• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isu Strategis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Isu Strategis"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI ISU STRATEGIS IDENTIFIKASI ISU STRATEGIS

Setelah melakukan analisis SWOT dapat indentifikasi terhadap lingkungan internal Setelah melakukan analisis SWOT dapat indentifikasi terhadap lingkungan internal dan lingkungan eksternal organisasi, akan ditemukan banyak isu dengan tingkat kestrategisan dan lingkungan eksternal organisasi, akan ditemukan banyak isu dengan tingkat kestrategisan yang berbeda. Sehingga dikatakan identifikasi isu strategis merupakan inti dari proses yang berbeda. Sehingga dikatakan identifikasi isu strategis merupakan inti dari proses  perencanaan strategis, karena kes

 perencanaan strategis, karena kesalahan dalam mengenali dan mempormulasikan isalahan dalam mengenali dan mempormulasikan isu strategisu strategis dapat mengakibatkan kesalahan dalam menetapkan formulasi strategi yang diambil dan dapat mengakibatkan kesalahan dalam menetapkan formulasi strategi yang diambil dan diprioritaskan.

diprioritaskan.

Alat analisis yang akan dipakai dalam menganalisis isu strategis pada organisasi Alat analisis yang akan dipakai dalam menganalisis isu strategis pada organisasi BKD adalah dengan menggunakan critical analisys dan menggunakan litmus test.

BKD adalah dengan menggunakan critical analisys dan menggunakan litmus test.

Berikut ini akan diuraikan secara satu persatu dari kedua pendekatan yang Berikut ini akan diuraikan secara satu persatu dari kedua pendekatan yang digunakan, untuk selanjutnya dibandingkan satu dengan yang lain. Sehingga dengan digunakan, untuk selanjutnya dibandingkan satu dengan yang lain. Sehingga dengan demikian diharapkan, akan diperoleh hasil berupa isu strategis yang benar-benar valid karena demikian diharapkan, akan diperoleh hasil berupa isu strategis yang benar-benar valid karena dilakukan dengan dua cara atau pendekatan.

dilakukan dengan dua cara atau pendekatan.  A.

 A. PendekataPendekatan n critical analisyscritical analisys

Pendekatan ini dipakai untuk mendapatkan isu yang benar-benar strategis dan menjawab Pendekatan ini dipakai untuk mendapatkan isu yang benar-benar strategis dan menjawab  pertanyaan mengapa isu-isu tersebut lebih strategis dari isu-isu yang lain.

 pertanyaan mengapa isu-isu tersebut lebih strategis dari isu-isu yang lain. 1.

1. Pendekatan critical analisys terhadap kekuatan dan kelemahan internalPendekatan critical analisys terhadap kekuatan dan kelemahan internal

Dengan memperhatikan begitu pentingnya kedudukan aspek kekuatan dan Dengan memperhatikan begitu pentingnya kedudukan aspek kekuatan dan kelemahan internal, maka untuk menjaga akurasi dan melihat tingkat strategis kelemahan internal, maka untuk menjaga akurasi dan melihat tingkat strategis tidaknya aspek kekuatan dan kelemahan internal, perlu dilihat kembali determinasi tidaknya aspek kekuatan dan kelemahan internal, perlu dilihat kembali determinasi aspek-aspek tersebut.

aspek-aspek tersebut.

Dalam mencermati tingkat strategis kekuatan dan kelemahan internal, dilakukan Dalam mencermati tingkat strategis kekuatan dan kelemahan internal, dilakukan dua cara yakni :

dua cara yakni : a.

a. Menyatakan kekuatan mana yang strategis ditentukan dengan melihat apakahMenyatakan kekuatan mana yang strategis ditentukan dengan melihat apakah  pemanfaatan

 pemanfaatan kekuatan terskekuatan tersebut memerlukan ebut memerlukan perencanaan perencanaan strategis. strategis. Jika Jika itu cukupitu cukup dikelola dengan proses perencanaan rutin, maka kekuatan itu tidak bernilai dikelola dengan proses perencanaan rutin, maka kekuatan itu tidak bernilai strategis

strategis  b.

 b. Mengetahui kelemahan mana yang strategis, ditentukan dengan melihat apakahMengetahui kelemahan mana yang strategis, ditentukan dengan melihat apakah kelemahan tersebut benar-benar merupakan masalah inti (core problem). Jika kelemahan tersebut benar-benar merupakan masalah inti (core problem). Jika semata-mata merupakan imbas atau akibat dari masalah inti, maka kelemahan itu semata-mata merupakan imbas atau akibat dari masalah inti, maka kelemahan itu tidak strategis.

(2)

Dengan menggunakan pendekatan tersebut, maka dari 9 aspek kekuatan internal, yakni : ???????????????

Dari 9 kekuatan internal tersebut maka dapat diambill kekuatan yang merupakan isu strategis yaitu : ??????????????

DARIIIII hal tersebut yang dijadikan isu kekuatan strategis dari organisasi BKD, karena suatu organisasi dalam menjalankan tugasnya pertama harus mempunyai  pegawai yang cukup dengan tingkat pendidikan yang cukup tinggi dan pegawai yang cukup tersebut juga harus dibagi dalam tugas-tugas yang jelas sesuai dengan struktur  organisasi yang telah ditetapkan. Selanjutnya organisasi baru akan dapat berjalan dengan baik apabila organisasi tersebut ditunjang dengan alokasi dana yang cukup dalam melaksanakan tugasnya.

Sedangkan kekuatan internal yang lainnya bukan merupakan isu kekuatan yang strategis karena sifatnya hanya mendukung kegiatan organisasi dalam pencapaian visi dan misinya.

Demikian juga halnya dengan 10 kelemahan internal dari organisasi BKD, yakni : ???????????????

Dari sepuluh kelemahan internal yang dimiliki oleh organisasi BKD, maka yang merupakan isu strategis kelemahan internal adalah : ???????????????????

Sedangkan delapan isu yang lainnya merupakan kelemahan yang bukan termasuk  dalam isu strategis karena isu tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap kinerja organisasi dalam mencapai visi dan misinya. Dan juga ada juga kelemahan yang tidak   bisa diintervensi oleh BKD karena menyangkut kebijakan pimpinan tingkat atas,

seperti masih kecilnya wewenang BKD dalam mengadakan mutasi jabatan, promosi  jabatan maupun demosi, karena masih kuatnya campur tangan Gubernur dan Sekda

dalam hal tersebut.

2. Pendekatan critical analisys terhadap peluang dan ancaman eksternal.

Setelah melakukan critical analisys terhadap kekuatan dan kelemahan, hal yang sama juga akan dilakukan terhadap peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal, sehingga akan diketahui apa yang benar-benar menjadi isu strategis yang harus mendapat penanganan khusus.

(3)

Sebagaimana telah diungkapkan pada bab terdahulu bahwa terdapat beberapa  peluang yang berasal dari lingkungan eksternal organisasi, yaitu : ????????

Dari tujuh peluang yang dimiliki oleh organisasi BKD, maka dapat dijelaskan  bahwa yang menjadi isu strategis yang benar-benar berpengaruh dalam pencapaian

visi dan misi organisasi adalah : ???????????????

DARIII hal tersebut adalah isu yang sangat strategis dibanding yang lainnya. Karena dalam pencapaian misi ketiga hal tersebut cukup berpengaruh.

Selanjutnya analisisi isu strategis terhadap ancaman yang paling berpengaruh organisasi, dan sebagaimana yang telah diketahui bahwa ada ancaman eksternal terhadap organisasi, yaitu antara lain : ??????????????

Dari ancaman tersebut, maka yang menjadi isu strategis yang patut diperhatikan ada satu hal, yakni : ????????????????

Lahirnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai ide dari Pemerintah Pusat yang merevisi undang Nomor 22 tahun 1999 , dengan lahirnya Undang-undang tersebut maka otonomi daerah yang selama ini telah berjalan selama lebih kurang dua tahun akan ditinjau kembali dan akan terjadi resentralisasi, hal ini merupakan isu strategis tetapi karena sifatnya adalah kebijakan nasional organisasi BKD tidak mampu untuk mengintervensinya dan tidak mampu untuk  mempengaruhi kebijakan tersebut, jadi isu ini tidak bisa dimasukkan menjadi isu yang strategis. Sedangkan ancaman pencurian data dengan kecanggihan teknologi komputer belum menjadi isu strategis karena pencurian data yang merupakan data  publik belum banyak terjadi, dan kebanyakan data pemerintah memang harus dibuat

transparan untuk diketahui oleh masyarakat. B. Litmus Test

Setelah didapat isu-isu strategis dengan menggunakan critical analisys, maka untuk  mengetahui isu mana yang paling strategis dibanding dengan isu yang lain selanjutnya digunakan pendekatan Litmus Tes agar dapat ditentukan isu-isu mana yang benar-benar  strategis yang nantinya akan dirangking dari yang paling strategis ke yang strategis.

(4)

Secara teknis tes litmus terdiri dari 14 pertanyaan yang harus dijawab berkaitan dengan isu strategis yang ditentukan. Jawaban yang diperoleh kemudian diberi skor 1 sampai dengan 3, dimana semakin tinggi total nilai skor suatu isu maka akan semakin strategis isu tersebut, sebaliknya semakin rendah total nilai skor suatu isu akan semakin tidak strategis isu tersebut, yang artinya itu hanya bersifat operasional yang dapat dipecahkan melalui kegiatan rutin.

Sesuai pertanyaan pada tes litmus, isu strategis yang dipilih, kemudian ditetapkan scoring sesuai jawaban yang diberikan, untuk setiap pertanyaan pada daftar tes litmus tersebut. Kemudian skor yang diperoleh dijumlahkan di mana akan diperoleh total nilai skor  14 untuk setiap isu yang mendapat nilai skor 1 dan tertinggi sebesar 42 untuk setiap isu yang mendapat nilai skor 3 untuk setiap pertanyaan. Selanjutnya total nilai skor masing-masing isu strategis tersebut dibagi dengan jumlah pertanyaan yang dijawab, yang berjumlah 14  pertanyaan untuk memperoleh nilai skor rata-rata.

Untuk melakukan penilaian terhadap isu strategis yang diuji, maka ditentukan interval nilai dari tiap-tiap kelompok berdasarkan kisaran total nilai skor jawaban yang diperoleh dengan jalan skor tertinggi dikurangi skor terendah dibagi jumlah kategori yakni : (1) Nilai skor rata-rata < 1,6 berarti merupakan kelompok isu tidak strategis, (2) Nilai skor rata-rata 1,61

 – 

2,20 berarti merupakan kelompok isu strategis dan (3) Nilai skor rata-rata > 2,20  berarti merupakan kelompok isu sangat strategis.

Menurut John Bryson (1995:184-185) Test ini minimal memuat beberapa pertanyaan  penting yang harus dijawab.

1. Apakah isu tersebut menjadi agenda policy makers dari pimpinan puncak di organisasi?

2. Kapan isu strategis tersebut menjadi tantangan atau peluang bagi organisasi?

3. Seberapa luas isu tersebut membawa dampak atau pengaruh langsung terhadap  pencapaian visi dan misi organisasi?

4. Berapa besar resiko finansial bagi organisasi?

5. Apakah strategi bagi pemecahan isu mensyaratkan : a. Pengembangan tujuan dan program baru?

 b. Significant dengan perubahan organisasi? c. Significant dengan peratruran yang ada?

d. Pengetahuan dan pendalaman mengenai misi yang akan dicapai organisasi? e. Penambahan staf yang signifikan?

(5)

6. Tingkat manajemen terendah manakah yang dapat mengambil keputusan  pemecahannya?

7. Bagaimana pendalaman mengenai kewenangan yang dimiliki organisasi? 8. Konsekuensi apakah yang mungkin terjadi bila isu tidak dilaksanakan? 9. Seberapa banyak pengaruhnya terhadap peraturan yang berlaku?

10. Seberapa sensitifkah isu tersebut dikaitkan dengan kondisi organisasi? Skore dari pertanyaan ini bisa diamati dari tabel berikut .

Dari hasil inventarisasi dapat diketahui bahwa kekuatan

(strenghts),

kelemahan

(weaknesses),

peluang

(opportuinities),

dan ancaman/tantangan

(treats) 

adalah sebagai berikut :

Kekuatan

(Strenghts) 

1. Tersedianya SDM yang memadai, meliputi :

a. Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah (PPLHD)

b. Pejabat/pegawai yang telah bersertifikat AMDAL

c. Tersedianya sarana dan prasarana yang cukup memadai

d.  ADANYA PERATURAN PERUNDANGAN di bidang lingkungan hidup baik 

ditingkat pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota

e. Dukungan kebijakan dan regulasi dibidang Lingkungan Hidup baik dari

pemerintah Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota

f.  ADANYA ORGANISASI BLH dengan struktur dan instrumen yang

cukup lengkap untuk mendukung pelaksanaan dan kegiatan

g. Tersedianya laboratorium lingkungan sebagai instrumen pengawasan

terhadap\pelakupencemaran

h.

Kelemahan

(Weaknesses) 

1. Keterbatasan APBD Kabupaten Wonogiri

2. Belum lengkapnya sistem informasi SDA dan LH beserta sarana/prasarana

pendukung

(6)

3. Belum adanya standar baku pelayanan investasi bidang pertambangan

4. Masih kurangnya koordinasi, Kerjasama, singkronisasi program serta

adanya kecenderungan berpola fikir lama bahwa pelaksanaan program

kegiatan hanya sebagai saran untuk mempercepat penyerapan anggaran

bukan pelaksanaan program sebagai sarana pendukung pelaksanaan

pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development)

5. Masih kurangnya sinergi anatara stakeholder terkait dalam memberikan

hal-hal yang bersifat inofatif, komunikatif, sosialisasi, dan komitmen yang

terus menerus sebagai usaha untuk memberikan kesadaran masyarakat

mengenai pentingnya fungsi lingkungan hidup

6. Keterbatasan kualitas Sumber daya Manusia

Peluang

(Opportunities) 

1.  Adanya kelompok peduli Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

2.  Adanya tanaman hutan unggulan

3. Masih luasnya lahan yang belum dimanfaatkan secara optimal

4. Perkembangan iptek dan teknologi informasi

5. Dukungan dari instansi vertical

6.  Adanaya UU PPLH (UU No. 32/09) sebagai pengganti UU No. 23 tahun

1997. (UU baru ini lebih mengedepankan aspek dan pelestarian fungsi

lingkungan yang semakin jelas)

7. Meningkatnya kesadaran masyarakat atas haknya untuk mendapatkan

lingkungan hidup yang baik dan sehat

8. Tersedianya instrumen yang dapat meningkatkan kinerja lingkungan

industri

dan masyarakat seperti program : PROPER, ADIPURA,

 ADIWIYATA, KALPATARU, REED

9.  ADANYA SEKTOR

perbankan yang dapat mendukung program

pengendalian pecemaeran lingkungan seperti : adanaya bunga Lunak dan

pembebasana biaya bea cukai untuk import peralatan pengendalian

pencemaran serta pengendalian pengeluaran kredit terhadap industri

yang tidak ramah lingkungan

(7)

10. Tersedianya akedemisi dari berbagai perguruan tinggi yang dapat

memberikan solusi ilmiah untuk mengatasi permasalahan pencemaran

lingkungan

11. Adanaya tuntutan GLOBAL terhadapa pelaku usaha untuk menerapkan

teknologi ramah lingkungan

12. Adanya standar international dan standar Nasional di bidang pengelolaan

lingkungan Sepeerti : REDD.

ISU-ISU STRATEGIS PELUANG BAPEDALD

A :

1. Dengan disahkannya Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang disahkan DPR RI, sebagai pengganti Undang-Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup Nomor 23 Tahun 1997, maka harapan untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan ( sustainable development ) yang lebih mengedepankan aspek dan pelestarian fungsi lingkungan akan semakin menjadi jelas. Sebagaimana kita ketahui sebelumnya UU No.23/1997 meskipun telah bermanfaat bagi upaya pengelolaan lingkungan hidup diIndonesia, tetapi efektifitas implementasinya belum dapat mencapai tujuanyang diharapkan karena adanya persoalan pada masalah substansial, struktural maupun kultural. Dengan lahirnya UU PPLH yang baru ini kedepan resiko bencana ekologi yang semakin masif dan tak terkendali sebagai akibat tingkah laku manusia yang selalu mengedepankan fungsi ekonomi sebagai tolak  ukur pembangunan akan dapat diminimalisir dan ditekan.

2. Dengan peran BLH yang semakin dinamis dan terbuka, maka BLH akan semakin  berpeluang untuk selalu didukung masyarakat yang mulai memahami dan  peduli terhadap usaha pengelolaan lingkungan hidup. Kondisi ini sejalan dengan makin meningkatnya pengetahuan masyarakat. Dengan kehidupan  bermasyarakat yang makin demokratis, transparan dan berani,memberikan dukungan kuat bagi inisiatif masyarakat untuk kontrol dan claim  bagi pelaku- pelaku perusakan lingkungan hidup, serta bagi prakarsa danpartisipasi dalam  pemeliharaan lingkungan hidup

3. Dengan adanya tuntutan global bagi para pelaku usaha untuk  lebihmeningkatkan kualitas produksi dengan penggunaan teknologi yang ramahlingkungan serta semakin ketatnya standar yang diterapkan dalam usahapengelolaan lingkungan hidup, maka BLH berpeluang untuk 

(8)

mendapatkandana dari pihak ketiga. Hal ini akan semakin meningkatkan  performankinerjanya dengan menyusun rencana strategi program kegiatan yang lebihmenguntungkan bagi masyarakat untuk mendapatkan kualitas hidup sehatyang lebih baik tanpa mengorbankan kepentingan pelaku usaha dalammenjalankan roda ekonominya dalam pembangunan

 Ancaman/Tantangan

(Threats) 

1. Kekeringan dan lahan kritis

2. Erosi dan Sedimentasi pada daerah tangkapan Waduk Gajah Mungkur  Wonogiri

3. Kerusakan Hutan, lahan, green belt Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, dan lahan bekas penambangan

4. Kerusakan Ekosistem Sub DAS Solo Hulu, Wuryantoro, Keduang, Temon, Alanggunggahan, Wiroko.

5. Laju kerusakan dan pencemaran lingkungan yang terjadi tidak sebanding dengan usaha pencegahan, pemulihan dan pengelolaan lingkungan yang dilakukan

6. Adanya pola pemikiran (mindset) dari sebgaian masyarakat baik dari kalangan industri maupun masyarakat umum untuk tetap menghalalkan segala cara serta mengabaikan aturan pengelolaan lingkungan hidup karena alasan desakan atau motif keuangan ekonomi yang lebih besar. 7. Kurangnya kesadaran masyarakat akan kewajibannya untuk menjaga

dan melestarikan fungsi lingkungan hidup.

8. Dinamikan penduduk yang semakin meningkat, memicu peningkatan pencemaran dari sumber domestik dan emisi kendaraan bermortor 

9. Jumlah beban pencemaran dari industri dan kegiatan usaha lain baik skala besar, menengah, maupun kecil.

 ISU-ISU STRATEGIS ANCAMAN BAPEDALDA :

1. Titik Jenuh/Waktu Kritis Kemampuan Alam :

Kemampuan Alam dalam menerima kondisi kerusakan yang dialaminya  padatitik tertentu akan memiliki titik jenuh/waktu kritis dimana Alam sukar atau hampirmustahil untuk dipulihkan ke kondisi semula meskipun dengan waktu

(9)

 pemulihan yangsangat panjang. Hal ini bisa terjadi apabila laju kerusakan yang terjadi tidak sebanding dengan usaha pemulihan yang dilakukan. Dengan semakin banyaknya sertamenyebarnya lokasi bencana ekologi yang ditimbulkan oleh ulah-polah manusiasedangkan dana yang dibutuhkan untuk mewujudkan rencana program pemulihanyang sangat terbatas, maka dibeberapa tempat lokasi  bencana ekologis yang belumsempat tertangani akan semakin parah menuju titik 

kritisnya. Hal ini kedepan akansemakin menyulitkan BLH dalam menentukan kebijakan dalam penanganannya, dilainpihak dana yang dibutuhkan tentu akan semakin besar.

2. Paradigma Pembangunan yang Sempit

Sebagian Kepala Daerah ataupun pejabat di daerah tidak jarang masihmemandang bahwa otonomi adalah kesempatan pemanfaatan sumber-sumber daerahuntuk dikelola semaksimal mungkin dan digunakan oleh daerahnya sendiri denganmengabaikan faktor lingkungan sebagai pertimbangan utama. Egoisme yang berlatarbelakang ekonomi tersebut dapat berakibat diabaikannya prinsif holistik pengelolaanlingkungan hidup. Dilain pihak ada  pula dari  sebagian masyarakat baik dari kalanganindustri maupun masyarakat umum untuk tetap menghalalkan segala cara sertamengabaikan aturan  pengelolaan lingkungan hidup karena alasan desakan atau motif keuntungan

ekonomi yang lebih besar 

Paradigma atau pemikiran-pemikiran yang keliru seperti ini meskipun dalamprosentase yang kecil dari kebijakan pemimpin daerah ataupun pelaku usaha sedikitbanyak akan memberikan dampak yang tidak bisa diremehkan dalam kelancaranpelaksanaan pembangunan berkelanjutan. Padahal dalam mewujudkan pelaksanaanpembangunan berkelanjutan tersebut semua aspek  dan parameter pendukung sepertipeningkatan kesadaran masyarakat, kerjasama antar sektor terkait, kebijakan danaturan yang harus diterapkan harus didukung secara bulat oleh semua pihak yangberkepentingan.

Berdasarkan hasil analisis lingkungan strategis maka ditetapkan 4 strategi Pengelolaan Lingkungan Hidup Sebagai berikut :

(10)

Pemerintah, Swasta, Masyarakat dan Akedimisi bersatu padu mengatasi permasalahan Lingkungan

2. Pro Green Development

Mengedepanakn pembangunan yang berwawasan lingkungan di semua sektor  3. Pro Green Law Enforcement

Penegakan hukum yang berpihak pada lingkungan hidup melalui penguatan jejaring aparatur penegak hukum lingkungan hidup

4. Green Regulation & Budgeting

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses untuk menghasilkan energi, semua jenis karbohidrat yang dikonsumsi akan masuk ke dalam sistem pencernaan dan juga usus halus, terkonversi menjadi

Kurang te r dapatnya ra lasi yang lnik antara llparat yang ber- wenang dalnm pe laksrulaan Ipeda!. ~1 nya unsur pem ungut Ipeda yang satu menyalahkan unaur pemungut

Program dibagi dalam dua bagian yang pertama yaitu program pada saat acara sudah berlangsung, dimana program ini langsung diperuntukkan untuk menghitung nilai dari ketiga

Sejak lahirnya agama Islam, lahirlah pendidikan dan pengajaran Islam, pendidikan dan pengajaran Islam itu akan terus tumbuh dan berkembang, Islam sebagai sebuah

Risalah RUPS yang telah dibuat wajib dituangkan ke dalam akta Pernyataan Keputusan Rapat atau yang disebut dengan akta PKR yang dibuat oleh notaries sesuai dengan

NIM Nama Lengkap Praktikan Romb... NIM Nama Lengkap

Diharapkan dapat dilakukan penelitian yang lebih lanjut dengan metode yang berbeda guna mengetahui daya hambat ekstrak daun sirsak terhadap bakteri

Dalam penelitian dengan judul karakteristik Nilai CBR tanah lempung merah dengan bahantambahan kapur dan semen pada berbagai porsi campuran untuk perbaikan lapisan