• Tidak ada hasil yang ditemukan

LP Sinusitis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LP Sinusitis"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN LAPORAN PENDAHULUAN

SINUSITIS SINUSITIS

A.

A. AnaAnatotomi mi FisFisioliologiogi

Kita ketahui bahwa Sinus paranasal merupakan salah satu organ tubuh manusia yang Kita ketahui bahwa Sinus paranasal merupakan salah satu organ tubuh manusia yang sulit digambarkan karena bentuknya sangat bervariasi pada tiap individu. Ada empat sulit digambarkan karena bentuknya sangat bervariasi pada tiap individu. Ada empat  pasang

 pasang sinus sinus paranasal, paranasal, mulai mulai dari dari yang terbesar yang terbesar yaitu yaitu sinus sinus maksila,sinus maksila,sinus frontal, frontal, sinussinus etmoid dan sinus sfenoid kanan dan kiri. Sinus paranasal merupakan hasil pneumatisasi etmoid dan sinus sfenoid kanan dan kiri. Sinus paranasal merupakan hasil pneumatisasi tu

tulalang ng – – tutulalang ng kekepapalala, , sehsehiningggga a terterbebentntuk uk rorongngga ga di di dadalam lam tutulanlang. g. SeSemumua a sinsinusus mempunyai muara (ostium) ke

mempunyai muara (ostium) ke dalam rongga hidung.dalam rongga hidung.

Secara embriologik, sinus paranasal berasal dari invaginasi mukosa rongga hidung Secara embriologik, sinus paranasal berasal dari invaginasi mukosa rongga hidung dan perkembangannya dimulai pada fetus usia !" bulan, kecuali sinus sfenoid dan sinus dan perkembangannya dimulai pada fetus usia !" bulan, kecuali sinus sfenoid dan sinus frontal. Sinus maksila dan sinus etmoid telah ada saat bayi lahir, sedangkan sinus frontal frontal. Sinus maksila dan sinus etmoid telah ada saat bayi lahir, sedangkan sinus frontal  berkembang

 berkembang dari dari sinus sinus etmoid etmoid anterior anterior pada pada anak anak yang yang berusia berusia kurang kurang lebih lebih # # tahun.tahun. $ne

$neumumatisatisasi asi sinsinus us sfensfenoid oid dimdimulaulai i padpada a usiusia a #!%#!%& & tahtahun un dan dan berberasal asal dardari i bagbagianian  posterosuperior

 posterosuperior rongga rongga hidung. hidung. Sinus Sinus – – sinus sinus ini ini umumnya umumnya mencapai mencapai besar besar maksimalmaksimal  pada usia antara %'!%# tahun.

 pada usia antara %'!%# tahun. %)

%) Sinus MaksilaSinus Maksila Sin

Sinus us makmaksilsila a mermerupaupakan kan sinsinus us parparanaanasal sal yayang ng terterbesbesarar. . SaaSaat t lahlahir ir sinsinusus maksila bervolume !# ml,sinus kemudian berkembang dengan cepat dan akhirnya maksila bervolume !# ml,sinus kemudian berkembang dengan cepat dan akhirnya men

mencapcapai ai ukuukuran ran makmaksimsimal,yal,yaitu aitu %' %' ml ml saat saat dewdewasa.asa.SinSinus us makmaksila sila berberbenbentuk tuk   pyramid. inding anterior

 pyramid. inding anterior sinus ialah sinus ialah permukaan fasial permukaan fasial os maksila os maksila yang disebut yang disebut fosafosa kanin

kanina, a, dinddinding ing posteposteriornyriornya a adalah adalah permupermukaan kaan infra!teinfra!temporamporal l mkasimkasila, la, dindidindingng media

medialnya lnya ialah dinding dinding lateral ialah dinding dinding lateral ronggrongga a hidunhidung, g, dindidinding ng supersuperiornyiornya a ialahialah dasar orbita dan dinding inferiornya ialah prosesus alveolaris dan palatum. *stium dasar orbita dan dinding inferiornya ialah prosesus alveolaris dan palatum. *stium sinus maksila berada di sebelah superior dinding medial sinus dan bermuara ke hiatus sinus maksila berada di sebelah superior dinding medial sinus dan bermuara ke hiatus semilunaris melalui infundibulum etmoid. ari segi klinik yang perlu diperhatikan semilunaris melalui infundibulum etmoid. ari segi klinik yang perlu diperhatikan dari anatomi sinus maksila adalah+

dari anatomi sinus maksila adalah+ a)

a) aasar sinusar sinus s mamaksksilila a sansangagat t beberdrdekekatatan an dedengngan an akakar ar gigigi gi rahrahanang g ataatas, s, yayaituitu  premolar

 premolar ($% ($% dan dan $), $), molar molar (-% (-% dan-), dan-), kadang kadang – – kadang kadang uga uga gigi gigi taring taring // dan gigi molar -,bahkan akar!akar gigi tersebut dapat menonol ke dalam sinus, dan gigi molar -,bahkan akar!akar gigi tersebut dapat menonol ke dalam sinus, sehingga infeksi gigi geligi mudah naik ke atas menyebabkan sinusitis.

sehingga infeksi gigi geligi mudah naik ke atas menyebabkan sinusitis.  b)

 b) Sinusitis maksila dapat menimbulkan komplikasi orbita.Sinusitis maksila dapat menimbulkan komplikasi orbita. c)

c) *sti*stium sinuum sinus s makmaksila terlesila terletak lebitak lebih h tintinggggi i dardari i dasdasar sinus, sehar sinus, sehingingga drenaga drenasese ha

hanynya a tetergrganantutung ng dadari ri gegerak rak silsiliaia, , laglagi i pupula la drdreaneanase ase uuga ga haharurus s memelallaluiui infundibulum yang sempit. 0nfundibulum adalah bagian dari s

infundibulum yang sempit. 0nfundibulum adalah bagian dari s inus etmoid anterior inus etmoid anterior  %

(2)

dan pembengkakan akibat radang atau alergi pada daerah ini dapat menghalangi drainase sinus maksila dan selanutnya menyebabkan sinusitis.

) Sinus Frontal

Sinus frontal yang terletak di os frontal mulai terbentuk seak bulan ke empat fetus, berasal dari sel!sel resesus frontal atau dari sel!sel infundibulum etmoid. Sesudah lahir, sinus frontal mulai berkembang pada usia #!%& tahun dan akan mencapai ukuran maksimal sebelum usia & tahun.Sinus frontal kanan dan kiri  biasanya tidak simetris, satu lebih besar dari lainya dan dipisahkan oleh sekat yang terletak di garis tengah. Kurang lebih %'1 orang dewasa hanya mempunyai satu sinus frontal dan kuran lebih '1 sinus frontalnya tidak berkembang.2kuran sinus frontal adalah ,# cm tingginya, lebarnya ," cm dan dalamnya  cm. sinus fronta  biasanya bersekat!sekat dan tepi sinus berlekuk!lekuk. 3aidak adanya gambaran

septum!septum atau lekuk!lekuk dinding sinus pada foto 4ontgen menunukan adanya infeksi sinus. Sinus frontal dipisahkan oleh tulang yang relative tipis dari orbita dan fosa serebri anterior, sehingga infeksi dari sinus fronta mudah menalar ke daerah ini.Sinus frontal berdrenase melalui ostiumnya yang terletak di resesus frontal, yang berhubungan dengan infundibulum etmoid.

) Sinus Etmoid

ari semua sinus paranasal, sinus etmoid yang paling bervariasi dan akhir! akhir ini dianggap paling penting, karena dapat merupakan focus bagi sinus!sinus lainnya. $ada orang dewasa bentuk sinus etmoid seperti pyramid dengan dasarnya di  bagian posterior. 2kuran dari anterior ke posterior "!' cm, tinggi ," cm dan lebarnya &,' cm dibagian anterior dan %,' cm dibagian posterior.Sinus etmoid berongga! rongga, terdiri dari sel!sel yang menyerupai sarang tawon, yang terdapat di dalam massa bagian lateral os etmoid, yang terletak diantar konka media dan dinding dinding medial orbita. Sel!sel ini umlahnya bervariasi. 5erdasarkan letaknya, sinus etmoid dibagi menadi sinus etmoid anterior yang bermuara di meatus medius dan sinus etmoid posterior yang bermuara di meatus medius dan sinus etmoid posterior  yang bermuara di meatus superior. Sel!sel sinus etmoid anterior biasanya kecil!kecil dan banyak, letaknya di depan lempeng yang menghubungkan bagian posterior  konka media dengan dinding lateral ( lamina basalis), sedangkan sel!sel sinus etmoid  posterior biasanya lebih besar dan lebih sedikit umlahnya dan terletak diposterior 

dari lamina basalis. ibagian terdepan sinus etmoid anterior ada bagian yang sempit, disebut resesus frontal, yang berhubungan sinus frontal. Selo etmoid yang terbesar  disebut bula etmoid. i daerah etmoid anterior terdapat suatu penyempitan yang di

(3)

sebut infundibulum, tempat bermuaranya ostium sinus maksila. $embengkakan atau  peradangan diresesus frontal dapat menyebabkan sinusitis frontal dan pembengkakan di infundibulum dapat menyebabkan sinusitis maksila.Atap sinus etmoid yang disebut fovea etmoidalis berbatasan dengan lamina kribrosa. inding lateral sinus adalah lamina papirasea yang sangat tipis dan membatasi sinus etmoid darirongga orbita. i bagian belakang sinus etmoid posterior berbatasan dengan sinus sfenoid. ") Sinus Sfnoid

Sinus sfenoid terletak dalam os sfenoid di belakang sinus etmoid posterior. Sinus sfenoid dibagi dua oleh sekat yang disebut septum intersfenoid. 2kurannya adalah  cm tingginya, dalamnya , cm dan lebarnya %,6 cm. volumenya bervariasi dari ' sampai 6,' ml. saat sinus berkembang, pembuluh darah dan nervus dibagian lateral os sfenoid akan menadi sangat berdekatan dengan rongga sinus dan tampak  sebagai indensitasi pada dinding sinus sfenoid. 5atas!batasnya ialah, sebelah superior  terdapat fosa serebri media dan kelenar hipofisa, sebelah inferiornya atap nasofaring, sebelah lateral berbatasan dengan sinus kavernosus dan a.karotis interna (sering tampak sebagai indentasi) dan disebelah posteriornya berbatasan dengan fosa serebri  posterior didaerah pons.

Fungsi Sinus Paranasal 

Sampai saat ini belum ada persesuaian pendapat mengenai fisiologi sinus  paranasal. Ada yang berpendapat bahwa sinus paranasal ini tidak mempunyai fungsi apa!apa, karena terbentuknya sebagai akibat pertumbuhan tulang muka. 5eberapa teori yang dikemukakan sebagai fungsi sinus paranasal antara lain+

!" S#agai $ngatur kondisi udara %air &onditioning"

Sinus berfungsi sebagai ruang tambahan untuk memanaskan dan mengatur  kelembaban udara inspirasi. Keberatan terhadap teori ini ialah karean ternyata tidak didapati pertukaran udara yang definitive antara sinus dan rongga hidung.7olume pertukaran udara dalam ventilasi sinus kurang lebih %8%&&& volume sinus pada tiap kali bernafas, sehingga di butuhkan beberapa am untuk   pertukaran udara total dalam sinus. 9agi pula mukosa sinus tidak mempunyai

vaskularisasi dan kelenar yang sebanyak mukosa hidung. '" S#agai $na(an su(u %t(rmal insulators"

Sinus paranasal berfungsi sebagai penahan (buffer) panas, melindungi orbita dan fosa serebri dari suhu rongga hidung yang berubah!ubah. Akan tetapi kenyataanya sinus!sinus yang besar tidak terletak di antara hidung dan organ! organ yang di lindungi.

(4)

)" Mm#antu ksim#angan k$ala

Sinus membantu keseimbanga kepala karena mengurangi berat tulang muka. Akan tetapi bila udara dalam sinus diganti dengan tulang, hanya aka memberikan  pertambahan berat sebesar %1 dari berat kepala, sehingga teori ini dianggap tidak   bermakna.

*" Mm#antu rsonasi suara

Sinus ini mungkin berfungsi sebagai rongga untuk resonasi suara dan mempengaruhi kualitas suara. Akan tetapi ada yang berpendapat, posisi sinus dan ostiumnya tidak memungkinkan sinus berfungsi sebagai resonator yang efektif. 9agi pula tida ada kolerasi antara resonasi suara dan besarnya sinus pada hewan! hewan tingkat rendah.

+" S#agai $rdam $ru#a(an tkanan udara

:ungsi ini beralan bila ada perubahan tekanan yang besar dan mendadak, misalnya pada waktu bersin atau membuang ingus.

," Mm#antu $roduksi mu&us

-ucus yang dihasilkan oleh sinus paranasal memang umlahnya kecil dibandingkan dengan mucus dari rongga hidung, namun efektif untuk  membersihkan partikel yang masuk dengan udara inspirasi karena mucus ini keluar dari meatus medius, tempat yang paling strategis.

-. Dfinisi

Sinusitis didefinisikan sebagai inflamasi8peradangan pada satu atau lebih dari sinus paranasal yang disebabkan oleh,virus,bakteri ataupun amur. Sinus merupakan suatu rongga8ruangan berisi udara dengan dinding yang terdiri dari membrane mukosa. (;harlene, &&&, hal 6)

Sinusitis adalah radang sinus paranasal, bila teradi pada beberapa sinus, disebut multisinusitis, sedangkan bila mengenai seluruhnya disebut pansinusitis. (-ansyoer, &&&, hal %&) Sinusitis adalah radang mukosa sinus paranasal. (Aratmo, %<<<, hal %) $ost operasi sinusitis adalah suatu insisi pada bagian fosa kanina, lateral hidung, aringan lunak, dan periostium termasuk sakus lakrimalis dan kantus media dielevasi yang mengangkat sepotong tulang dinding dan sel udara yang sakit. (=eorge, &&, hal '%)

. /lasifikasi

Sinusitis sendiri dapat dibedakan menadi  enis, yaitu + !" Sinusitis Akut

(5)

Suatu proses infeksi di dalam sinus yang berlangsung selama  minggu. -acam!macam sinusitis akut, yaitu sinusitis maksila akut, sinusitis emtmoidal akut, sinus frontal akut, dan sinus sphenoid akut.

'" Sinusitis Su# Akut

Sinusitis subakut  menghasilkan  gejala yang hampir identik dengan yang umumnya terkait dengan enis lain sinusitis. >amun demikian, mungkin memerlukan  perawatan yang berbeda dari mereka diberikan dengan infeksi sinus kronis dan akut. Gejala sinusitis subakut mengatasi sepenuhnya biasanya dengan intervensi medis, terutama dengan terapi antibiotik. ekongestan uga terbukti sangat efektif dalam mengurangi gejala-gealanya.

)" Sinusitis /ronis

Suatu proses infeksi di dalam sinus yang berlansung selama !# minggu tetapi dapat uga berlanut sampai berbulan!bulan bahkan bertahun!tahun.

D. Etiologi

$ada Sinusitis Akut, yaitu + !" Infksi 0irus

Sinusitis akut bisa teradi setelah adanya infeksi virus pada saluran pernafasan  bagian atas (misalnya 4hinovirus, 0nfluen?a virus, dan $arainfluen?a virus).

'" -aktri

i dalam tubuh manusia terdapat beberapa enis bakteri yang dalam keadaan normal tidak menimbulkan penyakit (misalnya Streptococcus pneumoniae, @aemophilus influen?ae). ika sistem pertahanan tubuh menurun atau drainase dari sinus tersumbat akibat pilek atau infeksi virus lainnya, maka bakteri yang sebelumnya tidak berbahaya akan berkembang biak dan menyusup ke dalam sinus, sehingga teradi infeksi sinus akut.

)" Infksi 1amur

0nfeksi amur bisa menyebabkan sinusitis akut pada penderita gangguan sistem kekebalan, contohnya amur Aspergillus.

$ada Sinusitis Kronik, yaitu+

a) Sinusitis akut yang sering kambuh atau tidak sembuh.  b) Alergi

c) Karies dentis ( gigi geraham atas )

d) Septum nasi yang bengkok sehingga menggagu aliran mucosa. e) 5enda asing di hidung dan sinus paranasal

f) 3umor di hidung dan sinus paranasal

*" Patofisiologi

$enyakit sinusitis dapat disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus 4hinovirus, 0nfluen?a virus, dan $arainfluen?a, amur aspergillus, dan bakteri

(6)

streptococcus pneumonae, haemoniae influen?a. Awal mulanya penyebab mikroorganisme masuk ke dalam saluran pernapasan, merusak lapisan epitel dan bersilia sehingga teradi peradangan, dimana 0g B di tingkatkan untuk melawan antigan daerah sinus tersebut sehingga antibody terbentuk menyebabkan teradinya edema, pemerahan dan menyebabkan produksi mukosa berlebih sehingga hidung menadi tersumbat, apabila teradi terus!menerus akan menyebabkan penderita sesak napas dan ika antigen ini tidak  sepenuhnya di bersihkan akan menyebabkan mikroorganisme merusak sinus.

$enyebab kedua adalah alergi, seperti alergi debu,polusi yang tercemar, dan  bulu!bulu hewan. Awal mulanya alergi terhadap debu,bulu!bulu hewan,polusi udara yang tercemar masuk kedalam rongga hidung sehingga teradi proses inflamasi, dimana ?at!?at allergen bertemu dengan antibody menyebabkan peningkatan mediator kimia seperti histamine, bradikinin, dan prostaglandin. -enimbulkan reaksi radang pada daerah sinus, hal ini akan menyebabkan peningkatan pada aliran darah dan bradikinin menghantarkan nyeri ke otak, prostaglandin sebagai pengantar signal ke temoregulator yaitu hipotalamus untuk meningkatkan suhu tubuh dan histamine memberikan efek gatal!gatal dan kemerahan.

+" Manifstasi /linis

• Sinusitis Akut

!" Sinusitis Maksila Akut

=eala + emam, pusing, ingus kental di hidung, hidung tersumbat,m nyeri tekan, ingus mengalir ke nasofaring, kental kadang!kadang berbau dan bercampur  darah.

'" Sinusitis Etmoid Akut

=eala + Sekret kental di hidung dan nasofaring, nyeri di antara dua mata, dan  pusing.

)" Sinusitis Frontal Akut

=eala + emam,sakit kepala yang hebat pada siang hari, tetapi berkurang setelah sore hari, sekret kental dan penciuman berkurang.

*" Sinusitis S$(noid Akut

=eala + >yeri di bola mata, sakit kepala, dan terdapat sekret di nasofaring

• Sinusitis /ronis

=eala + :lu yang sering kambuh, ingus kental dan kadang!kadang  berbau,selalu terdapat ingus di tenggorok, terdapat geala di organ lain misalnya

rematik, nefritis, bronchitis, bronkiektasis, batuk kering, dan sering demam. 

(7)

," Pmriksaan Fisik dan Pmriksaan Pnun1ang

iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan  penunang. $emeriksaan fisik dengan rinoskopi anterior dan posterior, pemeriksaan naso endoskopi sangat dianurkan untuk diagnosis yang lebih tepat dan dini. 3anda khas ialah adanya pus di meatus medius (pada sinusistis maksila dan etmoid anterior dan frontal) atau di meatus superior (pada sinusitis etmoid posterior dan sphenoid).

$ada rinosinusitis akut, mukosa edema dan hiperemis. $ada anak sering ada  pembengkakan dan kemerahan di daerah kantus medius.

$emerikasaan pembantu yang penting adalh foto polos atau ;3 scan. :oto polos  posisi Caters, $A dan lateral, umumnya hanya mampu menilai kondisi sinus!sinus besar 

seperti sinus maksila dan frontal. Kelainan akan terlihat perselubungan, batas udara, cairan (air fluid level) atau penebalan mukosa. ;3 scan sinus merupakan golg standard diagnosis sinusitis karena mampu manila anatomi hidung dan sinus, adanya penyakit dalam hidung dan sinus secacra keseluruhan dan perluasannya. >amun karena mahal hanya dikerakan sebagai penunang diagnosis sinusistis kronik yang tidak membaik  dengan pengobatan atau pra!operasi sebagai panduan operator saat melakukan operasi sinus.

$ada pemeriksaan transiluminasi sinus yang sakit akan menadi suram atau gelap. $emeriksaan ini sudah arang digunakan karena sangat terbatas kegunaannya.

$emeriksaan mikrobiologik dan tes resistensi dilakukan dengan mengambil secret dari meatus medius8superior, untuk mendapat antibiotic yang tepat guna. 9ebih baik lagi bila diambil secret yang keluar dari pungsi sinus maksila. Sinuskopi dilakukan dengan pungsi menembus dinding medial sinus maksila melalui meatus inferior, dengan alat endoskop  bisa dilihat kondisi sinus maksila yang sebenarnya, selanutnya dapat dilakukan irigasi

sinus untuk terapi. 2" Pnatalaksanaan

• Non farmakologi

3uuan terapi sinusitis ialah+

%. -empercepat penyembuhan . -encegah komplikasi

. -encegah perubahan menadi kronik

• Farmakologi

Antibiotik dan dekongestan merupakan terapi pilihan pada sinusitis akut  bacterial, untuk menghilangkan infeksi dan pembengkakan maukosa serta membuka sumbatan ostium sinus. Antibiotik yang dipilih adalah golongan penisilin seperti

(8)

amoksilin. ika diperkirakan kuman telah resisten atau memproduksi beta!laktamase, maka dapat diberikan amoksilin!klavulanat atau enis sefalosporin generasi ke!. $ada sinusitis antibiotic diberikan selama %&!%" hari meskipun geala klinik sudah hilang. $ada sinusitis kronik diberikan antibiotic yang sesuai untuk kuman negative gram dan anaerob.

Selain dekongestan oral dan topical, terapi lain dapat diberikan ika diperlukan, seperti analgetik, mukolitik, teroid oral8topical, pencucian rongga hidung dengan >a;l atau pemanasan (diatermi). Antihistamin tidak rutin diberikan, karena sifat antikolinergiknya dapat menyebabkan secret adi lebih kental. 5ila ada alergi  berat sebaiknya diberikan antihistamin generasi ke!.

0rigasi sinus maksila atau $roet? displacement therapy uga merupakan terapi tambahan yang bermanfaat. 0munoterapi dapat dipertimbangkan ika pasien menderita kelainan alergi yang berat.3indakan operasi. 5edah sinus endoskopi fungsional merupakan operasi terkini untuk sinusitis kronik yang memerlukan operasi. 3indakan ini telah menggantikan hampir semua enis bedah sinus terdahulu karena memberikan hasil yang lebih memuaskan dan tindakan ringan dan tidak radikal. 0ndikasinya  berupa+ sinusitis kronik yang tidak membaik setelah terapi adekuatD sinusitis kronik 

disertai kista atau kelainan yang irreversibleD polip ekstensif, adanya komplikasi sinusitis serta sinusitis amur.

3" /om$likasi

a. /lainan $ada Or#ita

Sinusitis ethmoidalis merupakan penyebab komplikasi pada orbita yang tersering. $embengkakan orbita dapat merupakan manifestasi ethmoidalis akut, namun sinus frontalis dan sinus maksilaris uga terletak di dekat orbita dan dapat menimbulkan infeksi isi orbita uga. $ada komplikasi ini terdapat lima tahapan +

 Peradangan atau reaksi edema yang ringan.

3eradi pada isi orbita akibat infeksi sinus ethmoidalis didekatnya. Keadaan ini terutama ditemukan pada anak, karena lamina papirasea yang memisahkan orbita dan sinus ethmoidalis sering kali merekah pada kelompok umur ini.

 Selulitis orbita

Bdema bersifat difus dan bakteri telah secara aktif menginvasi isi orbita namun pus belum terbentuk.

(9)

 Abses Subperiosteal 

$us terkumpul diantara periorbita dan dinding tulang orbita menyebabkan  proptosis dan kemosis.

 Abses Orbita

$us telah menembus periosteum dan bercampur dengan isi orbita. 3ahap ini disertai dengan geala sisa neuritis optik dan kebutaan unilateral yang lebih serius. Keterbatasan gerak otot ekstraokular mata yang tersering dan kemosis konungtiva merupakan tanda khas abses orbita, uga proptosis yang makin bertambah.

Thrombosis Sinus Kavemosus

Akibat penyebaran bakteri melalui saluran vena kedalam sinus kavernosus, kemudian terbentuk suatu tromboflebitis septik.

 b. /lainan intra&ranial  Meningitis akut 

Salah satu komplikasi sinusitis yang terberat adalah meningitis akut, infeksi dari sinus paranasalis dapat menyebar sepanang saluran vena atau langsung dari sinus yang berdekatan, seperti lewat dinding posterior sinus frontalis atau melalui lamina kribriformis di dekat sistem sel udara ethmoidalis.

 Abses Dura

Kumpulan pus diantara dura dan tabula interna kranium, sering kali mengikuti sinusitis frontalis. $roses ini timbul lambat, sehingga pasien hanya mengeluh nyeri kepala dan sebelum pus yang terkumpul mampu menimbulkan tekanan intra kranial.  Abses Subdural 

Kumpulan pus diantara duramater dan arachnoid atau permukaan otak. =eala yang timbul sama dengan abses dura.

 Abses Otak 

Setelah sistem vena, dapat mukoperiosteum sinus terinfeksi, maka dapat teradi perluasan metastatik secara hematogen ke dalam otak.

c. Ostitis dan Ostom4litis.

$enyebab tersering osteomielitis dan abses subperiosteal pada tulang frontalis adalah infeksi sinus frontalis. >yeri tekan dahi setempat sangat berat. =eala sistemik berupa malaise, demam dan menggigil.

d. Mukokl

Suatu kista yang mengandung mukus yang timbul dalam sinus, kista ini paling sering ditemukan pada sinus maksilaris, sering disebut sebagai kista retensi mukus dan

(10)

 biasanya tidak berbahaya. alam sinus frontalis, ethmoidalis dan sfenoidalis, kista ini dapat membesar dan melalui atrofi tekanan mengikis struktur sekitarnya. Kista ini dapat bermanifestasi sebagai pembengkakan pada dahi atau fenestra nasalis dan dapat menggeser mata ke lateral. alam sinus sfenoidalis, kista dapat menimbulkan diplopia dan gangguan penglihatan dengan menekan saraf didekatnya.

'.' /ONSEP /EPERA5ATAN A. Pngka1ian

%. Keluhan utama +

@idung tersumbat, pilek, bersin!bersin, hidung gatal dan mata berair, merasa nyeri dikepala dan pipi terasa penuh

. 4iwayat penyakit yang pernah dialami +

Seak kecil pasien sering bersin!bersin lebih dari lima kali pada pagi hari,dan menghilang disiang hari disertai hidung gatal dan mata berair

. $engkaian pola kesehatan +

a. $ola persepsi dan tata laksana hidup sehat

2ntuk mengurangi flu biasanya klien menkonsumsi obat tanpa memperhatikan efek samping.

 b. $ola nutrisi dan metabolism

5iasanya nafsu makan klien berkurang karena teradi gangguan pada hidung c. $ola istirahat dan tidur 

Selama sakit klien merasa tidak dapat istirahat karena klien sering pilek  d. $ola $ersepsi dan konsep diri

Klien sering pilek terus menerus dan berbau menyebabkan konsep diri menurun e. $ola sensorik 

aya penciuman klien terganggu karena hidung buntu akibat pilek terus menerus

-. Diagnosa /$ra6atan

%. Ketidakefektifan bersihan alan nafas berhubungan dengan adanya obstruksi, secret yang mengental

. >yeri + sinus, tenggorokan, kepala berhubungan dengan peradangan pada hidung . $erubahan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

nafsu makan menurun sekunder dari peradangan sinus

". =angguan istirahat tidur berhubungan dengan hidung tersumbatD nyeri sekunder   peradangan hidung

'. =angguan konsep diri berhubungan dengan bau pernafasan tidak sedap. . Int0nsi /$ra6atan dan Rasional

%. Ketidakefektifan bersihan alan nafas berhubungan dengan adanya obstruksi, secret yang mengental

3uuan + alan nafas efektif setelah secret (serous,purulen) dikeluarkan Kriteria +

Klien tidak bernafas lagi melalui mulut %&

(11)

alan nafas kembali normal terutama hidung

Intr0nsi Rasional

a. kai penumpukan secret yang ada

 b. *bservasi tanda!tanda vital. c. Aarkan batuk efektif 

d. Kolaborasi dengan tim medis untuk pembersihan sekret

a. -engetahui tingkat keparahan dan tindakan selanutnya

 b. -engetahui perkembangan klien sebelum dilakukan operasi

c. -emudahkan klien untuk bisa mengeluarkan sekret

d. Kerasama untuk menghilangkan  penumpukan secret8masalah

. >yeri + sinus, tenggorokan, kepala berhubungan dengan peradangan pada hidung 3uuan + >yeri klien berkurang atau hilang

Kriteria hasil +

Klien mengungkapakan nyeri yang dirasakan berkurang atau hilang Klien tidak menyeringai kesakitan

Intr0nsi Rasional

a. Kai tingkat nyeri klien

 b. *bservasi tanda tanda vital dan keluhan klien

c. elaskan sebab dan akibat nyeri pada klien serta keluarganya

d. Aarkan tehnik relaksasi dan distraksi

e. Kolaborasi dngan tim medis + %) 3erapi konservatif +

obat AcetaminopenD Aspirin, dekongestan hidung

rainase sinus ) $embedahan +

0rigasi Antral + 2ntuk   sinusitis maksilaris.

*perasi ;adwell 9uc.

a. -engetahui tingkat nyeri klien dalam menentukan tindakan selanutnya

 b. -engetahui keadaan umum dan  perkembangan kondisi klien.

c. engan sebab dan akibat nyeri diharapkan klien berpartisipasi dalam perawatan untuk   mengurangi nyeri

d. Klien mengetahui tehnik distraksi dan relaksasi sehinggga dapat mempraktekkannya bila mengalami nyeri

e. -enghilangkan 8mengurangi keluhan nyeri klien

(12)

. $erubahan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nafus makan menurun sekunder dari peradangan sinus

3uuan+ nutrisi klien terpenuhi

Kriteria @asil+

$orsi dihabiskan

Intr0nsi Rasional

a. kai pemenuhan kebutuhan nutrisi klien

 b. ;atat intake dan output makanan klien.

c. orong makan sediki!sedikit tapi sering.

d. elaskan pentingnya makanan  bagi proses penyembuhan

e. Anurkan keluarga untuk  saikan makanan secara menarik 

a. -engetahui kekurangan nutrisi klien

 b. -engetahui perkembangn utrisi klien

c. engan sedikit tapi sering mengurangi penekanan yang  berlebihan paan pemenuhan da

lambung

d. engan pengetahuan yang baik  tentang nutrisi akan memotivasi meningkatkan pemenuhan nutrisi e. -engkatkan selera makan klien

". =angguan istirahat tidur berhubungan dengan hidung tersumbatD nyeri sekunder   peradangan hidung

3uuan + kebutuhan istirahat tidur klien terpenuhi Kriteria hasil + klien tidur !# am sehari

0ntervensi 4asional

a. Kai kebutuhan tidur klien

 b. ;iptakan suasana yang nyaman.

c. Anurkan klien bernafas lewat mulut.

d. Kolaborasi dengan tim medis  pemberian obat.

a. -engetahui permasalahan klien dalam pemenuhan kebutuhan istirahat tidur.

 b. Agar klien dapat tidur dengan tenang.

c. $ernafasan tidak terganggu.

d. $ernafasan dapat efektif kembali lewat hidung.

(13)

'. =angguan konsep diri berhubungan dengan bau pernafasan tidak sedap.

3uuan + -ulai menunukkan adaptasi dan menyatakan penerimaan pada situasi diri Kriteria @asil+

mengenali dan menyatu dengan perubahan konsep diri yang akurat tanpa harga diri negatif 

membuat rencana nyata untuk adaptasi peran baru8 perubahan peran

Intr0nsi Rasional

a. kai dinamika pasien dan uga orang terdekat dengan pasien ( contohnya+ peran pasien dalam keluarg, faktor budaya dan sebagainya.

 b. engarkan keluhan pasien dan tanggapan!tanggapan

mengenai tangapan yang di alami

c. 3erima keadaan pasien,  perlihatkan perhatian pada  pasien sebagai individu.

Anurkan pasien

mengidentifikasikan kekuatan,  beri umpan balik yang positif 

untuk pengembangan atau kemauan yang ada.

d. 9ibatkan pasien atau orang terdekat dalam perawatan,  biarkan pasien membuat keputusan dan berperan serta dalam aktivitas merawat diri sendiri ika mungkin.

a. peran pasien dalam keluarga di masa lampau yang terganggu menambah kesulitan dalam menginteggrasikan konep diri selain itu, masalah kemandirian dan ketergantungan perlu pula mendapat  perhatian

 b. memberikan petunuk bagi pasien dalam memandang dirinya, adanya  perubahan peran dan kebutuhan dan  berguna untuk memberikan informasi pada saat tahap  penerimaan

c. membina suasana terapeutik pada  pasien untuk memulai penerimaan

diri

d. meyakinkan bahwa pasien masih  bertanggung awab atas

kehidupannya sendiri dan memberikan perasaan untuk dapat mengatur keadaan atau situasi diri.

(14)

DAFTAR PUSTA/A

• oenges, -. =. &&&. 4encana Asuhan Keperawatan Bdisi . akarta + B=;. • Soepardi, BA. &&6.  Buku Ajar Ilmu Kersehatan Telinga Hidung Tenggorok 

 Kepala dan Leher . akarta+ =aya 5aru

• -ansoer,dkk. &&%.Kapita Selekta Kedokteran. Bdisi . akarta. -edia

Aesculapius

Referensi

Dokumen terkait

memunculkan gagasan-gagasan serta ide-ide yang berguna, sehingga aparat penegak hukum juga dapat bekerja sama dalam menggabungkan antara gagasan dengan kinerja

Berdasarkan uji spesifikasi model yang telah dilakukan dari kedua analisis yang dilakukan dengan uji chow dan uji hausman test keduanya menyarankan untuk menggunakan

2) Semi detached binary  Salah satu bintang pasangannya ketika berevolusi menjadi bintang raksasa merah memenuhi lingkup Roche (daerah di sekeliling bintang

&amp;at golongan ini dikenal +uga dengan nama golongan statin dan digunakan untuk menurunkan kolesterol dengan 1ara menurunkan ke1epatan produksi LDL :kolesterol

(4) retribusi tindakan medis operatif pasien rawat jalan di Poloklinik dan Insatalasi Darurat medis yang tidak tercantum dalam lampiran Peraturan Daerah ini ditetapkan sama

Maka diperlukan perancangan antenna dipole yang dapat meningkatkan jangkauan pada frekuensi 2,4 GHz dengan menggunakan software Ansoft HFFS 14.0 dari antena chip

Dari hasil penelitian sebelumnya yakni di Desa Mataue (kurang lebih 8 km dari desa Salua ke arah selatan), jenis pohon yang ada di Desa Salua tidak jauh berbeda dengan yang ada

Berkaitan dengan kenyataan tersebut di atas khususnya yang berkaitan dengan limbah yang dihasilkan dari fasilitas kesehatan maka upaya yang dapat dilakukan