• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab II KAJIAN PUSTAKA, TEMUAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pustaka Tindak Pidana Prostitusi Online

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab II KAJIAN PUSTAKA, TEMUAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pustaka Tindak Pidana Prostitusi Online"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

13

Bab II

KAJIAN PUSTAKA, TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Kajian Pustaka Tindak Pidana Prostitusi Online

1.

Pengertian tindak pidana

Istilah tindak pidana ialah terjemahan strafbaar feit, di dalam Kitap Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tidak di temukan apa yang dimaksut dengan strafbaar feit. Tindak pidana biasanya di sinonimkan dengan delik, yang berasal dari Bahasa latin yaitu delictum. Dalam kamus Bahasa Indonesia delik ialah perbuatan yang bisa di kenakan hukum dikarenakan melakukan pelanggaran terhadap undang-undang tindak pidana.1

Moeljatno mendefinisikan hukum pidana sebagai bagian dari keseluruhan hukum yang yang berlaku di suatu negara, yang menyiapkan dasar-dasar dan aturan-aturan umtuk,2: Menentukan perbuatan-perbuatan apa saja yang tidak boleh

dilakukan, yang dilarang dan disertai dengan sanksi pidana terhadap siapa saja yang melanggarnya. Menentukan kapan dan dalam hal apa kepada mereka yang sudah melakukan larangan-larangan itu dapat dikenakan pidana sebagaimana yang telah diancamkan. Menentukan bagaimana cara pengenaan pidana terhadap orang yang telah melanggar ketentuan tersebut.

Tindak pidana atau delik ialah perbuatan yang bisa dihukum, dan merupakan perbuatan manusia yang bertentangan dengan Undang-Undang dan

1 Tegu Prasetyo, Hukum Pidana, Raja Grafindo Persada, cetakan ke 1, Jakarta, 2010, hlm

47

2 Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, Sinar Grafika, cetakan ke 1, Jakarta, 2011, hlm

(2)

14

dilakukan dengan sengaja oleh mereka yang dapat di pertanggungjawabkan.3

Tindak pidana merupakan suatu perbuatan yang dapat dikenakan hukum pidana dan suatu peristiwa hukum yang dapat disebutkan sebagai tindak pidana jika memenuhi unsur-unsur pidana.

Tindak pidana dibagi menjadi dua yakni, hukum pidana materiil dan hukum pidana formil. Menurut Van Bemmelen, hukum pidana materiil terdiri atas tindak pidana yang di sebut berturut-turut, peraturan umum yang bisa diterapkan terhadap perbuatan itu, dan pidana yang diancam terhadap perbuatan itu. Sedangkan hukum pidana formil mengatur mengenai cara bagaimana beracara pidana yang seharusnya dilakukan dan tata tertib yang seharusnya diperhatian pada kesempatan itu.4

Hukum pidana materiil menurut Mr Tirtaamidjaja ialah sekumpulan aturan hukum yang menentukan pelanggaran pidana, yakni menetapkan syarat bagi para pelanggar tindak pidana sehingga dapat dihukum. Sedangkan hukum pidana formil ialah kumpulan peraturan hukum yang mengatur bagaimana cara mempertahankan hukum materiil terhadap para pelaku tindak pidana, atau dapat disebut juga, untuk mengatur bagaimana hukum materiil bisa diwujudkan sehingga mendapatkan putusan hakim dan mengatur cara melaksanakan putusan hakim.5

2.

Pengertian tindak pidana prostitusi

3 Sri Harini Dwiyatmi, Pengantar Hukum Indonesia, Ghalia Indonesia, cetakan ke 1,

Bogor, 2006, hlm 92

4 Mahrus Ali, op, cit, hlm 2

5 Leden Marpaung, Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana, Sinar Grafika, cetakan ke 1,

(3)

15

Secara umum prostitusi merupakan kegiatan seksual dengan imbalan (sex for pay). Dimana kegiatan tersebut menyangkut proses pelibatan dan penawaran seseorang kepada orang lain ke dalam suatu hubungan seksual dengan suatu imbalan.6

Menurut Soejono Soekanto, prostitusi ialah suatu kegiatan yang bersifat menyerahkan diri kepada umum untuk melakukan kegiatan sexsual dan mendapatkan imbalan berupa upah. Terlibatnya PSK dalam dunia prostitusi harus dilihat dari dua sisi yaitu, faktor endogen, merupakan nafsu kelamin yang sangat besar, kelakuan yang malas dan menginginkan hidup mewah. Yang kedua faktor eksogen, merupakan faktor ekonomi, perpindahan dari desa ke kota yang tidak teratur, keadaan rumah yang tidak sesuai dengan keinginan.7

Menurut Bonger prostitusi ialah gejalah sosial saat wanita menyiapkan dirinya untuk aktivitas seksual sebagai mata pencahariannya. Sedangkan menurut Soedjono dan Commenge prostitusi ialah suatu perbuatan dimana wanita menjual atau memperdangangkan tubuhnya, untuk mendapatkan pembayaran dari seseorang yang membayarnya dan wanita tersebut tidak memiliki pekerjaan lain selain melakukan hal tersebut.8

Prostitusi sebagaimana dimaksutkan di atas, seseorang menjajahkan dirinya secara terang-terangan di pinggir jalan untuk melakukan hubungan sexsual

6 Kunarto, Kejahatan Tanpa Korban, cipta manunggal, cetakan ke 1, Jakarta, 1999, hlm

391

7 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005, hlm

375

8 Mia Amalia, Analisis Terhadap Tindak Pidana Prostitusi Dihubungkan Dengan Etika

Moral Serta Upaya Penanggulangan Di Kawasan Cisarua Kampung Arab, Jurnal Mimbar

(4)

16

dengan mendapatkan imbalan berupa uang yang telah disepakati oleh PSK dan pengguna jasa PSK.

Dalam KUHP prostitusi diatur dalam pasal 296 yang berbunyi, “barang siapa dengan sengaja menyebabkan atau memudahkan perbuatan cabul oleh orang lain dengan orang lain, dan menjadikannya sebagai pencaharian atau kebiasaan, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana denda paling banyak lima belas ribu rupiah” dan pasal 506 yang berbunyi, “barang siapa mengambil keuntungan dari perbuatan cabul dari seorang wanita dan menjadikannya sebagai pencarian, diancam dengan pidana kurungan paling lama satu tahun”.

3.

Pegertian tindak pidana prostitusi online

Prostitusi online terdiri dari dua kata yakni prostitusi dan online. Prostitusi ialah suatu pekerjaan yang bersifat menyerahkan diri kepada umum untuk melakukan perbuatan-perbuatan seksual dengan mendapatkan imbalan, sedangkan online merupakan istilah yang digunakan orang untuk menyatakan sesuatu yang berhubungan dengan internet atau dunia maya. Sehingga prostitusi online merupakan aktivitas penawaran jasa pelayan seksual melalui dunia maya.9

P rostitusi online adalah kegiatan pelacuran yang memanfaatkan media internet atau online untuk bertransaksi bagi mereka para PSK dan mereka yang ingin menggunakan jasanya, dimana para PSK tidak perlu lagi menunggu di

9 Aditya A Tamaro, Proses Hukum Terhadap Pelaku yang Terlibat Prostitusi Online

(5)

17

pinggir jalan, hanya dengan menggunakan media internet para PSK sudah bisa terhubung dengan mereka para pengguna jasa PSK.10

Prostitusi online diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, yakni pada pasal 27 ayat (1) yang berbunyi “Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat di aksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan”.

Ketentuan pidana pada kasus prostitusi online menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, yakni pada pasal 45 ayat (1) yang berbunyi “setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksut dalam pasal 27 ayat (1), ayat (2), ayat (3), atau ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 1. 000.000.000,00 (1 milyar rupiah)”.

B. Temuan Tindak Pidana Prostitusi Online

Sehubungan dengan apa yang telah dibahas sebelumnya bahwa rumusan masalah pada penulisan ini adalah bagaimana tindak pidana pada prostitusi online. Temuan dalam penelitian ini, dapat penulis gambarkan melalui suatu putusan dalam perkara pidana khusus ITE. Adapun putusan pengadilan yang penulis teliti adalah putusan nomor 35443/Pid.sus/2019/PN.Sby peradilan ini dilakukan di pengadilan Negeri Surabaya.

1.

Identitas terdakwa

10 Suzanalisa, Kejahatan Hukum Pidana dalam Pemberantasan Tindak Pidana Prostitusi

(6)

18

Dalam putusan nomor 35443/Pid.sus/2019/PN.Sby, identitas terdakwa adalah nama Fitriandri als Vitly Jen 38 tahun. Terdakwa lahir di Jakarta 31 juli 1981. Berjenis kelamin perempuan dan berkebangsaan Indonesia. Terdakwa tinggal di Kampung Melayu kecil V No 105 RT 008 RW 009, kelurahan bukit duri kecamatan tebat Jakarta selatan. Terdakwa beragama Islam dan pekerjaan terdakwa adalah swasta.

2.

Masa penahanan

Terdakwa ditahan dalam Tahanan Rutan masing-masing oleh Penyidik sejak tanggal 15 januari 2019 sampai dengan 03 pebruari 2019, pembantaran oleh penyidik sejak tanggal 16 januari. Perintah penahanan lanjutan sejak tanggal 19 januari 2019 sampai dengan tanggal 6 pebruarui 2019. Penuntut umum sejak tanggal 7 pebruari 2019 sampai dengan tanggal 18 maret 2019, penangguhan penahanan sejak tangga 9 pepbruari 2019, Penuntut umum sejak tanggal 11 nopemnber 2019 sampai tanggal 30 nopember 2019 Penuntut umum perpanjang ketua pengadilan negeri sejak tanggal 1 desember 2019 sampai dengan tanggal 30 desember 2019. Penahanan oleh Hakim pengadilan negeri sejak tanggal 16 desember 2019 sampai dengan tanggal 14 januari 2020, Hakim melakukan perpanjang ketua pengadilan negeri sejak tanggal 15 januari 2020 sampai dengan tanggal 14 maret 2020.

3.

Tuntutan JPU

Jaksa Penuntut Umum menyatakan terdakwa Fitriandri, bersalah, melakukan tindak pidana prostitusi online berdasarkan pasal 27 ayat (1) Jo Pasal

(7)

19

45 ayat (1) UU No 19 tahun 2016 tentang oerubahan atas UU No 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Jo Pasal 55 ayat (1) KUHP Menjatuhkan pidana penjara terhadap terdakwa selama 8 (delapan) bulan dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan dengan perintah terdakwa tetap ditahan. Menetapkan denda sebesar RP. 10.000.000, (sepulu juta rupia) dengan ketentuan bilamana tidak di bayar diganti dengan 2 (dua) bulan kurungan

4.

Alat bukti dari pelaku

Jaksa penuntut umum telah merampas dan dimusnakan barang bukti dari terdakwa, berupa 1 unit telepon seluller merk Samsung Galaxy S8+ model SM-G955F warna hitam dengan IMEI 354359089046231. 1 buah buku rekening Bank BCA warna biru dengan nomor rekening 2721659323 atas nama FITRIANDRI beserta kartu debit Bank BCA warna emas dengan nomor seri 5307 9520 1437 6256.

5.

Dakwaan

Berdasarkan surat dakwaan dari JPU ada 3 dakwaan, pertama, terdakwa Fitriandri als Vitly Jen bersama dengan saksi Tentri Novanta, saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri als Nindy, Endang Suhartini Als Siska dan saksi Vanesa Angelia Adzan als Vanessa Angel (terdakwa dalam berkas perkara terpisah) pada hari Sabtu tanggal 5 Januari 2019 atau setidak-tidaknya pada Tahun 2019 bertempat di hotel Vasa Surabaya alamat Jl. HR Muhammad No. 31 Kota Surabaya atau setidak-tidaknya di tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Surabaya, yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan turut serta melakukan perbuatan yang dengan sengaja dan tanpa

(8)

20

hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan.

Perbuatan tersebut dilakukan berawal dari pertemuan antara Rian Subroto dan Dhani (DPO) pada bulan Desember 2018 saat sedang berada di Cafe Delight alamat Gading Sari Lumajang. Dhani menawari saksi Rian Subroto artis wanita atau selebgram untuk diajak kencan dalam artian berhubungan badan atau seks, dan Rian Subrotyo menyetujuinya, selanjutnya Dhani menghubungi saksi Tentri Novanta melalui whatsapp yang intinya meminta untuk disediakan jasa artis untuk berhubungan seks dengan seseorang di Surabaya, kemudian Tentri Novanta menawarkan kepada Dhani nama sejumlah artis termasuk saksi Vanessa Angel kepada Dhani, setelah itu Dhani menyampaikan hal tersebut kepada saksi Rian Subroto dan saksi Rianm Subroto kemudian tertarik untuk menggunakan jasa layanan seksual artis saksi Vanessa Angel dan artis Avriellya Shaqilla tersebut. kemudian disampaikan kepada saksi Tentri Novanta. Dikarenakan saksi Tentri Novanta tidak saling kenal dengan saksi Vanessa Angel kemudian Tentri Novanta menghubungi saksi Intan Permatasari Winindya chasanovri (terdakwa dalam berkas perkara terpisah) melalui whatsapp dengan nomor 08111505662 ke nomor HP saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri yang menanyakan apakah artis Vanessa Angel bisa diajak untuk menemani klien saksi Tentri.

Kemudian saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri menghubungi terdakwa Fitriandri melalui aplikasi whatsapp pada nomor 087878870148 yang diaktifkan pada telepon seluler merk samsung galaxy tipe S8+ model SM-G955F

(9)

21

warna hitam dengan IMEI 354359089046231 dengan menggunakan akun whatsapp bernomor 082124687123 (Winindy usher) atau nomor 081911097550 (Winindy 2 usher) dengan maksud saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri meminta terdakwa Fitriandri menghubungi saksi Vanessa Angel untuk bisa di Booking Out (BO) atau diajak berhubungan seks. selanjutnya terdakwa Fitriandri menghubungi saksi Endang Suhartini (terdakwa dalam berkas perkara terpisah) melalui aplikasi whatsapp yang memiliki muatan asusila untuk menanyakan kepada saksi Vanessa Angel apakah mau menerima tawaran menemani kencan berhubungan seks dengan salah satu pengguna jasa di Surabaya pada tanggal 5 Januari 2019 dari pukul 12.00 Wib sampai Kembali.

Saksi Vanessa Angel menyetujui penawaran tesebut dan saksi Endang Suhartini menjanjikan fee kepada saksi Vanessa Angel sebesar Rp.35.000.000, (tiga pulu lima juta rupiah) kemudian atas penawaran tersebut antara saksi Endang Suhartini dengan terdakwa Fitriandri terjadi kesepakatan harga sebesar Rp.50.000.000, (lima pulu juta rupiah) untuk tarif kencan bersama Vanessa Angel yang dilakukan dengan menggunakan Handphone milik terdakwa melalui whatsapp dan terdakwa mengatakan kepada saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri untuk harga BO terhadap saksi Vanessa Angel diluar kota dengan harga Rp. 60.000.000, (enam pulu juta rupiah) short time, ditambah tiket pesawat pulang pergi kelas bisnis, dengan membawa asisten, DP setengah harga dan dilunasi saat pesawat landing.

Kemudian percakapan tersebut oleh saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri di screenshoot dan dikirimkan melalui aplikasi whatsapp ke HP Tentri

(10)

22

Novanta lalu antara saksi Tentri Novanta dengan saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri disepakati harga booking jasa artis saksi Vanessa Angel untuk berhubungan seks dengan saksi Rian Subroto sebesar Rp.75.000.000, (tuju pulu lima juta rupiah) dengan pembagian untuk artis Rp.70.000.000, (tuju pulu juta rupiah) dan Rp.5.000.000, (lima juta rupiah) untuk fee Tentri Novanta dengan saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri tetapi harga tersebut belum termasuk akomodasi yang kemudian disampaikan oleh saksi Tentri Novanta kepada Dhani, sedangkan harga booking artis Avriellya Shaqilla sebesar Rp.25.000.000 (dua pulu lima juta rupiah).

Rian Subroto menyetujui harga kencan tersebut selanjutnya Dhani meminta Rian Subroto membayar uang kencan tersebut seharga Rp. 105.000.000, (serratus lima juta rupiah) ditambah booking tiket pesawat dan booking kamar hotel Rp. 30.000.000, (tiga pulu juta rupiah) pada tanggal 26 Desember 2018 lalu Rian Subroto menyerahkan uang tunai kepada Dhani sebesar Rp.135.000.000, (serratus tiga pulu lima juta rupiah) dan Dhani mentransfer uang sebesar Rp.25.000.000, (dua pulu lima juta rupiah) ke rekening Bank BCA milik Tentri Novanta dengan No. Rekening 2820032392 untuk DP booking artis saksi Vanessa Angel dan artis Avriellya Shaqilla, tanggal 3 Januari 2019 Tentri Novanta mentransfer uang senilai Rp. 20.000.000, (dua pulu juta rupiah) ke rekening saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri Nomor rekening 4730501981.

Kemudian saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri mentransfer langsung ke rekening terdakwa Fitriandri uang sebesar Rp. 20.000.000, (dua pulu juta rupiah) bersamaan dengan itu dikirimkan foto-foto kode boking pesawat

(11)

23

pulang pergi Jakarta-Surabaya dan Surabaya-Jakarta untuk saksi Vanessa Angel dan asistennya. Selanjutnya pada tanggal 5 Januari 2019 Dhani mentransfer uang sebesar Rp. 80.000.000, (delapan puluh juta rupiah) ke rekening Bank BCA milik Tentri Novanta dengan No. Rekening 2820032392 untuk sisa pembayaran booking artis saksi Vanessa Angel dan artis Avriellya Shaqilla.

Pada tanggal 5 Januari 2019, Tentri Novanta mentransfer lagi uang senilai Rp. 42.500.000, (empat puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) ke rekening BCA saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri nomor rekening 4730501981 untuk kekurangan pembayaran booking artis saksi Vanessa Angel. kemudian saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri langsung mentransfer uang sebesar Rp. 40.000.000, (empat puluh juta rupiah) ke rekening BCA terdakwa Fitriandri dan terdakwa Fitriandri melalui E-Banking Bank BCA dari rekening Bank BCA milik terdakwa dengan nomor rekening 2721659323 atas nama Fitriandri dan ditransfer ke rekening BCA oleh terdakwa kepada Endang Suhartini dengan nomor rekening 6790068511 atas nama Ending Suhartini, kemudian saksi Endang Suhartini mentransfer uang sebesar Rp. 35.000.000, (tiga puluh lima juta rupiah) kepada saksi Vanessa Angel.

Pada tanggal 5 Januari 2019 sekitar pukul 09.35 Wib saksi Vanessa Angel bersama dengan asistennya dan saksi Endang Suhartini berangkat dari jakarta dan tiba di Surabaya pukul 11.00 Wib dengan dijemput oleh sopir menuju SUTOS kemudian setelah dari SUTOS bergeser menuju Hotel Vasa di Jl. HR Muhammad No. 31 Kota Surabaya lalu sesampainya di Hotel Vanessa Angel menuju kamar No. 2721 dan bertemu dengan saksi Rian Subroto kemudian saksi Vanessa Angel

(12)

24

bersama dengan saksi Rian Subroto mengobrol lalu berciuman sambal bercumbu setelah itu saksi Vanessa Angel bersama dengan Rian Subroto melepas pakaian sampai telanjang bulat tetapi belum sempat berhubungan badan tiba-tiba dilakukan penggrebekan oleh petugas kepolisian Polda Jatim.

Petugas kepolisian Polda Jatim juga mengamankan orang yang bernama Avriellya Shaqilla di Tol Waru Juanda Surabaya dan belum bertemu dengan saksi Rian Subroto. Bahwa terdakwa memperoleh keuntungan dalam transaksi tersebut sebesar Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah).

Bahwa selanjutnya anggota polri pada Unit 1 Subdit V Siber Ditreskrimsus Polda Jatim melakukan penangkapan terhadap terdakwa pada tanggal 14 Januari 2019 jam 14.30WIB di Jl. Kasuari Blok A2 No. 24 Megapolitan Cinere Kec. Limo Kota. Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 506 KUHP Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 45 ayat (1) Jo Pasal 27 ayat 1 UU RI No. 19 tahun 2016 tentang Perubahan atas UU RI No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi elektronik Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Kedua terdakwa Fitriandri als Vitly Jen bersama dengan saksi Tentri Novanta, saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri als Nindy, Endang Suhartini als Siska Dan Saksi Vanesza Adzania Als Vanesa Angelia Adzan als Vanessa Angel (terdakwa dalam berkas perkara terpisah) pada hari Sabtu tanggal 5 Januari 2019 atau setidak-tidaknya pada Tahun 2019 bertempat di hotel Vasa Surabaya alamat Jl. HR Muhammad No. 31 Kota Surabaya atau setidak-tidaknya di tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri

(13)

25

Surabaya, yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan turut serta melakukan perbuatan dengan sengaja menyebabkan atau memudahkan perbuatan cabul oleh orang lain dengan orang lain, dan menjadikannya sebagai pencarian atau kebiasaan, perbuatan mana terdakwa lakukan dengan cara sebagai berikut.

Awalnya sekitar awal bulan Desember 2018 saat Rian Subroto sedang berada di Cafe Delight alamat Gading Sari Lumajang bertemu dengan Dhani (DPO) lalu Dhani menawari saksi Rian Subroto artis wanita atau selebgram untuk diajak kencan dalam artian berhubungan badan/ seks, dan Rian Subrotyo menyetujuinya

Selanjutnya Dhani menghubungi saksi Tentri Novanta melalui telepon dan via sms di whatsapp yang intinya meminta untuk disediakan jasa artis untuk berhubungan seks dengan seseorang di Surabaya, kemudian Tentri Novanta menawarkan kepada Dhani nama sejumlah artis termasuk saksi Vanessa Angel (terdakwa dalam berkas perkara terpisah) dan saksi Avriellya Shaqilla kepada Dhani, setelah itu Dhani menyampaikan hal tersebut kepada saksi Rian Subroto dan saksi Rian Subroto kemudian tertarik untuk menggunakan jasa layanan seksual artis saksi Vanessa Angel dan orang yang bernaman Maria Delima Siahaan als Avriellya Shaqilla tersebut.

Kemudian Dhani menghubungi kembali Tentri Novanta dan meminta Tentri Novanta untuk mendatangkan saksi Vanessa Angel dan saksi Avriellya Shaqilla sesuai dengan keinginan dari saksi Rian Subroto karena saksi Tentri Novanta tidak kenal dengan saksi Vanessa Angel kemudian Tentri Novanta menghubungi saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri melalui telepon dan via sms di

(14)

26

whatsapp dengan nomor 08111505662 ke nomor HP saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri yang intinya Tentri Novanta menanyakan apakah artis yang bernama saksi Vanessa Angel bisa diajak untuk menemani klien saksi Tentri.

kemudian saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri menghubungi terdakwa Fitriandri pemilik VITLY Management melalui aplikasi whatsapp pada nomor 087878870148 yang diaktifkan pada telepon seluler merk samsung galaxy tipe S8+ model SM-G955F warna hitam dengan IMEI 354359089046231 dengan menggunakan akun whatsapp bernomor 082124687123 (Winindy usher) atau nomor 081911097550 (Winindy 2 usher) dengan maksud saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri meminta terdakwa Fitriandri als Vitly Jen menghubungi saksi Vanessa Angel untuk bisa di BO atau diajak berhubungan seks. selanjutnya terdakwa menghubungi saksi Endang Suhartini melalui aplikasi whatsapp untuk menanyakan kepada saksi Vanessa Angel apakah mau menerima tawaran menemani kencan berhubungan seks dengan salah satu pengguna jasa di Surabaya pada tanggal 5 Januari 2019 dari pukul 12.00 Wib sampai Kembali.

Kemudian saksi Endang Suhartini menghubungi saksi Vanessa Angel dengan menyampaikan penawaran tersebut dan saksi Vanessa Angel menyetujui penawaran tersebut dan saksi Endang Suhartini menjanjikan fee kepada saksi Vanessa Angel sebesar Rp. 35.000.000, (tiga puluh lima juta rupiah) kemudian atas penawaran tersebut antara saksi Endang Suhartini dengan terdakwa terjadi kesepakatan harga sebesar Rp. 50.000.000, (lima puluh juta rupiah) untuk tarif kencan bersama Vanessa Angel.

(15)

27

Lalu terdakwa mengatakan kepada saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri untuk BO terhadap saksi Vanessa Angel diluar kota dengan harga Rp. 60.000.000, (enam puluh juta rupiah) short time, ditambah tiket pesawat pulang pergi kelas bisnis, dengan membawa asisten, DP setengah harga dan dilunasi saat pesawat landing.

Percakapan tersebut oleh saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri di screenshoot dan dikirimkan melalui aplikasi whatsapp ke HP Tentri Novanta lalu antara saksi Tentri Novanta dengan saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri disepakati harga booking jasa artis saksi Vanessa Angel untuk berhubungan seks dengan saksi Rian Subroto sebesar Rp. 75.000.000, (tujuh puluh lima juta rupiah) dengan pembagian untuk artis Rp. 70.000.000, (tujuh puluh juta rupiah) dan Rp. 5.000.000, (lima juta rupiah) untuk fee Tentri Novanta Dengan Saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri, tetapi harga tersebut belum termasuk akomodasi.

Kemudian Tentri Novanta menghubungi Dhani dan menyampaikan bahwa harga untuk booking jasa artis saksi Vanessa Angel untuk berhubungan seks dengan saksi Rian Subroto sebesar Rp. 80.000.000, (delapan puluh juta rupiah) belum termasuk akomodasi dan harga booking orang yang bernama Avriellya Shaqilla sebesar Rp.25.000.000, (dua puluh lima juta rupiah) selanjutnya Dhani memberi kabar ke saksi Rian Subroto dan saksi Rian Subroto menyetujui harga kencan tersebut selanjutnya Dhani meminta Rian Subroto membayar uang kencan tersebut seharga Rp. 105.000.000, (seratus lima juta rupiah) ditambah booking tiket pesawat dan booking kamar hotel Rp. 30.000.000, (tiga puluh juta rupiah)

(16)

28

lalu Rian Subroto menyerahkan uang tunai kepada Dhani sebesar Rp.135.000.000 (seratus tiga puluh lima juta rupiah).

Pada tanggal 26 Desember 2018 Dhani mentransfer uang sebesar Rp.25.000.000, (dua puluh lima juta rupiah) ke rekening Bank BCA milik Tentri Novanta dengan No. Rekening 2820032392 untuk DP booking artis saksi Vanessa Angel dan orang yang bernama Avriellya Shaqilla, lalu pada tanggal 3 Januari 2019 Tentri Novanta mentransfer uang senilai Rp. 20.000.000, (dua puluh juta rupiah) ke rekening saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri nomor rekening 4730501981 kemudian saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri mentransfer langsung ke rekening terdakwa Fitriandri als Vitly Jen uang sebesar Rp. 20.000.000, (dua puluh juta rupiah) bersamaan dengan itu dikirimkan foto-foto kode boking pesawat pulang pergi Jakarta-Surabaya dan Surabaya-Jakarta untuk saksi Vanessa Angel dan asistennya.

Pada tanggal 5 Januari 2019 Dhani mentransfer uang sebesar Rp. 80.000.000, (delapan puluh juta rupiah) ke rekening Bank BCA milik Tentri Novanta dengan No. Rekening 2820032392 untuk sisa pembayaran booking artis saksi Vanessa Angel dan orang yang bernama Avriellya Shaqilla,lalu.Pada tanggal 5 Januari 2019, Tentri Novanta mentransfer lagi uang senilai Rp. 42.500.000, (empat puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) ke rekening BCA saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri nomor rekening 4730501981 untuk kekurangan pembayaran booking artis saksi Vanessa Angel kemudian saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri langsung mentransfer uang sebesar Rp. 40.000.000, (empat puluh juta rupiah) ke rekening BCA terdakwa dan terdakwa

(17)

29

Fitriandri als Vitly Jen melalui E-Banking Bank BCA dari rekening Bank BCA milik terdakwa dengan nomor rekening 2721659323 atas nama Fitriandri dan ditransfer ke rekening BCA oleh terdakwa kepada Endang Suhartini dengan nomor rekening 6790068511 atas nama Ending Suhartini, kemudian saksi Endang Suhartini mentransfer uang sebesar Rp. 35.000.000, (tiga puluh lima juta rupiah) kepada saksi Vanessa Angel.

Pada tanggal 5 Januari 2019 sekitar pukul 09.35 Wib saksi Vanessa Angel bersama dengan asistennya dan saksi Endang Suhartini berangkat dari Jakarta dan tiba di Surabaya pukul 11.00 Wib dengan dijemput oleh sopir menuju SUTOS kemudian setelah dari SUTOS bergeser menuju Hotel Vasa di Jl. HR Muhammad No. 31 Kota Surabaya lalu sesampainya di Hotel Vasa saksi Vanessa Angel menuju kamar nomor. 2721 dan bertemu dengan saksi Rian Subroto kemudian saksi Vanessa Angel bersama dengan saksi Rian Subroto mengobrol lalu berciuman sambal bercumbu setelah itu saksi Vanessa Angel bersama dengan Rian Subroto melepas pakaian sampai telanjang bulat tetapi belum sempat berhubungan badan tiba-tiba dilakukan penggerebekan oleh petugas kepolisian Polda Jatim.

Kepolisian Polda Jatim juga mengamankan orang yang bernama Avriellya Shaqilla di Tol Waru Juanda Surabaya dan belum bertemu dengan saksi Rian Subroto. terdakwa memperoleh keuntungan dalam transaksi tersebut sebesar Rp. 10.000.000. (sepuluh juta rupiah) Anggota polri pada Unit 1 Subdit V Siber Ditreskrimsus Polda Jatim melakukan penangkapan terhadap terdakwa pada tanggal 14 Januari 2019 jam 14.30WIB di Jl. Kasuari Blok A2 No. 24

(18)

30

Megapolitan Cinere Kec. Limo Kota. Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 296 KUHP Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Ketiga bahwa terdakwa Fitriandri als Vitly Jen bersama dengan saksi Tentri Novanta, saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri als Nindy, Endang Suhartini als Siska Dan saksi Vanessa Angel (terdakwa dalam berkas perkara terpisah) pada hariSabtu tanggal 5 Januari 2019 atau setidak-tidaknya pada Tahun 2019 bertempat di hotel Vasa Surabaya alamat Jl. HR Muhammad No. 31 Kota Surabaya atau setidak-tidaknya di tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Surabaya, yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan turut serta melakukan perbuatan menarik keuntungan dari perbuatan cabul seorang wanita dan menjadikannya sebagai pencarian , perbuatan mana terdakwa lakukan dengan cara sebagai berikut.

Awalnya sekitar awal bulan Desember 2018 saat Rian Subroto sedang berada di Cafe Delight alamat Gading Sari Lumajang bertemu dengan Dhani (DPO) lalu Dhani menawari saksi Rian Subroto artis wanita atau selebgram untuk diajak kencan dalam artian berhubungan badan/ seks, dan Rian Subrotyo menyetujuinya. Selanjutnya Dhani menghubungi saksi Tentri Novanta melalui telepon dan via sms di Whatsapp yang intinya meminta untuk disediakan jasa artis untuk berhubungan seks dengan seseorang di Surabaya, kemudian Tentri Novanta menawarkan kepada Dhani nama sejumlah artis termasuk saksi Vanessa Angel dan saksi Avriellya Shaqilla kepada Dhani.

Setelah itu Dhani menyampaikan hal tersebut kepada saksi Rian Subroto dan saksi Rian Subroto kemudian tertarik untuk menggunakan jasa layanan

(19)

31

seksual artis saksi Vanessa Angel dan orang yang bernaman Avriellya Shaqilla tersebut. kemudian Dhani menghubungi kembali Tentri Novanta dan meminta Tentri Novanta untuk mendatangkan saksi Vanessa Angel dan saksi Avriellya Shaqilla sesuai dengan keinginan dari saksi Rian Subroto.

Karena saksi Tentri Novanta tidak kenal dengan saksi Vanessa Angel kemudian Tentri Novanta menghubungi saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri melalui telepon dan via sms di whatsapp dengan nomor 08111505662 ke nomor HP saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri yang intinya Tentri Novanta menanyakan apakah artis yang bernama saksi Vanessa Angel bisa diajak untuk menemani klien saksi Tentri, kemudian saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri menghubungi Terdakwa Fitriandri pemilik VITLY Management melalui aplikasi whatsapp pada nomor 087878870148 yang diaktifkan pada telepon seluler merk samsung galaxy tipe S8+ model SM-G955F warna hitam dengan IMEI 354359089046231 dengan menggunakan akun whatsapp bernomor 082124687123 (Winindy usher) atau nomor 081911097550 (Winindy 2 usher) dengan maksud saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri meminta terdakwa Fitriandri als Vitly Jen menghubungi saksi Vanessa Angel untuk bisa di BO atau diajak berhubungan seks.

Selanjutnya terdakwa Fitriandri als Vitly Jen menghubungi saksi Endang Suhartini melalui aplikasi whatsapp untuk menanyakan kepada saksi Vanessa Angel apakah mau menerima tawaran menemani kencan berhubungan seks dengan salah satu pengguna jasa di Surabaya pada tanggal 5 Januari 2019 dari pukul 12.00 Wib sampai Kembali, kemudian saksi Endang Suhartini

(20)

32

menghubungi saksi Vanessa Angel dengan menyampaikan penawaran tersebut dan saksi Vanessa Angel menyetujui penawaran tesebut dan saksi Endang Suhartini menjanjikan fee kepada saksi Vanessa Angel sebesar Rp. 35.000.000 (tiga puluh lima juta rupiah).

Kemudian atas penawaran tersebut antara saksi Endang Suhartini dengan terdakwa Fitriandri als Vitly Jen terjadi kesepakatan harga sebesar Rp. 50.000.000, (lima puluh juta rupiah) untuk tarif kencan bersama Vanessa Angel lalu terdakwa mengatakan kepada saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri untuk BO terhadap saksi Vanessa Angel di luar kota dengan harga Rp. 60.000.000 (enam puluh juta rupiah) short time, ditambah tiket pesawat pulang pergi kelas bisnis, dengan membawa asisten, DP setengah harga dan dilunasi saat pesawat landing.

Kemudian percakapan tersebut oleh saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri di screenshoot dan dikirimkan melalui aplikasi whatsapp ke HP Tentri Novanta lalu antara saksi Tentri Novanta dengan saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri disepakati harga booking jasa artis saksi Vanessa Angel untuk berhubungan seks dengan saksi Rian Subroto sebesar Rp. 75.000.000, (tujuh puluh lima juta rupiah) dengan pembagian untuk artis Rp. 70.000.000, (tujuh puluh juta rupiah) dan Rp. 5.000.000, (lima juta rupiah) untuk fee Tentri Novanta dengan saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri Nindy tetapi harga tersebut belum termasuk akomodasi.

Tentri Novanta menghubungi Dhani dan menyampaikan bahwa harga untuk booking jasa artis saksi Vanessa Angel untuk berhubungan seks dengan saksi

(21)

33

Rian Subroto sebesar Rp. 80.000.000, (delapan puluh juta rupiah) belum termasuk akomodasi dan harga booking orang yang bernama Avriellya Shaqilla sebesar Rp.25.000.000, (dua puluh limajuta rupiah) selanjutnya Dhani memberi kabar ke saksi Rian Subroto dan saksi Rian Subroto menyetujui harga kencan tersebut selanjutnya Dhani meminta Rian Subroto membayar uang kencan tersebut seharga Rp. 105.000.000, (serratus lima juta rupiah) ditambah booking tiket pesawat dan booking kamar hotel Rp. 30.000.000, (tiga pulu juta rupiah) lalu Rian Subroto menyerahkan uang tunai kepada Dhani sebesar Rp.135.000.000 (seratus tiga puluh lima juta rupiah).

Pada tanggal 26 Desember 2018 Dhani mentransfer uang sebesar Rp.25.000.000, (dua puluh limajuta rupiah) ke rekening Bank BCA milik Tentri Novanta dengan No. Rekening 2820032392 untuk DP booking artis saksi Vanessa Angel dan orang yang bernama Avriellya Shaqilla, lalu pada tanggal 3 Januari 2019 Tentri Novanta mentransfer uang senilai Rp. 20.000.000, (dua puluh juta rupiah) ke rekening saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri dengan nomor rekening 4730501981 kemudian saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri mentransfer langsung ke rekening terdakwa uang sebesar Rp. 20.000.000, (dua puluh juta rupiah) bersamaan dengan itu dikirimkan foto-foto kode boking pesawat pulang pergi Jakarta-Surabaya dan Surabaya-Jakarta untuk saksi Vanessa Angel dan asistennya.

Pada tanggal 5 Januari 2019 Dhani mentransfer uang sebesar Rp. 80.000.000, (delapan puluh juta rupiah) ke rekening Bank BCA milik Tentri Novanta dengan nomor rekening 2820032392 untuk sisa pembayaran booking

(22)

34

artis saksi Vanessa Angel dan orang yang bernama Avriellya Shaqilla,lalu pada tanggal 5 Januari 2019, Tentri Novanta mentransfer lagi uang senilai Rp. 42.500.000, (empat puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) ke rekening BCA saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri nomor rekening 4730501981 untuk kekurangan pembayaran booking artis saksi Vanessa Angel kemudian saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri langsung mentransfer uang sebesar Rp. 40.000.000, (empat puluh juta rupiah) ke rekening BCA terdakwa dan terdakwa melalui E-Banking Bank BCA dari rekening Bank BCA milik terdakwa dengan nomor rekening 2721659323 atas nama Fitriandri dan ditranfer ke rekening BCA oleh terdakwa kepada Endang Suhartini dengan nomor rekening 6790068511 atas nama Endang Suhartini, kemudian saksi Endang Suhartini mentransfer uang sebesar Rp. 35.000.000 (tiga puluh lima juta rupiah) kepada saksi Vanessa Angel.

Pada tanggal 5 Januari 2019 sekitar pukul 09.35 Wib saksi Vanessa Angel bersama dengan asistennya dan saksi Endang Suhartini berangkat dari Jakarta dan tiba di Surabaya pukul 11.00 Wib dengan dijemput oleh sopir menuju SUTOS kemudian setelah dari SUTOS bergeser menuju Hotel Vasa di Jl. HR Muhammad No. 31 Kota Surabaya lalu sesampainya di Hotel Vasa saksi Vanessa Angel menuju kamar No. 2721 dan bertemu dengan saksi Rian Subroto kemudian saksi Vanessa Angel bersama dengan saksi Rian Subroto mengobrol lalu berciuman sambal bercumbu setelah itu saksi Vanessa Angel bersama dengan Rian Subroto melepas pakaian sampai telanjang bulat tetapi belum sempat berhubungan badan tiba-tiba dilakukan penggrebekan oleh petugas kepolisian Polda Jatim.

(23)

35

Petugas kepolisian Polda Jatim juga mengamankan orang yang bernama Avriellya Shaqilla di Tol Waru Juanda Surabaya dan belum bertemu dengan saksi Rian Subroto. Bahwa terdakwa memperoleh keuntungan dalam transaksi tersebut sebesar Rp. 10.000.000, (sepuluh juta rupiah) Bahwa selanjutnya anggota polri pada Unit 1 Subdit V Siber Ditreskrimsus Polda Jatim melakukan penangkapan terhadap terdakwa pada tanggal 14 Januari 2019 jam 14.30WIB di Jl. Kasuari Blok A2 No. 24 Megapolitan Cinere Kec. Limo Kota. Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 506 KUHP Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

6.

Saksi JPU

Jaksa Penuntut Umum mengajukan beberapa saksi, yang pertama ialah Endang Suhartini di bawah sumpah yang di bacakan dalam persidangan. Saksi menjelaskan bahwa tidak pernah bertemu dengan Sdri Fitriandri. Kami hanya saling berkomunikasi sejak bulan Juli 2018 melalui media sosial whatsapp. Sdri. Fitriandri sering mengirimkan pesan untuk memberitahukan kepada saksi ada artis, model, selebgram, pramugari perempuan yang mau melakukan kegiatan prostitusi, jika saya berminat, dan saksi juga melakukan hal yang sama, mengirimkan pesan berupa artis, model, selebgram, pramugari perempuan yang mau melakukan kegiatan prostitusi namun itu berasal dari orang lain.

Sdri. Fitriandri bermaksud menawarkan beberapa perempuan seperti yang terlihat dalam foto pada pesan tersebut untuk melakukan kegiatan prostitusi dengan tarif Rp 10.000.000 (sepuluh juta rupiah) dan Rp 15.000.000. (lima belas juta rupiah) Saksi tidak mengenal dua wanita di dalam foto yang dikirimkan oleh

(24)

36

Sdri. Fitriandri Saksi menerima pesan tersebut pada tanggal 5 September 2019 saat saksi berada di rumah saksi dengan alamat Jl. Pulo Makmur Rt.02 Rw.12.

Sdri. Fitriandri memberitahu saksi bahwa yang bersangkutan “memegang” dua perempuan tersebut dengan tarif Rp 10.000.000 (sepuluh juta rupiah) dan Rp 15.000.000 (lima belas juta rupiah) dengan tujuan apabila ada yang berminat berkencandan atau berhubungan seksual dengan dua perempuan tersebut dapat menghubungi Sdri. Fitriandri.

Kedua ialah Saksi Ratih Dwi Wulandari, S.Psi., M.H., keterangan di bawah sumpah yang di bacakan dalam persidangan. Saksi merupakan anggota Polri yang bertugas pada Unit I Subdit V Siber Ditreskrimsus Polda Jatim Saksi menjelaskan bahwa yang melakukan tindak pidana prostitusi online sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 ayat (1) jo pasal 45 ayat (1) Undang-Undang RI Nomor. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan/atau Pasal 296 dan/atau Pasal 506 KUHP adalah Fitriandri (terdakwa). Saksi tidak kenal dan tidak mempunyai hubungan family dengan terdakwa..

Saksi menjelaskan bahwa dalam perkara tersebut diatas sesuai dengan Laporan Polisi Nomor LPA/02/I/2018/SUS/JATIM tanggal 04 Januari 2018 peranan atau kaitan kesaksian saya adalah sebagai Saksi yang melakukan penangkapan terhadap terdakwa, sakisi mengetahui kegiatan terdakwa tersebut melalui Informasi dari masyarakat. Saksi melakukan penangkapan terhadap terdakwa pada hari Sabtu tanggal 14 Januari 2019 pada pukul 14.30 WIB di Jl. Kasuari Blok A2 No. 24 Megapolitan Cinere Kec. Limo Kota Depok dan saat

(25)

37

dilakukan penangkapan terdakwa sedang beristirahat. pada saat saksi melakukan penangkapan terhadap terdakwa.

Saksi bersama dengan Briptu Puspa Widiantoro dan tindakan yang saksi dan team lakukan adalah mengintrogasi secara lisan terhadap terdakwa, sehubungan dalam perkara tersebut diatas sesuai dengan Laporan Polisi Nomor LPA/02/I/2019/SUS/JATIM tanggal 4 Januari 2019. Terdakwa juga telah mengakui kepada kami bahwa benar telah melakukan tindak pidana prostitusi online. Dari hasi penggeledahan saksi berhasil mengamankan, 1 Unit telepon seluler merk Samsung Galaxy S8+ model SM-G955F warna hitam dengan IMEI 354359089046231, 1 Buah buku rekening Bank BCA warna biru dengan nomor rekening 2721659323 atas nama Fitriandri beserta kartu debit Bank BCA warna emas dengan nomor seri 5307 9520 1437 6256.

Dalam melakukan tindak pidana prostitusi online terdakwa adalah dengan cara user/konsumen mencari terdakwa untuk memesan artis yang dapat di booking dan kemudian terdakwa menanyakan kepada si artis atau teman terdakwa yang kenal dengan artis yang akan dipesan oleh user/konsumen tersebut, kemudian jika artis yang dipesan oleh user/konsumen sudah respon dan mau, maka terdakwa menanyakan nominal harga yang dipasang oleh artis tersebut setelah itu terdakwa sampaikan kepada user/konsumen nominal harga yang dipasang oleh artis beserta tarif untuk terdakwa sebagai mucikari terdakwa mendapatkan keuntungan dari kegiatan prostitusi online yang dilakukan oleh Sdri. Vanessa Angel tersebut Sekitar Rp.10.000.000, (sepuluh juta rupiah) untuk kegiatan prostitusi online.

(26)

38

Saksi ke tiga adalah Vanessa Angel, keterangan di bawah sumpah yang di bacakan dalam persidangan, pada tanggal 04 Januari 2019 saksi di telepon dan whatsapp oleh saksi Endang Suhartini (terdakwa dalam berkas perkara terpisah) dengan menawari saksi untuk dikenalkan dan menemani kencan dengan seorang laki-laki yang bernama saksi Rian Subroto di Surabaya kemudian karena kebetulan saksi ada pekerjaan di SUTOS (Surabaya Town Square) lalu saksi mengiyakan tawaran saksi Endang Suhartini dengan fee sebesar Rp. 35.000.000, (tiga puluh lima juta rupiah) dan disetujui oleh saksi.

Pada tanggal 5 Januari 2019 saksi ditemani oleh asistennya dan saksi Endang Suhartini berangkat dari Jakarta ke surabaya dan sesampainya disurabaya saksi diberitahu oleh saksi Endang Suhartini bahwa fee sebesar Rp. 35.000.000, (tiga puluh lima juta rupiah) sudah ditransfer oleh saksi Endang Suhartini ke nomor rekening saksi. Selanjutnya saksi bersama dengan asistennya dan saksi Endang Suhartini dijemput oleh sopir yang sudah disiapkan oleh saksi Endang Suhartini menuju ke SUTOS kemudian setelah dari SUTOS saksi diminta bergeser oleh saksi Endang Suhartini menuju hotel VASA Surabaya. saksi langsung menuju ke kamar hotel yang sudah disiapkan dan bertemu dengan saksi Rian Subroto lalu di dalam kamar hotel saksi mengobrol dengan saksi Rian Subroto kemudian saksi diberi minuman wine oleh saksi Rian Subroto.

Selanjutnya setelah saksi minum wine tersebut kepala saksi menjadi pusing kemudian saksi Rian Subroto membuka baju saksi hingga telanjang dan saksi Rian Subroto juga membuka pakaian bagian atas dan saat saksi dalam keadaan tidur telanjang bersama dengan saksi Rian Subroto didalam selimut lalu tiba-tiba

(27)

39

petugas Polisi dari Polda Jatim masuk kedalam kamar hotel tersebut. Sarana dan prasarana yang digunakan oleh saksi dalam berkomunikasi dengan saksi Endang Suhartini untuk melayani kencan dengan saksi Rian Subroto di Surabaya yaitu dengan menggunakan HP milik saksi. Sudah 3 kali saksi ditawari oleh saksi Endang Suhartini untuk menemani kencan dengan seorang laki-laki. Saksi tidak ada komunikasi dengan terdakwa.

Saksi ke empat adalah Saksi Intan Permatasari Winindya Chasanovri, keterangan di bawah sumpah yang di bacakan dalam persidangan saksi kenal dengan terdakwa sekira bulan Desember 2018 saksi dihubungi oleh saksi Tentri Novanta yang menanyakan apakah artis yang bernama saksi Vanessa Angel bisa diajak untuk menemani kliennya kemudian saksi menghubungi management artis yaitu terdakwa Fitriandri saksi mengatakan kepada terdakwa mengenai tawaran dari saksi Tentri Novanta untuk menyewa saksi Vanessa Angel untuk diajak

dinner atau ketemuan dengan klien saksi Tentri Novanta kemudian terdakwa

mengatakan kepada saksi yaitu saksi Vanessa Angel minta langsung ngamar. Selanjutnya terdakwa juga mengatakan kepada saksi untuk BO saksi Vanessa Angel diluar kota dengan harga Rp. 60.000.000, (enam puluh juta rupiah) short time, ditambah tiket pesawat pulang pergi dengan membawa asisten, DP setengah harga dan dilunasi saat pesawat landing percakapan antara saksi dengan terdakwa lewat whatsapp di screnshoot lalu diteruskan kepada saksi Tentri Novanta kemudian saksi mengatakan kepada terdakwa Tentri Novanta tarif harga untuk BO saksi Vanessa Angel diluar kota dengan harga Rp. 62.500.000, (enam puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) short time, ditambah tiket pesawat pulang

(28)

40

pergi dengan membawa asisten, DP setengah harga dan dilunasi saat pesawat landing kemudian saksi Tentri Novanta menyetujui permintaan tersebut.

Tanggal 3 Januari 2019 DP untuk BO saksi Vanessa Angel dikirim oleh terdakwa Tentri Novanta ke rekening saksi sebesar Rp. 20.000.000, (dua puluh juta rupiah) lalu saksi transfer kepada terdakwa sebesar Rp. 20.000.000, (dua puluh juta rupiah) kemudian pada tanggal 5 Januari 2019 saksi Tentri Novanta mentransfer uang sebesar Rp. 42.500.000, (empat puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) kepada saksi untuk sisa pembayaran booking artis Vanessa Angel lalu saksi mentransfer uang sebesar Rp. 40.000.000, (empat puluh juta rupiah) kepada terdakwa. Bahwa kode booking pesawat pulang pergi Jakarta-Surabaya untuk artis Vanessa Angel dan asistennya dikirim oleh saksi Tentri Novanta kepada saksi lalu oleh saksi dikirim kepada terdakwa. Adapun keuntungan yang saksi peroleh dari prostitusi online yang melibatkan saksi Vanessa Angel yaitu Rp.2.500.000, (dua juta lima ratus ribu rupiah) dan saksi dapatkan dari saksi Tentri Novanta.

Selain para saksi, jaksa penuntut umum juga menyiapkan ahi ITE yakni Ahli Aulia Bahar Pernama, S.Kom, M.ISM, ahli bekerja di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur sejak tahun 2015 dengan jabatan Kepala Seksi Persandian dan Keamanan Informasi di bidang aplikasi informatika.

Ahi meyatakan bahwa unsur-unsur pasal 27 ayat (1) jo pasal 45 ayat (1) Undang RI Nomor. 19 tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang RI Nomor. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yaitu, setiap orang, dalam hal ini adalah setiap pengguna internet dengan sengaja dan tanpa hak adalah dengan kesadaran dan tanpa paksaan dan tidak memiliki

(29)

41

hak. Mendistribusikan adalah mengirimkan dan/atau menyebarkan informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik kepada banyak orang melalui sistem elektronik. mentransmisikan adalah mengirimkan informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang ditujukan kepada satu pihak lain melalui system elektronik, membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan

menurut ahli percakapan yang sudah terkirim melalui whatsapp tidak bisa diedit, jika seseorang mengirimkan kata-kata melalui media elektronik yang mengarah kesusilaan jelas melanggar pasal 27 ayat (1) jo pasal 45 ayat (1) Undang RI Nomor. 19 tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang RI Nomor. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Menurut ahli kata-kata atau kalimat tergantung kontennya yang dikirim media elektronik yang dapat dikatakan melanggar Undang-Undang ITE.

percakapan tersebut dilakukan melalui media whatsapp dengan menggunakan sarana Handphone, hal tersebut termasuk dalam kategori mentransmisikan sehingga memenuhi ketentuan unsur dalam pasal 27 ayat (1) jo pasal 45 ayat (1) Undang-Undang RI Nomor. 19 tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang RI Nomor. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

7.

Keterangan terdakwa

terdakwa dalam kondisi sehat jasmani maupun rohani demikian juga dengan pendengaran, penglihatan dan kejiwaan terdakwa normal namun saat ini terdakwa

(30)

42

sedang dalam keadaan hamil 4 bulan. Dalam pemeriksaan terdakwa menggunakan penasehat hukum sesuai dengan surat kuasa yaitu Sdr. Didit Permana Putra, S.H., Sdr. Firdaus, S.H. Terdakwa sehari-hari bekerja sebagai Ibu rumah tangga dan personil management artis. Terdakwa mengerti ditangkap karena memudahkan perbuatan cabul oleh orang lain dengan orang lain dan atau menarik keuntungan dari perbuatan cabul seorang wanita dengan seorang laki-laki dimana terdakwa diminta tolong oleh pemilik dan atau pengguna akun whatsapp dengan nomor 082124687123 (Winindy 2 usher).

Terdakwa kenal dengan pemilik akun whatsapp dengan nomor 082124687123 dengan nama Winindy usher sejak pertengah bulan januari 2018 dan pernah bertemu 1 kali dalam acara gathering di Hotel Forment Plasa Senayan Jakarta Selatan, terdakwa tergabung dalam group whatsapp bernama “SPG USHER CASTING” sejak awal bulan Januari 2018 dengan pemilik dan/atau pengguna akun whatsapp dengan nomor 082124687123 dengan nama Winindy usher. Sarana dan prasarana yang digunakan terdakwa adalah akun whatsapp dengan nomor 087878870148 yang diaktifkan pada telepon seluler merk samsung galaxy tipe S8+ Model SM-G955F warna hitam dengan IMEI 354359089046231.

Terdakwa menjelaska bahwa hubungannya dengan pemilik dan/atau pengguna akun whatsapp dengan nomor 082124687123 adalah hubungan pekerjaan sebagai jasa penyedia talent untuk SPG dalam acara Gathering anamun pada tanggal 27 Desember 2018 pemilik dan/atau pengguna akun whatsapp dengan nomor 082124687123 meminta Terdakwa untuk mencarikan Sdri. Vanessa Angel.terkait kegiatan asusila. Terdakwa mengetahui kejadian

(31)

43

penangkapan Sdri. Vanessa Angel dan Sdri. Endang Suhartini terdakwa berkomunikasi manager Vanessa Angel sekitar bulan Juli 2018 namun Terdakwa tidak pernah bertemu secara langsung dan Terdakwa mengenal Manager Vanessa Angel dari Sdr. Dono. Terdakwa membenarkan bahwa screenshot tersebut merupakan komunikasi terdakwa dengan manager Vanessa Angel dan maksud percakapan terdakwa adalah untuk membooking Sdri. Vanessa Angel.

Terdakwa tidak tahu siapa yang melakukan booking Sdri Vanessa Angel, hanya saja pengguna akun whatsapp bernomor 082124687123 (Winindy usher) menyebutkan pemesanan tersebut untuk tamu di salah satu Hotel Surabaya. nominal harga yang diberikan manager Vanessa Angel untuk booking sebesar Rp 50.000.000, (Lima Puluh Juta Rupiah) tetapi terdakwa mengatakan kepada pemilik dan atau pengguna akun whatsapp bernomor 082124687123 (Winindy Usher) adalah sebesar Rp 60.000.000, (Enam Puluh Juta Rupiah). Terdakwa membayar nominal booking ke manager Vanessa Angel adalah dengan cara transfer melalui E-Banking Bank BCA dari rekening Bank BCA milik terdakwa seharusnya nominal yang terdakwa transfer kepada manager Vanessa Angel adalah sebesar Rp. 50.000.000, (Lima Puluh Juta Rupiah) namun terdakwa masih mentransfer sebesar Rp. 40.000.000, (Empat Puluh Juta Rupiah) sisa uang sebesar Rp 10.000.000 belum dibayar karena limit kurang.

Terdakwa tidak menawarkan jasa untuk booking all in (berhubungan seks/berhubungan layaknya suami istri) kepada orang lain/client atas Sdri. Vanessa Angel namun yang meminta jasa booking all in adalah pemilik dan atau pengguna akun whatsapp bernomor 082124687123 (Winindy Usher) Terdakwa

(32)

44

menjelaskan bahwa terdakwa melakukan penawaran yang ditanyakan kepada manager Vanessa Angel adalah sejak hari kamis tanggak 27 Desember 2018. keuntungann dalam melakukan kegiatan prostitusi Online sebagai mucikari tidak menawarkan orang lain selain ari Sdri. Vanessa Angel adalah sebesar Rp 10.000.000 (sepuluh juta rupiah).

Terdakwa melakukan hal tersebut karena membutuhkan uang untuk membayar kontrakan rumah dan memenuhi kebutuhan ekonomi. Terdakwa menjelaskan bahwa pada hari Jumat 11 Januari 2019 menelpon Sdri. Winindy untuk mengajak menyerahkan diri ke Polda Metro Jaya.

8.

Barang bukti

Jaksa penuntut umum telah mengajukan barang bukti berupa 1 unit telepon seluller merk Samsung Galaxy S8+ model SM-G955F warna hitam dengan IMEI 354359089046231. 1 buah buku rekening Bank BCA warna biru dengan nomor rekening 2721659323 atas nama Fitriandri beserta kartu debit Bank BCA warna emas dengan nomor seri 5307 9520 1437 6256. Alat bukti dan barang bukti yang diajukan diperoleh fakta-fakta hukum

9.

Fakta-fakta Hukum

Berdasarkan alat bukti dan barang bukti yang diajukan diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut, bahwa terdakwa bersama dengan Fitriandri dan Vanessa Angel pada hari Sabtu tanggal 05 Januari 2019 sekitar jam 13.00 Wib bertempat di Hotel Vaza Jl. HR Muhammad No.31 Kota Surabaya yang menyuruh melakukan perbuatan, dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau

(33)

45

mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan.

Terdakwa merupakan pengguna akun whatsapp nomor 08118889874 yang diaktifkan dengan telepon seluler merk Iphone tipe X model MQAG2ZP/A warna hitam dengan IMEI 353041091371390 dan sejak tahun 2018 dan terdakwa mengenal Vanessa Angel pemilik akun WA nomor 081286500234 yang diaktifkan pada telepon seluler merk Iphone X 256 Gb warna putih yang mana keduanya memiliki hubungan pertemanan, terdakwa telah beberapa kali menawarkan pekerjaan kepada Vanessa Angel untuk BO yaitu melayani kliennya melakukan hubungan suami istri (sex komersial).

Pada sekitar bulan Juli 2018 terdakwa mengenal Fitriandri Als Vitly Jen sebagai pemilik dan/atau pengguna akun whatsapp nomor 087878870148 yang diaktifkan pada telepon seluler merk samsung galaxy tipe S8+ model SM-G955F warna hitam dengan IMEI 354359089046231 akan tetapi keduanya belum pernah bertemu secara langsung melainkan selalu berkomunikasi melalui media sosial whatsapp sementara kontak terdakwa oleh Fitriandri diberi nama “Manager Vanessa Angel”.

Pada hari Kamis tanggal 27 Desember 2018 Fitriandri selaku pemilik dan/atau pengguna akun whatsapp nomor 087878870148 melakukan pemesanan jasa BO atas Vanessa Angel kepada terdakwa selaku pemilik dan/atau pengguna akun whatsapp nomor 08118889874 dengan melalui percakapan whatsapp.

Pada tanggal 4 Januari 2019 terdakwa mengirim pesan whatsapp ke HP milik Vanessa Angel dengan merk Iphone X 256 Gb warna putih dengan nomor

(34)

46

WA 081286500234 yang isi dari percakapan tersebut adalah terdakwa menawarkan pekerjaan kepada Vanessa Angel untuk melakukan sex komersial dengan seorang laki-laki yang bernama Rian Subroto di Kota Surabaya dan Vanessa Angel mengiyakan tawaran tersebut.

Dalam percakapan tersebut terdakwa memastikan mengenai pekerjaan sex komersial yang ditawarkan oleh terdakwa tersebut selain itu Vanessa Angelia menanyakan kepada terdakwa apakah tamu yang akan dilayani nantinya adalah seorang dari etnis china, selain itu menanyakan pula mengenai keamanan transaksi serta menanyakan tentang istilah kalimat “123 horelah ya harusnya” yang artinya adalah mengenai seorang pria china yang biasanya jika berhubungan badan mengalami ejakulasi dini.

Untuk pekerjaan yang ditawarkan tersebut terdakwa menjanjikan fee sebesar Rp 25.000.000, (dua puluh lima juta rupiah) kepada Vanessa Angelia namun Vanessa Angelia meminta tambahan karena lokasi yang berada diluar kota (Surabaya) akhirnya terdakwa menaikkan menjadi Rp.35.000.000, (tiga puluh lima juta rupiah) dan setelah keduanya sepakat lalu terdakwa meminta agar Vanessa Angelia datang ke Surabaya pada hari Senin tanggal 7 Januari 2019 namun karena Vanessa Angel juga ada pekerjaan di SUTOS Surabaya sehingga Vanessa Angel minta kepada terdakwa agar jadwalnya dimajukan pada hari Sabtu tanggal 5 januari 2019.

Terdakwa mematok harga atas jasa BO Vanessa Angel kepada Fitriandri sebesar Rp.50.000.000, (lima puluh juta rupiah) selanjutnya Fitriandri mengatakan besaran tarif BO tersebut dengan harga Rp.60.000.000, (enam puluh juta rupiah)

(35)

47

kepada Intan Permatasari Winindya Chasanovri yang sebelumnya telah memesan jasa BO Vanessa Angel kepada Fitriandri.

Mekanisme pembayaran atas jasa BO Vanessa Angel adalah awalnya Fitriandri menerima transferan uang BO dari Intan Permatasari Winindya Chasanovri sejumlah Rp.60.000.000, (enam puluh juta rupiah) yang dilakukan secara bertahap dengan rincian sebagai berikut, Pertama, pada hari Jum’at tanggal 4 Januari 2019 sebesar Rp 20.000.000, (dua puluh juta rupiah) melalui E-Banking rekening Bank BCA an. Intan Permatasari Winindya Chasanovri nomor. rekening 4730501981 ke rekening BCA no. 2721659323 an. Fitriandri.

Kedua, pada tanggal 5 Januari 2019 sebesar Rp 40.000.000, (empat puluh juta rupiah) dengan melalui E-Banking rekening Bank BCA an. Intan Permatasari Winindya Chasanovri nomor rekening 4730501981 ke rekening BCA nomor. 2721659323 an. Fitriandri. Selanjutnya pada hari Sabtu tanggal 5 Januari 2019 sekitar pukul 11.30 wib Fitriandri mentransfer uang kepada terdakwa sebesar Rp.40.000.000, (empat puluh juta rupiah) sementara sisanya sebesar Rp.10.000.000, (sepuluh juta rupiah) masih ada ditangan fitriandri als vitly jen dikarenakan batas limit transfer.

Setelah itu terdakwa mentransfer uang fee kepada Vanessa Angel sebesar Rp. 35.000.000, (tiga puluh lima juta rupiah) keuntungan yang diperoleh terdakwa dari kegiatan prostitusi online ini sebesar Rp 10.000.000, (sepuluh juta rupiah). Sebelumnya terdakwa pernah menawarkan pekerjaan kepada Vanessa Angel melayani kliennya untuk melakukan hubungan badan (sex komersial) sebanyak tiga kali diantaranya, bulan Desember 2017 di Singapura dengan seorang laki-laki

(36)

48

bernama Ishak dengan fee sebesar Rp. 20.000.000, (dua puluh juta rupiah) yang ditransfer langsung oleh Sdr. Ishak, kemudian pada bulan Maret 2018 di Jakarta dengan nama laki-laki (nama lupa) dengan fee sebesar Rp. 30.000.000, (tiga puluh juta rupiah) serta Vanessa Angel mendapat tips sebesar $500 (lima ratus dolar Amerika) dari laki-laki tersebut.

Selain itu terdakwa juga menawarkan jasa BO artis maupun selebgram pada tahun 2017 kepada kliennya antara lain Fatya Ginanjar dengan mendapat keuntungan sebesar Rp.3.000.000, (tiga juta rupia) Ririn Febrian dengan mendapat keuntungan sebesar Rp.3.000.000, (tiga juta rupia) pada hari sabtu tanggal 5 Januari 2019 sekitar pukul 09.35 WIB terdakwa bersama dengan Vanessa Angel dan temannya Ana Hasanah berangkat dari Jakarta dan tiba di Surabaya sekitar pukul 11.00 wib dimana saat itu rombongan langsung dijemput oleh sopir yang telah disediakan oleh terdakwa menuju ke SUTOS Surabaya setelah itu bergeser menuju ke Hotel Vaza di Jl. HR Muhammad No.31 Kota Surabaya.

Sesampainya di hotel Vaza Vanessa Angel langsung menuju kekamar nomor 2721 dan setelah berada didalam kamar tersebut langsung berkenalan dengan Rian Subroto lalu keduanya mengobrol kemudian melakukan foreplay namun belum sampai melakukan hubungan badan selanjutnya saksi Yuangga Dewantara bersama dengan saksi Herry Setyoko S.Sos.M.H. melakukan penggerebekan lalu mengamankan Vanessa Angel beserta Rian Subroto ke kantor Cyber Crime Polda Jatim untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

(37)

49

Pada hari Senin tanggal 05 Januari 2019 sekitar pukul 13.00 wib petugas melakukan penangkapan terhadap terdakwa yang sedang istirahat sambil bermain HP dikamar nomor 2720 dan saat itu sedang menunggu Vanessa Angel. Dalam melakukan perbuatannya terdakwa mengirimkan foto-foto artis, model atau selebgram yang bisa di Booking oleh pengguna jasa BO lengkap dengan tarif harganya melalui media sosial whatsapp kepada Fitriandri selanjutnya foto-foto tersebut oleh Fitriandri dikirimkan lagi kepada Intan Permatasari Winindya Chasanovri dimana terdakwa mendapatkan foto-foto itu dari Radit yang juga merupakan mucikari artis, model atau selebgram sedangkan motivasi terdakwa mengirim foto-foto tersebut adalah disamping untuk menawarkan jasa BO artis, model maupun selebgram juga untuk mendapatkan keuntungan dari kegiatan prostitusi online Vanessa Angel.

10. Pertimbangan Hakim

berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut diatas, Terdakwa dapat dinyatakan telah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya, bahwa terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum dengan dakwaan yang berbentuk alternatif, sehingga Majelis Hakim dengan memperhatikan fakta-fakta hukum tersebut diatas memilih langsung dakwaan alternatif ke satu sebagaimana diatur dalam Pasal 45 ayat (1) jo pasal 27 ayat (1) Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik jo pasal 55 ayat (1) KUHP. Yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut, Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak Mendistribusikan dan/atau Mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi

(38)

50

Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan. Yang melakukan, menyuruh melakukan dan turut serta melakukan.

Terhadap unsur tersebut Majelis Hakim akan mempetimbangkan sebagai berikut, unsur setiap orang, berdasarkan Pasal 1 angka 21 Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2008 yang telah diubah dengan Undang-Undang RI Nomor 19 tahun 2016, menyatakan setiap orang adalah orang perseorangan atau Badan hukum. Setiap orang menunjuk kepada pelaku sebagai subyek hukum yang dapat dibebani hak dan kewajiban serta mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya dalam suatu perbuatan pidana dimana orang tersebut diajukan ke persidangan dengan surat dakwaan yang diajukan oleh Penuntut Umum.

Di dalam perkara ini yang menjadi/sebagai subyek hukum sebagaimana dimaksud dalam dakwaan Penuntut Umum adalah Terdakwa Endang Suhartini als Siska yang di persidangan identitasnya telah dicocokkan dengan identitas sebagaimana surat dakwaan Penuntut Umum ternyata adanya kecocokan antara satu dengan lainnya sehingga dalam perkara ini tidak terdapat kesalahan orang (error in persona) yang diajukan ke persidangan.

Berdasarkan uraian tersebut, Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur setiap orang telah terpenuhi, Unsur dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan.

Yang dimaksud “ dengan sengaja” adalah menghendaki dan mengetahui apa yang dilakukan dan menyadari akibat dari perbuatannya tersebut. Bahwa yang

(39)

51

dimaksud “tanpa hak” adalah dalam melakukan perbuatan atau menguasai suatu hak tidak mempunyai izin atau kewenangan dari Undang-Undang atau peraturan yang bersangkutan (tanpa mendapat izin yang sah dari pejabat yang berwenang). Sedangkan yang dimaksud melawan hukum adalah perbuatan bertentangan dengan hukum atau tidak sesuai dengan larangan atau keharusan hukum, atau menyerang suatu kepentingan yang dilindungi oleh hukum (dalam hal ini yang dimaksud adalah hukum positif atau Peraturan Perundang-Undangan).

Berdasarkan ketentuan Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2008, yang telah diubah dengan Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun 2016, Yang dimaksud dengan “mendistribusikan” adalah mengirimkan dan/atau menyebarkan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik kepada banyak Orang atau berbagai pihak melalui sistem Elektronik. Yang dimaksud dengan “mentransmisikan” adalah mengirimkan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang ditujukan kepada satu pihak lain melalui sistem Elektronik.

Yang dimaksud dengan “membuat dapat diakses” adalah semua perbuatan lain selain mendistribusikan dan mentransmisikan melalui sistem Elektronik yang menyebabkan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dapat diketahui pihak lain atau publik, sedangkan berdasarkan ketentuan pasal 45 ayat (1) Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan.

Berdasarkan uraian tersebut, Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan dapat diaksesnya Informasi

(40)

52

Elektronik yang memiliki muatan melanggar kesusilaan, telah terbukti, Mereka Yang melakukan, menyuruh melakukan dan turut serta melakukan, bahwa dalam Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP dinyatakan ”Dihukum seperti pelaku dari perbuatan yang dapat dihukum barangsiapa yang melakukan, menyuruh melakukan atau turut melakukan.” rumusan tersebut terdapat 3 (tiga) bentuk penyertaan, yaitu, Mereka yang melakukan (pleger), Mereka yang menyuruh melakukan (doen

pleger), Mereka yang turut serta melakukan (mede pleger).

Dalam doktrin hukum pidana, pengertian ”turut serta” dikenal beberapa pendapat, yaitu antara lain W.H.A Jonkers, dalam bukunya Inleiding tot de

Strafrechts Dogmatiek, 1984, halaman 104, menyatakan: ”terdapat dua syarat dari

medeplegen yaitu adanya rencana bersama (gemeenschappelijk plan), ini berarti harus ada suatu opzet bersama untuk bertindak dan adanya pelaksanaan bersama (gemeenschappelijk uitvoering).

Berdasarkan Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung RI tanggal 22 Desember 1955 Nomor 1/1955/M.Pid menguraikan tentang pengertian turut serta tersebut pada pokoknya sebagai berikut “Bahwa terdakwa adalah medepleger (kawan peserta) dari kejahatan yang didakwakan, dapat disimpulkan dari peristiwa yang menggambarkan bahwa terdakwa dengan saksi bekerja sama-sama dengan sadar dan erat untuk melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya”. selaku medepleger dari tindak pidana yang didakwakan kepada terdakwa tidak perlu melakukan sendiri perbuatan pelaksanaan tindak pidana, seorang medepleger yang turut melakukan tindak pidana tidak usah memenuhi segala unsur yang oleh Undang-Undang dirumuskan untuk tindak pidana itu.

(41)

53

Terdakwa telah beberapa kali menawarkan pekerjaan kepada Vanessa Angel untuk BO yaitu melayani kliennya melakukan hubungan suami istri (sex komersial), terdakwa melalui Fitriandri sebagai pemilik dan pengguna akun whatsapp nomor 087878870148 selalu berkomunikasi melalui media sosial whatsapp sementara kontak terdakwa oleh Fitriandri diberi nama “Manager Vanessa Angel”.

Berdasarkan uraian tersebut, Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur turut serta melakukan, telah terbukti. Oleh karena semua unsur yang terkandung dalam Pasal 27 ayat (1) Jo Pasal 45 ayat (1) Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Jo Pasal 55 ayat (1) KUHP, telah terpenuhi, maka terdakwa haruslah dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dalam surat dakwaan alternatif ke satu.

Oleh karena terdakwa telah dinyatakan telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dalam surat dakwaan Penuntut Umum maka pembelaan / pledooi dari Penasihat Hukum terdakwa tidak perlu dipertimbangkan. Selama pemeriksaan persidangan Majelis Hakim tidak menemukan hal-hal yang dapat menghapuskan pidana bagi terdakwa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44-51 KUHP (alasan pemaaf yang dapat menghapuskan unsur kesalahan terdakwa ataupun alasan pembenar yang dapat menghapuskan sifat melawan hukum dari perbuatan yang dilakukan terdakwa), Majelis Hakim berpendapat bahwa terdakwa mampu bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukannya maka terdakwa

(42)

54

harus dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana yang setimpal dengan perbuatannya berdasarkan ketentuan Pasal 193 ayat (1) KUHAP.

Ancaman pidana dalam Pasal 27 ayat (1) Jo Pasal 45 ayat (1) Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang-Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik bersifat alternatif yaitu dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.1.000.000.000,00, (satu milyar rupia) oleh karena itu Majelis Hakim berpendapat terhadap Terdakwa akan dijatuhi pidana.

Majelis Hakim menilai pidana penjara dan denda yang akan dijatuhkan terhadap terdakwa sebagaimana amar putusan di bawah ini adalah tepat dan adil, baik dilihat dari kepentingan masyarakat pada umumnya dalam rangka mencegah terjadinya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, maupun kepentingan terdakwa sendiri agar ia sepenuhnya menyadari kesalahannya dan bertekad untuk tidak mengulangi lagi perbuatannya di masa mendatang.

Karena terdakwa telah ditangkap dan ditahan secara sah, maka masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa sebelum putusan ini berkekuatan hukum tetap akan dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan. karena pidana penjara yang dijatuhkan lebih lama dari masa penahanan yang telah dijalani terdakwa dan tidak terdapat alasan yang mendesak untuk mengeluarkannya dari tahanan, Majelis Hakim menetapkan terdakwa tetap berada dalam tahanan.

Sebelum menjatuhkan pidana terhadap terdakwa, Majelis Hakim perlu mempertimbangkan terlebih dahulu keadaan yang dapat memperberat ataupun

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melakukan pengujian langsung dapat dilihat pengaruh dari jarak spasi terhadap daya dukung yang dihasilkan pada fondasi kelompok tiang, dari hasil yang

Biofertilizer (pupuk hayati) adalah formulasi mikroorganisme atau organisme hidup yang bila diterapkan pada pembibitan tanaman, permukaan tanaman atau tanah,

hubungan baik dengan penggunaan jasa, artinya jika memang produk dan jasa yang ditawarkan tidak sesuai dengan kondisi yang dirasakan dan harga yang tertera, maka lembaga

(1) Kepada dokter/dokter gigi/apoteker yang memiliki surat keterangan ijazah terdaftar yang dimaksudkan dalam pasal 4 dan surat izin menjalankan pekerjaan dokter/dokter

Dengan mengetahui pengaruh suhu terhadap nilai difusivitas panas dan konduktivitas panas pada tomat kita dapat menentukan suhu optimum untuk meningkatkan lamanya proses

Hasil pengujian pada aplikasi perbandingan algoritma menunjukkan nilai akurasi rata-rata dari algoritma Naïve Bayes adalah 57% dan algoritma C4.5 adalah 47.7% yang berarti

 Pemkab Bangka memberikan fasilitasi sarana produksi dan kreasi tari, pembinaan, networking dan fasilitasi festival seni dalam berbagai tingkatan.  Perbankan dan