• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Sistem JATS Next-G

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Sistem JATS Next-G"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah 12 perusahaan yang sahamnya termasuk ke dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Saham LQ45 adalah saham yang terdiri dari 45 perusahaan dengan likuiditas tinggi, yang diseleksi melalui beberapa kriteria. Selain itu, seleksi atas saham tersebut juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar.

1.1.1 Sistem JATS Next-G

Jakarta Automated Trading System Next Generation (JATS Next-G)

merupakan pengganti sistem JATS generasi lama, yang telah diluncurkan oleh BEI pada tanggal 2 Maret 2009.

Menurut Direktur TI BEI, JATS Next-G memiliki kapasitas hampir tiga kali lipat dari JATS generasi lama. JATS generasi lama hanya mampu menampung 360.000 order dan 200.000 transaksi per hari. Adapun JATS Next-G mampu menampung hingga 1.000.000 order dan 500.000 transaksi per hari. Alih generasi berikutnya paling cepat diperkirakan lima sampai enam tahun ke depan, tergantung pada pertumbuhan pasar modal.

1.1.2 Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX) merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 Desember 2007.

(2)

2

BEI menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated

Trading System (JATS) sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem manual yang

digunakan sebelumnya. Sejak 2 Maret 2009 sistem JATS ini sendiri telah digantikan dengan sistem baru bernama Jakarta Automated Trading System

Next Generation (JATS Next-G) yang disediakan Nasdaq OMX.

1.1.3 LQ45

BEI secara rutin memantau perkembangan kinerja komponen saham yang masuk dalam penghitungan indeks LQ45. Setiap tiga bulan mereview pergerakan rangking saham dan pergantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal Februari dan Agustus.

Untuk dapat masuk dalam pemilihan indeks LQ45 dalam BEI, suatu saham harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Masuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar regular (rata-rata transaksi selama 12 bulan terakhir).

2. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata nilai kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir).

3. Telah tercatat di bursa Efek Indonesia selama paling sedikit tiga bulan.

4. Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi, dan jumlah hari transaksi hari dipasar regular.

5. Frekuensi terjadinya transaksi pada hari perdagangan. 6. Kestabilan kondisi dan kinerja perusahaan.

7. Jumlah hari transaksi di pasar regular. 8. Goodwill perusahaan yang telah go public.

(3)

3

Dengan kondisi seperti di atas maka penelitian ini mengambil indeks LQ45 sebagai sampel data dalam penelitian ini. Hal ini dikarenakan indeks LQ45 merupakan saham teraktif yang ada di BEI, sehingga nilai-nilai transaksinya akan dapat mencerminkan keefisienan sistem perdagangan yang diterapkan di BEI.

Sampel penelitian menggunakan data selama 15 periode pergantian saham yang dilakukan setiap enam bulan sekali. Dari 45 saham yang termasuk saham LQ45, peneliti mengambil sampel dengan kriteria sebagai berikut:

1. Saham tersebut bertahan selama 15 periode, yaitu periode Agustus 2005 – Januari 2006, periode Februari 2006 – Juli 2006, periode Agustus 2006 – Januari 2007, periode Februari 2007 – Juli 2007, periode Agustus 2007 – Januari 2008, periode Februari 2008 – Juli 2008, periode Agustus 2008 – Januari 2009, periode Februari 2009 – Juli 2009, Agustus 2009 – Januari 2010, periode Februari 2010 – Juli 2010, periode Agustus Agustus 2010 – Januari 2011, Februari 2011 – Juli 2011, Agustus 2011 – Januari 2012, Februari 2012 – Juli 2012, dan periode Agustus 2012 – Januari 2013.

2. Saham tidak dikelompokkan menurut sektornya. 3. Laporan transaksinya lengkap dari tahun ke tahun.

4. Ketika penerapan JATS Next-G dilakukan saham yang dijadikan sampel penelitian tergabung dalam LQ45.

Sehingga terdapat 12 perusahaan yang dapat diambil sebagai sampel penelitian. Adapun ke-12 perusahaan tersebut disajikan pada Tabel 1.1.

(4)

4

Tabel 1.1

Perusahaan yang sahamnya termasuk dalam LQ45

No Kode Nama Tanggal Berdiri Tanggal Listing

1 AALI Astra Agro Lestari Tbk. 3 Okt.1988 9 Des.1997 2 ASII Astra Internasional Tbk. 20 Feb.1957 4 April 1990 3 BBCA Bank Central Asia Tbk. 10 Okt.1955 31 Mei 2000 4 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk. 16 Des.1895 10 Nov.2003 5 BDMN Bank Danamon Tbk. Tahun 1956 6 Des.1989 6 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 2 Okt.1998 14 Juli 2003 7 INCO International Nickel Ind.Tbk. 27 Juli 1968 16 Mei 1990 8 INDF Indofood Sukses M Tbk. 14 Ags.1990 14 Juli 1994 9 PGAS Perusahaan Gas Negara Tbk. 13 Mei 1965 15 Des.2003 10 TINS Timah (Persero) Tbk. 1 Ags.1976 19 Okt.1995 11 TLKM Telekomunikasi Tbk. 11 Jan.1901 14 Nov.1995 12 UNTR United Tractor Tbk. 11 Jan.1901 14 Nov.1989

1.2 Latar Belakang

Perdagangan di bursa efek selalu bergerak fluktuatif seiring dengan dinamika perkembangan ekonomi dan bisnis di masyarakat. Dapat dilihat dari pergerakan-pergerakan indeks saham yang ada dalam bursa efek tersebut. Di Indonesia sebenarnya pada awalnya memiliki Bursa Efek Surabaya dan Bursa Efek Jakarta, akan tetapi seiring dengan perkembangan ekonomi dan bisnis yang semakin kompleks dan dinamis maka kedua bursa efek tersebut digabung menjadi Bursa Efek Indonesia. Hal ini dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk mendorong efektifitas operasional dalam berbisnis dan tentu saja demi mendorong laju transaksi yang lebih tinggi.

(5)

5

Berdasarkan Tonggak Sejarah Pasar Modal pada Laporan Tahunan BEI tahun 2010, pada masa awal-awal berdirinya Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 1992, dimana teknologi informasi belum maju seperti sekarang, semua transaksi bisnis yang dilakukan di BEJ dilakukan secara manual (floor

trading). Seiring dengan perkembangan pasar dan kebutuhan pasar yang

berubah sistem manual ini menjadi tidak efektif dan kurang akurat. Akan tetapi sejak 22 Mei 1995 dimana perangkat informasi dan teknologi sudah banyak berkembang, terlebih lagi dengan adanya jaringan internet yang lebih luas, maka BEJ menggunakan sistem yang disebut dengan Jakarta Automated

Trading System (JATS). JATS memungkinkan untuk memperlancar transaksi

bisnis di bursa efek sehingga menjadi lebih mudah.

Berdasarkan hasil Laporan Tahunan BEI tahun 2008, pada tanggal 9 Januari 2008 (setelah BEJ bergabung dengan BES menjadi BEI), IHSG mencatatkan rekor tertinggi saat itu dengan mencapai posisi 2.830,263. Namun demikian, sebagai dampak dari krisis finansial global, IHSG kemudian terus mengalami penurunan terutama pada tiga bulan terakhir di tahun 2008 dan ditutup pada posisi 1.355,408 atau turun 50,63 % dari posisi 2.745,826 per akhir tahun 2007. Nilai kapitalisasi pasar saham per akhir tahun 2008 mencapai Rp1.076,49 triliun, turun 45,86% dari Rp1.988,32 triliun pada akhir tahun 2007.

Secara umum, meskipun perdagangan mengalami penurunan namun pada akhir bulan Desember 2008 tren perdagangan menunjukkan peningkatan. Hal ini merupakan bukti bahwa kepercayaan terhadap BEI mulai pulih kembali meskipun goncangan keuangan dunia masih berlangsung. Dilihat dari turbulensi yang dialami oleh BEI, tahun 2008 pantas dicatat sebagai tahun yang penuh tantangan. Tahun 2008 tercatat adanya penundaan waktu buka pasar pada tanggal 5 Agustus 2008 selama 1,5 jam akibat gangguan di sistem

(6)

6

perdagangan. Namun demikian, kejadian tersebut masih berada pada batas toleransi downtime selama setahun, yaitu maksimum 6 jam.

Atas dasar kebutuhan pasar yang berubah, perkembangan zaman, serta kompleksitas dalam berbisnis JATS itu sendiri, maka sejak tanggal 2 Maret 2009 sistem JATS dinilai sudah tidak efektif lagi untuk digunakan lalu diganti dengan sistem transaksi baru yang disebut dengan Jakarta Automated Trading

System Next Generation (JATS Next-G). Jika pada JATS generasi lama

mampu menampung 360.000 order dan 200.000 transaksi per hari, maka JATS Next-G mampu menampung 1.000.000 order dan 500.000 transaksi per hari. Dengan kapasitas sebesar itu, alih generasi berikutnya paling cepat diperkirakan akan terjadi pada lima hingga enam tahun lagi, tergantung pertumbuhan pasar modal.

Sesuai dengan namanya, sebenarnya JATS Next-G bukanlah suatu sistem transaksi yang benar-benar baru untuk transaksi di BEI karena ini hanyalah pengembangan dari sistem transaksi sebelumnya.

JATS Next-G nantinya akan mampu menangani seluruh produk finansial (saham, obligasi dan derivatif) dalam satu platform dengan implementasi secara bertahap. Tahap pertama akan diimplementasikan perdagangan saham, dan tahap selanjutnya produk derivatif serta obligasi yang diharapkan selesai dalam dua tahun berikutnya.

Pada era globalisasi teknologi saat ini, sistem teknologi informasi yang handal merupakan salah satu kunci utama pendukung proses transaksi perdagangan berskala besar di seluruh Pasar Modal dunia. Untuk itu, BEI telah dan terus mengupayakan langkah-langkah untuk memperkecil risiko operasional yang mungkin timbul sebagai akibat dari ketidakmampuan sistem teknologi informasi dalam mengimbangi perkembangan pasar sekaligus mengantisipasi lonjakan transaksi.

(7)

7

Dalam perannya sebagai fasilitator, BEI selalu mengembangkan diri dan siap berkompetisi dengan bursa-bursa dunia lainnya, dengan memperhatikan tingkat risiko yang terkendali, instrumen perdagangan yang lengkap, sistem yang handal, dan tingkat likuiditas yang tinggi. Dengan tata kelola perusahaan yang baik dan penerapan standar internasional, BEI tetap optimis dapat meraih kredibilitas tingkat dunia.

Berdasarkan Laporan Tahunan BEI tahun 2009 IHSG meningkat, terlihat pada Grafik 1.1.

Grafik 1.1 IHSG Tahun 2005-2009

Sumber: www.finance.yahoo.com

Dengan pencapaian ini, BEI berhasil meraih kembali kepercayaan investor terhadap Pasar Modal Indonesia dan menjadikannya semakin yakin dalam menyongsong tahun mendatang.

Namun menurut Direktur TI BEI dalam Zepbees.com, sistem JATS Next-G dinilai belum mampu mengakomodasi semua model transaksi di BEI. Proses integrasi membutuhkan banyak verifikasi dan interface agar sistem lama bisa running pada sistem baru dengan baik. Jadi tantangannya lebih sulit daripada meluncurkan produk atau sistem baru.

(8)

8

Untuk kesiapan go live JATS Next-G, pihak BEI sampai melakukan 14 kali mock trading – semacam perdagangan simulasi yang tidak dilakukan pada

live market – September 2008 sampai Februari 2009. Tujuannya, menguji

sistem secara terintegrasi bersama 119 anggota bursa dan vendor data. Akhirnya, setelah dilakukan beberapa kali pengujian, sistem bisa beroperasi per 2 Maret 2009. Proses pengembangan JATS Next-G ini panjang, karena terkait dengan penyesuaian spesifikasi produk yang ada di Indonesia dengan kemampuan atau fitur yang ada di dalam sistem perdagangan tersebut.

Menurut informasi dari Samsul (2006:10), sistem semacam JATS Next-G telah diterapkan di beberapa bursa negara asing, seperti Singapura, Hong Kong, Swiss, Kolombia dan Inggris. JATS Next-G memiliki empat mesin (engine), yakni: mesin utama, back up mesin utama, disaster recovery centre (DRC), dan back up DRC.

Direktur TI BEI melaporkan bahwa investasi yang dibenamkan BEI untuk mengembangkan sistem perdagangan baru ini relatif besar, yakni mencapai Rp 41 miliar – digunakan untuk membeli hardware, perangkat infrastruktur, software/aplikasi, dan jasa. Dari total anggaran itu, Rp 21 miliar digunakan untuk pengembangan sistem perdagangan khusus saham. Dan yang lainnya untuk pengembangan sistem perdagangan produk derivatif dan fixed

income.

Perdagangan bisnis di BEI melibatkan banyak sekali investor dan tentunya juga terbuka untuk publik. Maka dari itu BEI menyebarkan data perkembangan dan pergerakan dari harga-harga saham di pasar melalui berbagai media yang ada, baik itu media elektronik maupun cetak dengan maksud agar investor selalu dapat mengikuti perkembangan bisnis mereka di pasar bursa efek. Oleh karena itu, pengoperasian JATS Next-G ini dirancang agar memungkinkan penyebaran informasi perdagangan dan pengawasan

(9)

9

terhadap semua produk yang diperdagangkan di Bursa dapat dilakukan secara terpadu.

Selain target mengintegrasikan seluruh sistem yang ada ke dalam JATS Next-G, BEI juga berencana mengembangkan semacam sistem data

warehousing, dengan tujuan sentralisasi data. Nantinya, data itu bisa

digunakan buat kebutuhan knowledge management yang bisa dipakai dalam pengambilan keputusan bisnis. Di samping itu, BEI pun merencanakan pengembangan infrastruktur online trading. Ini terkait dengan kebutuhan distribusi informasi kepada seluruh investor ataupun calon investor, yang jumlahnya terus berkembang.

Dari uraian di atas muncul asumsi bahwa dengan melakukan analisis penerapan JATS Next-G dapat mengetahui perbedaan volume perdagangan, nilai transaksi, dan intensitas transaksi saham-saham yang termasuk Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia sebelum dan sesudah penerapan sistem JATS Next-G. Berdasarkan asumsi ini penulis mengambil judul penelitian sebagai berikut:

“ANALISIS PERBANDINGAN VOLUME PERDAGANGAN, NILAI TRANSAKSI, DAN INTENSITAS TRANSAKSI SAHAM-SAHAM YANG TERMASUK INDEKS LQ45 SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN JATS NEXT-G”

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis memperoleh perumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan volume perdagangan saham Indeks LQ45 di BEI sebelum dan sesudah penerapan sistem JATS Next-G? 2. Apakah terdapat perbedaan nilai transaksi Indeks LQ45 di BEI

(10)

10

3. Apakah terdapat perbedaan intensitas transaksi Indeks LQ45 di BEI sebelum dan sesudah penerapan sistem JATS Next-G?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan ini adalah:

1. Untuk menganalisis perbedaan volume perdagangan saham Indeks LQ45 di BEI sebelum dan sesudah penerapan sistem JATS Next-G. 2. Untuk menganalisis perbedaan nilai transaksi Indeks LQ45 di BEI

sebelum dan sesudah penerapan sistem JATS Next-G.

3. Untuk menganalisis perbedaan intensitas transaksi Indeks LQ45 di BEI sebelum dan sesudah penerapan sistem JATS Next-G.

1.5 Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Akademis

Penelitian ini sedikit banyak dapat menambah pengetahuan penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dalam bangku kuliah ke dalam dunia nyata khususnya mengenai perdagangan saham.

2. Manfaat Praktis

1. Untuk membuktikan secara statistik bahwa penerapan sistem JATS Next-G di BEI dapat dilanjutkan untuk meningkatkan volume perdagangan saham.

2. Untuk membuktikan secara statistik bahwa penerapan sistem JATS Next-G di BEI dapat dilanjutkan untuk meningkatkan nilai transaksi saham.

(11)

11

3. Untuk membuktikan secara statistik bahwa penerapan sistem JATS Next-G di BEI dapat dilanjutkan untuk meningkatkan intensitas transaksi saham.

4. Secara umum peneliti berharap penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan para peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

1.6 Sistematika Penulisan

Gambaran mengenai sistematika dapat diuraikan sebagai berikut: BAB I Pendahuluan

Berisi penjelasan mengenai gambaran umum objek penelitian, latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini diuraikan tentang teori-teori yang berkaitan dengan topik investasi dan perdagangan saham untuk dijadikan dasar bagi penyusunan kerangka pemikiran dan perumusan hipotesis, serta informasi tentang ruang lingkup penelitian.

BAB III Metode Penelitian

Berisi penjelasan tentang objek penelitian, data atau variabel penelitian, jenis dan teknik pengumpulan data, dan metode analisis data yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah penelitian.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berisi hasil penelitian dan pembahasannya yang diuraikan secara kronologis dan sistematis sesuai dengan perumusan masalah serta tujuan penelitian.

(12)

12

BAB V Kesimpulan dan Saran

Berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan, menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Dan saran merupakan implikasi kesimpulan dan berhubungan dengan masalah dan alternatif pemecahan masalah.

Gambar

Grafik 1.1  IHSG Tahun 2005-2009

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Penggunaan Internet Di masa pandemic Covid-19 Terhadap Tugas, Prestasi Dan

Asumsi-asumsi yang tertuang dalam paparan di atas makin memperkuat ide untuk segera disusunnya draft peraturan perundang-undangan tentang pembatasan transaksi tunai,

penelitian 3 perusahaan yang melakukan stock split, yang hasilnya tidak ada perbedaan volume perdagangan saham dan abnormal return saham 10 hari sebelum dan sesudah

Menurut Triton (2006) e- commerce sebagai perdagangan elektronik dimana untuk transaksi perdagangan. Penggunaan layanan pembelian lewat social media facebook, instagram,

Dari uraian latar belakang dan identifikasi masalah di atas permasalahan yang muncul dalam penelitian ini sangatlah luas, oleh karena keterbatasan waktu yang dimiliki

Menurut Khaira pada skripsinya berjudul Analisis Perbedaan Harga Saham, Abnormal Return dan Volume Perdagangan Saham Perbankan Sebelum dan Sesudah Merger Bank

Dari uraian diatas, kemungkinan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi volume penjualan adalah penerapan kebijakan harga, karena pada saat perusahaan

Transaksi perdagangan dengan memanfaatkan sarana internet tersebut telah mengubah dunia bisnis dari pola perdagangan tradisional menjadi sistem perdagangan yang lebih modern, yaitu