• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus Ikhlasiah As ar. Nenden Sundari ˡ. Neneng Sri Wulan ²

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus Ikhlasiah As ar. Nenden Sundari ˡ. Neneng Sri Wulan ²"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS

KARANGAN DESKRIPSI DENGAN PERMAINAN PUZZLE DALAM

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA (Penelitian Tindakan

Kelas Di Kelas IV B SDN Taktakan 1 Kecamatan Taktakan Kota

Serang)

Ikhlasiah As’ar Nenden Sundari ˡ Neneng Sri Wulan ²

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Kampus Serang, Universitas Pendidikan Indonesia

Ikhlasiah17@gmail.com Abstrak

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya nilai karangan siswa khususnya pada karangan deskripsi. Berdasarkan pengamatan juga observasi yang menunjukan hasil menulis karangan deskripsi siswa kelas 4 b masih sangat rendah. Proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan kurang mengajak siswa aktif selama pembelajaran dan tidak menyiapkan media yang menarik untuk siswa. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil nilai karangan anak banyak dibawah standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 64, rata-rata yang didapat pada awal observasi adalah 53.Pembelajaran menulis karangan deskripsi bertujuan agar siswa mampu membuat karangan dengan baik. Karangan yang baik untuk usia mereka adalah memilih dan memilah kata-kata, penggunaan ejaan, tanda baca, huruf kapital dan kesesuaian isi dengan tema.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran dengan menggunakan media Puzzle dan mengetahui hasil belajar menulis karangan deskripsi, digunakannya media puzzle untuk meningkatkan hasil menulis karangan deskripsi pada pelajaran Bahasa Indonesia dan membimbing anak dalam pembuatan karangan, mulai dari tahap memunculkan gagasan, mengembangkan gagasan kedalam bentuk kalimat dan paragraf sehingga menjadi karangan yang utuh. Adapun subjek dipenelitian ini dilaksanakan di SDN Taktakan 1 Kota Serang dan objek yang diteliti siswa-siswi kelas 4 b dengan jumlah 43 siswa.Metode penelitian yang peneliti digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menggunakan 2 siklus, dengan 4 tahapan yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Instrument dipenelitian ini adalah peneliti sendiri, hasil yang didapat pada siklus 1 observasi kegiatan pembelajaran mendapat 93%, observasi aktivitas siswa 84% dan hasil tes menulis karangan didapatkan rata-rata 63. Terdapat peningkatan pada siklus 2 dengan hasil observasi kegiatan pembelajaran juga kegiatan aktivitas siswa mencapai 100% dan hasil rata-rata yang didapat pada tes menulis karangan menjadi 74. Dapat disimpulkan bahwa digunakannya media puzzle saat mata pelajaran Bahasa Indonesia terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam keterampilan menulis karangan deskripsi dan berpengaruh pada keaktifan siswa selama proses pembelajaran.

(2)

EFFORTS TO IMPROVE WRITING SKILLS OF DESCRIPTION OF

THE PUZZLE IN LEARNING THE INDONESIAN LANGUAGE (Class

Room Action Research in Class IV b SDN Taktakan 1 Kecamatan

Taktakan City of Serang)

Ikhlasiah As’ar Nenden Sundari ˡ Neneng Sri Wulan ²

Education Program Study of Primary School Teachers , Campus Serang , Indonesia University of Education

Ikhlasiah17@gmail.com Abstract

This research while such by reduced the real value a wreath of students in particular in a wreath of description. Based on observations also observation which showed the results of a wreath of description of writing students grades 4 b is still very low. The process of teaching and learning made less call students active for learning and had not prepared media that is pulled to students. It is also can be seen from the value a wreath of many children under standard criteria (KKM) is 64, the average acquired at early observation is 53. Learning writing a wreath of description aimed to make students able make a wreath of well. A bouquet good for their ages is to choose and sort out words, the use of spelling, a punctuation mark, capital letters and conformity fill with the theme. This research aims to understand learning by using media puzzle and work out to a result a wreath of learning to write of description, media puzzle force to increase yields a description of writing a wreath in the lessons indonesian language and teaching the child in the manufacture of a wreath, beginning from the gave rise to the idea, developing the idea into a form of sentence and paragraphs so that it becomes a bouquet intact. As for the subject of research was carried out in SDN Taktakan 1 city of Serang and objects are researched the students the fourth grade b with the number of 43 students. A method of research researchers used namely Class Room Action Research (PTK) using 2 cycles, to 4 stage: planning, the act of, observation and reflection.Instrument in this researchers own, results acquired at cycle 1 observation learning activities have 93 %, observation activity students 84 % and test results writing a wreath of obtained the average 63. There has been increasing on 2 cycle with observations learning activities, activities students also activity reach 100 % and results average obtained on a test to write a wreath 74. Can be concluded that of his official media that when the subject of Indonesian language prove to improve learning outcomes students in a skill writing a wreath of description and had an impact on their liveliness student for learning.

(3)

Pembelajaran menulis menjadi aspek keterampilan Bahasa Indonesia yang mendapat porsi lebih besar dari pada keterampilan berbahasa yang lainnya. Hal ini terlihat pada pembelajaran Bahasa Indonesia di SD yakni sekitar 70% pembelajarannya adalah keterampilan menulis. Kegiatan menulis karangan juga sudah ada di jenjang pendidikan dasar termasuk menulis karangan deskripsi. Menulis karangan deskripsi merupakan bentuk karangan yang menggambarkan atau memaparkan dengan kata-kata atas suatu tempat, benda atau keadaan. Dalam menulis karangan deskripsi penulis mengharapkan pembacanya dapat merasakan dan melihat apa yang dituangkan kedalam karangannya.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan sebelum melakukan tindakan ditemukan hasil bahwa selama kegiatan belajar menulis kurang diperhatikannya penggunaan media pembelajaran yang menarik minat siswa. Dalam proses pembelajaran menulis karangan siswa hanya mendapat perintah untuk membuat suatu karangan tanpa terlebih dahulu dijelaskan cara menulis karangan dengan baik. Hasil tes yang didapat juga menunjukan bahwa 67% nilai siswa dalam menulis karangan deskripsi masih dibawah KKM yang telah ditentukan.

Hasil wawancara yang didapat juga menyimpulkan bahwa pemecahan masalah yang ingin peneliti lakukan adalah dengan memberikan media puzzle sebagai penyalur informasi saat pembelajaran. Media puzzle juga mencoba untuk mengajak anak lebih aktif selama proses KBM. Puzzle adalah salah satu games untuk memotivasi diri secara nyata dan merupakan daya penarik yang kuat, terutama saat digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan pemaparan tersebut memandang perlu adanya perumusan masalah agar tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan penelitian ini dapat lebih terarah. Didapatkan rumusan masalah yaitu, untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan permainan puzzle dan bagaimana hasil yang didapat dengan menggunakan permainan puzzle dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi.Berdasarkan rumusan masalah yang didapat maka penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui langkah-langkah pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan permainan puzzle dan mengetahui hasil menulis karangan deskripsi dari penggunaan media puzzle.

Media pembelajaran sesuatu yang menghubungkan antara materi pelajaran dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Media pembelajaran juga bisa dikatakan sebagai jembatan yang menghubungkan pembelajaran agar siswa dalam proses pembelajarannya dapat memahami materi pembelajaran yang diberikan.

Puzzle dapat diartikan sebagai sebuah tebakan. Tebakan yang dibuat dalam sebuah masalah yang disajikan dengan bermaksud sebagai hiburan. Puzzle merupakan sebuah permainan yang ditujukan dalam mengasah daya kreatifitas siswa dengan menggunakan ingatannya lebih mendalam sehingga menumbuhkan motivasi untuk mencoba memecahkan masalah tersebut, namun disajikan dalam bentuk yang menyenangkan karena dapat diulang-ulang kembali. Adanya tantatangan dalam permainan ini adalah keingintahuan untuk terus mencoba hingga berhasil memecahkan permainannya.

(4)

(http://Syukronsahara.blogspot.co.id). Jadi pada dasarnya permainan puzzle adalah permainan yang dibuat untuk memecahkan suatu masalah yang diacak sehingga tersaji lebih menarik. Permainan puzzle memicu motivasi dan tingkat berfikir siswa dalam memecahkan sebuah masalah. Permainan puzzle sudah dapat digunakan oleh anak-anak balita sampai seusia kita hanya saja penyajian permainan puzzle dan tingkat kesulitannya yang berbeda.

Suparno mengemukakan bahwadeskripsi adalah karangan yang berupa gambaran atau lukisan yang dibuat oleh penulis sesuai dengan pengamatan, pengalaman, dan perasaan yang dimikili oleh si penulis. Dalam karangan deskripsi menciptakan hasil yang mengajak pembacanya ikut merasakan, mengalami dan seolah-olah melihat apa yang dialami oleh penulisnya sendiri (Zaenudin 2015, hlm. 35).Jadi karangan deskripsi adalah sebuah karangan yang menggambarkan sesuatu, mencceritakan seseorang atau melukiskan kejadian yang seakan-akan itu dialami sendiri oleh penulis dan pembaca juga ikut merasakan apa yang dirasakan oleh penulis.

Kegiatan menulis karangan deskripsi mengajak siswa untuk tidak hanya mendengarkan saja di kelas tetapi mereka diajak untuk berfikir bersama, berbicara untuk mengemukakan pendapat atau mengungkapkan pengalaman, mendengarkan teman yang berbicara, menyimak apa yang disampaikan guru dan menulis apa yang mereka terima dan ketahui dari keempat aspek kebahasaan yang dilakukan. Pada saat proses pembelajaran media puzzle digunakan untuk mengajak siswa akrif selama proses pembelajaran dan bekerjasama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan meggunakan model Mc. Taggartmodel ini terdapat 4 tahapan, yaitu :Planning (perencanaan tindakan), Acting (pelaksanaan), Observing (observasi) dan Reflecting (refleksi). Menurut David dkk berpendapat penelitian tindakan kelas salah satu bentuk strategi dalam mendeteksi dan memecahkan masalah yang dihadapi pendidik dengan tindakan nyata, yaitu melalui prosedur penelitian yang berbentuk siklus (daur ulang) (Tampubolon 2013, hlm. 19).

Lokasi penelitian ini dilakukan di SDN Taktakan 1 Jl Takari Km. 7 Kampung Soyog Kecamatan Taktakan Kota Serang-Banten. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dikelas IV b SDN Taktakan 1, subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV b yang berjumlah 43 siswa yaitu 20 siswa laki-laki dan 23 siswi perempuan.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Selama proses penelitian digunakan alat-alat seperti benda-benda disekitar untuk membantu instrumen mengumpulkan data dan dengan dibantu melalui lembar observasi dan penilaian tes untuk karangan deskripsi.

Tekhnik pengumpulan data yang pertama dengan menggunakan observasi bisa disebut juga pengamatan langsung, dimana observasi bertujuan untuk mengamati setia hal yang terjadi selama penelitian, adapun hal yang diamati kegiatan dan aktivitas kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media puzzle dan melihat aktivitas serta keaktifan siswa selama kegiatan belajar berlangsung. Pada pengamatan aktivitas kegiatan pembelajaran dimulai dari kegiatan awal

(5)

dengan mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa dan penyampaian tujuan pebelajaran, kegiatan ini yang didalamnya terdapat ekplorasi, elaborasi dan konfirmasi, pada kegiatan penutup yaitu refleksi dan penguatan terhadap materi yang disampaikan. Sama halnya yang diamati di kegiatan siswa, menyesuaikan apa yang terdapat pada kegiatan yang dilakukan pada aktivitas dipembelajaran.

Pengumpulan data yang kedua digunakan tes, bertujuan untuk mengukur keterampilan, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh setiap individu, tes yang digunakan oleh peneliti adalah jenis tes produk untuk mengukur hasil karangan siswa. Penilaian produk karangan dengan menggunakan media puzzle terdapat 3 aspek yang diamati pada penulisan karangan, 3 aspek tersebut ialah kesesuaian isi dengan gambar, penggunaan ejaan dan tulisan serta pendeskripsian yang dituliskan.

Wawancara menjadi hal yang juga dilakukan untuk mengumpulkan data, wawancara yang digunakan adalah terstruktur. Orang yang menjadi sumber utama disini adalah guru kelas dalam pemerolehan data. Susunan wawancara terdapat beberapa pertanyaan yang menanyakan seperti apapembelajaran menulis karangan, pemanfaatan media atau model pembelajaran, sumber-sumber yang digunakan pada KBM dan bagaimana hasil yang diharapkan dari menulis karangan.

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah pengumpulan data dalam periode tertentu. Analisis data yang dilakukan melalui 5 tahapan yaitu : Data Reduction (Reduksi Data), Data Display (Penyajian Data), Analisis Data, Interprestasi dan Conclusion Drawing/verivication.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan kedalam 2 siklus, sebelum pada siklus 1 peneliti terlebih dahulu melakukan pra siklus. Kegiatan pra siklus didahului dengan meelakukan observasi langsung ke kelas untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya di materi menulis karangan deskripsi. Hasil yang didapat dari pengamatan langsung ditemukan data bahwa :

1. Belum adanya pengenalan tentang cara pembuatan karangan deskripsi.

2. Kurangnya minat siswa saat pembuatan karangan.

3. Tidak terdapat pemanfaatan media selama KBM.

4. Pembelajaran kurang menarik minat siswa.

5. Tidak melibatkan siswa aktif. Kesimpulan dari pengamatan di pra siklus menunjukann kondisi sementara pembelajaran menulis karangan deskripsi yaitu tidak adanya penggunaan media selama KBM sehingga minat siswa untuk aktif ketika pembelajaran sangat kurang bahkan bisa dikatakan tidak ada.

Tahap selanjutnya yaitu melihat hasil karangan siswa, hasil yang didapat pada pra siklus menunjukan bahwa masih banyak siswa mendapat nilai menulis karangan deskripsi dibawah KKM yang telah ditentukan, ketuntasan minimalnya itu 64 dan hasil rata-rata siswa adalah 53 ini dikatakan masih sangat kurang untuk memenuhi standar ketuntasan minimal. Nilai tertinggi 82 dan hanya ada 1 anak yang mendapatkannya, adapula nilai terendah yaitu 30 namun banyak siswa yang belum mencapai standar KKM sebanyak 33 siswa.

Berikutnya melakukan wawacara kepada guru kelas, dengan hasil yang didapatkan bahwa selama KBM peserta

(6)

didik hanya mendapatkan perintah untuk membuat karangan tanpa terlebih dahulu memberitahu cara pembuatan karangan deskripsi dengan baik. Penggunaan sumber belajar juga terbatas hanya menggunakan apa yang disediakan disekolah atau buku panduan guru. Penggunaan metode juga sebatas ceramah dan penugasan sedangkan media kurang diperhatikan atau tidak ada ketika proses belajar, alasan tidak adanya media yang digunakan tidak adanya waktu untuk mempersiapkan maupun membuatnya.

Pemaparan hasil wawancara menyimpulkan pada kegiatan belajar mengajar materi karangan deskripsi tidak adanya penjelasaan mengenai cara pembuatan karangan deskripsi serta Sumber belajar, metode dan media kurang diperhatikan selama proses pembelajaran sedangkan hasil yang diharapkan adalah siswa mampu menulis karangan deskripsi dengan baik.Setelah melakukan observasi, melihat hasil tes dan wawancara maka peneliti menyimpulkan masih banyak kekurangan saat KBM menulis karangan deskripsi dan nilai siswa pula banyak yang mendapatkan jauh dari rata-rata ketuntasan minimal yang ditentukan. Hasil yang didapat pada pra siklus menunjukan bahwa masih banyak siswa yang mendapat nilai menulis karangan deskripsi dibawah KKM yang telah ditentukan, nilai KKM yang ditentukan adalah 64 dan hasil rata-rata siswa adalah 53 ini dikatakan masih sangat kurang untuk memenuhi standar ketuntasan minimal.

Peneliti mencoba memberikan solusi kepada guru dengan pemberian media puzzle ketika pembelajaran menulis karangan deskripsi di kelas IV yang dianggap cocok untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Terdapat banyak kekurangan yang didapat maka peneliti

melakukan perbaikan pada proses pembelajaran menulis karangan deskripsi di pelajaran Bahasa Indonesia.

Siklus 1, dari hasil refleksi yang didapat pada pra siklus ditemukan permasaalahan dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi adalah nilai rata-rata siswa masih dibawah KKM, kurangnya sumber sebagai referensi, kurang diperhatikan penggunaan metode dan media yang digunakan selama proses pembelajaran. Tahap ini dimulai dengan menyusun rencana yang akan dilakukan pada kegiatan KBM. Adapun rencana yang dibuat dengan menyiapkan materi pembelajaran mengenai karangan deskripsi, RPP, menyiapkan media pembelajaran berupa puzzle, menyiapkan alat-alat yang akan digunakan selama proses pembelajaran dan menyusun lembar observasi.

Pada kegiatan awal guru mengkondisikan siswa siap belajar, berdoa besama, mengecek kehadiran dan menyampaikan tujuan pembelaajaran yangakandicapai. Saat kegiatan proses pembelajaran guru menjelaskan cara pembuatan karangan deskripsi, membagi siswa menjadi beberapa kelompok, menjelaskan cara permainan puzzle dan membimbing siswa selama pembuatan karangan deskripsi. Kegiatan akhir guru melakukan tanya jawab mengenai materi yang telah disampaikan, membenarkan kesalahpahaman dan melakukan refleksi dari pembelajaran yang sudah dilaksanakan.

Observasi, kegiatan yang dilakukan untuk mengamati kegiatan siswa selama proses pembelajaran, sejauh mana siswa dapat menerima materi yang disampaikan oleh guru. Pada tahapan ini juga dapat mendapatkan hasil kelemahan dan kelebihan pada siklus 1 melalui pengamatan yang nantinya akan menjadi evaluasi untuk ke tahap selanjutnya. Hasil observasi kegiatan pembelajaran

(7)

terdapat kendala saat pembentukan kelompok, siswa menjadi ribut karena masing-masing dari mereka ingin memilih kelompoknya sendiri. Hasil observasi siswa menunjukan belum adanya siswa yang bertanya mengenai materi pelajaran sehingga guru yang melakukan tanyajawab untuk materi karangan. Kesimpulan dari hasil onservasi pada siklus 1 menunjukan masih adanya kendala saat pembentukan kelompok sehingga kelas menjadi ribut dan siswa belum memiliki keberanian untuk menanyakan materi yang belum mereka pahami selama pembelajaran.

Dari hasil tes yang dilakukan dapat diketahui nilai tertinggi yang diperoleh pada siklus 1 adalah 100 sebanyak 3 siswa, dan nilai terendah adalah 3,3 sebanyak 4 siswa, sementara itu siswa yang mendapat nilai kurang dari 64 sebanyak 20 siswa. Nilai rata-rata akhir yang diperoleh hanya mencapai 63 dan dikatatakn kurang. Nilai rata-rata ini mengakami peningkatan dari hasil pra siklus yang rata-ratanya adalah 53, namun peningkatan ini sedikit sehingga perlu adanya perbaikan kembali.

Refleksi dilakukan setelah guru sudah mengumpulkan semua hasil data pada siklus 1, masalah yang ditemukan dari hasil observasi kegiatan pembelaran adalah kelas menjadi ribut karena pembagian kelompok, siswa masih memilih pilih teman saat pembentukan kelompok. Observasi siswa terdapat kendala yaitu kurangnya rasa percaya diri siswa untuk mengungkapkan dan bertanya apa yang belum mereka ketahui. Hasil tes yang telah dilakukan masih banyak siswa yang belum mecapai target KKM yang telah ditentukan, bahkan yang mendapat nilai 100 hanya ada 3 siswa, hal ini dapat dilihat dari hasil nilai akhir siswa dalam menulis karangan deskripsi. Rata-rata yang didapat dari keseluruhan memang sudah mencapai KKM tetapi

masih dikatakan kurang dari batas yang telah dutentukan oleh peneliti.

Siklus 2, perencanaan yang dibuat pada siklus ini merujuk pada hasil refleksi sikulus 1. Perencanaan RPP lebih difokuskan untuk pengenalan paragraf, pengenalan tanda titik dan koma, serta penggunaan huruf kapital dalam sebuah tulisan. Guru membuat kesepakatan sebelum pelajaran dimulai untuk tidak ribut saat pembelajaran, siapa yang melanggar akan dikenakan sanksi. Saat pembagian kelompok guru memerintahkan kepada siswa untuk berihitung 1 sampai 8, setiap siswa bergabung dengan siswa lainnya yang mendapat nomer yang sama.

Pelaksanaan tindakan, guru mengucapkan salam dan mengkondisikan siswa siap belajar, sebelum berdoa guru dan siswa membuat kesepaatan jika ada siswa ribut maka akan dikenakan sanksi berupa berdiri didepan kelas sampai pelajaran usai. Melakukan doa bersama sebelum belajar, memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti guru menanyakan materi karangan deskripsi minggu lalu sebagai reflexi pegulangan materi, kemudian menjelaskan tentang tata letak kata awal paragraf, penggunaan tanda titik dan koma juga menjelaskan penggunaan huruf kapital. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dengan cara berhitung dan membagikan puzzle yang berbeda kesetiap kelompok. Proses pembuatan karangan deskripsi yang ditugaskan kepada setiap individu debimbing oleh guru, karangan yang dibuat sesuai dengan susunan puzzle yang sudah disusun oleh masing-masing kelompok. Kegiatan penutup guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan memberikan kesimpulan materi hari ini.Hasil observasi pada siklus 2 sudah mengalami peningkatan dari semua aspek pada kegiatan siswa dan guru. Dalam kegiatan pembelajaran siswa

(8)

juga sudah mulai bisa diatur dan berkurangnya keributan didalam kelas dan sudah tidak lagi pilih-memilih teman sekelompok. ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum diketahui ada beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan seputar materi yang diajarkan. Hasil tes yang dilakukan dapat diketahui nilai tertinggi yang diperoleh pada siklus 2 adalah 100 sebanyak 6 siswa, dan nilai terendah adalah 33 sebanyak 1 siswa, sementara itu siswa yang mendapat nilai kurang dari 64 sebanyak 6 siswa. Nilai rata-rata akhir yang diperoleh sudah mencapai 74 dan dikatatakan Baik. Nilai rata-rata ini mengakami peningkatan dari hasil pra siklus yang rata-ratanya adalah 63, peningkatan ini sudah sangat baik.

Refleksi pada siklus 2 dikumpulkan data berupa hasil observasi kegiatan pembelajaran dan aktivitas siswa sudah terlaksana dengan baik, kendala-kendala yang dialami sudah mulai teratasi tidak ada lagi keributan siswa saat pembagian kelompok. Hasil pada sklus 2 mengalami peningkatan dilihat dari meningkatnya hasil rata-rata karangan siswa dan banyak siswa sudah mencapai target krteria ketuntasan minimal. Setelah dilaksanakan hingga siklus 2 dapat dikatakan bahwa pembelajaran menulis karangan deskripsi mata pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan media puzzle dikatakan cocok atau berhasil untuk anak kelas 4 SD. Hasil refleksi yang didapat dari kegiatan yang dilakukan peneliti sebagai guru model merasa puas dengan hasil yang didapat, maka penelitian dihentikan pada siklus 2.

Telah dipaparkan sebelumnya bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan menulis karangan deskripsi, peneliti sebagai guru model membimbing peserta didik untuk bisa membuat sebuah karangan deskripsi

dengan baik yang nantinya juga akan berpengaruh pada hasil belajar siswa pada keterampilan menulis. Alasan peneliti mengembangkan keterampilan menulis karangan adalah untuk mengembangkan keterampilan menulis karangan pada siswa, karena dengan menulis karangan anak dapat menuangkan segala pengalaman dan pengetahuannya dalam sebuah tulisan. Pemilihan media Puzzle dipilih karena permainan puzzle dapat memotivasi diri secara nyata dan merupakan daya penarik yang kuat. Puzzle dapat memotivasi diri karena hal itu menawarkan sebuah tantangan yang dapat secara umum dilaksanakan berhasil. Dilihat dari langkah-langkah pembelajaran menulis karangan deskripsi sesuai dengan hasil kegiatan yang dilakukan oleh guru dan aktivitas siswa,

1) Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Grafik 1

Grafik Lembar Observasi Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi Pada

Siklus 1 dan 2

Dilihat dari hasil grafik aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru pada siklus 1 dan siklus 2 mengalami peningkatan. Kekurangan yang didapatkan pada aktivitas pembelajaran adalah kurang adanya perhitungan waktu, namun dapat diatasi pada siklus 2 dan terlaksanakan dengan baik. 85% 90% 95% 100% 105% Siklus 1 siklus 2

(9)

2) Kegiatan Observasi Kegiatan Siswa

Grafik 2

Grafik Lembar Observasi Kegiatan Siswa Pada Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi Pada

Siklus 1 dan 2

Hasil yang didapat pada observasi aktivitas siswa mengalami peningkatan, masalah yang didapat pada siklus 1 dan dapat diatasi pada pembelajaran siklus 2, sehingga kegiatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran mengalami peningkatan yang baik. Hal ini terjadi karena guru membuat perencanaan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1 dan memperbaiki pada tindakan yang dilakukan pada siklus 2.

3) Hasil Belajar

Grafik 4.3 Grafik Hasil Penilaian Karangan Deskripsi Siswa Dengan Media Puzzle Pada Pra

Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

Data yang didapatkan mengenai hasil belajar siswa dalam menulis karangan dekripsi menggunakan media puzzle mengalami peningkatan yang cukup baik mulai dari pra siklus hingga siklus 2. Pada siklus 2 sudah mencukupi batas ketentuan nilai rata-rata yang telah ditentukan oleh peneliti sebelumnya, maka dapat dikatakan penelitian menggunakan media puzzle dalam menulis karangan deskripsi afektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Pembelajaran dengan menggunakan media Puzzle untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi dapat dijadikan salah satu media pembelajaran yang efektif untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia pada pembelajaran menulis karangan.

SIMPULAN DAN SARAN

Berasarkan hasil observasi dan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis selama dilapangan, diperoleh hasil menulis karangan deskripsi dengan media puzzle dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah kegiatan pembelajaran karangan deskripsi sudah

70% 80% 90% 100% 110% Siklus 1 Siklus 2 0 20 40 60 80

Pra siklus Siklus 1 Siklus 2

(10)

terlaksana dengan baik, dilihat pada lembar kegiatan siswa dan aktivitas pembelajaran sudah terlaksana dan sesuai tahapan yang telah direncanakan.

Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media puzzle pada keterampilan menulis karangan deskripsi dapat dikatatakan efektif karena dilihat dari hasil yang diperoleh nilai rata-rata siswa yang mencapai KKM meningkat. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran juga terlihat ketika mereka bekerjasama untuk menyelesaikan puzzle yang diberikan kepada masing-masing kelompok.

Saran penelitian ini ditujukan untuk peneliti selanjutnya agar dapat menjadi perbandingan dan tolak ukur pada penelitian selanjutnya. Saran untuk guru, media puzzle bisa menjadi salah satu media yang dapat digunakan pada pembelajaran karangan dan lebih memperhatikan penggunaan media pembelajaran sebagai penunjang proses kegiatan pembelajaran, karena media pembelajaran sebagai wahana penyalur pesan atau penyalur informasi belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Sahara, Syukron. (2011). Pembealajaran

Menggunakan Media Puzzle. Diperoleh dari 3 Februari 2015, dari http://syukronsahara.blogs pot.co.id/2011/05/penggun aan-media-games-puzzle.html. Tampubolon, Saur. (2013).

Penelitian Tindakan Kelas

Sebagai Pengembangan Profesi Pendidik dan Keilmuan. Jakarta : Erlangga.

Zaenudin, Teguh. (2015). Pembelajaran Mengarang Deskripsi di SD. Yogyakrta : Tiara Wacana

Gambar

Grafik Lembar Observasi  Kegiatan Aktivitas  Pembelajaran Menulis  Karangan Deskripsi Pada

Referensi

Dokumen terkait

Pada Siklus II materi yang diajarkan mengenai operasi hitung pecahan menggunakan metode eliminasi, materi ini tidak berbeda jauh dengan materi sebelumnya. Hasil pengamatan dan

Dengan hasil yang dicapai pada siklus I dan siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa pemberian umpan balik soal-soal latihan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dikemukakan bahwa kesimpulan perencanaan pembelajaran menulis teks deskripsi yang dibuat oleh pendidik bahasa Indonesia

Selain itu peneliti juga bertindak sebagai humaninstrument yaitu manusia sebagai alat yang denganpengetahuannyamenjaring dan menglah data yang telah diperolehnya. Instrumen

Perencanaan tindakan siklus I disusun peneliti bersama guru kelas II sebagai observer, Ibuk Ariati Perencanaan disusun dengan tujuan untuk mempersiapkan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Asap cair dapat menghambat kerusakan protein secara efektif hingga hari penyimpanan ke-10 (nilai TVB kurang dari 100 mg/100 g). 2) Secara

Dengan hasil yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan siklus II 87 % dari target ≥75 siswa memeroleh nilai 70 ke atas, ini berarti terjadi peningkatan hasil belajar sebagai

Hasil Frekuensi Karakteristik Subjek Berdasarkan Kategori Tingkat Pengetahuan No Kategori Frekuensi Pre-test Presentase Post-test Presentase 1 Kurang 16 18.60% 4 4.65% 2