• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA HARGA AIR PADA PROYEK EMBUNG GADDING DI DESA GADDING KECAMATAN MANDING KABUPATEN SUMENEP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA HARGA AIR PADA PROYEK EMBUNG GADDING DI DESA GADDING KECAMATAN MANDING KABUPATEN SUMENEP"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA HARGA AIR PADA PROYEK EMBUNG GADDING

DI DESA GADDING KECAMATAN MANDING

KABUPATEN SUMENEP

Rispiningtati 1, Pitojo Tri Juwono1, Dio Aditya Aji2 1

Dosen Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Malang 2

Mahasiswa Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Malang e-mail: dioadityaaji07@ymail.com

ABSTRAK

Skripsi ini mengkaji tentang penetapan harga air baku yang paling rendah. Dengan adanya harga tersebut, diharapkan Embung Gadding masih layak untuk di rehabilitasi. Kelayakan ekonomi dihitung dengan membandingkan nilai manfaat dan biaya Embung Gadding ditinjau terhadap nilai rasio manfaat (B/C), selisih manfaat (B-C), tingkat pengembalian internal (IRR), periode pengembalian ( Payback Period ) dan analisa sensitivitas. Berdasarkan hal diatas didapatkan biaya konstruksi Rp. 2.738.759.094. Biaya oprasional dan pemeliharaan (pertahun) Rp. 90.775.182 dan manfaat irigasi pertanian yang dapat dihitung ( Tangible Benefit ) Rp. 903.405.000. Dasar perhitungan yang digunakan dalam penentuan harga air adalah BCR > 1 dan IRR > suku bunga yang berlaku. Dari hasil pembahasan diperoleh harga air adalah Rp. 471/m3, pada kondisi ini besarnya BCR = 1 dan IRR = 0,157 %, dengan periode pengembalian 3,37 tahun. Manfaat yang diperoleh dari proyek Embung Gadding ini tidak hanya menghasilkan keuntungan secara material tapi juga menimbulkan rasa aman dari bahaya kekeringan, meningkatnya kehidupan ekonomi masyarakat dan sebagainya. Sehingga dapat disimpulkan proyek Embung Gadding ini layak secara ekonomi.

Kata Kunci : Harga Air , B/C, B-C , IRR, Payback Period dan Analisa Sensitivitas.. ABSTRACT

This thesis examines the pricing the lowest of raw water. Given the price, expected Embung Gadding still feasible for rehabilitation. Economic feasibility is calculated by comparing the value of benefits and costs in terms of the value of Embung Gadding review against the benefit ratio (B / C), the difference in benefit (B-C), internal rate of return (IRR), payback period (payback period), and sensitivity analysis. Based on the description above, the researcher obtained construction costs Rp. 2.73.,759.094. Operations and maintenance costs (per year) Rs. 90,775,182 and agricultural irrigation benefits can be calculated (Tangible Benefit) Rp. 903.405.000. Basic calculations used in determining the price of water is BCR> 1 and IRR> prevailing rates. The results of this study obtained water price is Rp. 471/m3, under these conditions the amount of BCR = 1 and IRR = 0,157%, with a payback period of 3,37 years. The benefits derived from Gadding Embung project not only generate profits matereally but also emergence of a sense of security from the dangers of drought, rising economic life and so on. Therefore we can conclude this Embung Gadding project economically viable.

Keywords: Price Water, B / C, BC, IRR, and Payback Period Sensitivity Analysis.

PENDAHULUAN

Air adalah kebutuhan dasar untuk kehidupan manusia, terutama untuk digunakan sebagai air minum, memasak makanan, mencuci, mandi dan kakus. Ketersediaan sistem penyediaan air bersih merupakan bagian yang selayaknya diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat baik di perkotaan maupun pedesaan. Hingga saat ini penyediaan oleh pemerintah menghadapi

keterbatasan, baik sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya.

Pada Desa Gadding, Kecamatan Manding terletak pada lokasi + 15 km ke arah utara Kabupaten Sumenep, dimana pada daerah ini setiap musim kemarau penduduknya selalu mengalami kesulitan air bersih dan irigasi , baik air yang berasal sungai maupun dari mata air. Pada daerah pengaliran kali gadding juga merupakan daerah perbukitan hal ini menyebabkan air hujan secara cepat akan

(2)

mengalir menjadi aliran permukaan ( surface run-off), yang kemudian mengalir menuju sungai menjadi banjir yang datang secara cepat dan surut secara cepat pula.

Dilihat dari kondisi geologi dan kebutuhan masyarakat akan air baku dan irigasi maka dibuatlah Embung Gadding pada tahun 2011, di Desa Gadding Kecamatan Manding Kabupaten Sumenep. Dengan adanya embung ini masyarakat setempat dapat mengaliri dan memenuhi kebutuhan air irigasi setiap tahunnya, sedangkan dalam memenuhi kebutuhan air baku masyarakat setempat mendapatkan langsung air baku dari embung tersebut tanpa ada kualitas yang terjamin. Maka dari kebutuhan tersebut pemerintah melihat potensi dari segi ekonomi terkait manfaat embung tersebut.

TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan dari studi ini adalah : (1) Untuk mengetahui besarnya biaya total yang dikeluarkan Embung Gadding; (2) Untuk

mengetahui harga air per m3 setelah

melalui proses ekonomi; (3) Untuk mengetahui Nilai Rasio Manfaat dan Biaya ( Benefit Cost Ratio / BCR ), Nilai Bersih pada Waktu Sekarang (Net

Present Value / NPV), Tingkat

Pengembalian Internal (Internal Rate of

Return), Periode Pengembalian (Payback Period) dan Analisa Sensitivitas; (4)

Untuk mengetahui manfaat yang akan diperoleh setelah selesainya proyek tersebut.

Manfaat dari kajian ini adalah sebagai sumbangan pemikiran kepada pihak yang terkait yaitu dinas pengairan dan HIPPA Gadding sebagai organisasi petani, sekaligus bagi penulis sebagai sarana berlatih dalam perhitungan analisa ekonomi suatu proyek dan menjadi refrensi pembaca yang akan melaksanakan evaluasi ekonomi dan dalam perhitungan biaya operasional dan pemeliharaan embung.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Analisa Kelayakan Ekonomi

1. Nilai Rasio Manfaat dan Biaya (Benefit Cost Ratio / BCR)

BCR adalah hasil perbandingan antara present value jumlah benefit kotor pada setiap periode (tahun) dengan jumlah present value dari biaya dan investasi yang dikeluarkan (Cipta Karya, 2007: 34).

Adapun metode analisis benefit cost ratio (BCR) ini akan dijelaskan sebagai berikut: (Giatman, 2007: 81)

Rumus umum BCR = Benefit / Cost Untuk mengetahui apakah suatu rencana investasi layak atau tidak setelah melalui metode ini adalah:

Jika: BCR ≥ 1, berarti investasi layak

(feasible)

BCR < 1, berarti investasi tidak layak

(unfeasible).

2. Net Present Value (NPV)

NPV adalah selisih antara benefit (penerima ) dengan cost (pengeluaran) yang telah dipresent valuekan. Kriteria ini mengatakan bahwa proyek akan dipilih jika NPV>0. Dengan demikian, jika suatu proyek mempunyai NPV>0, maka tidak akan dipilih atau tidak layak untuk dijalani. Dalam proyek rumus NPV ditulis sebagai berikut :

NPV = ∑n Bt – Ct

Dimana :

Bt : Benefit pada tahun ke-t

Ct : Biaya / pengeluaran pada tahun ke-t I : Tingkat discount rate

N : Umur ekonomis proyek

3. Tingkat Pengembalian Internal (

Internal Rate of Renturn atau IRR )

Tingkat pengembalian internal dapat didefinisikan sebagai tingkat suku bunga yang membuat manfaat dan biaya mempunyai nilai yang sama atau B-C = 0 atau tingkat suku bunga yang membuat B/C = 1. Bila biaya dan manfaat tahunan konstan, perhitungan Tingkat Pengembalian Internal dapat dilakukan dengan dasar tahunan, tapi bila tidak

(3)

konstan dapat dilakukan dengan dasar nilai keadaan sekarang ( present value ) dan dicari dengan coba-coba ( trial and

error ). Parameter Tingkat Pengembalian

Internal tidak terpengaruh dengan bunga komersil yang berlaku, sehingga sering disebut dengan istilah Internal Rate of

Renturn . Bila besarnya Tingkat

Pengembalian Internal ini sama dengan besarnya bunga komersil yang berlaku maka proyek dikatakan impas, namun bila lebih besar dikatakan proyek ini menguntungkan.

Dari tiga parameter diatas tidak ada yang paling baik, karena pada suatu kondisi dengan analisis yang mendetail akan didapatkan salah satu parameter yang akan dipakai. Disamping itu sering terjadi konsistensi mengenai hubungan ketiga parameter itu,sehingga bisa terjadi IRR besar tetapi B/C nya kecil atau sebaliknya, bias terjadi pula B/C besar tetapi B-C minimum.

Perhitungan nilai IRR ini dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut : IRR = I’ + " ' ' NPV NPV NPV −  ( I” – I’ ) Dimana :

I’ = Suku bunga memberikan nilai NPV positif

I” = Suku bunga memberikan nilai NPV negative

NPV’ = NPV Positif NPV” = NPV Negative

4. Periode Pengembalian (Payback Period)

Dalam (Giatman,2006: 85) analisis Payback Period pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui seberapa lama (periode) investasi akan dapat dikembalikan saat terjadinya kondisi pulang pokok (break event- point) merupakan jangka waktu yang diperluan

untuk membayar kembali (mengembalikan). Jika komponen cashflow benefit dan cost-nya bersifat annual, maka formulanya menjadi:

x periode waktu

= Periode

= Modal yang diperlukan

apakah rsebut layak n ng akan terjadi dimana : k pengembalian fit AnnualBene investasi Investasi

Annual Benefit = (Keuntungan Pengeluaran) per tahun

Periode Waktu = Tahun

Untuk mengetahui rencana suatu investasi te

ekonomis atau tidak, diperlukan suatu ukuran/kriteria tertentu. Dalam metode Payback Period ini rencana investasi dikatakan layak (feasible):

Jika k ≤ n dan sebaliknya.

,k = jumlah periode pengembalian

,n = umur investasi

5. Analisa Sensitivitas

itas bertujua Analisa sensitiv

a untuk melihat apakah y

dengan hasil proyek jika suatu kemungkinan perubahan dalam dasar-dasar asumsi pada perhitungan biaya dan manfaat. Karena dalam penentuan nilai-nilai untuk biaya dan manfaat masih merupakan perkiraan,maka sudah barang tentu dalam asumsi-asumsi ini terdapat kemungkinan bahwa keadaan yang sebenarnya akan terjadi tidak sama dengan nilai asumsi yang telah dibuat pada waktu perencanaan.

Tujuan lainnya adalah mengurangi resiko kerugian dengan menunjukkan beberapa tindakan pencegahan yang harus diambil. Secara teoritis ada tiga hal yang perlu di perhatikan dalam melakukan analisis sensitivitas :

1. Perubahan dalam perbandingan harga terhadap tingkat harga umum, misalnya penurunan hasil pendapatan akibat penurunan jumlah pemakaian / konsumsi air irigasi.

2. Menurunnya debit air sungai dari perhitungan yang diandalkan

3. Berdasarkan ketentuan diatas maka dalam studi kelayakan ini analisis kepekaan proyek akan dihitung terhadap kondisi pesimis.

Analisa sensitivitas biasanya dilakukan dengan mengubah salah satu k(PBP) =

(4)

elemen

kirakan

judgement ekonomi

i Pertambahan enduduk

proyek (misalnya yield, harga, biaya) dan menghitung nilai EIRR nya dengan harga tersebut. Beberapa keadaan yang biasanya dilakukan dalam analisa sensitivitas proyek pengairan adalah sebagai berikut :

1. Terjadi 10% penurunan pada nilai benefit yang diper

2. Terjadi 10% kenaikan pada biaya proyek yang diperkirakan

3. Tertundanya penyelesaian proyek selama dua tahun

4. Dan beberapa kondisi lainnya berdasarkan atas

akan atau telah terjadi. B. Analisa Proyeks P

Untuk memproyeksikan jumlah

penduduk pada tahun yang akan datang digunakan Metode Geometri Meningkat ( Geometrical Increase ). Dasar penggunaan metode ini berdasarkan skripsi Nuryansyah R yang mengambil buku ( Anonim,1996:16) :

1.Data yang digunakan untuk pengunaan metode ini mencukupi.

2.Penggunaan metode ini telah banyak diterapkan di negara yang sedang berkembang dan hasilnya cukup meyakinkan.

Persamaan yang digunakan dalam metode Geometri Meningkat adalah sebagai berikut : r =

(

)

t Pt Po - 1 Den r gan :

= angka pertumbuhan penduduk umlah penduduk pada awal

a :

)n

: jumlah penduduk tahun n

o uk ada wal

duk

at pada diagram alir berikut :

.

Dalam menentukan kebutuhan air royeksi n. Dalam studi ini met

mlah penduduk tahun n

po jumlah penduduk pada awal

hun data duk adalah contoh k Desa Gadding. Po = j tahun data

Pt = jumlah penduduk pada akhir

tahun data t = tahun mak Pn = Po ( 1 + r : Dengan Pn p : jumlah pendud p a tahun data

r : angka pertumbuhan pendu

n : jangka waktu dalam tahun

proyeksi

METODE PENELITIAN

Tahapan Pengerjaam studi ini

dapat dilih

HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Air

A

perlu adanya perhitungan p penduduk tiap tahu

ode yang digunakan untuk proyeksi jumlah penduduk adalah Metode Geometrik yang rumusnya sebagai berikut: Pn = Po ( 1 + r )n Dengan : Pn : ju : ta

r : angka pertumbuhan pendu

n : jangka waktu dalam tahun

Berikut

perhitungan pertumbuhan pendudu dengan metode geometri untuk

(5)

Jumlah penduduk tahun 2013 (Po) = 4006 jiwa

Waktu proyeksi (n) = 1

Laju pertumbuhan penduduk (r) =

hitungan penduduk dengan = 4006 (1 + 2,16%)1 tnya disajikan a T tuhan Air dari perhitungan nduduk = 90% = 4119 jiwa 90% x 60 ari = 22 + 56

eraca air dilakukan memadai untuk memenuhi

bersangkutan. Serta

1.Inflow

dimana air dari embung dipakai.

1.Kebu 78m / hari lan. S a ,048 m3 • ir Penduduk = • si bulan Mei m 36600,44 •

tuhan air + Kebutuhan Air

Inflow - Outflow= 6625,58

Jika S awal + I - O < 0, maka S akhir = 0

Jika - O > kapasitas

S akhir = melimpas.

2,81% Maka per

metode geometri adalah:

Pn = Po (1 + r)n

=4119 jiwa

Untuk perhitungan selanju pad abel 1.

Untuk Proyeksi Kebu

Baku didapatkan

berikut: 1.Pelayanan Pe

2.Kebutuhan air baku = 60 l/org/hari 3.Proyeksi jumlah penduduk tahun 2014

4.Kebutuhan Air baku = 4119 x x 10-3

= 222 m3/hari

5.Kehilangan Air = 25 % x keb.air baku = 25 % x 222

= 56 m3/h

6.Total Kebutuhan rata-rata =

Kebutuhan Air Baku + Kehilangan Air

2

= 278 m3/hari x 365 =101471m3/tahun

Untuk perhitungan selanjutnya disajikan pada Tabel 2.

B. Analisis Neraca Air

Perhitungan n =

untuk memeriksa apakah air yang tersedia cukup

kebutuhan di daerah yang

digunakan untuk merencanakan besarnya kapasitas tampungan efektif dari embung. Analisis neraca air dalam perencanaan embung kali ini di hitung dengan menggunakan metode simulasi waduk. Simulasi dilakukan selama satu tahun, sedangkan untuk tahun-tahun selanjutnya pola simulasinya disamakan.

Beberapa pendekatan simulasi waduk dalam studi ini adalah sebagai berikut:

adalah volume total yang mengisi embung (dari perhitungan Nreca).

2.Awal pengoperasian pada bulan Mei, sesuai dengan dengan awal musim kemarau

3.Tampungan pada awal pengoperasian didapatkan dari data yang sudah ada. 4.Volume tampungan awal sama dengan volume tampungan akhir waduk pada bulan sebelumnya.

Sedangkan volume keluar / outflow ditentukan dan dihitung sebagai berikut:

tuhan Air Baku : Didapatkan dari perhitungan kebutuhan air baku yaitu

sebesar 2 3

2.Kebutuhan Air Baku : Untuk kebutuhan air irigasi ini didapatkan dari perhitungan pola tata tanam per bu

Contoh Perhitungan neraca air : • Kapasitas tampungan efektif

=74000 m3

• wal Bulan Mei = 74000 m3

• Volume masuk / inflow = 0 Kebutuhan A

Jumlah hari x Jumlah Air Baku = 31 x 278 m3 /hari

= 8618 m3/ bulan Kebutuhan Air Irigasi = Jumlah Keb.Air Iriga pada pola tata tana

13712,38 + 17694,75 + m3

= 68007,58 m3

Volume keluar / outflow = Kebu Irigasi = 8618 + 68007 = 76625,58 m3 • S awal + 74000 + 0,048 – 7 = 126181,73 m3 • S akhir = 74000 m3 S awal + I

tampungan efektif, maka

(6)

Perhitungan selanjutkan disajikan dalam Tabel 3.

C. Biaya Modal ( Capital Cost ) 1. Biaya Langsung ( Direct Cost )

naan ung ada tahu Kod tu pelaksanan konstruksi. kan suatu angka

a ini merupakan suatu angka a konstruksi yaitu

hal yang tidak pasti. Biaya angka prosentasi

a kostruksi sehingga harus leh karena itu diberikan

7% x Rp. 2.186.641.195,00 = Rp. 153.064.883,00 ,00 d. 41.195,00+ e. 0 f. = ding r

iaya ini disebut biaya tahunan. Pada aya

. Biaya ini merupakan biaya yang

e

dip rlukan untuk pelaksa pembangunan. Biaya langs pembangunan Embung Gadding p

n 2011 dapat dilihat pada Tabel 4 pada lampiran.

2. Biaya Tak Langsung (Indirect Cost) Biaya tak langsung merupakan prosentase dari biaya langsung, besarnya prosentase ini tergantung dari pertimbangan owner dan perencanaan (

oatie, 2005:73), pada pembangunan Embung Gadding biaya tak langsung terdiri dari :

• Biaya Engineering

Biaya teknik adalah biaya untuk perencanaan dan biaya pengawasan selama wak

Biaya ini merupa

prosentase dari biaya konstruksiyaitu sebesar 7%.

• Biaya Administrasi

Biaya adminitrasi adalah biaya yang diperlukan untuk kepentingan admintrasi proyek. Biay

prosentasi dari biay sebesar 5%.

• Biaya Tak Terduga

Biaya tak terduga adalah biaya yang diperuntukan jika ada hal yang tidak terduga atau

ini merupakan suatu

dari biaya konstruksi dan engineering sebesar 5%.

• Tingkat Inflasi

Dari periode waktu dari ide sampai pelaksanaan fisik, bunga berpengaruh terhadap biay

diperhitungkan. O

tingkat inflasi sebesar 8% dari biaya konstruksi.

Biaya modal untuk seluruh proyek Embung Gadding adalah sebagai berikut;

a. Biaya konstruksi = Rp. 2.186.641.195,00 . Biaya engineering = b c. Biaya administrasi = 5% x Rp. 2.186.641.195 = Rp. 109.332.059,00

Biaya tak terduga =

5% x (Rp.2.186.6 Rp.109.332.059,00) = Rp. 114.789.662,00 Inflasi = 8% x Rp. 2.186.641.195,0 = Rp. 174.931.295,00 Total Biaya Rp. 2.738.759.094

Tabel 5. Perhitungan Biaya Modal ( Capital Cost ) Embung Gad tahun 2011.

D. Biaya Tahunan ( Annual Cost ) Agar dapat memenuhi umur oyek sesuai yang direncanakan pada etail desain, maka diperlukan biaya, p

d b

pembangunan Embung Gadding ini bi tahunan merupakan biaya operasi dan pemeliharaan berdasarkan biaya modal.

Untuk Perhitungan selengkapnya akan disajikan dalam Tabel 6 berikut :

(7)

E. Manfaat Untuk Air Irigasi gasi

Manfaat langsung adalah manfaat yang langsung dapat diperoleh dari suatu proyek yang sudah selesai dilaksanakan. Pada proyek pembangunan Embung Gadding ini manfaat langsung yang dapat dirasakan masyarakat adalah sebagai pemenuhan kebutuhan air baku dan irigasi.

Manfaat langsung adalah manfaat yang langsung dapat diperoleh dari suatu proyek yang sudah selesai dilaksanakan. Pada proyek pembangunan Embung Gadding ini manfaat langsung yang dapat dirasakan masyarakat adalah sebagai pemenuhan kebutuhan air baku dan irigasi.

Untuk perhitungan manfaat atau keuntungan irigasi dapat dilihat dari Tabel 7.

Untuk perhitungan manfaat atau keuntungan irigasi dapat dilihat dari Tabel 7. F. Analisa Ekonomi F. Analisa Ekonomi

a. Benefit Cost Ratio ( B /C ) a. Benefit Cost Ratio ( B /C )

Dalam perhitungan Benefit Cost Ratio ini masing-masing komponen manfaat dan biaya dijadikan nilai sekarang ( present value ). Hal ini dilakukan untuk mempermudah perhitungan. Tingkat suku bunga yang dipakai dalam kajian ini adalah 8% ( Indonesia,Bank 2013). Dan usia guna embung Gadding adalah 25 tahun. Adapun contoh perhitungan BCR untuk embung Gadding adalah sebagai berikut :

Dalam perhitungan Benefit Cost Ratio ini masing-masing komponen manfaat dan biaya dijadikan nilai sekarang ( present value ). Hal ini dilakukan untuk mempermudah perhitungan. Tingkat suku bunga yang dipakai dalam kajian ini adalah 8% ( Indonesia,Bank 2013). Dan usia guna embung Gadding adalah 25 tahun. Adapun contoh perhitungan BCR untuk embung Gadding adalah sebagai berikut : • Komponen biaya ( cost )

• Komponen biaya ( cost )

Total biaya Konstruksi ( Tahun 1 s/d 2 ) : Rp. 2.738.759.094

Total biaya Konstruksi ( Tahun 1 s/d 2 ) : Rp. 2.738.759.094

Faktor Konversi ( F/P, 8,2 ) : 1,164 Faktor Konversi ( F/P, 8,2 ) : 1,164 Nilai sekarang biaya konstruksim: Nilai sekarang biaya konstruksim: Rp. 3.194.488.607

Rp. 3.194.488.607

• Total O & P ( Tahun ke 1 s/d 25 ) : Rp. 90.775.182

• Total O & P ( Tahun ke 1 s/d 25 ) : Rp. 90.775.182

Faktor Konversi ( P/A, 8, 25 )

: 10,6748

Faktor Konversi ( P/A, 8, 25 )

: 10,6748

Nilai sekarang biaya konstruksi: Nilai sekarang biaya konstruksi: Rp. 969.006.912

Rp. 969.006.912

Total biaya sekarang : Total biaya sekarang :

Rp. 3.194.488.607+ Rp. 969.006.912 Rp. 3.194.488.607+ Rp. 969.006.912 = Rp. 4.163.495.519

= Rp. 4.163.495.519

• Komponen Manfaat ( Benefit ) • Komponen Manfaat ( Benefit ) Total manfaat irigasi ( 1 s/d 25 ) Total manfaat irigasi ( 1 s/d 25 ) = Rp. 903.405.000

= Rp. 903.405.000

Faktor Konversi ( P/A, 8 , 25 ) = 10.6748 Faktor Konversi ( P/A, 8 , 25 ) = 10.6748 Nilai sekarang biaya konstruksi =

Nilai sekarang biaya konstruksi = Rp. 9.643.667.694 Rp. 9.643.667.694 Sehingga : Sehingga : BCR =

(

BCR =

(

)

a PVdaribiay aat PVdarimanf   BCR =

(

)

519 . 495 . 163 . 4 694 . 667 . 643 . 9 . Rp = 2,31 > 1 Karena B/C Embung Gadding ini > 1 maka dapat dikatakan bahwa proyek ini layak secara ekonomi, atau lebih tepatnya proyek ini melebihi nilai impas.

b. Net Present Value ( NPV atau B-C ) Perhitungan NPV proyek rencana untuk tingkat suku bunga 8% adalah sebagai berikut :

Nilai sekarang total manfaat ( B ) = 9.643.667.694

Nilai sekarang total biaya ( C ) = 4.163.495.519 B-C = Rp. 5.480.172.175

Perhitungan selengkapnya untuk perhitungan NPV pada berbagai suku bunga disajikan pada Tabel 8 berikut :

c. Internal Rate of Return (IRR)

Perhitungan IRR untuk proyek rehabilitasi embung Gadding ini sebagai berikut : IRR = I’ + " ' ' NPV NPV NPV −  ( I” – I’ ) Dimana :

I’ = Suku bunga memberikan nilai NPV positif = 20%

I” = Suku bunga memberikan nilai NPV

(8)

NPV’ = NPV Positif = Rp. 76.754.193 NPV” = NPV Negative = Rp. -408.239.299 Sehingga, IRR = I’ + " ' ' NPV NPV NPV −  ( I” – I’ ) IRR = 20 % + ) 299 . 239 . 408 ( 193 . 754 . 76 193 . 754 . 76 − −   (22%-20%) = 20% + 0,31% = 20,31 %

Dari perhitungan tingkat pengembalian internal diatas dapat disimpulkan bahwa proyek Embung Gadding ini layak secara ekonomi. Hal ini disebabkan karena nilai IRR proyek rehabilitasi embung Gadding ini lebih tinggi dari pada nilai yang dipakai dalam evaluasi kajian ini sebesar 8%.

d. Analisa Periode Pengembalian ( Payback Period )

Perhitungan Payback Period :

Investasi = Rp. 2.738.759.094 Biaya O & P = Rp. 90.775.182 Benefit / Tahun = Rp. 903.405.000 k(PBP) = 182 . 775 . 90 000 . 405 . 903 094 . 759 . 738 . 2 − x tahun = 3,37 Tahun e. Analisa Sensitivitas

Analisis sensitivitas dimaksudkan untuk mengetahui apa yang terjadi dengan hasil proyek apabila terjadi kemungkinan perubahan dalam penentuan nilai-nilai untuk biaya dan manfaat masih merupakan suatu estimasi (perkiraan) sehingga bila terjadi asumsi-asumsi yang tidak sama dengan keadaan sebenarnya.

Untuk hasil perhitungan Analisa Sensitivitas terhadap IRR dapat dilihat pada Tabel 9.

Gambar 1. Grafik Analisa Sensitivitas untuk berbagai kondisi terhadap IRR G. Penetapan Harga Air

Pada kajian ini penetapan harga air berdasarkan kondisi paling kritis yaitu pada saat manfaat turun 10% sedangkan biaya naik 10%, sehingga harga air berdasarkan kondisi yang paling minimum yang dapat dikenakan pada konsumen agar proyek rehabilitasi embung Gadding benar-benar layak. Pada kondisi manfaat turun 10% dan biaya naik 10% ,maka harga air dihitung sebagai berikut :

•B/C = 1

= Rp. 4.705.633.653( Interpolasi ) • IRR = 0,157

• Bunga Bank = 8%

• Kebutuhan Air Irigasi = 691.442 m3 (Dari PTT ,Total Kebutuhan Air Irigasi ) • Kebutuhan Air Baku

= 278 x 365 = 101.471 m3/tahun •Kebutuhan Air Total

= 691.442 + 101.471 m3/tahun = 801.913 m3/tahun

•Manfaat Irigasi

= Harga Air x Keb.Air Total x ( P/A 8,28) x ( P/F,8,2)

(9)

Harga Air = ) 2 , 8 , / ( ) 26 , 8 , / (P A x P F irTotalx KebutuhanA siAir TotalAloka Harga Air = 1664 . 1 6748 . 10 913 . 801 653 . 633 . 705 . 4 X X = Rp. 471/ m 3

Untuk perhitungan harga air selanjutnya dapat dilihat pada TABEL 10.

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa data dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Alokasi biaya proyek Embung Gadding terdiri dari :

• Biaya Konstruksi: Rp. 2.738.759.094,00 • Biaya Oprasional dan Pemeliharaan : Rp.90.775.181,00

Sehingga besarnya biaya total yang dikeluarkan adalah :

Rp. 2.738.759.094,00+ Rp.90.775.181,00 =Rp.2.829.534.275,00

2. Harga Air

3. Besarnya nilai B/C , B-C dan IRR adalah :

4. Manfaat yang diperoleh adalah : • Manfaat yang dapat dihitung ( Tangible

Benefit )

Dari manfaat yang dapat dihitung

( Tangible Benefit ) didapatkan

keuntungan untuk irigasi sebesar Rp. 903.405.000,00 .

• Manfaat yang tidak dapat dihitung (

Intangible Benefit )

• Bagi Petani

Adanya rasa aman, sehingga tidak muncul kekhawatiran kekeringan yang akan berdampak pada kegagalan panen akibat kekurangan air. Dan panen yang melimpah sehingga tingkat perekonomian masyarakat meningkat.

• Bagi Pemerintah

Pertambahan pendapatan asli daerah dari sektor pertanian.

B. SARAN

1.Ketersediaan air pada musim kemarau sangat terbatas, sehingga perlu dilakukan pendekatan kepada petani agar mau melaksanakan pola tata tanam yang sudah dijadwalkan.

2.Hendaknya pihak-pihak terkait selalu meninjau dan turut serta dalam pemeliharaan Embung Gadding agar embung tersebut dapat beroprasi secara optimal sesuai usia gunanya.

3.Harga air yang sudah diperhitungkan hendaknya dibayarkan tepat waktu agar embung dapat terpelihara dengan baik.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1986. Standar Perencanaan Irigasi-Kriteria Perencanaan 01. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengairan Pekerjaan Umum.

Anonim. 1986. Standar Perencanaan Irigasi-Kriteria Perencanaan 03. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengairan Pekerjaan Umum.

Adhi Suyanto, Tri M.Sunaryo, Roestam Sjarief. 2001. Ekonomi Teknik Proyek Sumber Daya Air. Jakarta: MHI

Ervianto, Wulfram I. 2002. Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: PT. Gramedia.

Gray, Clive. 2007. Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta : P.T. Gramedia Husnan, Suad. 2002. Studi Kelayakan

Proyek. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Irfan Yani Siregar, MHD. 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemakaian Air Rumah Tangga Di Kelurahan Bunga Tanjung Kecamatan Datuk Bandar PDAM Tirta Kualo Tanjung Balai.. Skripsi tidak dipublikasikan. Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara. J. Kindler and C.S. Russel, 1984.

Modeling Water Demands.Academic Press Inc.

London,

Joyowiyono, Ir.FX.Marsudi. SE. 1993. Ekonomi Teknik Jilid I. Jakarta: Yayasan badan penerbit Pekerjaan Umum.

Kadariah, Lien Karlina dan Clive Gray. 1976. Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Kodoatie, RobertJ. 2002. Analisa Ekonomi Teknik. Yogyakarta: Andi.

Kuiper, Edward. 1973. Water Resources Project Economic. Canada.

L., Lily Montarcih.2009.Hidrologi Teknik Sumber Daya Air. Malang: Citra Malang.

Mulyantari, F. dan W. Adidarma. (2003). Penentuan Parameter Hubungan Hujan Limpasan Model NRECA Dengan Optimasi. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pengairan. Vol. 17 No. 51 Juni 2003. ISSN 0215-1111-pp.32-44. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air. Bandung.

Nuryansyah R. 2006. Menentukan Harga Jual Air Bersih Pada Proyek Embung Ko’Tase Di Desa Pandeglan Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan. Skripsi tidak dipublikasikan. Malang: Universitas Brawijaya.

Pudjosumarto, Mulyadi. 1984. Evaluasi Proyek. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.

Pujawan, I Nyoman, 1995. Ekonomi Teknik. Yogyakarta: Liberty.

Rizal, Jose. 1999. Analisa Harga Jual Air Baku Di Daerah Surabaya. Skripsi tidak dipublikasikan. Malang: Universitas Brawijaya.

Suhardjono. (1994).Kebutuhan Air Tanaman. ITN Malang Press. Malang

Soemarto. 1987. Perencanaan Kebutuhan Air Pada Area Irigasi Bendung Walahar.

http://alena02.wordpress.com/2012/ 10/24/perencanaan-kebutuhan-air-pada-areal-irigasi-bendung-walahar/ . (diakses 10 September 2013). Sosrodarsono, S. dan Takeda, K. 1987.

Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta : PT. Pradnya Paramita.

Yulistiyanto, Bambang dan Kironoto, BA. 2008. Analisa Pendayagunaan Sumberdaya Air Pada WS Paguyaman dengan RIBASIM. Media Teknik No 2 Tahun XXX Edisi Mei 2008 ISSN 0216-3012

(11)

Gambar

Gambar 1. Grafik Analisa Sensitivitas  untuk berbagai kondisi terhadap IRR   G.  Penetapan Harga Air

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis varian pada perlakuan perendaman benih bawang merah dalam beberapa lama waktu perendaman (D) air kelapa didapatkan bahwa bobot umbi per tanaman

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin,

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variasi kecepatan potong dan kedalaman pemakanan terhadap kekasaran permukaan benda kerja baja karbon rendah pada proses

Penelitian ini memiliki ciri yang hampir sama dengan penelitian dari Nuur, dkk (2015) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh positif signifikan keterlibatan kerja

Dimana dalam PDCA, setiap proses dilakukan dengan perencanaan yang matang, implementasi yang terukur dan jelas, dilakukan evaluasi dan analisis data yang akurat, serta tindakan

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa program Pemberdayaan Masyarakat telah berhasil mengurangi angka pengangguran mencapai lebih kurang 3%

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan membuktikan secara empiris Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi Akuntansi

Materi yang disampaikan pada mata kuliah ini terdiri dari konsep sistem multimedia, representasi audio, standar kompresi audio, format dan teknik pengkodean