menit pada ileus obstruktif usus besar. Nyeri dari ileus obstruktif usus halus demikian biasanya terlokalisasi supraumbilikus di dalam abdomen, halus demikian biasanya terlokalisasi supraumbilikus di dalam abdomen, sedangkan yang dari ileus obstruktif usus besar biasanya tampil dengan nyeri sedangkan yang dari ileus obstruktif usus besar biasanya tampil dengan nyeri intaumbilikus. Dengan berlalunya waktu, usus berdilatasi, motilitas menurun, intaumbilikus. Dengan berlalunya waktu, usus berdilatasi, motilitas menurun, sehingga gelombang peristaltik menjadi jarang, sampai akhirnya berhenti. Pada sehingga gelombang peristaltik menjadi jarang, sampai akhirnya berhenti. Pada saat ini nyeri mereda dan diganti oleh pegal generalisata menetap di keseluruhan saat ini nyeri mereda dan diganti oleh pegal generalisata menetap di keseluruhan abdomen. Jika nyeri abdomen menjadi terlokalisasi baik, parah, menetap dan abdomen. Jika nyeri abdomen menjadi terlokalisasi baik, parah, menetap dan tanpa remisi, maka ileus obstruksi strangulata harus dicurigai. (Sabiston, 1995) tanpa remisi, maka ileus obstruksi strangulata harus dicurigai. (Sabiston, 1995)

Muntah refleks ditemukan segera setelah mulainya ileus obstruksi yang Muntah refleks ditemukan segera setelah mulainya ileus obstruksi yang memuntahkan apapun makanan dan cairan yang terkandung, yang juga diikuti memuntahkan apapun makanan dan cairan yang terkandung, yang juga diikuti oleh cairan duodenum, yang kebanyakan cairan empedu

oleh cairan duodenum, yang kebanyakan cairan empedu (Harrison’s, 2001).(Harrison’s, 2001). Muntah tergantung atas tingkat ileus obstruktif. Jika ileus obstruktif usus halus, Muntah tergantung atas tingkat ileus obstruktif. Jika ileus obstruktif usus halus,

(34)

(35)

5.

5. FatofisiologiFatofisiologi

Perlengketan, intususepsi, volvulus, hernia dan tumor Perlengketan, intususepsi, volvulus, hernia dan tumor

Refluks

Refluks inhibisi inhibisi spingter spingter Akumulasi Akumulasi gas gas dan dan cairan cairan dalam dalam lumen lumen Klien Klien rawat rawat inapinap Terganggu

Terganggu bagian bagian proksimal proksimal letak letak obstruksiobstruksi Spingter

Spingter ani ani eksterna eksterna Distensi abdomen Distensi abdomen Reaksi Reaksi hospitalisasihospitalisasi Tidak relaksasi

Tidak relaksasi Refluks

Refluks lama lama dalam dalam Tekanan Tekanan intra intra lumen lumen meningkatmeningkat CEMASCEMAS Kolon dan rektum

Kolon dan rektum Konstipasi

Konstipasi Iskemia Iskemia dinding dinding usususus Metabolisme anaerob glukosa Metabolisme anaerob glukosa Kontraksi anuler

Kontraksi anuler pylorus

pylorus Merangsang Merangsang pengeluaran pengeluaran mediator mediator kimiakimia (histamin. Bradikinin dan prostaglandin) (histamin. Bradikinin dan prostaglandin) Ekspalasi

Ekspalasi isi isi lambung lambung Merangsang Merangsang reseptor reseptor nyeri nyeri Proliferasi Proliferasi bakteri bakteri yangyang ke

(36)

(37)

6.

6. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Penunjang 1)

1) Pemeriksaan radiologiPemeriksaan radiologi a.

a. Foto polos abdomenFoto polos abdomen

Dengan posisi terlentang dan tegak (lateral dekubitus) memperlihatkan Dengan posisi terlentang dan tegak (lateral dekubitus) memperlihatkan dilatasi lengkung usus halus disertai adanya batas antara air dan udara atau dilatasi lengkung usus halus disertai adanya batas antara air dan udara atau gas

gas (air-fluid level)(air-fluid level) yang membentuk pola bagaikan tangga.yang membentuk pola bagaikan tangga. b.

b. Pemeriksaan radiologi dengan Barium EnemaPemeriksaan radiologi dengan Barium Enema

Mempunyai suatu peran terbatas pada pasien dengan obstruksi usus halus. Mempunyai suatu peran terbatas pada pasien dengan obstruksi usus halus. Pengujian Enema Barium terutama sekali bermanfaat jika suatu obstruksi letak Pengujian Enema Barium terutama sekali bermanfaat jika suatu obstruksi letak rendah yang tidak dapat pada pemeriksaan foto polos abdomen. Pada anak-anak rendah yang tidak dapat pada pemeriksaan foto polos abdomen. Pada anak-anak dengan intussuscepsi, pemeriksaan enema barium tidak hanya sebagai diagnostik dengan intussuscepsi, pemeriksaan enema barium tidak hanya sebagai diagnostik tetapi juga mungkin sebagai terapi.

tetapi juga mungkin sebagai terapi. c.

c. CTCT – – Scan.Scan.

Pemeriksaan ini dikerjakan jika secara klinis dan foto polos abdomen Pemeriksaan ini dikerjakan jika secara klinis dan foto polos abdomen dicurigai adanya strangulasi. CT

dicurigai adanya strangulasi. CT – – Scan akan mempertunjukkan secara lebih telitiScan akan mempertunjukkan secara lebih teliti adanya kelainan-kela

(38)

(39)

1)

1) Peritonitis karena absorbsi toksin dalam rongga peritonium sehingga terjadiPeritonitis karena absorbsi toksin dalam rongga peritonium sehingga terjadi peradangan atau infeksi yang hebat pada intra abdomen.

peradangan atau infeksi yang hebat pada intra abdomen. 2)

2) Perforasi dikarenakan obstruksi yang sudah terjadi terlalu lama pada organ intraPerforasi dikarenakan obstruksi yang sudah terjadi terlalu lama pada organ intra abdomen.

abdomen. 3)

3) Sepsis, infeksi akibat dari peritonitis, yang tidak tertangani dengan baik dan cepat.Sepsis, infeksi akibat dari peritonitis, yang tidak tertangani dengan baik dan cepat. 4)

4) Syok hipovolemik terjadi akibat dehidrasi dan kehilangan volume plasma.Syok hipovolemik terjadi akibat dehidrasi dan kehilangan volume plasma. (Brunner and Suddarth, 2001)

(Brunner and Suddarth, 2001)

8.

8. PenatalaksanaanPenatalaksanaan

Dasar pengobatan ileus obstruksi adalah koreksi keseimbangan elektrolit dan Dasar pengobatan ileus obstruksi adalah koreksi keseimbangan elektrolit dan cairan, menghilangkan peregangan dan muntah dengan dekompresi, mengatasi cairan, menghilangkan peregangan dan muntah dengan dekompresi, mengatasi peritonitis dan syok bila ada, dan menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki peritonitis dan syok bila ada, dan menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki kelangsungan dan fungsi usus kembali normal.

kelangsungan dan fungsi usus kembali normal. a.

a. ResusitasiResusitasi

Dalam resusitasi yang perlu diperhatikan adalah mengawasi tanda - tanda vital, Dalam resusitasi yang perlu diperhatikan adalah mengawasi tanda - tanda vital, dehidrasi dan syok. Pasien yang mengalami ileus obstruksi mengalami dehidrasi dehidrasi dan syok. Pasien yang mengalami ileus obstruksi mengalami dehidrasi